Post on 12-Apr-2017
Pemenuhan Kebutuhan Keamanan Fisik
PENGERTIAN
Keamanan fisik (biologic safety) keadaan fisik yang terbebas dari keadaan cedera (injury) baik secara thermis, elektris maupun bakteriologis
Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik
Pada bahasan ini akan difokuskan pada pencegahan transfer mikroorganisme & memberikan lingkungan yang aman bagi klien
Pertahanan Tubuh dan Mekanisme Pertahanan Tubuh
1. Non Spesifik : melawan mikroorganisme tanpa menghiraukan tipe anti gen yang masuk
2. Spesifik : pertahanan tubuh yang diarahkan untuk melawan agen yang dapat diidentifikasi, misal : bakteri, virus, jamur, dll
Pertahanan Non Spesifik
1. Kulit (derajat kekeringan sebum, bakteri normal)
2. Mulut (epitel, mukosa, saliva yang mengandung lysozim dan Ig A)
3. Mata (air mata)4. Gastro intestinal tractus (asam lambung,
flora normal)5. Vagina (lactobacillus Ph : 3,5 – 4,5)
Reaksi Inflamasi :1. Termasuk pertahanan non spesifik2. Merupakan respon pertahanan lokal dan
non spesifik dari jaringan terhadap injury atau infeksi
3. Merupakan mekanisme adaptasi dengan cara menghancurkan agent injury, mencegah penyebaran lanjut & membantu memperbaiki jaringan yang rusak
4. Tanda inflamasi/infeksi : nyeri (dolor), bengkak (tumor), kemerahan (rubor), panas (calor) & gangguan fungsi (fungtio laesia)
Infeksi Nosokomial
Adalah infeksi yang didapat selama di tempat pelayanan kesehatan atau muncul setelah keluar dari tempat pelayanan kesehatan
Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
1.Penerapan tehnik antiseptik, desinfeksi dan sterilisasi yang ketat dan benar
2.Tindakan isolasi secara benar bagi pasien yang menular di RS
Syarat Infeksi Nosokomial:
1. Saat MRS tidak terdapat tanda klinik dari infeksinya
2. Saat MRS tidak sedang dalam masa inkubasi
3. Tanda infeksi timbul minimal 3 x 24 jam setelah MRS
4. Bukan merupakan residu dari infeksi sebelumnya
5. Saat MRS sekarang terdapat tanda infeksi yang terbukti didapat saat MRS yang lalu
Macam Infeksi Nosokomial :1. Infeksi saluran perkemihan2. Infeksi luka operasi3. Pneumonia4. Infeksi aliran darah primer5. Infeksi tulang dan sendi6. Infeksi intra cranial7. Infeksi cardiovaskular8. Infeksi mata, telinga, hidung dan mulut9. Infeksi saluran pencernaan10.Infeksi saluran nafas11.Infeksi sistem reproduksi12.Infeksi kulit dan jaringan
Memberikan Lingkungan yang Aman bagi Pasien
Ancaman / bahaya kecelakaan bagi klien di lingkungan pelayanan keperawatan / kebidanan : jatuh, kebakaran, keracunan, trauma alat-alat kesehatan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi : usia, gaya hidup, persepsi sensori, kesadaran, kondisi kesehatan, mobilitas, keadaan emosional, kemampuan untuk komunikasi, riwayat trauma masa lalu, pengetahuan
Faktor berpengaruh Terhadap Infeksi
1. Usia2. Hereditas3. Tingkat Stress4. Status Imunisasi5. Status Nutrisi6. Pengobatan7. Kondisi Sakit
Tahap-tahap Infeksi
1. Masa inkubasi : masa antara masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala
2. Masa Prodromal : masa antara timbulnya gejala non spesifik : capek, kelelahan, meningkatnya suhu tubuh .
3. Masa sakit : gejala spesifik berkembang semakin nyata
4. Masa convalescent : masa dimulai sejak gejala berkurang sampai orang tersebut kembali ke keadaan normal (sehat)
Pertahanan SpesifikTerdiri dari sistem imun yang berespon terhadap protein asing (antigen) dalam tubuh, selanjutnya sering disebut sebagai sistem kekebalan tubuh
Ada 2 Sistem Kekebalan Tubuh :1.Aktif : dimana tubuh membentuk sendiri
antibodi untuk merespon antigen baik secara alamiah (misalnya infeksi) maupun buatan (vaccin)
2.Pasif : dimana tubuh menerima antibodi secara alami (dari ibu) atau buatan (injeksi serum kekebalan) yang diproduksi sumber-sumber lain
Pencegahan Transfer Mikroorganisme
Mikroorganisme ada dimana-mana (menguntungkan dan merugikan)
Ada 5 kelompok mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit : bakteri, virus, jamur, protozoa, ricketsia
Infeksi terjadi bila suatu mikroorganisme menginvasi (masuk) ke jaringan dan berkembang biak
Untuk mencegah transfer mikroorganisme : antiseptik (menghambat pertumbuhan), desinfektan (merusak spora), sterilisasi (membunuh agen beserta sporanya)
Pencegahan InfeksiLatar Belakang/Dasar Pemikiran
Masyarakat Petugas KesehatanPelayanan Medis
Beresiko InfeksiKECUALI WASPADA
Bakteri (vegetatif, mikrobakteri, endospora), virus, fungi, parasit
Kolonisasi : organisme patogen Infeksi : organisme yg b’kolonipada tubuh, gx (-), uji (+) menimbulkan penyakit
Kontaminasi Silang :Pemindahan organisme patogen KEWASPADAAN UNIVERSAL/dr orang yg terkolonisasi ke orang lain PENCEGAHAN INFEKSI
PEMBATAS/PENGHALANG :FISIK, MEKANIKAL, KIMIAWI
Kewaspadaan Universal
Merupakan perlindungan secara umum yang harus diperhatikan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pada klien
Prinsip asumsi bahwa darah, jaringan serta cairan tubuh lainnya merupakan bahan yang berpotensi menularkan (HBV, HVC, HIV) sehingga perlu upaya agar tidak terpapar
Standar UP :1. Cuci tangan2. Penggunaan pelindung tubuh3. Pengamanan dan pembuangan alat tajam secara
aman4. Dekontaminasi5. Pembuangan sampah
PENCEGAHAN INFEKSIMengalami Pergeseran
Untuk pencegahan infeksi pasca bedah sekarang, tujuan :– Mengurangi kemungkinan infeksi– Perlindungan pada klien dan petugas
Istilah yang Berkaitan1. Asepsis/tehnik Aseptik : (-) mikroorganisme pada
tubuh dan alat2. Antisepsis : (-) mikroorganisme pada tubuh dengan
antiseptik3. Dekontaminasi : penanganan alat supaya aman
diproses selanjutnya4. Pencucian : menghilangkan kotoran pada peralatan5. Desinfeksi : menghilangkan sebagian besar mikro
organisme pada alat6. DTT : menghilangkan semua mikroorganisme
kecuali endospora pada alat7. Sterilisasi : menghilangkan semua mikroorganisme
dan endospora pada alat
Pedoman Penghalang secara Fisik, Mekanik, Kimia
1. Cuci tangan2. Memakai sarung tangan3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan asepsis / tehnik aseptik5. Memproses alat bekas pakai6. Menangani peralatan tajam dg aman7. Menjaga kebersihan & kerapian
lingkungan serta pembuangan sampah scr benar
Prinsip Pencegahan Infeksi1. Setiap orang hrs dianggap dpt menularkan
penyakit krn infeksi yg terjadi bersifat asimtomatik
2. Setiap orang hrs dianggap beresiko terkena infeksi
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan, benda2 lain yg akan & telah bersentuhan dg kulit utuh / mukosa / darah hrs dianggap terkontaminasi hrs dilakukan proses pencegahan infeksi scr benar
4. Jika tdk diketahui apakah permukaan, peralatan / benda lainnya telah diproses dg benar, hrs dianggap telah terkontaminasi
5. Resiko infeksi tdk bisa dihilangkan scr total, tp dikurangi hingga sekecil mungkin dg menerapkan tindakan2 pencegah infeksi dg benar & konsisten
1. Cuci tanganCuci tangan rutina.Tujuan : menghilangkan kotoran secara
mekanis & (-) jumlah mikroorganisme sementara
b.Dilakukan :– Sebelum pemeriksaan, pakai sarung
tangan– Sesudah pemeriksaan, kontak dengan
cairan, lepas sarung tangan, kontak px
c. Cara 1 :– Pakai antiseptik – minimal sabun– Lama 15 – 30 detik– Pada kedua telapak tangan, jari dan kuku– Bilas air bersih, mengalir
d. Cara 2 :– Bila air tidak ada– Pakai larutan alkohol gliserin (2 ml
gliserin/propilen glikol/sorbitol dalam 100 ml alkohol 60 – 90%)
– Tuang ± 5 larutan setiap kali penggunaan dan gosok pada kedua tangan hingga kering (2 menit)
Cuci tangan bedaha. Tujuan : (-) kotoran dan mikroorganisme, sementara
secara mekanik (-) flora tetap selama op. agar luka operasi tidak kontami
b. Cara 1 :– Semua perhiasan dilepas– Setelah dibasahi, gosok dengan sabun pada kedua
tangan, jari-jari dan kuku sampai siku– Bilas dengan air sampai bersih dan tuang antiseptik
pada tangan, lengan sampai siku, gosok kuat ± 2 menit
– Bilas dengan air bersih (air matang/dtt jika perlu), selanjutnya posisi siku > rendah dari tangan
– Jauhkan tangan dari badan dan jangan sentuh apapun
– Pakai sarung tangan bedah steril/DTT
c. Cara 2 : – Setelah perhiasan dilepas, basahi & sabun
seperti cara 1– Bilas dan keringkan dengan lap kering
atau angin-anginkan– Tuang 5 cc antiseptik (bahan dasar
alkohol, klorheksidin) pada kedua tangan dan gosokkan sampai lengan bawah sampai kering (2 menit)
– Ulangi penggunaan 2x lagi (total 15 cc)– Tegakkan dan jauhkan tangan dari badan,
segera pakai sarung tangan steril
2. Sarung Tangana. Dipakai :
• Sebelum kontak dengan cairan tubuh• Akan melakukan tindakan invasif• Membersihkan sampah terkontaminasi
b. Jenis sarung tangan (s.t) :• S.t bedah : tindakan invasif steril D• S.t pemeriksaan : pemeriksaan/
pekerjaan rutin• S.t rumah tangga : mencuci alat/bagian
terkontaminasi
3. Penggunaan Antiseptik dan Desinfektan
A. AntiseptikCairan/bahan kimia untuk kulit/tubuh
kotor/mikro (-)Sabun dan air bersih : hilangkan kotoran
dan mikroorganisme sementaraAntiseptik : hambat hampir semua
mikroorganisme sementara
Macam-macam Antiseptik :1. Alkohol (alkohol 60-90%)
Tidak boleh untuk mukosa sering untuk kulit, tidak tahan lama
Keuntungan : cepat (-) kuman/virus beberapa saat dan relatif murah
Kerugian : perlu emulien (gliserin, propilen glikol) cegah kulit kerin, mudah terbakar, merusak karet
2. Klorheksidin glukonat 2-4% (hibitane, hibiscrub, hibiclens)Hindari kontak dengan mata dan telingaKeuntungan : antiseptik yang sangat baik,
perlindungan kimiawi meningkat bila dipakai berulang
Kerugian : mahal, dapat menetralisir sabun
3. Klorheksidin glukonat dan sentrimid, misal savlonLarutan dasar airDapat untuk mukosa
4. Preparat Iodin, Lar Yodium (iodine 3%) Tinctur (iodine/yodium dalam alkohol 70%) Tidak untuk mukosa Bisa membakar kulit, hilang beberapa menit Mengiritasi kulit, harus dibersihkan alkohol
setelah kering Lugol iodine yang larut dalam air
5. Iodofor 7,5-10%, misal Bethadine Tidak toksik Campuran lar yodium dengan povidon (10%
povidon berisi iodine 1%) Tidak iritasi kulit dan mukosa Reaksi baru timbul setelah 2 menit Jangan diencerkan untuk antiseptik
6. Kloroheksilenol, misal DettolAktifitas terhadap kuman rendah/<
efektif terhadap flora dibanding alkohol, yodium, iodofor
Beracun, karena dapat menembus kulitTidak boleh untuk bayi
7. Triklosan a)Substansi tidak berwarna dalam sabun,
sehingga antimikrobial (kons 0,2-2,0%), mencegah pertumbuhan (bakteria tatik)
b)Penerimaan pada tangan bervariasi
Tidak untuk Antiseptik1. Heksaklorofon 3%, misal Phisohex
Aksi lambat, tidak mengurangi flora kulit Dapat menembus kulit pada BBL Bakteri dapat tumbuh kembali dengan cepat –
selang seling2. Produk mercuri
Mempunyai toksititas tinggi
Cara Simpan & Penggunaan Antiseptik yang Baik
Jauh sinar matahari, simpan tempat dingin dan gelap Pada wadah tertutup Tuang pada tempat lebih kecil Jadwal rutin membersihkan dan membuat larutan
B. Desinfektan
a) Bahan kimia untuk (-) mikroorganisme pada peralatan
b) Dapat dipakai untuk DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi)
1. Klorin dan derivatnya : Tersedia bentuk cair (natrium hipoklorit –
pemutih, Bayclin) dan padat (kalsium hipoklorit, misal kaporit dan natrium)
Dapat untuk DTT Efek cepat, dapat menginaktivasi semua
bakteri, virus, fungi dan beberapa spora Efektif untuk dekontaminasi peralatan
bedah, sarung tangan, permukaan yang luas Punya sifat korosif Konsentrasi klorin 0,1% (dengan air DTT) –
0,5% (air mentah dan bersih)
• g
RUMUS• Bayclin (Klorin 5,25 %) % larutan sediaan
∑ bag.air = - 1 % larutan yg diinginkan• 0,1 % 5,25 %
∑ bag.air = - 1 = 50 – 1 = 49 0,1 %
(bayclin 5,25 %) → 1 bag + 49 bag air DTT • 0,5 % 5,25 %
∑ bag.air = - 1 = 10 – 1 = 9 0,5 %
(bayclin 5,25 %) → 1 bag + 9 bag air
• Kaporit → (klorin 35 %) % larutan yg diinginkan
Gram/Lt.∑ = x 1000 % larutan sediaan• 0,5 % 0,5 %
Gram/Lt = x 1000 = 14,2 Gram/Lt 35 %
Kaporit 14,2 gram (14 gram) + 1 Lt air• 0,1 % 0,1 %
Gram/Lt = x 1000 = 2,8 Gram/Lt 35 %
Kaporit 2,8 gram (3 gram) + 1 Lt air DTT
5.Pengelolaan SampahTujuan :1.Mencegah penyebaran infeksi2.Melindungi orang yang menangani sampah
Macam Sampah :1.Sampah terkontaminasi (medis : kapas, kasa, dll)
a) Buang pada kantong yang tidak tembus airb) Hindari menyentuh bagian luar kantongc) Untuk alat bekas pakai, lakukan dekontaminasid) Ditimbun/dikubur/dibakar dalam insinerator
2. Sampah tidak terkontaminasi (non medis : kardus, bungkus alat)
a) Tidak memberi resikob) Dapat dibuang ke tempat
pembuangan sampah
Isolasi • Perlu untuk penyakit hepatitis B, TBC, HIV/AIDS,
terinfeksi salmonella atau staphilococus aureus
Prinsip Umum Isolasi :1.Peralatan tersendiri : tensimeter, tempat cuci
tangan, peralatan makan, sabun dll2.Tersedia trolley di luar kamar untuk tempat
sarung tangan, skort dll3.Koordinasi antar tim dalam penerapan isolasi4.Pasien perlu tahu alasan isolasi
PROSEDUR ISOLASI lihat prosedur perawatan