Post on 16-Feb-2018
1
KEGIATAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR PERPUSTAKAAN
ARSIP DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT TARUSAN
MAKALAH TUGAS AKHIR
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
MUGI RAHAYU. R
NIM: 57761/2010
PRODI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
i
i
i
i
ABSTRAK
Mugi Rahayu, R. 2013. “Kegiatan Perpustakaan Keliling di Kantor
Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Tarusan" Makalah. Ilmu
Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Padang.
Makalah ini tentang Kegiatan Perpustakaan Keliling di Kantor
Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat Tarusan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk : (1)
Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan ARSIP Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam
meningkatkan minat baca di Tarusan. (2) Mendeskripsikan kendala apa saja yang
dihadapi perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Arsip Dokumentasi
Kabupaten Pesisir Selatan pada pelaksanaan kegiatan dalam upaya meningkatkan
minat baca di Tarusan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan
wawancara. Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke daerah Tarusan dengan pustakawan. Wawancara
pengumpulan data dengan berbicara langsung atau berhadapan muka dengan
masyarakat Tarusan dan pustakawan yang dapat memberikan keterangan.
Berdasarkan hasil pengamatan, disimpulkan hal-hal sebagai berikut . (1)
Perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir
Selatan telah melaksanakan beberapa kegiatan, pelaksanaan kegiatan dilakukan
oleh staf-staf di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan itu
sendiri karena telah diberi wewenang oleh Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Pesisir Selatan untuk meningkatkan minat baca masyarakat setiap
Daerah yang ada di Pesisir Selatan, khususnya Tarusan. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini terkendala oleh keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan pustakawan yang berada di Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan disebabkan karena pustakawan tidak
memiliki latar belakang pendidikan tentang ilmu perpustakaan, sehingga
menyebabkan tidak terciptanya profesionalisme dalam melakukan tugas- tugas
kepustakaan. (2) Adapun pelaksanaan kegiatan peningkatan minat baca oleh
perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir
Selatan untuk masyarakat Tarusan yaitu dengan cara, memberikan seminar
tentang pentingnya membaca, menyediakan buku bacaan sesuai dengan kebutuhan,
dan lomba membaca puisi.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T., karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konstribusi Perpustakaan
Keliling di Kantor Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan
Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Tarusan". Makalah ini penulis
susun sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa Universitas Negeri Padang,
khususnya Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan sebagai
persyaratan untuk meraih gelar Ahli Madya.
Dalam proses penulisan tugas akhir ini banyak mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu diucapkan terima kasih kepada: (1)
Marlini, S.IPI., MLIS, selaku pembimbing (2) Malta Nelisa, S.Sos., M.I.Kom.
Selaku dosen Pembimbing Akademik (3) Dr. Ngusman, M.Hum. selaku Ketua
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (4) Zulfadli, S.S., M.A. selaku
Sekretaris Jurusan, (5) seluruh dosen yang mengajar di Program Studi Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri.
Padang, Juli 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 3
E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 4
F. Metode Penulisan 18
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan ARSIP
Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatkan minat baca
di Tarusan…………………………………………………………….. 19
B. Kendala yang dihadapi perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Arsip
Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan pada pelaksanaan kegiatan
dalam upaya meningkatkan…………………………………………. 24
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................... 29
B. Saran ..................................................................................................... 30
KEPUSTAKAAN ……..................................................................................... 31
LAMPIRAN …….....................................................................................…… 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang
dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan
dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan
basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan
membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi
masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau
informasi.
Apabila masyarakat telah memiliki budaya membaca yang kuat maka
kegiatan membaca bukanlah merupakan suatu yang perlu dimotivasi, tetapi sudah
merupakan suatu kebutuhan yang timbul dari dalam diri masing-masing individu,
hal seperti ini biasanya terjadi di Negara maju yang tingkat budaya bacanya sudah
tinggi. Tetapi yang terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia tidaklah
demikian karena kegiatan membaca hanya dilakukan untuk tujuan paraktis saja.
Salah satu tugas perpustakaan adalah membina minat baca bagi para pemakai jasa
perpustakaan disamping tugas lainya. Dengan adanya pembinaan minat baca
tersebut diharapkan pemakai dapat memenuhi kebutuhan untuk menambah
pengetahuan, mendapatkan gagasan baru, memperluas cakrawala, wawasan dan
pandangan, memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dan mempertinggi
kemampuan untuk berfikir dan menilai lewat bacaan.
2
Minat baca di kalangan masyarakat Tarusan masih sangat rendah,
kurangnya minat baca masyarakat Tarusan dikarenakan langkanya buku bacaan
sebagai sumber informasi formal.
Upaya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui
jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan
nonformal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu
pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan. Dengan
adanya perpustakaan masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai sarana
informasi ilmu pengetahuan dan menciptakan budaya baca.
Jauhnya jarak antara Tarusan dan kota membuat masyarakat Tarusan tidak
bisa menikmati perpustakaan yang berada di kota. Oleh karena itu, staf
perpustakaan keliling harus bertindak cepat dengan meningkatkan sarana dan
prasarana perpustakaan keliling yang sudah dimiliki, agar masyarakat dan
pembinaan minat baca dapat dilakukan pada usia dini, karena minat baca tumbuh
dari kebiasaan membaca. Dari pembinaan mulai sejak dini maka akan tercipta
budaya baca yang sangat tinggi di masa yang akan datan datang.
Perpustakaan keliling harus dilakukan secara berkesinambungan, apabila
tidak maka masyarakat pedesaan khususnya anak-anak akan ketinggalan
informasi. Bukan hanya perpustakaan keliling yang dilakukan tetapi membangun
gedung perpustakaan di daerah pedeesaan atau pendalaman, walaupun gedung
tersebut hanya dari bahan kayu.
Hal inilah yang harus diperhatikan oleh badan perpustakaan dan pemerintah
daerah khususnya KPAD Pesisir Selatan, untuk menggunakan Perpustakaan
3
Keliling sabagai pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan minat baca di
Tarusan.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan ARSIP Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam
meningkatkan minat baca di Tarusan?
2. Kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan pada
pelaksanaan kegiatan dalam upaya meningkatkan minat baca di Tarusan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan ARSIP Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam
meningkatkan minat baca di Tarusan.
2. Mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan keliling
Kantor Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan pada
pelaksanaan kegiatan dalam upaya meningkatkan minat baca di Tarusan.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi lembaga, sebagai pedoman untuk meningkatkan kegiatan
perpustakaan keliling demi meningkatkankan minat baca di Tarusan oleh
perpustakaan keliling KPAD Kabupaten Pesisir Selatan.
4
2. Bagi penulis, untuk memahami upaya meningkatkan minat baca di
Tarusan oleh perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupatan Pesisir Selatan.
3. Bagi pembaca, memberi pengetahuan tentang kegiatan meningkatkan
minat baca di Tarusan oleh perpustakaan keliling di Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupatan Pesisir Selatan.
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Perpustakaan Keliling
Seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat dan meningkatnya
kebutuhan informasi di era globalisasi ini, pada umumnya masyarakat perkotaan
dan pedesaan makin haus akan informasi yang akurat, tepat dan cepat, baik cetak
maupun elektronik. Namun demikian, mengingat keterbatasan sarana dan
prasarana, masyarakat pedesaan agak lamban dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Untuk mengatasi kesenjangan informasi ini, pemerintah daerah
(pemda) berusaha memberikan layanan informasi tertulis kepada masyarakat
pedesaan antara lain dengan menyediakan layanan perpustakaan keliling (mobile
library). Layanan jenis ini perlu dikembangkan dan diperkenalkan kepada
masyarakat, agar mereka dapat memanfaatkan perpustakaan keliling sebagai
suatu sarana pengembangan pribadi dalam pendidikan nonformal. Perpustakaan
keliling merupakan salah satu perangkat penyelenggaraan pendidikan nonformal
yang berupaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana
diamanatkan oleh UUD 1945.
5
Perpustakaan keliling adalah bagian dari pelayanan perpustakaan umum
yang mendatangi/mengunjungi pembacanya dengan menggunakan kendaraan,
baik darat (mobil) maupun air (perahu). Dengan kata lain, perpustakaan keliling
adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka untuk
melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh
perpustakaan umum, pada umumnya perpustakaan keliling menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari perpustakaan umum di suatu wilayah. (Sulistiyo-
Basuki,1991:48).
Lebih lanjut, menurut (Hardjoprakoso, 1992). perpustakaan keliling
bertugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya-karya manusia kepada
pembacanya (masyarakat) yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum.
Perpustakaan "berpindah-pindah" ini dimaksudkan untuk mempercepat
penyebaran informasi kepada masyarakat luas. Dilihat dari sejarahnya, bantuan
untuk perpustakaan keliling di Indonesia sudah ada sejak tahun 1975. Pemerintah
melalui proyek pembangunan Depdikbud telah mencanangkan perpustakaan
keliling sebagai salah satu layanan perpustakaan publik. Tujuan utamanya adalah
mendekatkan informasi kepada masyarakat di daerah terpencil, sebab masyarakat
desa sampai saat ini belum mampu mencapai informasi semaksimal mungkin
(Perpustakaan Nasional RI,1992).
Penyelenggaraan perpustakaan keliling bertujuan untuk (1) meratakan
layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil
yang tidak memungkinkan adanya perpustakaan permanen; (2) membantu
perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan nonformal kepada
6
publik luas; (3) memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada
publik; (4) memperkenalkan jasa perpustakaan kepada publik; (5) meningkatkan
minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat; dan (6)
mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan
pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural
masyarakat (Perpustakaan Nasional RI, 1992).
Jadi secara sederhana dapat penulis simpulkan bahwa perpustakaan
keliling adalah perpustakaan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan dan membawa bahan pustaka serta memberikan
layanan jasa perpustakaan kepada pengguna di daerah yang tidak terjangkau oleh
perpustakaan umum.
2. Tujuan perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang melayani penduduk
dengan cara langsung hadir atau mendatangi tempat tinggal atau tempat
masyarakat beraktivitas. Kendaraan yang digunakan untuk melayani masyarakat
disesuaikan dengan kondisi wilayah geografis daerah tertentu seperti: minibus,
metro mini, bus dan sepeda motor. Perpustakaan ini bertujuan untuk menjangkau
lebih jauh tempat tinggal masyarakat yang belum, atau sulit dicapai oleh layanan
perpustakaan yang menetap (Sutarno SN, 2006:18).
Perpustakaan keliling juga bertujuan memperluas layanan perpustakaan
sampai kepada masyarakat di daerah-daerah dan tempat-tempat yang tidak dapat
dijangkau oleh pelayanan perpustakaan menetap. Melayani masyarakat yang oleh
7
kondisi dan situasi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan
menetap. (Kukuh Ari Wibowo, 2010:51).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diadakannya perpustakaan
keliling agar masyarakat mempunyai minat baca yang tinggi karena mereka
menganggap membaca itu penting sehingga menjadi masyarakat yang lebih
berkualitas.
3. Fungsi Perpustakaan Keliling
Sutarno NS (2006 : 41) menyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan
keliling bukan saja untuk mengembangkan layanan perpustakaan, tetapi juga
dimanfaatkan sebagai sarana untuk: (a) Melakukan penelitian tentang minat baca
dan mengetahui respon masyarakat yang bersangkutan kepada perpustakaan. (b)
Untuk melakukan Promosi. (c) Untuk menarik perhatian masyarakat. (d) Untuk
mempelajari apakah suatu tempat tersebut sudah waktunya untuk dibangun
sebuah perpustakaan cabang karena masyarakat sudah membutuhkan.
Secara umum perpustakaan keliling dan perpustakaan umum mengacu
kepada prinsip-prinsip yang sama, yaitu (1) pendidikan bersifat seumur hidup
(lifelong education). Dalam hal ini perpustakaan keliling pun ikut memelihara
dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan ataukelompok pada
semua tingkat pendidikan dan kemampuan; (2) sumber informasi dan rujukan.
Artinya perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses cepat
(diberikan dalam waktu yang singkat) dan tepat (sesuai dengan kehendak dan
minat pembaca) terhadap penggunaan informasi; (3) bahan hiburan. Artinya
8
perpustakaan memiliki peranan penting dalam mendorong penggunaan secara
aktif rekreasi dan punyai waktu senggang dengan menyediakan bahan bacaan.
Dan perpustakaan juga sepatutnya menjadi lembaga pro deo yang tak pandang
bulu, tempat di mana masyarakat dapat memperoleh informasi secara cuma-cuma
tanpa membedakan baik jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan, agama, partai pilitik
maupun kedudukan sosial; dan (4) pusat kehidupan dan kebudayaan. Dalam hal
ini, perpustakaan keliling pun merupakan pusat kehidupan dan kebudayaan
(peradaban) yang secara aktif mempromosikan partisipasi pada semua bentuk
seni dan hasil kreasi manusia (Perpustakaan Nasional RI, 1992:1).
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa perpustakaan keliling berfungsi
sebagai perpustakaan umum yang melayani kebutuhan informasi dan
pengetahuan masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan
umum. Pada hakikatnya fungsi perpustakaan keliling sama dengan perpustakaan
umum.
4. Koleksi perpustakaan keliling
Perpustakaan Keliling haruslah benar-benar dilakukan dengan lebih
professional. Salah satu keberhasilan Perpustakaan Keliling adalah apabila koleksi
yang disediakan dimanfaatkan oleh masyarakat pemakai. Agar koleksi yang
disajikan dapat dimnfaatkan oleh pemakai, maka koleksi haruslah sesuai dengan
kebutuhan dn selerapengunjung yang akan dilayani.Dalam penyediaan koleksi
tidak ada suatu ketentuan tentang jumlah koleksi yang harus dibawa oleh mobil
Perpustakaan Keliling. Hal ini tergantung pada situasi dan kondisi daerah
9
setempat. Mengenai jumlah koleksi erat hubungannya dengan jumlah penduduk
yang dilayaninya. (Eastwood, 1967 : 56).
Tidak ada ketentuan yang mengikat petugas dalam menyajikan sejumlah
koleksinya kepada pemakai. Walaupun demikian, pendapat tersebut telah
memandu kita dalam memberikan gambar untuk memudahkan pengembangan
koleksi perpustakaan keliling.Pada dasarnya koleksi perpustakaan keliling
dikelompokan dalam 3 bentuk, yaitu: bahan pustaka tercetak, bahan pustaka
terekam, dan bahan pustaka yang tidak tercetak maupun terekam (IPI, 2006:109).
Koleksi perpustakaan harus selalu dibina dan dikembangkan agar selalu
diminati oleh masyarakat pemakai. Penambahan jumlah eksemplar tidak
diperlukan, karena hanya akan memenuhi tempat yang sudah terbatas dan tidak
memberikan variasi terhadap koleksi perpustakaan keliling Perpustakaan keliling
akan menarik tempat perhatian pengguna apabila koleksi yang dibawasesuai
dengan kebutuhan dan memenuhi selera pengguna perpustakaan keliling (IPI,
2006:110).
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa perpustakaan keliling memiliki
masalah dengan koleksi yang terbatas. Dengan koleksi yang terbatas tersebut
koleksi harus selalu diganti dan diperbaharui dalam jangka waktu tertentu,
sehingga koleksi yang dibawa sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi selera
pengguna perpustakaan keliling.
10
5. Minat Baca
a. Minat
Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat,
sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan
efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan
minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran,
sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya
apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang
menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)
menurut Tidjan (1976 :71) adalah gejala psikologis yang menunjukan
pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari
pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian
atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu
yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.
Berdasarkan beberapa Pengertian Minat menurut alhi tersebut penulis
simpulkan bahwa minat menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah
menonjolkan fungsi rasa dan perhatian seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran.
Hal ini menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula kita
berperhatian dan apa yang menyebabkan berperhatian kita tertarik, minatpun
menyertainya jadi ada hubungan antara minat dan perhatian. Dan minat adalah
gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek
terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian
dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.
11
b. Membaca
Membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa. Manfaat dari
membaca adalah kita akan memperoleh ilmu pengetahuan yang pastinya ilmu
tersebut sangat berguna bagi kita.
Tampubalon (1987: 6), mengatakan karena bahasa tulisan mengandung
ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan
membaca, proses-proses kognitif (penalaran), terutama yang bekerja. Oleh sebab
itu, dapat dikatakan bahwa membaca adalah cara untuk membina daya nalar.
Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses
yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat
akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.
Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat penulis simpulkan,
bahwa membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-
kata, ide, gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang
dalam bentuk tulisan.
c. Minat Baca
Minat baca adalah kecenderungan yang menetap untuk mencari mencakup
isi, memahami makna, dengan tujuan memperoleh pesan. Minat merupakan suatu
12
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan dan rasa pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang mempengaruhi (Djaali dalam Rohmah) (2004 : 16).
Sedangkan menurut pendapat lain minat merupakan kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel dalam Rohmah) (2004 : 16).
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai upaya-upaya seseorang
untuk membaca, disertai kecenderungan yang menetap untuk mencari informasi
mencakup isi, memahami makna dengan tujuan memperoleh pesan (Rahim, 2005
: 289).
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa minat baca adalah
kecenderungan yang menetap di dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan
membaca tanpa ada yang menyuruh.
6. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca mencakup: (a)Kesenangan,( b)
Menambah pengetahuan, (c) Mengkaitkan informasi baru dengan infomasi yang
telah diketahui sebelumnya, (d) Memperoleh informasi untuk laporan.
Tujuan membaca menurut Nurhadi (2005: 11), berpendapat bahwa tujuan
membaca antara lain: (a) memahami secara detail dan menyeluruh isi buku;
(b)menangkap ide pokok/gagasan utama buku secara cepat (waktu terbatas); (c)
mendapatkan informasi tentang sesuatu (misalnya, kebudayaan suku indian); (d)
13
mengenali makna kata-kata (istilah sulit); (e) ingin mengetahui peristiwa penting
yang terjadi di masyarakat sekitar; (f) ingin memperoleh kenikmatan dari karya
fiksi; (g) ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan; (h) ingin
mencari merek barang yang cocok untuk dibeli; (i) ingin menilai kebenaran
gagasan pengarang/penulis; (j) ingin mendapatkan alat tertentu (instrument
affect); dan (k) ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli)
atau keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) atau keterangan tentang
definisi suatu istilah.
Tujuan membaca menurut Blanton (Farida Rahim, 2005: 11) adalah
sebagai berikut: (a) kesenangan, (b) menyempurnakan membaca nyaring, (c)
menggunakan strategi tertentu, (d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu
topik, (e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya,
(f) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (g) mengonfimasikan
atau menolak prediksi, (h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks, dan, (i) menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik.
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan
membaca untuk menyarikan ide-ide utama, memperoleh informasi yang spesifik,
memahami susunan teks, memperkirakan, mengecek pemahaman,
menyimpulkan, memahami ide-ide yang behubungan dengan kosa kata yang
tidak dikenal, memahami kalimat-kalimat kompleks, memahami gaya penulis,
menilai teks, menanggapi teks, serta untuk menulis ringkasan-ringkasan.
14
7. Manfaat Membaca
Manfaat membaca menurut Gray & Rogers (1995) seperti yang dikutip
oleh Supriyono (1998:3): (a) Meningkatkan pengembangan diri,
dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga
daya nalarnya berkembangan dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi
dirinya maupun orang lain. (b) Memenuhi tuntutan intelektual, dengan membaca
buku, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih
imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.(c) Memenuhi
kepentingan hidup, dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. (d) Meningkatkan minatnya terhadap
suatu bidang, seseorang yang senang buku internet misalnya dengan makin
membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkat untuk
mempelajarinya lebih mendalam. (e) Mengetahui hal-hal yang actual.
Manfaat membaca menurut Widyamartaya (1992: 140-141), antara lain: (a)
dapat membuka cakrawala kehidupan bagi pembaca, (b) dapat menyaksikan
dunia lain-dunia pikiran dan renungan, (c) merubah pembaca menjadi
mempesona dan terasa nikmat tutur katanya.
Manfaat membaca menurut Suyitno (1985: 37-38), yaitu: (a) untuk
penyempurnaan teknik membaca; (b) untuk penyempurnaan pemahaman isi
bacaan; (c) untuk mendapatkan pemahaman kosakata; (d) untuk mendapatkan
penumbuhan kesadaran untuk kepentingan membaca sebagai sarana
mendapatkan informasi; (e) untuk mendapatkan penumbuhan sikap suka mencari
kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan batin.
15
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa Membaca merupakan
kegiatan menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis.
Yang lebih penting lagi membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam
ungkapan kreatif, dan dengan demikian mempertajam kepekaan linguistik dan
kemampuan menyatakan perasaan. Dengan membaca, kita belajar mengenai
metafora, implikasi, persuasi, sifat nada, dan banyak unsur ekspresi lain yang
semuanya penting bagi segala jenis seniman, pelaku bisnis, atau penemu.
8. Jenis-jenis Membaca
Tarigan (2008: 12-13). Tarigan membedakan kegiatan membaca dalam
jenis membaca bersuara atau membaca nyaring (oral reading atau reading aloud)
dan membaca dalam hati (silent reading). Membaca bersuara atau membaca
nyaring dipandang tepat untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam
keterampilan mekanis seperti pengenalan bentuk huruf dan unsur-unsur
linguistik. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang bersifat pemahaman maka
yang paling tepat adalah membaca dalam hati. Kedua macam membaca menurut
Tarigan di atas mempunyai fungsi masing-masing. Membaca nyaring adalah
suatu aktivitas yang berfungsi sebagai alat bagi guru, murid, atau pun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Membaca dalam
hati hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Dalam hal ini, pembaca tidak menggunakan alat
ucap sehingga hanya otak dan mata yang bekerja.
16
Secara garis besar, membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan
intensif. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008: 31).
Membaca ekstensif meliputi membaca survei (survey reading), membaca sekilas
(skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading).
Bedasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa jenis Membaca
telaah isi dibagi menjadi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis,
dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa meliputi kegiatan
membaca bahasa dan membaca sastra dqan memunyai teknik untuk membaca.
9. Hal-hal Yang Mempengaruhi Minat Baca
Usep Kuswari (2012) menyebutkan: Faktor-faktor afektif, kognitif dan
linguistik saling berinteraksi dalam membentuk dan mempengaruhi kemampuan
membaca seseorang. Dalam sebuah penelitian. Athey (1985) telah
mengungkapkan beberapa faktor afektif yang mempengaruhi kemampuan
membaca: konsep diri, otonomi, penguasaan lingkungan, persepsi tentang
realitas dan kecemasan. Dalam konteks kognisi, aspek-aspek memori sangat
penting dalam perkembangan kemampuan membaca. Memori ini terdiri atas
memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Menurut Rumelhart (1980), 'skemata adalah fungsi di dalam otak yang
menafsirkan, mengatur dan menarik kembali informasi; dengan kata lain,
skemata adalah kerangka mental'. Skemata ini sangat penting untuk proses
belajar membaca karena skemata menyimpan data masa lalu (pengetahuan dan
17
pengalaman) di dalam memori, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali jika
diperlukan.
Faktor yang juga sangat penting adalah kemampuan berbahasa. Karena
membaca bergantung pada bahasa, maka kemampuan berbahasa seseorang akan
mempengaruhi kemampuan membacanya. Namun demikian, membaca berbeda
dengan menyimak atau berbicara (DeStefano, 1981).
.Menurut Bromley (Nurbiana, 2006:5.20) minat baca serta kemampuan
membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang
terlalu sulit bagi anakakan mematikan selera untuk membaca. Sehubungan
dengan bahan bacaan ini perlu diperhatikan yaitu topik atau isi bacaan dan
keterbacaan bahan. Anak harus dikenalkan dengan berbagai macam topik bacaan
atau isi bacaan, sehingga dapat menambah wawasan anak, namun topik yang
dipilih harus menarik bagi anak baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya.
Tampubolon (1990:90-91) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca terbagi atas dua bagian, yaitu faktor endogen dan faktor
eksogen. Faktor endogen adalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat
biologis, psikologis, dan linguistik yang timbul dalam diri anak. Sedangkan
faktor eksogen adalah faktor lingkungan.
Tampubolon (1990: 241) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi membaca yaitu kompetensi kebahasaan. Kompetensi kebahasaan
yang dimaksud adalah penguasaan bahasa secara keseluruhan, terutama tata
bahasa dan penguasaan kosakata, termasuk berbagai arti, nuansa serta ejaan dan
tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. Afiksasi dalam bahasa Indonesia
18
memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu bagian tata bahasa dan
penguasaan kosakata perlu dikuasai dengan benar.
(Nurbiana,2006:3.18) mengemukakan faktor motivasi, lingkungan
keluarga, bahan bacaan dan guru sebagai faktor yang berpengaruh pada
kemampuan seseorang dalam membaca.
Berdasarkan uraian diatas secara sederhana dapat penulis simpulkan
bahwa hal yang mempengaruhi minat baca sangat banyak, maka dari itu minat
baca harus ditanamkan sedini mungkin untuk generasi-generasi yang akan
datang, agar tidak ada alasan untuk tidak menyukai membaca.
F. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang berkaitan dengan
kegiatan peningkatan minat baca oleh perpustakaa keliling Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupatan Pesisir Selatan. Teknik
pengumpulan data diperoleh melalui pengamatan langsung ke Daerah
Tarusan, disamping itu, untuk mendapatkan hasil yang akurat data juga
dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pustakawan dan
masyarakat Tarusan.
19
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan
ARSIP Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatkan
minat baca di Tarusan
Perpustakaan keliling sebagai salah satu perangkat pendidikan non formal
berupaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan
oleh UUD 1945. Untuk melaksanakan amanat itu perpustakaan keliling, dengan
tugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya-karya manusia kepada
masyarakat yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum.
Perpustakaan keliling yang di gerakkan sejak tahun 2002 di KPAD Pesisir
Selatan ini sangat berperan dalam meningkatkan minat baca guna mencerdaskan
kehidupan bangsa di seluruh kecamatan yang ada di Pesisir Selatan, salah satunya
yaitu Tarusan. Dan pada dasarnya bukan hanya perpustakaan keliling sebagai
sarana yang berperan penting, tetapi pustakawan yang mengelola perpustakaan
keliling tersebut yang mempunyai peran penting dalam mengelola bahan pustaka
dan mengelola informasinya.
Modal dasar dalam pembinaan minat baca masyarakat adalah tersedianya
sarana baca yaitu buku-buku menarik yang dapat menggugah minat masyarakat
untuk membacanya. Akan tetapi, tidak semua masyarakat mampu mendapatkan
buku-buku yang mereka butuhkan dan mendapatkan buku-buku yang mampu
menggugah minat baca mereka. Hal tersebut disebabkan oleh langkanya bahan
20
bacaan dan rendahnya kesadaraan pemerintah untuk menyediakan sarana
perpustakaan yang mudah dijangkau.
Perpustakaan keliling juga bertujuan memperluas layanan perpustakaan
sampai kepada masyarakat di daerah-daerah dan tempat-tempat yang tidak dapat
dijangkau oleh pelayanan perpustakaan menetap. Melayani masyarakat yang oleh
kondisi dan situasi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan
menetap. (Kukuh Ari Wibowo, 2010:51).
Sementara itu Tarusan sangat jauh dari Ibu Kota Kabupaten Pesisir Selatan
yakninya Painan, tempat beradanya perpustakaan umum daerah, dan belum adanya
bangunan KPAD cabang disetiap kecamatan termasuk di Tarusan ini. Maka dari itu
perpustakaan keliling berperan sebagai sarana pendidikan nonformal, perantara
antara bahan bacaan dengan masyarakat pengguna, karena dengan adanya
perpustakaan keliling datang ke daerah-daerah yang jauh dari Kota dan
menyediakan kebutuhan informasi yang dibutuh kan masyarakat setiap daerah yang
dikunjungi khususnya daerah Tarusan lebih mudah mendapat kan informasi dari
buku yang di baca, dan mereka juga mempunyai pengetahuan dan memperoleh
informasi akurat sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Pesisir Selatan telah membuat program guna meningkatkan minat
baca di Tarusan, mulai dari, perencanaan dan pelaksanaan yang belum berjalan
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dana operasional dan sumber
daya manusia yang mendukung pelaksanaan kegiatan peningkatan minat baca di
21
Tarusan. Kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan
Perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Pesisir Selatan telah melakukan bebrapa perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan
guna meningkatkan minat baca dengan cara menentukan sasaran pada daerah
yang jauh dari perpustakaan umum Pesisir Selatan, salah satunya Daerah Tarusan.
Perencanaan perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Pesisir Selatan untuk pelaksanaan kegiatan meningkatkan minat baca masyarakat
Tarusan dengan cara membuat strategi yang disajikan dalam bentuk nyata.
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perpustakaan keliling juga harus
memperhatikan koleksi dan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap informasi
yang dibutuhkan, karena bahan pustaka merupakan unsur penting, artinya koleksi
apa saja yang harus dimiliki oleh perpustakaan keliling untuk meningkatkan minat
baca, tentunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Tarusan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Bedasarkan pengamatan yang dilakukan, Perpustakaan keliling Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan telah melaksanakan
beberapa kegiatan, pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh staf-staf di Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan itu sendiri karena telah
diberi wewenang oleh Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Pesisir Selatan untuk meningkatkan minat baca masyarakat setiap Daerah yang
ada di Pesisir Selatan, khususnya Tarusan.
22
Dalam pelaksanaan kegiatan ini terkendala oleh keterbatasan sumber daya
manusia, kurangnya pengetahuan dan keterampilan pustakawan yang berada di
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan disebabkan karena
pustakawan tidak memiliki latar belakang pendidikan tentang ilu perpustakaan,
sehingga menyebabkan tidak terciptanya profesionalisme dalam melakukan tugas-
tugas kepustakaan.
Adapun pelaksanaan kegiatan peningkatan minat baca oleh perpustakaan
keliling Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan untuk
masyarakat Tarusan yaitu dengan cara, memberikan seminar tentang pentingnya
membaca, menyediakan buku bacaan sesuai dengan kebutuhan, dan lomba
membaca puisi.
a. Memberikan Seminar Pentingnya Membaca
Memberikan seminar tentang pentingnya membaca adalah upaya yang baik
dalam meningkatkan minat baca, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,
perpustakaan keliling pernah mengadakan seminar pentingnya membaca dengan
mendatangkan pembicara yang profesional untuk menjelaskan bagaimana
pentingnya membaca di tanamkan sedini mungkin, dan dari informasi
narasumber yang saya peroleh, cara ini sangat membantu sekali, terbukti
meningkatnya pengunjung perpustakaan keliling setelah diberikannya seminar
tersebut.
23
b. menyediakan buku bacaan sesuai dengan kebutuhan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, begitu banyak kurangnya
bahan bacaan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan masyarakat, seperti
kurang koleksi bahan bacaan tentang pertanian yang memuat informasi tentang
usaha pertanian yang dilakukan masyarakat daerah tarusan, untuk pelajar kurang
tersedianya koleksi bahan bacaan yang sesuai dengan tingkatan pendidikan, beserta
buku wajib mata pelajaran, dan untuk anak-anak kurangnya koleksi bahan bacaan
yang lebih menarik untuk dibaca anak-anak usia dini, seperti buku-buku dongeng
dan majalah bergambar, hal itu disebabkan pustakawan tidak begitu banyak
mengerti dengan kebutuhan masyarakat yang dominannya pelajar dan petani,
karena latar belakang pendidikan mereka tidak sesuai dengan pekerjaan yang
mereka lakukan.
c. lomba membaca puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, perpustakaan keliling
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan juga memberikan
apresiasi kepada anggota masyarakat yang mempunyai minat baca yang tinggi.
Pengapresiasian itu dilakukan dengan mengadakan lomba membaca puisi,
Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk motivasi baca masyarakat Tarusan, agar
masyarakat lebih giat untuk membaca dan menambah pengetahuan mereka.
24
B. Kendala yang dihadapi perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Arsip
Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan pada pelaksanaan kegiatan
dalam upaya meningkatkan minat baca di Tarusan
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya meningkatkan minat baca,
Perpustakaan keliling KPAD PESSEL tidak selalu berjalan dengan baik, kadang-
kadang ada saja kendala yang datang. Berdasarakan hasil wawancara dan
pengamatan langsung ditemukan kandala-kendala dalam meningkatkan minat
baca daerah Tarusan ini, antara lain:
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM).
Berdasarkan hasil keputusan kepala kantor, kegiatan operasional
perpustakaan keliling dirolling, termasuk dibantu oleh pegawai kearsipannya,
karena rata-rata dari meraka tidak terlalu memahami kegiatan apa saja yang harus
dilakukan untuk meningkatkan minat baca.
Sumber daya manusia adalah hal yang paling pokok dalam melaksanakan
tugas pustawan itu sendiri, hal ini mencakup memberi layanan kepada pemakai
perpustakaan, Khususnya perpustakaan keliling untuk Daerah Tarusan. Tanpa
adanya sumber daya manusia yang ahli dibidangnya maka kegiatan yang dilakukan
tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Pada perpustakaan KPAD Pesisir
selatan, kurangnya sumber daya manusia yang ahli dibidangnya merupakan faktor
penghambat dalam upaya peningkatan minat baca masyarakat Tarusan.
Terbatasnya sumber daya manusia dan pengetahuan pustakawan yang
dimiliki Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupatan Pesisir Selatan
sehingga menyebabkan kegiatan pelaksanaan kegiatan tidak berjalan dengan
baik. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan tenaga dan sumber daya
25
manusia yang ahli dibidangnya perpustakaan yang mampu memberikan ide-ide
dan inovasi baru untuk mengembangkan kegiatan guna meningkatkan minat baca
masyarakat Tarusan.
Adapun upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan sumber daya manusia
itu sendiri. Meningkatkan sumber daya manusia artinya meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan individu dalam proses yang ditekuninya, dalam kegiatan
operasionalnya perpustakaan keliling KPAD PESSEL pegawai ikut terlibat dengan
cara diroling. Padahal tidak semua pegawai KPAD PESSEL berlatar belakang
pendidikan perpustakaan, oleh sebab itu sebaiknya semua pegawai KPAD PESSEL
diberikan pelatihan dan seminar tentang perpustakaan, hal ini akan
berkesinambungan dan berdampak langsung pada kegiatan yang dilakukan guna
meningkatkan minat baca masyarakat Tarusan. Perpustakaan juga perlu
penambahan staf yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan untuk
memaksimalkan pelaksanaan kegiatan peningkatan minat baca.
2. Terbatasnya dana operasional.
Anggaran dana adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakan, tanpa
anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan baik meskipun
sistemnya baik dan pustakawannya bermutu. Perpustakaan keliling KPAD PESSEL
memang mempunyai anggaran khusus, tetapi biaya tersebut tidak mencukupi untuk
menjalankan semua kegiatan operasioanal dan upaya meningkatkan minat baca
yang dilakukan perpustakaan keliling, dengan dana yang minim perpustakaan
keliling KPAD PESSEL kesulitan menjalan kegiatan operasional peningkatan
minat baca. Maka dari itu semua pustakawan harus mau dan mampu ikut ambil
26
bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
perpustakaan keliling.
Berdasar kan hasil pengamatan perpustakaan keliling tidak akan jalan kalau
anggaran tidak turun, dengan alasan tidak ada dana untuk membeli BBM mobil
operasional, kerena itu sering kali kebutuhan masyarakat khususnya pelajar
terhadap bahan bacaan menjadi terbengkalai.
Adapun upaya yang dilakukan untuk masalah keterbatasan dana yaitu
dengan cara melakukan penambahan dana.
Anggaran dana yang kurang juga menjadi masalah untuk penambahan atau
pembaharuan koleksi perpustakaan, karena perpustakaan keliling saharusnya
mempunyai koleksi-koleksi yang menarik, dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setiap daerah yang dikunjungi, khususnya daerah Tarusan yang
dominan masyarakatnya adalah pelajar dan petani.
Koleksi perpustakaan harus selalu dibina dan dikembangkan agar selalu
diminati oleh masyarakat pemakai. Penambahan jumlah eksemplar tidak
diperlukan, karena hanya akan memenuhi tempat yang sudah terbatas dan tidak
memberikan variasi terhadap koleksi perpustakaan keliling Perpustakaan keliling
dengan kebutuhan dan memenuhi selera pengguna perpustakaan keliling (IPI,
2006:110).
Tapi kenyataan nya disini sebagian masyarakat seringkali tidak menemukan
bahan bacaan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan karena kurangnya koleksi
dari perpustakaan keliling, saharusnya KPAD lebih memperhatikan kebutuhan
27
masyarakat, karena kalau bahan bacaan tidak sesuai dengan yang meraka butuhkan
bisa jadi minat baca masyarakat dan pelajar semakin berkurang.
Untuk berjalannya pelaksanan kegiatan peningkatan minat baca Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pesisir Selatan harus memperhatikan,
anggaran atau dana yang dibutuhkan. Anggaran merupakan hal yang sangat
penting pada suatu instansi, dalam melaksanakan kegiatan peningkatan minat baca
melalui pemberian seminar tentang pentingnya membaca, dan pengadaan lomba
membaca puisi sebaiknya dilakukan secara berkala, sehingga kegiatan tersebut
mampu memaksimalkan peningkatan minat baca.
Anggaran dana yang lancar, maka kegiatan seperti seminar bisa dijadikan
sebagai kegiatan rutin, dan lomba membaca puisi juga bisa ditambah dengan
lomba-lomba seperti lomba menulis cerpen, lomba pidato, lomba mendongeng
dan masih banyak lagi.. Sebaiknya kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Pesisir Selatan menjadikan perpustkaan keliling sebagai prioritas
penting yang menunjanng peningkatan minat baca masyarakat Tarusan dengan
menyediakan pendanaan yang cukup dan sesuai kebutuhan setiap tahunnya
sehingga pelaksanaan peningkatan minat baca dapat dilakukan secara maksimal.
Penambahan dana perlu dilakukan karena segala kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perpustakan keliling memerlukan dana
sebagai penunjang kegiatan tersebut. Anggaran yang diperlukan dalam kegiatan
operasional perpustakaan keliling KPAD PESSEL untuk kedepan sebaiknya dapat
ditingkatkan, dan juga para pustakawan harus berani ikut serta dalam perencanaan
dana, perpustakaan keliling KPAD PESSEL harus melakukan penambahan dana
28
yang lebih agar dapat membeli dan menambah koleksi yang ada, karena koleksi
bahan bacaan merupakan unsur yang paling penting, sehingga perpustakaan keliling
KPAD PESSEL dapat meningkatkan minat baca masyarakat Tarusan dengan baik.
28
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada Perpustakaan Keliling KPAD Pesisir
Selatan, maka dapat saya simpulkan, kegiatan perpustakaan keliling sangat
berperan penting meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya masyarakat
Tarusan, tanpa adanya kehadiran perpustakaan keliling kedaerah-daerah yang tidak
mempunyai fasilitas KPAD cabang ataupun rumah baca maka masyarakat tidak
akan bisa memperoleh bahan bacaan yang dibutuhkan. Upaya kegiatan yang
dilakukan perpustakan keliling KPAD PESSEL dalam peningkatan minat baca
belum efektif, itu semua dikarenakan oeh beberapa kendala, anatara lain:
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia, yang dimaksud dari kurangnya sumber
daya manusia di sini yaitu tidak adanya pustakawan yang ahli dibidang
kepustakawanan, banyak kegiatan yang tidak berjalan dengan baik karena
pustakawannya tidak mengerti bagaimana menjalankan kegiatan tersebut.,
dalam kegiatan operasionalnya perpustakaan keliling pegawai terlibat dengan
cara diroling. Padahal tidak semua pegawai KPAD PESSEL berlatar belakang
pendidikan perpustakaan maka perlunya meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan individu dalam proses yang ditekuninya.
2. Kurangnya dana operasional. Kurangnya dana operasinal disni sangat
berpengaruh pada semua kegiatan yang dilakukan, karna tanpa adanya dana
kegiatan operasional tidak akan berjalan dengan baik
29
B. Saran
Menurut pendapat saya, agar terciptanya kegiatan peningkatan minat baca
yang efektif, KPAD PESSEL perlu melakukan beberapa hal, antara lain:
1. Pustakawan perlu mengikuti seminar keperpustakaan sesering mungkin, agar
kegiatan yang dilakukan lebih inovatif, karena banyak macam kegiatan yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca, salah satunya yaitu, di
adakanya kegiatan mendongeng atau lomba mendongeng, atau sebaiknya
KPAD PESSEL harus merekrut tenaga honorer yang ahli dibidang
perpustakaan untuk lebih profesionalnya kegiatan meningkatkan minat baca
ini.
2. Masyarakat perlu sesering mungkin mendapat seminar pentingnya membaca,
agar mereka mengerti bahwa membaca sangat penting untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan. KPAD PESSEL juga perlu memperhatikan
kebutuhan masyarakat Tarusan terhadap bahan bacaan yang dibutuhkan.
3. Perpustakan keliling KPAD PESSEL hendaknya juga mengusahakan
penambahan dana untuk mengembangakan kegiatan yang dilakukan dalam
mengupayakan peningkatan minat baca di daerah tarusan ini, karna tanpa dana
semua kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar.
30
KEPUSTAKAAN
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hardjoprakoso, Mastini. 1992. Panduan Pelayanan Perpustakaan Keliling.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sutarno. 2006. Manajemen Pustaka: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung
Seto
Perpustakan Nasional Republik Indonesia 1192.
Sutarno. 2006. Mengenal Perpustakaan. Jakarta: Jala Permata.
Sulistiyo-Basuki. 1993. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sulistiyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
PT. Gramadia Pustaka Utama.
Supriyanto. 2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta:
Ikatan Pustakawanan Indonesia.
Sapriyanto, ddk, 2006, Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta:
Ikatan Pustakawan Indonesia.
Soetminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan: Yogyakarta
Kanisius
31
LEMBAR WAWANCARA
Hari/tanggal : Kamis, 20 juni 3013
Narasumber : Rino Afrinaldi
Jabatan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Pewawancara : Mugi Rahayu. R
1. Pertanyaan : Apakah saudara memanfaatkan perpustakaan keliling setiap kali
datang, kenapa?
Jawaban : Tidak selalu, saya datang bila ada bahan bacaan yang saya
butuhkan karena buku bacaannya itu-itu saja, jarang ada buku
bacaan yang terbaru.
2. Pertanyaan : Bagaimana pendapat saudara tentang perpustakaan keliling
KPAD PESSEL ?
Jawaban : Kehadiran perpustakaan keliling disini sangat membantu, tetap
bahan bacaannya tidak begitu menarik.
3. Pertanyaan : Menurut saudara sudakah buku yang disediakan perpustakaan
kelilingKPAD PESSEL sudah sesuai dengan yang saudara
butuhkan?
32
Jawaban : Kadang-kadang seseuai, kadang tidak tapi lebih sering tidak
sesuai dengan yang saya butuhkan.
4. Pertanyaan : Apakah saudara sering membaca buku setiap kali perpustakaan
keliling datang?
Jawaban : Iya.
5. Pertanyaan : jenis buku apa saja yang saudara sukai diperpustakaan keliling
KPAD PESSEL ?
Jawaban : jenis buku yang saya sukai novel, dan buku mata pelajaran wajib
6. Pertanyaan : senangkah saudara dengan koleksi bahan bacaan yang ada
diperpustakaan keliling KPAD PESSEL?
Jawaban : iya
7. Pertanyaan : Apa saja kegiatan perpustakaan keliling didaerah anda yang
saudara ketahui selain datang dan meminjamkan buku?
Jawaban : Setahu saya perpustakaan keliling pernah mengadakan lomba-
lomba, bazar buku murah dan seminar.
8. Pertanyaan : Pernah kah saudara datang ke kegiatan yang dilakukan
perpustakaan keliling ini?
33
Jawaban : ya, kalau ada kegiatan yang dilakukan saya pasti datang dan
melihat, pernah 1 kali saya mengikuti lomba yang diadakan
perpustakaan keliling, yaitunya membaca puisi
9. Pertanyaan : Apakah kegiatan tersebut sering di adakan?
Jawaban : Seingat saya tidak, Cuma 2 kali.
10. Pertanyaan : Apakah anda berharap kegiatan itu menjadi kegiatan rutin oleh
perpustakaan keliling, kenapa?
Jawaban : Saya sangat berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin, karena
selain menambah minat untuk membaca kegiatan yang
dilakukan juga menambah pengetahuan tentang membaca.
34
LEMBAR WAWANCARA
Narasumber : Zulmira, SH
Jabatan : Pustakawan
1. Pertanyaan : sejak kapan perpustakaan keliling ini digunakan?
Jawaban : sejak tahun 2002 sampai sekarang
2. Pertanyaan : berapa jumlah tenaga operasional perpustakaan keliling?
Jawaban : 9 orang, 1 orang kasi dan 8 staf
3. Pertanyaan : apa latar belakang pendidikan pustakawan?
Jawaban : saya sarjana hukum, rata-rata staf juga sarjana hukum
4. Pertanyaan : apa saja upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca?
Jawaban : upaya yang dilakukan yaitu dengan datang kedaerah-daerah
yang jauh dari KPAD pusat, lalu meningkat SDM kami sendiri
dengan cara mengikuti pelatihan keperpustakaan guna
terwujudnya peningkatan minat baca yang baik
5. Pertanyaan : dari mana saja bahan pustaka diperoleh?
Jawaban : APBD, dan APBN
35
6. Pertanyaan : apakah penyuluhan termasuk kegiatan rutin, kenapa?
Jawaban : tidak, karena minimnya dana untuk selalu mendatangkan
pembicara dari luar.
7. Pertanyaan : sekali berapa bazaar buku dilakukan, kenapa?
Jawaban : tidak rutin, bazar buku dilakukan jika ada penerbit atau LSM
yang mengajak bekerja sama.
8. Pertanyaan : kenapa kegiatan lomba tidak dijadikan kegiatan rutin, kenapa?
Jawaban : maunya begitu, tapi karena seringnya instansi kekurangan dana
dalam melakukan kegiatan, maka kegiatan dilakukan jika ada
dana saja.
36
LAMPIRAN
(gambar. 2)
Mobil operasional Perpustakaan Keliling KPAD Pesisir Selatan.
(Gambar. 2) Suasana perpustakaan keliling KPAD Pesisir Selatan saat masyarakat Tarusan datang
untuk membaca.
37
LEMBAR OBSERVASI
Hari/Tanggal : 14 Juni 2013
Narasumber : Dewi Desvita
Pewawancara : Mugi Rahayu. R
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah perpustakaan keliling berperan dengan baik
dalam meningkatkan minat baca?
2. Apakah perpustakaan keliling menemukan kendala dalam
upaya peningkatan minat baca?
3. Apakah perpustakaan keliling berusaha mengatasi kendala
tersebut?
4. Apakah perpustakaan keliling menyediakan bahan bacaan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Tarusan?
5. Apakah perpustakaan keliling mengadakan kegiatan
lomba atau sejenisnya dalam upaya peningkatan minat
baca masyarakat Tarusan?
6. Apakah perpustakaan keliling menganggarkan dana untuk
melakukan kegiatan dalam upaya meningkatkan minat
baca?
7. Apakah kegiatan lomba atau sejenisnya merupakan
kegiatan rutin?
8. Apakah pustakawan pengelola perpustakaan keliling
mereka yang ahli dibidangnya?
9. Apakah pustakawan sering mendapat seminar untuk
38
kelancaran pekerjaan yang bukan dibidangnya?
10. Apakah seminar untuk perpustakaan merupakan kegiatan
rutin?
11. Apakah kurangnya tenaga ahli merupakan salah satu
penyebab kurang lancarnya kegiatan peningkatan minat
baca?
12. Apakah perpustakaan keliling membutuhkan tenaga ahli
untuk memperlancar kegiatan dalam upaya peningkatan
minat baca?
13. Apakah koleksi bahan bacaan yang dibawa perpustakaan
keliling selalu koleksi terbaru?
14. Apakah pengunjung perpustakaan keliling pernah
komplein terhadap bahan bacaan yang tidak sesuai dengan
yang mereka butuhkan?
15. Apakah bahan bacaan diperoleh hanya dari dana
anggaran?