Post on 25-Mar-2019
INFO BENCANA
Dalam Edisi ini:
April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di
Indonesia P.1
Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat P.1
Longsor Terjang Kawasan Geothermal Lebong
Bengkulu P.3
Infografis Kejadian Bencana (April 2016) P.4
Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual
April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di Indonesia
Musim penghujan masih terjadi di wilayah Indonesia sampai
akhir April 2016. Bahkan curah hujan yang terjadi mulai dari
rendah hingga sangat tinggi. Curah hujan ini menjadi salah
satu pemicu bencana banjir masih acap kali menyambangi
daerah-daerah di nusantara. BMKG memprediksi pada bu-
lan April intensitas hujan masih cukup tinggi terutama di
sebagian wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.
P.1
Jika dilihat secara linier, pada musim penghujan memang banjir
akan sering terjadi terutama wilayah-wilayah yang sudah men-
jadi langganan setiap tahunnya. Seperti banjir yang terjadi di
Bekasi, Jawa Barat dan Jakarta yang terjadi akibat hujan deras
sehingga sungai-sungai tidak mampu menampung air dan
akhirnya meluap.
Jumlah kejadian bencana pada bulan April mengalami
penurunan dibandingkan dengan bulan Maret. Pada bulan
Maret terjadi 250 kejadian bencana sedangkan pada bulan
April, bencana terjadi sebanyak 137 kejadian. Bencana yang
terjadi mengakibatkan korban meninggal sebanyak 22 jiwa
dengan bencana tanah longsor yang mengakibatkan paling ban-
yak korban. Sebanyak 217.785 jiwa menderita dan mengungsi
akibat bencana, dimana 69% korban mengungsi akibat bencana
banjir.
Selain menimbulkan korban, bencana juga mengakibatkan ban-
yak kerusakan. Diantaranya sebanyak 411 rumah rusak berat,
164 rumah rusak sedang, dan 1.416 rumah rusak ringan.
Sebanyak 57 fasilitas umum juga terkena dampak dari bencana,
baik fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, maupun fasilitas
kesehatan.
Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat
Prakiraan curah hujan dari MBKG untuk bulan April memper-
lihatkan bahwa curah hujan dengan intensitas sangat tinggi ber-
potensi terjadi di sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua. Se-
dangkan Bali dan Nusa Tenggara memiliki curah hujan rendah
hingga sedang. Sumatera dan Jawa potensi hujan masih ada dan
di beberapa tempat memiliki curah hujan yang sangat tinggi.
Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan April 2016*
STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016
JANUARI - APRIL
Jumlah Kejadian (kejadian) 857
Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 100
Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 1.591.189
Kerusakan Permukiman (unit) 10.235
*) Data per tanggal 4 Mei 2016
Edisi
APRIL 2016
Berdasarkan data BMKG, curah hujan ekstrem di Jabodetabek
disebabkan oleh adanya daerah pertemuan dan belokan angin
di sekitar Jawa bagian Selatan yang menyebabkan tumbuhnya
awan-awan konvektif dan hujan disertai petir. Curah hujan
tahun 2016 cenderung lebih lama dibandingkan dengan nor-
malnya. Diperkirakan curah hujan ekstrem masih berpotensi
hingga Mei 2016, yang kemudian memasuki masa kering pada
Juni 2016 di sebagian besar wilayah barat Indonesia.
Akibat langsung dari tingginya curah hujan, beberapa wilayah
yang ada di Provinsi Jawa Barat mengalami bencana banjir
dikarenakan sungai tidak mampu lagi menampung banyaknya
air. Keparahan banjir juga terjadi akibat jebolnya tanggul pena-
han sungai, berakibat air langsung menggenangi perumahan
masyarakat. Tanggul yang jebol terletak di Perumahan Pon-
dokgede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, jebol
pada Kamis (21/4) sekitar pukul 09.00 WIB. Cepatnya air yang
menggenangi perumahan, mengakbatkan masyarakat tidak
sempat untuk menyelamatkan barang-barang mereka. Bahkan
banyak masyarakat yang masih terjebak dalam rumah karena
ketinggian air yang begitu cepat naik. Sedikitnya 600 KK (9 ribu)
jiwa terdampak akibat banjir ini, dan sebagian besar harus
mengungsi ke tempat yang lebih
aman.
Banjir ini merendam komplek
perumahan:
Komplek IKIP - Perum Nasio
Indah di Kelurahan
Jatikramat Kecamatan Jati-
asih.
Komplek Mustika Gamdaria
Setu - Perumahan Lotus
Chandra di Kelurahan Jati-
murni Kecamatan Pondok
Melati.
Komplek Perum Pondok
Gede Permai di Kelurahan
Jatirasa Kecamatan Jatiasih.
Saat bersamaan juga, banjir
meredam Desa Bojongkulur, Jati-
sari dan Tarikolot di Kecamatan
Cileungsi, Gunung Putri dan
Citeureup di Kabupaten Bogor
pada 21 April 2016 pukul 06.30 Wib. Beberapa komplek pe-
rumahan terendam banjir yaitu:
Perum Vila Nusa Indah di Desa Bojongkulur, Kecamatan
Gunung Putri Kabupaten Bogor.
Perum Graha Nirwana Desa Jatisari Kecamatan Cileungsi.
P.2
Kampung Bojong dan Kampung Taringgul Desa Tarikolot
Kecamatan Citeureup.
Penyebab banjir di Kabupaten Bogor disebabkan hujan deras
selama lebih dari 4 jam sehingga Sungai Cikeas meluap sehing-
ga Desa Bojongkulur banjir. Tinggi banjir 40-150 cm. Di Desa
Jatisari Kecamatan Cileungsi banjir akibat tanggul Sungai Cika-
rang jebol dengan panjang 25 meter. Sedangkan banjir di Desa
Tarikolot Kecamatan Citeureup banjir akibat luapan Sungai
Taringgul. BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan pe-
nanganan darurat.
Dataran banjir (flood plain) di sepanjang Sungai Cikeas dan
Sungai Cileungsi telah berkembang menjadi permukiman pa-
dat. Pertemuan kedua sungai tersebut menyatu dan dikenal
sebagai Sungai Bekasi yang lahan dataran banjir telah berkem-
bang jadi permukiman. Kondisi tanggul di sepanjang sungai
tersebut masih perlu diperkuat. Sistem peringatan dini banjir
juga perlu diperkuat sehingga dapat memberikan informasi
yang cepat kepada masyarakat.
Berulangnya banjir di wilayah tersebut mengingatkan
pentingnya mitigasi bencana, baik struktural maupun non
struktural. Masyarakat harus selalu disiapkan menghadapi
bencana banjir. Ke depan, ancaman banjir akan makin mening-
kat akibat meningkatnya kerentanan, dampak perubahan iklim
global, makin kritisnya daerah aliran sungai, dan faktor
lainnya. Laporan Bank Dunia dengan judul “Turn Down the
Heat – Climate Extremes, Regional Impacts and the Case
for Resilience” yang dirilis pada bulan Juni 2013. Laporan
tersebut menyatakan bahwa kawasan pesisir pantai di se-
Gambar 1. Banjir di Bekasi Akibat Tanggul Jebol
Penyusun :
Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jl. Pramuka Kav. 38 Kode Pos 13120 Lt. 11-12
www.bnpb.go.id
pusdatinhumas@bnpb.go.id
P.3
luruh Asia Tenggara akan mengalami kenaikan muka air
laut 10-15 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
kenaikan muka air laut global. Kenaikan muka air laut di tahun
2050 akan mencapai hingga 50 cm dan 100 cm di tahun 2090,
dimana kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bang-
kok, Ho Chi Minh, Manila, dan Yangon, akan terkena dampak
yang paling besar.
Lonsor Terjang Kawasan Geothermal Lebong Bengkulu
Longsor kembali melanda wilayah Sumatera, tepatnya di lokasi
Cluster A Project Hululais yang terdapat aset-aset produksi PT
Pertamina Geothermal Energy Kecamatan Lebong Selatan Ka-
bupaten Lebong Provinsi Bengkulu pada Kamis (18/4) pukul
04.30 WIB. Situs resmi Pertamina memberitakan bahwa Long-
soran tersebut berasal dari Bukit Beriti Besar/Gedong Hululais
yang berjarak sekitar 2.5 km dari lokasi Cluster A. Saat kejadian
tersebut, beberapa pekerja mitra PGE sedang bertugas
melakukan monitoring sumur dan pengawasan water pump
station (WPS) yang digunakan untuk suplai air bagi operasi
pemboran yang di lokasi cluster lain (cluster Q). Informasi dari
lapangan dilaporkan bawa curah hujan yang cukup tinggi sela-
ma sepekan terakhir di wilayah Lebong - Bengkulu, bahkan mal-
am sebelum terjadinya longsoran hujan juga turun dengan
lebat disertai angin kencang mulai pukul 18.00 sampai dengan
22.30 WIB.
Akibat longsor ini, dua orang meninggal dunia atas nama
John dan Azimi pegawai sub kontraktor PT PGE, empat orang
luka-luka atas nama Roni Doris (26), istri Doris, Slamet
Amano (33), dan Toni. Sedangkan 4 orang diperkirakan
masih tertimbun longsor. Berbagai upaya dilakukan untuk
menolong korban yang luka dan mencari korban yang tertim-
bun material longsor.
300 personil gabungan dari BPBD beserta dengan TNI, Polri,
relawan, masyarakat serta pekerja dari PT Pertamina Geo-
thermal Energy sesaat setelah kejadian langsung melakukan
upaya penyelamatan dengan menggunakan peralatan yang
ada. Seyogyanya tujuan dari project Hululais, PGE diharap
mampu menyumbang listrik sebesar 1x55 MW pada Januari
2018 dan tambahan 1x55 MW pada Desember
2019. Longsor tidak ada kaitannya dengan aktivitas geother-
mal. Longsor disebabkan oleh faktor alam yang meluncur
menuruni perbukitan dan menghantam camp pekerja.
Evakuasi juga
terkendala
dengan adanya
longsor susulan
pada tanggal 30
April 2016, me-
nutup lokasi yang
diperkirakan
korban tertimbun.
Dampak longsor
adalah 1 hektar
kebun masyarakat
rusak, 1 unit
gudang rusak be-
rat dan 1 unit kon-
tainer rusak berat.
Tim SAR gabungan
terkendala oleh
cuaca dan hujan
deras yang sering
terjadi pada siang
hingga sore se-
hingga dikhawatir-
kan ada longsor
susulan dan kon-
disi longsoran
yang cukup luas.
Material lumpur dan batu-batu besar menyulitkan pencarian
korban. Pencarian akan diteruskan pada titik-titik yang di-
identifikasi tempat korban tertimbun.
Gambar2. Longsor di Kawasan Geothermal Lebong Bengkulu
Banjir; 14%
Puting Beliung; 4%
Tanah Longsor; 32%
Banjir dan Tanah Longsor;
50%
5
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Banjir Pu ng Beliung Tanah Longsor Banjir dan TanahLongsor
Gempa Bumi
Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan
5
Pada bulan April tercatat bahwa lebih dari 130 kali bencana terjadi dan menyebabkan 22 jiwa meninggal & hilang. Secara komulatif sebanyak 200 ribu orang menderita & mengungsi akibat bencana yang telah mengakibatkan 1.991 rumah mengalami kerusakan. Banjir masih menjadi bencana dengan intensitas paling sering, namun tanah banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang paling mematikan karena telah menelan 11 korban jiwa.
17
3
6
7
1
25
4
5
5
1
1
2
Rekapitulasi Kejadian Bencana Periode: Januari-April 2016
kejadian bencana857
Jumlah Kejadian Bencana
22 jiwa 68.6%
1.526 unit10.235
Rumah Rusak Sedang 1.291 unit
Rumah Rusak Ringan7.417 unit
Rumah rusak
Rumah Rusak Berat
Persentase Kerusakan Rumah
1.591.189 jiwaMenderita dan Mengungsi
Persentase Korban yang Menderita & MengungsiJumlah Korban Meninggal & Hilang
< 3
> 53 - 5
Jumlah kejadian
Peta Kejadian Bencana Bulan April 2016
Data Kejadian Bencana Bulan April 2016
137 kejadian
100 jiwaMeninggal dan hilang
46.7%
diakibatkan oleh puting beliung
diakibatkan olehbanjir
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
Jan
Feb
Mar
Apr
54
40
34
5
2
1
1
0 10 20 30 40 50 60
Banjir
Pu ng Beliung
Tanah Longsor
Banjir dan TanahLongsor
Gempa Bumi
Letusan Gunungapi
Kebakaran Hutandan Lahan
Infografis Kejadian Bencana (April 2016) BNPB
Tanggal Pembuatan: 09/05/2016 www.dibi.bnpb.go.id per tanggal 1 April 2016 www.bnpb.go.id infoBNPBSumber: Website: FB: Twitter: @BNPB_Indonesia
Perbandingan Jumlah Kejadian BencanaBulan Januari - AprilPeriode Tahun 2006 - 2016
Perbandingan Kejadian Bencana Banjir, Tanah Longsor,Puting Beliung Bulan Januari - April 2015 dan 2016
2
51
9
22
3416
IG: @BNPB_Indonesia
3
1
1
0
20
40
60
80
100
120
140
Jan Feb Maret April Jan Feb Maret April
2015 2016
Banjir Pu ng Beliung Tanah Longsor
6
4
5
2
6
149.437
396
1.559
10.481
55.912
BANJIR PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR BANJIR DAN TANAH LONGSOR
LETUSAN GUNUNGAPI