Post on 01-Apr-2019
Informasi Kanal Sadewa 3.0
Didi Satiadi
Bidang Pemodelan Atmosfer
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Catatan Teknis No. SADEWA-TN-001 20 Januari 2014
Pendahuluan
• Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) merupakan sebuah sistem informasi peringatan dini bencana berbasis teknologi satelit dan juga dapat dilengkapi dengan sensor-sensor terestrial.
• Sadewa berfungsi untuk memberikan peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dengan penangangan kejadian bencana sebagai bagian dari pengelolaan resiko bencana.
• Sadewa terdiri dari sub-sistem pemantauan, sub-sistem prakiraan, dan sub-sistem peringatan.
• Sadewa memantau kondisi lingkungan mendekati real time dari satelit maupun sensor-sensor permukaan, kemudian memprakirakan kemungkinan terjadinya potensi bencana dengan menggunakan model-model komputer, dan menyampaikan informasi peringatan dini bencana melalui monitor display di ruang kontrol, website, e-mail maupun pesan singkat (SMS) melalui telepon seluler.
SADEWA 2.0 Satellite Disaster Early Warning System
Sistem peringatan dini bencana dapat mengurangi resiko bencana dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km2 mendekati real time dan mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, e-mail dan pesan singkat (SMS) kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Sadewa terdiri dari sub-sistem pemantauan, sub-sistem prakiraan, dan sub-sistem peringatan
Sadewa mengintegrasikan sain atmosfer, teknologi satelit dan teknologi informasi
Aplikasi Sadewa 2.0
Spesifikasi Sistem SUB-SISTEM KOMPONEN SPESIFIKASI
Pemantauan Satelit Multi-Functional Transport Satellite (MTSAT-2)
Software Akuisisi Data Quorum ™
Software Pengolahan Data Lexical ™
Radar Hujan X-Band Radar
AWS Produk Litbang LAPAN
Sensor Longsor & Banjir Produk Litbang BPPT
Prakiraan Software Estimasi Hujan Produk Litbang LAPAN
Software Prakiraan Hujan Weather Research Forecast (WRF)
Software Gerakan Tanah Produk Litbang LIPI
Peringatan Aplikasi Web Produk Litbang LAPAN
Aplikasi Pemetaan GoogleMap ™
Monitor Display Wall Mounted LCD-TV
Distribusi Informasi SMS-Gateway, website, e-mail
Pendukung Komputer/Sistem Operasi PC Workstation/Linux
Pemrograman Fortran, HTML, PHP, Java
Jaringan Komunikasi LAN, Internet & Selular
Administrasi Remote VNC
Spesifikasi Kanal Imager
KANAL PANJANG GEL KEGUNAAN
VIS 0.55-0.90 μm Memantau kondisi daratan, lautan, dan awan pada siang
hari.
IR 1 10.3-11.3 μm Memantau fenomena meteorologi dan pengamatan
puncak awan.
IR 2 11.5-12.5 μm Memantau fenomena meteorologi dan pengamatan
puncak awan.
IR 3 6.5-7.0 μm Memantau kandungan uap air di awan.
IR 4 3.5-4.0 μm Mengidentifikasi awan rendah di malam hari,
mengidentifikasi awan tinggi, mendeteksi kebakaran dan
mengidentifikasi sifat mikrofisika awan (ukuran partikel).
NO KONFIGURASI KANAL FUNGSI
1 IR1 Untuk membedakan antara puncak awan yang tinggi dengan
puncak awan yang rendah
2 IR1-IR2 Untuk membedakan antara awan cumulonimbus dengan
awan cirrus tipis
3 IR1-IR3 Untuk membedakan antara awan cumulonimbus dengan
awan rendah
4 IR4-IR1 Untuk membedakan mikrofisika puncak awan (fase, ukuran)
5 D(IR1)/DT Untuk membedakan awan yang sedang tumbuh dan awan
yang sedang luruh
6 D(IR1)/DA Untuk mengidentifikasi lokasi puncak awan konvektif
Konfigurasi Kanal
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal VIS
Kanal visible (cahaya terlihat) menampilkan pantulan dari cahaya matahari (albedo). Albedo tinggi dari awan tebal berwarna putih sedangkan albedo rendah dari awan tipis
berwarna gelap atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR1
Kanal IR1 (Infra Merah) menampilkan emisi dari puncak awan (temperatur). Temperatur dingin dari awan tinggi berwarna merah gelap sedangkan temperatur hangat dari awan
rendah berwarna lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR2
Kanal IR2 (Infra Merah) menampilkan emisi dari puncak awan (temperatur). Temperatur dingin dari awan tinggi berwarna hijau gelap sedangkan temperatur hangat dari awan
rendah berwarna lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR3
Kanal IR3 (Infra Merah) menampilkan emisi dari puncak awan (temperatur) yang sebagian diserap oleh uap air. Temperatur dingin dari awan tinggi berwarna cyan gelap sedangkan
temperatur hangat dari awan rendah berwarna lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR4
Kanal IR4 (Infra Merah) menampilkan emisi dari puncak awan (temperatur) juga sedikit pantulan cahaya matahari (emisi). Temperatur dingin dari awan tinggi berwarna magenta
gelap sedangkan temperatur hangat dari awan rendah berwarna lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR1-IR2
Kanal IR1-IR2 menampilkan perbedaan antara kanal IR1 dan IR2. Perbedaan kecil menunjukkan awan tinggi dan tebal (cumulonimbus) berwarna hijau gelap sedangkan perbedaan yang besar menunjukkan ketiadaan awan atau awan tipis (cirrus) berwarna
lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR1-IR3
Kanal IR1-IR3 menampilkan perbedaan antara kanal IR1 dan IR3. Perbedaan kecil menunjukkan awan tebal (cumulonimbus) berwarna biru gelap sedangkan perbedaan yang besar menunjukkan ketiadaan awan atau awan rendah (cumulus) berwarna lebih
terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR4-IR1
Kanal IR4-IR1 menampilkan perbedaan antara kanal IR4 dan IR1. Perbedaan besar menunjukkan awan dengan butir air/es besar berwarna kuning cerah sedangkan
perbedaan yang kecil menunjukkan ketiadaan awan atau awan dengan butir air/es kecil berwarna lebih gelap atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR1T
Kanal IR1T menampilkan diferensial temperatur kanal IR1 dengan temperatur satu jam sebelumnya (DTB1/DT). Nilai negatif menunjukkan awan tumbuh berwarna magenta
terang sedangkan nilai positif menunjukkan awan luruh berwarna lebih gelap atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal IR1A
Kanal IR1A menampilkan diferensial temperatur kanal IR1 dengan temperatur rata-rata piksel di sekelilingnya (DTB1/DA). Nilai positif menunjukkan puncak awan konvektif
berwarna hijau gelap sedangkan nilai negatif menunjukkan anvil berwarna lebih terang atau transparan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal COM
Kanal COM menampilkan komposit antara kanal IR1, IR1-IR2 dan IR1-IR3. Warna terang menunjukkan curah hujan tinggi sedangkan warna gelap atau transparan menunjukkan
curah hujan rendah atau tidak terjadi hujan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal Hujan
Kanal Hujan menampilkan curah hujan estimasi berdasarkan kanal IR1 dan IR1-IR3 . Warna terang menunjukkan curah hujan tinggi sedangkan warna gelap atau transparan
menunjukkan curah hujan rendah atau tidak terjadi hujan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal P50
Kanal P50 memperlihatkan curah hujan prediksi model numerik WRF di wilayah Indonesia dengan resolusi 50 km. Warna hitam menunjukkan curah hujan tinggi sedangkan warna
putih atau transparan menunjukkan curah hujan rendah atau tidak terjadi hujan. Prediksi tersedia hingga 24 jam ke depan.
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Kanal P5
Kanal P5 memperlihatkan curah hujan prediksi model numerik WRF di wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km. Warna hitam menunjukkan curah hujan tinggi sedangkan warna
putih atau transparan menunjukkan curah hujan rendah atau tidak terjadi hujan. Prediksi tersedia hingga 24 jam ke depan
Tampilan Pengamatan Satelit MTSAT Posisi ITCZ
Kanal ITCZ memperlihatkan posisi rata-rata lintang ITCZ di wilayah Indonesia berdasarkan suhu puncak awan minimum dari kanal IR1 satelit MTSAT ditunjukkan dengan garis merah
(saat ini belum berjalan otomatis).
Tampilan Overlay untuk Penelitian, Analisis dan Validasi
Seluruh kanal yang tersedia pada aplikasi Sadewa 3.0 dapat ditampilkan secara overlay dengan mengklik chekbox yang sesuai untuk keperluan penelitian, analisis dan validasi