Post on 19-Jan-2016
LAPORAN PRAKERIN 2010
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan prktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiaatan yang
wajib diikuti oleh Siswa Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu syarat
mengikuti Ujian Nasional (UN). Kegiataan prakerin ini dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi agar dapat
mengetahui tentang suatu kegiatan pada suatu lembaga atau perusahaan yang
masih berkaitan dengan hasil pertanian. Kegiatan PRAKERIN juga merupakan
salah satu sarana peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang
relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, maka proses pendidikan di
SMK harus memperhatikan lingkungan dan kebutuhan dunia kerja khususnya
dunia usaha dan dunia industri. Dunia kerja dimasa mendatang secara selektif
akan menjaring calon tenaga kerja yang benar-benar professional pada bidangnya,
karena dengan persaingan global akan makin terbuka bagi tenaga kerja asing
untuk memasuki atau menguasai dunia kerja di Indonesia.
Salah satu upaya peningkatan Kompetensi SDM khususnya pendidikan di
SMK adalah melalui program praktik kerja industri (Prakerin) yang merupakan
sarana penting bagi pengembangan diri dan kemampuan berwirausaha, serta
kemandirian bagi lulusan pada bidangnya.
Salah satu bidang usaha yang berada di masyarakat adalah pembibitan
tanaman perkebunan. Pembibitan tanaman merupakan kelompok agrobisnis yang
1SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
sangat potensial untuk dikembangkan karena keadaan geografis yang mendukung,
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dapat dikelola masyarakat secara luas, dan
permintaan pasar cenderung meningkat.
Sesuai dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
praktik kerja industri di bidang pembibitan tanaman perkebunan.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Prakerin
Praktik kerja industri bertujuan agar siswa memiliki jiwa dan semangat
wirausaha serta mempunyai kompetensi mengelola suatu usaha di bidang
pertanian secara professional dengan memperhatikan situasi kondisi dan potensi
wilayah. Memantapkan dan mengembangkan wawasan dan kompetensi siswa
dalam berusaha tani yang berorientasi agribisnis yang dilandasi sikap mental
disiplin, kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi. Melatih siswa menyesuaikan
diri dan berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya petani agar menjadi mitra
kerja yang mampu menyebarkan teknologi pertanian. Melatih siswa untuk
melakukan kegiatan di unit usaha tani dan di dunia industri yang berhasil dalam
pengelolaannya.
1.3 Sasaran
Secara umum prakerin mempunyai beberapa sasaran, dengan adanya
prakerin siswa dapat memperdalam ilmu dibidang pertanian khususnys di
pembibitan tanaman, dan juga siswa mampu mengaplikasikan teori dan praktek
ulang yang diperoleh di sekolah. Selain itu ada beberapa sasaran dalam prakerin
diantaranya yaitu, mampu atau dapat menerapkan berbagai keterampilan praktek
2SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
kerja, mampu atau dapat memperdalam ilmu atau pengalaman, mampu
menerapkan ilmu yang didapat. Kemudian setelah melaksanakan kegiatan
prakerin ini diharapkan siswa lebih berpengalaman dalam bekerja.
3SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14
bulan sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakukan
karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh
balai produksi benih, musim tanam, ketersediaan tenaga dan lain-lain.
Persemaian kecambah hendaknya dimulai 3-6 bulan sebelum kegiatan
pembibitan. (Anonim, 2003).
2.1.1 Benih unggul
Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang
dikategorikan baik dan layak untuk ditanam (Yan Fauzi, 2006) adalah sebagai
berikut:
1. Warna radicula (calon akar) kekuningan, sedangkan plumula (calon batang)
keputih-putihan.
2. Ukuran radicula (calon akar) lebih panjang dari pada plumula (calon batang).
3. Pertumbuhan radicula (calon akar) dan plumula (calon batang) lurus dan
berlawan arah.
4. Panjang maksimum radicula (calon akar) 5cm sedangkan plumula 3cm.
4SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
2.1.2 Sistem pembibitan
Pada dasarnya sistem pembibitan dikenal dua sistem, yaitu sistem
pembibitan tahap ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tahap
tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman
bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut pembibitan
pendahuluan (pre-nursery), yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik
polybag kecil sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut
ditanam ke pembibitan utama (main nursery) yang menggunakan polybag
berukuran besar (40×50 cm) selama 9 bulan. Pada sistem tahap tunggal, bibit
langsung ditanam didalam polybag besar hingga berumur 12, bulan tanpa harus
ditanam didalam polybag kecil.
Namun sistem pembibitan tahap tunggal (single stage system) jarang
diterapkan, karena sistem dua tahap memberikan faedah atau manfaat yang lebih
baik dari sistim satu tahap. Adapun manfaat- manfaatnaya adalah sebagai berikut:
1. Pada pembibitan awal, bibit-bibit muda tersebut terkumpul dalam satuan luas
yang lebih kecil, sehingga pengawasan, pemeliharaan, pemupukan,
pemberantasan hama/penyakit dan lain-lain mudah dan murah.
2. Kemungkinan mati, sakit atau “shock” waktu pemindahan akan terhindar.
3. Dengan adanya seleksi bibit sebelum dipindahkan kepembibitan utama yang
berkisar 5-10% maka keperluan tanah dan kantong plastik dapat dikurangi.
4. Karena bibit muda ini akan ditinggal selama 2-3 bulan dipembibitan awal maka
waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pembibitan utama cukup panjang
dan tidak terburu-buru.
5SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
1. Pembibitan Awal (pre-nursery)
Tahap-tahap pekerjaan yang harus dilaukan dalam pembibitan awal
yaitu:
a. Pemilihan Tempat
Lokasi pembibitan awal, sebaiknya juga merupakan lokasi pembibitan
utama. Beberapa syarat penting dalam pemilihan lokasi ini adalah sebagai
berikut, yaitu memiliki sumber air yang cukup, tersedia sepanjang tahun dan
tidak kebanjiran. Tidak terlalu jauh dari lokasi penanaman, areal rata atau areal
berombak dengan drainase yang baik dan lokasi strategis sehingga
pengawasan/pengontrolan mudah dilakukan, serta terjaga dari sumber-sumber
hama/penyakit atau gangguan dari binatang liar.
b. Pembuatan Bedengan
Bedengan dibuat di areal yang telah diratakan (di petak), diberi dinding
papan atau bambu setinggi polybag (20-25 cm) agar polybag dapat tersusun
tegak. Ukuran bedengan adalah lebar 1,2 m, panjang sesuai kebutuhan
(maksimal 10 m), tinggi atap/naungan 2-2,5 m dan diantara bedengan
dipisahkan dengan jarak 0,7-0,8 m untuk jalan dan pembuangan air. Arah
bedengan Utara-Selatan. Dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan
tanah petakan dan diberi lapisan pasir setebal 3-5 cm untuk memperlancar
drainase.
c. Pembuatan Naungan (pelindung)
Bibit muda membutuhkan naungan untuk mencegah timbulnya
kerusakan karena sinar matahari maupun hujan terlalu deras. Pelindung harus
dibuat arah Utara-Selatan dan atapnya miring kebarat dan menghadap timur
6SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. Jenis naungan yang digunakan
adalah daun kelapa sawit, daun nipah, rumbai atau bahan lain yang layak
sebagai naungan.
b. Media Tanah dan Pengisiannya
Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas
atau top soil dari kedalaman 0-10 cm, yang diambil dari pembibitan itu sendiri
atau areal lain yang telah diayak dengan ram kawat yang berukuran kurang
lebih 0,5 cm, sehingga terbebas dari akar-akaran, batu-batuan dan benda lain.
Tanah yang dianjurkan adalah tanah yang mengandung cukup banyak organik,
berpasir 20-30% dan berliat. Pengisian harus penuh dipadatkan secukupnya
agar tidak terjadi rongga-rongga atau kantong air. Polybag yang telah diisi
tanah, disusun dalam bedengan kemudian disiram sampai jenuh.
Polybag yang digunakan adalah polybag dengan ukuran rata (layflat)
lebar 14 cm, dan tinggi 22 cm. Bagian bawah polybag kurang lebih setengah
bagian dilubangi berkeliling dengan diameter 0,3 cm sebanyak dua baris.
c. Penanaman Kecambah
Seminggu sebelum ditanam polybag yang telah diisi harus disiram
setiap hari. Kecambah harus ditanam paling lama 5 hari setelah diterima,
disimpan di tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. Menanam
kecambah harus dilakukan dengan hati-hati. Radicula (akar) ditandai dengan
bentuknya yang tumpul, kasar, kecoklatan, sedangkan Plumula (bakal daun)
bentuknya seperti tombak, halus dan bewarna putih kekuningan. Lubang
tanam dibuat dengan luju kecil sedalam 2-3 cm ditengah polybag. Kecambah
7SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
diletakan denga radicula disebelah bawah dan ditutup dengan tanah setebal 1-
1,5 cm.
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore. Bila hujan tiba, bibit
tidak boleh disiram. Penyiangan gulma, gulma yang di polybag dicabut dengan
tangan, kegiatan ini dilakukan 2 minggu sekali. Pemupukan, Pupuk diberikan
apabila bibit telah berumur 4 minggu, jenis pupuk yang diberikan antara lain,
pupuk urea atau pupuk majemuk dan diberikan 1 minggu sekali.
b. Seleksi Bibit,
Seleksi bibit dilakukan pada bibit abnormal yang disebabkan karena
faktor genetis, kesalahan kultur teknis dan gangguan oleh hama/penyakit.
2. Pembibitan Utama (main nursery)
Pembibitan utama merupakan tahap kedua dari sistim pembibitan dua
tahap. Di pembibitan ini bibit dipelihara dari umur 3-12 bulan. Tahap-tahap
pembibitan utama:
a. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi ini meliputi, dekat dengan sumber air, letak tidak
terlalu jauh dengan lokasi penanaman, areal datar, keamanan terjamin dari
binatang ternak, dan terhindar dari hama/penyakit.
b. Persiapan penanaman
Tahap pertama dalam persiapan penanaman adalah persiapan polybag.
Polybag yang digunakan adalah jenis Pholythilene (PE) bewarna hitam dengan
ukuran 40 cm × 50 cm × 0,2 mm.
8SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Tahap yang kedua adalah pengisian tanah, setiap polybag berisi 0,006
m. Tanah harus bebas dari sisa kayu, sisa akar-akaran, batu-batuan, bertekstur
baik dengan komposisi tanah 20-30% pasir dan berliat atau tanah dicampur
dengan sekam yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Pengisian tanah
diusahakan jangan terlalu penuh, hal ini bertujuan agar air maupun pupuk tidak
melimpah keluar.
c. Pengajiran
Tahap yang ketiga adalah pengajiran, pengajiran dilakukan sebelum
penyusunan polybag dengan menggunakan ajir bambu. Jarak tanam yang
digunakan 70 cm × 70 cm × 70 cm untuk bbit yang yang dipelihara sampai
umur 10 bulan dan jarak tanam 90 cm × 90 cm × 90 cm untuk bibit pelihara
sampai umur 12 bulan.
d. Menanam Bibit
Sebelum bibit dipindah ke pembibitan utama, tanah dalam plybag harus
disiram lebih dulu. Membuat lubang di tengah polybag besar dengan alat
pembuat lubang, Ukuran lubang sedikit sedikit lebih besar dari polybag kecil
yang akan dipindahkan. Penanaman diakhiri dengan penyiraman.
e. Penyiraman
Tahap yang kelima adalah penyiraman, penyiraman dilakukan dua kali
sehari, kebutuhan air tergantung pada umur bibit. Umur 3-6 bulan
membutuhkan 2-3 ltr/phn/hari, sedangkam untuk bibit berumur 6-12 bulan
membutuhkan 3-5 ltr/phn/hari.
9SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
f. Pemupukan
Tahap yang keenam adalah pemupukan, bibit kelapa sawit sangat cepat
pertumbuhannya dan membutuhkan cukup banyak pupuk. Pemupukkan
hendaknya dilakukan sebelum penyiraman dan setelah pemupukan baru
disiram.
g. Penyiangan
Tahap yang terakhir adalah penyiangan gulma, penyiangan yang perlu
dilakukan adalah penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag.
Pengendalian gulma didalam polybag dapat dilakukan secara manual.
(Anonim, 2003).
h. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Jenis-jenis hama yang menyerang di pembibitan Main Nursery antara lain:
Tikus (Ratus-ratus homaicus sp)
Di pembibitan main nursery tikus menyerang bagian pucuk daun bibit, dan
apabila menyerang titik tumbuh dapat membuat bibit menjadi kerdil. Cara
pemberantasannya dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan seperti
pembersihan gulma secara biologis dengan predator kucing dan burung hantu
(Anonim, 1998).
Belalang (Valanga nigricornis)
Gejalanya yaitu, daun tidak utuh dengan bagian tepinya tampak bekas
gigitan, teutama pada daun muda dan dapat mematahkan bibit. Pengendalian
dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara
10SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
memungut satu persatu lalu dibunuh dan secara chemis (kimiawi) dengan
menggunakan insektisida sejenis decis, EC Sevin dan lain-lain (P.iyung, 2008).
Ulat api (Setora nitens sp)
Gejalanhya daun menjadi belubang atau habis sama sekali (tinggal tulang
dan daun). Pengendalian dan penberantasannya dapat dilakukan secara manual,
yaitu dengan cara membuang ulat api yang dijumpai pada daun lalu dibuang
atau dibakar. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan dengan menggunakan
insektisida sejenis Decis, EC Sevin 85-5 dengan dosis 0,1-0,15% (P.iyung,
2008).
Kutu daun
Kutu daun menyerang bagian perakaran dan daun sehingga menyebabkan
helaian daun menjadi kuning pucat seperti kekurangan unsur hara nitrogen.
Penyebabnya yaitu kutu Aphinds dan mealy bug. Pengendaliannya dilakukan
dengan cara menyemprot unsektisida dipetak dengan bahan aktif Trikiofan
(Anonim, 1998).
Kumbang Malam
Gejalanhya helaian daun berlubang-ljubang. Diatas daun sering terdapat
kotoran-kotoran kumbang, daun yang menyerang akan tampak kering dan
secara umum pertumbuhan tanaman ini kurus. Cara pengendalian dan
pemberantasannya yaitu pada hama Apogonia sp dapat dilakukan dengan
penyemprotan thyotdant 0,2% atau menggunakan alat perangkap pada waktu
malam hari.
11SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Penyakit
Penyakit yang sering menyerang di pembibitan main nursery antara lain
sebagai berikut:
Penyakit Daun Muda (Antrhachose)
Gejalanya teradapat bercak-bercak disekeliling warna kuning yang
merupakan batas antara daun yang sehat dan daun yang terserang, gejala lain
yang tampak adalah adanya warna coklat dan hitam diantara tulang daun.
Daun-daun yang terserang menjadi kering dan akhirnya mengalami kematian.
Penyebabnya adalah Jamur (Meloncium eladis)
Pengendalian dan pemberantasannya yaitu, serangga yang bersifat
langsung dapat dlakukan tindakan pemangkasan pada bagian tajuk bibit yang
terinfeksi. Secara kimiawi dapat dilakukan dngan fungisida berbahan aktif
Zineb, dan sejenisnya konsentrasi 200-300 gr/100 liter air.
Penyakit Tajuk (Crown disaese)
Gejalanya yaitu, sebagian pelepah dan anak daun bengkok dan rapuh
(pembusukan). Pengendalian dan pemberantasannya bisa dilakukan dengan
cara mengurangi pemberian pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen
karena tanaman yang kelebihan Nitrogen akan rentan terhadap serangan virus.
Bercak Daun (Black Spot)
Gejalanya terdapat bercak-bercak kuning kecoklatan pada daun.
Penyebabnya adalah jamur Calvularia sp dan helminthosporium sp.
Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual, yaitu
dengan cara memangkas atau menggunting daun yang sakit dengan
mengunakan gunting pangkas
12SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Penyakit Akar (Blast)
Gejalanya terdapat pada daun dan ditandai dengan kusamnya warna daun,
kemudian menjadi layu kekunin-kuninganyang menyebar dari bagian ujung
tanaman. Lama-kelamaan, menjadi kering dan daun berubah menjadi merah
kecoklatan seperti kebakar. Penyebabnya dalah Jamur Rhizoktonia sp dan
Phytium sp.
Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara kimiawi,
yaitu dapat dikendalikan menggunakan fungisida berbahan aktif Manozeb yaitu
Dhitane M-45 dengan konsentrasi 0,2-0,75 % dengan dosis 20 gram/4 liter air
(P. iyung, 2008)
2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)
Menurut Nazarudin dan Nurcahyo (1992), bibit tanaman murbei dapat
diperoleh secara generatif yaitu menggunakan biji, dan dapat diperoleh secara
vegetatif yaitu dengan stek batang. Bila ingin membibitkan biji, pilihlah biji dari
tanaman induk yang baik. Tanaman induk harus subur, kuat, bebas hama
penyakit, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar. Sedangkan
perbanyakan vegetatif lebih banyak dilakukan dengan stek batang. Sebaiknya stek
batang berasal dari pohon induk yang umurnya lebih dari satu tahun, bebas
penyakit, segar, tegak, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar.
Kita boleh memilih satu dari dua cara tersebut, akan tetapi cara yang banyak
dipilih adalah stek. Cara ini banyak dipilih karena mempunyai banyak kelebihan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
13SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
1. Bahan stek mudah dicari.
2. Lebih cepat dipanen.
3. Sifatnya akan sama dengan induknya.
4. Bibit generatif boleh digunakan asal bibit tersebut dari benih yang unggul.
2.2.1 Syarat stek murbei bermutu
Untuk mendapatkan stek muurbei yang bermutu, ada beberapa hal yang
harus dipenuhi, yaitu Umur pohon induk minimal satu tahun (malang fisiologis),
umur cabang atau ranting 4 – 5 bulan, diameter 1 – 2 cm, warna batang coklat,
panjang stek 20 cm dan memiliki 3 – 4 mata tunas.
2.2.2 Persemaian
Persemaian dapat dilakukan dengan kantong plastik (polybag) atau dengan
bedengan.
a. Persemaian dengan Polybag
Tahap-tahap persemaian dengan polybag adalah sebagai berikut,
polybag yang digunakan berukuran panjang 25 – 30 cm dan lebar 15 cm,
polybag dilubangi pada sudut kiri bawah dan kanan bawah serta tengah,
polybag diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang sampai 1 – 2 cm dari
bagian atas polybag, polybag diletakan dan diatur dalam bedengan berukuran 5
× 1 m, stek ditanam dalam polybag dan baru dipindahkan ke lapangan sesudah
± tiga bulan. (Supriono Guntoro, 1994 ).
14SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
b. Persemaian dengan bedengan
Tahap-tahap persemaian dengan bedengan, yaitu tanah diolah sedalam 30
cm, satu atau dua kali, bersihkan rumput dan tanaman lain kemudian diratakan,
dibuat bedengan ukuran (1×5 m), tanamkan stek pada tanah yang telah diolah,
setelah berumur 2 – 3 bulan bibt dapat dipindahkan kelapangan dengan cara
diputar. (Ahdiat, 2006)
15SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
BAB IIIMETODE PELAKSANAAN PRAKERIN
1.1 Waktu dan Tempat
Kegiattan PRAKERIN dilakukan pada tanggal 11 januari 2010 sampai
dengan 10 mei 2010 di PPPPTK Pertanian Cianjur yang terletak di Blok Pasir
Lembu, Desa Sukajadi Kecamatan karang tengah – Kabupaten Cianjur Jawa Barat
dengan alamat Jalan Jangari Km 14. P.O BOX 138 Cianjur 43202 Telepon (0263)
285003, Fax. (0263) 285206.
1.2 Metode
Metode pelaksanaan prakerin yang digunakan adalah metode, obsevasi,
orientasi, diskusi, praktek langsung di lapangan, dan study pustaka.
1.2.1 Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung untuk mendapatkan data yang
kita butuhkan. Data yang kita butuhkan tersebut contohnya adalah dimana letak
tempat untuk kita melaksanakan prakerin.
1.2.2 Orientasi
Metode orientasi merupakan tahap awal atau perkenalan antara siswa
dengan karyawan PPPPTK pertanian cianjur, khususnya karyawan yang berada di
Departemen perkebunan dan Kehutanan atau pembimbing eksteren dan juga
kepada siswa prakerin lainnya yang berada di Departemen Perkebuna.
16SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
1.2.3 Diskusi
Biasanya diskusi ini dilakukan untuk membahas teori dan permasalahan
yang timbul dilahan atau di lapangan.
1.2.4 Praktek Langsung Dilapangan
Peserta prakerin bekerja secara langsung dilapangan untuk mengikuti
pelatihan langsung dibawah bimbingan pembimbing lapangan yang
berpengalaman di bidangnya.
1.2.5 Study Pustaka
Study pustaka merupakan salah satu kegiatan peserta prakerin untuk
mendapatkan bahan yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas-tugas yang
diberikan oleh pembimbing eksteren, selain itu study pustaka juga digunakan
sebagai penyelesaian dalam pembuatan laporan.
1.3 Pelaksanaan Prakerin
Kegiatan prakerin dilaksakan setiap hari senin sampai dengan hari jumat
pada pukul 07.30 wib sampai dengan 11.30 dan pada pukul 13.30 sampai dengan
16.00 wib, kegiatan prakerin ini masih mengalami perubahan jika diperlukan.
17SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
BAB IVHASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil PPPPTK Pertanian Cianjur
4.1.1 Sejarah PPPPTK Pertanian Cianjur
Sejak diresmikan tanggal 9 Maret 1991 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) pertanian secara
konsisten telah menerapkan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Kepmendikbud
nomor:0529/0/1990, yaitu melaksanakan mutu dan kompetensi kerja guru dalam
kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan.
Kemudian ditetapkan tanggal 13 Februari 2007 oleh Menteri Pendidikan
Nasional, PPPG Pertanian di refungsionalisasi dan berubah namanya menjadi
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan atau
PPPPTK pertanian sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 8
tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Sehingga kedudukan PPPPTK pertanian kini menjadi unit pelaksana teknis
dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, yang bertanggungjawab penuh
kepada Direktur Jendral Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan,
yang bertugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan
tenaga kependidikan di bidang pertanian dan menyelenggarakan fungsi
penyusunan program pengembangan pemberdayaan pendidik dan tenaga
kependidikan, pengelolaan data dan informasi peningkatan kopetensi pendidik dan
18SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
tenaga kependidikan, evaluasi program dan fasilitas peningkatan kopetensi
pendidik dan tenaga kependidikan; dan pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK
Pertanian.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah meraih kualitas hidup yang lebih
baik dan menjemput kemakmuran bumi, melalui pembentukan insan profesional.
Misi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan layanan fasilitas terstandar
b. Melakukan pengkajian, pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan
tenaga kependidikan dalam perannya sebagai fungsi think tank
c. Melakukan penjaminan mutu fasilitas pendidik dan tenaga kependidikan
d. Memberdayakan asosiasi pendidik dan tenaga kependidikan, dan pusat
pembelajaran masyarakat
e. Memfasilitasi pemenuhan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi inti PPPPTK Pertanian Cianjur mengacu pada
Kepmendikbud no. 0529/1990. Struktur organisasi ini dapat dilihat pada
lampiran . Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur
yang terdiri dari:
a. Tanggung jawab manajemen
1) Perencanaan
19SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Kepala
Bagian umum
Bagian fasillitas
Program dan informasi
2) Analisis kebutuhan
Seksi program
Departemen
Agribisnis
3) Negosiasi dan penyepakatan kerjasama
Devisi agribisnis
Bidang program dan fasilitas
Bidang umum
b. Realisisi produk
1) Pelaksanaan fasilitas
Bidang fasilitas
Seksi penyelenggara
Departemen terkait
Sub bagian tata usaha dan rumah tangga
Koordinator jabatan
Fungsional sub bagian keuangan
2) Pelaksanaan konsultasi
Bidang fasilitas
Devisi agribisnis
20SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Seksi evaluasi
Koordinator jabatan fungsional
3) Pengembangan
Bidang program dan informasi
Seksi program
Seksi data dan informasi
Departemen
c. Manajemen Sumber Daya
1) Sumber Daya Manusia
Seksi penyelenggara
Sub bagian tata laksana dan kepegawaian
Koordinator jabatan fungsional
Departemen
2) Sumber Daya sarana dan prasarana
Sub bagian tata usaha dan rumah tangga
Departemen
Seksi penyelenggara
3) Sumber Daya keuangan
Sub bagian keuangan
Bendahara DIPA dan non DIPA
4) Out sourcing sumber daya
Bidang fasilitas
Devisi agribisnis
21SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Departemen
Sub bagian tata usaha dan rumah tangga
d. Evaluasi (pengukuran analisis dan perbaikan)
1) Pengukuran dan analisis
Kepala
Wakil Manajemen Mutu (WMM)
Seksi evaluasi
Devisi agribisnis untuk institusi hasil kerjasama
Departemen
Sub bagian tata dan rumah tangga
2) Perbaikan berlanjut, saran dan penanganan keluhan pelanggan
Kepala
Seksi evaluasi
Penjaminan mutu/WMM
Bidang fasilitas
Bidang program dan informasi
Bagian umum
Departemen
Devisi agribisnis
4.1.4 Keadaan Topografi PPPPTK Pertanian Cianjur
PPPPTK Pertanian Cianjur terletak di blok Pasir Lembu, desa Sukajadi,
Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten cianjur Jawa Barat, tepatnya di jalan
Jangari KM 14 PO BOX 138 Cianjur 43202
22SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Terletak di tengah masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya
petani dengan luas 54.4 Ha, pada ketinggian 280 dpl. Temperatur di daerah
tersebut adalah 23C sampai 30C dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun,
kelembaban udara 5.6-6.0, dan kemiringan mencapai 5-20%, kelembaban udara
80%. Berdasarkan penggolongan iklim menurut Schmidit dan Ferguson. PPPPTK
Pertanian Cianjur termasuk tipe iklim A atau basah.
Batas wilayah PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut:
Sebelah timur berbatasan dengan desa Bojong kecamatan Mande
Sebelah barat berbatasan dengan desa Cikangkung kecamatan Mande
Sebelah utara berbatsan dengan desa Bobojong kecamatan mande
Sebalah selatan berbatasan dengan desa Cijeler kecamatan Sukaluyu
Pada umumnya penduduk yang berada di sekitar PPPPTK pertanian
cianjur bermata pencaharian di bidang pertanian khususnya bertani dan berternak.
Mereka banyak mengusahakan padi sawah dan palawija. Tetapi, ada juga
penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di PPPPTK pertanian
Cianjur. Pada umumnya mereka beragama islam.
4.1.4 Sarana dan Prasarana
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan pendidik dan Tenaga
Kependidika ( PPPPTK ) juga mempunyai sarana dan prasarana yang dapat
membantu kita untuk meningkatkan mutu pendidikan menengah kejuruan
pertanian. Adapun sarana dan prasarananya antara lain:
- Penginapan
- Sarana ibadah
23SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
- Tempat dan peralatan praktek
- Lahan uji coba
- Kandang
- Kolam
- Bengkel
- Sarana olah raga
- Ruang belajar
- Laboraturium Ruang partemuan
- Ruang makan
- Transportasi
- Hiburan
- Green house
- Perpustakaan dan
- Telecomference/Acess point/internet.
Mengingat bahwa pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan
latihan kejuruan pertanian tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan dunia
kerja sektor pertanian, maka PPPPTK Pertanian Cianjur tidak hanya melayani dan
berhubungan/bekerja sama dengan lembaga pelaksana pendidik menegah kejuruan
pertanian, namun juga melayani dan berhubungan/bekerja sama dengan
masyarakat umum ( industri, pengusaha, petani, dan peminat bidang pertanian)
secara langsung.
24SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
4.2 Hasil Prakerin dan Pembahasan
4.2.1 Pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis)
Sistem pembibitan kelapa sawit yang kami lakukan pada saat prakerin
adalah sistim pembibitan utama (main nursery), adapun tahap-tahap dalam sistim
pembibitan utama adalah sebagai berikut:
Yang pertama adalah pemilihan lokasi, dalam menetapkan lokasi
pembibitan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah
dekat dengan sumber air, areal rata atau datar, apabila areal bergelombang
hendaknya tanah tersebut diratakan dengan menggunakan alat berupa cangkul,
areal tersebut harus bersih dari gulma dan terhindar dari hama dan penyakit.
Setelah pemilihan lokasi selesai, tahap yang kedua adalah persiapan penanaman,
penanaman dilakukan dengan polybag, dan ukuran polybag yang kami gunakan
adalah 40×50cm.
Pengisian tanah, sebelum pengisian tanah, yang harus dilakukan adalah
pengumpulan tanah, yaitu dengan cara mencangkul tanah atas dengan kedalaman
kurang lebih 10 cm. Tanah digemburkan dan dibersihkan dari gulma atau sisa
akar tanaman, setelah gembur tanah tersebut dicampur dengan sekam yang sudah
dicampur dengan pupuk kandang. Perbandingan antara tanah dan sekam adalah
2:1, yaitu tanah 2 grobag (arco) dicampur dengan sekam 1 grobag (sekam yang
sudah tercampur dengan pupuk kandang). Setelah keduanya tercampur rata,
pengisian polybag dilakukan. Pengisian tanah diusahakan tidak terlalu penuh,
25SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
yaitu 2 cm dari leher polybag dan polybag tersebut dilipat, hal ini untuk menjaga
agar air maupun pupuk tidak melimpah keluar.
Gambar 1. Pengisian tanah
Setelah pengisian polybag sudah selesai lalu dilakukan pengajiran,
pengajiran dilakukan sebelum penyusunan polybag, pengajirannya menggunakan
bambu atau kayu yang lebih besar dari pada polybag kecil.
Tahap yang selanjutnya adalah menanam bibit, sebelum bibit ditanam
polybag disiram terlebih dahulu. bibit ditanam setelah polybag dirobek bagian
bawah dan samping kemudian dengan hati-hati diletakan ditengah lubang agar
tanah pada polybag kecil tidak pecah. Polybag kecil dengan hati-hati ditarik
keluar, kemudian polybag beesar dipadatkan kembali. Setelah semuanya sudah
siap, polybag besar disusun kelokasi pembibitan yang sudah disiapkan. Dengan
jarak tanamnya 90 × 90 × 90 cm yang membentuk segitiga sama sisi.
26SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Gambar 2. Menanam bibit
Agar bibit tidak layu dan mati, bibit harus disiram. Penyiraman dilakukan
dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Penyiramannya menggunakan sistim manual,
yaitu dengan menggunakan gembor.
Tahap yang terakhir adalah penyiangan, yang perlu dilakukan adalah
penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag. Penyiangannya 2 minggu
sekali, dengan hati-hati agar polybag tidak robek.
Dari hasil prakerin yang kami lakukan, ada beberapa yang tidak sesuai
dengan teori (tinjauan pustaka), yaitu pada saat prakerin sistim pembibitan awal
(pre-nursery) tidak kami lakukan, karena di tempat prakerin tersebut tidak
tersedianya benih kelapa sawit, melainkan bibit yang sudah berumur kurang lebih
27SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
3 bulan. Oleh karena itu sistim pembibitan yang kami lakukan adalah sistim
pembibitan utama (main nursery). Selain itu, lokasi pembibitan juga jauh dari
areal penanaman. Hal ini dikarenakan areal penanaman berjauhan dari tempat
prakerin. Tempat yang jauh menyebabkan kurangnya pengontrolan atau
pengawasan terhadap bibit. Apabila hal ini dilakukan, dikhawatirkan bibit tidak
tumbuh dengan baik atau tumbuh abnormal.
4.2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)
Sistim pembibitan murbei yang kami lakukan pada saat prakerin adalah
sistim pembibitan dengan cara stek ( vegatatif ).
Tahap awal membuat bibit vegetatif adalah persiapan bedengan.
Bedengan untuk pembibitan harus benar-benar gembur dan halus, untuk itu maka
dilakukan penggemburan sambil mencampur pupuk kandang. Banyaknya pupuk
kandang yang diberikan adalah 1 kg pupuk kandang per meter lahan. Bedengan
dibuat mengarah ke utara-selatan dengan panjang 21,5 m, lebar 1,2 m dan tinggi
bedengan 20 cm serta jarak antara bedengan 30 cm.
28SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Gambar 3. Bedengan tanaman murbei
Tahap selanjutnya adalah pemotongan stek. Batang untuk stek minimal
berumur 4 bulan dan diambil dari pohon induk yang telah berumur 12 bulan atau
lebih. Batang stek diambil dari hasil pangkasan ke dua dengan diameter minimal
1 cm. Bagian batang yang diambil adalah ¾ bagian batang yang tumbuh atau
bagian batang yang sudah berwarna coklat. Pemotongan stek dilakukan dengan
golok yang tajam untuk menghindari rusaknya batang stek. Batang dipotong
sepanjang 20 – 25 cm atau sekurang-kurangnya mempunyai 4 mata tunas.
Potongan dilakukan miring yaitu dari atas tunas ke belakang tunas dengan
kemiringan potongan 450. Stek harus segera disemai setelah dipotong-potong.
Kalau terpaksa harus disimpan maka penyimpanan tidak boleh lebih dari 3 hari.
Penyimpanan dilakukan di tempat lembab dan ditutup dedaunan.
Gambar 4. Batang stek murbei
29SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Gambar 5. Pembibitan murbei
Di PPPPTK Pertanian Cianjur pembibitan Murbei tidak dilakukan di
dalam polybag, melainkan di dalam bedengan. Hal ini dikarenakan di bedengan
lebih praktis dan lebih murah (tidak mengeluarkan biaya untuk membeli polybag).
Untuk ukuran bedengan, sebenarnya tidak harus 1,5 m tetapi tergantung pada
kondisi lahan yang ada. Ukuran yang kami gunakan pada saat itu adalah panjang
21,5 m dan lebar 1,2 m. Lebar 1,2 m dengan pertimbangan untuk mempermudah
penanaman. Jarak tanamnya 25 cm × 25 cm, jarak tanam ini harus disesuaikan
dengan perakaran.
Bibit murbei dapat dipindah ke lapangan setelah berumur ± 3 bulan, cara
pengambilan bibit dipotong atasnya kira-kira 50 cm. Kemudian bibit dibongkar
tanpa menyertakan medianya, alasan tanpa media disertakan yaitu karena tingkat
30SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
kematian pada tanaman murbei relatif rendah, kemudian sisakan akar
tunggangnya 20 cm.
31SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembibitan tanaman kelapa sawit dan murbei, mempunyai tujuan yang sama,
yaitu untuk mendapatkan bibit yang seragam, memperoleh bibit yang siap
tanam, mempersiapkan tanaman agar tanaman dapat beradaptasi dilapangan
dan dapat mengurangi persentase kematian dilapangan.
2. Syarat lokasi yang dianjurkan untu pembibitan, yaitu areal pembibitan harus
datar, dekat dengan sumber air, letak tidak terlalu jauh dengan lokasi
penanaman, keamanannya terjamin dan terjaga dari sumber hama dan
penyakit.
3. Dengan adanya pelaksanaan praktik kerja industri, siswa dapat memperoleh
pengalaman yang nyata di lapangan, dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh dan pembentukan mental yang tangguh dan
sikap disiplin.
5.2 Saran
Agar bibit tumbuh dengan baik, hendaknya kita melakukan perawatan
secara intensif atau serius. Adapun perawatan yang harus kita lakukan dalam
melakukan pembibitan yaitu, penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, dan penyulaman.
32SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
Perlunya peningkatan tanggung jawab siswa dalam setiap kegiatan selama
prakerin, dan diperlukannya aturan dan perencanaan prakerin yang lebih matang
sebelum siswa melakukan prakerin.
33SMK NEGERI 3 SIAK
LAPORAN PRAKERIN 2010
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Bandung: PTP. NUSANATAR
Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. 1998. Seri Tanaman Kelapa Sawit volume 1 Pembibitan. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Nanang Ahdiat, 2007. Bombyx mori, ulat penghasil sutera. Jakarta: PT. Sinergi.
Nazarudin dan Nurcahyo. 1992. Petunjuk Teknis Budidaya Murbei (Morus sp). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan.
Supriono Guntoro. 1994. Budidaya Ulat Sutra. Yogyakarta: PENERBIT KANSIUS (Anggota IKAPI).
Yan Fauzi dkk. 2006. Seri Agribisnis, Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
34SMK NEGERI 3 SIAK