Post on 14-Jun-2015
description
Budaya bertutur adalah cara paling lama untuk
menyampaikan pesan. Pada dasarnya setiap
negara memiliki kebudayaan bertutur, namun cara
bertutur milik Indonesia lebih indah dan lebih
berseni. Wayang, ludruk, dan kepang godong
merupakan beberapa contoh dari sekian
banyak seni bertutur milik Indonesia
Bertutur merupakan aktivitas berdialog atau
bercakap yang melibatkan dua orang atau
lebih. Dalam ranah kebudayaan, bertutur
bukan hanya bertutur secara lisan, banyak
pesan yang dapat disampaikan. Ada ruh
yang menjiwai proses bertutur, ada hal yang
tersirat dari yang tersurat
Bahasa yang digunakan tidak hanya
berkutat dalam tataran verbal, namun
melibatkan body language, interaksi
simbolik yang mampu menciptakan
identitas dan penanda diri, bahkan
sebuah jati diri
Background
Budaya bertutur di Indonesia sudah sangat langka, khususnya
di kalangan anak-anak. Dari sabang sampai merauke kita dapat
menjumpai seni bertutur yang berbeda-beda. Seperti Randai di
Padang, Bamadihin di Banjarmasin, Wayang di Jawa, Tuja’i di
Gorontalo, dan masih banyak lagi. Maka kekayaan budaya
bertutur milik Indonesia ini sangatlah penting untuk
diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini.
Situation Analysis
Anak-anak yang hidup di zaman sekarang merupakan anak-
anak generasi Z, mereka menunjukkan ciri-ciri di antaranya
memiliki kemampuan tinggi dalam mengakses dan
mengakomodasi informasi sehingga mereka mendapatkan
kesempatan lebih banyak dan terbuka untuk mengembangkan
dirinya.
Secara umum, generasi Z ini merupakan generasi yang banyak
mengandalkan teknologi, sehingga kemampuan berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar menjadi sangat lemah
SWOT Analysis
Weakness
Budaya bertutur memiliki kesan kuno sehingga banyak ditinggalkan
Threats
• Anak-anak akrab dengan teknologi, menyebabkan
mereka tidak peka dengan lingkungan sekitar
• Minimnya kemampuan anak dalam berinteraksi dan
bersosialisasi
Opportunities
• Anak-anak memiliki kemampuan mengakses dan
mengakomodasi informasi
• Kesempatan lebih banyak dan terbuka untuk
mengembangkan dirinya
Strength
Budaya bertutur khas Indonesia memiliki seni dan nilai estetika yang
tinggi
Menumbuhkan kembali budaya bertutur di kalangan anak-anak Indonesia melalui pengenalan cerita rakyat dalam pertunjukan seni tradisional
Main Goal
Objectives
Memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada anak tentang budaya bertutur
Meningkatkan rasa cinta dan partisipasi anak
dalam seni pertunjukan tradisional sebagai
impelementasi dari budaya bertutur
Membentuk behaivour dan habit anak
terhadap budaya bertutur dalam
kehidupan sehari-hari
Menciptakan dukungan dari masyarakat
Indonesia terhadap budaya bertutur
Anak-anak yang masih bersekolah SD, yang hidup di kota-kota besar
Status ekonomi sosial A-B
Aktivitas bermain dihabiskan dengan berbagai macam jenis teknologi, seperti hanphone, komputer, play station, dan gadget lainnya
Target Audience
Lestarikan budaya bertutur
untuk mewujudkan jati diri luhur
Key Message
Insight Finding
• melakukan riset awal untuk menemukan pattern yang tepat mengenai karakterisitik, pola hidup, kegemaran , dan segalanya yang berhubungan dengan anak-anak
Introducing
• tahap pengenalan awal, membangun kesadaran kepada anak
Influence
• mempengaruhi anak hingga pada tahap menyadari dan memahami
Involvement
• mengajak anak untuk terlibat langsung dalam proses seni bertutur
Infection
• melakukan penyebaran informasi kepada khalayak luas, seperti orangtua, saudara, dan khalayak lainnya
Identity
• memperkuat behaviour dan habit anak untuk membiasakan diri dengan udaya bertutur
Strategies
Program
Research
Indonesia Bertutur Goes to School
Pojok Bertutur
Pentas Anak Bertutur
Getuk Tular
Festival Indonesia Bertutur
Research
Mengumpulkan data dan informasi seputar insight anak-
anak. Beberapa program risetnya adalah sebagai berikut:
Indepth interview
Tehnik wawancara mendalam dilakukan kepada
orangtua untuk mengetahui pola hidup anak sehari-hari
Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas sosial anak di sekolah,
di tempat bermain. Mengumpulkan data-data seputar
kondisi fisiologis dan psikologis lingkungan anak
Focus Group Discussion (FGD)
Menciptakan forum anak, di dalamnya anak dapat
berdiskusi secara bebas dan santai. Langkah ini
dilakukan untuk menggali opini anak itu sendiri
Berikut adalah hasil riset yang telah kami lakukan:
Insight Finding
33%
32%
26%
9%
Jenis Permaianan Populer Anak
Game Online
Video Game
Wahana Bermain
Outbond
34%
56%
10%
Efektifitas Penyampaian Pesan Pada Anak
Menyimak
Partisipasi
Membaca
Insight Finding
42%
22%
14%
22%
Quality Time
Sekolah
Rumah
Kursus
Lain-lain
Indonesia Bertutur
Goes to School
Introducing
Pementasan wayang di sekolah-sekolah merupakan
strategi jemput bola. Pementasan dikemas menarik dengan
kreasi-kreasi baru tanpa mengurangi nilai orisinalitas dari
budaya bertutur.
Untuk mengakrabkan kepada anak, dalang menggunakan
bahasa Indonesia terlebih dahulu. Secara bertahap dalang
perlahan-lahan akan memasukkan beberapa bahasa
daerah yang menggambarkan cerita wayang yang
sebenarnya.
Performa wayang ditampilkan dengan musik latar karya
Plenthe Percussion yang merupakan dasar musik
tradisional Indonesia yang dipadukan dengan musik techno
sehingga menciptakan transformasi musik urban-ethnic dan
memberikan nafas baru dalam budaya bertutur.
Tehnik ini merupakan tahap penyesuaian awal yang mudah
diterima anak-anak yang berada di kota besar.
Introducing
Pojok Bertutur
Penyelenggara akan bekerja sama dengan pihak sekolah
untuk mencanangkan program Pojok Bertutur.
Pojok Bertutur menyediakan waktu dan tempat khusus
untuk memberikan edukasi yang lebih intensif. Stand Pojok
Bertutur akan memberikan edukasi kepada anak seputar
budaya bertutur. Anak dapat melihat dan mempelajari
secara langsung mengenai produk-produk kesenian
Indonesia yang memiliki nilai bertutur.
Anak pun dapat bermain sebagai dalang, pemain wayang,
penembang, dan peran-peran lain dalam budaya bertutur.
Selanjutnya anak-anak akan diberikan pelatihan yang
intensif untuk mengenal lebih dalam tentang budaya
bertutur.
Influence
Pentas Anak Bertutur Involvement
Setelah anak-anak mengetahui, menyadari, dan mengerti
terhadap budaya bertutur pada tahap-tahap sebelumnya,
Sekarang saatnya untuk call to action. Melibatkan anak
untuk berpartisipasi dalam pementasan budaya bertutur
merupakan cara yang efektif untuk menanamkan habit.
Pentas Anak Bertutur diadakan dalam ruang lingkup yang
kecil terlebih dahulu, yaitu pada masing-masing sekolah.
Hal ini bertujuan untuk melmancing ketertarikan khalayak
sekitar.
Melibatkan anak sebagai pemeran dalam Pentas Anak
Bertutur akan sangat efektif. Acara pmentasan ini akan
dihadiri oleh orangtua, saudara, dan teman-teman yang
penasaran melihat sang anak tampil.
Getuk Tular Infection
Pasca Pentas Anak Bertutur, para orangtua akan dengan mudah menceritakan partisipasi sang anak kepada teman-temannya atau tetangganya, mengupload foto-foto si anak ke facebook, mengupload video pertunjukan ke youtube, atau bentuk word of mouth lainnya. Di samping itu penyebaran informasi dilakukan melalui jalur-jalur formal, seperti: Press release: menerbitkan artikel-artikel di beberapa
media cetak dan online di Indonesia Official video release: mengupload video resmi
rekaman acara-acara Pentas Anak Bertutur ke youtube Web Development: mengembangkan website resmi
program Indonesia Bertutur yang berisi artikel-artikel seputar kegiatan dari berbagai angle yang unik
Peliputan Media: mengundang beberapa media massa
untuk meliput acara Pentas Seni Anak, dan menciptakan gaung tentang puncak acara Indonesia Bertutur
Optimalisasi Facebook dan Twitter: memanfaatkan
facebook dan twitter sebagai viral media, situs jejaring sosial ini pun bisa digunakan untuk membangun anggagement dengan audiens atau sebagai sarana untuk mengapresiasi partisipasi anak
Festival
Indonesia Bertutur Identity Acara akbar ini merupakan puncak dari keseluruhan
program Indonesia Bertutur. Festival ini menjadi ajang
untuk menampilkan kelompok-kelompok anak yang telah
dibentuk dan dilatih pada program-program sebelumnya.
Melalui Festival Indonesia Bertutur, anak-anak berkompetisi
menunjukkan karya seni bertutur terbaik mereka ke publik
yang lebih luas.
Tahap infection masih tetap dilakukan pada program ini,
bahkan lebih gencar. Peliputan media nasional, press
release, dan berbagai percakapan auidens di sosial media
akan tetap dioptimalkan.
Tujuan akhir dari program ini adalah seni budaya bertutur
dapat membekas pada setiap kepribadian anak.
Menjadikan budaya bertutur sebagai sebuah identitas anak
Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Agar tidak menjadi euforia momentum saja, maka Festival
Indonesia Bertutur akan diadakan secara periodik setiap
tahun. Pengembangan kelompok bertutur di sekolah akan
dioptimalkan menjadi pusat resmi, sebagai tindak lanjut
untuk efek jangka panjang.
Children Participation Number
Mengukur tingkat partisipasi anak, dilakukan dengan
mengakumulasi jumlah anak yang ikut terlibat dalam
rangkaian program dari awal hingga akhir. Selain itu,
evaluasi dilakukan untuk mengtahui tingkat antusias
setiap anak.
Evaluation
Public Awareness Index
Mengetahui bagaimana persepsi publik mengenai budaya
bertutur, publik ini meliputi orangtua, saudara, guru,
dan lain-lain
Social Media Measurement
Pengukuran keberhasilan program dari jumlah frekuensi
aktivitas publik di media sosial yang membicarakan tentang
program Indonesia Bertutur
Media Content Analysis
Mendata jumlah pemberitaan positif di media massa dan
online mengenai kegiatan Indonesia Bertutur