Post on 12-Dec-2020
BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
Dalam bahasa Inggris, istilah kreativitas berasal dari kata tocreate, artinya
menciptakan. Kemudian pada kamus bahasa Indonesia, kata kreatif dinyatakan
mengandung makna (1) memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,
(2) bersifat (mengandung) daya cipta. Sementara istilah kreativitas mengandung arti (1)
kemampuan untuk mencipta; daya cipta, (2) perihal berkreasi.1
Salah satu tafsiran tentang hakikat kreativitas dikemukakan oleh Ausubel,
Creative achievement ... reflectsa rare capacity for developing insights, sensitivities,
and appreciations in a circumscribed content area of intelectual or artistic activity.
Berdasarkan rumusan itu, maka seseorang yanug kreatif adalah yang memiliki
kemampuan kapasitas tersebut (pemahaman, sensitivitas, dan apresiasi), dapat
dikatakan melebihi dari seseorang yang tergolong intelegen. 2 Pembahasan tentang
kreativitas bertalian dengan aspek-aspek abilet kreatif, mempelajari abilitet-abilitet itu,
serta mengembangkan dan menggunanakannya dalam pemecahan masalah.
Prosedur mengembangkan kreativitas, para siswa dibimbing agar memiliki
berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah. Karena itu, melalui proses belajar
tertentu, diupayakan tercapainya tujuan- tujuan tersebut. Guru perlu menyediakan
1 Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PRENADAMEDIA
GROUP, 2013), hal. 71-72 2 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Prndekatan Sistem, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2016 , hal. 179
kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan,
keahlian, dan kuantitas dari abilie kreativitas yang dimiliki oleh para siswa.3
Kreativitas guru sangat diperlukan untuk siswa. Siswa perlu diberikan
pembelajaran bahwa gerak tari yang dibelajarkan di madrasah ibtidaiyah adalah sebagai
dasar untuk pembelajaran tari tradisional yang gerakannya sudah baku.
Adapun menurut para ahli pengertian kreativitas adalah sebagai berikut:
a. Menurut Sudarsono, kreativitas adalah kemapuan untuk menciptakan,
kemampuan mencapai pemecahan atau jalan keluar yanag sama sekali baru, asli
dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman, filosofi, estetis
ataupun lainnya. 4
b. Menurut Supriadi (dalam Faisal Abdullah) mengutarakan bahwa kreativitas
adalah kemapaun seseorang untuk melahirkan sesuatu yuang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemapuan berpikir
tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan
berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, deferensiasi, dan integrasi antara
setiap perkembangan.
c. Menurut Utami Munandar (dalam Faisal Abdullah) memberikan beberapa
pengertian kreativitas menurut pendapat para ahli salah satunya merupakan
kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan
unsur-unsur yang ada. Hal ini mengartikan kreativitas adalah sebagai daya cipta
seperti yang telah disebutkan atas.
3Ibid.,hal.180 4 Sudarsono, Kamus filsafat dan psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal.133
d. Menurut Torrance (dalam Faisal Abdullah), kreativitas adalah proses
kemampuan individu untuk memahami kesenjangan atau hambatan dalam
hidupnya, merumuskan hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya.
e. Menurut Semiawan (dalam Faisal Abdullah) mengemukakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam
permesinan, atau dalam metode-metode baru.5
f. Menurut Nawawi Elizabeth Hurlock (dalam Trianto Ibnu Badar), kreativitas
adalah suatu proses yaung menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu
gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru.6
g. Menurut David Campbell, kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan
hasil yang sifatnya, pertama, Baru (novel) yaitu inovatif, belm ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan mengejutkan. Kedua, berguna (useful)
lebih baik atau banyak. Ketiga, dapat dimengerti (understandable) hasil yang
sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. Peristiwa-peristiwa
yanug terjadi begitu sajau, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan, tak
dapat di ulangi mungkin saja baru dan berguna , tetapi lebih merupakan hasil
keberuntungan (luck), bukan kureativitas. 7 Berikut ini akan dijelaskan
pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong
kreativitas.
h. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan menyebutkan kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar
baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan
mengembangkan hal-hal yang sudah ada.
5 Faisal Abdullah,Bakat dan Kreativitas,(Palembang: Noer Fikri, 2015), hal.121-123 6Ibid, hal 73 7 David Campbell, Mengembangkan Kreativitas, (Yogyakarta : Kanisius, 1986), hal.11
i. Menurut Tajalan (dalam Edi Waluyo) menjelaskan bahwa kreativitaf guru
dalam pembelajaran merupakan bagian suatu sistem yang tidak terpisahkan
dengan terdidik dan pendidikan. Peranan kreativitas guru tidak sekedar
membantu satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup aspek-
aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik, efektif.8
j. Menurut Guntur Tajalan dalam mengembangkan kreativitas, seorang dapat
mengalami berbagai hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak
dan bahkan dapat mematikan kreativitasnya .9
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah seseorang yang mempunyai kemampuan menciptakan dan
melahirkan karya yang baru dan berkualitas.
2. Ciri-ciri Kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan apabila sudah memahami ciri-
cirinya. Kreativitas seseorang dapat membedahkan orang yang satu dengan yang
lain dari kekhasanya atau ciri-cirinya.10
Menurut Campbell berpendapat bahwa ciri-ciri orang kreatif dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu : (a) ciri-ciri pokok yang terdiri dari kunci untuk
melahirkan ide, gagasan, pemecahan, cara baru, penemuan, (b) cirir-ciri yang
memungkinkan yaitu yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif sekali
sudah ditemukan tetap hidup, (c) ciri-ciri sampingan yaitu tidak langsung
berhubungan dengan penciptaan atau ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup,
tetapi mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif.
8 Edi Waluyo, Skripsi : “Pengaruh Kreativitas Guru dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa” (Yogyakarta UNNEY 2013),hal.18-19 9 Guntur Talajan, Menumbuhkan Kreativitas & Prestasi Guru,(Yogyakarta: LaksBang PRESSindo,
2012),hal.124 10Ibid.,hal.41-42
3. Faktor pendorong kreativitas
Menurut Hurluock, mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat
meningkatkan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu
:11
1. Waktu, untuk dapat menjadi kreatif. Kegiatan anak seharusnya jangan diatur
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk
bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan
orisional.
2. Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapatkan tekanan dari
kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif.
3. Dorongan terlepas dari beberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang
dewasa. Untuk menjadi kreatif maka mereka harus terbebas dari ejekan dan
kritis yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif.
4. Sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harusu disediakan
untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi, yang merupakan
unsur penting dari semua aktivitas.
5. Lingkungan yang merangsang. Lingkunugan rumah ada sekolah harus
merangsang kreativitas. Ini harus dilakukakan sendiri mungkin sejak masa
bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan kreativitas,
suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.
6. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu
posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri.
11 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, ( Jakarta: Prenada Media Gruop, 2011),hal 123
7. Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah
dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter untuk
mandiri.
8. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak muncul dalam
kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik
dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
4. Sifat-sifat Kreativitas
Menurut Abdurachaman dan Rusliana, beberapa sifat yang disebut sebagai ciri
tingkah laku orang-orang kreatif yaitu (a) orisinilitas, keinginan tahu, dan kecerdikan,
(b) fasih dalam ide-ide dan image-image, (c) keterlibatan, motivasi dan penghayatan
yang dalam, (d) kemampuan membedahkan dan memilih serta keberanian menolak
untuk yang tidak penting, (e) keterampilan, ketahanan, dan ketetapan hati
(kenyakinan), (f) jujur dalam, keputusan pribadi, dan (g) memiliki kapasitas untuk
mengevaluasi diri.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas
adalah seseorang yang memiliki kemampuan menciptakan dan melahirkan hal yang
baru baik berupa karya nyata maupun gagasan, dan dapat saya simpulkan dari
pengertian kreativitas guru seorang guru seharusnya memiliki kreativitas dalam
menyampaikan materi, maka perlu adanya dalam proses pembelajaran menyampaikan
materi dengan berbagai media dan model-model pembelajaran.
5. Indikator Kreativitas Guru
a. Terampil dalam strategi yang digunakan dalam pembelajaran tematik.
b. Terampil dalam mengembangkan media pembelajaran yang menarik.
c. Terampil dalam mengembangkan bahan ajar yang baik bervariasi.
d. Terampil dalam mengunakan metode yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan.
e. Menyiapkan fasilitas pendukung penggunaan metode pembelajaran.
f. Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa.
g. Memberikan tugas individual atau kelompok kepada siswa.
h. Terampil membuat instrumen soal baik.
i. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan metode pembelajaran.
B. Guru
1. Pengertian Guru
Menurut pandangan tradisional guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut ahli pendidikan, “Teacher is person
who cause a person to know or be able to do something or give a person knowledge or
skill’.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah seorang yang
mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga
menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut ama,
kebudayaan dan keilmuan.12
1) Predikat guru yang melekat pada seseorang berdasarkan amanah yang
diserahkan orang lain kepadanya. Guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap, yang dapat diharapkan membangun dirinya dan
12 Syafrudin Nurudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Qauntum Teaching,
2005), Cet. 3,hal. 172-176
membangun bangsa dan negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru
sebagai figur seorang pemimpin, guru merupakan sosok arsitektur yang dapat
membentuk jiwa dan watak anak. Guru berperan dalam membentuk dan
membangun kepribadian anak menjadi seorang yang berguna bagi agama,
nusa dan bangsa dalam rangka menuju terwujudnya sosok pribadi yang add-
din al-islami. Peran guru tidak dapay diganti oleh teknologi, sekalipun
pendidikan.13
Adapun menurut para ahli pengertian guru adalah sebagai berikut:
a. Menurut Karwono, Guru merupakan komponen penting dalam pembelajaran,
oleh sebab itu memperbaiki kualitas pembelajaran harus difokuskan pada upaya
memperbaiki kualitas guru dalam pembelajaran. Tugas guru dalam
pembelajaran perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif
sejumlah keterampilan untuk memyampaikan pesan pembelajaran dengan
harapan pesan pembelajaran dapat diterima peserta didik sehingga terjadi
perubahan perilaku pada dirinya.14
b. Menurut Nasrul, Guru merupakan suatu profesi yang mengharuskan seseorang
untuk dapat memiliki keahlian khusus. Melalui guru para siswa dididik agar
dapat memiliki karakter yang baik dalam perilakunya. Profil guru yang ideal
adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan
hati nurani, bukan karena tuntunan uang belaka, yang membatasi tugas dan
tanggung jawabnya sebatas di sekolah.
13 Hj. Rusmaini, Ilmu Pedidikan Islam,(Palembang : Grafika Telindo Press, 2016), hal 73 14 H. Karwono, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatkan Sumber Belajar, (Depok : PT
RajaGrafindo persada, 2018), hal 2
c. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
d. Menurut Bahri dan Zain (dalam Kompri) mengatakan bahwa guru sebagai
tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didik di sekolah. Guru adalah orang yang melakukan bimbingan atau orang
yang melakukan kegiatan dalam pendidikan.15
e. Menurut Abdul Mujid, Guru adalah orang yang dewasa yang bertanggung jawab
memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaanya, mampu mandiri dan
memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu
melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang
mandiri.16
f. Menurut Binti Maunah, guru profesional adalah guru yang mengenal tentang
dirinya sendiri. Dalam arti bahwa dirinya pribadi yang dipanggil untuk
mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.17
g. Menurut Djamarah, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
terhadap anak didik, jadi seorang guru yang mengabdikan diri kepada
masyarakat tentunya memiliki tanggung jawab dan melaksanakan proses belajar
mengajar di tempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga fornal saja.
15Ibid, hal. 20 16Abdul Mujid, et al. Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hal.87 17 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta : Teras,2009), hal.146
h. Attiyah al-Abrasyi (dalam Rusmaini) menyatakan seorang guru harus
memenuhi persyaratkan berikut: (1) zuhud, (2) bersih jasmani dan rohani dari
perbuatan tercela, (3) ikhlas, (4) penyantun, (5) memiliki harga diri, (6)
memiliki jiwa pendidik, (7) memahami seluruh karakteristik dan kepribadian
peserta didiknya, (8) menguasai dan memahami bidang studi yang diajarkan,
serta cara-cara menyajikannya.18
i. Menurut Uzer (dalam Taufiana), guru adalah orang yang memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang keguruannya sehingga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya dengansebaik-baiknya.19
j. Menurut Ahmadi, guru adalah sebagai peran pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
siswa merasa aman dan berkenyakinan bahwa kecakapn dan prestasi yang
dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan
motivasi berprestasi siswa.20
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa pengertian guru
adalah orang yang mendidik dan guru sebagai profesi yang sangat mulia karena naruli
orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati oleh orang.
2. Pentingnya Pembelajaran Seni tari pada GuruMI
Sulisno memaparkan pentingnya pendidikan seni bagi guru mi nilai pentingnya
seni dalam proses pendidikan anak harus diketahui oleh para guru sebagai pijakan
untuk pengembangan bakat dan kecerdasan anak didik, di luar kecerdasan intelektual
dan akademik. Seni dapat membantu meningkatkan keterampilan psikologis anak.
18Ibid, hal.74 19 Taufiana, Skripsi : “Pengaruh Profesional Guru Mata Pelajaran Produktif Dan Karakter Siswa
Terhadap Prestasi Belajar”,(Yogyakarta,UNNNEY,2012),hal.11-12 20Ibid., hal.145
Seni jiga mengasah dan membina imajinasi anak, kreatifitas serta cita rasa estetik
anak. Bahkan seni juga memberi sumbangan pada perkembangan kepribadian anak.21
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan SD/MI, mempunyai
dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga
kepentingan pendidikan itu sendiri. Keterampilan seorang guru dalam memahami
karakteristik anak usia SD/MI sangat diperlukan dalam menyampaikan materi-materi
pendidikan, salah satunya pendidikan seni tari.
3. Indikator Guru Profesional
a. Memiliki keterampilan mengajar yang baik
b. Memiliki wawasan yang luas
c. Menguasai media pembelajaran
d. Penguasaan teknologi
e. Memiliki kepribadian yang baik
f. Menjadi teladan yang baik
C. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu pada Kurikulum 2013 SD/MI
1. Elemen perubahan dalam Kurikulum 2013
Merujuk pada Undang-Undang RI tentang sistem pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, Bab I, Pasal I ayat 19, kurikulum diartikan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
21 FTIK.IAIN, “PGMI Guru Juga Harus Bisa Seni” diakses dari http://ftik.iain-
palangkaraya.ac.id/pgmi-guru-juga-harus-bisa-seni/, pada tanggal 26 April 2020 pukul 11:23
pedoman penyelesaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.22
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan,
di antaranya: 23
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
2) Siswa mampu mempelajari penegtahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari mata pelajaran lain.
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk remedial, pemantapan,
atau pengayaan.
22 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta : KENCANA, 2016), hal. 121 23Abd. Kadir Dan Nunu Asrohah, Pembelajaran Tematik, ( Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2014),
hal.6
Adapun menurut para ahli pengertian tematik adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Andi Prastowo) bahwa
kurikulum adalah sebuah rencana tertulis yang juga dapat dipandang sebagai
sebuah dokumen yang berisi rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar
mengajar, jadwal dan evaluasi. Oleh karenanya, kurikulum dapat dipandang
sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusunan kurikulum,
pemengang kebijakan pendidikan dengan masyarakat.24
b. Menurut Hadi Subroto, pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali
dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep
tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau
direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam
pengalaman belajar sehingga pembelajaran menjadi semangkin bermakna.
c. Menurut Sukmadinata lebih memandang pembelajaran tematik sebagai suatu
model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajar.
d. Menurut Poerwadarminta dalam paduan lengkap kurikulum tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang terjadi menjadi pokok pembicaraan. Tema
merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak
didik secara utuh.25
e. Kurikulum terdiri dari beberapa komponen kurikulum, yaitu:
1. Tujuan, yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran
pendidikan.
24Ibid,hal. 122 25 Tim Pustaka Yustisia, Pamduan Lengkap KTSP (Cet, II; Yogyakarta: Pustaka
Yustisia,2008),hal.221.
2. Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah.
Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga apa yang diperoleh murid sesuai dengan tujuan.
3. Metode proses belajar mengajar yaitu cara peserta didik memperoleh
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
4. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasran yang ingin dituju dapat
dicapai atau tidak.
f. Menurut Andi Prastowo Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu
usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berskala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan
belajar. 26
g. Menurut Prastowo pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai permersatu materi dalam mata pelajaran sekaligus
dalam satu kali tatap muka.
h. Menurut Trinto pengertian tematik dan tema yang telah diuraikan bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema di setiap
subtema dan pembelajaran tematik adalah pengabungan mata pelajaran menjadi
satu subtema. Dengan menggunakan pembelajaran tematik lebih mudah
dimengerti dan bermakna bagi siswa.
i. Menurut Sukmadinata lebih memandang pembelajaran tematik sebagai suatu
model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran. Bahan ajaran disusun
dalam bentuk tema-tema pembelajaran.
26Ibid, hal.221.
j. Menurut Sukandi (dalam Anoimus) pembelajaran tematik pada dasarnya
dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu tema.27
Pembelajaran tematik terpadu diterapkan si SD/MI dapat juga disebut pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
tersebut diterapkan dari kelas 1-6 khususnya untuk mata pelajaran pendidikan Agama
Islam Pekerti. Dengan kata lain, pembelajaran tematik terpadu diterapkan pada mata
pelajaran: (a) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (b) Matematika, (c) Bahasa
Indonesia, (d) Ilmu Pengetahuan, (e) Ilmu Pengetahuan Sosial, (f) Pendidikan Jasmani
Olahraga, (g) Seni Budaya Dan Prakarya.28
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan atau
mengaitkan berbagai bidang studi lain.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Seni Menurut Kurikulum 2013
Seiring dijumpai istilah “Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif”. Senada dengan
istilah diatas tujuan pelajaran Seni Budaya di sekolah dasar adalah untuk memberikan
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berapresiasi pendekatan.
Konsep seni sebagai alat pendidikan di SD/MI diarahkan pada pembentukan sikap dan
kemampuan atau kompetensi kreatif dalam keseimbangan kompetensi intelektual,
sensinilitas, rasional, dan irasional serta kepekaan emosi.
27 Anoimus, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar,(Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional,2006),hal.45 28Ibid, hal. 130
Pengembangan kesenian di SD/MI hendaknya dapat difungsikan untuk membina
keterampilan dan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sebagai
sarana untuk memperoleh visualisasi estetis berolah senirupa. Sebagai pengalaman
edukatif, seni membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, membina
perkembangan estetik, bermanfaat mengembangkan bakat, dan seni membantu
menyempurnakan kehidupan. Pengalaman estetik bagi anak SD/MI merupakan
aktivitas penghayatan, apresiasi, ekspresi, dan kreasi seni di SD/MI bisa memberikan
pengalaman untuk menumbuhkan sensitivitas keindahan dan nilai seni.
Berolah seni adalah pengalaman estetis yang menarik bagi minat dan keinginan
anak. Widia Pekerti, tujuan pembelajaran seni adalah:
a. Mengembangkan senitivitas persepsi indriawi pada anak melalui pengalaman
yang kreatif sesuai karakter dan jenjang perkembangan pada pendidikan.
b. Memberikan stimulus pada anak terhadap pertumbuhan ide-ide yang imajinatif
dan dapat menemukan berbagai penemuan atau gagasan yang kreatif dalam
memecahkan masalah artistik atau estetik melalui proses eksplorasi, kreasi,
presentasi dan apresiasi sesuai minat dan potensi diri yang dimiliki anak di tiap
jenjang pendidikan sesuai dengan pertumbuhan fisik dan psikis anak.
c. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan kesenian dengan disiplin ilmu
lain yabg serumpun atau tidak serumpun melalui berbagai pendekatan
keterpaduan yang sesuai karakter keilmuannya.
d. Dapat mengembangkan kemampuan untuk berapresiasi seni dalam konteks
sejarah dan dapat menghargai berbagai macam budaya lokal juga global,
sebagai sarana pembentukan saling toleransi dan demokratis dalam masyarakat
yang majemuk.29
Slamet Suyanto mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran seni adalah:
a. Membantu anak mengekspresikan diri, melalui seni dapat meningkatkan
kreatifitas anak dengan mewujudkan imajinasinya dalam seni.
b. Melatih anak untuk mencintai keindahan, kerapian dan keteraturan.
c. Memberi kesempatan anak untuk mengenal berbagai benda, warna, bentuk dan
tekstur secara kreatif dalam karya seni.
d. Dapat melatih otot-otot halus seperti otot-otot jari tangan dan melatih koodinasi
antara tangan dan mata.
Menurut Pemendiknas No 22 tahun 2006 Perubahan mata pelajaran kesenian
menjadi Seni Budaya dan Prakarya pada dasarnya mata pelajaran Seni Budaya berbasis
budaya. Dalam Kurikulum 2013tujuan pembelajaran diarahkan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial
sesuai dengan kerakteristik budi pekerti diharapkan akan menumbuhkan budaya yang
religious di sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat yang dikemukan diatas bahwa tujuan dan fungsi
pembelajaran seni sesuai kurikulum 2013 adalah melaksanakan pembelajaran yang
berpusat pada anak, melalui bermain pembelajaran seni dapat dieskplorasikan, anak
secara ekspresi mengungkapkan hal yang baru, anak menjadi kreatif, fungsi yang lain
seni bagi anak sebagai ungkapan bahasa visual sebagai alat komunikasi dan memiliki
sikap yang luhur dalam ranah spirit dan sosial.
29Yoman Taufani Oktafurdaus, Skripsi : “Meningkatkan Hasil Pembelajaran SBDP Melalui Model
Pembelajaran Kooeratif”,(Yogyakarta,UNNEY, 2017), hal. 9-12
3. Gerak Tari
1. Pengertian Gerak Tari
Menurut Jazuli Tari merupakan, gerak badan (tangan dan sebagainya) yang
berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gemelan dan sebagainya). Tari
merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seseorang seniman kenapa orang
lain (penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi, tari mampu 30 menciptakan untaian
gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap suatu yang ada dan terjadi di
sekitarnya. 30
Defenisi tersebut mengandung dua hal yang penting yaitu tari terdapat gerak
dan ritme. Gerak tari harus diungkapkan secara ritmis, sehingga memunculkan
karakteristik tertentu sesuai kualitas ritme yang memunculkan. Tari adalah gerakan-
gerakan yang diberi bentuk dan rime dari badan di dalam ruang, dikemukakan Hartong
dalam Soedarson dalam Purwatiningsih dan Harini Tari adalah ungkapan perasaan
seseorang.31
Adapun menurut para ahli pengertian tari adalah sebagai berikut:
a. Menurut Soedarsono (dalam Reny Alvian) berpedapat bahwa tari adalah
ekspresi jiwa yang diungkapkan lewat gerak yang ritmis dan indah.
Wadhana dalam Subekti juga berpendapat bahwa tari merupakan ekspresi
jiwa manusia yang diungkapkan lewat gerak badan, dan disertai perasaan.
Sachs dalam Soedarson dalam Purwatiningsih dan Harini tari adalah gerak
yang ritmis.32
30 Reny Alvian, Skripsi : “Pengaruh Kegiatan Seni Tari Kreasi Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia
5-6”,(Semarang,UNNES,2017),hal.11 31 Ibid,hal.10-11 32 Supriatna, Pendidikan Senin Tari.(Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional,2010),
hal.132
b. Menurut Suprianat, tari adalah anggitan ritme atau gerak yang berpola.
Gerak yang dimaksud adalah gerak yang tidak saja sembarang namun
mempunyai pola tertentu sehingga membentuk suatu komposisi. Tari
disebut sebagai seni yang paling tua. Artinya, unsur terpenting dalam tari
terpenting tari adalah gerak, namun berbeda dengan gerak yang dilakukan
manusia sehari-hari. Gerak yang dimaksud dalam tari merupakan gerak
murni yang sudah distilasi menjadi gerak yang mempunyai makna.33
c. Menurut Hawkins (dalam Desi Ochavian) menanyakan tari adalah ekspresi
jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media
gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan
si pencipta. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Soerdarsono yang
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapan
dengan gerak rimis yang indah. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia
yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan
ekspresi.34
d. Menurut Mustika, tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang berbentuk
gerakan tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui ekstetika.
Pendidikan seni merupakan salah satu materi yang termuat dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Calon pendidik diperlukan
pengetahuan tentang seni tari untuk anak usia Sekolah Dasar.
e. Menurut Sussane K Langer seni tari adalah gerak ekspresi manusia yang
indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rada ke dalam penghayatan ritme
33Ibid, hal.153 34 Desi Octhaviana, Skripsi : “Olah Tubuh Sebagai Stimulus Gerak Tari”,(Lampung,
UNLAMPUNG,2017), hal 18-19
tertentu, maka tari sebagai penyataan gerak ritmis yang indah mengandung
ritme
f. Menurut Soedarsono seni tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui ritmis
indah. Seni tari adalah ungkapan seni yang mempergunakan tubuh sebagai
media alat gerak.35
g. Menurut Enoch Atmadibrata mengemukakan tari adalah susunan sikap
tubuh dalam ruangan yang berlandasan ritme dan gerak.
h. Menurut Heni Komalasari (dalam Yenita) mengungkapkan tari adalah suatu
ekspresi manusia yang diungkapkan melalui gerak yang indah dan memiliki
makna tertentu.36
i. Menurut Walter sarrel tari adalah gerakan badan yang seimbang menurut
irama tertentu dan dalam suatu tempat tertentu.
j. Menurut Andre Levinson tari adalah suatu gerak badan yang
berkesinambungan yang melewati ruang yang telah ditentukan yang sesuai
denga ritme tertentu serta mekanisme, yang radar.37
Dari uraian pendapat para ahli yang telah dijelaskan dapat disimpulkan
pengertian tari adalah sebuah gerak badan anggota tubuh yang digerakan dengan
keindahan dan ritme sebagai ungkapan jiwa manusia dalam mengekspresikan
pengalamanya. Pendidikan seni merupakan salah satu materi yang termuat dalam
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Calon pendidik diperlukan pengetahuan
tentang seni tari untuk anak usia Sekolah Dasar.
2. Jenis dan Fungsi Seni Tari
35Ibid,hal.11 36 Yenita, Skripsi : “Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Tari Kreasi pada PAUD
Timbul Rejo”,(Bengkulu,UNBENGKULU,2014),hal.9 37Ibid, hal.12
Pada umumnya, seni digunakan untuk menampilkan hasil kreasi dan koreografi
berbagai daerah sesuai adat istiadat kepada masyarakat. Disisi lain, tari memiliki
bermacam-macam jenis dan funsi tari yang digunakan dalam kehidupan
masyarakat. Beberapa jenis dan fungsi yang digunakan oleh masyarakat,
menurut Jazuli adalah sebagai berikut.
a. Tari Sarana Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedahkan menjadi tiga yaitu:
1) Upacara keagamaan.
2) Upacara Adat yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat
di lingkunganya selama masih dipergunakan.
3) Upacara adat yang berkaitan peristiwa kehidupan manusia seperti
kelahiran, perkawinan, penobatan, dan kematian.
b. Tari sebagai Hiburan
c. Tari sebagai pertunjukan dan tontonan
d. Tari sebagai media pendidikan, pendidikan seni meruapakan pendidikan
sikap estetis guna membantu membentuk manusia seutuhnya dan selaras
dengan perkembangan pribadi yang memperhatikan lingkungan sosial,
budaya dan hubungan dengan Tuhan.
e. Menurut Syafii tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia
mempunyai maksud dan sesuai dengan iringan musik dan pengiring. Ruang
lingkup mata pelajaran SPdP meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama,
wirasa.38
38 Rakanita Dyah, Skripsi:”Proses Pembelajaran Seni Tari Dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya”,(Semarang,UNNES,2013), hal.29