KTI B.Ind

Post on 14-Oct-2015

11 views 0 download

description

a

Transcript of KTI B.Ind

Magic Candies sebagai Alternatif Obat Herbal Berbasis Masyarakat

Oleh : Achyarnis Zulfahmi(125061101111001)Aditya Yusuf Mahardika(125061107111011)Arfian Dwi Fanani(125061100111001)Faried Fadillah(125061100111021)Febriza Ramadani(115061101111013)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS TEKNIKMALANG2014KATA PENGANTAR

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Karya tulis ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan mengenai aplikasi dari karya tulis ilmiah, sehingga diharapkan mahasiswa dapat membuat sebuah karya tulis yang sistematis. Karya tulis ini mengkaji peningkatan kualitas tanaman sembukan yang sejatinya adalah tanaman liar yang tidak berguna menjadi sebuah obat herbal dalam bentuk permen dan berbasis masyarakat. Pembuatan karya tulis ini berdasar olah pikir penulis serta didukung dengan beberapa sumber terkait. Rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Selain itu kami ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berperan selama proses penyusunan makalah ini, yaitu :1. Dosen Pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia,2. Teman-teman penyusun, dan3. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.Harapan kami, semoga bahasan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait, serta menambah wawasan bagi para pembacanya. Demikian kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 21 April 2014

PenyusunDAFTAR ISIHalaman Judul .............................................................................................................. iKata pengantar ............................................................................................................. iiDaftar Isi ..................................................................................................................... iiiBAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 11.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 11.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 2A. BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 3B. BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 9C. BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 11D. BAB V PENUTUP ............................................................................................. 14E. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Tanaman sembukan (Paederia scandens) atau biasa disebut tanaman kentut, karena aromanya yang kurang sedap, adalah tanaman yang tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar, atau di tebing sungai mulai ketinggian 12.100 m dpl dan tanaman ini kerap ditanam di pagar rumah (Majid, 2010). Tanaman sembukan mulai dikenal sejak lama oleh masyarakat namun pemanfaatannya belum optimal. Selama ini, tanaman sembukan khususnya daun sembukan hanya dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti mengobati masuk angin, mengobati maag, peluruh kentut, penghilang kembung, dll (www.iptek.net.id). Sedangkan untuk daun sembukan mempunyai banyak manfaat seperti, antirematik, penghilang rasa sakit atau analgesik, peluruh kentut (karminatif), peluruh kencing, peluruh dahak (mukolitik), penambah nafsu makan (stomakik), antibiotik, antiradang, obat batuk, dan pereda kejang. Selain itu juga dapat berperan sebagai obat radang usus (enteritis), bronkitis, tulang patah, keseleo, perut kembung, hepatitis, disentri, luka benturan, dan obat cacing (Utami, 2008), mengatasi demam, masuk angin, rematik, herpes, disentri (Solikin, 2007). Tanaman ini juga memiliki kandungan Iridoid glikosida yang memiliki fungsi beragam, yaitu sebagai antihepatotoksik, hipoglikemik, antispasmodik, antiinflamasi, antitumor, antivirus, imunomodulator, dan aktivitas purgatif (El-Moaty, 2010).Pada umumnya masyarakat tidak begitu suka mengonsumsi daun sembukan, disebabkan aromanya yang kurang sedap karena adanya kandungan zat kimia yang berupa metilmerkapatan (Solikin, 2007). Selama ini pengolahan daun sembukan dilakukan secara sederhana dengan cara merebus daunnya. Selain itu, di kalangan masyarakat Jawa, daun ini biasa dimakan bersama kelapa parut dengan bumbu botok dalam lintingan daun pisang yang dipanggang, irisan-irisan daun itu mampu mendorong keluarnya gas-gas tak berguna. Lalu meringankan perut kembung (www.nahjoy.com). Sebenarnya tanaman sembukan mempunyai banyak manfaat mulai dari akar, batang dan daunnya, hanya saja sedikit sekali minat masyarakat untuk mengolah tanaman sembukan menjadikan sebuah produk yang mempunyai daya jual yang tinggi yang dikemas dengan kemasan yang menarik. Oleh itu karena itu, perlunya sebuah inovasi baru yang sangat efisien guna meningkatkan nilai jual dari tanaman sembukan yaitu dengan memanfaatkan daun sembukan yang memiliki banyak manfaat untuk dijadikan produk alternatif MAGIC CANDIES yang berupa permen herbal kenyal dengan tambahan buah-buahan lokal sebagai produk makanan alternatif yang praktis dan mudah dikonsumsi oleh anak-anak hingga manula, dan yang terpenting disukai oleh semua masyarakat serta bahan baku yang tersedia yang stabil dan dalam jumlah yang banyak membuat produk ini memiliki prospek produksi berkelanjutan.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana karakteristik tanaman sembukan pada umumnya?2. Bagaimana ketersediaan tanaman sembukan di Indonesia?3. Bagaimana kandungan tanaman simbukan sebagai obat herbal?4. Bagaimana cara mengolah daun sembukan menjadi permen herbal?1.3 TUJUAN PENELITIAN1. Untuk mengetahui karakteristik tanaman sembukan pada umumnya. 2. Untuk mengetahui ketersediaan tanaman sembukan di Indonesia.3. Untuk mengetahui kandungan tanaman simbukan sebagai obat herbal.4. Untuk mengetahui cara mengolah daun sembukan menjadi permen herbal.1.4 MANFAAT PENELITIAN1.Memberikan pengetahuan mengenai kandungan dan karakteristik tanaman sembukan bagi masyarakat.2.Meningkatkan kesadaran akan pentingnya obat herbal bagi masyarakat. 3.Meningkatkan nilai ekonomis tanaman sembukan menjadi produk herbal berbasis masyarakat .

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Daun Sembukan Sembukan (Paederia scandens) adalah salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan secara optimal. Nama tanaman ini mungkin sudah banyak didengar orang tetapi masih belum banyak diketahui manfaatnya. Paederia scandens yang sering dikenal sebagai sembukan atau daun kentut memiliki berbagai macam khasiat dan kegunaan. Tanaman ini merupakan herba tahunan berbatang memanjat, panjang 3 5 meter, daun pangkal berkayu, daun tunggal, bertangkai 1-5 cm dan tersusun berhadapan. Bentuk daun bulat telur sampai lanset, pangkal bulat, ujung runcing dengan panjang 3 12,5 cm dan lebar 2 7 cm. Permukaan atas daun berambut atau gundul dengan tulang menyirip. Bunganya majemuk, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, dengan tabung ungu, buah bulat, warna kuning mengkilap, diameter 4 6 mm. Daun bisa dimakan sebagai lalap atau disayur.

Gambar 1. Tanaman SembukanRasa Daun sembukan manis, asam, dan mempunyai afinitas ke meridian limpa, lambung, paru, dan hati, Tanaman ini dapat berfungsi sebagai antirematik, penghilang rasa sakit atau analgesik, peluruh kentut (karminatif), peluruh kencing, peluruh dahak (mukolitik), penambah nafsu makan (stomakik), antibiotik, antiradang, obat batuk, dan pereda kejang. Selain itu juga dapat berperan sebagai obat radang usus (enteritis), bronkitis, tulang patah, keseleo, perut kembung, hepatitis, disentri, luka benturan, dan obat cacing (Utami, 2008), mengatasi demam, masuk angin, rematik, herpes, disentri (Solikin, 2007). Untuk pemakain sehari-hari,daun sembukandiindikasikan untukmenambah nafsu makan.Selain itu sembukan dipergunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi perut kembung, kurang gizi pada bayi akibat gangguan pencernaan, serta mengatasi nyeri akibat tersumbatnya energi vital dan aliran darah. Efek analgetiknya berkhasiat mengatasi nyeri pasca oprasi, nyeri akibat organ kandungan, nyeri syaraf, rematik, terbentur patah tulsang, keseleo, atau nyeri akibat kolik pada usus, empedu dan ginjal.Kandungan kimia herbal ini, asperuloside, deasetilasperuloside, paederoside, scanderoside, asam paederosidik, dan arbutin. Ia juga mengandung gamma sitosterol, asam oleanolik dan minyak asiri yang termasuk anti racun, Herbal ini dapat dipakai sebagai obat luar maupun dikonsumsi. Untuk obat luar, tanaman obat sembukan menyembhkan luka, borok, bisul, asbes, bekas gigitan serangga, dan ular berbisa.Caranya, cuci bersih batang dan daun segar lalu digiling halus kemudian diborehkan pada luka. Untuk minum, ambildaun sembukansebanyak 15 60 gram batang dan daun kering, kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar separuhnya. Setelah dingin disaring dan langsung di minum sekaligus. Ampasnya boleh direbus sekali lagi untuk diminum sore hari. Air rebusannya juga dapat digunakan untuk mencuci luka atau eksim. Namun minum rebusan herba ini akan menimbulkan bau yang khas pada hawa napas dan urine si pemakai.Daun Sembukan dapat melindungi hati dari zat-zat beracun yang masuk melalui makanan. Adapun unsur kimia yang terkandung dalam tanaman ini diantaranya asperuloside, paederoside, scanderoside, asam paderosidik, dan arbutin. Selain itu daun sembukan juga memiliki manfaat seperti : (Hariana,2008)1. Kejang kandung empedu, saluran pencernaan, dan perut kembung. Cuci lalu tumbuk 50 gram daun segar sampai lembut seperti bubur. Tambahkan satu cangkir air matang dan satu atau dua sendok teh garam. Aduk sampai merata, saring, lalu minum ramuan sebelum makan. 2. Rasa sakit pada luka, mata, dan telinga Cuci bersih batang dan daun sembukan yang masih segar secukupnya. Tumbuk sampai halus kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang sakit. 3. Sakit kuning, bronkitis, batuk, rematik, dan kencing tidak lancar Cuci bersih 50 gram tanaman sembukan, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring, dan minum. 4. Sel darah putih berkurang akibat radiasi Cuci bersih 50 gram tanaman sembukan, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring, dan minum. Jika perut mules karena angin,ambil 25 lembar daun sembukan yang telah dicuci bersih, kemudian direbus atau dikukus lalu dimakan. Untuk obat luar tempelkan daun tersebut pada perut. 6. Cacar ular Tumbuk daun sembukan yang telah dicuci bersih. Tambahkan air dan garam secukupnya, kemudian balurkan pada kulit yang terkena cacar. 7. Eksim dan gatal pada kulit Giling batang dan daun sembukan yang masih segar sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang sakit. 8. Maag 3 gram daun sembukan dan 2 gram kunyit ditumbuk hingga halus. Seduh kedua bahan tersebut dengan satu gelas air bersih dan tambahkan sedikit garam. Saring dan minum ramuan ini sebanyak satu gelas sehari, dan lakukan secara rutin hingga dua minggu. 9. Herpes Satu genggam daun sembukan segar dan daun lampes diremas-remas hingga lembut lalu tambahkan sedikit air. Oleskan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang terkena herpes tiga jam sekali. 10. DemamDaun sembukan direbus dalam air 1 panci kemudian basahi handuk kecil dengan ramuan tersebut. Setelah itu gunakan untuk membasuhi badan, muka, kaki dan tangan.11. Nyeri akibat kankerCuci bersih 50 gram tanaman sembukan. Rebus dalam 3 gelas air hingga airnya tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring lalu diminum.12. Keracunan OrganikCuci bersih 30 gram tanaman sembukan. Rebus dalam 3 gelas air hingga airnya tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring lalu diminum.

2.2 Tanaman Obat Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki oleh nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara ilmiah. Dan Pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu. Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut simplisia. Simplisia: a. Kulit (cortex) Kortek adalah kulit bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yang berkayu. b. Kayu (lignum) Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau cabang. c. Daun (folium) Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri. d. Herba Simplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari jenis herba yang bersifat herbaceous. e. Bunga (flos) Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau majemuk, bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga. f. Akar (radix) Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat berasal dari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan memiliki kandungan air yang tinggi. g. Umbi (bulbus) Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis, umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantung dari jenis tanamannya. i. Buah (fructus) Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang lunak akan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar. j. Kulit buah (perikarpium) Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi. k. Biji (semen) Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun bermacam- macam tergantung dari jenis tanaman (Widyastuti, 2004).

2.3 Obat Herbal Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (Ditjen POM, 1994).Pengaruh serta khasiat sebagai obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan (Dirjen POM, 1999).Menurut Material Medika (MMI, 1995), simplisia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: 1. Simplisia NabatiSimplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya belum berupa zat kimia. 2. Simplisia Hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan zat- zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.3. Simplisia pelikan (mineral) Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia.Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan digunakan dalam campuran obat tradisional karena obat tradisional diperjual belikan secara bebas. Dengan sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini dicampurkan dengan ramuan obat tradisional dapat berakibat buruk bagi kesehatan (Dirjen POM, 1986).

BAB III METODE PELAKSANAAN3.1 Tempat/ Lokasi UsahaTempat produksi dilaksanakan di Jl.Pertamanan IV No. 40, lokasi ini dipilih kerena merupakan lokasi strategis dengan pusat pemasaran produk sehingga memudahkan mobilitas para pelaksana. Selain itu lokasi dipilih karena ketersediaan bahan baku yang melimpah yaitu daun sembukan.3.2 Perencanaan Bahan Baku Bahan baku daun sembukan diperoleh dari penjual sayur yang berada di pasar Karangploso dengan bahan penunjang seperti gula bubuk, susu kental manis, garam dapur dan lecithin dapat diperoleh dari pasar tradisional maupun modern.3.3 Tahap Pembuatan Produka. Peralatan dan perlengkapan:1. Proses pembuatan: kompor gas, tabung LPG, cetakan stainless steel, mixer, timbangan, pisau, panci, telenan, sendok dan pengaduk.2. Proses pengemasan: plastik makanan, plastic label, dan box kertas.3. Proses pemasaran: leaflet, nota dan alat tulis.b. Bahan-bahan:Bahan baku: daun sembukan, sedangkan bahan penunjangnya adalah gula bubuk, susu kental manis, soda kue, garam dapur, mentega dan lecithin, natrium metabisulfit, asam sitrat dan asam aksorbat.Bagaimana cara membuat magic candies ?Untuk membuat magic candies yang pertama dilakukan adalah dengan mengeringkan daun sembukan tersebut kemudian ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan air dan dimasak menggunakan bahan-bahan yang telah disediakan seperti gula bubuk, mentega, susu kental manis.Setelah itu bahan tersebut dimasak secara bersamaan kemudian dicampurkan dengan daun sembukan yang telah ditumbuk.

Pertanyaan :Cindy1. Apa saja kandungan ekstrak dari daun sembukan dan bagaimana kinerjanya ?Kevin1. Bagaimana pemanfaatan magic candies untuk anak-anak hingga manula ?2. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran dari magic candies tersebut ?Alif1. Kenapa tidak ada data pada metode penelitian ?

10