Post on 23-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Bayi prematur yang dipijat secara teratur setiap hari menunjukkan
perkembangan fisik dan emosional yang lebih baik ketimbang bayi yang tidak
dipijat. Selain itu berat badan bayi prematur yang dipijat akan mengalami
peningkatan berat badan 20% hingga 40% dibandingkan yang tidak dipijat.
Hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di Fakultas Kedokteran Unuversitas
Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh Tiffany M Field PhD. Selain itu, katanya,
bayi yang dipijat selama lima hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami
peningkatan 40% dibandingkan bayi yang tidak dipijat. Pijat bayi bukan hanya
berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan emosional bayi
(http://www.sulastowo.com/2008/23/manfaat-memijat-bayi/).
Perlu diperhatikan adalah sebaiknya pijat itu diberikan setelah bayi berusia
30 hari,” kata pakar pengobatan tradisional Cina dan praktisi akupuntur, Dr Alvin
Indradjaja, B HSc, seperti yang dilansir situs BKKBN online Ia mengatakan, perlu
ada senam motorik berupa rangsangan pijat bagi bayi setelah berusia sebulan agar
pertumbuhannya tidak terganggu. Teknik pemijatan pada bayi, kata dia, biasanya
dilakukan searah dengan gerak usus. Daerah yang dipijat dada, punggung, dan
perut “ Teknik-teknik pijat dapat dipelajari dengan mudah dan cepat di berbagai
tempat,seperti rumah bersalin. Dengan begitu, semua orang dapat melakukan pijat
sendiri pada bayinya.
Berbagai ragam teknik itu terbukti dapat menyembuhkan berbagai ganguan
yang biasa terjadi pada balita. Ia mencontohkan, teknik pijatan Swedia yang
memfokuskan pada dada diyakini dapat memperlancar pernapasan bayi. Sedangkan
1
pijatan pada perut bisa mengurangi dan menyembuhkan sakit perut karena tidak
lancar pengeluaran gas. Menurutnya, dengan pemijatan yang tepat bisa membuat
bayi lebih rileks sehingga lebih mudah membuang gas. Pemijatan pada bayi juga
baik untuk memberikan rangsangan sentuh kepada bayi yang lahir prematur karena
dapat menormalkan warna kulit dan menstabilkan oksigen dalam darah. Untuk
memijat bayi, gunakan cairan sayuran segar yang dihancurkan atau moinyak dari
kacang atau biji buah-buahan yang bebas dari pestisida. Selain itu juga,
menurutnya minyak tradisonal akan member manfaat bagi bayi saat dipijat ataupun
setelahnya (www.dechcare.com/informasi-kesehatan).
Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie jumlah ibu- ibu
yang memiliki bayi usia 0 sampai dengan 12 bulan terdata oleh penulis sebanyak
8.340 jiwa, dan dari Puskesmas Delima sebanyak 234 jiwa. (Data Diperoleh dari
Dinas Kesehatan, 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas maka hal ini menarik minat peneliti untuk
melakukan penelitian yang mengangkat topik tentang manfaat pemijatan pada bayi.
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti mengambil judul “Gambaran
Perilaku Ibu Tentang Manfaat Pemijatan Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Delima Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah “Gambaran Perilaku
Ibu Tentang Manfaat Pemijatan Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Delima Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2012”.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Gambaran Perilaku Ibu Tentang Manfaat Pemijatan Pada Bayi di
Puskesmas Delima Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran perilaku Ibu tentang Manfaat
Pemijatan pada bayi di tinjau dari faktor pengetahuan
b. Untuk mengetahui gambaran perilaku Ibu tentang Manfaat
Pemijatan pada bayi di tinjau dari faktor sikap.
c. Untuk mengetahui gambaran perilaku Ibu tentang Manfaat
Pemijatan pada bayi di tinjau dari tindakan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang diharapkan bermanfaat
untuk pelaksanaan penelitian yang lebih lanjut dimasa yang akan datang.
1.4.2 Bagi Peneliti
Penelitian bermanfaat untuk menambah wawasan tentang Manfaat
Pemijatan Pada Bayi dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
tentang metodologi penelitian kesehatan.
1.4.3 Bagi Masyrakat
Sebagai bahan informasi dan menambah wawasan bagi ibu-ibu yang
memiliki bayi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Perilaku
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skiner ini disebut tiori ” S-O-R” atau Stimulus Organisme
Respons.Dikemukakan oleh Skiner 1938. (Notoatmojo Suekidjo, 2007).
Perilaku kesehatan menurut Sniker adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batas ini,
perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu perilaku
pemeliharaan kesehatan, perilaku fasilitas pelayanan kesehatan, dan perilaku
kesehatan lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut.
2.1.1 Perilaku Pemeliharan Kesehatan ( Health maintanance )
Adalah perilaku atau usaha- usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini
terdiri dari 3 aspek yaitu :
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
2. Perilaku meningkatkan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sakit. Perlu di jelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis
dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu di upayakan
5
supaya mencapai tingkat kesehatan yang optimal mungkin.
(Notoatmojo Suekidjo, 2007).
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi
sebaiknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab
penururunnya kesehatan seseorang. Hal ini sangat tergantung pada
perilaku terhadap makanan dan minuman tersebut.
2.1.2 Perilaku Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Health Seeking Beaviour)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang
pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini
dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencapai
pengobatan ke luar negeri.
2.1.3 Perilaku Hidup Sehat.
Menurut (Becker, 1979), Perilaku hidup sehat dan bersih (menjaga
kebersihan perorangan dan menjaga kebersihan lingkungan) adalah
perilaku- perilaku yang berkaitan dengan upaya, stratagi atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya
pencegahan timbulnya penyakit karena lingkungan yang bersih dan sehat
akan menciptakan kenyamanan dan menjamim kesehatan yang optimal.
(Notoatmojo Suekidjo, 2007).
2.1.3 Perilaku Sakit
6
Perilaku ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan
gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
2.1.4 Perilaku Peran Sakit.
Dari segi sosiologis, orang sakit mempunyai peran yang mencakup
hak- hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Yang meliputi :
1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2. Mengenal/ mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan,
pelayananan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit
(memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada
dokter/ petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada
orang lain, menjaga atau harus menyadari bahwa kesehatan
merupakan harta yang paling penting dan sangat mahal oleh karena
itu bagi penderita penyakit hendaknya selalu menjaga kestabilan
tubuh, lingkungan hidupya).
2.1.5 Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain
dari orang yang bersangkutan ( Objek). Hal ini berarti meskipun
7
stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap- tiap orang
berbeda atau sering dikatakan perbedaan pendapat. Faktor- faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Maka dalam hal ini terdapat babarapa determinan perilaku yang
dapat di bedakan menjadi dua pengkatagorian yaitu determinan internal
dan eksternal akan akan disebutkan sebagai berikut :
1. Determinan atau faktor internal (dalam), yakni karakteristik orang
yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kcerdasan,
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor- faktor eksternal (luar), yakni lingkungan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, polotik, dan sebagainya.Faktor
lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai
perilaku seseorang. (Notoatmojo Suekidjo, 2007).
2.2 Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan yang dikemukakan oleh para ahli :
Pengetahuan yang berasal dari kata tahu yang mengandung arti ”mengerti
sesudah melihat, kenal, mengerti dan pandai” sedangkan pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui. Teori yang dikemukakan oleh Moeliono dkk,1988.
(Notoatmojo Suekidjo, 2007).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sutu objek tertentu. Penelitian Rogers (1974)
8
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, proses- proses tersebut adalah seperti
yang telah ditiorikan oleh (Notoatmodjo, 2003), yakni :
1. Kesadaran ( awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), kesadaran yang timbul pada diri
seseorang dengan sendirinya
2. Minat (interet), dimana orang mulai tertarik kepada stimulus, atau keingintahuan
(rasa penasaran dan tertarik untuk mengetahui sesuatu)
3. Menimbang- nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
(evaluation). Hal ini berarti tingkatan sikap responden sudah baik lagi (Ada
Perubahan Baik).
4. Mencoba (trial) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesedaran, sikap terhadap timulus, atau berupaya ingin melakukan
hal yang baru.
5. Adopsi (adoption), dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus, atau telah bisa mencoba
dan telah terlaksana seperti apa yang diinginkannya.
Pengetahuan domain kognitif (Notoatmodjo, 2003) mempunyai 5 tingkatan yaitu
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya atau peningkatan dari sebelumnya, termasuk kedalam
9
pengetahuan tingkatan pertama ini adalah mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari dan di pahami.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengifentasikannya.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
di pelajari pada situasi dan kondisi real aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain yang saling berintegrasi dan
berurutan.
5. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.
10
2.2.1 Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :
1. Penyebab penyakit (Faktor- faktor penyebab penyakit)
2. Gejala atau tanda- tanda penyakit ( Keluhan pada penyakit)
3. Bagaimana cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan
4. Bagaimana cara penularannya (Media penularan)
5. Bagaimana cara pencegahannya atau bagaimana cara
penanggulangannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.
(Notoatmojo Suekidjo, 2007).
2.2.2 Pengetahuan tentang PHBS
a. Jenis- jenis makanan yang bergizi
b. Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya
c. Pentingnya olahraga bagi kesehatan untuk menjaga ketahanan
tubuhnya dan menstabilkan tenaga
d. Penyakit- penyakit atau bahaya merokok, minum minuman keras,
mengkonsumsi narkoba dan lain- lain sebagainya
e. Pentingnya istiraht cukup bagi kesehatan. (Notoatmojo Suekidjo,
2007).
11
2.3 Sikap
Menurut New comb menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan /
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelakasanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. (Notoatmojo Suekidjo, 2007).
2.3.1 Komponen pokok sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) sikap itu mempunyai 3
komponen pokoksebagaimana yang telah menjadi teori akan disebutkan
sebagai berikut :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
2.3.2 Berbagai tindakan sikap
1. Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang di berikan, memperhatikan materi yang diberikan
(objek)
2. Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang di berikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
12
4. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.3.3 Sikap terhadap sakit dan penyakit
1. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat adalah penilaian atau
pendapat seseorang terhadap cara- cara memelihara dan cara- cara
perilaku hidup sehat.
2. Sikap terhadap kesehatan lingkungan adalah pendapat atau penilaian
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
2.4 Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap Belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.
Untuk mewudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinka, antara lain adalah fasilitas hal
tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa golongan antara lain akan tersebut
sebagai berikut :
1. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan di
ambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
13
2. Respon terpimpin.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
3. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah marupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik
tingkat tiga.
4. Adopsi
Adaptasi adalah suatu praktik yang nyata dilakukan dengan pekerjaan atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang biasanya dikatakan sebagai
perkembangan positif pada tindakan yang lebih membaik. Artinya tindakan itu
sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
(Notoatmojo Suekidjo, 2007)
2.4.1 Tindakan Sehubungan Dengan Penyakit
a. Pencegahan penyakit misalnya dengan melakukan tindakan
mengimunisasikan anak, membersihkan bak mandi dan sebagainya
b. Penyembuhan penyakit misalnya minum obat sesuai petunjuk dokter, ,
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2.4.2 Tindakan Pemeliharaan Dan Peningkatan Kesehatan
14
1. Mengkonsumsi makanan bergizi atau penggunaan makanan bergizi
yang cukup memenuhi kebutuhan kasehatan dan pemenuhan energi untuk
kestabilan tubuh.
2. Olah raga yang cukup dan istirahat yang cukup pula untuk menjaga
kestabilan tubuh agar tetap sehat.
2.5 Pengetahuan Pijat Bayi
2.5.1 Pengertian
Pijat bayi adalah sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan
bayi. Pijad bayi sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada
berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi dan
tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan ras kasih sayang antara orang
tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar
biasa, sentuhan dan pelukan adalah salah satu kebutuhan dasar bayi.
( Purnamasari, 2005)
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak
mendapatkan stimulus. Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi
sebagai bentuk perlindungan, perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin
padat frekuensi sentuhan semakin dekat hubungan batin yang terjalin.
Oleh sebab itu pemijatan dilakukan oleh ibu dan juga bisa dilakukan oleh
ayah, nenek dan juga kakek si bayi. (Subakti dan Anggraini, 2008)
15
Perkembangan sentuhan bayi selama 6 minggu pertama sentuhan
ibu sangat penting baginya. Bayi sangat menikmati pijatan lembut anda;
Dengan memeluknya, bayi belajar bahwa dia dicintai dan terlindungi,
kita tidak menggangu bayi dengan memeluknya. Dengan adanya kita
membantunya untuk merasa aman. Bahkan bayi tidak akan terganggu jika
kita terlalu banyak memeluknya, bayi merasakan perbadaan temperature.
Jadi pilihlah baju untuknya sesuai dengan kondisi cuaca. ( Ai Yeyeh
Rukiyah,2010)
Sampai saat ini masih ada orang tua yang menganggap pijat
bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus alamiah bagi bayi.
Sebagian ibu menganggap pijat hanya perlu dilakukan ketika sikecil
mengalami sakit flu dan termaksud angin. Namun fakta sejarah
menyebutkan bahwa pijat merupakan metode terapi sentuh tertua di
Indonesia. Para ahli kesehatan menemukan pijatan dengan tekhnik yang
tepat pada anak an balita, bisa dilakukan pada saat kondisi bayi dalm
keadaan sehat. ( Soetjiningsih, 1995)
Kemampuan motorik adalah kemampuan untuk melakukan
tindakan. Kemampuan motorik diawali dengan koordinasi tubuh, duduk,
merangkak, berdiri dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan bergerak
ditenyukan oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otak
untuk menjaga keseimbangan tubuh. Perkembangan kemampuan motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang
terkoordinasi antara pusat syaraf, urat syaraf,. dan otot. Pembentukan otot
dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Semua gerakan tubuh dan
organ dalam dilakukan oleh gerakan otot. Hal itu terjadi akibat kontraksi
16
ribuan serabut otot yang menimbulkan gerak. Bayi lahir diikuti dengan
kerja otot secara reflek yang kemudian berangsur-angsur hilang sejalan
dengan perkembangan otot dan sistem syaraf puusatnya. Untuk
peningkatan gerak jaringan otot dibutuhkan makanan bergizi dan olah
raga (pijat bayi). (dr. Rr. Danis Widyastuti- Dr. Dan Rr. Retno Widyani,
MS, 2007)
2.5.2 Perbedaan Antara Pijat Tradisional Dengan Pijat Moderen
Perbedaan antara pijat tradisional dengan pijat moderen sebagai
berikut
a. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun dengan ilmu pijat yang katanya
turun temurun. Sedangkan pijat moderenjustru dilakukan oleh ibunya
sendiri, ayah nenek, dan juga kakek yang merupakan orang terdekat
dengan sikecil
b. Pijat tradisional menggunakan ramuan- ramuan pemijatan yang
kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe,
bawang, atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung
minyak astiri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih
pada kulitbayi. Berbeda dengan pijat moderen yang hanya
menggunakan baby oil ( minyak bayi), minyak zaitun murni, atau
lotion yang dianjurkan oleh doktor.
c. Pijat tradisional hanya ditunjukkan hanya menyembuhkan penyakit
dan kadang disertai dengan jamu. Sedangkan pijat moderen adalah
terapi sehat tanpa jamu atau obat apapun.
17
d. Karena ditujukan untuk mengatasi penyakit, Pijat tradisional sering
dipaksakan. Akibatnya bayi menangis keras dan meronta-ronta.
Setelah dipijat bayi tertidur lelap karena kelelahan menangis.
Sedangkan pijat moderen justru ibu yang menunggu kesiapan bayi.
Hal ini akan membuat bayi senang setelah itu menjadi santai dan tidur
karena puas dan nyaman. ( Subakti dan Anggraini 2008)
2.6 Fisiologi Pijat Bayi
Fisiologi pijat bayi atau mekanisme dasar pemijatan memang belum banyak
diketahui. Namun saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa tiori yang
menerangkan mekanisme dasar pijat bayi. (Roesli, 2001)
2.6.1 Betha Endhorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan
Pijatan pada bayi akan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Apabila hubungan ibu dan bayi terganggu makan
akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Menurunkan enzim ODC (Ornithine Decarboxylase) suatu enzim
yang menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
2. Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
3 Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon
pertumbuhan. (Roesli, 2001)
2.6.2 Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan
Makanan.
Penelitian field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada
bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus ( saraf otak
18
ke- 10) yang akan menyebabkan tingkatan kadar enzim penyerapan
gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi
lebih baik. Itu disebabnya mengapa berat badab bayi yang dipijat
meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat. (Roesli, 2001)
2.6.3 Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI.
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan
aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih
sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak
diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakain banyak diproduksi jika
semakin banyak diminta. Selain itu ibu yang memijat memijat bayinya
akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan
volume ASI. (Roesli, 2001)
2.6.4 Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neorotransmitter serotonin,
yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat
glucocorticoid ( adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon andrenalin ( hormon
stress). Penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan
tubuh, terutama IgM dan IgG. (Roesli, 2001)
2.6.5 Pijatan Dapat Mengubah Gelombang Otak.
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat
mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta
19
tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(electrobencehalogram). (Roesli, 2001)
2.7 Teknik memijat
Memberikan pijatan pada si kecil, tak melulu harus dengan bantuan tukang
pijit bayi. Anda pun bisa melakukannya sendiri di rumah. Asal Anda memahami
betul ‘rambu-rambunya’ serta ‘aturan mainnya’ maka manfaat pijatan yang Anda
berikan bisa dirasakan secara maksimal oleh bayi Anda. (Ai Yeyeh Rukiah, 2010)
Ada beberapa lokasi pada tubuh bayi yang dianjurkan untuk diberikan
pijatan, yaitu wajah, dada, perut, tangan dan kaki serta punggung.
1. Pijatan pada kaki. Meredakan ketegangan dan menguatkan tulang.
Pegang Kaki bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang
pemukul softball. Dengan gerakan seperti memerah, pijat kaki bayi dari pangkal
paha ke betis. Lakukan gerakan sebaliknya, dari paha ke arah pangkal betis. Tarik
lembut jari-jari kaki bayi dengan gerakan memutar. Dengan kedua ibu jari secara
bergantian, pijat seluruh permukaan telapak kaki dan punggung kaki bayi bayi.
Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung.
2. Pijatan perut. Meningkatkan sistem pencernaan dan kurangi sembelit.
Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti mengayuh sepeda dari atas ke
arah bawah perut. Kemudian, angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-
lahan ke arah perut. Buatlah bulan separuh terbalik dengan tangan kanan, mulai
dari kiri ke kanan searah jarum jam. Saat tangan kanan di atas, tangan kiri di
bawah dan berputar mengikuti arah jarum jam membentuk lingkaran penuh seperti
matahari.
3. Pijatan dada. Memperkuat paru-paru dan jantung.
20
Letakkan kedua tangan di tengah dada bayi dan gerakkan ke atas, kemudian ke sisi
luar tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk
hati. Lalu, dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke arah
bahu seperti membentuk kupu-kupu.
4. Pijatan Pada Tangan. Meredakan ketegangan dan menguatkan tulang.
Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang
pemukul softball. Dengan gerakan seperti memerah, pijat tangan bayi dari bahu ke
pergelangan. Lakukan gerakan sebaliknya, dari pergelangan ke arah pangkal
lengan. Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakan memutar. Dengan kedua ibu jari
secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan
bayi. Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung
5. Pijatan wajah. Melemaskan otot wajah.
Caranya, tekankan jari-jari Anda pada kening, pelipis dan pipi bayi (posisi dan
tekanan sama seperti saat Anda menekan tombol keyboard komputer). Kemudian
gunakan kedua ibu jari untuk memijit daerah di atas alis. Dengan tekanan lembut,
tarik garis dengan ibu jari dari hidung ke arah pipi bayi. Gunakan kedua ibu jari
untuk memijit sekitar mulut, tarik hingga bayi tersenyum. Pijat lembut rahang
bawah bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi tersenyum. Pijat secara
lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu.
6. Pijatan punggung. Menguatkan otot yang menyangga tulang belakang.
Pijat dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di
sepanjang punggung bayi, luncurkan salah satu telapak tangan dari leher sampai ke
pantat bayi dengan sedikit tekanan. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari,
terutama pada otot di sebelah tulang belakang. Buat pijatan memanjang dengan
21
telapak tangan dari leher ke kaki untuk mengakhiri pijatan pada bayi anda karena
ini merupakan tahap terakhir pemijatan.
(http://www.conectique.com/tips_solution/parenting/health/)
Sedangkan menurut Roesli Urutanpraktik pijat bayi adalah sebagai berikut :
1. Kaki
a. Perahan cara india
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball.
Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti memerah susu.
b. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan.
Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah
mata kaki.
c. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai
dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.
d. Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
e. Gerakan peregangan
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari
batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kearah
tumit dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada
daerah pangkal kaki kearah tumit.
f. Titik tekan
22
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan
telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g. Punggung kaki.
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung
kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian.
h. Paras adan putar pergelangan kaki.
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakanibu jari dan jari-
jari lainnya dipergelangan kaki bayi.
i. Perahan secara swedia.
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakan tangan anda secara bergantian
dari pergelangan kaki ke pangkalan paha.
j. Gerakan menggulung.
Peganglah pangkal paha dengan kedua tangan anda. Buatlah gerakan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
k. Gerakan akhir.
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri rapatkan
kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat
dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha
kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
2. Perut.
a. Mengayuh sepeda.
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari
atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat.
23
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain,
pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari- jari kaki.
c. Bulan- Matahari.
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian kembali
kedaerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa
kali.
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai
dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini bersama- sama.
Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).
d. Gerakan I- Love- U.
I, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas kebawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”
Love, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas kekiri bawah.
You, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian kekiri, kebawah, dan berakhir
diperut kiri bawah.
e. Gelembung atau jari- jari berjalan.
Letakkan ujung jari- jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakan
jari- jari anda pada perut bayi dari bagian kanan kebagian kiri guna
mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
3. Dada.
24
a. Jantung besar.
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-
ujung jari kedua telapak tangan anda ditengah dada bayi atau ulu hati. Buat
gerakan keatas sampai dibawah leher, kemudian ke samping diatas tulang
selangka, lalu kebawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
b. Kupu- kupu.
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu- kupu, dimulai dengan
tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau
ulu hati kearah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri ke
bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
4. Tangan.
a. Memijat ketiak.
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas kebawah. Perlu
diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar didaerah ketiak, sebaiknya
gerakan tidak dilakukan.
b. Perahan cara india.
Arah pijatan cara india ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan
cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi
bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball,
tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.
Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan,
kemudian gerakan tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan.
Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri kebawah secara
bergantian dan berulang- ulang seolah memeras susu sapi.
c. Peras dan putar.
25
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak kepergelangan
tangan.
d. Membuka tangan.
Pijatlah telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan kearah
jari- jari.
e. Putar Jari- jari.
Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju kearah ujung jari dengan gerakan
memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
f. Punggung tangan.
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari
pergelangan tangan kearah jari- jari dengan lembut.
g. Peras dan putar pergelangan tangan.
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
h. Perahan cara swedia.
a. Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan kearah badan.
Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru- paru.
1. Gerakan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari pergelangan
tangan bayi kearah pundak.
2. Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah pundak.
i. Gerakan menggulung.
Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah
pergelangan tangan atau jari- jari.
5. Muka.
26
a. Dahi : Menyetrika dahi (open book)
Letakkan jari- jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekanlah jari- jari
dengan lembut mulai dari tengah dhi keluar ke samping kanan dan kiri
seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.
Gerakan kebawah kedaerah pelipis, buatlah lingkaran- lingkaran kecil di
daerah pelipis, kemudian gerakan kedalam melalui daerah pipi dibawah
mata.
b. Alis : Menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari
untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai
dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
c. Hidung :senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari
pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan
membuat gerakan kesamping dan keatas seolah membuat bayi tersenyum.
d. Mulut bagian atas : senyum II
Letakkan kedua ibu jari diatas mulut dibawah sekat hidung. Gerakan kedua
ibu jari dari tengah kesamping dan keatas ke daerah pipi seolah membuat
bayi tersenyum.
e. Mulut bagian bawah : senyum III
Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudia keatas ke arah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang.
27
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran- lingkaran kecil di daerah
rahang bayi.
g. Belakang telinga.
Dengan mempergunakan ujung- ujung jari, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakan kearah pertengahan dagu
dibawah dagu.
6. Punggung.
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan kepala disebelah kiri dan kaki
di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke
pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
b. Gerakan menyetrika.
Pegang pantat bayi dengantangan kanan dengan tangan kiri, pijatlah mulai
dari leher kebawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan
pantat bayi seolah menyetrika punggung.
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki.
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ketumit kaki bayi.
d. Gerakan melingkar.
Dengan jari- jari kedua tangan buatlah gerakan- gerakan melingkar kecil-
kecil mulai dari batas tengkuk terun kebawah disebelah kanan dan kiri tulang
punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran- lingkarang kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar didaerah pantat.
e. Gerakan menggaruk.
28
Tekankan dengan lembut kelima jari- jari tangan anda pada punggung bayi.
Buat gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi.
7. Gerakan relaksasi.
Tekhnik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-
sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai
untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi.
Membuat goyangan- goyangan ringan, tepukan- tepukan halus, dan melambung-
lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi. Sentuhan relaksasi
ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap badan bayi.
8. Gerakan peregangan lembut.
Gerakan- gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat
perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini
dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan
dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali.
a. Tangan disilangkan.
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada.
Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini
sebanyak 4-5 kali.
b. Membentuk diagonal tangan – kaki.
Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan
kiri bayi ke posisi semula.pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan
kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke
29
posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5
kali.
c. Menyilang kaki.
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan keatas.
Buatlah silang sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki dalam.
Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas
sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki luar. Setelah itu,
kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
d. Menekuk kaki.
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi dalam posisi kaki lurus,
lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju kearah perut. Gerakan menekuk lutut
ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
e. Menekuk kaki bergantian.
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki
secara bergantian. (Roesli, 2001)
2.8 Manfaat Pijat Bayi
2.8.1 Manfaat utama Pada Bayi
1. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang Anda miiki dengan
bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggambungkan
30
aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi
wajah yang lain.
2. Mengurangi stres dan tekanan
Pijatan dapat menenangkan dan menurunkan produksi hormon
adrenalin yang selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Umumnya daya tahan tubuh bayi meningkatkan 30% setelah dipijat 2
kali selama 15 menit.
3. Mengurangi gangguan sakit
Memijat juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung, kolik
serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tak hanya itu, pijatan juga
memperlancar sirkulasi udara di perut sehingga membantu
mengeluarkan gas yang terjebak di sana.
4. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan
endorfin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi
ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi,
hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Subakti , 2008)
Menurut Roesli manfaat pemijatan untuk bayi adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan berat badan
b. Membuat bayi semakakin tenang
c. Meningkatkanefektivitas istirahat
d. Meningkatkan pertumbuhan
e. Memperbaiki konsentrasi bayi
f. Meningkatkan reproduksi ASI
g. Membantu meringankan pencernaan dan emosi
31
h. Mengacu perkembangan otak dan sistim saraf
i. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
j. Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk memperbaiki pernafasan
k. Memperkuat sistim kekebalan tubuh
Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menjadi sel. (Roesli, 2003)
2.9 Manfaat Pijat Bayi untuk orang tua:
1. Meningkatkan Asi
Pijatan membuat bayi cepat merasa lapar karena penyerapan makanan lebih
baik. Akibatnya bayi lebih sering menyusu. Semakin sering diminta, ASI
yang diproduksi semakin banyak.
2. Memahami Isyarat Bayi.
Bayi memiliki bahaya isyarat untuk menunjukkan keinginannya, misalnya
melalui bahasa mata atau isyarat badan. Pijat bayi yang dilakukan rutin 2
kali sehari membantu orang tua memahami keinginan bayi melalui isyarat
yang diberikan.
3. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi
mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini
mampu menguasai keadaan dan membantu orang tua lebih percaya diri
untuk merawat si kecil.
4. Memahami kebutuhan si kecil
Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan
pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan
32
berulang-ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat
gelisah. (Prasetyono,2009)
2.10 Waktu Pemijatan
Usia yang paling baik untuk memperkenalkan pijatan adalah pada saat bayi
berusia 0 sampai 12 bulan. Sedangkan waktu yang paling baik untuk memijat
adalah pagi hari sehingga pada malam harinya si kecil dapat tertidur dengan lelap.
Pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Lebih
cepat mengawali pemijatan bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar.
Apalagi pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi
berusia 6-7 bulan. ( Murjito,2007)
Bayi dapat dipijat pada waktu-waktu yang tepat meliputi :
a. Pagi hari, pada saat ibu dan anak siap melalui hari baru
b. Malam hari sebelum tidur ini sangat membantu bayi tidur lebih nyenyak.
(Roesli,2001)
2.11 Tempat Pemijatan Bayi
a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas.
b. Ruangan kering dan tidak pengap.
c. Ruangan tidak berisik.
d. Ruangan yang penerangannya cukup.
e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. ( Subakti dan Anggraini,
2008)
33
2.12 Suasana Tenang Saat Memijat Bayi
Agar suasana menjadi menjadi tenang saat memijat lebih baik dilakukan :
a. Saat si kecil ceria.
b. Saat kondisi perut bayi sudah terisi makanan.
c. Saat suasana hati pemijat tenang.
d. Dengan mimik wajah tersenyum.
e. Dengan menyanyikan bayi atau memutar musik klasik. ( Subakti dan
Anggraini, 2008)
2.13 Persiapan Sebelum Memijat
a. Tangan bersih dan hangat.
b. Hindari kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi.
c. Ruangan untuk memijat diusahakan hangat dan tidak pengap.
d. Bayi sudah selesai makan atau pada saat bayi tidak lapar.
e. Sediakan waktu agar tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan
seluruh tahap-tahap pemijatan.
f.Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih.
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi.
34
i. Mintalah izin sebelum melakukan pemijatan pada bayi dengan cara membelai
wajah kepala sambil mengajak bayi bicara.
j. Akhiri dengan perenggangan. Setelah melakukan persiapan itu, kemudian ibu
sedah bisa mulai memijat.(Roesli,2001)
2.14 Orang Yang Dibolehkan Untuk Melakukan Pemijatan Bayi.
Menurut Roesli pijat bayi hanya bisa dilakukan oleh ibu dan ayah si bayi
saja atau dengan kata lain orang tua bayi. (Roesli, 2001)
Sebaiknya pijat bayi dilakukan oleh orang tua selain ibu juga bisa dilakukan
oleh seorang ayah juga nenek dan kakek karena mereka merupakan orang-orang
terdekat yang ada disekeliling bayi. Karena pada sebuah penelitian sebuah
kelompok disitu dijelaskan bahwa para kakek dan nenek dapat melakukan
pemijatan pada cucunya bahkan mereka lebih terampil dan sensitif dalam
melakukannya hal ini mungkin dikarenakan penanganan terdahulu dalam
menangani anak-anaknya. ( Subakti dan Anggraini, 2008)
2.15 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
Jangan memijat bayi setelah ia makan atau mengantuk.
Cobalah membuat suasana senyaman mungkin, lakukan dalam suasana
menyenangkan dengan diiringi suara musik atau senandung.
Tidak dianjurkan pemijatan langsung sehabis makan, membangunkan bayi untuk
dipijat, memijat bayi saat tidak begitu sehat, dan memaksakan posisi tertentu
ketika memijat. (Roesli,2001)
Sebelum memijat dianjurkan melakukan hal-hal sebagai berikut :
35
1. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan
berlangsung.
2. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna
membantu menciptakan suasanan tenang selama pemijatan berlangsung.
3. Awalilah pamijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara
bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya
apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa danga pijatan
yang sedang dilakukan.
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkanlah baby oil atau lotian yang lembut
sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang
digunakan.
5. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberi
kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari
badannya disentuh. Karenanya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari
bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.
6. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi jika bayi menangis, cobalah
untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis
lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk
digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.
7. Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar
dan bersih setelah terlumur minyak bayi ( baby oil). Namun, kalau pemijatan
dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih
dari minyak bayi.
36
8. Lakukan konsultasi pada doktor atau perawat untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut tentang pemijatan bayi.
9. Hindarkan mata bayi dari baby oil. (Petter Walker, 2011)
2.16 Hal-Hal Yang Tidak Dianjurkan Dalam Pemijatan Bayi.
1. Memijat bayi langsung setelah selesai makan.
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat.
4. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. (Petter Walker, 2011)
2.17 Kerangka Tioritis
37
Pengetahun
1. Manfaat pemijatan bayi2. Cara pemijatan bayi3. Waktu pemijatan bayi4. Tempat pemijatan bayi5. Suasana pemijatan bayi
(Roesli, 2001)
Tindakan
1. Mencuci tangan agar tangan bersih sebelum memijat bayi
2. Membuka perhiasan agar tidak melukai kulit bayi.
3. Memberikan sentuhan lembut dan senyum juga
Sikap
1. Penyediaan baby oil (Minyak bayi)
2. Menyediakan air hangat3. Penyediaan handuk4. Penyediaan popok dan baju
bayi (Roesli, 2001)
Perilaku Ibu
Dalam
Pemijatan Bayi
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Konsep Penelitian
Berdasarkan Uraian dalam
Variabel Independen Variabel Dependen
38
Pengetahuan
Perilaku Ibu Terhadap Pemijatan Bayi
Sikap
Tindakan
1. Mencuci tangan agar tangan bersih sebelum memijat bayi
2. Membuka perhiasan agar tidak melukai kulit bayi.
3. Memberikan sentuhan lembut dan senyum juga
3.2 Variabel Penelitian
Adapun ketarangan pada kerangka konsep diatas dituliskan seperti yang dijelaskan
dibawah ini
1. Variabel Dependen yaitu termsuk didalamnya adalah pemijatan bayi
2. Variabel Independen Adalah pengetahuan sikap dan tindakan.
3.3.Defenisi Operasional
No Variabel Devinisi OperasionalCara
Ukur
Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
Variabel Dependen (Terikat)
1 Perilaku
Ibu
Tentang
Pemijatan
Bayi
Pemijatan bayi ini ditinjau dari
pengetahuan, sikap, dan tindakan
yang dilakukan oleh ibu Tentang
Manfaat Pemijatan Pada Wilayah
kerja Puskesmas Delima
Kecamatan Delima Kabupaten
Wawanca
ra
&
Observas
Check
List
- Nominal
39
Tindakan
Pidie Tahun 2012 i
Variabel Independen (Bebas)
1 Tingkat
Pengetahu
an
Ibu
Pengetahuan adalah Tindakan
tahu dan kemampuan berfikir ibu
Tentang Manfaat Pemijatan Pada
Wilayah kerja Puskesmas Delima
Kecamatan Delima Kabupaten
Pidie Tahun 2012
Wawanca
ra
&
Observas
i
Check
List
Baik
Rendah
Sedang
Nominal
2 Tingkat
Sikap
Ibu
Sikap adalah kesiapa sebelum
bertindak, sebelum melakukan
tindakan yang di lakukan oleh
ibu Tentang Manfaat Pemijatan
Pada Wilayah kerja Puskesmas
Delima Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie Tahun 2012
Wawanca
ra
&
Observas
i
Check
List
Baik
Rendah
Sedang
Nominal
3 Tingkat
Tindakan
Ibu
Tindakan adalah segala sesuatu
yang telah dilakukan atau
tindakan yang langung di lihat
atau di observasi Tentang
Manfaat Pemijatan Pada Wilayah
kerja Puskesmas Delima
Kecamatan Delima Kabupaten
Pidie Tahun 2012
Observas
i
Check
List
Baik
Rendah
Sedang
Nominal
40
3.4. Cara Pengukuran Variabel
Metode pengumpulan data di lakukan secara langsung pada responden,
sebagai alat instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
daftar angket. Penelitian Perilaku Ibu Tentang Pemijatan Bayi Di Wilayah Kerja
Delima Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2012 berdasarkan pada jawaban
yang benar dari semua pertanyaan yang diajukan sebagaimana dijelaskan oleh Hadi
Pratomo Sudarti 1986 yaitu :
1. Baik, Jika >75% dijawab “ Benar”
2. Sedang, Jika 40% - 75% dijawab “ Benar”
3. Kurang, Jika <40% dijawab “Benar”
Maka dapat diperjelaskan sebagai berikut :
1. Skor nilai untuk Tingkat pengetahuan adalah : Untuk nilai 4 tertinggi 4 x 6
=24.
a. Nilai Baik yaitu 75/ 100 x 28 > 18
b. Nilai Sedang yaitu 40 / 100 x 28 = 9-17
c. Nilai Kurang yaitu 40 / 100 x 28 = 8
2. Skor nilai untuk tingkat sikap adalah 4, nilai tinggi adalah 4x6=24
a. Nilai Baik yaitu 75 / 100 x 28 > 18
b. Nilai Sedang yaitu 40 / 100 x 28 = 9-17
c. Nilai Kuang yaitu 40 / 100 x 28 = 8
3. Skor nilai untuk tingkat Tindakan adalah 4, nilai tinggi adalah 4x6=24
b. Nilai Baik yaitu 75 / 100 x 28 > 18
c. Nilai Sedang yaitu 40 / 100 x 28 = 9-17
41
d. Nilai Kuang yaitu 40 / 100 x 28
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran secara
langsung tentang Perilaku Ibu Terhadap Pemijatan Bayi dengan wawancara dan
observasi Gambaran Perilaku Ibu Tentang Pemijatan Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Delima Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2012.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah ibu yang memiliki
bayi usia 0- 12 bulan
4.2.2 Sampel
Yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
memiliki bayi dari usia 0 sampai dengan 12 bulan, dan yang di jadikan
sampel adalah seluruh populasi yang ada yaitu 100% hal ini sesuai
menurut S. Arikunto (1995) yang menyatakan bahwa < dari 100 maka
42
semua dijadikan sampel penelitian jika populasi > dari 100% maka
sampel dapat di ambil 10 % – 25 % atau lebih.
4.3. Tempat Dan Waktu Penelitian
4.3.1 Tempat
Tempat lokasi penelitian yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas Delima
Kecamatan Delima Tahun 2012
4.3.3 Waktu Penelitian
Direncanakan pada bulan 6 Tahun 2012
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1 Data Primer
Cara pengumpulan data primer yang penulis peroleh yaitu dengan cara
survey langsung kelapangan dan mengadakan wawancara dengan
responden yang bersangkutan serta melakukan upaya pendekatan untuk
memperoleh informasi dan wawancara dan tinjauan langsung kelapangan.
4.4.2 Data Skunder
Data tentang wilayah kerja puskesmas, Demografi, Data yang diperlukan
penulis peroleh dari Puskesmas Delima Kecamatan Delima Kabupaten
Pidie Tahun 2012.
43
4.5. Pengolahan Data
Adapun langkah – langkah yang dilakukan penulis lakukan untuk data yaitu
pengolahan dengan cara editing, cooding, dan tabulating, juga analisis data yang
telah direncanakan dan akan dilaksanakan oleh penulis akan diperincikan yaitu
sebagai berikut :
1. Editing yaitu data yang telah dikumpul diperiksa kebenarannya.
2. Coding yaitu mengklarifikasikan jawaban menurut macamnya dengan memberi
kode tertentu.
3. Tabulating yaitu data ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi .
4.6 Analisa Data
Karena penelitian ini bersifat deskiptif maka pengolahan data hasil penelitian
dilakukan dengan kode persentase rata - rata untuk setiap faktor (item) yaitu pada
item pertanyaan tingkat pengetahuan, tingkat sikap, dan tingkat tindakan.
Selanjutnya hasil ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi dan narasi untuk
mengetahui jumlah dan penkatagorian. Katagori yang dilakukan ada 3
pengkatagorian yaitu Baik, Sedang, Kurang .
44
GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG MANFAAT PEMIJATAN PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELIMA KECAMATAN
45
DELIMA KABUPATEN PIDIE
TAHUN 2012
Proposal Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Darul Husada
Sigli
Oleh :
46
RAHMAYANTI
092402S09063
YAYASAN PENDIDIKAN
AKADEMI KEBIDANAN DARUL HUSADA SIGLI
TAHUN 2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN
47
Proposal KTI ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Diploma Kebidanan Akademi Kebidanan
Darul Husada Sigli
Sigli.............2012
Pembimbing I
(_____________________)
48
Pembimbing II
(______________________)
MENGETAHUI,
DIREKTUR
AKADEMI KEBIDANAN DARUL HUSADA SIGLI
49
( JULIATI , S. S T )
NIDN. 0106077604
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Proposal
Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan
Darul Husada
50
Sigli,.........Mai 2012
Peguji I : (
)
Penguji II : (
)
51
Penguji III : (
)
Mengetahui
DIREKTUR
AKADEMI KEBIDANAN DARUL HUSADA SIGLI
52
( JULIATI , S. S T )
NIDN. 0106077604
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT ,yang mana atas rahmat
dan Karunia- Nya,penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) nya
dengan judul “Gambaran Perilaku Ibu Tentang Manfaat pemijatan Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Delima Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2012”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa.penulis Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu demi penyempurnaan penulis mengharapkan
saran,pandangan,dan kritikan dari berbagai pihak.
Dalam rangka penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam –dalamnya Kepada :
53
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan dan do’a restunya
dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Darul Husada Sigli.
2. Ibu Juliati,S.St, Selaku Direktur Akademi Kebidanan Darul Husada Sigli.
3. Bapak, Ibu dosen Akademi Kebidanan Darul Husada Sigli beserta Stafnya.
4. Teman – teman yang telah mendukung demi penyelesaian Proposal Karya tulis
Ilmiah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta Do’a restu yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT,Amin.
Penulis
RAHMAYANTI
54
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG MANFAAT PEMIJATAN PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELIMA KECAMATAN
DELIMA KABUPATEN PIDIE
TAHUN 2012
55
Oleh :
RAHMAYANTI
092402S09063
56
YAYASAN PENDIDIKAN
AKADEMI KEBIDANAN DARUL HUSADA SIGLI
TAHUN 2012
57