Post on 13-Feb-2017
Welcome to Our PresentationINDONESISCHE NEDERLANDSCHE SCHOOL (INS)
KAYUTANAM
START
Kelompok 6:
Bianca Rachel (1815142133)
Carina Anggraini (181514)
Euis Yuyun (181514)
Ida Rapida (181514)
Nadya Eka Pratiwi (181514)
Tokoh Pendiri INS01
Mohammad SyafeiNama : Mohammad SyafeiTTL : , 21 Januari 1895Anak : Diangkat oleh
pasangan Mara Sutan dengan Indung Khadijah
Pendidikan:•Sekolah Rakyat Bukittinggi 1908•Sekolah Raja (Sekolah Guru) 1914
• Institut atau Universitas di Belanda 1922
Organisasi:Indische PartijBudi Utomo
Mohammad Syafei(http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Sjafei)
01
02
Tentang INS
Sejarah SingkatINDONESISCHE NEDERLANDSCHE SCHOOL (INS) KAYUTANAM
INS Kayutanam yang merupakan kependekan dari Indonesische Nederlansche
School Kayutanam atau disebut juga Ruang Pendidik INS Kayutanam adalah suatu
lembaga pendidikan menengah swasta yang bercorak khusus, yang didirikan di
Kayutanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 31 Oktober 1926 oleh
Muhammad Syafei. Pada awal pendiriannya, INS Kayutanam hanya menyewa
rumah penduduk dengan murid awal sebanyak 79 orang. Saat ini perguruan
tersebut telah mempunyai lahan seluas 18 hektare.
FILSAFAT DAN FILOSOFIINS KAYU TANAM
• “Alam terkembang jadi guru”.
• Falsafah pendidikan “Jangan minta buah mangga kepada pohon
rambutan, tapi jadikan setiap pohon buahnya manis”.
• Jadilah engkau jadi engkau. Sekolah mengasah kecerdasan akal budi
murid, bukan membentuk manusia lain.
TUJUAN PENDIDIKAN• Kemerdekaan berpikir (inovasi dan kreativitas)• Pengembangan ilmu pengetahuan dan bakat sebagai
rahmat Tuhan dan potensi diri• Kemandirian dan entrepreneurship• Etos kerja• Akhlak mulia (agama, etika, dan etestika)
STRATEGI PENDIDIKANStrategi pendidikan INS Kayutanam ditempuh dengan cara
menyinergikan antara pendidikan otak, hati, dan tangan (3H:
Head, Heart, Hand). Ketiga komponen vital manusia
dikembangkan dengan sinergi tidak ada satu yang lebih penting
dari yang lain melainkan sama pentingnya.
KONSEP DAN PROGRAM Konsep pendidikan INS membagi program atas empat kelompok
yakni Pendidikan Akademik, Keterampilan, Kerohanian dan Kesiswaan.
Keempat kelompok program itu sama nilai dan sama pentingnya.
Keempatnya merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan dalam
pendidikan ketiga komponen utama yang ada dalam diri murid (A.A. Navis,
1996: 106).
“
”
SISTEM PENDIDIKANA. SISTEM PENDIDIKAN AKADEMIK
• Terbagi atas Ilmu Eksakta, Ilmu Sosial, dan
Bahasa.
• Ilmu-ilmu yang terdapat pada kurikulum
akademik di sekolah umum, sesungguhnya
bukan untuk meraup ilmu itu. Hampir setiap
materi kurikulum tidak berfungsi di lapangan
hidup.INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
INS KAYUTANAM
• Fungsi: Mengembangkan kecerdasan otak
sehingga mampu berpikir matematis, logis
dan sistematis, memiliki nalar dan wawasan
yang lebih luas, latihan berkomunikasi dan
etika.
• Kegiatan pembelajaran berlangsung sejak
pukul 07.30 wib sampai dengan 12.20 wib
yang diakhiri dengan salat Zuhur berjamaah
B. SISTEM PENDIDIKAN KETERAMPILAN
• Pendidikan keterampilan INS tidak sama
tujuan dan fungsinya dengan sekolah
kejuruan ataupun sekolah umum.
• Fungsi: Mendidik murid agar memiliki etos
kerja di suatu sisi atau dalam istilah lain ialah
menumbuhkan sikap “Tidak senang diam”.
SISTEM PENDIDIKAN
INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
INS KAYUTANAM
• Kerajinan tangan pada bengkel kerja atau
lapangan.
• Kegiatan pembelajaran berlangsung di
workshop (bangunan, mesin/las, otomotif,
desain grafis, keramik, kerajinan tangan dan
seni ukir tradisional Minangkabau).
C. SISTEM PENDIDIKAN KEROHANIAN
• Terbagi atas pendidikan kesenian, olahraga dan agama.
• Pendidikan kesenian untuk menghaluskan perasaan
• Olahraga untuk ketegaran, semangat kompetitif dan
sportivitas
• Agama untuk etika dan moral.INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
• Fungsi: Untuk pendidikan mental individu, mempererat
hubungan dan saling menunjang arau sinkronisasi
dengan pendidikan berorganisasi di asrama serta rasa
kebersamaan dalam kegiatan usaha pendidikan
keterampilan (A.A. Navis, 1996: 122).
D. SISTEM PENDIDIKAN KESISWAAN
• Fungsi: Mendidik dan sekaligus melatih murid
untuk hidup bermasyarakat baik selaku pribadi
maupun fungsional.
• Kepemimpinan dalam aktivitas asrama diganti.
Bisa dikatakan bahwa pendidikan kesiswaan
adalah pendidikan asrama.INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
INS KAYUTANAM
SISTEM PENDIDIKAN
• Tujuan lain yang juga sangat penting dalam
pendidikan asrama adalah mendidik murid agar
mampu mengurus diri sendiri sebagai latihan
hidup mandiri, tidak tergantung pada orang lain
(A.A. Navis, 1996: 133).
03
INPUT, PROCESS, AND OUTPUT
INPUT AND PROCESSINPUT:
Inputnya adalah siswa yang terdiri dari siswa dari jalur umum dari biaya sendiri, beasiswa yayasan
dan beasiswa Pemda Kabupaten atau Kota. Para siswa yang mendapat beasiswa diutamakan siswa
berbakat atau berprestasi dari keluarga kurang mampu.
PROCESS:
• Berlangsung sejak Subuh sampai dengan bakda Isya.
• Para siswa dan instruktur serta pegawai tinggal di kampus (Boarding School).
• Proses pendidikan akademik berlangsung di ruang akademik.
• Proses belajar keterampilan berlangsung di workshop dan sanggar-sanggar sesuai bakat.
INPUT AND PROCESS
Process
• Proses pendidikan kerohanian berlangsung di sanggar dan mesjid.
• Proses pendidikan kesiswaan berupa praktik kepemimpinan dan pembinaan kesiswaan di
asrama dan di kampus.
• Proses pendidikan dimulai dari Ruang Didik (RD) satu sampai dengan tiga untuk tingkat
SLTP, dan Ruang Dewasa (RD) empat sampai dengan enam untuk tingkat SLTA.
OUTPUT (ALUMNUS)INS KAYUTANAM
Sepanjang usianya, INS Kayutanam telah melahirkan banyak alumni yang berperan besar dalam kehidupan masyarakat dan dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat luas. Beberapa orang tokoh yang pernah menjalani pendidikan di INS Kayutanam, diantaranya:
• Ali Akbar Navis, sastrawan, penulis novel• Bustanil Arifin, mantan menteri Indonesia dan kepala Bulog• Djang Jusi, ahli kesehatan, pejuang• Farid Anfasa Moeloek, mantan menteri Indonesia, ahli kesehatan• Hasnan Habib, militer dan diplomat• Idraman Akmam, profesional, direktur BUMN• Mochtar Apin, pelukis, pengajar Fakultas Seni Rupa ITB• Mochtar Lubis, pendiri Harian Indonesia Raya dan majalah Horizon,
sastrawan