Post on 31-Jan-2016
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
Kelompok 4
Dewi RahmawatiIrving Silaban
Laila Maya SariMien Yhuni Sarah
M.Hafiz AlhijriM.Yaseer Qadafi
Jurusan KimiaFakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Unimed
Pengertian Masyarakat dan Masyarakat di Indonesia
Oleh
Menurut Ralp Linton“Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga dapat mengatur diri mereka, dan menganggap kumpulan mereka sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan secara jelas.”
Pengertian Masyarakat
Masyarakat indonesia tidak hanya digolongkan berdasarkan kesatuan-
kesatuan sosial suku bangsa, tetapi juga dalam kesatuan-kesatuan sosial kota dan
desa. Penggolongan ini disebabkan adanya perbedaan struktur antara
keduanya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ‘’tingkat kompleksitas kebudayaan masing-masing yang tercermin dalam berbagai sistem , organisasi, struktur serta tindakan-
tindakan dan tingkah laku sosial para warganya.’’
Masyarakat di Indonesia
Wilayah perkotaan merupakan wilayah pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan perindustrian. Jenis mata pencaharian lebih banya dan kompleks dibandingkan dengan di desa yang relatif homogin. Komunikasi dan imformasi bagi masyarakat perkotaan tidak selalu di peroleh secara langsungmelainkan melalui berbagai macam media, terutama media komunikasi elektronik dan media cetak.
Masyarakat Perkotaan
Pedesaaan sebagai lingkungan sosial. Disana terdapat lahan pertanian berupa persawahan dan perladangan. Desa pada umumnya bercorak teritorial. Perekonomian pedesaan pada umumnya berciri perekonomian pertanian.
Masyarakat Pedesaan
Urbanisasi dan
UrbanismeOleh : M.Yaseer Qadafi
URBANISASI
FAKTOR PENDORONG DARI DESA
FAKTOR PENARIK DARI KOTA
FAKTOR URBANISASI
DAMPAK UNTUK DESA DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
DAMPAK UNTUK KOTA DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
DAMPAK DARI URBANISASI
DAMPAK DARI URBANISASI
DAMPAK UNTUK DESA
DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
DAMPAK UNTUK KOTA DAMPAK POSITIF
DAMPAK NEGATIF
LANGKAH-LANGKAH DALAM PERMASALAHAN
URBANISASI
URBANISME
Jaringan Urbanisme dipandang sebagai paradigma baru yang menghadapkan perencanaan tata ruang dengan tantangan untuk perubahan mendasar dalam pertimbangan konteks baru. Berpikir jaringan memiliki implikasi langsung untuk cara proses perencanaan diatur dengan mengharuskan gaya pemerintahan yang mencakup berbagai pemangku kepentingan yang mengorganisir diri dalam jaringan. Namun, Albrechts dan Mandelbaum menggambarkan pemikiran fisik berorientasi, berpikir paradigmatik dan pemikiran jaringan berorientasi sosial kadang-kadang sebagai jauh dari satu sama lain sebagai zonal dan pemikiran jaringan dalam perencanaan tata ruang.
JARINGAN URBANISME
Interaksi Sosial
Oleh : Mien Yuni Shara Silaban
Interaksi sosialInteraksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa inggris social intraction yang berarti saling bertindak
Interaksi, yaitu hubungan saling mempengaruhi.
Interaksi Sosial
Macam - Macam Interaksi Sosial Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
2. Interaksi antara individu dan kelompok
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Ciri - Ciri Interaksi Sosial Menurut Tim Sosiologi (2002) Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial
1. Sugesti2. Imitasi3. Identifikasi4. Simpati5. Empati6. Motivasi
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
1. Proses asosiatif (interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan )
A. Kerja Sama (Cooperation)bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
- Bargaining- Cooptation (kooptasi) - Coalition (koalisi) - Join venture
B. Akomodasi (Accomodation)
Beberapa Bentuk-bentuk akomodasi - Tolerant participation (toleransi) - Compromise (kompromi) - Coercion (koersi) - Arbitration
C. AkulturasiAkulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
D. Asimilasi (assimilation)Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama
2. Proses Disosiatifa. Persaingan (competition)b. Kontravensi
(contravention)c. Konflik
Proses Sosial
Oleh : Laila Maya Sari Hasibuan
Pengertian Proses Sosial Proses sosial adalah setiap interaksi sosial
yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat
Proses sosial terdiri dari serentetan kegiatan yang saling menyambung dan berakhir pada suatu ujung yang merupakan hasil dari “proses” itu
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor
Imitasi1.
4.3.
2.
SimpatiIdentifik
asi
Sugesti
Proses menggabungkan (Asosiatif)
Proses sosial yang bersifat menggabungkan mengarah kepada penggabungan. Ditujukan demi terwujudnya nilai-nilai yang disebut kebajikan-kebajikan sosial .
Terdiri dari 3 macam yaitu : Akomodasi (penyesuaian diri), asimilasi, dan kerjasama.
Gambaran suatu proses sosial asosiatif
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses.
Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi (Penyesuaian
diri)
1
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok -kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi2
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.
Kerjasama3
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan (competition)
1
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Kontraversi
2
Proses Menceraikan (Disosiatif) Proses sosial yang bersifat menceraikan
mengarah kepada terciptanya nilai-nilai negatif atau asosial, seperti kebencian, permusuhan, egoism, kesombongan, pertentangan, perpecahan dan sebagainya.
Terdiri dari 3 macam yaitu : Persaingan, Kontraversi, Pertentangan (konflik).
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Pertentangan (konflik)
3
Starifikasi Sosial
Oleh : Dewi Rahmawati
Starifikasi TerbukaDalam golongan ini anggota kelompok
dapat menurun ke kelompok yang lebih rendah atau sebaliknya.
Starifikasi TertutupKemungkinan pindah seseorang
anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan yang lain kecil sekali.
Starifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisa dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut:
Penghasilan, kekayaan, keselamatan, wewenang dsb.
Sistem penghargaan Lambang-lambang kedudukan Aktivitas sebagai bagian atau organ kolektif.
Lapisan-Lapisan dalam Masyarakat
Ukuran kekayaanUkuran kekuasaan danUkuran kedudukan
Ukuran Lapisan Sosial dalam Masyarakat
KedudukanPeranan (role)
Unsur-Unsur Lapisan dalam Masyarakat
Mobilitas Sosial
Oleh :
DEFINISI SEDERHANA
Proses perpindahan posisi perubahan, pergeseran, peningkatan, penurunan status ataupun status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat
Faktor-faktor terjadinya mobilitas sosial
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Faktor kelompok / struktur
2. Faktor individual
Faktor Kelompok / Struktur
a. Struktur pekerjaanb. Struktur ekonomic. Perbedaan fertilitas/kesuburand. Penunjang dan penghambat mobilitas (lembaga pendidikan, peraturan perundangan, lembaga pelatihan tenaga kerja)
Faktor Individu
a. Perbedaan bakat/kemampuanb. Perilaku yang berorientasi kepada mobilitas
(mengikuti pendidikan, kebiasaan kerja, menunda kesenangan, penguasaan ‘cara bermain’ (rule of the game), konsistensi antara tujuan dan usaha mencapainya)
c. Faktor kemujurand. status sosiale. keadaan ekonomif. situasi politikg. demografi(kependudukan)h. keinginan melihat daerah lain
JENIS-JENIS MOBILITAS SOSIAL Mobilitas Vertikal Mobilitas Horizontal Mobilitas Intragenerasi dan Antargenerasi Mobilitas Struktural dan Penurunan
DAMPAK MOBILITAS SOSIAL DI MASYARAKAT
DAMPAK POSITIFMobilitas sosial memungkinkan masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada dengan orang yang paling ahli di bidangnyaMobilitas sosial juga memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya.Mobilitas sosial memungkinkan berlangsungnya perkembangan kepribadian warga masyarakat secara optimal
DAMPAK NEGATIF
Bagi suatu individu yang mengalami mobilitas vertikal ke atas Ketegangan dalam mempelajari peran baru
dari jabatan barunya Keretakan hubungan antaranggota kelompok
primer karena berpindah ke status yang lebih tinggi
Kekhawatiran akan beban tanggung jawab baru Kerenggangan hubungan antar anggota
keluarga karena meningkatnya kesibukan yang ditimbulkan oleh jabatan yang baru
Bagi suatu individu yang mengalami mobilitas vertikal ke bawah Gangguan kesehatan Keretakan keluarga Perasaan terasing (alienasi) Keterpencilan sosial (social distance).
DAMPAK NEGATIF
Bagi suatu kelompok masyarakat, mobilitas vertikal ke atas suatu kelompok sering dibarengi dengan penurunan kelompok lain dari posisi semula sehingga rawan memicu konflik
Bagi suatu kelompok masyarakat, mobilitas vertikal ke bawah suatu kelompok dapat memicu tindakan asosial seperti kekerasan, pemerasan dll