Post on 30-Jun-2020
Inhouse TrainingPeningkatan Kapasitas Aparatur Sipil NegaraBappeda Jabar, Jumat, 28 Februari 2020
Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaSekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung2020
Smart citySebagai Tema Pengembangan Wilayah dan Kota
Smart(kata sifat)
City(kata benda)
Sifat pintar, berintelegensia
Ringan kepala
Perangkat berbasis sensor yang berupa sistem non manusia
citizen (warga)pusat finansial dan komersial
Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)
Smart City
Esensi Smart City
(versi IBM)
Ada perangkat yang digunakan
Ada saling hubungan
(terkait fungsi)
Ada dasar keilmuan yang dikembangkan
Kehadiran TIK sebagai komponenen penting
dari infrastruktur wilayah dan kota
Karakteristik produk dan layanan berbasis
ilmu pengetahuan
Pemanfaatan sensor pada infrastruktur kota
berikut aplikasinya untuk memudahkan
aktivitas dan mengoptimalkan
sumberdaya
Pandangan popular tentang
Smart city
Smart City(https://smartcity.brussels/the-project)
• Collaborate: di kota cerdas, layanan publik beroperasi di lingkunganterbuka. Mereka bertukar data dan membagikan proyek mereka untukmembuat layanan lebih efisien dan lebih efektif, fokus pada pengguna, sekaligus menciptakan skala ekonomi.
• Save: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karenaitu menghemat energi, air, bahan baku, makanan dan sumber dayakeuangan untuk terus makmur di era transisi sambil mengurangi emisipolusi.
• Innovate: kota cerdas harus mendorong warganya, bisnisnya, dan layanan publiknya untuk menghasilkan cara-cara baru dalamorganisasi, berbagi, berkomunikasi, memproduksi ... untukmengembangkan dinamisme perkotaan melalui layanan inovatif.
• Integrate: kota cerdas tidak dapat meninggalkan siapa pun dan karenaitu harus memperkaya kualitas hidup setiap orang, denganmengurangi divisi sosial pendidikan, gender, kesehatan, keselamatan, dll.
• Participate: kota cerdas bukanlah kota nyata jika tidak mengaitkanwarganya, bisnisnya ... dengan proyek-proyeknya. Tidak ada yang bisaditinggalkan di garis samping di kota pintar! Partisipasi adalah kuncitata pemerintahan yang baik di kota pintar.
• Simplify: kota cerdas, kecuali beberapa kota cerdas langka yang dibuatdari nol, semua memiliki masa lalu di mana peraturan atau bea cukaisecara bertahap berkembang ... terkadang usang, terkadangkontraproduktif dan sering keluar dari fase dengan kesederhanaanlayanan berbasis web.
Smart City (https://smartcity.org.hk/en/about-background.php).
• Smart City adalah konsep baru yang mencakup definisi yang terus berkembang. Secara umum, Smart City adalah kota yang memanfaatkan teknologi dan perkembanganbaru untuk meningkatkan sistem, operasi, dan pemberian layanannya. Kota Pintar memilikisatu kesamaan, penerapan TIK untukmenghubungkan dan mengintegrasikansistem dan layanan kota. Tujuan dari Smart Cities adalah untuk meningkatkanmanajemen kota dan kualitas hiduppenduduk melalui penggunaan sumber dayayang efisien dan pemberian layanansementara pada saat yang sama mengurangijejak lingkungan (Source: Research Report on Smart City, Central Policy Unit, the Government of the Hong Kong Special Administrative Region, September 2015)
Cyber(kata sifat)
City(kata benda)
Dunia maya Sistemkomputer dan
informasi
dari, berkaitan dengan, atau melibatkan
komputer atau jaringankomputer (seperti
Internet)
citizen (warga)pusat finansial dan komersial
Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)
Cyber City
Catatan: cybernetic, ilmu komunikasi dan teori kontrol yang berkaitan terutama dengan studi perbandingan sistem kontrolotomatis (seperti sistem saraf dan otak dan sistem komunikasi mekanik-listrik)
Cybercity(Li Deren , Zhu Qing & Li Xiafei, 2000: https://doi.org/10.1007/BF02829388 )
• CyberSpace pertama kali muncul dalam fiksi ilmiah, "Neuromancer" oleh W. Gibson (1984), istilah iniditerapkan untuk menggambarkan visi putus asadari waktu dekat, kerusakan kota, dan implan saraf. Baru-baru ini, itu dianggap sebagai kata yang merujuk pada alam semesta yang sepenuhnya barudan ruang yang sebenarnya ada di dalam Internet komputer di seluruh dunia.
• Tidak seperti ‘real city’, CyberCity adalahkota virtual yang terdiri dari berbagai data elektronik yang disimpan di komputeratau di Internet. Informasi model 3D, tekstur fotorealistik dan topologi tentangpermukaan bumi dan objek diunggah kejaringan melalui server lokal sehinggapengguna jarak jauh dapat mengaksesdata ini dan cukup mengeklik tempatkejadian untuk meminta informasi lebihlanjut. CyberCity termasuk, selain modal 3D, informasi lain seperti informasikeuangan, informasi telekomunikasi, informasi wisata, beberapa informasikomoditas umum dan sebagainya, yang dengan pengguna membentuk ruangyang tersedia.
Knowledge(kata benda)
City(kata benda)
fakta atau kondisimengetahui sesuatu dengan
keakraban yang diperolehmelalui pengalaman atau
pergaulan
kenalan atau pemahaman tentang
sains, seni, atau teknik
fakta atau kondisi sadar akan sesuatu; rentang
informasi atau pemahaman seseorang
citizen (warga)pusat finansial dan komersial
Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)
KnowledgeCity
Knowledge City (European Cities in the Knowledge Economy: Towards a Typology, Willem van Winden, Leo van den Berg and Peter Pol, DOI: 10.1080/00420980601131886 Urban Stud 2007; 44; 525 )
Pergeseran menuju ekonomi berbasispengetahuan tampaknya mendukungbeberapa daerah perkotaan yang kaya. Namun, tidak semua kota mendapatmanfaat yang sama. Makalah ini membahaspergeseran menuju ekonomi berbasispengetahuan di berbagai jenis kota Eropa, dan menghasilkan kesimpulan kebijakanuntuk pemerintah lokal dan nasional. Kerangka analisis integratif dikembangkandan diterapkan ke sejumlah kota di Eropabarat laut. Makalah ini mengungkapkanperbedaan besar dalam kemampuan kotauntuk mengambil manfaat dari pergeseranmenuju ekonomi pengetahuan dan menggambarkan dan mengomentaritanggapan kebijakan saat ini.
Digital(kata sifat)
City(kata benda)
dari atau berhubungandengan jari tangan atau
kaki
done with a finger
dari, berkaitan dengan, atau menggunakan perhitungan dengan metode numerik atau dengan unit diskrit; terdiri dari data dalam bentuk digit biner khususnya; berkaitan dengan metode perekaman audio di mana gelombang
suara direpresentasikan secara digital (seperti pada pita magnetik) sehingga dalam rekaman wow dan bergetar dihilangkan dan kebisingan latar belakang berkurang
citizen (warga)pusat finansial dan komersial
Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)
Digital City
Digital City(https://www.igi-global.com/dictionary/nature-inspired-parallel-computing/7580)
• Konsep “digital city/kota digital" berasal dari konsep “digital earth/bumi digital" yang diajukanpertama kali oleh Al Gore. Kota digital mensimulasikan kota nyatadengan ilmu komputer dan ilmugeografis untuk membantupemerintah dalam perencanaankota dan simulasi transportasi. Ada beberapa kota digital terkenaltermasuk Virtual Los Angeles, Model City Philadelphia, Google earth dan virtual earth. Learn more in: Nature Inspired Parallel Computing
• Inisiatif pemerintah kota untukmengimplementasikaninfrastruktur jaringan di seluruhkota dan layanan publik / swasta di atasnya. Learn more in: Planning of Wireless Community Networks
• Biasanya situs web, yang berpusatdi kota, tempat otoritas publik, bisnis, dan warga negara dapatberkomunikasi dan bertukarinformasi. Learn more in: E-Government and E-Democracy in the Making
e(kata sambung, kata
depan)
Government(kata benda, atau kata keterangan)
atau berkaitandenganelektron
elektronik
dari, berkaitan dengan, ataumenggunakan perangkat yang dibangun atau bekerja denganmetode atau prinsip elektronik
Menggunakanuntuk modal
Tindakan atauproses
pemerintahan
tubuh orang-orang yang merupakanotoritas yang mengatur unit politik atau
organisasi
E-Government
organisasi, permesinan, atau lembaga yang melaluinya unit politik menjalankan wewenang dan melakukan fungsi-fungsi
dan yang biasanya diklasifikasikan menurut distribusikekuasaan di dalamnya
e-Government
Pemerintahan berbasis elektronik (atau e-Government) adalah penerapan TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) untuk fungsidan prosedur pemerintah dengan tujuanmeningkatkan efisiensi, transparansi, dan partisipasi warga(http://portal.oas.org/Portal/Sector/SAP/DepartamentoparalaGestiónPúblicaEfectiva/NPA/SobreProgramadeeGobierno/tabid/811/Default.aspx?language=en-us).
e-Government adalah penggunaanteknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kegiatan organisasisektor publik. Beberapa definisi membatasie-government hanya untuk aplikasi yang mendukung Internet, atau hanya untukinteraksi antara pemerintah dan kelompokluar. Di sini, kami tidak - semua TIK digital dimasukkan; semua kegiatan sektor publikdimasukkan. Dalam definisi kami, maka, pemerintah telah mempraktikkan e pemerintah selama lebih dari 50 tahun: menggunakan mainframe pertama di Kantor Statistik adalah "e-government". Kami hanya tidak memberikan nama itu 50 tahun yang lalu(http://www.egov4dev.org/success/definitions.shtml)
http://www.egov4dev.org/success/definitions.shtml
e-Governance(https://www.igi-global.com/dictionary/cyber-capability-framework/8702)
• Tata Kelola Elektronik adalah penerapan TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) untuk memberikanlayanan pemerintah melalui integrasi berbagaisistem yang berdiri sendiri antara Pemerintah-ke-Warga Negara (G2C), Pemerintah-ke-Bisnis (G2B), dan Pemerintah-ke-Pemerintah (G2G) layanan. Inisering dikaitkan dengan proses back office dan interaksi dalam seluruh kerangka kerja pemerintah. Melalui e-Governance, layanan pemerintahdisediakan untuk warga negara dengan cara yang nyaman, efisien, dan transparan. Learn more in: Cyber Capability Framework: A Tool to Evaluate ICT for Development Projects
• Komunikasi dengan elektronik berartimenempatkan kekuasaan di tangan warga untukmenentukan hukum apa yang perlu dibuat dan bagaimana undang-undang ini harus ditulis. Learn more in: Bridging the Digital Divide in Scotland
• Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi(TIK) yang muncul untuk memfasilitasi proses pemerintahan dan administrasi publik. Ini adalahtentang memberi warga negara kemampuan untukmemilih cara di mana mereka ingin berinteraksidengan pemerintah mereka. Dan ini adalahtentang pilihan yang dibuat pemerintah tentangbagaimana TIK akan digunakan untuk mendukungpilihan warga. Learn more in: The E-Governance Concerns in Information System Design for Effective E-Government Performance Improvement
• Ini adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layananpemerintah, pertukaran informasi dan transaksi. Learn more in: Direct Benefit Transfer Using Aadhaar: Improving Transparency and Reducing Corruption
Kota sebagai Suatu Sistem
Penduduk
Lahan
Sumberdaya
Aktivitassosial
Aktivitasekonomi
Kota
Jaringankota-kotadi dunia
Masukan Kota Keluaran
Sumber daya
Sampah
Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan
Teknologi cerdas (tepatguna)
Etika, kebijakanpengelolaan
Kota berkelanjutan
danberkeadilan
Efisien, efektif, danoptimal
Etika pemanfaatan TIK, etika pembangunanberkelanjutan, etika
merencana kota
Skenario dan strategi pembangunan kota
Pertimbangan
Fokus
Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan
Daur ulang
Sistem(kata benda)
Perencanaan(kata benda)
Seperangkat hal yang terhubung atau bagian yang
membentuk sesuatu yang kompleks
Seperangkat prinsip atau prosedur untuk menuntut melakukan hal
tertentu, dapat berupa skema yang terorganisir atau metode tertentu
Aktivitas umum yang dilakukan oleh
manusia
Pemikiran untuk masa mendatang dalam
memanfaakan sumberdaya
Proses dari pemikiran manusia berikut tindakannya
berdasarkan pemikiran tersebut
Sistem Perencanaan
Pengendalian pembangunan kota oleh pemerintah
setempat berikut lisensi pembangunan baru atau
perubahan dari yang sudah ada
"Objects are the parameters of systems : the parameters of systems are input,process, output, feedback control, and a restriction. Each system parametermay take a variety of values to describe a system state. "Attributes are theproperties of object parameters. A property is an external manifestation of theway in which an object is known, observed, or introduced in a process.Attributes characterise the parameters of systems, making possible theassignment of a value and a dimensional description. The attributes of objectsmay be altered as a result of system operation. "Relationships are the bondsthat link objects and attributes in the system process. Relationships arepostulated among all system elements, among systems and sub-systems, andbetween two or more sub-systems."
Kota sebagai Suatu SistemPemahaman tentang smart city atau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kota cerdas dari sisi perencana kota, sudah selayaknya dipandang dalam konteks kota sebagai suatu sistem, seperti gambaran di bawah ini.
Sebagai contoh praktis, sebuahkota di Inggris, Peterboroughdikenal sebagia suatu kotacerdas karena memliki konsepcircular city. Kota inimenekankan kepadamensirkulasikan sumberdaya,menggunakan semaksimalmungkin sumberdaya lokaluntuk ketangguhan ekonomi,mengembangkan masyarakatyang kuat dan meningkatkanlingkungan secara lebihberkelanjutan
Masukan Kota Keluaran
Sumber daya
Sampah
Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan
Teknologi cerdas(tepat guna)
Etika, kebijakanpengelolaan
Kota berkelanjuta
n danberkeadilan
Efisien, efektif, danoptimal
Etika pemanfaatan TIK, etika pembangunanberkelanjutan, etika
merencana kota
Skenario dan strategi pembangunan kota
Pertimbangan
Fokus
Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan
Daur ulang
Penduduk
Lahan
Sumberdaya
Aktivitassosial
Aktivitasekonomi
Kota
Jaringankota-kotadi dunia
Perlu menjadi perhatian bersama pula, bahwa kota tidak hanya dipandang sebagaisuatu sistem sendiri, melainkan merupakan sub system dari sistem perkotaan yanglebih luas pada tataran regional, nasional, maupun global seperti gambaran dibawah ini.
Sumber: https://www.opportunitypeterborough.co.uk/app/uploads/2017/02/Circular-cities-commitment-Final.pdf
Ekosistem PerkotaanKota merupakan suatu ekosistem, perubahan terhadap sub sistem dari kota secara parsial (tidak secara sistemik) dapat mengubah tatanan kota dalam konteks wilayah secara keseluruhan. Lihatlah gambar di bawah ini yang dikutip dari buku Urban Ecology. Pattern, Processes, and Applications, sebuah buku editorial oleh Jari Niemela (Niemela, ed., 2011).
Adapun keterangan dari bagan urban ecosystem tersebut dapat diterangkanmelalui panah-panah yang menghubungkan kotak-kotak sebagai berikut:A. Konteks lingkungan secara umum yang memberikan ragam pemanfaatan
tata guna lahan (tutupan lahan).B. Keputusan sosial masyarakat.C. Pola tata guna lahan yang menentukan pola ekologis berikut prosesnya.D. Reaksi dan pandangan manusia terhadap perubahan tata guna lahan
(independen dari efek ekologis).E. Manusia memiliki pandangan dan bereaksi terhadap pola ekologis berikut
prosesnya.F. Pada interaksi ini, proses ekologis yang dipengaruhi oleh perubahan tata
guna lahan terlihat dalam perubahan dalam konteks kondisi ekologisnya.G. Perubahan pada kondisi ekologis tersebut dapat menghasilkan perubahan
prilaku (meskipun bila manusia memiliki persepsi mengabaikan pola danproses ekologis), serta perubahan kondisi ekologi ke arah yang baik/burukoleh manusia.
H. Perubahan persepsi dan prilaku sebagai umpan balik bagi system sosial(pola dan proses yang terjadi pada masyarakat) untuk mempengaruhipengambilan keputusan, dan bagian dari system ini dimulai kembali
I. Untuk beberapa kasus, kondisi ekologi yang telah berubah dapatmengubah konteks lingkungan secara luas (coarse scale), sepertifenomena urban heat island.
J. Merupakan umpan balik yang dihasilkan, dan secara relatif bersifatindependen terhadap tanggapan manusia.
K. Ketika tanggapan masyarakat terjadi terhadap kondisi ekologi yang telahberubah dianggap perlu, masyarakat dapat bertindak langsung terhadapkondisi yang telah berubah tadi (J) ataupun pada pola dan proses ekologisyang mendasari terjadinya persoalan tersebut (K).
L. Konteks lingkungan tentu saja mempengaruhi pola ekologi secaraindependen terhadap tata guna lahan.
Sumber: Grimm et.al, 2000, dalam Niemela ed., 2011.
Perubahan persepsi manusia berikut
prilakunya
Perubahan kondisi ekologis
Konteks lingkungan pada skala umum
Pola dan proses sosial
Pola dan proses
ekologis
Tata guna lahan
A B
CD
K
H
G
EF
JI
L
Sumber: Pauleit, dan Breuste, dalam Niemela ed., 2011
Tipe struktural perkotaan Pengetahuan Perencanaan
Perkiraan
Penilaian
Analisis
Pencarian data
Tujuan politik
Struktur
Metode dan ukuran dari pemanfaatan
Pentingnya Tipe Struktural Perkotaandalam Konteks Ekosistem Perkotaan
Ketika suatu kota yang merupakan suatu sistem, akan direncanakan dengan baikmelalui pendekatan tertentu, terlebih dahulu harus pula dipahami kinerja tata gunalahan kotanya itu sendiri yang tidak terlepas dari aktivitas masyarakatnya berikutkemampuan ilmu pengetahuan dalam mengelola, mengembangkan, sertamengendalikannya. Hal ini pulalah yang menjadi perhatian dari pandangan urbanecosystem ataupun ekosistem perkotaan. Pada buku yang sama, Stephen Pauleitdan Jrugen H. Breuste membahas tentang sisi tata guna lahan sebagai indikatorekologi dari suatu kota (Pauleit dan Breuste, dalam Niemela, 2011).
Gambar di sebelah ini menunjukan bahwa suatu perencanaan kota pun tidakterpisah dari karakteristik masing-masing kota yang kita rencanakan, dimanakarakteristik tersebut tidak terlepas dari bentuk morfologi dan geografis kotanya,sejarah perkembangan kotanya berikut budayanya. Dalam hal ini, tipe structuralperkotaan tersebut dapat dilihat melalui bentuk tata guna lahan pada masa lallu dansaat ini sebagai hasil dari aktivitas masyarakatnya, secara praktis hal ini dapatdiamati melalui karakteristik dan keragaman dari pola kawasan terbangun berikutruang terbukanya. Asumsi yang digunakan dalam konteks urban ecosystem ataupunekosistem perkotaan ini ialah bahwa keragaman karakteristik dari suatu kotabersifat khas dan merupakan cerminan dari bentuk jawaban atas kebutuhanmasyarakatnya. Karakteristik fisik beririingan dengan aktivitas manusia diasumsikansebagai faktor kunci yang sangat menentukan sifat ekologis kawasan perkotaan.Dengan perkataan lain, persoalan-persoalan perkotaan seperti banjir ataupunberkembangnya sektor informal dapat dipandang sebagai suatu bentuk ekosistemkota, dimana penyelesaian persoalannya dapat diselesaikan melalui pendekatansistemik melalui penataan aktivitas masyarakat supaya memberikan dampakminimal terhadap lingkungan kota. Perubahan prilaku dapat menjadi jawaban ataspersoalan-persoalan tersebut, seperti tidak membuang sampah sembarangan,menjadikan sempadan sungai menjadi kawasan hijau, penataan drainase (denganmelebihkan kapasitasnya karena ada pertimbangan perubahan iklim berikutsiklusnya), penyediaan lapangan kerja dan pelatihan kapasitas bagi warga untukmenciptakan lapangan kerja.
Menjadi menarik ketika membahas tentang tipe struktural perkotaan yang ternyatatidak terlepas dari peluang pengembangan pengetahuan warganya,karena secarapraktis mungkin saja persoalan-persoalan perkotaan muncul karena keterbatasanpenguasaan pengetahuan yang mewarnai kesadaran masyarakat, sementara jumlahdan kepadatan penduduk perkotaan kian hari kian tumbuh dan berkembang. Olehsebab itu, penguasaan pengetahuan berikut inovasi yang dikembangkan tetapiberbasis kepada nilai, sejarah, budaya, serta berkesesuaian dengan prosesperencanaan menjadi basis bagi pengembangan kota berkelanjutan bagi semua.
Sudut pandang kota sebagai suatu ekosistem sehingga berbagai persoalan sudahselayaknya diselesaikan dalam konteks sistemik, membutuhkan suatu strategieksosistem perkotaan yang tepat. Dalam hal ini, Carolyn Harrison dan JacquieBurgess mengetengahkan suatu konsep tentang strategi pembangunanberkelanjutan dalam konteks ekosistem perkotaan. Model ini dibangun denganasumsi bahwa kota-kota merupakan suatu bentuk nyata dari suatu system dimanamanusia mendominasi alam. Kota-kota juga memiliki peran penting dalammenentukan tingkat berikut sifat perubahan ekosistem, apakah warga kota lebihmemiliki gaya hidup pro lingkungan ataupun tidak. Dalam menyusun strategi, tidakterlepas dari pentingnya pendidikan dan komunikasi guna mempromosikan gayahidup pro lingkungan. Pendekatan reduksionis lebih mendorong peran professionalpakar dalam pengambilan keputusan, sedangkan pendekatan kontekstualmendorong semua warga bertindak bersama secara konsisten menuju kesetaraanhak dan tanggung jawab dengan dukungan penguasaan pengetahuan yangmumpuni.
Pembangunan berkelanjutan bagi suatu kota menjadi harapan bagi semua kota.Kelompok perancang kota yang memiliki perhatian kepada pembangunan bernuansahijau (www.ecobuildingpulse.com) menunjukan kompleksitas pembangunan kotamenuju pembangunan berkelanjutan yang sudah selayaknya menjadi pertimbanganketika suatu strategi pembangunan berkelanjutan bagi suatu kota akan diusulkandan dikembangkan, setidaknya pertumbuhan penduduk, kondisi masyarakat,kesehatan dan kesejahteraan, berikut perubahan iklim menjadi pertimbangan,demikian pula dengan tidak hentinya melakukan pengembangan layanan cerdas.
ReduksionisKontekstuali
s
Informasi yang obyektif
Konsumen yang rasional
Prinsip moral dari pilihan individu
Konsep tentang pasar
Penyelesaian dari sisi pakar
Demokrasi perwakilan
Pengambilan keputusan secara inklusif
Komunikasi subyektif
Menunjukan pengetahuan sosial, makna dan nilai
Warga yang beretikaInstitusi
Dibangun melalui proses penalaran dan argumentasi
diskursif Keadilan sosial
Strategi heterogen
Demokrasi partisipatif
Bagaimana suatu organisasi memutuskan apa yang harus dilakukan?
Apa konsep tentang masyarakat?
Strategi
Sumber: Harrison dan Burgess, dalam Berkowitz, et.al: 2003
Gambar Kota: Suatu Ekosistem Kompleks dari Sosial-Ekonomi-Alami
Pertumbuhan Penduduk
MasyarakatPerubahan Iklim
Kesehatan dan Kesejahteraan
Teknologi
KOTA
Layanan lebih
cerdas
Digitalisasi terintegras
i
Proses adaptasi
Manfaat pembangunan bernuansa
hijau
Keamanan dan
keselamatan
Kemakmuran ekonomi
Kepemilikan dan
keberpihakan
Identitas dan
lokalitas
Kelompok lanjut usia
Pemahaman dan
pendidikan
Ketidakadilan di perkotaan
Ruang terbuka
Makanan
Efisiensi transportasi
Ketidak-pastian
Keaneka-ragaman
hayatiKetangguhan terhadap
iklim
Ancaman terhadap bencana
alam
Aliran sumberdaya
baru
Lingkungan yang
responsif
Efisiensi sumberday
a
Sumber: http://www.ecobuildingpulse.com/news/the-future-of-cities-will-be-green_o
Gambar Kota: Kompleksitas Mewujudkan Kota Berkelanjutan
Tindakan: sosial dan ekologis
Aktor dengan sumberdaya dan
kemampuan
A
Persepsi baru, prilaku, sumberdaya, dan
kemampuan para aktor
Bentuk baru dari pola proses di tataran
ekologis
Bentuk dari tataran ekologis
Waktu
Sistem sosial sebagai kondisi untuk bertindak
Sistem sosial baru sebagai bentuk dari
tindakan
Mosaik baru dari pola proses pada tataran ekologis
Waktu
Bentuk mosaik baru dari konteks
ekologis
B
C
D
Hubungan Aktivitas Sosial dan Sistem Ekologi
Keterangan: Tipe Struktural Perkotaan sebagai penjembatan antara keilmuan ekologi perkotaan dan perencanaan kota (Zipperer, Morse, dan Gaither, dalam Niemela, 2011)
Sesuai dengan waktu yang kian berputar, penduduk dan aktivitas di kawasanperkotaan pun akan terus meningkat, potensi, dan persoalan kawasan perkotaanakan makin beraneka, di dalamnya terdapat aktor-aktor yang dapat mengaksessumberdaya alami maupun buatan sesuai dengan kemampuannya. Di lain sisi, perludipahami pula bahwa sumberdaya di masing-masing wilayah dapat berbeda-bedakarena berkaitand engan bentuk dari tataran ekologis itu sendiri, dan bentuk tataranekologis tersebut dapat berubah karena prilaku dan kemampuan aktor dalammemanfaatkannya. Wayne C. Zipperer, Wayde C. Morse, dan Cassandra JohnsonGaither menjelaskan bahwa tindakan manusia sebagai aktor pembangunan akanmemiliki dampak terhadap kondisi sosial maupun ekologis, baik dampak positifmaupun dampak negatif dan nantinya sangat mempengaruhi bagaimana suatupembangunan kota berkelanjutan dapat tercapat. Dalam model konsepsual yangdirumuskannya, mereka menggarisbawahi terdapat empat hal penting yang perludiperhatikan (Zipperer, Morse, dan Gaither, dalam Niemela, 2011):A. Pentingnya pengetahuan tentang sistem sosial untuk senantiasa dikembangkan
secara menerus karena pengetahuan tentang system sosial tadi menjadi dasardalam memahami kondisi sosial dan kemampuan untuk bertindak, sehinggatindakan aktor perorangan yang bervariasi dapat diarahkan menuju suatutindakan yang bermanfaat bagi semua, terutama menuju terciptanya suatu kotaberkelanjutan.
B. Pentingnya pengetahuan tentang sistem ekologis dan bentang alam, terutamapada tingkatan yang rinci khususnya dalam menata guna lahan. Menata ruangkota tidak hanya terbatas kepada pemahaman tata guna lahan internal ataupundi dalam kota itu sendiri melainkan penguasaan tentang tata guna lahan dalamkonteks guna lahan di sekitar kota tersebut. Perlu dipahami bahwa pengetahuanperencanaan tata guna lahan dalam konteks sistem ekologis harus senantiasadikembangkan karena keterbatasan pengetahuan dalam hal ini akan dapatterlihat dampaknya langsung ataupun dalam jangka panjang.
C. Pentingnya pemahamaan tentang beragam tindakan yang dilakukan olehmanusia, baik dalam hal mengkonservasi lahan untuk kepentingan mendatangdan menjaga keseimbangan alam ataupun menata guna lahan untukpembangunan ataupun perluasan suatu kota. Tindakan manusia yang tidakmempertimbangkan dalam konteks keseimbangan system sosial dan ekologisinilah yang kemudian menjadi gangguan dalam system ekologi.
D. Terdapatnya konsekuensi tindakan dan keputusan yang tidak diinginkan(keputusan penggunaan lahan) terhadap sistem sosial dan ekologi pada skalaindividu dan sistem
Pentingnya Pertimbangan Individu dalam Konteks Kepentingan BersamaSebagai upaya menciptakan suatu kota yang berkelanjutan, tindakan-tindakanindividu dari para aktor dari suatu kota menjadi penting. Ketidakpedulian aktor akankepentingan bersama. Upaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kepentinganbersama perlu dibiasakan baik dengan merubah prilaku secara mandiri ataupundifasilitasi oleh lingkungannya. Kendala dari mendorong partisipasi untukmembangun suatu kota ialah meyakinkan manfaat apa yang didapatkan. Gambar inimenunjukan tentang model bagaimana suatu kerjasama antar pemangkukepentingan, hal ini menjadi penting guna mendapatkan peluang dampak positif daripembangunan suatu kota karena ada model kerjasama antar pemangkukepenitngan yang cocok. Berdasarkan gambar ini terlihat bahwa niat prilaku untukmemilih suatu prilaku kerjasama tidak terlepas dari empat hal, yaitu efek darimotivasi yang berpusat kepada diri sendiri dalam menyadari pentingnya prilakukerjasama/kooperasi. Kedua, terdapat tekanan sosial yang berkaitan dengan normapribadi dalam melakukan kerjasama, sehingga ketika suatu kondisi sosial mendorongterjadinya suatu pilihan kerjasama, ini tidak terlepas dari evaluasi diri sendiri dalamkonteks norma pribadi untuk melakukan pemilihan prilaku kerjasama tersebut.Ketiga, terdapat efek kendali, hal ini berkaitan dengan pengendalian prilaku yangdirasakan oleh diri sendiri, apakah diri merasa sulit ataupun mudah untuk memilihprilaku kerjasama tersebut. Keempat, berkaitan dengan efek dari motivasi sosial.Hal ini berkaitan dengan faktor-factor psikologis dalam melakukan suatu kerjasama,yaitu: kedalaman serta keluasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kepercayaan sertanilai-nilai yang dimiliki/dianut, serta kewajiban moral sebagai anggota masyarakatyang harus dipenuhi (Fujii, 2017).
Dari empat hal yang mempengaruhi suatu niat prilaku dalam memilih suatu prilakukerjasama, sampai kepada niat implementasi yang berkaitan dengan kapan, dimana,dan bagaimana cara melaksanakan suatu kerjasama, dilanjutkan denganpelaksanaan kerjasama itu sendiri yang pada akhirnya dapat menciptakan suatukebiasaan kerjasama, sangatlah pura dipengaruhi oleh kebiasaan buruk. Kebiasaanburuk ini tidak terlepas dari efek kebiasaan lama (bersifat buruk), serta upaya kerasuntuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, terutama ketika suatu kerjasamadilaksanakan. Upaya menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dan kemudianmengubahnya menjadi lebih berdampak positif bagi kerjasama dapat memberikanpeluang terciptanya kebiasaan kerjasama yang positif dengan sendirinya (Fujii,2017).
Niat prilaku“mari memilih
prilaku kerjasama”
Tiga faktor psikologis kerjasama: pengetahuan,
kepercayaan, dan kewajiban moral
Pengendalian prilaku yang dirasakan: “sulit/mudah
untuk memilih prilaku kerjasama
Norma pribadi:
“evaluasi ketika memilih prilaku
kerjasama”
Prilaku“saya menyukai
prilaku kerjasama”
Niat implementasi
“mari memilih prilaku kerjasama
kapan, dimana, dan bagaimana”
Kebiasaan kooperatif
Kebiasaan buruk
Pelaksanaan kerjasama
Efek dari motivasi yang berpusat kepada diri sendiri
Tekanan sosial
Efek kendali
Efek dari motivasi sosial
Implementasi otomatis
Membentuk suatu kebiasaan
Menghilangkan kebiasaanEfek kebiasaan lama
Dampak positifDampak negatif
Gambar Model Modifikasi dari Prilaku Kerjasama
Sumber: Fujii, 2017.
Bagaimana Proses Perubahan Prilaku Berdasarkan Cerminan Kewajiban Moral?Sebagai kelanjutan dari model modifikasi dari prilaku kerjasama, Satoshi Fujii, dalambukunya yang berjudul Prescription for Social Dilemmas yang menyoroti sisipsikologis bagi penyelesaian pembangunan kota dan transportasi, memformulasikanproses perubahan prilaku berdasarkan cerminan dari kewajiban moral yang terlihatpada gambar di sebelah ini.
Gambar di samping ini menunjukan bahwa prilaku dari manusia sebagai makhluksosial dalam suatu konteks wilayah dan kota, membutuhkan suatu proses apabilaingin diubah supaya dapat memberikan dampak positif dalam rangka menuju suatuwilayah dan kota yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Proses awalnyadimulai dengan kesadaran diri sendiri akan adanya suatu konsekuensi dari tindakanyang dilakukan oleh diri sendiri. Misalnya: meninggalkan sepeda di jalan akanmenimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Contoh lainnya ialah membuangbegitu saja kulit pisang akan menimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Kedua,memahami asal tanggung jawab. Misalnya: merupakan tanggung jawab pribadi sayauntuk tidak meninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah menjadi tanggungjawab pribadi saya untuk tidak membuang kulit pisang di jalan. Ketiga, berkaitandengan kewajiban moral. Misalnya: seharusnya saya menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah seharusnya saya menahan diriuntuk tidak membuat kulit pisang sembarangan di jalan, karena dapat menimbulkanorang terpelest. Keempat, niat berprilaku (supaya senantiasa positif). Misalnya:mari kita menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnyaialah mari kita menahan diri untuk tidak membuang kulit pisang sembarangan dijalan. Kelima, implementasi dari niat yang dipengerahui oleh suatu nasehat (denganmetode tertentu), dan rencana prilaku (terdapat metode rencana prilaku).Misalnya: kapan, dimana, dan bagaimana saya seharusnya menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah: kita bisa membuang kulit pisangapabila ada tempat sampah, apabila tidak ada tempat sampah simpan sementara(disimpan di plastik, atau di tas) sampai menemukan tempat sampah (kalau dalamperjalanan ke kantor, bisa dibawa ke kantor dan dibuang di tempat sampah disana,atau kalau sedang dalam perjalanan pulang dapat pula dibuang di tempat sampah dirumah). Keenam, prilakunya itu sendiri. Misalnya: menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah menahan diri untuk tidakmembuang kulit pisang di jalan (Fujii, 2017).
Kesadaran akan konsekuensi
Memahami asal tanggung jawab
Kewajiban moral
Niat berprilaku
Implementasi dari niat
Prilaku
Meninggalkan sepeda di jalan akan menimbulkan dampak yang
tidak diharapkan
Merupakan tanggung jawab pribadi saya untuk tidak
meninggalkan sepeda di jalan
Seharusnya saya menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda
di jalan
Mari kita menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di
jalan
Kapan, dimana, dan bagaimana saya seharusnya menahan diri
untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan
Menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan
Membutuhkan nasehat
Memerlukan rencana prilaku
Metode nasehat individu
Metode rencana prilaku
Gambar Proses Perubahan Prilaku Berdasarkan Cerminan dari Kewajiban Moral
Sumber: Fujii, 2017.
Mengurangi dampak urban sprawl
Menciptakan kawasan berbasis ekologis
Mendorong bangunan yang ada supaya lebih
berkelanjutan (efek rumah kaca dan perubahan iklim)
Mengembangkan transportasi dan mobilitas perkotaan
Mendorong pemanfaatan TIK bagi warga
Mendorong pengembangan bangunan
dengan efisiensi energi
Mentargetkan aksi berbasis pengembangan inisiatif warga
Inovasi kerjasama dengan pendidikan tinggi
Mendorong kesadaran publik
Meningkatkan kualitas layanan publik dan
pengurangan efek karbon
Mengadopsi kebijakan
energi baru dan
terbarukan
Menaruh perhatian kepada sector yang tidak
menguntungkan
Parameter geografi dan klimatologi
Parameter perkotaan dan
hunian
Parameter ekonomi dan sosial budaya
Parameter infrastruktur
Demam kota cerdas, harus komprehensif
Peran swasta dan modal
sosial
Menghubungkan nilai tambah lokal dengan daya saing
global
Inovasi, bakat (talenta) global,
dan jejaring global
Teknologi sebagai solusi untuk masa depan yang lebih baik
Proses perencanaan berbasis TIK
untuk efisiensi
Parameter karakteristik kota
Smart City
Komitmen terhadap perubahan iklimPersyaratan menuju kota berkualitas
Seperti apa Kemajuan Pembahasan tentang Kota Cerdas Selama Ini?Dalam jangka waktu satu dekade terakhir, telah lebih dari 10 buku teks di luar negeriyang membahas tentang kota cerdas, tetapi pada dasarnya para penulis fokuskepada empat hal, yaitu terkait dengan proses, aktor, teknologi, serta sisi ekonomi.Pertama, dari sisi proses, buku teks tentang kota cerdas menjelaskan setidaknyalima bahasan, yaitu tentang tanggapan tentang demam kota cerdas, dimana dalampengembangannya harus senantiasa komprehensif; Pembelajaran dan pendidikansangat diperlukan untuk mengembangkan kota cerdas; perlunya aturan dan evaluasirencana kota dalam menanggapi kota cerdas; serta perlu pendekatan strategisdalam proses kreasi dan pengembangan kota cerdas. Kedua, aktor, buku-buku tekskota cerdas tentan aktor ini menjelaskan sekitar empat hal, yaitu keterlibatan dankepemimpinan, kerjasama dan prosesnya, pola hubungan dan pemberdayaan, sertaperan swasta dan modal sosial dalam pengembangan kota cerdas; Ketiga, teknologi.Setidaknya dua hal yang menjadi perhatian, yaitu proses perencanaan berbasis TIKuntuk efisiens, serta teknologi sebagai solusi untuk masa depan yang lebih baik;Keempat, ekonomi. Membahas setidaknya dua hal terkait dengan pengembangankota cerdas, yaitu tentang upaya untuk menghubungkan nilai tambah lokal dengandaya saing global, serta inovasi, bakat (talenta) global, dan jejaring global (Sutriadi,2015).Perkembangan terkini, dalam buku Smart City Atlas (Sanseverino, et.al, 2017),terdapat tiga hal yang mewarnai khasanah literatur kota cerdas, yaitu: Pertama,parameter karaktersitik kota yang harus dipertimbangkan, meliputi parameterkondisi geografi dan klimatologi, parameter perkotaan dan hunian, parameterekonomi dan sosial budaya, serta parameter infrastruktur; Kedua, persyaratanmenuju kota berkualitas, meliputi: bagaimana kota cerdas dapat mengurangidampak urban sprawl, bagaimana dapat menciptakan kawasan berbasis ekologis,bagaimana supaya dapat mendorong pengembangan bangunan dengan efisiensienergi, bagaimana bangunan yang ada supaya lebih berkelanjutan (efek rumah kacadan perubahan iklim), bagaimana mengembangkan transportasi dan mobilitasperkotaan, serta bagaimana mendorong pemanfaatan TIK bagi warga; Ketiga,komitmen terhadap perubahan iklim, meliputi bagaimana mentargetkan aksiberbasis pengembangan inisiatif warga, inovasi kerjasama dengan pendidikan tinggi,bagaimana mendorong kesadaran politik, bagaimana mengadopsi kebijakan energibaru dan terbarukan, bagaimana meningkatkan kualitas layanan publik danpengurangan efek karbon, menaruh perhatian kepada sektor non prioritas, sertabagaimana mendorong partisipasi masyarakat.
Sumber: Sutriadi, 2015, dan Sanseverino et.al, 2017.
Teknis partisipasi masyarakat
Tata kelola Label
pembangunanPemasaran produk
Kecepatan tanggap terhadap
kebutuhanDimensi ideologis
Perkembangan konsep smart city
Dimensi manusiaDimensi
masyarakat di era new urbanism
Smart city menyangkut
peradaban modern
Smat city sebagaiteknis partisipasi
masyarakat
Smart city sebagai
pengembangankonsep tata
kelolapemerintahan
Smart city sebagai label
pembangunan
Smart city sebagai alat
untukmemasarkan
produk
Smart city sebagai
kecepatantanggap ataskebutuhanmasyarakat
Smart citysebagai dimensi
ideologis
Smart city berkaitan dengandimensi manusia
Teknis partisipasi masyarakat
Perkembangan konsep smart city
Smat city sebagaiteknis partisipasi
masyarakat
Provincial Government
of West Java
Tata kelola
Perkembangan konsep smart city
Smart city sebagai
pengembangankonsep tata
kelolapemerintahan
Provincial Government
of West Java
Towards a Digital Province
Label pembangunan
Perkembangan konsep smart city
Smart city sebagai label
pembangunan
Provincial Government
of West Java
SMART CITIES : BANDUNGSmart
Branding
Pemasaran produk
Perkembangan konsep smart city
Smart city sebagai alat
untukmemasarkan
produk
Kecepatan tanggap terhadap
kebutuhan
Perkembangan konsep smart city
Smart city sebagai
kecepatantanggap ataskebutuhanmasyarakat
Provincial Government
of West Java
INNOVATIVE UNIT
ProductLaser focused on user-
center design. Rapid
iteration.
EngineeringTop quality
technology for world
class public services
DeliveryMaking sure that project are
delivered. Stakeholders
aligned.
DataNew way of thinking.
New way of making
decision
“Making a better government
using technology and design“
Dimensi ideologis
Perkembangan konsep smart city
Smart city sebagai dimensi
ideologis
Provincial Government
of West Java
- 16 Digital Village Centers “TALESA”
- Public Service and Digital EconomyCenter
- Cheap products and groceries via online
- Featured Products from West Java villages
- Product Development Training Center
Digital Village (Digital Center)Powered by
Perkembangan konsep smart city
Dimensi manusia
Smart city berkaitan dengandimensi manusia
Perkembangan konsep smart city
Dimensi masyarakat di era
new urbanism
Smart city menyangkut
peradaban modern
Provincial Government
of West Java
COMMAND CENTERS : Government coordination and collaboration
Provincial
Command Center
0221
0222
0211
0212
Sisi spasial
Sisi aspasial
Sisi politik
Proses teknis
Memahami proses
02
0131Tujuan(Goal)
0132Tindakan
(Action)
Struktur(Structure)
Masyarakat(People)
Sumberdaya (Resource) 0133
01340135
0121
01220123
0124Volatility vs vision
Uncertainty vs understanding
Complexity vs clarity
Ambiguity vs agility
Menetapkan tujuan
01 Bisnis berkelanjutan
Hidup dengan mempertimbangkan
keterbatasan lingkungan
Memastikan terciptanya masyarakat yang adil
0111
0112
0113
Memahami kebutuhan03
0351
0352
0353
03410343
03310333
03210323
03110313
0342
0332
0322
0312
0421
04220423
0424
Au
tho
ritative
Accurate
Assured
Ke
wen
angan
(po
wer)
Lebih murah (cheaper)
Leb
ih b
aik
(bet
ter)
Keabsahan (legitimate)
Ke
men
des
akan
(U
rgen
cy)
Lebih
cepat (fa
ster)
Peran
(Ro
le)
Resiko (risk)
Pen
dap
atan
(re
ven
ue)
Infrastruktur konektivitas
Ru
ang
fisk
al Layanan
Efek pembangunan fisik(Physical development effects)
Efek generasional (generational effect)
Efek substitusional (substitutional effect)
Efek peningkatan(enhancement effect)
Memahami ruang
rencana
04
0411
0412
0413
0414 Social and political
construction of technology
Dystopian/ Urban Political Economy
Utopianism-Futurism
Technological Determinism
Memahami system saluran
komunikasi
06
061
062
066
065
063064
0521
0522
0523
0524
0525Pasar
(market)
Lokasi (location)Rancangan
(design)
Pembiayaan (funding)
Kewirausahaan (entrepreneurship)
Keterikatan masyarakat
Jejaring interaksi
antar warga
Mengakomodasikan kelompok terpinggirkan
Menciptakan peluang ekonomi
Mempertimbangkan organisasi-organisasi kemasyarakatan
Mempertimbangkan budaya dan sejarah
Memahami kepentingan
05
0511
0512
0513
0514
0515
Pengelolaan kompleksitas
Pengelolaan konflik
Pengelolaan ketidakpastian
Pengelolaan kemajuan
Pengelolaan lingkup
Memahami sistem logistik
08
082
083
084085
086
087088 0810721
0722
07230725
0726
0727
0724
Keterbukaan (openness)
Kesukarelaan (volunterism)
Kejelasan (explicitness)
Kesederhanaan (simplicity)
Kinerja (performances)
Kemudahan hubungan (accessibility)
Perbaikan mandiri (self renewal)
Proses bisnis (business process)
Kerangka pengelolaan
kinerja (performance management framework)
Infrastruktur jejaring
(network infrastructure
)Sistem bisnis (business systems)
Rancangan organisasi
(organization design)
Keterampilan dan cara kerja (skills and
ways of working)
Kepuasan pelanggan (customer
satisfaction)
Nilai tambah ekonomi (economic value
added)
Memahami jejaring
substansi rencana
07
Produk(lingkungan binaan)
Interior (lingkungan
binaan)
Struktur (lingkungan binaan)
Lansekap (lingkungan
binaan)
Wilayah (lingkungan binaan)
Bumi (lingkungan binaan)
Kota (lingkungan binaan)
0711
0712
07130714
0715
0716 0717
Memahami konsep
pembangunan berkelanjutan 09
Memahami kapasitas
pemangku kepentingan
10
10102
1013
10104
1010510106
10107
10108
10109 10110 10101
1020210209 10210 10201
10203
10204
1020510206
10207
10208
921 922
923
924925926
927
928 929
911 912
913
914
915
916
917
918 919Prinsip berkelanjutan
Prinsip keadilan
Prinsip kebanggaan
Prinsip planet sehat
Prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik
dan akuntabilitas
Prinsip ketangguhan
Prinsip efisiensi dan kecukupan
Prinsip efisiensi dan kecukupan
Prinsip generasi
Environmental Sustainability Heritage
conservation
Appropriate technology
Infrastructure efficiency
Placemaking Social access
Transit oriented development
Regional integration
Human scale Institutional integrity
The importance of public realm
The characteristic of the public realm
Open to anybody
Something for everybody
Attracting and retaining market demand
Framework for successful
urbanization
Sustaining a habitable environment
Nurturing and supporting a civil society
Realm to shape everyday life
Creating a public realm
for the 21st
century
SustainabilityIdentity Accessibility
Diversity
Open spaceCompatibilityIncentives
Adaptability
Density
Terimakasih
Tersedia di ITB Press 022 2504257