Post on 28-Mar-2019
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI
MAHASISWA PRODI JURNALISTIK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
VANYA FIRYAL
NIM. 11140251000071
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2018
i
ABSTRAK
Vanya Firyal (11140251000071). Kemampuan Literasi Informasi
Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di
bawah bimbingan Fadhilatul Hamdani, M.Hum. Program Studi
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan
literasi mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam penyelesaian tugas pembuatan majalah. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan metode penelitian survei dengan instrumen kuesioner.
Penelitian ini diuji validitas dan reliabilitas menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS V24. Sampel di dalam
penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 66 mahasiswa. Model literasi
informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empowering 8
dengan hanya mengambil 3 dari 8 aspek yang ada di dalam model literasi
Empowering 8 yaitu identifikasi, organisasi, dan menciptakan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi
mahasiswa baik dalam penyelesaian tugas pembuatan majalah. Adapun
hasil skor rata-rata dari aspek identifikasi informasi adalah 2,96, aspek
organisasi informasi adalah 3,24, dan aspek menciptakan informasi adalah
3,17. Ketiga aspek tersebut berada pada skala interval 2,57 – 3,27 (BAIK).
Kata Kunci : Literasi Informasi, Jurnalistik, Empowering 8, Kemampuan
Literasi Informasi.
ii
ABSTRACT
Vanya Firyal (11140251000071). Information Literacy Ability of
Journalism Student at Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State
University. Under guidance of Fadhilatul Hamdani, M.Hum.
Library Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif
Hidayatullah Jakarta Islamic State University, 2018.
The purpose of this research is to know the information literacy ability of
Journalism Student at Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University
in completing their task to make a magazine. The type of this research is
descriptive with quantitative approach and using questionnaire as an
instrument. This research tested the validity and reliability using
Cronbach’s Alpha technique with the help of IBM SPSS V24. The sample
in this research is Journalism Student at Syarif Hidayatullah Jakarta
Islamic State University totaling 66 students. The literacy information
model used in this research is Empowering 8 by taking just three out of
eight aspects of Empowering 8, those are identification, organizing, and
creating information. The result showed that the information literacy
ability of the Journalism Student is good in completing their task to make a
magazine. The average score from identifying aspect is 2,96, the
organizing aspect is 3,24, and the creating information aspect is 3,17. All
three aspect are on the interval scale 2,57 – 3,27 (GOOD).
Keywords : Information Literacy, Journalism, Empowering 8, Information
Literacy Ability.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat
yang dilimpahkan kepada penulis berupa keimanan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kemampuan
Literasi Informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi ujian
kesarjanaan strata 1 (S1) Ilmu Perpustakaan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa
membantu penulisan skripsi ini, penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Prodi Ilmu
Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu
Perpustakaan,
5. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum, selaku ibu dosen
pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk membantu mengarahkan, dan member
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis
melaksanakan perkuliahan.
iv
7. Pihak Prodi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengizinkan penulis melaksanakan penelitian dan memberikan
data yang penulis butuhkan, serta untuk para mahasiswa
jurusan jurnalistik angkatan 2014 yang telah berkenan
membantu penulis dalam pengisian kuesioner sehingga
penelitian ini dapat selesai.
8. Orang tua penulis, mama dan papa yang selalu memberikan
semangat dan doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada para sahabat Yudha Rushendrawan, Chessa Yuniarti
Lani, Rizkia Afidah, May Nur Fatimah, Wita Widya, Ursa
Agniya, Dinda, Faiz, Kanita, Nabila, Triana, Nisa, Della.
Terima kasih untuk kebersamaan, doa, dan semangat yang
kalian berikan selama penulis menyusun skripsi ini.
10. Kepada teman-teman KKN Amoeba 038, terimakasih untuk
satu bulan kebersamaan dan seluruh pengalaman yang tidak
akan terlupakan.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Prodi Ilmu Perpustakaan
angkatan 2014, terutama teman-teman C Indah atas 4 tahun
kebersamaan yang telah dilewati dalam senang maupun sedih.
v
Semoga Allah SWT. selalu memberi kesehatan, kemudahan dan
nikmat juga karunia yang tiada henti untuk pihak-pihak yang sudah
membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu sangat dibutuhkan kritik dan juga saran yang bersifat
membangun guna mencapai hasil yang lebih sempurna. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pihak yang memerlukan
khususnya di bidang ilmu perpustakaan.
Jakarta, 5 Juli 2018
Vanya Firyal
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................ 7
1. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
2. Perumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8
D. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR ....................................................................... 13
A. Literasi Informasi ..................................................................................... 13
1. Definisi Literasi Informasi .................................................................. 13
2. Manfaat Literasi Informasi ................................................................. 18
3. Model Literasi Informasi .................................................................... 20
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi .............................................. 26
B. Jurnalistik ................................................................................................. 30
C. Majalah .................................................................................................... 36
D. Kerangka Pemikiran................................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 42
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 42
B. Sumber Data............................................................................................. 42
vii
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 44
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 45
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 47
G. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52
A. Profil Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................ 52
1. Sejarah Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................ 52
B. Hasil Penelitian ........................................................................................ 55
C. Pembahasan.............................................................................................. 71
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 73
A. Kesimpulan .............................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
BIODATA PENULIS ........................................................................................... 90
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Daftar Siswa
Lampiran 3 Lembar Dosen Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Bimbingan
Lampiran 5 Lembar Izin Penelitian
Lampiran 6 Lembar Perubahan Judul Skripsi
Lampiran 7 Lembar Uji Validitas
Lampiran 8 Lembar Uji Reliabilitas
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Keterampilan Empowering 8 ............................................................... 23 Tabel 2. 2 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 38 Tabel 2. 3 Perbandingan Keahlian Jurnalis, Tipe Jurnalis, dan Empowering 8.... 40 Tabel 3. 1 Uji Validitas ......................................................................................... 48
Tabel 3. 2 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 50 Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian.................................................................................. 51 Tabel 4. 1 Jenis Kelamin ....................................................................................... 56
Tabel 4. 2 Saya dapat menentukan topik sendiri tanpa bantuan dosen ................. 56 Tabel 4. 3 Saya dapat memahami dan menentukkan siapa pembaca majalah yang
saya buat ................................................................................................................ 57 Tabel 4. 4 Saya dapat menentukan format yang cocok untuk majalah yang saya
buat. ....................................................................................................................... 58 Tabel 4. 5 Saya dapat mengidentifikasi kata kunci yang tepat untuk pencarian
informasi yang sesuai dengan topik majalah ........................................................ 59 Tabel 4. 6 Saya menggunakan pencarian melalui kata kunci (keyword search)
dalam menelusur informasi ................................................................................... 59 Tabel 4. 7 Saya menggunakan sumber tercetak untuk mendapatkan informasi yang
sesuai dengan topik majalah yang saya buat. ........................................................ 60 Tabel 4. 8 Saya menggunakan perangkat elektronik untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan tzopik majalah yang saya buat .............................................. 61
Tabel 4. 9 Saya mewawancarai narasumber untuk mendapatkan informasi yang
sesuai dengan topik majalah yang saya buat. ........................................................ 62 Tabel 4. 10 Saya dapat memilih informasi sesuai dengan kebutuhan ................... 63 Tabel 4. 11 Saya dapat membedakan informasi yang berupa fakta, pendapat atau
fiksi. ....................................................................................................................... 64 Tabel 4. 12 Saya dapat memeriksa informasi untuk mendapatkan informasi yang
akurat ..................................................................................................................... 65
Tabel 4. 13 Saya dapat mengurutkan informasi dalam urutan yang logis. ........... 66 Tabel 4. 14 Saya dapat menggunakan susunan visual (diagram, struktur, ilustrasi)
dan dapat membandingkan informasi mana yang lebih relevan untuk saya
gunakan ................................................................................................................. 67 Tabel 4. 15 Saya melakukan paraphrase (menggunakan kata-kata sendiri) dalam
mengolah informasi. .............................................................................................. 68
Tabel 4. 16 Setelah diolah, saya merevisi dan mengedit majalah bersama rekan. 68
Tabel 4. 17 Saya mencantumkan sumber informasi yang sudah didapat. ............ 69 Tabel 4. 18 Rekapitulasi berdasarkan Skala Likert ............................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan informasi.
Kebutuhan informasi ini muncul ketika seseorang menyadari adanya
kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik
tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut.1 Menurut
Voight dalam Tawaf, terdapat tiga macam kebutuhan informasi manusia
yaitu: 1) Kebutuhan untuk menyelesaikan penelitian ilmiah yang sedang
dilakukan; 2) Kebutuhan yang ditimbulkan dari pekerjaan atau profesi; 3)
Kebutuhan yang relevan dengan subjek yang sedang menjadi perhatian.2
Pada era globalisasi ini informasi semakin berkembang pesat.
Kemajuan teknologi informasi sangat membantu para penggunanya untuk
mencari informasi yang mereka butuhkan, namun kemajuan teknologi
informasi juga menyebabkan masalah ledakan informasi yang menjadi
halangan bagi pengguna informasi. Pengaruh era globalisasi semakin
terasa dengan tersedianya berbagai macam format atau bentuk informasi,
mulai dari tercetak, gambar, suara, video, elektronik dan masih banyak
lagi. Belum lagi jumlah halaman web yang melimpah tersedia di internet.
Namun ketersediaan informasi tidak menjamin seseorang dapat
memperoleh dan memanfaatkan informasi dengan baik dan benar. Oleh
1 Tawaf Tawaf and Alimin Khaidir, “Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan
Kepustakaan,” Khutubkhanah 15, no. 1 (2012): h.2. 2 Tawaf Tawaf and Alimin Khaidir, h.3.
2
karena itu diperlukan kemampuan khusus untuk mengkritisinya yaitu
dengan literasi informasi.
UNESCO dalam Muhammad Azwar Muin menjelaskan literasi
informasi sebagai kemampuan seseorang dalam menyadari kebutuhan
informasi dan mengetahui kapan informasi dibutuhkan, mengidentifikasi
dan menemukan lokasi informasi yang dibutuhkan, mengevaluasi
informasi secara kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan
informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada, memanfaatkan serta
mengkomunikasikannya secara efektif, legal, dan etis.3
American Library Association dalam Muhammad Azwar Muin
mendefinisikan literasi informasi sebagai seperangkat kemampuan yang
dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan dan
kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi tersebut secara efektif.4 Merujuk pada definisi tersebut, kita
dapat melihat kesamaan. Keduanya berpendapat bahwa literasi informasi
adalah sebuah kemampuan. Definisi-definisi tersebut sekiranya dapat
memberikan gambaran mengenai konsep literasi informasi.
Informasi telah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan
aktivitas, maka setiap individu harus memiliki kemampuan literasi
informasi terutama untuk para mahasiswa dalam proses belajar. Literasi
informasi dibutuhkan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi
yang mensyaratkan peserta didik untuk memanfaatkan banyak sumber
3 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h.9. 4 Muhammad Azwar Muin, h.9.
3
informasi dalam berbagai format. Salah satunya yaitu mahasiswa Prodi
Jurnalistik. Mahasiswa Prodi Jurnalistik bergelut di bidang informasi.
Output dari seorang mahasiswa Prodi Jurnalistik yaitu mampu
melaksanakan tugas dan peran sebagai seorang jurnalis profesional, di
mana untuk menjadi seorang jurnalis profesional dibutuhkan beberapa
keahlian. Keahlian yang dimaksud di sini adalah;5 1) Keahlian mencari,
hendaknya seorang jurnalis memiliki “insting” dalam mencari berita.
Dengan “insting” ini menjadikan seorang jurnalis paham benar mana
suatu peristiwa yang layak atau tidak layak dijadikan berita. 2) Keahlian
mengumpulkan, selain dapat memberi nilai tambah terhadap berita, juga
untuk memastikan akurasi data dalam pemberitaan. 3) Keahlian menulis
berita, seorang jurnalis hendaknya mampu menulis informasi yang
diperolehnya dari suatu peristiwa/fakta menjadi berita yang bermakna dan
menarik bagi khalayaknya. Untuk mencapainya maka para mahasiswa
Prodi Jurnalistik harus memiliki kemampuan literasi informasi.
Di dalam agama Islam juga disebutkan betapa pentingnya teliti
sebelum mengabarkan sesuatu, dan telah dituangkan dalam Al-Quran surat
Al-Hujuraat sebagai berikut:
تصيبوا يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن
فتصبحوا على ما فعلتم نادمين قوما بجهالة
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
5 Indah Suryawati, Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori Dan Praktik (Jakarta: Ghalia
Indonesia, n.d.), h.88.
4
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu." (Q.s. Al-Hujuraat : 6)6
Ayat di atas menjelaskan kepada kita untuk memeriksa kembali
dengan teliti berita yang kita terima sebelum menyebarkannya. Di zaman
yang serba canggih ini informasi bisa didapatkan dengan sangat mudah
tetapi tidak semua berisi kebenaran. Maka dengan kemampuan literasi
informasi kita dapat memilah informasi mana yang benar dan tidak.
Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan
kebutuhan informasi merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang
dengan tingkat yang berbeda-beda, maka belum tentu semua orang
tersebut dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan mampu
mencari informasi dengan baik apabila dia mampu menentukan topik dari
kebutuhan informasinya dan mengetahui sumber-sumber informasi untuk
memperoleh informasi seperti internet, jurnal, database, dan lain-lain.
Sehingga tujuan dari literasi informasi itu adalah untuk mengetahui
bagaimana menemukan informasi dan menggunakan informasi tersebut
dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Seorang mahasiswa Prodi
Jurnalistik membutuhkan informasi dalam mendukung tugasnya yaitu
menciptakan dan menyebarkan informasi. Informasi yang dibutuhkan pun
memiliki tingkat keakuratan dan kerelevanan yang lebih tinggi. Sembilan
prinsip jurnalisme yang dibuat oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel
dalam Luwi Ishwara yang paling pertama yaitu berbunyi “Kewajiban
6 Harman Tajang, “Tafsir Surah Al-Hujurat Ayat 6” accessed February 25, 2018,
https://mim.or.id.
5
pertama jurnalisme adalah pada kebenaran”.7 Tujuan utama dari
jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya
kepada masyarakat. Kebenaran jurnalistik (Journalistic Truth) adalah
suatu proses yang dimulai dengan disiplin profesional dalam pengumpulan
dan verifikasi data.
Untuk mengukur kemampuan literasi informasi tersebut dalam
penelitian ini, penulis menggunakan model Empowering 8. Model
Empowering 8 adalah sebuah lokakarya regional yang diselenggarakan
oleh NILIS bersama IFLA-ALP untuk menciptakan kesadaran
keterampilan informasi untuk belajar. Model ini terdiri dari 8 tahapan
keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh seseorang, 8
tahapan literasi informasi tersebut adalah: identifikasi, eksplorasi, seleksi,
organisasi, menciptakan, presentasi, menilai, menerapkan.8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi lokasi penelitian ini. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu universitas islam negeri
yang di dalamnya memiliki Prodi Jurnalistik. Sebelum Jurnalistik menjadi
sebuah Prodi, Jurnalistik berada di bawah naungan Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam sebagai sebuah konsentrasi. Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam (Prodi KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh akreditasi “A” dari
7 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
2007), h.9. 8 Pradeepa Wijetunge, “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed in
Sri Lanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka” 1 (2005): h.37.
6
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Perolehan
akreditasi dengan nilai baik itu dikeluarkan berdasarkan Keputusan BAN-
PT Nomor 19/SK/BAN-PT/Akred/5/I/2018 tertanggal 24 Januari 2018.9
Prodi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencetak lulusannya
menjadi Jurnalis Berita, Pekerja Media, Akademisi/Tenaga Pengajar
Jurnalistik/Konsultan di bidang media.10 Keahlian lulusan yang diberikan
di antaranya adalah jurnalistik photo, radio, televisi, dan online. Salah satu
mata kuliah di dalam Prodi Jurnalistik yaitu Mata Kuliah Praktikum
Jurnalistik. Dalam mata kuliah Praktikum Jurnalistik mahasiswa diberi
tugas kelompok untuk membuat sebuah majalah.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi
Jurnalistik dalam memperoleh informasi untuk memenuhi kebutuhan
tugas pembuatan majalah. Penulis ingin melihat bagaimana kemampuan
mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam aspek
identifikasi, organisasi, dan menciptakan informasi dengan menggunakan
model literasi informasi Empowering 8. Penulis hanya mengambil tiga dari
delapan aspek model literasi informasi Empowering 8 yaitu identifikasi,
organisasi, dan menciptakan informasi karena sesuai dengan kemampuan
yang harus dimiliki seorang jurnalis dan poin yang ada di dalam model
9 Komunikasi Penyiaran Islam, “Prodi KPI Terakreditasi ‘A,’” accessed February 26,
2018, http://www.uinjkt.ac.id 10 FDIK, “Jurnalistik – FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI.”
7
literasi informasi Empowering 8 sesuai untuk pengukuran dalam tugas
pembuatan majalah.
Oleh sebab itu, penulis memilih judul “KEMAMPUAN
LITERASI INFORMASI MAHASISWA PRODI JURNALISTIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
penulis akan membatasi dan memfokuskan masalah pada :
a. Kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik
dalam mengidentifikasi informasi dalam menyelesaikan
tugas pembuatan majalah.
b. Kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik
dalam mengorganisasi informasi dalam menyelesaikan
tugas pembuatan majalah.
c. Kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik
dalam menciptakan informasi dalam menyelesaikan tugas
pembuatan majalah.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,
penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
8
a. Bagaimana kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi
Jurnalistik dalam mengidentifikasi informasi dalam
menyelesaikan tugas pembuatan majalah?
b. Bagaimana kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi
Jurnalistik dalam mengorganisasi informasi dalam
menyelesaikan tugas pembuatan majalah?
c. Bagaimana kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi
Jurnalistik dalam menciptakan informasi dalam
menyelesaikan tugas pembuatan majalah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Agar sasaran dalam Penelitian ini jelas dan sesuai dengan
permasalahan yang sudah ditentukan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi
mahasiswa Prodi Jurnalistik dalam mengidentifikasi
informasi dalam menyelesaikan tugas pembuatan majalah
b. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi
mahasiswa Prodi Jurnalistik dalam mengorganisasi
informasi dalam menyelesaikan tugas pembuatan majalah
9
c. kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik
dalam menciptakan informasi dalam menyelesaikan tugas
pembuatan majalah
2. Manfaat Penelitian:
a. Manfaat Praktis
1) Untuk memberikan bukti dan informasi khususnya
kepada Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tentang kemampuan literasi informasi
mahasiswa dalam pengerjaan tugas pembuatan majalah.
2) Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi Prodi
Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkaitan
dengan peningkatan kemampuan literasi informasi
mahasiswa.
b. Manfaat Akademis
1) Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya
peningkatan literasi informasi mahasiswa dengan
mengadakan program literasi informasi.
2) Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagi acuan terhadap
pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian
yang sama
D. Penelitian Terdahulu
Topik penelitian tentang literasi informasi mahasiswa sebelumnya
sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Di antaranya yaitu :
10
Penelitian pertama dilakukan oleh salah satu mahasiswi Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yaitu Essenza Quranique
Bachreisy tahun 2014 yang berjudul “Kemampuan Literasi Informasi
Jurnalis LAIQA Magazine”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan literasi informasi jurnalis LAIQA Magazine berdasarkan
model literasi The Seven Pillars. Penelitian ini memiliki tujuan yang sama
dengan penelitian yang penulis teliti yaitu sama-sama ingin mengetahui
kemampuan literasi informasi. Namun yang membedakan adalah subjek
penelitian yang dilakukan Essenza Quranique Bachreisy yaitu seorang
jurnalis sedangkan pada penelitian kali ini subjek nya yaitu mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prodi Jurnalistik. Selain itu untuk
model literasi yang digunakan berbeda dengan peneliti sebelumnya
dimana peneliti sebelumnya menggunakan model literasi informasi Seven
Pillars, sedangkan di penelitian kali ini penulis menggunakan model
literasi informasi Empowering 8.
Penelitian kedua dilakukan oleh salah satu mahasiswa Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yaitu Ben Varian Kashira
tahun 2013 yang berjudul “Literasi Informasi Mahasiswa Tingkat
Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi
mahasiswa tingkat akhir STIE IBS berdasarkan standar literasi informasi
ACRL Information Literacy Standard for Higher Education.Penelitian ini
memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang penulis teliti yaitu
11
sama-sama ingin mengetahui kemampuan literasi informasi. Namun yang
membedakan adalah subjek penelitian yang dilakukan Ben Varian Kashira
yaitu mahasiswa tingkat akhir STIE IBS sedangkan pada penelitian kali ini
subjek nya yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
Konsentrasi Jurnalistik.Selain itu untuk mengukur kemampuan literasi
informasi peneliti sebelumnya menggunakan standar literasi informasi
ACRL Information Literacy Standard for Higher, sedangkan di penelitian
kali ini penulis menggunakan model literasi informasi Empowering 8.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
permasalahan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari
Bab I sampai Bab VI dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal
seputar penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang
digunakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian
12
yang relevan dengan topik penelitian, meliputi: pengertian, buku
pedoman dan sejenisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis
dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum Prodi Komunikasi
Penyiaran Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu sejarah,
visi dan misi, dan hal lain yang berkaitan dengannya. Hasil temuan
penelitian dan pembahasan terkait kemampuan literasi mahasiswa
program studi Komunikasi Penyiaran Islam dengan Konsentrasi
Jurnalistik.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan akhir dari penelitian, yang meliputi: penarikan
kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran. Baik
kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan penelitian secara
singkat dan padat.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Literasi Informasi
1. Definisi Literasi Informasi
Pada tahun 1974, Paul Zurkowski, kepala Asosiasi Industri
Informasi dalam Michael Eisenberg memperkenalkan konsep literasi
informasi dalam proposal yang diajukan kepada National Comission
on Libraries and Information Science (NCLIS). Dua tahun kemudian,
Burchinal dalam sebuah makalah yang dipresentasikan di simposium
perpustakaan Universitas Texas, mengusulkan untuk menjadi
seseorang yang melek informasi paling tidak dibutuhkan beberapa
kemampuan. Kemampuan ini termasuk bagaimana mencari dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah
dan membuat keputusan yang efektif dan efisien.11 Karena sudah
banyak individu ataupun kelompok yang mengeksplorasi literasi
informasi, maka semakin banyak definisi yang ditawarkan.
Literasi informasi merupakan gabungan dari dua kata yang
merupakan terjemahan istilah asing yaitu information literacy. Dalam
bahasa Indonesia kata literasi berarti kemampuan menulis dan
membaca. Sedangkan informasi berarti kabar atau berita tentang
sesuatu. Dalam rumusan yang sederhana literasi informasi adalah
kemampuan seseorang dalam mencari, mengevaluasi, dan
11 Michael B. Eisenberg, Information Literacy: Essential Skills for the Information Age
(United States: Green Wood Publishing Group, 1998), h.19.
14
menggunakan informasi secara efektif. Istilah literasi informasi belum
begitu familiar dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat
maka literasi informasi dikenal juga dengan beberapa istilah lain yaitu
orientasi perpustakaan (library orientitation), instruksi bibliografi
(bibliographic instruction), pendidikan pengguna (user education),
instruksi perpustakaan (library instruction), keterampilan belajar
(study skills), keterampilan penelitian (research skills), dan pendidikan
literasi informasi (information literacy education).12
Istilah literasi informasi juga disebut sebagai kompetensi
informasi dan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari dan mengakses
informasi yang diperlukan, mengevaluasi, mengatur dan
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan.13
UNESCO14 dalam Muhammad Azwar Muin menjelaskan
literasi informasi sebagai kemampuan seseorang untuk menyadari
kebutuhan informasi dan kapan informasi tersebut dibutuhkan,
mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan,
mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan dan
mengintegrasikan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada,
12 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online, h.10. 13 Alfida, “Menakar Program Literasi Informasi Melalui Karya Ilmiah Mahasiswa,” Al-
Maktabah 14, no. 1 (2015): h.5. 14 UNESCO, “Information Literacy | United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization,” accessed July 28, 2018, www.unesco.org.
15
memanfaatkan serta mengkomunikasikannya secara efektif, legal, dan
etis.15
American Library Association16 dalam Faizuddin Harliansyah
mendefinisikan literasi informasi sebagai seperangkat kemampuan
yang dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kapan informasi
dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi tersebut secara efektif.17
Literasi informasi juga diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mencari, mengoleksi, mengevaluasi atau menginterpretasikan,
menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi dari berbagai
sumber secara efektif. Kemampuan yang harus dimiliki seseorang jika
ingin dikatakan sebagai seseorang yang literat yaitu dapat menentukan
cakupan informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi secara
efektif, mengevaluasi informasi dan sumber-sumber dengan kritis, dan
menggunakan informasi sesuai dengan tujuan.18
Definisi lain menurut Chartered Institute of Library and
Information Professionals (CILIP)19 dalam Aris Nurohman, literasi
informasi adalah mengetahui kapan dan mengapa informasi
15 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online, h.9. 16 American Library Association, “ALA | Information Literacy Competency Standards for
Higher Education,” accessed July 30, 2018, http://www.ala.org. 17 Faizuddin Harliansyah, “Pengembangan Kurikulum Information Literacy Di Perguruan
Tinggi (Best Practice Dari Beberapa Negara Maju),” Al-Maktabah 14, no. 1 (2015): h.31. 18 Hildawati Almah, “Information Literacy: Kecakapan Hidup Dalam Era Postmodern,”
Jurnal Iqra 4, no. 1 (2010): h.24. 19 Chartered Institute of Library and Information Professionals, “What Is Information
Literacy? - CILIP: The Library and Information Association,” accessed July 30, 2018,
https://www.cilip.org.uk.
16
dibutuhkan, di mana menemukan informasi dan mengevaluasinya,
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi tersebut secara
etis.20
The American Association of School Librarians (AASL)
menyatakan literasi informasi adalah kemampuan untuk menemukan
informasi dan merupakan kunci dari lifelong learning.21 Menurut Lau,
literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan, sementara
lifelong learning dilihat sebagai kebiasaan baik. Namun keduanya
memiliki persamaan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan, prospek
dalam mendapatkan pekerjaan, dan partisipasi yang efektif dalam
konteks sosial.22
Selanjutnya menurut California Academic and Research
Libraries Task Force dalam Michael Eisenberg, literasi informasi
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi
dan menggunakan informasi dengan beragam format secara efektif.
Hal ini juga mencakup pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan
etika dan masalah sosial yang melingkupi informasi dan teknologi
informasi.23 Format informasi yang beragam menjadi poin penting dari
definisi literasi informasi di atas. Seperti kita ketahui di era globalisasi
20 Aris Nurohman, “Signifikansi Literasi Informasi (Information Literacy) Dalam Dunia
Pendidikan Di Era Global,” Jurnal Kependidikan 2, no. 1 (2014): h.2. 21 The American Association of School Librarians, “INFOLIT” American Association of
School Librarians (AASL), September 27, 2006, http://www.ala.org. 22 Jesus Lau, Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning (Mexico:
Universidad Veracruzana, 2006), h.7. 23 Michael B. Eisenberg, Information Literacy: Essential Skills for the Information Age,
h.25.
17
ini tersedia berbagai macam format atau bentuk informasi, mulai dari
tercetak, gambar, suara, video, elektronik dan masih banyak lagi.
Belum lagi jumlah halaman web yang melimpah tersedia di internet.
Dengan kemampuan literasi informasi kita dapat mencari, memperoleh
dan memanfaatkan informasi dengan baik dan benar.
Dalam Hildawati Almah, Zurkowski24 yang merupakan orang
yang pertama kali menggunakan konsep literasi informasi
mengemukakan bahwa seseorang dapat dikatakan melek terhadap
informasi (information literate) jika seseoran tersebut terlatih untuk
menggunakan sumber-sumber informasi untuk menyelesaikan tugas
mereka. Mereka telah mempelajari teknik dan kemampuan dalam
menggunakan sumber-sumber informasi dalam pemecahan masalah
mereka.25
Dari beberapa definisi literasi informasi di atas dapat
disimpulkan bahwa literasi informasi memiliki arti melek informasi.
Untuk menjadi seseorang yang melek informasi dibutuhkan beberapa
kemampuan yaitu dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi,
mengakses sumber informasi dari beragam format secara efektif,
mengorganisasi informasi, memanfaatkan dan mengkomunikasikan
informasi secara etis. Literasi informasi juga merupakan kunci dari
lifelong learning. Karena di era globalisasi ini siapa yang dapat
24 Kelly J, “Paul G. Zurkowski and Information Literacy,” Journal of Information
Literacy 7, no. 2 (n.d.): 166. 25 Hildawati Almah, “Information Literacy: Kecakapan Hidup Dalam Era Postmodern,”
h.24.
18
menguasai informasi maka dia yang akan bertahan hidup dengan
berbekal pengetahuan tentang literasi informasi.
2. Manfaat Literasi Informasi
Teknologi yang semakin berkembang pesat menyebabkan
kelimpahruahan informasi dalam berbagai format mulai dari tercetak,
gambar, suara, video, elektronik dan masih banyak lagi. Belum lagi
jumlah halaman web yang melimpah tersedia di internet. Namun
ketersediaan informasi ini belum tentu sesuai dengan apa yang kita
butuhkan. Agar informasi dapat relevan dengan apa yang kita
butuhkan maka dibutuhkan kemampuan literasi informasi.
Menurut Bundy dalam Hildawati Almah, Dengan
meningkatnya akses informasi dan sumber-sumbernya. Setiap orang
dihadapkan dengan pilihan-pilihan informasi yang beragam dan
overload pada saat belajar, di tempat kerja dan dalam kehidupan. Maka
disinilah kemampuan literasi menjadi sangat diperlukan sehingga
orang akan memiliki pola pikir yang dinamis dan menjadi manusia
yang cerdas.26
Adapun manfaat literasi informasi menurut Prasetiawan dalam
Linda Nur Fatimah yaitu:27
26 Almah, h.29. 27 Linda Nur Fatimah, “Kemampuan Literasi Informasi Pada Siswa Distance Learning
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa Semarang,” Jurnal Ilmu
Perpustakaan 5, no. 2 (2016): h.3.
19
a. Seseorang dengan kemampuan literasi informasi
akan memiliki bekal untuk pembelajaran seumur
hidup (lifelong learning).
b. Dengan kemampuan literasi informasi seseorang
akan memiliki pengetahuan mengenai cara
menggunakan komputer dan internet. Selain itu,
literasi informasi juga mengajarkan bagaimana cara
memilah informasi yang sudah di dapat.
c. Seseorang dengan kemampuan literasi informasi
akan mampu menemukan informasi yang relevan
untuk kemudian dimanfaatkan sebagai sarana
pengambilan keputusan.
d. Literasi informasi memungkinkan seseorang untuk
mengkritisi daya guna suatu informasi.
e. Pemikiran seseorang dengan kemampuan literasi
informasi akan lebih kritis dan kreatif.
Pendapat Hancock dalam Linda Nur Fatimah mengenai
manfaat literasi informasi bagi pelajar yaitu menggaris bawahi pada
peran aktif siswa dalam proses belajar.28 Pelajar dapat belajar secara
mandiri dan menguasai pelajaran mereka. pelajar juga diharapkan
dapat mengidentifikasi tema dan topik di dalam penelitian mereka.
28 Linda Nur Fatimah, “Kemampuan Literasi Informasi Pada Siswa Distance Learning
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa Semarang,” Jurnal Ilmu
Perpustakaan 5, no. 2 (2016): h.3.
20
Pelajar yang literat juga berusaha belajar cara menggunakan berbagai
sumber daya informasi. Sementara itu peran guru kini berubah menjadi
fasilitator bagi para pelajar. Guru juga tetap memberi dorongan kepada
pelajar dalam melakukan penelitian.
Dilihat dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa literasi informasi bermanfaat bagi
setiap orang terutama bagi pelajar. Dengan memiliki kemampuan
literasi informasi setiap orang akan memiliki bekal untuk pembelajaran
seumur hidup. Dengan kemampuan literasi informasi seseorang juga
dapat berpikir secara kritis dan kreatif untuk mengambil sebuah
keputusan.
3. Model Literasi Informasi
Terdapat beberapa model literasi informasi yang terkenal
seperti Big 6, the Seven Pillars, Empowering 8, dan lain sebagainya.
Dalam Big6 Skill Overview Model literasi Big 6 dikembangkan oleh
Mike Eisenberg dan Bob Berkowitz. Model Big 6 digunakan untuk
mengajarkan keterampilan informasi dan teknologi di dunia. Model
literasi informasi Big 6 memiliki enam poin tahapan literasi informasi
untuk pemecahan masalah diantaranya adalah29:
a. Definisi tugas . Mendefinisikan masalah informasi dan
mengidetifikasi informasi yang dibutuhkan.
29 “Big6 Skills Overview - Big6,” accessed April 15, 2018, http://big6.com
21
b. Strategi mencari informasi. Menentukan semua sumber
kemungkinan dan memilih sumber terbaik.
c. Lokasi dan akses. Mencari sumber informasi.
d. Penggunaan informasi . Menggunakan informasi seperti
membaca, mendengar, melihat, dan menyunting informasi
yang relevan.
e. Sintesis. Mengatur dari berbagai sumber informasi dan
menyajikan informasi.
f. Evaluasi. Mengevaluasi informasi yang sudah didapat.
Model The Seven Pillars diperkenalkan oleh SCONUL pada
tahun 1999. Model ini telah di adopsi oleh pustakawan dan guru
sebagai sarana untuk membantu dalam memberikan keterampilan
literasi informasi kepada peserta didik mereka. model ini memiliki 7
keterampilan untuk menggambarkan bagian dari proses pembelajaran
diantaranya adalah30:
a. Identifikasi: Mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi
pribadi.
b. Cakupan: Dapat menilai pengetahuan saat ini dan
mengidentifikasi kesenjangan informasi.
c. Rencana: Dapat membangun strategi untuk mencari
informasi dan data.
30 Sconul, “The Sconul Seven Pillars of Information Literacy: Core Model for Higher
Education,” 2011.
22
d. Mengumpulkan: dapat menemukan dan mengakses
informasi dan data yang mereka butuhkan.
e. Evaluasi: Dapat meninjau proses penelitian,
membandingkan dan mengevaluasi informasi dan data.
f. Mengelola: Dapat mengatur informasi secara profesional
dan etis.
g. Mempresentasikan: Dapat menerapkan informasi yang
diperoleh dan menampilkan hasil penelitian.
Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model literasi
informasi Empowering 8, sebuah model literasi informasi yang
dikembangkan di sebuah loka karya yang diselenggarakan oleh IFLA-
ALP dan National Institute of Library & Information Science (NILIS).
Tujuan dari loka karya ini adalah untuk menambah pembelajaran
berbasis sumber data dengan memperkenalkan peserta kepada literasi
informasi.31
Para peserta internasional dan peserta dari Sri Lanka bekerja
secara mandiri untuk mengembangkan model literasi informasi dan
pada akhirnya dua kelompok ini menggambungkan dan
menyempurnakan hasil model mereka dan terbentuklah model literasi
informasi yang disebut Empowering 8. Model ini terdiri dari 8 tahapan
31 Pradeepa Wijetunge, “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed in
Sri Lanka To Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka,” Sri Lanka Journal of
Librarianship & Information Management 1, no. 1 (2005): h.36.
23
keterampilan literasi informasi yang harus dikuasai oleh seseorang.
Keterampilan tersebut adalah:32
Tabel 2. 1 Keterampilan Empowering 8
Tahapan Komponen Empowering
8
Kemampuan Siswa
1 Identifikasi ✓ Menentukan topik/subjek.
✓ Menentukan pendengar dan
memahaminya.
✓ Memilih format yang relevan
untuk produk akhir.
✓ Mengidentifikasi kata kunci.
✓ Merencanakan strategi pencarian.
✓ Mengidentifikasi berbagai jenis
sumber daya dimana informasi
dapat ditemukan.
2 Eksplorasi ✓ Menemukan sumber daya yang
sesuai dengan topik yang dipilih.
✓ Mencari informasi sesuai dengan
topik yang dipilih.
✓ Melakukan wawancara,
kunjungan lapangan, atau
penelitian luar lainnya.
3 Seleksi ✓ Memilih informasi yang relevan.
✓ Menentukan sumber mana yang
terlalu mudah, terlalu susah, atau
tepat.
✓ Merekam informasi yang relevan
melalui catatan atau membuat
32 Pradeepa Wijetunge, “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed in
Sri Lanka To Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka,” Sri Lanka Journal of
Librarianship & Information Management 1, no. 1 (2005): h.36.
24
susunan visual seperti bagan,
grafik, atau ringkasan.
✓ Mengidentifikasi tahapan proses.
✓ Mengumpulkan kutipan yang
tepat.
4 Organisasi ✓ Menyortir informasi
✓ Membedakan antara fakta,
pendapat, dan rekaan.
✓ Memeriksa prasangka didalam
sumber.
✓ Mengurutkan informasi secara
logis.
✓ Menggunakan susunan visual
untuk membandingkan informasi
yang diperoleh.
5 Menciptakan/Membuat ✓ Mengolah informasi
menggunakan kata-kata sendiri
dengan penuh arti.
✓ Merevisi dan mengedit sendiri
atau bersama rekan.
✓ Finalisasi format bibliografi.
6 Presentasi ✓ Berlatih mempresentasikan
informasi.
✓ Berbagi informasi dengan
pendengar yang sesuai.
✓ Menampilkan informasi dalam
format yang tepat dan sesuai
dengan pendengar.
✓ Mengatur penggunaan peralatan
dengan benar.
7 Menilai ✓ Menerima masukan dari siswa
lain.
✓ Menilai kinerja seseorang dalam
25
menanggapi penilaian guru.
✓ Menggambarkan seberapa baik
yang mereka lakukan.
✓ Menentukan apakah ada
keterampilan baru untuk
dipelajari.
✓ Mempertimbangkan apa yang
bisa dilakukan lebih baik lain
kali.
8 Menerapkan ✓ Mempertimbangkan masukan
dan penilaian yang diberikan.
✓ Menerapkan masukan untuk
tugas berikutnya.
✓ Berusaha menggunakan
pengetahuan yang diperoleh
dalam berbagai situasi.
✓ Menentukan apakah dalam
pelajaran lain bisa menerapkan
keterampilan ini.
✓ Menambahkan hasil ke
portofolio.
Dalam penelitian ini penulis hanya mengabil tiga dari delapan
poin yang terdapat pada model literasi Empowering 8. Tiga poin
tersebut di antaranya Identifikasi, Organisasi, dan Menciptakan
informasi. Penulis memilih tiga poin tersebut karena ketiganya
merupakan yang paling sesuai dengan keahlian yang harus dimiliki
seorang jurnalis yaitu 1) Keahlian mencari, 2) Keahlian
mengumpulkan, 3) Keahlian menulis. Selain itu alasan penulis
memilih model literasi informasi Empowering 8 yaitu karena terdapat
26
poin menciptakan informasi, sementara pada model Big 6 dan 7 Pillars
tidak terdapat poin tersebut. Poin menciptakan informasi dibutuhkan
untuk melihat kemampuan jurnalis dalam menciptakan berita sehingga
penulis membutuhkan poin tersebut.
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi
Ketersediaan sumber daya informasi merupakan faktor penting
dalam dunia Perguruan Tinggi. Namun sumber daya informasi yang
telah tersedia akan menjadi tidak berdaya jika tidak ada kemampuan
untuk memanfaatkannya. Untuk itulah literasi informasi dibutuhkan.
Pendidikan berperan penting dalam menjadikan seseorang
literate terhadap informasi atau dalam kata lain melek terhadap
informasi. Di era globalisasi ini tidak hanya teknologi yang mengalami
kemajuan tetapi ilmu pengetahuan juga semakin berkembang yang
menuntut adanya perubahan kurikulum pendidikan baik di tingkat
sekolah maupun perguruan tinggi. SK Mendiknas No. 232/U/2000
menjelaskan bahwa salah satu syarat lulusan program sarjana yaitu
dapat menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan di bidang
tertentu agar mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan
merumuskan cara penyelesaian masalah yang dihadapi di bidang
keahliannya.33 Untuk memenuhi syarat tersebut maka sektor
pendidikan harus dapat memenuhi kebutuhan kurikulum untuk dapat
33 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online, h.17.
27
menjawab berbagai permasalahan dan berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat.
Menurut Association of College and Research Librariesi
(ACRL) literasi pada perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran
seumur hidup yang akan menjadi dasar dalam pekerjaan dan karir di
masa yang akan datang.34 Sumber daya manusia (SDM) dengan
kemampuan belajar secara terus menerus sangat dibutuhkan agar dapat
bertahan hidup juga tidak kalah dengan dunia luar. Maka dalam
mempersiapkan calon-calon sarjana yang berdaya saing tinggi
dibutuhkan peran pendidikan tinggi.
Dalam menunjang proses belajar, mahasiswa dituntut untuk
melek informasi. Mahasiswa dihadapkan dengan berbagai situasi,
tuntutan akademis, dan juga sistem belajar yang berbeda dengan
sekolah menengah. Mahasiswa diharuskan untuk belajar secara
mandiri dengan mengakses sejumlah sumber informasi sebagai sumber
belajar. Sementara dosen yang menjadi pembimbing dalam proses
belajar. Metode ini bernama resources based learning. Dalam
resources based learning sumber belajar dikategorikan sebagai
berikut:35
34 Association of College and Research Libraries (2000), Information Literacy
Competency Standards for Higher Education (Chicago: Association of College and Research
Libraries, 2013), h.2, www.ala.org/acrl/standards/informationliteracycompetency. 35 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online, h.19.
28
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, seperti
perpustakaan, museum, pasar, dan sebagainya.
b. Benda, seperti situs, candi, benda peninggalan, dan
sebagainya.
c. Orang atau para ahli dalam bidang tertentu, seperti
guru, dosen, polisi, dan sebagainya.
d. Bahan, seperti teks tertulis, tercetak, rekaman
elektronik, dan sebagainya.
e. Buku, seperti buku pelajaran, kamus, ensiklopedia, dan
sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang telah atau sedang terjadi,
seperti kerusuhan, bencana, dan sebagainya.
Tim dari California State University dalam Aris Nurohman,
mengemukakan hasil konklusi mengenai manfaat literasi informasi
bagi kalangan perguruan tinggi sebagai berikut:36
a. Sekarang ini kemudahan akses terhadap berbagai
sumber informasi semakin mudah didapat. Dengan
literasi informasi mahasiswa akan lebih terarah untuk
mendapatkan informasi dengan metode yang telah
teruji.
36 Aris Nurohman, “Signifikansi Literasi Informasi (Information Literacy) Dalam Dunia
Pendidikan Di Era Global,” h.13.
29
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif
mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi
literasi informasi. Dengan keahlian literasi informasi
tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti
perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat
isi perkuliahan. Dengan memiliki kompetensi literasi
informasi, mahasiswa dapat mencari bahan-bahan
yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat
menunjang perkuliahan tersebut.
d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Dengan
memastikan bahwa setiap individu memiliki
kemampuan intelektual dalam berpikir secara kritis
yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang
dimilikinya, maka individu dapat melakukan
pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat literasi informasi
sangat banyak di perguruan tinggi. Di garis bawahi pada perubahan
sistem belajar dari sekolah menengah ke perguruan tinggi, di mana
mengharuskan mahasiswa untuk belajar secara mandiri dengan
mengakses sejumlah sumber informasi sebagai sumber belajar.
30
B. Jurnalistik
1. Definisi Jurnalistik
Kata jurnalistik sering dipersepsikan orang sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan surat kabar atau media massa, berita, dan
wartawan. Secara etimologi, istilah jurnalistik berasal dari kata
journalism yang berarti catatan harian. Pada dasarnya dalam menulis
catatan harian terdapat beberapa tahapan seperti proses
mengumpulkan, mengolah, dan menyiarkannya. Jurnalistik berkaitan
dengan pemberitaan dan kewartawanan. Orang yang bekerja pada
jurnalistik disebut jurnalis.37
Dalam kamus besar bahasa Indonesia jurnalistik merupakan
kegiatan menyiapkan, menulis, mengedit dan memberitakan untuk
surat kabar, majalah atau berita berkala lainnya. Senada dengan
definisi tersebut, MacDougall dalam Mondry mengemukakan
jurnalistik sebagai kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan
melaporkan peristiwa.38
Menurut pakar komunikasi (Prof.Onong) dalam Yenny Yuniati
jurnalistik adalah keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita
mulai dari peliputan (pengumpulan) sampai dengan penyusunan yang
37 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h.16. 38 Mondry, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
2008), h.17.
31
layak disebarluaskan dan menarik perhatian masyarakat dari peristiwa
atau kejadian sehari-hari yang bersifat aktual/baru.39
Mengacu kepada pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
jurnalistik diartikan sebagai sebuah keterampilan seseorang dalam
proses pengumpulan, penulisan, dan penyebarluasan berita. Selain itu
jurnalistik juga berkaitan dengan pemberitaan dan kewartawanan. Dari
seluruh proses tersebut, produk akhir yang dihasilkan yaitu informasi
dalam bentuk surat kabar, majalah atau terbitan berkala lainnya. Di
buku yang ditulis oleh Bill Kovasch dan Tom Rosenstiel dalam Annisa
Aninditya menjelaskan bahwa tujuan utama dari jurnalisme adalah
menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada
masyarakat.40 berita yang objektif, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan dilahirkan dari hasil karya para jurnalis yang
memahami seluk-beluk proses kegiatan jurnalistik. Maka untuk
menjadi seorang jurnalis dibutuhkan beberapa keahlian yaitu:41
a. Keahlian mencari. Seorang jurnalis hendaknya memiliki
insting dalam mencari suatu berita. Insting yang dimiliki
jurnalis ini yang akan menentukan apakah suatu peristiwa
layak atau tidak untuk diberitakan. Dengan insting yang
tajam jurnalis juga dapat membuat peristiwa yang dianggap
39 Yenni Yuniati, “Komitmen WartawanTerhadap Jurnalistik Publik,” Mimbar: Jurnal
Sosial Dan Pembangunan 22, no. 1 (2006): h.58. 40 Annisa Aninditya Wibawa, “Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media Siber Detikcom
Mengenai Mekanisme Pmberitaan Tewasnya WNI Di Kerusuhan Mesir,” eJurnal Majasiswa
Universitas Padjajaran 1, no. 1 (2012): h.27. 41 Indah Suryawati, Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori Dan Praktik, h.88.
32
biasa oleh orang awam menjadi berita yang menarik dan
bermakna.
b. Keahlian mengumpulkan. Seorang jurnalis diharuskan
mengumpulkan berbagai bentuk informasi yang terkait
dengan berita yang ditulisnya. Pengumpulan informasi tidak
hanya melalui turun langsung ke dalam situasi dimana
peristiwa terjadi, tetapi juga ada banyak cara lain di
antaranya; 1) Observasi langsung dan tidak langsung dari
situasi berita, 2) Proses wawancara, 3) Pencarian dan
penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik, 4)
Partisipasi dalam peristiwa.
c. Keahlian menulis. Kelayakan isi berita dapat dilihat dari
keterampilan menulis seorang jurnalis. Terkadang, peristiwa
yang bernilai berita tinggi, namun karena ditulis dan
disajikan asal jadi, maka berita tersebut menjadi tidak
bermakna dan tidak mengundang perhatian. Namun
sebaliknya, peristiwa yang dianggap biasa saja tetapi
dikemas dengan menggunakan pola penulisan yang tepat,
maka hasil berita bisa menjadi bermakna dan mendapat
perhatian yang besar.
33
Penjelasan di atas didukung juga oleh Mondry. Menurut
Mondry terdapat beberapa tipe jurnalis dalam menjalankan tugasnya
seperti diuraikan berikut:42
a. Wartawan Release. Pada awalnya mencari informasi yang
menarik merupakan tugas seorang jurnalis. Apapun
informasi yang diperoleh asalkan menarik akan dijadikan
berita. Namun tugas tersebut dianggap kurang memuaskan
karena jurnalis dianggap hanya menjadi “tukang kutip
informasi”. Bila kegiatan ini dilakukan di kantor dengan
meminta release yang dibuat lembaga tersebut, akan
muncul gelar baru “wartawan release”.
b. Penggali berita. Tugas jurnalis tersebut akhirnya
bertambah, jurnalis tidak hanya mencari informasi yang
dikeluarkan suatu lembaga, tetapi juga menggali bahan
berita lebih mendalam, mengkonfirmasi informasi yang
didapat. Selain itu jurnalis juga perlu mendapatkan
informasi tentang masalah yang sama dari narasumber
yang berbeda sebagai pembanding. Maka jurnalis akan
mendapatkan data yang lebih lengkap dan otentik.
c. Pencipta berita. Seorang jurnalis juga harus mampu
menciptakan berita. Menciptakan bukan berarti mengarang,
tetapi jurnalis menggunakan kepekaan dan wawasan untuk
42 Mondry, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, h.130.
34
menilai mana informasi yang dapat dikembangkan
sehingga menjadi suatu berita yang diperlukan masyarakat
dan memiliki kepentingan tinggi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
menghasilkan sebuah berita yang layak dibutuhkan beberapa keahlian.
Keahlian-keahlian jurnalis dan tipe-tipe jurnalis di atas kurang lebih
memiliki persamaan dengan komponen kemampuan literasi informasi.
jadi untuk memenuhi kriteria keahlian di atas seorang jurnalis juga
harus memiliki kemampuan literasi informasi untuk menjalankan
tugasnya yaitu membuat berita.
2. Fungsi Jurnalistik
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan informasi. Maka
kehadiran jurnalistik di tengah kehidupan manusia memiliki fungsi
yang besar. Penyajian berita dalam segala bentuk dalam jurnalistik
bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik. Berdasarkan
fungsinya, jurnalistik memiliki empat fungsi yaitu:
a. Untuk menginformasikan (To inform). Jurnalistik
merupakan sarana untuk menyampaikan informasi yang
berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekitar
kehidupan manusia dan patut diketahui publik.
b. Untuk menginterpretasikan (To interpret). Jurnalistik
merupakan sarana untuk memberikan tafsiran atau
interpretasi terhadap fakta dan peristiwa yang terjadi
35
sehingga publik dapat memahami dampak dan
konsekuensi dari berita yang disajikan.
c. Untuk mengarahkan (To guide). Jurnalistik merupakan
acuan untuk mengarahkan atau memberi petunjuk
dalam menyikapi suatu fakta dan peristiwa yang
disajikan dalam berita sehingga dapat menjadi pedoman
bagi publik dalam memberi komentar/pendapat atau
dalam mengambil keputusan.
d. Untuk menghibur (To entertain). Jurnalistik merupakan
sarana yang bersifat menghibur, yang menyegarkan dan
menyenangkan pembacanya dengan menyajikan berita
atau informasi yang ringan dan rileks sesuai dengan
kebutuhan gaya hidup manusia.
e. Untuk mendidik (To educate). Jurnalistik merupakan
sarana untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai dan
norma sosial, di samping budaya yang patut menjadi
perhatian masyarakat.
f. Untuk mediasi (To mediate). Jurnalistik merupakan alat
mediasi atau penghubung dalam mempertemukan
ketidaksepahaman tentang fakta atau peristiwa yang
menjadi berita dari berbagai sudut pandang, disamping
dapat menjadi wahana yang mempertemukan orang-
36
orang yang berbeda pendapat atau opini tentang suatu
hal.
g. Untuk mempromosikan (To promote). Jurnalistik
merupakan sarana pilihan dalam mempromosikan
keunggulan dan kelebihan suatu produk dan karya agar
dapat dipahami secara proposional oleh publik.
h. Untuk mempengaruhi (To influence). Jurnalistik
merupakan sarana untuk mempengaruhi pendapat dan
pikiran seseorang tentang fakta dan peristiwa yang
sedang menjadi topik pembicaraan.43
C. Majalah
Majalah merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi
semua kalangan, baik masyarakat ilmiah maupun umum. Majalah
merupakan salah satu bentuk terbitan berkala, yaitu terbitan yang
diterbitkan dalam bagian-bagian (nomor) yang berurutan dengan
perwajahan dan judul sama, dan terbit menurut jadwal yang sudah
ditetapkan dalam waktu yang tidak ditentukan.44
Definisi lain yaitu majalah merupakan media komunikasi yang
menyajikan informasi secara dalam, tajam, dan memiliki nilai aktualitas
yang lebih lama dibandingkan dengan surat kabar dan tabloid, serta
menampilkan gambar/foto yang lebih banyak. Selain itu, halaman muka
43 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, h.20. 44 Sri Purnomowati, “Kondisi Majalah Indonesia Bidang Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi Di Awal Abad 21,” Baca 26, no. 1–2 (2001): h.27.
37
(cover) dan foto dalam majalah lebih memiliki daya tarik, dan ciri lainnya,
majalah dapat diterbitkan secara mingguan, dwi mingguan, bulanan,
bahkan dwi atau triwulan.45
Jika dikategorisasikan majalah dibagi menjadi majalah umum
(untuk semua golongan masyarakat) dan majalah khusus (untuk bidang
profesi/golongan/kalangan tertentu)46. Dominick mengklasifikasikan
majalah ke dalam lima kategori yaitu majalah konsumen umum, majalah
bisnis, kritik sastra dan majalah ilmiah, majalah khusus terbitan berkala,
dan majalah humas.47 Tipe majalah bisa juga dikategorikan sesuai sasaran
khalayak yang hendak dituju, artinya redaksi sudah menentukan
sebelumnya siapa yang akan menjadi sasaran pembacanya, seperti majalah
untuk anak, majalah untuk gadis, majalah untuk pria, majalah fashion,
majalah memasak, dan lain sebagainya.
45 Indah Suryawati, Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori Dan Praktik, h.42. 46 Indah Suryawati, h.42. 47 Indah Suryawati, h.43.
38
D. Kerangka Pemikiran
Literasi Informasi di Perguruan
Tinggi
(Muhammad Azwar Muin, 2013,
p.17)
Keahlian Jurnalis
1. Keahlian
Mencari
2. Keahlian
Mengumpulkan
3. Keahlian
Menulis
(Indah
Suryawati, 2011,
p.88)
Empowering 8
1. Identifikasi
2. Eksplorasi
3. Seleksi
4. Organisasi
5. Membuat/
menciptakan
6. Presentasi
7. Penilaian
8. Penerapan
(Pradeepa
Wijetunge,
2005, p.36)
Fokus Penelitian :
Penelitian ini berfokus pada proses pembuatan majalah oleh
mahasiswa jurnalistik berdasarkan Empowering 8
Big 6
1. Definisi tugas
2. Strategi mencari
informasi
3. Lokasi &akses
4. Penggunaan
informasi
5. Sintesis
6. Evaluasi
(http://big6.com)
Seven Pillars
1. Identifikasi
2. Cakupan
3. Rencana
4. Mengumpulkan
5. Evaluasi
6. Mengelola
7. Mempresentasikan
(SCONULL, 2011,
p.2-11)
Tipe Jurnalis
1. Wartawan
release
2. Penggali Berita
3. Pencipta Berita
(Mondry, 2008,
p.130)
Tabel 2. 2 Kerangka Pemikiran
39
Pendidikan berperan penting dalam menjadikan seseorang literate
terhadap informasi atau dalam kata lain melek terhadap informasi. Di era
globalisasi ini tidak hanya teknologi yang mengalami kemajuan tetapi
ilmu pengetahuan juga semakin berkembang yang menuntut adanya
perubahan kurikulum pendidikan baik di tingkat sekolah maupun
perguruan tinggi
Terdapat beberapa model literasi informasi yang cocok untuk
diterapkan perguruan tinggi diantaranya Big 6, The Seven Pillars, dan
Empowering 8. Dari ketiga model ini memiliki poin paling cocok dengan
keahlian dan tipe jurnalis adalah model literasi Empowering 8. Dari
delapan poin, penulis hanya mengambil tiga diantaranya yaitu Identifikasi,
Organisasi, dan Menciptakan informasi. ketiga poin ini cocok dengan
keahlian jurnalis yaitu keahlian mencari, mengumpulkan dan menulis.
Selain itu ketiga poin dari model literasi Empowering 8 juga cocok dengan
tipe-tipe jurnalis yaitu Wartawan release, Penggali berita, dan Pencari
berita.
Disini penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana
kemampuan literasi informasi mahasiswa konsentrasi Jurnalistik dalam
menyelesaikan tugas pembuatan majalah dengan menggunakan tiga poin
yang terdapat di dalam model literasi Empowering 8 yaitu identifikasi,
organisasi, dan menciptakan informasi. Alasan penulis hanya mengambil 3
dari 8 aspek model literasi informasi Empowering 8 karena ketiganya
sesuai dengan kemampuan yang harus dimiliki seorang jurnalis dan poin
40
yang ada di dalam model literasi informasi Empowering 8 sesuai untuk
pengukuran dalam tugas pembuatan majalah.
Tabel 2 3 Perbandingan Keahlian Jurnalis, Tipe Jurnalis, dan Empowering 8
Keahlian Jurnalis Tipe Jurnalis Empowering 8
1. Keahlian Mencari
Seorang jurnalis
hendak nya memiliki
insting dalam mencari
suatu berita . Insting
yang dimiliki jurnalis
ini yang akan
menentukan apakah
suatu peristiwa layak
atau tidak untuk
diberitakan.
2. Keahlian
Mengumpulkan
Seorang jurnalis
diharuskan
mengumpulkan
berbagai bentuk
informasi yang terkait
dengan berita yang
ditulisnya. Informasi
yang dikumpulkan
dapat berupa
observasi langsung,
proses wawancara,
dokumen publik, dan
partisipasi dalam
peristiwa.
1. Wartawan release
Tugas seorang jurnalis
pada awalnya mencari
informasi menarik.
Namun tugas tersebut
dianggap kurang
memuaskan karena
jurnalis dianggap
hanya menjadi
“tukang kutip
informasi” maka
disebut wartawan
release
2. Penggali Berita
jurnalis tidak hanya
mencari informasi
yang dikeluarkan
suatu lembaga, tetapi
juga menggali bahan
berita lebih
mendalam,
mengkonfirmasi
informasi yang
didapat. Selain itu
juga membandingkan
informasi yang
didapat sehingga data
yang didpat lebih
lengkap dan otentik.
1. Identifikasi :
- Menentukan topik/subjek
- Menentukan dan
memahami pendengar
- Pilih format yang relevan
untuk produk akhir
- Mengidentifikasi kata
kunci
- Merencanakan strategi
pencarian
- Mengidentifikasi berbagai
jenis sumber daya di mana
informasi dapat ditemukan
2. Organisasi:
- Menyortir informasi
- Membedakan antara fakta,
pendapat, dan fiksi.
- Periksa bias dalam sumber.
- Mengurutkan Informasi
dalam urutan yang logis.
- Menggunakan susunan
visual untuk
membandingkan informasi
yang diperoleh.
41
3. Keahlian Menulis
peristiwa yang
dianggap biasa saja
tetapi dikemas
dengan menggunakan
pola penulisan yang
tepat, maka hasil
berita bisa menjadi
bermakna dan
mendapat perhatian
yang besar.
(Indah Suryawati,
2011, p.88)
3. Pencipta Berita
Menciptakan bukan
berarti mengarang,
tetapi jurnalis
menggunakan
kepekaan dan
wawasan untuk
menilai mana
informasi yang dapat
dikembangkan
sehingga menjadi
suatu berita yang
diperlukan masyarakat
dan memiliki
kepentinggan tinggi.
(Mondry, 2008, p.130)
3. Membuat/menciptakan :
- Menyiapkan informasi
dalam kata-kata mereka
sendiri dengan cara yang
berarti.
- Merevisi dan mengedit,
sendiri atau dengan rekan.
- Finalisasi format
bibliografi.
(Pradeepa Wijetunge,
2005, p.36)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode
survei. Penelitian survei merupakan metode riset dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen.48 Metode ini digunakan untuk
menggambarkan bagaimana kemampuan literasi informasi mahasiswa
Prodi Jurnalistik dalam menyelesaikan tugas pembuatan majalah.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan data berupa angka, sesuai dengan bentuknya penelitian
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis mengugnakan tektik perhitungan
statistik.49 Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
literasi informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik dalam menyelesaikan tugas
pembuatan majalah.
B. Sumber Data
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diambil langsung dari
sumbernnya atau tempat objek penelitian dilakukan.50 Untuk
mendapatkan data primer penulis melakukan pengamatan langsung dan
48 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), h.4. 49 Syofian Siregar, h.17. 50 Syofian Siregar, h.16.
43
menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diambil secara tidak
langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari
dokumen-dokumen (laporan, karya tulis, koran, majalah).51
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada
pada suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian.52 Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik yang
sudah pernah mengambil mata kuliah Praktikum Jurnalistik yang
berjumlah 66 mahasiswa.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti.53 Menurut Arikunto apabila
populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil
adalah semuanya.54 Untuk itu dalam penelitian ini seluruh populasi
dijadikan sampel karena jumlah Mahasiswa Prodi Jurnalistik berjumlah 66
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Quota Sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari
51 Syofian Siregar, h.16. 52 Syofian Siregar, h.30. 53 Syofian Siregar, h.30. 54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bina
Aksara, 1989), h.107.
44
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai mendapatkan jumlah
(kuota) yang diinginkan.55
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Penulis menyebarkan kuesioner atau angket yang berisi daftar
pernyataan-pernyataan yang telah disusun secara sistematis yang
kemudian ditujukan kepada mahasiswa angkatan 2014 Prodi
Jurnalistik yang sudah pernah mengambil mata kuliah Praktikum
Jurnalistik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data bagaimana
kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Acuan penulis dalam pembuatan
kuesioner ini yaitu tiga poin yang diambil dari model literasi
Empowering 8. Penulis menyusun kuesioner dalam bentuk google form
dan disebar melalui media sosial seperti whatsapp dan email.
Kuesioner disajikan dalam bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban
singkat dalam bentuk skala Likert dengan empat kategori, yaitu :56
STS (Sangat Tidak Setuju) (bobot = 1)
TS (Tidak Setuju) (bobot = 2)
S (Setuju) (bobot = 3)
SS (Sangat Setuju) (bobot = 4)
55 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, h.33. 56 Syofian Siregar, h.25.
45
2. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencari sumber data tertulis berdasarkan data kepustakaan (buku,
dokumen, artikel, laporan, dll) yang dapat dijadikan landasan teori
untuk memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan pencarian
data yang terkait dengan masalah penelitian menggunakan bahan
pustaka berupa fisik dan elektronik.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh responden
penelitian kemudian dikembalikan akan diolah dengan melakukan hal
seperti:57
a. Editing
Data yang sudah didapat dari lapangan akan
diperiksa kembali. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kelengkapan data juga untuk memeriksa
apakah ada kesalahan dalam pengisian data.
b. Tabulasi
Tabulasi data merupakan tahap yang dilakukan
setelah proses editing. Kegiatan tabulasi dalam penelitian
meliputi pengelompokan data sesuai dengan tujuan
57 Syofian Siregar, h.86.
46
penelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel-tabel yang
telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah
ditentukan skornya.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan
data. Data yang telah diperoleh dari tabulasi dengan menyusunnya ke
dalam tabel kemudian dihitung presentase nya, selanjutnya dianalisis
dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan rumus presentase:58
P = f/n x 100%
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu
P = Angka persentase
Untuk penafsiran jawaban dari hasil perhitungan skala Likert
tersebut digunakan perhitungan skala Interval. Untuk menentukan
skala interval dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi
dengan skor terendah dengan banyak skala. Dengan rumus sebagai
berikut:59
58 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),
h.40. 59 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, h.100.
47
Skala Interval = a(m-n):b
Keterangan:
a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah empat, dimana
skor terendah satu dan tertinggi adalah empat, maka skala interval
dapat dihitung sebagai berikut: [1(4-1) : 4] = 0,75
1) Sangat Baik = 3,28 - 4,03
2) Baik = 2,52 – 3,27
3) Tidak Baik = 1,76 – 2,51
4) Sangat Tidak Baik = 1,00 – 1,75
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah alat untuk menunjukkan
apakah suatu alat ukur mampu mengukur sesuatu yang ingin diukur.60
Sebelum menyebar kuesioner atau angket penelitian kepada responden
sebanyak 66 orang, yakni mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis terlebih dahulu melakukan uji
60 Syofian Siregar, h.46.
48
validitas terhadap 16 pernyataan di dalam kuesioner. Uji validitas ini
dilakukan kepada 30 responden.
Suatu pernyataan dikatakan valid apabila nilai r hitung>r-tabel.
Untuk batasan r tabel maka dengan n = 30 maka didapat r tabel sebesar
0,361. Dengan arti jika nilai korelasi lebih dari batasan maka item
dianggap valid namun jika nilai korelasi tidak mencapai batasan yang
ditentukan maka item tidak valid.61
Uji validitas pada penelitian ini akan menguji kemampuan
literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik. Penulis menggunakan
bantuan program IBM SPSS V24. Berikut adalah hasil uji validitas
dengan sampel 30 responden.
Tabel 3. 1 Uji Validitas
Nomor
Kuesioner
Nilai
Korelasi Nilai r Keterangan
1 0,529 0,361 Valid
2 0,762 0,361 Valid
3 0,800 0,361 Valid
4 0,608 0,361 Valid
5 0,628 0,361 Valid
6 0,614 0,361 Valid
7 0,763 0,361 Valid
8 0,500 0,361 Valid
9 0,861 0,361 Valid
10 0,736 0,361 Valid
11 0,782 0,361 Valid
12 0,717 0,361 Valid
13 0,513 0,361 Valid
14 0,565 0,361 Valid
61 Syofian Siregar, h.48.
49
15 0,719 0,361 Valid
16 0,684 0,361 Valid
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan di
dalam kuesioner memiliki kriteria valid berdasarkan kriteria r(hitung)
lebih besar dari r(tabel). Dengan demikian pernyataan yang penulis
ajukan kepada 30 responden dinyatakan layak dijadikan penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Dalam penelitian ini, uji
reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha Berikut adalah
kriteria hasil uji reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha:62
Cronbach’s alpha ≤ 0,39 : reliabilitas rendah
Cronbach’s alpha 0,4 – 0,59 : reliabilitas sedang
Cronbach’s alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas tinggi
Cronbach’s alpha 0,8 – 1 : reliabilitas sangat tinggi
Pada penelitian ini penulis menguji reliabilitas instrumen
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS
V24. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dengan sampel 30 responden:
62 Syofian Siregar, h.57.
50
Tabel 3 2 Uji Reliabilitas
Hasil Cronbach's Alpha N of items Keterangan
0,916 16 Reliabel
Tabel 3.2 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,916 yang berarti item pernyataan di dalam kuesioner ini memiliki
reliabilitas yang tinggi dan setiap item pernyataan mampu
mendapatkan hasil yang konsisten yang apabila pernyataan
kembali diajukan akan memperoleh jawaban yang relatif sama dari
jawaban yang sebelumnya.
G. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat melakukan penelitian ini di Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Jalan Ir Haji
DJuanda No. 95, Ciputat, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15412. Alasan penulis memilih Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat
penelitian karena merupakan salah satu Universitas Islam Negeri yang
didalamnya memiliki Prodi Jurnalistik. Selain itu juga karena Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memperoleh akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) tertanggal 24 Januari 2018.
51
Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2018
Maret April Mei Juni-Juli
1
Penyerahan proposal
skripsi dan dosen
pembimbing
2 Pelaksanaan bimbingan
skripsi
3 Pengumpulan literatur
mengenai skripsi
4
Penyebaran angket atau
kuesioner kepada
responden
5 Pengolahan data dan
analisis data
6 Penyerahan laporan skripsi
7 Sidang skripsi
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Sejarah Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prodi Jurnalistik merupakan salah satu prodi yang berada di
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sejarah Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
(Fidkom) dimulai dari berdirinya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA)
pada 1 Juni 1957. ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan
Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal
Irsyad. Jurusan Da’wah wal Irsyad, yang dibuka pada 1959, juga
dikenal sebagai Jurusan Khusus. Hal ini karena mahasiswanya terdiri
dari imam-imam tentara yang mendapat tugas belajar, baik dari
Angkatan Darat maupun dari Angkatan Udara. Pada 1960, jurusan ini
dikenal masyarakat dengan sebutan PT PAL (Pendidikan Tjalon
Perwira Angkatan Laut) karena mahasiswanya kebanyakan berasal dari
Angkatan Laut.
Pembukaan Fakultas Dakwah dilakukan melalui persiapan
matang. Dosen-dosen Fakultas Ushuluddin yang memiliki basis
kompetensi di bidang ilmu dakwah secara sistematis
menyelenggarakan diskusi, mempersiapkan administrasi, merumuskan
kurikulum dan silabi untuk kepentingan pembukaan Fakultas Dakwah.
Pada 1990, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta meresmikan berdirinya
53
Fakultas Dakwah. Fakultas ini mulai menerima mahasiswa pada tahun
akademik 1990/1991.
Pada saat pertama kali dibuka Fakultas Dakwah memiliki satu
jurusan, yaitu Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA).
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun akademik 1992-1993, sejalan
dengan semakin besarnya minat calon mahasiswa, Fakultas Dakwah
membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat (BPM).
Pada tahun akademik 1994-1995, jurusan ini berubah menjadi Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama (BPA). Pada tahun akademik
1996-1997, kembali terjadi pergantian nama, yaitu: Jurusan PPA
berubah menjadi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
Jurusan BPA berubah menjadi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam (BPI).
Prodi Jurnalistik sendiri pada awalnya merupakan sebuah di
bawah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), kemudian pada
10 April 2018 telah resmi menjadi sebuah Prodi. Hal ini ditandai
dengan penyerahan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 287/KPT/I/2018 yang
diserahkan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.
Dede Rosyada, MA kepada Dekan FIDIKOM, Dr. Arief Subhan, MA
di ruang Rektor. Surat Keputusan ini berisi tentang Izin Pembukaan
Prodi Jurnalistik sebagai Program Sarjana pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
54
2. Visi Misi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Visi
“Menjadi fakultas terdepan (leading faculty) dalam
pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat berbasis ilmu
dakwah dan ilmu komunikasi dalam bingkai integrasi keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan pada tingkat regional dan
internasional pada 2026.”
b. Misi
Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah:
1) Menanamkan al-ahlaq al-karimah sebagai karakter utama
Civitas Akademika dan dasar dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, leadership, dan life skills;
2) Menyelenggarakan dan mengembangkan sistem pendidikan
dan pembelajaran yang bermutu di bidang ilmu dakwah dan
ilmu komunikasi;
3) Menyelenggarakan dan mengembangkan model-model
penelitian yang mengintegrasikan ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi;
4) Menyelenggarakan dan mengembangkan model-model baru
pengembangan masyarakat Muslim sebagai tafsir aktual
da’wah bi al-hal dalam pengabdian masyarakat;
5) Membangun jejaring dengan lembaga pendidikan,
penelitian, sosial-keagamaan, dan bisnis untuk memperkuat
55
kapasitas kelembagaan fakultas, serta memperluas, dan
mempertajam kajian-kajian yang mengarah pada integrasi
keilmuan.
3. Mata Kuliah Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prodi Jurnalistik UIN Jakarta memberikan materi khusus ilmu
jurnalistik ± 80 SKS (60%) di antaranya Bahasa Jurnalistik, Jurnalistik
Online, Jurnalistik Photo, Jurnalistik Radio, Jurnalistik Televisi,
Dasar-Dasar Siaran Televisi, Sejarah Pers Nasional, Teori Komunikasi
Massa, Sistem Hukum Pers, Bahasa Indonesia, Studi Islam 1-2,
Praktikum Ibadah Dan Qira’ah, Kode Etik Jurnalistik dan Penyiaran,
Teknik Penulisan Feature dan Editorial dan lainnya.
B. Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan
mengenai kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif kuantitatif. Penulis memperoleh data dari hasil
penelitian melalui kuesioner yang telah disebarkan kepada mahasiswa
angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berjumlah 66 mahasiswa pada tanggal 21 Mei 2018.
Kuesioner dalam bentuk google form yang telah disebarkan
melalui sosial media seperti aplikasi whatsapp dan email kepada
mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta kemudian sudah lengkap terisi sebanyak 66 kuesioner yaitu sesuai
56
dengan jumlah mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (100%). Setelah itu kuesioner melalui tahap
penyuntingan. Jika sudah lengkap terisi maka kuesioner sudah dapat
diolah.
Berikut merupakan jenis kelamin responden yang mengisi
kuesioner:
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki 20 30%
Perempuan 46 70%
Jumlah 66 100%
Di dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kemampuan
literasi informasi mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam mengidentifikasi, mengorganisasi, dan
menciptakan informasi dalam pengerjaan tugas pembuatan majalah.
1. Identifikasi Informasi
Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa
angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam mengidentifikasi informasi, dapat dilihat pada 8 aspek berikut:
Tabel 4. 2 Saya dapat menentukan topik sendiri tanpa bantuan dosen
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 2 3% 2
Tidak Setuju 2 22 33% 44
Setuju 3 33 50% 99
57
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 33
mahasiswa (50%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 22
mahasiswa (33%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 9
mahasiswa (14%) dan yang menyatakan sangat tidak setuju berjumlah
2 mahasiswa (3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 2,74. Skor ini berada
pada skor skala interval 2,52-3,27 yang menunjukkan kemampuan
mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah baik dalam menentukkan topik yang akan diangkat
untuk tugas pembuatan majalah.
Tabel 4. 3 Saya dapat memahami dan menentukkan siapa pembaca
majalah yang saya buat
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 2 3% 2
Tidak Setuju 2 9 14% 18
Setuju 3 43 65% 129
Sangat Setuju 4 12 18% 48
Jumlah 66 100% 197
Skor Rata-Rata 197:66 = 2,98
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 43
mahasiswa (65%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12
mahasiswa (18%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 9
mahasiswa (14%) dan yang menyatakan sangat tidak setuju berjumlah
Sangat Setuju 4 9 14% 36
Jumlah 66 100% 181
Skor Rata-Rata 181:66 = 2,74
58
2 mahasiswa (3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 2,98. Skor ini berada
pada skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa sudah
paham siapa yang akan menjadi pembaca majalah yang mereka buat.
Tabel 4 4 Saya dapat menentukan format yang cocok untuk majalah yang
saya buat.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 16 24% 32
Setuju 3 36 54% 108
Sangat Setuju 4 13 20% 52
Jumlah 66 100% 193
Skor Rata-Rata 193:66 = 2,92
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 36
mahasiswa (54%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 16
mahasiswa (24%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 13
mahasiswa (20%), dan satu mahasiswa menyatakan tidak setuju (1%).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-
rata yang ditunjukkan adalah 2,92. Skor ini berada pada skala interval
2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu menentukan format
yang cocok untuk majalah yang akan dibuat.
59
Tabel 4. 5 Saya dapat mengidentifikasi kata kunci yang tepat untuk
pencarian informasi yang sesuai dengan topik majalah
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 0 0% 0
Tidak Setuju 2 15 23% 30
Setuju 3 40 61% 120
Sangat Setuju 4 11 17% 44
Jumlah 66 100% 194
Skor Rata-Rata 194:66 = 2,93
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 40
mahasiswa (61%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 15
mahasiswa (23%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 11
mahasiswa (17%), dan tidak ada satupun mahasiswa yang menyatakan
tidak setuju (0%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 2,93. Skor ini berada
pada skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
mengidentifikasi kata kunci yang tepat untuk pencarian informasi
yang sesuai dengan topik majalah.
Tabel 4. 6 Saya menggunakan pencarian melalui kata kunci (keyword
search) dalam menelusur informasi
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 6 9% 12
Setuju 3 32 48% 96
Sangat Setuju 4 27 41% 108
Jumlah 66 100% 217
Skor Rata-Rata 217:66 = 3,28
60
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 32
mahasiswa (48%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 27
mahasiswa (41%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 6
mahasiswa (9%), dan satu mahasiswa sangat tidak setuju (1%).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-
rata yang ditunjukkan adalah 3,28. Skor ini berada pada skala interval
3,28-4,03 (Sangat Baik) yang berarti mahasiswa mampu
menggunakan pencarian melalui kata kunci (keyword search) dalam
penelusuran informasi yang dibutuhkan.
Tabel 4. 7 Saya menggunakan sumber tercetak untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan topik majalah yang saya buat.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 2 3% 2
Tidak Setuju 2 18 27% 36
Setuju 3 34 51% 102
Sangat Setuju 4 12 18% 48
Jumlah 66 100% 188
Skor Rata-Rata 188:66 = 2,84
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 34
mahasiswa (51%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 18
mahasiswa (27%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12
mahasiswa (18%), dan 2 mahasiswa menyatakan tidak setuju (3%).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-
rata yang ditunjukkan adalah 2,84. Skor ini berada pada skala interval
2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu menggunakan
61
sumber tercetak untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
topik majalah yang dibuat.
Tabel 4. 8 Saya menggunakan perangkat elektronik untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan topik majalah yang saya buat
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 2 3% 2
Tidak Setuju 2 4 6% 8
Setuju 3 37 56% 111
Sangat Setuju 4 23 35% 92
Jumlah 66 100% 213
Skor Rata-Rata 213:66 = 3,22
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 37
mahasiswa (56%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 23
mahasiswa (35%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 4
mahasiswa (6%), dan dua mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,22. Skor ini berada pada
skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
menggunakan perangkat elektronik untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan topik majalah yang dibuat.
62
Tabel 4. 9 Saya mewawancarai narasumber untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan topik majalah yang saya buat.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 3 4% 3
Tidak Setuju 2 21 32% 42
Setuju 3 29 44% 87
Sangat Setuju 4 13 20% 52
Jumlah 66 100% 184
Skor Rata-Rata 184:66 = 2,78
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 29
mahasiswa (44%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 21
mahasiswa (32%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 13
mahasiswa (20%), dan 3 mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(4%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 2,78. Skor ini berada pada skala
interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
mewawancarai narasumber untuk mendapatkan informasi yang sesuai
dengan topik majalah yang dibuat.
63
2. Organisasi Informasi
Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa
angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam mengorganisasi informasi, dapat dilihat pada 5 aspek berikut:
Tabel 4. 10 Saya dapat memilih informasi sesuai dengan kebutuhan
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 3 4% 3
Tidak Setuju 2 7 11% 14
Setuju 3 41 62% 123
Sangat Setuju 4 15 23% 60
Jumlah 66 100% 200
Skor Rata-Rata 200:66 = 3,03
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah
41 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 15
mahasiswa (23%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 7
mahasiswa (11%), dan tiga mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(4%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,03. Skor ini berada pada
skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
mampu memilih informasi sesuai dengan kebutuhan dalam tugas
pembuatan majalah.
64
Tabel 4. 11 Saya dapat membedakan informasi yang berupa fakta, pendapat atau
fiksi.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 4 6% 8
Setuju 3 41 62% 123
Sangat Setuju 4 20 30% 80
Jumlah 66 100% 212
Skor Rata-Rata 212:66 = 3,12
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah
41 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 20
mahasiswa (30%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 4
mahasiswa (6%), dan satu mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(1%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,12. Skor ini berada pada
skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
mampu mampu membedakan informasi yang berupa fakta, pendapat
atau fiksi untuk menyelesaikan tugas pembuatan majalah.
65
Tabel 4. 12 Saya dapat memeriksa informasi untuk mendapatkan informasi
yang akurat
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju
1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 2 3% 4
Setuju 3 26 39% 78
Sangat Setuju 4 37 56% 148
Jumlah 66 100% 231
Skor Rata-Rata 231:66 = 3,5
Berdasarkan data di atas yang menyatakan sangat setuju
berjumlah 37 mahasiswa (56%), yang menyatakan setuju berjumlah
26 mahasiswa (39%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 2
mahasiswa (3%), dan satu mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(1%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,5. Skor ini berada pada skala
interval 3,28-4,03 (Sangat Baik) yang berarti kemampuan mahasiswa
dalam memeriksa informasi untuk mendapatkan informasi yang akurat
dalam penyelesaian tugas pembuatan majalah sudah sangat baik.
66
Tabel 4. 13 Saya dapat mengurutkan informasi dalam urutan yang logis.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 4 6% 8
Setuju 3 28 42% 84
Sangat Setuju 4 33 50% 132
Jumlah 66 100% 225
Skor Rata-Rata 225:66 = 3,4
Berdasarkan data di atas yang menyatakan sangat setuju
berjumlah 33 mahasiswa (50%), yang menyatakan setuju berjumlah
28 mahasiswa (42%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 4
mahasiswa (6%), dan satu mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(1%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,4. Skor ini berada pada skala
interval 3,28-4,03 (Sangat Baik) yang berarti kemampuan mahasiswa
dalam mengurutkan informasi dalam urutan yang logis dalam tugas
pembuatan majalah sudah sangat baik.
67
Tabel 4. 14 Saya dapat menggunakan susunan visual (diagram,
struktur, ilustrasi) dan dapat membandingkan informasi mana yang lebih
relevan untuk saya gunakan
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 0 0% 0
Tidak Setuju 2 7 11% 14
Setuju 3 41 62% 123
Sangat Setuju 4 18 27% 72
Jumlah 66 100% 209
Skor Rata-Rata 209:66 = 3,16
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah
41 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 18
mahasiswa (27%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 7
mahasiswa (11%), dan tidak ada satupun mahasiswa yang menyatakan
sangat tidak setuju (0%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai akhir skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,16. Skor ini
berada pada skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa
mampu menggunakan susunan visual (diagram, struktur, ilustrasi) dan
dapat membandingkan informasi mana yang lebih relevan untuk
digunakan.
3. Menciptakan Informasi
Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa
angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam menciptakan informasi, dapat dilihat pada 3 aspek berikut:
68
Tabel 4. 15 Saya melakukan paraphrase (menggunakan kata-kata sendiri)
dalam mengolah informasi.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 3 4% 3
Tidak Setuju 2 21 32% 42
Setuju 3 25 38% 75
Sangat Setuju 4 17 26% 68
Jumlah 66 100% 188
Skor Rata-Rata 188:66 = 2,84
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah
25 mahasiswa (38%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 21
mahasiswa (32%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 17
mahasiswa (26%), dan tiga mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(4%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 2,84. Skor ini berada pada
skala interval 2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu
melakukan paraphrase (menggunakan kata-kata sendiri) dalam
mengolah informasi untuk penyelesaian tugas pembuatan majalah.
Tabel 4. 16 Setelah diolah, saya merevisi dan mengedit majalah bersama
rekan.
B
e
r
d
a
Berdasarkan data di atas yang menyatakan setuju berjumlah 37
mahasiswa (56%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 22
mahasiswa (33%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 6
mahasiswa (9%), dan satu mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir skor rata-rata
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak
Setuju 1 1 1% 1
Tidak Setuju 2 6 9% 12 Setuju 3 37 56% 111
Sangat Setuju 4 22 33% 88 Jumlah 66 100% 212
Skor Rata-Rata 212:66 = 3,21
69
yang ditunjukkan adalah 3,21. Skor ini berada pada skala interval
2,52-3,27 (Baik) yang berarti mahasiswa mampu merevisi dan
mengedit majalah bersama rekan.
Tabel 4. 17 Saya mencantumkan sumber informasi yang sudah didapat.
Jawaban Bobot
nilai F P S
Sangat Tidak Setuju 1 2 3% 2
Tidak Setuju 2 2 3% 4
Setuju 3 25 38% 75
Sangat Setuju 4 37 56% 148
Jumlah 66 100% 229
Skor Rata-Rata 229:66 = 3,46
Berdasarkan data di atas yang menyatakan sangat setuju
berjumlah 37 mahasiswa (56%), yang menyatakan setuju berjumlah
25 mahasiswa (38%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 2
mahasiswa (3%), dan dua mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju
(3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir
skor rata-rata yang ditunjukkan adalah 3,46. Skor ini berada pada
skala interval 3,28-4,03 (Sangat Baik) yang berarti kemampuan
mahasiswa dalam mencantumkan sumber informasi yang sudah
didapat saat penyelesaian tugas pembuatan majalah sangat baik.
Tabel 4. 18 Rekapitulasi berdasarkan Skala Likert
No Pernyataan Skor
IDENTIFIKASI
1 Saya dapat menentukan topik sendiri
tanpa bantuan dosen 2,74
2
Saya dapat memahami dan
menentukan siapa pembaca majalah
yang saya buat
2,98
3 Saya dapat menentukan format yang
cocok untuk majalah yang saya buat 2,92
4
Saya dapat mengidentifikasi kata
kunci yang tepat untuk pencarian
informasi yang sesuai dengan topik
majalah
2,93
70
5
Saya menggunakan pencarian melalui
kata kunci (keyword search) dalam
menelusur informasi
3,28
6
Saya menggunakan sumber tercetak
untuk mendapatkan informasi yang
sesuai dengan topik majalah yang saya
buat
2,84
7
Saya menggunakan perangkat
elektronik untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan topik
majalah yang saya buat
3,22
8
Saya mewawancarai narasumber untuk
mendapatkan informasi yang sesuai
dengan topik majalah yang saya buat
2,78
Jumlah 23,69
Skor Rata-Rata 23,69 : 8 = 2,96 (BAIK)
ORGANISASI
9 Saya dapat memilih informasi sesuai
dengan kebutuhan 3,03
10 Saya dapat membedakan informasi
yang berupa fakta, pendapat atau fiksi. 3,12
11 Saya dapat memeriksa informasi untuk
mendapatkan informasi yang akurat 3,5
12 Saya dapat mengurutkan informasi
dalam urutan yang logis 3,4
13
Saya dapat menggunakan susunan
visual (diagram, struktur, ilustrasi) dan
dapat membandingkan informasi
mana yang lebih relevan untuk saya
gunakan
3,16
Jumlah 16,21
Skor Rata-Rata 16,21 : 5 = 3,24 (BAIK)
MENCIPTAKAN
14
Saya melakukan paraphrase
(menggunakan kata-kata sendiri)
dalam mengolah informasi.
2,84
15 Setelah diolah, saya merevisi dan
mengedit majalah bersama rekan 3,21
16 Saya mencantumkan sumber informasi
yang sudah didapat. 3,46
Jumlah 9,51
71
Skor Rata-Rata 9,51 : 3 = 3,17 (BAIK)
Jumlah skor rata-rata keseluruhan 49,41 : 16 = 3,08
C. Pembahasan
Di dalam pembahasan ini penulis ingin menjelaskan hasil dari
analisis kemampuan literasi mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menyelesaikan tugas pembuatan
majalah. Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dikatakan kemampuan
literasi informasi mahasiswa Prodi Jurnalistik dalam menyelesaikan tugas
pembuatan majalah sudah baik, karena jawaban yang dipilih oleh
mahasiswa berkisar pada jawaban setuju dan sangat setuju, yang
menghasilkan skor rata-rata keseluruhan mencapai pada skor 3,08, skor ini
berada pada skala interval 2,52-3,27 (Baik).
Dalam aspek Identifikasi informasi, penulis membandingkan
dengan keahlian yang harus dimiliki seorang jurnalis yang pertama yaitu
mencari informasi. seorang jurnalis harus memiliki “insting” dalam
mencari berita sehingga paham benar mana peristiwa yang layak atau tidak
layak untuk diberitakan. Dalam aspek identifikasi informasi skor terbesar
terdapat pada pernyataan nomor 5 yang menyatakan bahwa mahasiswa
mampu menggunakan pencarian melalui kata kunci (keyword search)
dalam menelusur informasi dengan perolehan skor 3,28 dari skala interval
3,28-4,03 yang artinya kemampuan mahasiswa sangat baik. Skor terendah
terdapat pada pernyataan nomor 1 yang menyatakan bahwa mahasiswa
72
mampu menentukan topik sendiri tanpa bantuan dosen dengan perolehan
skor 2,74 yang terdapat pada skala 2,52-3,27 (Baik).
Dalam aspek organisasi informasi, penulis membandingkan dengan
keahlian jurnalis yang kedua yaitu keahlian mengumpulkan informasi
yang menekankan pada pengumpulan informasi dan akurasi data. Dalam
aspek organisasi informasi skor terbesar terdapat pada pernyataan nomor
11 yang menyatakan bahwa mahasiswa mampu memeriksa informasi
untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan perolehan skor 3,5 dari
skala interval 3,28-4,03 yang artinya kemampuan mahasiswa sangat baik.
Skor terendah terdapat pada pernyataan nomor 9 yang menyatakan
mahasiswa mampu memilih informasi sesuai kebutuhan dengan perolehan
skor 3,03 terdapat pada skala 2,52-3,27 (Baik).
Dalam aspek menciptakan informasi, penulis membandingkan
dengan keahlian jurnalis yang ketiga yaitu keahlian menulis, karena suatu
berita dapat dinilai layak atau tidak bergantung kepada keterampilan
jurnalis dalam menulis berita. Dalam aspek menciptakan informasi skor
terbesar terdapat pada pernyataan nomor 16 yang menyatakan mahasiswa
mencantumkan sumber informasi yang sudah didapat dengan perolehan
skor 3,46 dari skala interval 3,28-4,03 yang artinya kemampuan
mahasiswa sangat baik. Skor terendah terdapat pada pernyataan nomor 14
yang menyatakan mahasiswa melakukan paraphrase (menggunakan kata-
kata sendiri) dalam mengolah informasi dengan perolehan skor 2,84
terdapat pada skala 2,52-3,27 (Baik).
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai “Kemampuan
Literasi Informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu:
1. Kemampuan mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam aspek identifikasi informasi
memperoleh skor rata-rata 2,96, itu berarti berada pada skor
interval 2,52-3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa baik
dalam mengidentifikasi informasi.
2. Kemampuan mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam aspek organisasi informasi
memperoleh skor rata-rata 3,24, itu berarti berada pada skor
interval 2,52-3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa baik
dalam mengorganisasi informasi.
3. Kemampuan mahasiswa angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam aspek menciptakan
informasi memperoleh skor rata-rata 3,17, itu berarti berada
pada skor interval 2,52-3,27 yang berarti kemampuan
mahasiswa baik dalam menciptakan informasi.
74
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada mahasiswa
angkatan 2014 Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
meningkatkan kemampuan literasi informasi dari mahasiswa Prodi
Jurnalistik adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil skor, pencarian melalui sumber tercetak lebih
rendah dibanding melalui sumber elektronik. Meskipun hasil
penelusuran informasi melalui sumber elektronik lebih mudah
namun keakuratannya harus tetap diperiksa. Oleh karena itu
mahasiswa Prodi Jurnalistik disarankan untuk memeriksa
kembali keakuratan sumber informasi yang sudah di dapat dan
dianjurkan untuk menggunakan sumber-sumber informasi yang
lebih terpercaya seperti sumber tercetak, jurnal online dan situs
resmi suatu produk atau organisasi.
2. Memanfaatkan fasilitas perpustakaan umum dan khusus sesuai
dengan kebutuhan informasi serta memanfaatkan bantuan
pustakawan untuk mendapatkan saran dan memperoleh
informasi dalam format tercetak maupun digital.
3. Berpikir kreatif dan memiliki inovasi dalam membuat berita
khususnya dalam tugas pembuatan majalah. Menggali
pengetahuan untuk mencari bahan berita sehingga tahu mana
berita yang layak ataupun tidak layak untuk diberitakan.
75
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU:
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Eisenberg, Michael B. Information Literacy: Essential Skills for the Information
Age. United States: Green Wood Publishing Group, 1998.
Ishwara, Luwi. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2007.
Lau, Jesus. Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning. Mexico:
Universidad Veracruzana, 2006.
Mondry. Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2008.
Muin, Muhammad Azwar. Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran
Informasi Online. Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1997.
Suryawati, Indah. Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori Dan Praktik. Jakarta: Ghalia
Indonesia, n.d.
Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010.
SUMBER JURNAL:
Alfida. “Menakar Program Literasi Informasi Melalui Karya Ilmiah Mahasiswa.”
Al-Maktabah 14, no. 1 (2015).
Almah, Hildawati. “Information Literacy: Kecakapan Hidup Dalam Era
Postmodern.” Jurnal Iqra 04, no. 01 (2010).
Fatimah, Linda Nur. “Kemampuan Literasi Informasi Pada Siswa Distance
Learning Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa
Semarang.” Jurnal Ilmu Perpustakaan 5, no. 2 (2016).
76
Harliansyah, Faizuddin. “Pengembangan Kurikulum Information Literacy Di
Perguruan Tinggi (Best Practice Dari Beberapa Negara Maju).” Al-
Maktabah 14, no. 1 (2015).
J, Kelly. “Paul G. Zurkowski and Information Literacy.” Journal of Information
Literacy 7, no. 2 (n.d.).
Nurohman, Aris. “Signifikansi Literasi Informasi (Information Literacy) Dalam
Dunia Pendidikan Di Era Global.” Jurnal Kependidikan 2, no. 1 (2014).
Pradeepa Wijetunge. “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed
in Sri Lanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka” 1
(2005).
Purnomowati, Sri. “Kondisi Majalah Indonesia Bidang Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi Di Awal Abad 21.” Baca 26, no. 1–2 (2001).
Sconul. “The Sconul Seven Pillars of Information Literacy: Core Model for
Higher Education,” 2011.
Tawaf, Tawaf, and Alimin Khaidir. “Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah
Pendekatan Kepustakaan.” Khutubkhanah 15, no. 1 (2012).
Wibawa, Annisa Aninditya. “Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media Siber Detikcom
Mengenai Mekanisme Pmberitaan Tewasnya WNI Di Kerusuhan Mesir.”
EJurnal Majasiswa Universitas Padjajaran 1, no. 1 (2012).
Wijetunge, Pradeepa. “Empowering 8: The Information Literacy Model
Developed in Sri Lanka To Underpin Changing Education Paradigms of
Sri Lanka.” Sri Lanka Journal of Librarianship & Information
Management 1, no. 1 (2005).
Yuniati, Yenni. “Komitmen WartawanTerhadap Jurnalistik Publik.” Mimbar:
Jurnal Sosial Dan Pembangunan 22, no. 1 (2006).
SUMBER WEB:
American Library Association. “ALA | Information Literacy Competency
Standards for Higher Education.” Accessed July 30, 2018.
http://www.ala.org.
Big6. “Big6 Skills Overview - Big6.” Accessed April 15, 2018. http://big6.com
Chartered Institute of Library and Information Professionals. “What Is
Information Literacy? - CILIP: The Library and Information Association.”
Accessed July 30, 2018. https://www.cilip.org.uk.
77
The American Association of School Librarians. “INFOLIT.” Text. American
Association of School Librarians (AASL), September 27, 2006.
http://www.ala.org.
UNESCO. “Information Literacy | United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization.” Accessed July 30, 2018. www.unesco.org.
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Vanya Firyal lahir di Jakarta, 11 Desember 1996 anak
tunggal dari pasangan Bapak Sugih Mukti dan Ibu Erlina.
Bertempat tinggal di Jalan Haji Rimin Krukut, Depok.
Menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Tunas
Bangsa pada tahun 2002. SDIT Miftahul Ulum (2002-
2008), SMP Cakra Buana (2008-2011), SMAN 6 Depok
(2011-2014). Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu
Perpustakaan pada tahun 2014-2018. Menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” Dalam mendalami keilmuan di bidang perpustakaan,
penulis mengikuti kegiatan magang di perpustakaan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di Puslata Universitas Terbuka pada bulan Februari 2017. Dan
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Palasari, Tangerang.