Post on 13-Jan-2015
description
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi
tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan
mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran
yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber
dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang
semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan
bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan
berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan
produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi
hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan
yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan
(internal control).
Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara
langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang
dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak pimpinan
untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas
perusahaan. Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan manajer-manajer
2
yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang
pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang
memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa
mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta
dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya
perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat
dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui
sistem internal control.
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat
dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian
pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan,
penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan
internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program
yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian
atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi
dan keuangan lainnya.
Agar fungsi pemeriksaan intern dapat berjalan dengan baik, maka seorang
internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang
telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau
independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa.
Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan
intern yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah
laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang akurat serta
3
setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan
prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern memberikan informasi yang
tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan mengurangi
kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan.
Melihat banyaknya sumbangan yang dapat diberikan oleh internal auditor
kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peranan
internal auditor untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Maka penulis melakukan peninjauan dan penelitian pada PT. Citra
Bangun dengan judul ”Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Citra
Bangun, Medan.”
B. Perumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan setiap perusahaan pada
umumnya selalu menghadapi berbagai masalah. Adapun masalah yang dihadapi
setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada ruang lingkup kegiatan perusahaan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada PT. Citra Bangun,
maka penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun dapat berperan bagi
tercapainya pemeriksaan intern yang baik?
2. Apakah kedudukan internal auditor pada perusahaan benar-benar independen
sehingga dapat mencapai tujuan pemeriksaan yang objektif?
4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang fungsi dan kedudukan internal
auditor dalam perusahaan kemudian membandingkan dengan teori-teori yang
selama ini penulis terima dari perkuliahan dan sumber lainnya.
2. Dari perbandingan ini diajukan saran yang mungkin bagi pihak yang
berkepentingan.
3. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan penyelesaian kuliah guna
memperoleh gelar sarjana ekoomi pada Fakultas Ekonomi STIE Harapan
Medan.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat mengemukakan
beberapa hipotesis:
1. Fungsi dan kedudukan internal auditor dalam perusahaan telah berfungsi cukup
baik, hal ini terjadi karena adanya dukungan dari pihak top manajer.
2. Internal auditor dalam melaksanakan program pemeriksaan telah membuat
rencana pemeriksaan yang cukup bagus.
3. Kedudukan internal auditor cukup independen dalam perusahaan karena berada
dibawah kedudukan komisaris dan direktur utama.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
5
Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kepustakaan dan penelitian
ke lapangan. Penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara membaca literatur-
literatur yang berhubungan dengan internal auditor. Penelitian ke lapangan
dilakukan dengan cara meninjau peranan dan fungsi internal auditor dalam
perusahaan, yaitu PT. Citra Bangun.
2. Jenis Data
Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer diambil langsung dari objek penelitian (PT. Citra Bangun) antara lain:
a. Sejarah singkat perusahaan
b. Struktur atau bagan organisasi perusahaan
c. Data yang berhubungan dengan audit intern
Sedangkan data sekunder diperoleh penulis dari buku-buku, catatan-catatan
kuliah dan literatur-literatur yang berhubungan dengan audit intern.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data dilakukan dengan:
a. Observasi, yaitu melakukan serangkaian pengamatan langsung terhadap internal
auditor pada PT. Citra Bangun
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak atau
bagian-bagian yang berwenang dalam perusahaan tersebut.
c. Kepustakaan, yaitu mengumpulkan sejumlah informasi mengenai teori-teori
audit intern dan teori lain yang mendukung.
4. Metode Penganalisaan Data
6
a. Metode deskriptif, yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan data dari hasil
penelitian untuk diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan yang ditulis.
b. Metode komparatif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan
membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam perusahaan, kemudian
mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran-saran
dari hasil perbandingan tersebut.
7
C. BAB II
URAIAN TEORITIS
Pengertian Auditing
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar
atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan
mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab
keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir
sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan
auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut
disebut dengan ”auditing”.
Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu
dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut:
Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of
the underlying internal control and accounting records of a business
enterprises or other economic unit, precedent to the expression by the
auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial
statement.1
1 W. W Cooper, Yuri Ijiri, Kohler’s Dictionary for Accountant, Sixth Edition,
Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi, 1984, hal. 44.
8
Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:
1. Pemeriksaan atas pengawasan intern
Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan
pengawasan administrasi.
2. Pemeriksaan atas catatan keuangan
Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur
pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian,
buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan atas catatan lain
Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar,
notulen rapat, data statistik dan sebagainya.
Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut:
Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah
serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan
untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang
dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat
memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai
kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa. 2
Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang dilakukan
oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus dilaksanakan
secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga dilaksanakan
menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang. Kata
9
bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang tidak berpihak dalam
melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada pemberian pendapat, baik dalam
kenyataan (in fact) maupun dalam penglihatan (in appearance). Sedangkan norma
pemeriksaan adalah suatu ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan.
Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas
oleh Arens dan James sebagai berikut:
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan
independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan
untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan.3
Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur yang
dicakup sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan penilaian bukti
Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang diperiksa
tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Keahlian dan kebebasan
2 Moenaf H. Regar, Memahami Laporan Akuntan, Pusat Pengembangan
Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 1989, hal. 16. 3 Alvin arens, James K. Loebecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi
Kelima, Jilid Satu, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta, 1993, Hal. 2.
1
0 Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat
memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau kompoten
untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan agar
pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan.
Yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang bebas atau
independen.
4. Satuan ekonomi tertentu
Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban auditor
harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah menegas
satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya.
5. Data keterangan yang terukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan dengan
mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi. Data yang
disajikan manajemen tersbut dibandingkan dengan kriteria atau standar yang
telah ditetapkan.
6. Pelaporan
Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi kesimpulan
dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai. Isi
dan bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat
pemeriksaan yang dilakukan. Tetapi suatu laporan harus dapat menjelaskan
pada pembaca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan
angka, kriteria atau ukuran yang ada,
1
1 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemeriksaan bertujuan
memberikan gambaran tentang kesesuaian yang diperiksa berupa kegiatan, data atau
bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian yang
bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui alat komunikasi yang dituangkan
dalam bentuk laporan. Secara umum, tujuan pemeriksaan yang dilakukan auditor
adalah untuk meningkatkan kepercayaan (credibility) daftar keuangan yang disajikan
manajemen, dengan memberikan pendapat mengenai kelayakan dari daftar
keuangan yang disajikan tersebut.
Pengertian Internal Auditing
Apabila diteliti dalam berbagai buku, tidak ada perbedaan yang mendasar
mengenai pengertian internal auditing. Para ahli sepakat menyatakan bahwa internal
auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna
menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna
memberikan saran-saran kepada manajemen.
Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut yang
berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor, tetapi
maksudnya bahwa pemeriksa intern bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang
diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang objektif.
Sebagaimana yang dikemukakan salah seorang penulis bahwa:
Pemeriksaan intern adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi
saluran untuk menyakinkan manajemen dengan observasi langsung
apakah pengendalian yang telah ditetapkan manajemen berjalan baik
dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah
menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat
1
2 serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan
kebijaksanaan, rencana dan prosesdur yang telah ditetapkan. 4
The Institute of Internal Auditors, suatu organisasi di Amerika Serikat
memberikan definisi internal auditing sebagai berikut:
Internal Auditing adalah kegiatan penilaian yang independen dalam
organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada
manajemen. Jadi internal auditing merupakan pengendalian
manajerial, yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan
mengevaluasi keefektifan pengendalian lain. 5
Definisi di atas, mengandung pengertian bahwa internal auditing merupakan
suatu aktifitas penilaian yang bebas dalam organisasi, yang tugasnya meliputi
seluruh bidang kegiatan operasi perusahaan. Definisi ini juga menegaskan bahwa
tujuan utama pemeriksaan ditekankan pada aspek pengawasan menajemen
(management control).
1. Tujuan Internal Auditing
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, auditing bertujuan untuk
mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan
keuangan. Pada dasarnya tujuan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan internal
auditing, hanya saja internal auditing berorientasi kepada kepentingan perusahaan.
Tujuan internal auditing adalah membantu anggota organisasi melaksanakan
tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan analisis,
penilaian-penilaian, rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan objek
4 Ruchyat Kosasih, Auditing Prinsip dan Prosedur, Cetakan Keempat, Palapa,
Surabaya, 1985, Hal. 285.
5 Arthur W. Holmes anda David A. Burns, Auditing Norma dan Prosedur, Jilid
Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal. 152.
1
3 yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang
efektif dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan
meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang
akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria
tertentu.
Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern
dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal
auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur
dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat
dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan
kegiatan lain, untuk memberikan jasa kepada manajemen. Internal auditing
berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya
terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi. Adapun tujuan internal
auditing sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian akuntansi
dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara yang
efektif dengan biaya yang efektif dengan biaya yang minimum.
2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen
puncak dipatuhi.
3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan
dan dilindungi dari segala macam kerugian.
1
4 4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
dalam perusahaan.
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegaitan perusahaan.
2. Ruang Lingkup Internal Auditing
Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial
audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih:
Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal, yaitu:
a. Pemeriksaan keuangan
b. Pemeriksaan operasi/manajemen 6
1. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk
membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern
yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan
bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat.
Untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi
kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah
sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk
pembahasan internal control. 7
6 Ruchyat Kosasih, Op.Cit., hal 286.
7 Ibid, hal. 286
1
5 Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi
hutang dan piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan
prosedur yang berhubungan dnegan sistem internal control.
2. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit)
Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen
(level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan
dan daya guna usaha.
Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional
Audit sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen
sistematis dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh
departemen sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan
keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat manajemen
agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif
dengan menyajikan pada mereka analisa-analisa penelitian,
rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan komentar-komentar yang
tepat mengenai efektifitas ditinjau. 8
Sofyan Safri mengatakan bahwa:
Operation Audit yang sering juga disebut operasi audit muncul dari
pengembangan financial. Dalam audit ini dinilai bukan saja aspek
keuangan tapi juga aspek non keuangan. 9
Menurut pendapat Arthur W. Holmes dalam buku Auditing Norma dan
Prosedur mengatakan sebagai berikut:
8 Arifin Wirahadikusumah, Beberapa Masalah Auditing, Alumni Bandung, 1983,
hal. 131-132.
9 Sofyan Safri, Auditing Komtemporer, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta, 1991,
hal. 275.
1
6 Adapun tujaun dari operasi audit adalah terutama menyangkut
pencapaian sasaran-sasaran operasional seperti humas, efisiensi
produksi atau efisiensi operasional, keefektifan operasional dan
keefektifan manajerial. 10
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa operasional audit
ditekankan pada penelitian yang bebas dan dilakukan dengan sistematis atas seluruh
pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan dan untuk melaksanakan operasi audit
perlu adanya gabungan pemeriksaan dengan berbagai ahli. Mengenai hal ini S.
Hadibroto mengatakan sebagai berikut:
Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu
yaitu: ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter dan sebagainya.
Maka dari itu seyogyanya sebagai pemeriksa bertindak sebuah tim yang
sifatnya multi displiner, khusus dari pola pemeriksa disyaratkan
menguasai ilmu organisasi (manajemen). 11
C. Fungsi Internal Auditor
Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi
yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan
dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak
lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.
Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan
efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
10
Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op.Cit., hal 114. 11
S. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Dua, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1984, hal. 50.
1
7 Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer
yang menggolongkan secara terperinci:
1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan
pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan.
2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai
dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai
nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,
3. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk
mencegah dan menentukan penyelesaian.
4. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
akuntansi dan pelaporan.
5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikan. 12
Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General
Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai
berikut:
1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan
daya guna yang tidak baik.
2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan
struktur organisasi.
3. Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu
dan berbagai unit organisasi.
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
anggaran dasar dan undang-undang.
5. Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum
disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain.
6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung
kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan.
7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan
pimpinan tertinggi. 13
12
Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 169.
13
Soemardjo Tjitrosidojo, Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan
(Management Auditing), PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1980, Hal. 121.
1
8 Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk
mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan
kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat
pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan. Untuk
keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang
harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran audit intern ini menurut
Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas dua bagian yaitu:
1. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:
a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan
akuntansi yang mungkin terjadi.
b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan
dan penyelewengan semacam itu.
c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan
apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan
dipatuhi secara memuaskan.
d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang
tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini
akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat,
waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin
diperlukan.
2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:
a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan
oleh hubungan laporan dalam perusahaan.
b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi
yang menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus
diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap
orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada
seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.
c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan
khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan
komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga
pelaporan akan tetap aktual dan objektif.
d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan. 14
1
9 Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem
pengawasan intern yang dapat mencegah/menemukan keandalan adanya
kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.
2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab,
untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan
mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu
kebijaksanaan.
Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam
internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas
sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf
manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.
Ditinjau dari kemampuan internal auditor, maka manajemen mempunyai
wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas internal
auditor. Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi syarat
sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syarat yang harus dipenuhi seorang
internal auditor adalah sebagai berikut:
a. Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan
kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih
tinggi.
b. Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan
yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya
sendiri (self improvement).
c. Semua pemeriksa intern harus mempertahankan sikap independen dalam
semua pekerjaan dan data yang relevan. 15
14
Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op. Cit., hal 154. 15
Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 172.
2
0
D. Kedudukan Internal Auditor
Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor
hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat
melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin
kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa:
Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line
operating funstion. Therefore the internal auditor does not exercise
direct authority over other person in the organization. 16
Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan posisi staf. Ini
berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan
rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
perusahaan.
Konflik antara internal auditor dan para manajer sering terjadi disebabkan
kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya tentang
kedudukan dan pandangan masing-masing. Para manajer menganggap para internal
auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan dan penilaian
transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering mencari
keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan. Sementara ini para internal auditor merasa manajer-manajer
16
Moenaf H. Regar, Op. Cit., hal 266.
2
1 tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan.
Secara garis besarnya ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam
struktur organisasi, yaitu:
1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris.
Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan
asuransi. Dalam perusahaan-perusahaan ini internal auditor merupakan
penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi
termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor.
2. Bertanggung jawab pada direktur utama
Cara ini agak jarang dipakai mengingat direktur dengan tugas-tugasnya
yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan
intenal auditor dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi
berdasarkan laporan tersebut.
3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor
bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi.
Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang
keuangan dan bendahara maupun controller. Yang penting adalah bahwa
fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi
daripada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi. 17
Hadibroto menggambarkan skema kedudukan internal auditor sebagai berikut:
17
D. Hartanto, Akuntansi Untuk Usahawan, Cetakan Kesatu, Edisi Kelima,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 1984, hal. 195-294.
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR
PENJUALAN DIREKTUR
PEMBELIAN DIREKTUR
KEUANGAN
DIREKTUR
PRODUKSI
DIREKTUR
PERSONALIA
DIREKTUR UTAMA
INTERNAL
AUDITOR
2
2
18
E. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya
dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang
tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian
wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan
mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung
jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung
jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk
berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok
masalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai
kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan
menjalankan tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan
kode etik Institute of Internal Auditor.
18
S. Hadibroto, Op. Cit., Hal. 97
BAGIAN
AKUNTANSI
INTERNAL
AUDITOR
INTERNAL
AUDITOR
2
3 2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil
mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan 19
Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung
jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang
sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor
tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan
kata lain internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan,
rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti internal auditor
menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.
Tanggung jawab internal auditor terhadap ketidakberesan yang ditemukan
dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam financial audit, kesalahan
yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak diaudit
oleh akuntan publik. Karena itu intenal auditor bertanggung jawab sesuai dengan
norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat
menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor
harus dapat menemukan setiap kesalahan.
F. Laporan Internal Auditor
Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal
auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal
auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan
keberhasilan yang telah dicapai.
19
Arthur W. Holmes and David C. Burn, Op. Cit., hal 153.
2
4 Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan
pembuatan laporan, yang mana hal ini adakah merupakan hasil akhir dari
pekerjaannya. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat
mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan
seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang
dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa.
Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-
bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya,
karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.
Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan laporan intern
perusahaan. Bantuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan
lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan
yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Cermat
2. Jelas
3. Ringkas
4. Tepat waktu. 20
Ad. 1. Cermat
Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan,
angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus
berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan.
2
5 Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis
dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta menyakinkan. Apapun yang
dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.
Ad. 2. Jelas
Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu. Oleh
karen itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas. Kejelasan
menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa
ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan
dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak jelas. Adapun
sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:
1. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.
2. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara
bertele-tele.
3. Struktur laporan jelek, gagasan-gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik
akan lebih mudah dipahami. Kalimat-kalimat dan paragrap-paragrap yang kacau
dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi tidak terlihat. Ide-ide atau
gagasan-gagasan yang sangat diperlukan oleh manajemen mungkin menjadi
tidak terkomunikasikan.
4. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang kurang
lazim.
5. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya.
20
Lawrence B. Sawyer, Pemeriksaan Intern, Edisi Ketiga, Pusat Pengembangan
Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 1992, hal. 295.
2
6 Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk dapat
memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami berapa pentingnya
sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan suatu prosedur yang baru,
pertama-tama ia harus menjelaskan mengenai prosedur yang sekarang berlaku,
apa kekurangan-kekurangannya, akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika
prosedur tersebut digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka
dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul pemeriksa.
6. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis.
Ad. 3. Ringkas
Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebih-
lebihan. Ringkas bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok persoalan
memerlukan uraian yang luas. Akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang
tidak relevan dan tidak material, seperti gagasan-gagasan, temuan-temuan, kalimat-
kalimat dan sebagainya, yang tidak menunjang tema pokok laporan.
Ad.4. Tepat waktu
Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi
untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan
tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya.
Mengenai unsur-unsur dari suatu laporan pemeriksaan disebutkan bahwa:
Bagimanapun bentuk laporan, laporan tersebut harus memuat satu
atau lebih unsur-unsur berikut ini: suatu intisari, suatu pendahuluan
atau pengantar, suatu ruang lingkup, suatu pendapat dan temuan-
temuan. Pernyataan-pernyataan mengenai temuan-temuan itu sendiri
harus memuat unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur untuk temuan
2
7 positif: wewenang, tujuan, kondisi. Untuk temuan-temuan negatif
suatu intisari, kriteria, fakta, pengaruh/akibat yang ditimbulkan, sebab-
musabab dan rekomendasi. Grafik-grafik dapat merupakan bumbu
suatu laporan dan menambah ilustrasi-ilustrasi yang diperlukan. 21
Selanjutnya Lianto Hidayat Susanto menguraikan berbagai informasi yang
harus dicantumkan pada laporan internal auditor sebagai berikut:
1. Nomor laporan yang mencerminkan jenis laporan, letak arsip dan
sebagainya
2. Ditujukan kepada siapa
3. Tanggal dibuatnya laporan
4. Ruang lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dilakukan
5. Pendapat dan kesimpulan
6. Tanda tangan internal auditor (penanggung jawab pemeriksaan)
7. Saran jika memang ditemukan sesuatu yang telah final.
8. Keterangan tentang lampiran
9. Keterangan mengenai distribusi laporan
10. Keterangan mengenai tim yang terlibat. 22
Selanjutnya bentuk laporan internal auditor dapat dibagi atas dua bagian.
Seperti yang dikemukakan oleh JB. Heckert, sebagai berikut:
A. Tulis (written)
1. Tabulasi
a. Laporan akuntansi formal
b. Statistik
2. Uraian/paparan singkat
3. GrafikSuatu kombinasi dari berbagai bentuk di atas
B. Lisan (oral)
1. Persentase formal group. Seperti penggunaan alat visual
2. Konvensi-konvensi individu. 23
Banyak ragam laporan pemeriksaan, baik dalam ukuran maupun style. Tidak
ada suatu bentuk laporan yang standar. Contoh laporan pemeriksaan yang dimuat di
21
Lawrence B. Sawyer, Ibid, hal 330. 22
Lianto Hidayat Susanto, Laporan Pemeriksaan Intern dan Distribusi, VII No.
12, Desember 1988, IAI. Jakarta, 1988, hal 14.
2
8 bawah ini diambil dari organisasi pemeriksaan yang berbeda, untuk menunjukkan
adanya berbagai variasi.
Contoh I
INDUSTRI ALAT BERAT
Pemeriksaan dilakukan terhadap pengeluaran Biaya dari suatu bagian
xyz. Laporan ditujukan kepada Wakil Direktur Keuangan dengan suatu
memorandum yang mengikhtisarkan komenta-komentar Pemeriksa. Laporan
dibatasi untuk temuan-temuan kekurang efesienan. Pada laporan terdapat
judul-judul yang mengikhtisarkan rekomendasi pemeriksa diikuti dengan
analisa-analisa lengkap mengenai kondisi-kondisinya.
Memo yang disampaikan dan beberapa kutipan dari salah satu temuan
dikemukakan dalam uraian berikut ini:
KEPADA : WAKIL DIREKTUR KEUANGAN
DARI : KEPALA BAGIAN PEMERIKSAAN INTERN
SUBYEK : Pemeriksaan Biaya Bagian XYZ
Bagian Pemeriksaan Intern telah melakukan pemeriksaan atas catatan-
catatan akuntansi biaya dan prosedur-prosedur pada Bagian XYZ. Catatan-
catatan bulan Mei 19xx telah diperiksa secara lengkap dan catatan-catatan
untuk bulan-bulan lainnya telah diuji secukupnya. Ikhtisar hasil pemeriksaan
adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan-pembebanan untuk jasa-jasa daripihak ketiga harus
diperiksa secara lengkap untuk menghindarkan pembayaran-pembayaran
lebih.
2. Lemahnya pengendalian mengakibatkan terjadinya duplikasi pembayaran
upah buruh.
3. Efisiensi pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan harus dievaluasi melalui
norma-norma teknis.
4. Biaya listrik pada beberapa pabrik harus diperiksa.
5. Pemborosan pemakaian lebih tidak dihitung atas dasar biaya berjalan.
6. Mandor menyetujui slip dari kas kecil yang mereka pegang.
Kami telah membicarakan rekomendasi-rekomendasi lainnya dengan
bagian Akuntansi yaitu agar:
1. Perkiraan 401 biaya-biaya pengiriman yang telah dibebankan kepada
persedian M & S dan
2. Menyepurnakan penjelasan-penjelasan ”journal voucher”
Tindakan-tindakan perbaikan telah dilaksanakan
23
James D. Wilson and Jhon B. Champbell, Controllership Tugas Akuntan
Manajemen, Edisi Ketiga, Terjemahan Tjintjin Felix H. Tjendra, Jakarta, 1991, Hal. 557.
2
9 Laporan ini telah dibahas dengan Pengawas Umum Bagian XYZ,
Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Teknik.
Komentar-komentar mereka dituangkan dalam laporan lengkap.
Bagian Pemeriksa Intern
3. Effisiensi Pelaksanaan Kegiatan Harus Dievaluasi Melalui Norma-norma
Teknis.
3.1. Pengamatan
Pengamatan lapangan dan diskusi-diskusi dengan petugas operasi
menunjukkan bahwa pengendalian atas biaya buruh harus
disempurnakan melalui norma-norma teknis selagi suatu cara untuk dapat
mengukur efisiensi dan produktivitas dari masing-masing tingkatan
mandor.
A. Suatu pengujian lapangan (tanggal 2 Agustus) terhadap 5 petugas yang
diberi tugas memperbaiki stasiun 21 menunjukkan bahwa:
1. Waktu reperasi adalah 8 jam untuk setiap petugas
2. Selama pengamatan lapangan yaitu jam 11.10 stasiun 21 tidak ada
yang mengawasi
3. Tidak ada alat-alat reperasi yang dapat dijadikan bukti.
4. Lima orang pekerja ditemui sedang duduk dalam truk yang
berada di dekat lokasi stasiun 21.
5. Mandor tidak melaksanakan pengecekan fisik terhadap pegawai-
pegawai yang berada dalam pengawasannya. Komunikasi hanya
dilakukan dengan radio.
Pada pengamatan lapangan berikutnya yaitu pada waktu
penggantian regu pekerja ditemukan seorang pegawai sedang
tidur pada bagian pengendalian operasi.
B. Prosentase penggunaan alat-alat, suatu pengukuran operasional yang
penting ditentukan dari beberapa mandor yang bertugas melakukan
pengamatan selama jam kerja normal.
Waktu yang terpakai termasuk waktu menganggur dan waktu istirahat.
Kartu-kartu peralatan yang disusun oleh operator-operator peralatan
yang menunjukkan waktu menganggu, tidak menjangkau sampai pada
effisiensi penggunaan peralatan. Laporan dilanjutkan dengan suatu
analisa statistik dan pembicaraan lanjutan atas kondisi-kondisi yang
ditemukan dalam pemeriksaan.
3.2. Rekomendasi
Kami menyarankan agar bagian ini mempertimbangkan pembuatan
program pengujian skala kecil untuk menyusun norma-norma teknis.
Penyusunan norma-norma dapat dimulai dalam bidang-bidang
produksi yang mudah didefinisikan dan diukur.
3
0 Semua informasi yang diperlukan untuk menentukan efisiensi harus
dipertimbangkan sampai pada penggunaan peralatan dan tenaga
manusia.
3.3. Komentar dari Bagian Akuntansi
Norma-norma teknis harus ditetapkan lebih dahulu. Tanpa norma
tersebut pengujian tidak akan efektif.
3.4 Komentar dari Pengawas Umum
Kami harus menetapkan suatu sistem standar pemeliharaan pada dua
pabrik. Standar tersebut didasarkan pada data historis dan suatu sistem
yang efektif. Keduanya adalah program percontohan. Jika ternyata
hasilnya memuaskan maka kami bermaksud untuk lebih memperluasnya
lagi.
Contoh II
PERUSAHAAN PEMINTALAN
Laporan ini mencakup pemeriksaan terhadap Bagian Perajutan pada
perusahaan pemintalan. Laporan dibuat oleh Bagian Pemeriksaan intern
ditujukan kepada pimpinan Bagian yang diperiksa. Salinan laporan
dikirimkan kepada Direktur Utama Perusahaan, Direktur Keuangan dan
Direktur Akuntansi Perusahaan.
Laporan dikirimkan dengan suatu surat pengantar.
Laporan dimulai dengan lingkup pemeriksaan yang menunjukkan
luasnya pemeriksaan yang dicakup. Selanjutnya temuan-temuan diringkas
dan dibagi menjadi masalah dimana telah diadakan tindakan dan masalah
dimana masih diperlukan tindakan.
Ringkasan diikuti dengan temuan-temuan yang dikelompokkan dalam
group-group sesuai dengan aktivitas fungsional.
Laporan ditandatangani Pimpinan Bagian Pemeriksaan Intern.
LAPORAN PEMERIKSAAN INTERN
PEMERIKSAAN BAGIAN PERAJUTAN
Ruang Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan kami mencakup analisa oeprasi pada Pabrik Pusat
Pelayanan pada Langganan dan kantor Perajutan. Kami memeriksa
kebijaksanaan dan prosedur yang diikuti dalam pembukuan pesanan.
Pembuatan faktur, pengiriman, penerimaan, klaim , pembelian, pembayaran
upah, pengendalian terhadap pemborosan, pemeriksaan kualitas, jadwal
produksi dan pengendalian.
3
1 Ringkasam temuan
A. Masalah-masalah yang telah ditanggulangi.
1. Perbaikan prosedur-prosedur yang mencakup pembungkus,
pengiriman dan penagihan penjualan eceran diharapkan menghasilkan
tambahan pendapatan sebesar Rp. 129.000.000.000,00 per tahun.
2. Terdapat pengurangan kerja lembur bernilai sebesar Rp. 14.000.000,00
per tahun.
3. Pembukuan kembali sebesar Rp 3.000.000,00 kelebihan utang biaya
pengiriman barang, akibat kesalahan penghitungan potongan harga
faktur pembelian barang.
4. Perbaikan penanganan terhadap upah yang tidak diklaim, disesuaikan
dengan kebijaksanaan perusahaan.
5. Menghentikan pembebanan kepada perusahaan, pemakaian telepon
pribadi personalia bagian penjualan.
B. Masalah-masalah yang masih perlu ditanggulangi
1. Perbaikan pengendalian terhadap penerimaan kas bagi penjualan
eceran.
2. Perbaikan pengendalian terhadap pertanggungjawaban order
pembelian.
3. Penetapan prosedur untuk menjamin kualitas material dan supplies
yang diterima sesuai dengan uang yang dibayar.
4. Perbaikan pengendalian terhadap Bill of Lading untuk menjamin
semua barang yang dikirimkan ditagih.
5. Penetapan pengendalian rutin berkenaan dengan penggunaan truk dan
pembelian bahan bakar.
6. Diperlukan pemeriksaan medis bagi karyawan baru.
7. Potongan asuransi yang tepat bagi para karyawan.
8. Hitung dengan tepat potongan-potongan pajak pendapatan yang harus
ditahan perusahaan.
9. Laksanakan kebijaksanaan perusahaan mengenai penghentian
pekerja.
10. Ikuti kebijaksanaan perusahaan mengenai:
a. Persetujuan atas waktu pesanan
b. Biaya perjalanan yang dibayar dari kas kecil
c. Penggajian dan peraturan-peraturan kerja
d. Pengumuman peraturan-peraturan perusahaan
e. Penyiapan wawancara.
11. Hindarkan salinan-salinan laporan serta fotocopy yang tidak perlu
12. Sempurnakan pengendalian serta pertanggungjawaban terhadap
pengerahan persediaan.
13. Konsolidasikan pengiriman-pengiriman antara pabrik: diperkirakan
penghematan tahunan sebesar Rp 1.300.000,00.
14. Tetapkan program pemakaian serta pengendalian terhadap spareparts
untuk mendapatkan biaya pemeliharaan dan penyediaan sparepart
yang wajar bagi setiap mesin.
3
2 15. Siapkan program untuk penentuan secara cermat serta
pelaporannya, pemborosan-pemborosan yang timbul pada setiap
operasi produksi.
16. Sesuaikan lembaran catatan waktu pegawai dengan kebijaksanaan
perusahaan.
17. Kembangkan prosedur operasi tertulis bagi para pelatih, serta
koordinasikan aktivitas.
18. Larang tamu-tamu yang tidak berkepentingan berada dalam wilayah
pabrik untuk menghindarkan kecelakaan-kecelakaan yang mungkin
menjadi beban perusahaan dan untuk menjaga keamanan.
19. Tangani dengan baik dan pada waktunya tindak lompat terhadap
order pembelian.
TEMUAN TERPERINCI DAN REKOMENDASI
1. Penjualan Cicilan
A. Pengujian-pengujian yang diadakan mengungkapkan bahwa kira-kira
10 % dari barang yang dikirimkan tidak ditagih karena terdapat
perbedaan kuantitas antara dokumen pengiriman dengan faktur
karena terdapat kesalahan dalam mengukur kuantitas yang dibungkus.
Penerapan prosedur-prosedur untuk menyakinkan bahwa semua
kuantitas ditagih, akan menghasilkan tambahan pendapatan sebesar
Rp. 129.000.000,00 per tahun berdasarkan proyeksi volume penjualan
sekarang. Prosedur untuk menjamin kecermatan pembungkus,
pengiriman dan penagihan telah diterapkan.
B. Internal control terhadap penerimaan kas untuk penjualan eceran
ternyata lemah dengan adanya pegawai penerima kas yang merangkap
penyiapan dokumen-dokumen penjualan asli. Selain itu dokumen
penjualan tersebut tidak bernomor urut. 24
Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan
dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap
pengambilan keputusan. Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam
membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai terulang
kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di masa yang
akan datang.
24
Lawrence B. Sawyer, Op. Cit., hal 350.
3
3 Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur
utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada
beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain:
a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu melaksanakan
tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dipenuhi.
b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi.
c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta benda
perusahaan.
d. Untuk menilai apakah operasi perusahaan berdaya guna dan berhasil guna.
3
4 D. BAB III
GAMBARAN UMUM PT. XXX
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. XXX yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan XXXXX, yang
didirikan pada tanggal 21 Januari 1990 dengan akte pendirian No. 55 dibuat
dihadapan notaris Syahrir Sofyan, SH.
Maksud dengan tujuan dari pendirian perusahaan antara lain: melakukan
usaha dalam bidang industri pengolahan kayu (moulding timber) yang berorientasi
ekspor terutama ke Selangor Malaysia. Adapun kayu yang diekspor yaitu kayu
meranti, gu-bal, kayu pisang, kayu durian dan kempas.
Disamping mengekspor kayu-kayu tersebut, perusahaan juga melakukan
pengolahan kayu seperti kayu profil, picture frame, jendela, kosen, furniture dan
komponen-komponen lainnya baik untuk keperluan ekspor maupun lokal.
Moulding timber yang diproduksi perusahaan saat ini adalah merupakan
bahan pelengkap bangunan, baik bangunan perumahan maupun gedung-gedung.
Kegunaan dari produk ini selain untuk memperindah bangunan juga mengatur udara
(ventilasi) dan keamanan bangunan.
Ekspor perdana moulding pada perusahaan ini berupa Flooring Deck ke
Singapore. Dalam pembuatan moulding perusahaan membutuhkan bahan dasar
3
5 yaitu kayu olahan, dimana sebagian besar kayu olahan tersebut didatangkan dari
luar wilayah yaitu industri-industri Sawmill di Aceh, Riau, Jambi dan Sumatera
Barat. Adapun jenis kayu yang dipergunakan dalam pabrik ini adalah Meranti,
Kruing, Damar Laut, Sembarang, Kapur dan Sung.
B. Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Suatu struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang
didalamnya digambarkan hubungan, wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan
yang ada dalam organisasi tersebut untuk melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya
tujuan perusahaan tersebut.
Penyusunan struktur organisasi berbeda-beda antara suatu perusahaan
dengan perusahaan lain. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan bidang usaha dan
luas perusahaan yang satu berbeda dengan perusahaan lain.
Struktur organisasi yang tertera berikut ini mempunyai uraian tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Komisaris
Bertugas sebagai pemegang saham untuk mengawasi jalannya perusahaan.
2. Direktur Utama
Direktur utama bertanggung jawab penuh terhadap pemegang saham dan
pemilik perusahaan.
3
6 STRUKTUR ORGANISASI
E. PT. XXXX
Sumber: PT. XXXX
3. Internal Audit bertugas:
Komisaris
Direktur Utama
Account-
ing Finance Budget Sales Umum Persona-
lia
Marketing Production
Internal Audit
3
7 a. Menentukan baik/tidaknya internal control dengan memperhatikan
pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-beanr telah
dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya telah menaati
peraturan, rencana, policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai
apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
c. Menverifikasi adanya keutuhan kekayaan (asset) termasuk mencegah dan
menemukan penyelewengan.
d. Menverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan
pelaporan
e. Menilai kehematan, efisiensi dan efektifitas kegiatan.
f. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikannya.
4. Accounting (pembukuan) bertugas:
a. Memeriksa semua transaksi yang ada pada perusahaan dan mencek kebenarannya.
b. Mengawasi dan mengatur pembukuan berdasarkan laporan kas harian dan kasir.
c. Membuat rekapitulasi posisi keuangan setiap sepuluh hari dan menunjukkan posisi keuangan baik dalam bentuk
uang kas, outstanding bills yang tercatat pada periode tersebut serta melaporkan ke kantor pusat.
d. Mempersiapkan bukti-bukti pemungutan PPN dan kewajiban-kewajiban lainnya sehubungan dengan kas negara.
e. Mempersiapkan voucher, melaksanakan pembayaran pajak dimaksud serta membuat laporan kegiatan kepada
instansi yang bersangkutan secara berkala.
5. Finance (keuangan)
Bertugas memberikan pelayanan di bidang operasional dengan
membina/mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab atas kelancaran
penerimaan dan pengeluaran uang.
3
8 6. Budget (penganggaran)
Bagian ini bertugas untuk membuat rencana anggaran biaya yang akan
digunakan oleh perusahaan dan anggaran pendapatan untuk tahun yang akan
datang.
7. Purchasing (pembelian)
Bagian ini melaksanakan pembelian lokal berdasarkan permintaan dari pabrik
maupun pembelian untuk keperluan perusahaan, melakukan penawaran dengan
pihak supplier dan mengatur pengiriman barang tersebut ke pabrik maupun
kantor.
8. Marketing (pemasaran) bertugas:
a. Memperkenalkan produk kepada langganan
b. Bertindak langsung sebagai juru tagih
c. Mencari informasi harga dari produksi sejenis
d. Mengawasi pencatatan order langganan
9. Bagian Penjualan bertugas:
Bagian ini melaksanakan pekerjaan sehubungan dengan penjualan hasil
produksi, memeriksa laporan produksi dan berhubungan dengan harga penjualan
yang telah ditetapkan dan membuat kontrak perjanjian.
10. Bagian produksi bertugas:
a. Bersama-sama dengan bagian lapangan melakukan perhitungan untuk
mengadakan order pembelian bahan setelah menerima Surat Perintah Kerja
Produksi (SPKP) dari bagian marketing.
3
9 b. Melakukan sinkronisasi/hubungan dengan semua bagian agar proses
produksi berjalan lancar.
c. Membuat jadwal produksi untuk pengiriman (ekspor) setiap bulan.
11. Bagian Personalia
a. Pengadaan tenaga kerja baik operator maupun pegawai yang dibutuhkan perusahaan.
b. Melatih tenaga kerja yang ada untuk mencapai tingkat keterampilan yang dibutuhkan.
c. Memelihara lingkungan perusahaan dan keselamatan perusahaan dari gangguan luar dan dalam perusahaan.
12. Bagian Umum
Tugas bagian ini adalah bertalian dengan instansi pemerintah dan pihak lain,
misalnya persoalan tanah, izin perusahaan, pajak, retribusi dan sebagainya.
C. Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Tujuan keterlibatan internal auditor dalam perusahaan ini erat hubungannya
dengan fungsi yang dijalankan. Pada umumnya tugas internal auditor dalam
perusahaan adalah membantu pimpinan perusahaan untuk melaksanakan
pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas
aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai apakah kebijaksanaan
yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik. Disamping itu aktifitas yang
berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sedang waktu
biasa digunakan untuk membantu tugas bagian keuangan dan akuntansi atau dengan
kata lain bahwa yang merupakan tugas rutin internal auditor dalam perusahaan
adalah menilai efektifnya sistem pengawasan intern.
4
0 Internal auditor merupakan alat bagi manajemen sehingga dia harus bekerja
sesuai dengan keinginan manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab atas
berhasilnya perusahaan yang diperlihatkan dalam laporan keuangan. Pekerjaan yang
dilakukan internal auditor dan manajemen bukanlah kompetitif melainkan saling
melengkapi satu sama lain.
Bagian internal auditor pada dasarnya tidak bertanggung jawab secara
langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Bagian internal auditor hanya
berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang
dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya
pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab manajemen,
sedangkan kewajiban bagian intenal auditor hanyalah menilai keampuhan
pengawasan yang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan
temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan.
Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki internal auditor,
maka tugas internal auditor dalam perusahaan ini adalah:
1. Merencanakan dan membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang
guna menyelenggarakan kegiatan pengawasan operasi perusahaan dan program
perusahaan secara menyeluruh.
2. Menetapkan anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan progran kerja bagian internal audit.
3. Melaksanakan pengawasan operasional untuk menjamin terlaksananya tugas,
kewajiban dan kegiatan dengan sukses sesuai dengan program kerja yang
ditetapkan.
4
1 4. Meneliti dan mengawasi apakah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
telah diikuti dan dilaksanakan.
5. Melakukan pengujian dan penilaian (evaluasi) atas laporan berkala setiap unit
atau instansi di lingkungan perusahaan demi tercapainya laporan yang bermutu,
penuh ketelitian serta menyakinkan, mengidentifikasikan tempat-tempat rawan
dalam kegiatan masa depan.
6. Membantu mengamankan modal atau kekayaan, kewibawaan, keandalan, nama
perusahaan, serta kepercayaan masyarakat kepada perusahaan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, melaksanakan pembinaan,
koordinasi dan control atas segala unsur dan kegiatan pengawasan di lingkungan
kerja satuan.
7. Membuat laporan hasil segala macam pemeriksaan termasuk pengujian,
evaluasi, saran serta usul kepada pimpinan sebagai dasar tindakan atau koreksi
serta pencegahan terulangnya hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Ruang lingkup dan sasaran pemeriksa intern yang dilakukan oleh internal
auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas yang meliputi:
a. Pemeriksaan keuangan (financial audit)
Pemeriksaan keuangan yang dilakukan mencakup pemeriksaan terhadap
transaksi-transaksi, perkiraan-perkiraan, kegiatan dan fungsi serta
pertanggungjawaban keuangan pada setiap bagian organisasi yang diperiksa sesuai
dengan ruang lingkup pemeriksaan atau prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan
4
2 untuk membuktikan kewajaran, kecermatan dan kehandalan data keuangan;
melindungi harta kekayaan perusahaan dan menilai keadaan dan keberhasilan sistem
pengendalian intern yang dirancang untuk membina kewajiban dan perlindungan
tersebut diatas.
b. Pemeriksaan operasional (operational audit)
Pemeriksaan operasional merupakan analisa/evaluasi secara objektif dengan
orientasi ke masa depan atas pelaksanaan suatu program atau operasi perusahaan
guna membantu manajemen dalam:
- Meningkatkan kehematan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya
perusahaan oleh entitas-entitas ekonomi dalam lingkungan perusahaan.
- Meningkatkan efektifitas pencapaian hasil/tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan dari pemeriksaan operasional adalah menghasilkan perbaikan
dalam pengelolaan aktifitas/program objek yang diaudit dengan membarikan saran-
saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, efisien dan efektif. Hal
tersebut dilakukan dengan cara:
1. Melakukan evaluasi atas efisiensi dan efektif entitas ekonomi dalam perusahaan.
2. Menemukan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan atau
efektifitas kegiatan perusahaan.
3. Evaluasi ketaatan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukannya maka bagian internal
audit menggolongkannya atas pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan program
kerja pemeriksaan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangakn
4
3 pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit berdasarkan perintah langsung dari pimpinan atau disebut dengan pemeriksaan
mendadak.
D. Kedudukan Internal Auditor
Hasil dan luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor sangat
dipengaruhi oleh kedudukannya dalam organisasi. Secara teoritis telah
dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan internal auditor maka ruang lingkup
pemeriksaan yang akan dilakukan internal auditor semakin luas dan diharapkan hasil
pemeriksaan tersebut semakin objektif. Selain dari pada itu tingginya kedudukan
internal auditor dalam suatu perusahaan akan menempatkannya pada suatu keadaan
yang independen dalam melakukan pemeriksaan.
Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif
kedudukan bagian internal auditor di dalam perusahaan yaitu:
1. Langsung berada di bawah dewan komisaris
2. Langsung berada di bawah presiden direktur/direktur utama
3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi
Dari ketiga kedudukan tersebut, bila dilihat dari struktur organisasi PT. Citra
Bangun, maka internal auditor berada langsung di bawah direktur utama sebagai
fungsi staf. Dengan demikian hal ini memungkinkan bagian internal audit
melaksanakan pemeriksaan ke seluruh departemen yang terdapat dalam perusahaan
secara independen dan objektif. Jadi dengan kedudukan sedemikian rupa dan
4
4 disertai dengan adanya uraian tugas yang jelas, dapat ditarik beberapa hal positif
terhadap kedudukan internal auditor sebagai staf direktur, yaitu:
1. Dukungan dari pimpinan sepenuhnya dapat diharapkan.
2. Tingkat kebebasan (independensi) internal auditor cukup memadai sehingga
memungkinkan dapat dilaksanakannya pemeriksaan yang objektif.
3. Adanya wewenang internal auditor untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh
unit usaha dan unit kerja dalam perusahaan.
Latar belakang pendidikan personil internal audit pada PT. Citra Bangun,
cukup mendukung hasil kerja bagian internal audit ini. Personil internal auditor
pada perusahaan ini berpendidikan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi.
E. Laporan Internal Auditor
Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa setiap pemeriksaan yang
dilakukan oleh internal auditor senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan
sebagai hasil pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya. Laporan ini merupakan
bukti tertulis dan sekaligus merupakan pertanggungjawaban pemeriksaan intern
bahwa pekerjaan pemeriksaan telah selesai dilaksanakan. Laporan merupakan
produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor pada
perusahaan.
Begitu pula halnya dengan PT. Citra Bangun, hasil pemeriksaan yang
dilakukan internal auditor dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan ini
merupakan dokumen yang amat penting, baik bagi direktur sebagai pimpinan teratas
maupun bagi pimpinan dari unit yang diperiksanya. Bagi direktur hal ini merupakan
4
5 bahan informasi sedangkan bagi pimpinan unit yang diperiksa berguna untuk
tindakan perbaikan sehingga kesalahan dan kesilapan yang terjadi tidak akan
terulang lagi.
Laporan auditor pada PT. Citra Bangun disusun dalam sistematika sebagai
berikut:
1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan.
2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini.
3. Follow up laporan yang lalu.
Ad. 1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan
Pada bagian ini diterangkan hal-hal mengenai:
Dasar penugasan (dalam hal ini berdasarkan surat tugas dari direktur utama)
Scope (ruang lingkup) pemeriksaan yang dilakukan internal auditor
Nama personil auditor yang melakukan pemeriksaan masing-masing scope
(ruang lingkup) pemeriksaan.
Ad. 2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini
Bagian ini merupakan inti laporan yang memuat uraian-uraian atas termuan-
temuan pemeriksaan, yang berisikan hal-hal mengenai:
Penilaian atas laporan keuangan yang disajikan oleh bagian pembukuan
Adanya penyimpangan yang terjadi yang dapat merugikan pihak perusahaan
Pengamatan atas pemborosan yang terjadi sebagai akibat tidak dipatuhinya
prosedur dan pedoman yang telah digariskan oleh pimpinan.
Pada bagian ini internal auditor menyampaikan saran-saran perbaikan yang
perlu dilakukan dalam upaya memperbaiki kekurangan yang ada selama ini
4
6 berdasarkan hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor. Dan
pada setiap point temuan pemeriksaan, ada suatu komentar/tanggapan yang
diberikan oleh pimpinan unit yang diperiksa.
Ad.3. Follow-up laporan yang lalu
Bagian ini menerangkan mengenai laporan internal auditor yang belum
ditindaklanjuti (difollow-up) oleh pihak/bagian yang diperiksa. Apabila kondisi
yang telah dilaporkan dalam laporan internal auditor sebelumnya masih berlanjut,
karena pihak objek pemeriksaan belum/tidak mengambil tindakan yang diperlukan,
maka dalam laporan internal auditor yang sekarang ini diberikan bagian tersendiri
dalam laporan yang menguraikan kembali rekomendasi-rekomendasi terdahulu.
Dan pada bagian ini juga akan dikomentari oleh pimpinan unit yang diperiksa
seperti halnya dalam bagian yang terdahulu.
4
7 F. BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Analisa dan evaluasi yang diuraikan pada bab ini merupakan hasil
pengamatan penulis dengan berpedoman pada uraian teoritis dan membandingkan
dengan kenyataan yang ditemukan dalam praktek pada PT. XXX sebagaimana yang
diuraikan dalam bab III. Untuk mempermudah analisa dan evaluasi pembahasannya
dalam beberapa segi yakni:
A. Fungsi Internal Auditor
B. Kedudukan Internal Auditor
C. Laporan Internal Auditor
Fungsi Internal Auditor
Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada uraian teoritis, fungsi
pengawasan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam
setiap perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang memiliki skala operasi yang
cukup besar. Suatu pengawasan yang dilandasi oleh suatu kebijaksanaan yang tepat
dan akurat, disertai dengan penerapan suatu sifat pengawasan intern yang baik akan
membawa manfaat yang sangat besar bagi perusahaan terutama untuk mengurangi
dan menghindari penyelewengan, pemborosan dan hal lain yang dapat merugikan
perusahaan.
4
8 Dalam uraian pada bab III, dijelaskan bahwa perusahaan memberikan
perhatian yang cukup besar terhadap arti pentingnya suatu pengawasan intern yang
merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan dalam melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua aspek kegiatan dalam perusahaan.
Internal auditor bertugas membantu direktur dalam mengadakan penilaian atas
sistem pengawasan manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran
perbaikan. Untuk memenuhi tugas tersebut internal auditor berfungsi melakukan
suatu pemeriksaan yang dilaksanakan secara terus-menerus terhadap kegiatan
operasi perusahaan dan melakukan penilaian serta pengawasan terhadap
terlaksananya sistem pengawasan manajemen. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan telah sesuai
dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.
Secara garis besar, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun ini adalah
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan catatan keuangan terutama untuk pengamanan harta perusahaan,
serta untuk mengetahui adanya penyalahgunaan dari harta perusahaan dan
penyimpangan-penyimpangan lainnya.
2. Melaksanakan pemeriksaan manajemen yang tujuannya untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan peraturan yang dibuat oleh pimpinan telah
dilaksanakan.
3. Menyarankan penyempurnaan sistem pengawasan intern yang dimiliki
perusahaan, bila hal ini dipandang perlu. Usulan tersebut diajukan kepada
4
9 pimpinan perusahaan setelah diadakan evaluasi terhadap sistem pengawasan
intern yang ada.
4. Melakukan pemeriksaan khusus dalam hal adanya suatu masalah yang
mendesak atas dasar instruksi pimpinan.
5. Menganalisa laporan-laporan dari tiap-tiap divisi.
6. Menganalisa bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam penyusunan
rencana program dan pengambilan keputusan.
Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah
mencakup seluruh bagian. Disamping itu internal auditor juga ikut membantu pihak
luar dalam arti memperlancar tugas mereka. Jadi dari fungsi di atas dapat dilihat
bahwa pemeriksaan ditujukan untuk pengamanan harta perusahaan, pelaksanaan
kegiatan terutama yang menyangkut efisiensi dan efektifitas usaha, ketaatan
terhadap kebijaksanaan serta peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut penulis, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun cukup baik
dan telah melaksanakannya sesuai dengan yang telah digariskan.
B. Kedudukan Internal Auditor
Kedudukan internal auditor dalam perusahaan sangat besar artinya dalam
menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya. Sebagaimana yang telah
diuraikan dalam bab II bahwa semakin tinggi kedudukan dari internal auditor, maka
semakin luas pula objek pemeriksaan yang akan dilakukannya.
Keberhasilan pelaksanaan internal auditor banyak tergantung dari kedudukan
internal auditor dalam struktur organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap
5
0 hasil-hasil penemuan internal auditor, pengertian dari bagian yang diperiksa dan
keahlian internal auditor itu sendiri.
Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif
kedudukan internal auditor di dalam perusahaan, yaitu:
1. Langsung berada di bawah Dewan Komisaris
2. Langsung berada di bawah Direktur Utama
3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi.
Jika dilihat dari struktur organisasi PT. Citra Bangun, maka internal auditor
berada langsung di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staff. Jelas bahwa auditor
intern bebas memeriksa seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama dan
bertanggungjawab kepada Direktur Utama sebagai pimpinan tertinggi.
Dengan demikian dapat ditarik beberapa keuntungan yang diperoleh dari
penempatan internal auditor sebagai staf Direktur Utama, yaitu:
a. Karena internal auditor berada di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staf,
maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya, sehingga
memudahkan bagi auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya.
b. Tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga
memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif.
c. Adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh
bagian yang berada di bawah Direktur Utama.
Tingkat keahlian pemeriksa mempengaruhi sukses tidaknya suatu
pemeriksaan. Kedudukan pemeriksa yang cukup tinggi di dalam perusahaan tidak
akan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan keahlian pemeriksa itu sendiri.
5
1 Internal auditor yang baik adalah mereka yang mempunyai pengetahuan yang luas
baik di bidang akuntansi dan auditing, teknik, moneter dan lain sebagainya. Selain
itu juga harus memiliki kesanggupan menyesuaikan diri, bijaksana, mempunyai
ketegasan sikap, jujur, objektif dan mempunyai rasa tanggung jawab.
Menurut pengamatan penulis, kualifikasi staf internal auditor di perusahaan
ini berdasarkan disiplin ilmu yang cukup memadai, tetapi perlu ditambah personal-
personal di dalam melaksanakan tugasnya mengingat semakin meluasnya
perkembangan perusahaan dan kegiatannya.
C. Laporan Internal Auditor
Laporan adalah merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang
dilakukan internal auditor, yang fungsinya sebagai bahan informasi dan dasar
pengambilan keputusan bagi pimpinan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal
auditor adalah pemeriksaan yang bersifat pemeriksaan operasional dan keuangan.
Laporan sedapat mungkin harus dibuat ringkas dan tepat tetapi yang dilaporkan
harus jelas dan laporan harus objektif, dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti
yang kuat serta memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Disamping itu juga bentuk
laporan internal auditor hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian
laporan. Apabila ditujukan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi hendaknya
disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami, sedangkan untuk
bagian yang lebih rendah disajikan dalam bentuk yang lebih rinci. Yang penting
adalah sebelum menulis laporan resmi kepada manajemen, hendaknya didiskusikan
dan dibahas kembali dengan bagian yang diperiksa, sehingga bagian yang diperiksa
5
2 tersebut dapat memberikan tanggapan dan penjelasan atas hasil temuan audit yang
didapat.
Dari hasil pengamatan penulis terhadap laporan internal auditor pada PT.
Citra Bangun ini, dapat dikatakan bahwa laporan tersebut memenuhi syarat-syarat
antara lain adanya:
a. Dasar penugasan dan scope (ruang lingkup) pemeriksaan.
b. Temuan pemeriksaan
c. Saran perbaikan
d. Komentar dari pihak yang diperiksa.
Dilihat dari objektifitasnya, maka keobjektifan dari laporan telah dilihat
dimana laporan yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan yang didukung oleh
bukti-bukti yang cukup, sehingga laporan ini dapat dipertanggungjawabkan.
Dari bentuk laporan yang dibuat oleh internal auditor dapat dikatakan bahwa
laporan sudah memenuhi syarat. Laporan telah memuat informasi yang lengkap,
ringkas dan tepat waktu.
Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada laporan pemeriksaan
ini yaitu digabungnya laporan pemeriksaan operasional dengan laporan pemeriksaan
keuangan. Walaupun manfaat kedua laporan ini sama besarnya untuk membantu
pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan tapi aspek
penekanan kedua pemeriksaan ini berbeda. Pada pemeriksaan operasional,
pemeriksaaan selalu dilakukan untuk menemukan jawaban mengapa dan seharusnya
bagaimana (yang terutama menyangkut efisiensi dan kehematan pengelolaan dan
penggunaan sarana produksi). Sedangkan pada pemeriksaan keuangan penekanan
5
3 pemeriksaan ditekankan untuk menemukan jawaban berupa (menyangkut transaksi
financial dan laporan keuangan).
5
4 G. BAB V
H. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT. XXX, telah dilaksanakan/diterapkan
dengan baik dengan alasan sebagai berikut:
1. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di
bawah Direktur Utama. Melihat dari kedudukannya yang langsung di bawah
Direktur Utama, maka internal auditor mendapat dukungan penuh dari pimpinan
perusahan dalam pelaksanaan tugasnya. Disamping itu terdapat juga
pelimpahan tugas dan wewenang yang jelas. Oleh karenanya tingkat kebebasan
dan objektifitas pemeriksaan dapat terlaksana.
2. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor sangat
membantu pimpinan perusahaan dalam mengetahui bagaimana pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan pemeriksaan bukan saja menyangkut
keuangan tetapi juga tentang operasional perusahaan. Pelaksanaan pengawasan
yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan
tanggung jawabnya.
3. Internal auditor dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin
perusahaan, artinya internal auditor tidak terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian diharapkan
5
5 hasil pemeriksaan lebih objektif.
4. Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor terlebih dahulu menyusun
program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaan. Hal ini dimaksudkan untuk
membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi lebih efektif dan lebih terarah.
Program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaaan merupakan alat bagi
pimpinan untuk mengawasi pelaksanaan pemeriksaan apakah sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan.
5. Setiap laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh internal auditor
disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek pemeriksaan yang
diperiksa, dan dengan adanya laporan tersebut internal auditor dapat membantu
mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijakan selanjutnya.
Namun masih terdapat beberapa kelemahan yaitu:
1. Belum adanya pemisahan antara laporan pemeriksaan keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management
audit).
2. Pemakaian tata bahasa masih kurang bagus dalam penyusunan laporan internal
auditor.
3. Aktivitas internal auditor dalam perusahaan belum maksimal karena jumlah
tenaga internal auditor yang tersedia kurang memadai.
4. Kurangnya kemampuan dan ketrampilan tenaga internal auditor dalam
melakukan pemeriksanaan secara komputerisasi (computer audit).
5
6 B. Saran
Berdasarkan kelemahan tersebut diatas, penulis mengajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Untuk laporan pemeriksaan, sebaiknya dipisahkan antara laporan pemeriksaan
keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management audit) agar
lebih efektif.
2. Pemakaian tata bahasa dalam laporan internal auditor ini agar dapat lebih
diperhatikan lagi sehingga pembaca laporan dapat lebih mengerti akan isi
laporan tersebut.
3. Dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh internal auditor
guna mencapai hasil pemeriksaan yang lebih baik, perlu adanya penambahan
jumlah staf internal auditor sebanyak dua orang.
4. Mengingat perusahaan telah menggunakan komputer untuk pengolahan data,
maka secara otomatis pemeriksaan terhadap data melalui komputer harus
dilaksanakan. Untuk itu perusahaan seharusnya telah memiliki auditor yang
memahami dan menguasai pelaksanaan audit dengan komputer. Hal ini bisa
dilakukan melalui pendidikan bagi auditor yang ada atau menerima auditor
yang baru, dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya serta kecepatan
informasi yang dihasilkan.
5
7