Post on 02-Aug-2015
description
Makalah Morfologi Sistematika Tumbuhan
KELOR & WORTEL
Sebagai Sumber Vitamin A Untuk Penyakit Rabun Senja
OLEH :
NURRAMADHANI.A.SIDA
(F1F1 11 114)
FARMASI GENAP 2011
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
Farmasi UNHALU Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah_Nya berupa islam, iman, ilmu, dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Morfologi Sistematika Tumbuh ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, dengan segala kerendahan hati, penulis
mempersembahkan sebagai wujud keterbatasan kemampuan yang penulis miliki
dan untuk itu penulis sangat menghargai setiap koreksi, kritik, dan saran demi
kesempurnaan laporan lengkap ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah
hasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kendari, Oktober 2012
Penulis
Farmasi UNHALU Page ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
I.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
A. Susunan Klasifikasi & Morfologi ........................................................................... 3
Wortel Daucus carota L. ............................................................................................. 3
Kelor Moringa oleifera Lam ....................................................................................... 7
Kesamaan Zat Aktif : ................................................................................................ 12
B. Rabun Senja. ......................................................................................................... 13
C. Bagaimana Vitamin A mengobati penyakit Rabun ayam. .................................... 14
D. Pengolahan wortel & kelor tradisional untuk mengobati rabun senja. ................. 14
BAB III ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
Farmasi UNHALU Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Rabun ayam (nyctalopia) atau lebih dikenal dengan rabun senja adalah
sebuah penyakit mata yang disebabkan oleh kerusakan sel retina yang semestinya
bekerja saat melihat benda pada lingkungan minim cahaya, yang menyebabkan
penderitanya kesulitan melihat jika kekurangan sumber cahaya. Rabun ayam ini
bisa menjadi suatu hal yang paling buruk dalam kehidupan manusia, selain
kekurangan daya penglihatan pada suasana gelap, hal ini juga dapat mengurangi
kualitas hidup penderitanya. Karena pada hakikatnya manusia harus tetap
melakukan aktivitas walaupun pada malam hari. Banyak hal yang dapat
menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari
kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A disebabkan oleh rendahnya asupan buah dan sayuran
yang mengandung beta-karoten, seperti wortel, mangga, bayam, ubi jalar, yang
diubah tubuh menjadi vitamin A. Selain itu, vitamin A juga dapat ditemukan pada
hewan seperti pada daging ayam, ginjal domba, daging bebek, hati ayam, hati
sapi, ikan, dan telur. Kekurangan vitamin A ini, dapat di cegah dengan
mengonsumsi vitamin A, namun mengonsumsi makanan yang mengandung
vitamin A dengan waktu yang tidak kostan saja tidak cukup, karena pada
tumbuhan dan juga sumber vitamin A yang lainnya tidak mampu memenuhi
kebutuhan tubuh. Sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi sumber-sumber
vitamin A secara sering, agar dapat menyeimbangi kebutuhan tubuh.
Wortel merupakan salah satu buah yang banyak digunakan sebagai sumber
vitamin A. Kandungan beta karoten yang dapat diubah menjadi vitamin A pada
wortel ini dapat mencegah kekurangan asupan vitamin A pada mata. Selain
wortel, sayuran hijau juga banyak digunakan sebagai sumber vitamin. sayur-
sayuran yang digunakan sebagai sumber vitamin ini telah banyak diketahui,
namun tidak banyak yang mengetahui bahwa kelor atau yang dikenal dengan
Farmasi UNHALU Page 2
nama latin Moringa oleifera juga dapat dimasukan sebagai sumber vitamin A
yang bagus untuk kesehatan mata. Tumbuhan ini banyak tumbuh liar pada daerah-
daerah dengan intensitas curah hujan sedang atau tropis. Pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat kelor terbatas pada fosfor nya saja.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana susunan klasifikasi dan morfologi tumbuhan kelor & wortel?
2. Apa saja Kandungan kimia dalam kelor& wortel serta kandungan yang sama
pada masing-masing tumbuhan?
3. Apa penyakit rabun senja itu?
4. Apa penyebab rabun senja ?
5. Bagaimana vitamin A mengobati rabun senja?
6. Bagaimana mengelola wortel dan kelor secara tradisional untuk konsumsi
vitamin A sehari-hari?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Dapat menjelaskan susunan klasifikasi dan morfologi kelor & wortel
2. Dapat menjabarkan kandungan kimia dalam wortel & kelor, serta kesamaan
kandungan pada ketiga tumbuhan.
3. Dapat menjelaskan penyakit rabun senja.
4. Dapat menjelaskan penyebab rabun senja
5. Dapat menjelaskan proses vitamin A dalam mengobati rabun senja.
6. Dapat memberikan cara pengolahan wortel dan kelor secara tradisional untuk
konsumsi vitamin A sehari-hari.
Farmasi UNHALU Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Susunan Klasifikasi & Morfologi
Wortel
Daucus carota L.
Asal :
Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan
berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya,
tanaman wortel berasal dari Timur Dekat dan Asia Tengah. Tanaman ini
ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu.
Ekologi :
Wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1000-1200
meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun demikian wortel dapat pula
ditanam di dataran medium yang ketinggiannya lebih dari 500 mdpl, namun
produksidan kualitasnya kurang memuaskan. Tanaman wortel membutuhkan
lingkungan tumbuh yang suhu udaranya dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan
dan produksi umbi yang optimal membutuhkan suhu udara antara 15,6° - 21,1°C.
Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 untuk
hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8.
Farmasi UNHALU Page 4
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Daucus
Spesies: Daucus carota L.
Morfologi :
1) Daun
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-anak daun
berbentuk lanset (garis-garis). Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang
berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan yang
halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis.
2) Batang.
Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak nampak, batang
bulat, tidakberkayu, agak keras, dan berdiameter kecil (sekitar 1-1,5 cm). Pada
umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun
ditumbuhi oleh tangkaidaun yang berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti
bercabang.
3) Akar.
Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Dalam
pertumbuhannya akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi
menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah
Farmasi UNHALU Page 5
menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm dan panjang
sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar tunggang yang telah berubah bentuk
dan fungsi inilah yang sering disebut atau dikenal sebagai “Umbi Wortel”.
4) Bunga.
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung berganda,
dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai yang
pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang yang sama. Bunga
wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji
yang berukuran kecil dan berbulu.
5) Umbi.
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak yang dapat
tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Batangnya
pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan
memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang
sangat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin c dan mineral.
Pada awalnya hanya dikenal beberapa varietas wortel, namun dengan
berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, saat ini telah ditemukan
varietas-varietas baru yang lebih unggul daripada generasi-generasi sebelumnya.
Varietas-varietas wortel terbagi menjadi tiga kelompok yang didasarkan pada
bentuk umbi, yaitu tipe Imperator, Chantenay, dan Nantes.
Tipe Imperator memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung
runcing (menyerupai kerucut), panjang umbi 20-30 cm, dan rasa yang
kurang manis sehingga kurang disukai oleh konsumen.
Tipe Chantenay memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung
tumpul, panjang antara 15-20 cm, dan rasa yang manis sehingga disukai
oleh konsumen.
Tipe Nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe Imperator dan
tipe Chantenay, yaitu bulat pendek dengan ukuran panjang 5-6 cm atau
berbentuk bulat agak panjang dengan ukuran panjang 10-15 cm.
Farmasi UNHALU Page 6
Dari ketiga kelompok tersebut, varietas yang termasuk ke dalam kelompok
chantenay yang dapat memberikan hasil (produksi) paling baik, sehingga paling
banyak dikembangkan.
Kandungan Zat Aktif :
Tabel Nilai Kandungan gizi Wortel per 100 g
Kandungan zat gizi Jumlah
Energi 41 kkal
Karbohidrat 9 gr
Gula 5 gr
Niacin (Vit. B3) 1,2 mg (8%)
Vitamin B6 0,1 mg (8%)
Folat (Vit. B9) 19 mg (5%)
Diet serat 3 g
Lemak 0,2 g
Vitamin C 7 mg (12%)
Kalsium 33 mg (3%)
Protein 1 g
Vitamin A 835 mg (93%)
Besi 0,66 mg (5%)
Magnesium 18 mg (5%)
Beta-karoten 8285 mg (77%)
Fosfor 35 mg (5%)
Thiamine (Vit. B1) 0,04 mg (3%)
Kalium 240 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%)
Sodium 2,4 mg (0%)
Farmasi UNHALU Page 7
Kelor
Moringa oleifera Lam
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera Lam
Morfologi :
1) Akar (radix)
Akar tunggang, berwarna putih. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas,
dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang.
Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan
dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut,
sebagian besar terpisah. Akar tunggang berwarna putih, membesar seperti lobak.
Biji yang ditanam akan mengembang menjadi bonggol, membengkak, akar
tunggang berwarna putih dan memiliki bau tajam yang khas. Pohon tumbuh dari
Farmasi UNHALU Page 8
biji akan memiliki perakaran yang dalam, membentuk akar tunggang yang lebar
dan serabut yang tebal. Akar tunggang tidak terbentuk pada pohon yang
diperbanyak dengan stek.
2) Batang (caulis)
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 –
12 meter. Merupakan tumbuhan yang berbatang dan termasuk jenis batang
berkayu, sehingga batangnya keras dan kuat. Bentuknya sendiri adalah
bulat (teres) dan permukaannya kasar.Arah tumbuhnya lurus ke atas atau biasa
yang disebut dengan tegak lurus (erectus). Percabangan pada batangnya
merupakan cara percabangan simpodial dimana batang pokok sukar ditentukan,
karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan
cabangnya. Arah percabangannya tegak (fastigiatus) karena sudut antara batang
dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja
sedikit lebih serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang
pokoknya.
3) Daun (folium)
Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak
daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda – setelah
dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 – 2 cm, lebar 1 – 2 cm,
tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan
menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus.
Merupakan jenis daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai dan
helaian saja. Tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih, menebal
pada pangkalnya dan permukaannya halus. Bangun daunnya berbentuk bulat atau
bundar (orbicularis), pangkal daunnya tidak bertoreh dan termasuk ke dalam
bentuk bangun bulat telur.
Farmasi UNHALU Page 9
Ujung dan pangkal daunnya membulat (rotundatus) diamana ujungnya
tumpul dan tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan
semacam suatu busur.
Susunan tulang daunnya menyirip (penninervis), dimana daun kelor
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan
terusan tangkai daun. Selain itu, dari ibu tulang itu ke arah samping keluar tulang–
tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip –
sirip pada ikan. Kelor mempunyai tepi daun yang rata (integer) dan helaian
daunnya tipis dan lunak. Berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaannya
licin(laevis) dan berselaput lilin (pruinosus). Merupakan daun majemuk menyirip
gasal rangkap tiga tidak sempurna.
4) Bunga
Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak
berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Bunganya berwarna putih
kekuning-kuningan terkumpul dalam pucuk lembaga di bagian ketiak dan tudung
pelepah bunganya berwarna hijau. Malai terkulai 10 – 15 cm, memiliki 5 kelopak
yang mengelilingi 5 benang sari dan 5 staminodia. Bunga Kelor keluar sepanjang
tahun dengan aroma bau semerbak.
5) Buah atau Polong
Kelor berbuah setelah berumur 12 – 18 bulan. Buah atau polong Kelor
berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa) dengan panjang 20 –
60 cm, ketika muda berwarna hijau – setelah tua menjadi cokelat, biji didalam
polong berbentuk bulat, ketika muda berwarna hijau terang dan berubah berwarna
coklat kehitaman ketika polong matang dan kering. Ketika kering polong
membuka menjadi 3 bagian. Dalam setiap polong rata-rata berisi antara 12 dan 35
biji.
6) Biji
Biji berbentuk bulat dengan lambung semi-permeabel berwarna
kecoklatan. Lambung sendiri memiliki tiga sayap putih yang menjalar dari atas
ke bawah. Setiap pohon dapat menghasilkan antara 15.000 dan 25.000
biji/tahun. Berat rata-rata per biji adalah 0,3 g.
Farmasi UNHALU Page 10
Ekologi :
Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tumbuhan yang umumnya dapat
hidup dengan baik di daerah tropis dengan kadar ph yang rendah dimana memiliki
suasan asam yaitu ph kurang dari 3. Tumbuh di dataran rendah maupun dataran
tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl.
Kandungan Zat Aktif :
Daun Kelor Segar
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kelor mempunyai kandungan
asam amino dan vitamin yang lengkap serta kandungan mineral yang tinggi.
Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang
dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium
dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x
protein dari yogurt.
Daun Kelor Kering
Apabila daun kelor dikeringkan (di dalam ruangan) dan ditumbuk, maka
nutrisinya dapat meningkat berkali-kali lipat, kecuali kandungan vitamin C-nya.
Adapun perbandingan kandungan gizi daun kelor segar dengan yang dikeringkan
adalah sebagai berikut :
Farmasi UNHALU Page 11
A. Vitamin
Vitamin A (Alpha & Beta-carotene), B, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K,
folat (asam folat), Biotin.
B. Mineral
Kalsium, Kromium, Tembaga, Fluorin, Besi, Mangan, Magnesium, Molybdenum,
Fosfor, Kalium, Sodium, Selenium, Sulphur, Zinc.
C. Asam Amino Esensial
Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triptofan, Valin.
Farmasi UNHALU Page 12
D. Asam Amino Non-Esensial
Alanin, Arginine, asam aspartat, sistin, Glutamin, Glycine, Histidine, Proline,
Serine, Tyrosine.
E. Anti-inflammatory
Vitamin A, Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin C, Vitamin E, Arginine, Beta-
sitosterol, Caffeoylquinic Acid, Calcium, Chlorophyll, Copper, Cystine, Omega 3,
Omega 6, Omega 9, Fiber, Glutathione, Histidine, Indole Acetic Acid,
Indoleacetonitrile, Isoleucine, Kaempferal, Leucine, Magnesium, Oleic-Acid,
Phenylalanine, Potassium, Quercetin, Rutin, Selenium, Stigmasterol, Sulfur,
Tryptophan, Tyrosine, Zeatin, Zinc.
Kesamaan Zat Aktif :
Baik pada wortel dan juga kelor, sama-sama memiliki ; vitamin A, B1, B2, B3,
C, kalsium, magnesium dan fosfor. Namun pada makalah ini yang dititik beratkan
pada kandungan vitamin A pada kedua jenis tumbuhan ini.
Farmasi UNHALU Page 13
B. Rabun Senja.
1. Pengertian
Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau
malam hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang.
2. Penyebab
Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat
melihat benda pada lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat
menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari
kekurangan vitamin A.
3. Terjadinya Rabun Senja
Pada mata normal terdapat pigmen yang dikenal bernama rodopsinatau
visual puple. Pigmen tersebut mengandung vitamin A yang terikat pada
protein. Jika mata menerima cahaya, maka akan terjadi konversi rodopsin
menjadi visual yellow dan kemudian visual white. Pada konversi tersebut,
dibutuhkan vitamin A.
Sementara regenerasi visual purple hanya akan terjadi bila tersedia
vitamin A. Tanpa regenerasi, maka penglihatan pada cahaya remang setelah
mata menerima cahaya akan terganggu. Jika terjadi kekurangan vitamin A,
maka gejala awal adalah terjadinya rabun senja. Artinya, mata akan
mengalami gangguan ketika berpindah dari tempat banyak cahaya ke tempat
gelap.
Itulah yang membuat rabun senja hanya terjadi ketika matahari mulai
terbenam. Sesuai dengan namanya, penyakit ini tidak bisa dikoreksi dengan
kacamata dan terjadi jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina mata
terganggu.
Farmasi UNHALU Page 14
4. Penyembuhan .
Untuk pencegahan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung vitamin A setiap harinya. Untuk pengobatan, dapat
disembuhkan dengan pemberian vitamin A, namun untuk rabun senja dengan
defisiensi yang lebih sulit untuk diobati. Untuk defisiensi yang lebih
diberikan vitamin A secara injeksi sebanyak 100.000 unit untuk satu kali
pemberian.
C. Bagaimana Vitamin A mengobati penyakit Rabun ayam.
Vitamin A pada makanan awalnya berada dalam bentuk retinol ester dan
sebelum diserap dalam pencernaan diubah menjadi retinol. Dari mukosa sel
retinol tersebut diesterfikasi1 kembali, kemudian diangkut oleh khilomikron,
2
dibawa ke hati untuk disimpan.
Bentuk aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan
dalam ekspresi gen. Di retina mata, retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-
dehida yang mampu berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang
berperan dalam proses penglihatan. Maka, mata memang sangat membutuhkan
kehadiran vitamin A.
D. Pengolahan wortel & kelor tradisional untuk mengobati rabun senja.
Kelor : Tiga tangkai daun kelor ditumbuk halus, seduh dengan 1 cangkir air
masak dan disaring, campurkan dengan madu dan aduk sampai merata, minum
sebelum tidur. Selain itu kelor pula dapat di makan sebagai lalapan dan juga
dijadikan sayur mayur pendamping nasi.
Wortel : dapat dimakan langsung atau di jus, kandungan vitamin nya tetap. Selain
itu dapat diolah menjadi sayur.
1 Diesterifikasi adalah proses perubahan kembali dalam bentuk ester.
2 kilomikron adalah suatu zat yang memiliki fungsi membawa energi dalam bentuk lemak ke otot.
Farmasi UNHALU Page 15
E. Penyebab Kandungan Kelor dan Wortel sama :
Bila ditilik kembali kesamaan kandungan kimia dari kedua tumbuhan ini yaitu
terletak pada kandungan vitamin nya. Penyebab terdapat kesamaan zat aktif
(vitamin A) pada wortel dan kelor, yaitu karena metabolik primer tumbuhan.
Metabolik primer adalah unsur esensial yang digunakan untuk pertumbuhan.
Metabolik primer menghasilkan produk anabolik dan produk katabolik.
Vitamin merupakan produk anabolik. Metaabolik primer terdapat disemua
tumbuhan sebagai kandungan dasar yang bila tidak ada dapat menyebabkan
kematian pada tumbuhan. Berhubung dengan hal ini, vitamin A yang terdapat
pada kelor dan wortel merupakan contoh dari metabolik primer yang terdapat
pada tumbuhan.
Farmasi UNHALU Page 16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil :
1. Pada susunan taksonomi, kelor dan wortel berada pada divisi, super divisi
dan kelas yang sama, yaitu untuk divisi magnoliophyta (tumbuhan
berbunga), super divisi spermatophyta (menghasilkan biji), dan kelas
magnoliopsida (berkeping dua).
2. Kesamaan morfologi wortel dna juga kelor yaitu terletak pada daun,
dimana sama-sama berdaun majemuk, dan tulang daun menyirip.
3. Rabun senja yaitu penyakit ketidak mampuan mata untuk melihat pada
saat cahaya minim.
4. Rabun senja di sebabkan oleh banyak faktor tetapi yang paling sering
terjadi karena kekurangan vitamin A.
5. Wortel dapat dibikin dalam bentuk jus atau dijadikan sebagai lalapan,
sedangkan kelor dapat diserbuk dan diseduh layaknya teh
Farmasi UNHALU Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Ahlul. 2011. http://world-of-green-plants.blogspot.com/2011/08/kelor-
pucuk-sampai-akar-manjur.html
Kang Budi Kelor. 2009. http://kelorina.com/blog/tak-kenal-maka-tak-sayang/.
http://kelorina.com/manfaat/
http://kelorina.com/nutrisi/
Keliat, S. D. 2008. Analisis Sistem Pemasaran Wortel. (Skripsi). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Manalu, H. 2007. Analisis Finansial Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Pohan, R. A. 2008. Analisis Usaha Tani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Ridhilmila. 2012. http://myidea-ridhilmila.blogspot.com/2012/02/wortel.html.
Rini, D. K. 2010. Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) Di Kabupaten
Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Simbolon JM, Sitorus M, Katharina N. 2008. Cegah Malnutrisi dengan Kelor.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Wakhid, Nur. 2012. http://papaji.forumotion.com/t11133-kelor-tumbuhan-ajaib
Farmasi UNHALU Page 18
Farmasi UNHALU Page 19
Farmasi UNHALU Page 20
Farmasi UNHALU Page 21
Farmasi UNHALU Page 22
Farmasi UNHALU Page 23
Farmasi UNHALU Page 6
Farmasi UNHALU Page 7
Farmasi UNHALU Page 8