Post on 10-Apr-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING
PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN NUR PURWODADI
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
FATCHULLOH
NIM. S540809308
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
HALAMAN PERSETUJUAN
TESIS
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN-NUR PURWODADI
Oleh :
FATCHULLOH
NIM. S.540809308
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan dihadapan dewan Penguji Tesis
Pembimbing I
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001
Pembimbing II
Jarot Subandono, dr.,M.Kes NIP.19680704 199903 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan
Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19480313 197610 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN-NUR PURWODADI
Di susun oleh :
FATCHULLOH NIM. S540809308
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis
Pada tanggal : 14 Januari 2011
Jabatan Nama Penguji Tanda tangan
Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19480313 197610 1001 …………………. Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001 …………………… Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd
NIP. 194307121973011001 …………………….
Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes
NIP. 196807041999031002 ……………………..
Mengetahui Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magíster Kedokteran Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19570820 198503 1 004 NIP : 19480313 197610 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PERNYATAAN
Nama : Fatchulloh Nim : S540809308 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Implementasi Pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran problem based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKES ) Annur Purwodadi betul- betul karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari program pasca terhadap tesis saya tersebut. Surakarta, januari 2011 Yang membuat pernyataan
Fatchulloh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
MOTTO :
Karakter dihasilkan dari 2 hal yaitu ; Sikap mental dan Cara kita menghabiskan waktu
( Elbert green )
PERSEMBAHAN :
Bapakku Chumaedi ( Almarhum ) & Ibu ….
Atas segala do’a restu, pengorbanan, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk keberhasilanku.
Istriku & 3 anakku ( Villa, Nesha & Zaki )…………
Atas segala do’a, dorongan, Senyuman maniz kalian ketika penat menyelimutiku, nasehat dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku ( ayah).
My buddy, anita, meity, musyaf, eli is, Fitri…………
Atas segala suka & duka serta perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 3 semester berjalan, banyak pelajaran yang kuambil dari kalian, terima kasih sahabat-sahabat tuaku.. Insya Alloh aku akan selalu mengenangmu.
Sahabat- sahabat angkatan 2009 ( paralel 6 : Jogja-Solo-Boyolali, Purwodadi )
Atas segala yang kita lalui bersama satu atap, satu lantai, satu nasib, maafkan aku dan tetap terkenang walau hanya 3 semester.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRAK
Fatchulloh, NIM S540809308, 2010, Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan metode pembelajaran problem based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi, Komisi pembimbing 1 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama pendidikan profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi, ( a ) Untuk mendeskripsikan bagaimana Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( b ) Untuk mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( c ) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen atau Tim Dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( 2 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial pada blok sistem pencernaan dalam Problem Based Learning, ( 3 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam model Problem Based Learning , ( 4 ) Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi- Grobogan. Penelitian dilakukan selama 6,5 bulan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan desember 2010. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus terpancang tunggal, teknik pengumpulan data triangulasi ( wawancara, observasi dan dokumentasi ). Penelitian ini merupakan penelitian dengan memfokuskan metode pembelajaran problem based learning seven jumps step. Hasil penelitian ini adalah Dosen pada mata ajar blok sistem pencernaan telah membuat RPP Pembelajaran tutorial atau Problem Based Learning sebelum tutorial dilaksanakan, RPP dibuat dengan menetapkan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa terhadap mata ajar blok sistem pencernaan, Dosen memakai metode PBL karena memberikan pemahaman yang lebih terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, pada evaluasi dan alat penilaian yang digunakan adalah form penilaian tutorial, penialaian sikap, uji OSCA dan ujian yang diselenggrakan akhir blok secara formatif dan sumatif, pembelajaran remedial dilakukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh tim sistem pencernaan, dilakukan dengan pemberian kuliah dan penugasan secara terstruktur. Simpulan ; pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan metode PBL pada blok sistem pencernaan STIKES Annur Purwodadi terencana,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
terlaksana dan evaluasi dilaksanakan dengan efektif dan memberikan pencapaian kompetensi mahasiswa baik hard skill maupun soft skill. Kata kunci : Problem based learning, kompetensi mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ABSTRACT Fatchulloh, S540809308 NIM, 2010, The Implementation of Competency-Based Learning Curriculum by using the approach problem based learning methods in the digestive block system coursed of in the Health Sciences Annur Purwodadi, the Commission is supervising 1: Prof. Dr. Haryanto Samsi, M. Pd, 2. Jarot Subandono, dr., M. Kes, Thesis: Master of Family Medicine, the main interest in health professions education, Graduate Program, University of Sebelas Maret Surakarta The purposes of this research are (1) To describe how the implementation of problem based Learning ( a ) To describe how makes the syllabus and teacher learning plans by the problem based learning in the digestive block system in Stikes Annur Purwodadi, ( b ) To describe how the media, lecturers strategies in applying course the digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( c ) To describe how the assessment tools and evaluations made by the Lecturer or Lectureres team in implementation the Digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( 2 ) To describe how the lecturer conducting remedial classes on the digestive block system in Problem Based Learning, (3) To describe how the results achieved in the implementation of competency based curriculum in Problem Based Learning method, (4) To describe how obstacles in the implementation of Problem Based Learning. The research was conducted on the students of Nursing departement the Health Sciences Annur Purwodadi. Research conducted during the 6.5 months beginning in July 2010 to December 2010. The method in this research is descriptive qualitative the case study of this research is single spikes, using of the triangulation data collection techniques (interviews, observation and documentation). This research is focusing problem based learning teaching method seven step jumps. The results of this study is the Lecturer in the teaching block of digestion block system has made RPP or Problem based learning before tutorials held, the RPP is made to determine competency to be achieved by students in the teaching digestive block system, Lecturer wear PBL method because it provides a deeper understanding towards the achievement of student competency, the evaluation and assessment tool used was a rating form of tutorials, attitude,evaluation OSCA and final exam be held in a formative and summative block, remedial learning undertaken to achieve the competencies set by the team of the digestive system, done by giving lectures and are structured assingment. Conclusion; The implementation of competency-based curriculum with PBL method approach to the digestive block system in STIKES Annur Purwodadi was planned, the implemented and the evaluation of it is effective and provide a good student competency content of hard skills and soft skills. Keywords: Problem based learning, student’s competency
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
ABSTRACT ...............................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................vix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................xv
KATA PENGANTAR ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ........................................................ 1
B. Fokus penelitian .................................................................... 6
C. Tujuan penelitian .................................................................. 7
D. Manfaat penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Kajian Teori .......................................................................... 10
1. Pembelajaran ................................................................... 10
2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ...................... 17
3. Pengembangan rancangan pembelajaran ( Silabus ) .......18
4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................... 21
5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi .............. 28
6. Pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran ..... 30
7. Konsep Model Pembelajaran PBL .................................33
8. Evaluasi ........................................................................... 36
9. Pembelajaran remidial .................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Penelitian relevan ................................................................... 39
C. Kerangka berfikir .................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43
A. Bentuk dan strategi penelitian ……………………………...43
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................ 43
C. Setting penelitian .................................................................. 44
D. Sumber data .......................................................................... 44
E. Teknik pengumpulan data ..................................................... 46
F. Teknik analisis data .............................................................. 48
G. Keabsahan data ..................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………....53
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……………………………….53
B. Temuan Penelitian ………………………………………….57
C. Pembahasan …………………………………………………79
BAB V PENUTUP ………………………………………………………90
A. Simpulan ……………………………………………………90
B. Implikasi ……………………………………………………93
C. Saran ………………………………………………………..93
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….94
LAMPIRAN–LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 Data mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Annur Purwodadi ............. 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1 Kerangka Berpikir .............................................................................42
Gambar 2 Komponen dalam analisis data ( Interactive model ).........................49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Fokus Penelitian
Lampiran 2 Kisis- kisi wawancara
Lampiran 3 Catatan lapangan
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tutorial PBL
Lampiran 5 Silabus dan Kontrak Perkuliahan
Lampiran 6 Modul Sistem GastroIntestinal
Lampiran 7 Contoh soal OSCA
Lampiran 8 Penilaian
Lampiran 9 Foto dokumentasi Penelitian PBL
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara
alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Implementasi Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur
Purwodadi Kabupaten Grobogan ”.
Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister
Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama
menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis
haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Pancrasia Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis.
6. Jarot Subandono.,dr.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis.
7. Ketua Yayasan An-Nur Purwodadi dan Para Pimpinan institusi An-Nur Purwodadi
yang telah memberikan ijin tempat penelitian.
8. Seluruh Dosen dan staf dan civitas akademika STIKES An-Nur Purwodadi yang
telah bersedia menjadi informan.
9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan
materiil dan spirituil.
10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu
memberi dukungan semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga tesis
ini dapat selesai.
Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata, begitu juga tesis ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan tesis ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.
Purwodadi , Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang tinggi. Untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan
tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses
pembelajaran.
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan
suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan
konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa ( Nation Character
Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas
pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang
demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan
menghadapi dunia global ( Mulyasa, 2003 ). Sistem pendidikan tinggi keperawatan
terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan
prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan
demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap
penyakit, pengobatan dan lingkungan yang berubah selama sakit dan dirawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi
yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang
berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah
memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Competency based
currículum sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan ( pengetahuan, ketrampilan, sikap )
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan
sekolah maupun pendidikan Tinggi.
Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling
terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan
budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan
masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme,
mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan
bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. ( Mulyasa, 2008
).
Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi )
tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan
oleh peserta didik ( mahasiswa ). Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan
mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang
pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil
guna.
Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan.
Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah,
isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi outpu
atau /out came suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar
terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional.
Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi
kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek
pendidikan, termasuk reformasi sekolah ( School perform ). Reformasi sekolah
atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu
pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi
pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.
Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat
terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa
dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis
Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat
terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia
kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan
teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.
Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan
kelas telah banyak dikritik sebagai pembelajaran yang tidak membelajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa.(
Nurrohman, 2009 ). Pembelajaran Seven Jump merupakan sebuah metode
pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode
pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht
dengan pendekatan Problem Based Learning. Dengan demikian, Kurikulum
Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era
globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.
Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi
adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul, study
guide yang relevan dengan tuntutan KBK serta belum lengkapnya sarana dan
prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU
No. 23 Tahun 2003 (Delapan Standar Pelayanan Minimal) (Sutrisno, 2008 ).
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau
pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur
Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana
PelaksanaanPembelajaran ( RPP ) atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya
disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam
pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen
hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada
mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode
pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar ( Teacher-centered- methode ).
Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat
mahasiswa merasa aman hanya dengan mendengarkan dosen ceramah, membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup
memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian ( Billings &
Halstead, 1998 ). Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan
yang berfikir kritis ( Huba & Freed, 2000 ). Padahal berfikir kritis ini diperlukan
karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan
menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir.
Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan
menyelesaikan masalah ( Takwin, 1997 ). Kelemahan lain dari metode ini hanya
membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan
dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau
berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan
dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka
selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan
menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk
memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi
waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi.
Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan
Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui
Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi lebih
berperan dalam menciptakan mahasiswa yang berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah atau fokus
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada
mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES An-Nur Purwodadi ?”. Dengan
rincian sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Pembelajaran problem based learning pada mata
kuliah blok sistem pencernaan ?
a. Bagaimana Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Bagaimana Media, strategi yang diterapkan Dosen dalam pendekatan
Problem Based Learning mata kuliah blok sistem pencernaan ?
c. Bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen pada
pendekatan pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem
pencernaan ?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran remidial mata kuliah blok sistem
pencernaan dengan model problem based learning ?
3. Bagaimana hasil yang ingin dicapai pada implementasi kurikulum berbasis
kompetensi dengan pembelajaran problem based learning ?
4. Bagaimana hambatan- hambatan yang dialami dalam pelaksanaan problem based
learning ?
C. Tujuan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Model Pembelajaran problem
based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi .
a. Mendeskripsikan bagaimana Penyusunan Silabus dan Rencana pelaksanaan
Pembelajaran model Problem based Learning
b. Mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan
pembelajaran blok sistem pencernaan dengan model Problem Based
Learning
c. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat
oleh Dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan
dengan Problem Based Learning
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan
remedial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model Problem Based
Learning
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan KBK
dalam Problem Based Learning ?
4. Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam
Problem Based Learning ?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait pada
dunia pendidikan Tinggi untuk pengambilan kebijakan dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
peningkatan mutu atau kualitas pendidikan melalui Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
2. Secara Praktis
Bagi Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) penyelenggara pendidikan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan efektifitas
pembelajaran KBK. Dan bagi Stakeholder sebagai bahan masukan dalam
mendukung institusi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi dan mengetahui lulusan yang digunakan dalam kinerja
pelayanan di tatanan klinis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari
sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali dipekenalkan oleh B.F Skinner
pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavorial science)
dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh
Robert Mager yang menulis buku yang berjudul “preparing instructional
objective” pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun
1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan
pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil maksimal. Keuntungan
yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut (Uno, 2007 ).
a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dam dimanfaatkan secara tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran
yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Dosen atau Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang
dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d. Dosen atau Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran
secara tepat, artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan
memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
e. Dosen atau Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan
strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik
f. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peraalatan maupun bahan dalam keperluan belajar
g. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar
h. Dosen atau Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Banyak pengertian yang diberikan pada ahli pembelajaran tentang tujuan
pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan
sesuai dengan sudut pandang garapannya. Tujuan pembelajaran biasanya
diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S Bloom dan D.
Krathowl (1964 dalam Uno, 2007 ) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan, yakni kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan
penjelasan sebagai berikut (Uno, 2007 ).
a. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sampai ke tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni
evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara
hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling
tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal
atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang
pernah diterimanya.
2) Tingkatan pemahaman (comperhension)
Pemahaman disini dartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
3) Tingkat penerapan (aplication)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis (analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Tingkat sintesis synthesis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Sitensis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh
6) Tingkat evaluasi (evaluation)
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
kemampuan yang dimiliki.
b. Kawasan Afektif ( Sikap dan Perilaku)
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,
nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks
adalah sebagai berikut :
1) Kemauan menerima
Kemauan menerima merupakan kegiatan untuk memperlihatkan
suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku
mendengarkan musik, atau bergaul dengan orang yang memiliki ras yang
berbeda.
2) Kemauan menanggapi
Kemaunan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan
pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan
tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas,
menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Berkeyakinan
Berkeyakinan dengan kemauan menerima sistem tertentu pada
diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu,
apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan
(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.
4) Penerapan Karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai
sistem nilai berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih
tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselasaran antara hak dan
tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan,
memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau
menyadari peranan peranan dalam memecahkan suatu permasalahan.
5) Ketekunan dan Ketelitian
Ketekunan dan ketelitian ini adalah tingkatan afeksi yang
tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan suistem nilai yang
dipegangnya. Seperti bersikap obyektif dalam segala hal.
c. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan
ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua
domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
(tertinggi) adalah :
1) Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan
kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang
sumbang, menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
2) Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuau kegiatan
(set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set
(kesiapan fisik), atau emotional set ) kesiapan emosi perasaan) untuk
melakukan suatu tindakan.
3) Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respon yang sudah
dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari
dan menata laboratorium.
4) Respon terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditujukan oleh orang lain,
melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
5) Kemahiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat,
dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti
ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.
6) Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang
pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi
(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis,
pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan
permainan lawan.
7) Originasi
Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini
dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ketrampilan tinggi
seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan
tarian.
2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni, “Curriculae”, artinya jarak yang
harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka
waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siwa yang bertujuan untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.
Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan
mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas
antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus
ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus
dilaksanakan (Zamroni, 2003 ). Rencana nilai pengetahuan dan ketrampilan yang
hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan
kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang
bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan
pendidikan.
Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan
berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan
pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik ( UU
Sisdiknas, 2003 ). Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk.
Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat
diberikan kepada anak (potential carrl culum) (Nasution, 2003 ).
Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (
kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan
penuh tanggung jawab ( Mulyasa, 2008 ).
3. Pengembangan Rancangan Pembelajaran ( Silabus )
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus
merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004 ).
Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah :
a. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.
b. Komponen silabus menjawab: a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada
siswa?; b) bagaimana cara mengembangkannya?; c) bagaimana cara mengetahui
bahwa kompetensi sudah dicapai / dikuasai oleh siswa?
c. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar
mengajar.
d. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di
sekolah / madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas
pendidikan (Nurhadi, 2004 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah dokumen
kurilum yang biasa disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman
kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988 ) dalam Silabi hanya
tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu
setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur : (1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2)
Sasaran-sasaran mata pelajaran; (3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat
menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (4) Urutan topik-topik yang
diajarkan; (5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan
pengajaran; (6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. ( Sanjaya, 2008 )
Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi
(2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan : 1) bidang
studi yang diajarkan; 2) tingkat sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan
kompetensi dasar; 4) materi pokok; 5) indikator; 6) strategi pembelajaran; 7)
alokasi waktu, dan 8) bahan / alat / media.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai
pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal,
kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar
kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, harus diawali dengan
pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru,
serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan
pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru
mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta
didik, terutama dalam kaintannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh
peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah
menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan
unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap rencana pelaksanaan
pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
membentuk kompetensi peserta didik. Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran
dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu setiap akan melakukan
pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun
tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal
tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan
menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.
b. Fungsi Pelaksanaan
Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, rencana
pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh
dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan
kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu,
dengan strategi yang tepat dan mumpuni.
c. Prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan
perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan
bahan kajian. Dalam hal ini, harus berperan sebagai motivator yang dapat
membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk
belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai berikut :
1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
harus jelas, makin konkrit, kompetensi makin mudah diamati, dan makin
tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi
tersebut.
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta
dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan
kompetensi peserta didik.
3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan diwujudkan.
4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau
dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang
lain.
Penjelasan tiap-tiap komponen dalam RPP adalah sebagai berikut.
1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dikutip dari silabus.
(Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar-Indikator adalah suatu alur pikir
yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a) Indikator merupakan :
(1) Ciri pelaku (bukti ukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.
(2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
(3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan dan potensi daerah.
(4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi.
(5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
b) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh : 2 x
45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada kompetensi dasar.
2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari suatu paket kegiatan pembelajaran
3) Menentukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
4) Menentukan Metode Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada
bagian ini dicantumkan pembelajaran peserta didik.
a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan
proses, kontekstual langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya
b) Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,
observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,
memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar, menampilkan slide
animasi dan sebagainya.
(2) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang
materi yang akan diajarkan.
(3) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat memperlajari materi
tertentu
(4) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan amteri pokok dan uraian
materi pelajaran secara garis besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
b) Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skema (frame work) masing-
masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta
didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan
pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya
kegiatan inti dilengkapi dengan Modul pembelajaran, baik yang berjenis
cetak atau non cetak. Khusus untuk pembelajaran ICT yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus
dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas.
Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami
kegagalan.
c) Kegiatan Penutup
(1) Dosen mengarahkan peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan
(2) Dosen memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan
memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik
untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta
didik sebagai sampelnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian
remidial/pengayaan.
(4) Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk
seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai
dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap
pertemuan.
6) Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus
yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,
media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam
RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan
buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman
yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis
nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan,
atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7) Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
yang dipakai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Depdiknas ( 2002 ) dalam Mulyasa ( 2008 ) mengemukakan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut ; a). Menekankan pada
ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. b).
Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman, c).
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi, d).sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya
yang memenuhi unsur edukatif, 5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
a. Sistem belajar dengan modul
KBK menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul adalah
suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun
secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaanya untuk para Dosen. Pada umumnya
sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut.
1. Lembar kegiatan peserta didik
2. Lembar kerja
3. Kunci lembar kerja
4. Lembar soal
5. Kembar jawaban ; dan
6. Kunci jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul yaitu ,
pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber
belajar, tes akhir.
b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar
c. Pengalaman lapangan
d. Strategi individual personal
e. Kemudahan belajar
f. Belajar tuntas
6. Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran
Abin Syamsudin Makmun (2000 ) menyatakan bahwa “Pendekatan
secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (2000 )
menyatakan bahwa ;
Pendekatan adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai
sasaran tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan
rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan
adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu
yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Atwi Suparman 2000) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi
pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan bahwa :
Belajar dapat dilakukan di semabarang tempat, kondisi, dan waktu.
Cepatnya informasi lewat radio, televisi ,film, wisatawan, surat kabar, majalah,
dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat
diperoleh, tidak dengan sendirnya seseorang terdorong untuk memperoleh,
pengalaman dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola
berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang
berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat
(1) pengorganisasian siswa, (2) posisi guru-siswa dalam pengelolaan pesan, dan
(3) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran
Menurut Smaldino, Russel, et al (2005 ) menyatakan bahwa :
Methods are the procedures of instruction selected to help leaner
achieve the objectives of to internalize the content or massage. The
student- directed methods include discrussion, cooperative learning
garning, simulation, discovery and problem solving.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Menurut gaberson ( 2002 ) dalam AIPNI ( 2010 ) Pembelajaran pada
pendidikan Ners dengan kurikulum berbasis Kompetensi menggunakan berbagai
metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Metode pembelajaran
pada program pendidikan sarjana keperawatan dan program pendidikan Profesi
Ners adalah sebagai berikut :
a. Small group discussion ; mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/ mencoba berbagai model (
computer ) yang telah disiapkan.
b. Role –Play & Simulation
c. Case study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi
kasus tersebut
d. Discovery learning : mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi
yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.
e. Self directed Learning : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan dan
menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning : membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang
diberikan Dosen secara berkelompok.
g. Collaborative learning : bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam
mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian
berdasarkan consensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual instruction : membahas konsep ( teori ) kaitanya dengan situasi
nyata dan melakukan studi lapangan/ terjun didunia nyata untuk mempelajari
kesesuaian teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
i. Project based Learning : mengerjakan tugas ( berupa proyek ) yang telah
dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum.
j. Problem based learning and Inquiry : belajar dengan menggali atau mencari
informasi ( inquiry ) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk
memecahkan masalah factual atau yang dirancang oleh dosen.
7. Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).
a. Definisi PBL
Alder dan milne ( 1997 ) dalam nursalam (2008 ) mendefinisikan PBL
dengan metode yang terfokus kepada identifikasi permasalahan serta
penyusunan kerangka analisis dan pemecahan. Metode ini dilakukan
dengan membentuk kelompok kelompok kecil, banyak kerjasama dan
interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang difahami, serta
berbagai peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan. Menurut
Peterson ( 2004 ) metode ini memberikan mahasiswa permasalahan yang
tidak terstruktur dengan baik dan pemecahan masalah yang tidak satu saja
karena terfokus pada pembelajaran sendiri ( self- learning ) serta sangat jauh
dari penjelasan yang langsung ke inti atau jawaban atau isi dqan atau
penjelasan yang langsung diberikan oleh dosen. Sikap dan ketrampilan
umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya : kerjasama tim,
ketua kelompok, mendengarkan, menghargai pendapat teman, berpikir kritis,
belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber, kemampuan presentasi.
Metode Problem Based Learning, dimana pembelajaran dimulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pemunculan suatu masalah, kemudian mahasiswa bersama dosen akan
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tujuh langkah yang dikenal
sebagai Seven Jump Methode ( SJM ). Sesuai dengan namanya, pada metode
ini terdapat tujuh langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta
didik, yaitu 1) klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2)
mendefinisikan permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan
menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasan
yang dibutuhkan, 5) Memformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan
informasi melalui belajar Mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan
menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang
dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar.
b. Penulisan skenario dalam PBL
PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi.
Pada sebagian besar kurikulum PBL, fakultas mengidentifikasi tujuan
pembelajaran dengan cermat. Skenario harus mengarahkan mahasiswa
menuju area khusus dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Dolman et al. ( 1997 ) ada beberapa langkah yang bias dilakukan
dalam membuat skenario yang efektif yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran yang
dicapai oleh mahasiswa setelah mereka mempelajari skenario seharusnya
konsisten dengan tujuan pembelajaran dari fakultas. 2). Masalah yang
diberikan seharusnya sesuai dengan tahapan kurikulum dan tingkat
pemahaman mahasiswa, 3). Skenario menarik bagi mahasiswa atau relevan
dengan praktik dimasa mendatang, 4). Ilmu- ilmu dasar dimasukan dalam
konteks skenario klinik untuk mendorong integrasi pengetahuan, 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Skenario seharusnya mngandung petunjuk ( clue ) guna memberi stimulus
diskusi dan memotivasi mahasiswa untuk mencari penjelasan dari isu-isu
yang dipresentasikan, 6). Masalah seharusnya benar- benar terbuka sehingga
diskusi tidak berhenti ditengah jalan, 7). Skenario seharusnya mendorong
partisipasi mahasiswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi.
c. Peran partisipasi dalam PBL
Selama berlangsungnya proses belajar dalam PBL, mahasiswa akan
mendapat bimbingan dari fasilitator, bergantung pada tahapan kegiatan
yang dijalankan ( suradijono, 2004 ) dalam nursalam 2008). Tiap – tiap
elemen dalam PBL memiliki peran spesifik sebagai berikut :
1. Narasumber
a. Menyusun kasus pemicu ( trigger problem )
b. Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan
dalam sumber pembelajaran berupa bahan cetak atau elektronik.
c. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
2. Tutor/ fasilitator
Pada pertuman pertama, mengatur kelompok, memastikan bahwa
sebelum proses pembelajaran dimulai setiap kelompok telah
memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi dengan
suara dikeraskan. Memberikan materi atau informasi pada saat yang
tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, memastikan bahwa
setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation, menjaga
agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan,
memantau jalanya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
masalah yang muncul dalam proses belajar, menjaga motivasi
mahasiswa, memberikan pengarahan agar dapat membantu
mahasiswa keluar dari kesulitanya, mengevaluasi penerapan PBL
yang telah dilakukan.
8. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir
saat ini ( Brown dan Knight, 1994 dalam AIPNI, 2010 ). Materi evaluasi disusun
berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Evaluasi menurut Pendapat Robert dan Norman Groundlund (2000 ) menyatakan
bahwa :
At the end of a segment of instruction, our main interest is in mearsuring the
extent to which the intended learning outcomes and performance standards
have been achieved. End of unit test can be used for giving feedback to
students, encouraging, students to underatake more challenging advanced
work, assgning remedial work, and assessing instruction as well as for
grading purposes.
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :
a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukanya
c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d. Untuk memotivasi peserta didik
e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik.
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
1. OSCE ( Objective Structured Clinical Examination )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Tes tertulis ( Essay, MCQs, Short Answer Question )
3. Permasalahan ( case study )
4. Reflective learning
5. Observasi
6. Oral test
7. Presentasi
8. Projek
9. Laporan
Evaluasi proses
1. Evaluasi pelaksanaan
2. Evaluasi dosen oleh mahasiswa
3. Evaluasi dosen oleh dosen
9. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial (remedial learning) merupakan bagian dari proses
pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan atau ditetapkan. Tujuannya untuk membantu siswa dalam membangun
pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan
merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk
membantu siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi
kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan
secara biasa (original instruction). Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dialakukan dalam proses pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam
pelajaran biasa (guru dapat membuat jadwal dengan koordinasi sekolah atau
kesepakatan antara guru dan siswa dengan koordinasi sekolah) (Arnie Fajar, 2004 ).
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan
pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah :
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif);
b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan
dirinya (fungsi pemahaman);
c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fugnsi penyesuaian);
d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi akselerasi);
dan
e. Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi
terapeutik)
Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa : tes ulang, pemberian tugas
tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri
kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok
dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya (tutor sebaya) (Arnie Fajar,
2004 ).
B. Penelitian relevan
1. Joko Saryono, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMP Sultan agung
Salaman Magelang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) Bagaimana
silabus dan RPP dibuat oleh Guru ; (2) bagaimana peran guru dalam memilih
pendekatan pengajaran ; (3) bagaimana alat penilaian dibuat oleh Guru .
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian
guru-guru SMP Sultan agung salaman. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model
analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui
trianggulasi.
2. Ringsung Suratno, 2004
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7
Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) bagaimana proses
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (2) bagaimana
pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (3) bagaimana
tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan
kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kemudian
hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari
subjek penelitian dilakukan melalui trianggulasi. Hasil penelitian
menyimpulkan: (1) seluruh stakeholder pendidikan di SMP 7 Semarang telah
memahami tentang kurikulum bebasis kompetensi; (2) proses pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang dilaksanakan secara terpadu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) menekankan pentingnya desain
pembelajaran dengan pendekatan Student Centered Learning dalam bentuk konkrit
yang dipersiapkan oleh Dosen adalah Silabus, Modul, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rancangan
keseluruhan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh Dosen.
Dosen mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Tugas
dan tanggungjawab seorang Dosen adalah mengelola pembelajaran dengan efektif,
dimamis, efisien, dan positif berdasarkan rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dibuat dengan menggunakan metode dan pendekatan yang
sesuai dan memungkinkan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara Dosen
dan peserta didik atau mahasiswa.
Hasil pembelajaran KBK dapat diketahui apabila Dosen melakukan
evaluasi. Evaluasi merupakan tindakan Dosen atau Guru untuk menentukan nilai
hasil belajar. Aspek penting dalam pengelolaan pengajaran adalah evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kerangka berfikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar. 1 Kerangka berpikir
SDM, Dosen
Sarana dan Prasarana
Penunjang ( Hardware dan Software )
Mahasiswa
Pelaksanaan Pembelajaran KBK dengan Model PBL
Hasil Yang dicapai
Hambatan - hambatan dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Subtansi : - Silabus & RPP PBL - Media, materi ajar - Strategi - Evaluasi - Remidial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan study kasus
terpancang tunggal. Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau
informasi sebanyak mungkin mengenai implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi dengan mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based
Learning pada mata kuliah blok sistem Pencernaan di Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES An-nur Purwodadi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
An-Nur Purwodadi. Dengan alasan Perguruan Tinggi Yang sudah 15 tahun
berkiprah dalam membentuk insan perawat yang kompetetif dan profesional dan
merupakan perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) yang telah melaksanakan KBK dalam
kurun waktu 2 ( dua ) tahun berjalan yang setiap tahunya terdapat peningkatan
jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan setiap tahunnya . Penelitian ini
dilakukan selama 6 - 7 bulan , dimulai pada bulan juli sampai dengan desember
2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
B. Setting Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, pemilihan natural setting mutlak diperlukan.
Setting penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui
penelitian. Adapun dalam penelitian yang akan dilakukan ini setting penelitian
direncanakan berlangsung di Program Studi Keperawatan dengan harapan dapat
memperoleh informasi dari Ketua STIKES, Pembantu Ketua Bidang Akademik,
Ketua Program studi, staf pengajar (Dosen ) Mahasiswa dan sebagainya yang
dimungkinkan peneliti memperoleh informasi tentang implementasi kurikulum
Berbasis Kompetensi. Dalam penelitian yang akan diteliti ini peneliti menetapkan
setting penelitian sebagai wadah pencarian data secara fisik yang terdiri dari tiga
dimensi sosial yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan.
C. Sumber Data
Jenis sumber data menurut Sutopo (2002 ) adalah sebagai berikut :
1. Nara Sumber (informan)
Jenis sumber data yang berupa manusia pada umumnya dikenal sebagai
informan. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif,
dengan pengertian bahwa peneliti memiliki posisi yang lebih penting. Informan
posisinya sekedar memberikan tanggapan (respon) pada apa yang diminta atau
ditentukan penelitinya.
2. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi juga akan dapat dikumpulkan dari peristiwa,
aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran
penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa
mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang
sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja
ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi,
aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutu ataupun
yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat kajian
terhadap perilaku atau siap dari para pelaku dalam lewat kajian terhadap
perilaku atau sikap dari pada pelaku dalam aktifitas yang dilakukan atau yang
terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari
para pelaku dalam aktivitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan
hanya lewat informasi yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan-catatan
yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua
peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan aktivitas yang
masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak peristiwa yang hanya
terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu dan tidak
terulang kembali. Dalam hal semacam ini, kajian lewat peristiwa secara
langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen
rekaman dan gambar bila ada.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga
berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas
atau peristiwa tertentu). Bila ia merupakan catatan lapangan yang bersifat formal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dan terencana dalam organisasi, ia cenderung disebut pasif. Namun keduanya
bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu
peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data
dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sutopo (2002) strategi pengumpulan data dalam pengumpulan kualitatif
secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 2 cara, yaitu metode atau teknik
pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Metode atau interaktif
meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan
focus group discussion ( FGD ) sedang yang non interaktif meliputi kuesioner,
mencatat dokumen atau arsip (coontent analysis) dan juga observasi tak berperan.
Secara singkat metode interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Wawancara
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa,
aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan
bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti
itu sebagai bagian dari pengalaman masalampau, dan memproyeksikan hal-hal
itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Di
dalam melakukan wawancara ada tahapan-tahapan yang biasa dipakai, yaitu :
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai,
b. Persiapan wawancara,
c. Langkah awal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif,
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.
Wawancara pada penelitian yang akan dilakukan ini dilakukan terhadap
informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah
ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang
akan berlangsung dilaksanakan.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi
langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan.
Dalam penelitian ini observasi partisipatif, yaitu dengan cara akan
mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran
yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang
diamati, dan bagaimanapun hal itu membawa pengaruh pada yang diamati.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada kisi-kisi observasi.
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis)
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada
latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat
berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik
pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip dilakukan dengan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan sekedar mencatat isi penting yang
tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak awal
kegiatan penelitian sampai akhir kegiatan penelitian. Dalam penelitian yang akan
dilakukan ini data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan alur kegiatan
seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, (
2009) yakni, data reduction, data display and conclusion drawing verificaton,
seperti terlihat dalam gambar berikut :
Gambar. Komponen dalam analisis data ( interactive model )
Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi demikian
banyak dan kompleks serta masih bercampur-campur, maka dibuatlah reduksi
Data collection
Data display
Data reduction Conclusion
drawing verifying
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
terhadap data tersebut. Dalam proses reduksi ini dilakukan seleksi untuk memilih
data yang relevan dan bermakna, yang mengarah pada pemecahan masalah,
penemuan, pemaknaan untuk menjawab pertanyaan. Begitu juga perlakuan peneliti
terhadap transkrip itu penulis ambil sebagai data penelitian, kemudian peneliti
masukkan dalam laporan penelitian.
Setelah di reduksi, ditentukan komponen yang terfokus untuk diamati dari isi
wawancara, yaitu mengenai implementasi kurikulum KBK. Hasil wawancara dan
pengamatan tahap dua ini dibentangkan/ display. Selanjutnya data tersebut direduksi
lagi, sehingga akhirnya pengamatan maupun wawancara ditunjukkan pada proses
sosialisasi. Kurikulum KBK, Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan,
menyusun secara sistematis hal-hal yang pokok dan penting dan membuat abstraksi
untuk memberi gambaran yang tajam serta bermakna.
Proses pemilihan data mengarah pada pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan, serta diformulasikan secara sederhana, disusun secara sistematis dengan
menonjolkan hal-hal yang lebih substantive. Diharapkan dengan cara ini akan
memberi abstraksi yang tajam tentang kebermaknaan hasil temuan di lapangan.
G. Keabsahan Data
Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka keabsahan data
terlebih dahulu dilakukan. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini pemeriksaan
keabsahan data menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mempertinggi tingkat
kredibilitas hasil penelitian dilaksanakan teknik pemeriksaan keabsahan data,
menurut Lexy J. Moleong (2007), teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan
dengan cara :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal ini bertujuan untuk : (a)
membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b) membatasi
kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-
kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Dengan adanya perpanjangan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan.
2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tetaitif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang
dapat diperhitungkan dan apa yang tiddak dapat. Ketekunan pengamatan
bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan
keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan
kedalaman.
3. Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Terdapat empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
macam trianggulasi yaitu : trianggulasi data, trianggulasi peneliti, trianggulasi
metodologis, dan trianggulasi teoritis.
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik
ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan
keabsahan data.
5. Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya
sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu
harus mengacu pada fokus penelitian.
Dari uraian di atas, maka keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dimana peneliti tinggal di
lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Dengan
perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang dikumpulkan dapat
ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti dan membahas hasil penelitian sebagai berikut :
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah dan profil STIKES ANNUR Purwodadi
Bertolak dari keberhasilan Bp. H. asaat Pitoyo, S.Kp.,M.Kes dan Ibu
Hj.Waridah Nasution SKM, M.Kes dalam membina dan mengembangkan
pendidikan DIII Keperawatan, serta bersama munculnya akper-akper baru, baik
di jawa tengah tengah maupun di seluruh penjuru tanah air maka Bp. H. asaat
Pitoyo, S.Kp.,M.Kes dan ibu Hj waridah Nasution sebagai perawat dan Bidan
senior berminat untuk menambah institusi pendidikan keperawatan yang sudah
dikelolanya. Keinginan ini juga didukung oleh adanya permintaan tenaga
perawat dari berbagai negara/ luar negeri. Adapun dipilih lokasinya di kabupaten
Grobogan adalah didasarkan pengalaman. Melihat bahwa peminat pendidikan
akper Depkes Semarang paling banyak adalah dari daerah kabupaten sragen
maupun kabupaten Grobogan. Studi kelayakan dan penyusunan proposal
dilakukan tidak terlalu lama yaitu dimulai dengan pendirian yayasan An-Nur
purodadi. Setelah yayasan tersebut berdiri, selanjutnya dimulai penyusunan
proposal dan kemudian dimintakan rekomendasi pada Bp Kepala Dinas
kesehatan Kabupaten Grobogan dan Bapak Bupati Kab. Grobogan proses untuk
mendapatkan Rekomendasi diwilayah Kab. Grobogan berlangsung agak
mengalami hambatan Di Dinas Kesehatan TK II, akan tetapi kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
hambatan tersebut diselesaikan oleh Bapak Bupati.
Selesai mendapatkan ijin dari daerah TK II selanjutnya proposal tersebut dikirim
ke kanwil Depkes Jawa tengah dan dilanjutkan ke DEPKES Republik Indonesia
( Pusdiknakes ) atau Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan ) di Jakarta. setelah
melalui proses panjang akhirnya keluarlah SK ijin Operasional akper dan
akreditasi B dengan SK Menkes RI no. HK.00.06.1.1.0352. untuk operasional
tahun pertama yaitu 1996 akper annur dilaksanakan di Jalan Kapten Rusdiat
danyang- Purwodadi dengan menyewa gedung milik PEMDA Kab. grobogan
( bekas pakai STM pertanian ). dan pada akhir tahun ke III telah berhasil
membangun Satu gedung di Jalan Gajah Mada yang ditempati
sampaisekarangini. Pada akhir tahun ke 2000. Akademi Keperawatan An-Nur,
Ibu Waridah Nasution berencana mengembangkan dengan membuka program
D-III Kebidanan, Setelah proposal Akademi kebidanan diajukan kepada Bp.
kepala Dinas kesehatan TK I ternyata Bp Kepala Dinas TK I semarang
menyatakan dan menyarankan agar di kabupaten grobogan juga didirikan
AKBID. oleh karena itu maka AKBID An-Nur purwodadi mendapatkan SK
pendirian ijin Operasional untuk AKBID An-Nur Purwodadi dan predikat
akreditasinya berdasr SK Menkes RI No. HK.00.6.22.00109.
AKPER An-Nur dan AKBID An-Nur purwodadi adalah 2 Institusi Pendidikan
tenaga kesehatan yang sama- sama bernaung dalam satu yayasan yaitu yayasan
Annur Purwodadi.
hingga pada akhirnya setelah berkembang cukup maju dan pesat AKPER An-
Nur purwodadi bernaung di bawah payung DIKTI dengan SK MendiknasRI
N0.54/D/O/2006 terkonversi yang semula AKPER menjadi Sekolah Tinggi Ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kesehatan ( STIKES ) An-Nur Purwodadi dengan 3 jurusan atau Program studi
S1 Ilmu Keperawatan, DIII Keperawatan ( Akper ).
Visi STIKES adalah menjadi lembaga perguruan tinggi kesehatan yang
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta
menghasilkan tenaga kesehatan profesional yang mampu berkompetisi secara
global ( statuta STIKES, hal : 5 )
Misi STIKES adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang kesehatan dalam
berbagai jenjang pendidikan serta mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
2. Mengembangkan kehidupan akademik yang dilandasi nilai-nilai budaya
bangsa dan jati diri STIKES An-Nur Purwodadi
3. Mengembangkan penelitian sesuai bidang keilmuan masing-masing
4. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
hasil-hasil penelitian untuk menyelesaikan masalah-masalah aktual di
masyarakat ( Statuta STIKES, hal : 5 )
Tujuan STIKES adalah :
a. Menyiapkan tenaga kesehatan profesional dengan memperhatikan
jumlah, mutu, relevansi, dan efektivitas.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. (
Statuta STIKES, hal : 6 )
2. Kemahasiswaan
Data mahasiswa pada tahun 2006 – 2010 (4 tahun terakhir) dapat
disajikan seperti tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 1 : Data mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
STIKes Annur Purwodadi Tahun 2006 – 2010
Tahun ajaran
Calon Pendaftar
Semester 1
Semester 3
Semester 5
Semester 7
Jumlah
2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010
26 56 62 74
23 47 58 68
- 23 47 46
- -
23 38
- - -
36
23 126 190 262
Sumber : Dokumen laporan SPMB STIKes Annur Purwodadi Tahun 2010 3. Sarana dan Prasarana
Ruang kuliah yang ada di STIKes Annur Purwodadi terdiri dari ruang
Kuliah 12 Kelas, 2 ruang demonstrasi keperawatan dan Kebidanan, ruang
seminar, perpustakaan, ruang laboratorium bahasa,ruang laboratorium
Komputer, Laboratorium Keperawatan yaitu Laboratorium Keperawatan
dasar, Laboratorium Komunitas dan Gerontik, Laboratorium Keperawatan
Jiwa, Gawat darurat, Keperawatan dasar, Keperawatan Maternitas,
Keperawatan Anak dan Laboratorium Anatomi.
4. Data Dosen dan Staf edukatif
Dosen yang ada di STIKES Annur Purwodadi Kabupaten Grobogan
sejumlah 20 Dosen Keperawatan dan 2 Dosen Non Keperawatan, 5 Orang
Staf Tata Usaha, 2 Pustakawan dan 2 di UPT Laboratorium.
B. Temuan Penelitian
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh Tim Dosen Mata ajar
blok sistem pencernaan di STIKes Annur Purwodadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan oleh
Ketua Program studi dan Pembantu Ketua I Bidang Akademik bersama- sama
dengan Koordinator Blok Mata kuliah sistem Pencernaan yang berdasarkan
kurikulum AIPNI 2010 dan silabus mata kuliah. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dibuat persemester dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) mengidentifikasikan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (2)
menentukan indikator; (3) menentukan metode dan teknik pembelajaran; (4)
menentukan materi pembelajaran; (5) menyusun daya dukung lainnya; dan (6)
menyusun evaluasi pembelajaran ( Buku pedoman 3 ; penyusunan RPP Stikes
Annur Purwodadi, hal : 8 tahun 2009 ). Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dibuat dengan mengacu pada Standar yang dikeluarkan oleh
AIPNI dan BPPSDM Depkes RI Jakarta Pusat yang mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan
target yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran. Standar kompetensi
tersebut merupakan ukuran dari keberhasilan proses pembelajaran yang
selanjutnya diuraikan dalam bentuk kompetensi dasar. Dari kompetensi dasar
tersebut merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.. Semua RPP yang
disusun oleh Dosen Blok sistem pencernaan menunjukkan identitas yang
meliputi mata kuliah, Tingkat program, semester, dan tahun ajaran.
Identitas tersebut bertujuan untuk mengetahui mata kuliah apa yang
akan diuraikan di dalam RPP. Dengan adanya identitas mata kuliah tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
selanjutnya Dosen merinci dalam satuan-satuan mata kuliah pokok blok yang
sesuai di dalam identitas tersebut, sekaligus dicantumkan kelas atau tingkat,
semester, dan tahun ajaran. Hal ini bertujuan agar Dosen dapat mengetahui
dengan mudah jenis RPP yang akan dibuat (CL.5)
Terkait dengan identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
tersebut Etika Dwi Winahyu, Ns ( Wawancara 25 April 2009) mengatakan
bahwa :
… sebelum menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar merumuskan indikator tujuan pembelajaran metode dan lain sebagainya terlebih dahulu setiap Dosen diwajibkan menuliskan identitas yang meliputi mata Kuliah, Tingkat, semester dan tahun ajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat membantu dosen dalam membuat rincian RPP.
Penyusunan RPP di STIKes Annur Purwodadi dilakukan terlebih dulu
sebelum tahun ajaran dimulai dengan rapat koordinasi Team teaching ( lih.
Dokumentasi ).
Meskipun masih ada juga dosen yang tampak kurang profesional dalam
menyusun desain pembelajaran dan terdapat perbedaan dan kurang satu
persepsi.sebagaimana dikatakan oleh meity mulya susanti, Ns.
Langkah dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) pada Blok sistem Pencernaan mula- mula di koordinatori oleh seorang
koordinator blok dan merumuskan kompetensi yang akan dicapai, penentuan
proses tutorial, learning objektif serta penentuan ujian blok, dimulai dari
identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), merumuskan
indikator, menentukan tujuan pembelajaran dll, hingga sampai menentukan
evaluasi pembelajaran. Hambatan-hambatan dalam RPP antara lain dengan
adanya beda pendapat di awal kali melakukan penyususnan masing- masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dosen memiliki argumentasi terkait dengan keseragaman ‘’ Form ‘’. Akan tetapi
dengan pembagian persepsi yang sama akhirnya RPP pada blok sistem
pencernaan telah disepakati dalam bentuk satu form.
Sebagaimana di tuturkan oleh fitriani, S.Kp bahwa :
‘’ semenjak ada sosialisasi tentang form pembuatan RPP baik untuk digunakan tutorial, klasikal maupun laboratorium sekarang kita mengacu pada pedoman pembuatan silabus dan RPP yang telah disepakati bersama ‘’
RPP Proses pelaksanaan Tutorial di STIkes Annur Purwodadi masih
menggunakan satu model bentuk RPP. Hanya saja menitik tekankan pada aspek
proses pelaksanaan tutorialnya.
Hasil wawancara diatas diperkuat dengan berbagai hasil pengamatan
yang dilakukan. Terdapatnya pertemuan antara pengelola program dengan para
dosen tiap bidang baik bidang blok sistem gawat darurat, sistem pencernaan,
sistem neurobehavior, sistem pernafasan telah mampu menyusun RPP semua
mata kuliah pada masing- masing semester sesuai dengan blok. Pada blok sistem
pencernaan terlihat sebelum proses tutorial PBL berlangsung mahasiswa
memiliki panduan tutorial, RPP yang dibuat oleh dosen sebelum pembelajaran
PBL dilaksanakan. Desain RPP tersusun dengan sistematika sebagai berikut :
identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dilakukan oleh
dosen setelah memahami identitas yang meliputi mata kuliah, semester, tahun
ajaran. Identitas tersebut perlu dipahami oleh dosen dan tim agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menjabarkan silabus yang ada ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan mata kuliah, semester serta dipergunakan untuk tahun
ajaran berapa. Dalam menentukan identitas tersebut, seperti dinyatakan oleh
ngatminah, S.Kp (wawancara tanggal 28 November 2010) mengatakan bahwa :
Ketika kita membuat atau dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didahului dengan identifikasi, yang meliputi identitas mata kuliah, semester, dan tahun ajaran, dengan mengetahui mata kuliah yang akan diuraikan dalam RPP maka dapat dirinci dalam satuan-satuan acara perkuliahan yang sesuai, kejelasan mata kuliah, semester dan tahun ajaran tersebut dapat membantu dosen dalam membuat RPP secara rinci dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku.
Dari informasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Penyusunan
RPP meliputi identitas mata kuliah, semester dan tahun ajaran hal tersebut
mutlak ditetapkan oleh dosen dan tim pengajaran terlebih dahulu, dengan
memahami identitas, dan menetapkan identitas maka Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dapat dibuat dengan terarah sesuai dengan mata kuliah,
semester dan tahun ajarannya.
Langkah kedua adalah menentukan materi standar. Untuk menyusun
rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perlu pemahaman terhadap kurikulum
dengan standar nasional pendidikan (SNP), pemahaman tersebut sangat penting
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hal ini seperti
disampaikan oleh Eli Isnaeni, S.Kp (Wawancara tanggal 28 November 2010)
yang menyatakan :
Sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu kami mencoba memahami standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, karena dengan memahami standar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kemungkinan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum baru sebagai
pengganti kurikulum nasional, setiap perubahan kurikulum tentunya akan
membawa konsekuensi. Demikian halnya dengan perubahan kurikulum
Nasional ke kurikulum berbasis kompetensi yang dirumuskan oleh institusi dan
institusi memiliki hak penuh dalam mengembangkan kurikulum sesuai kekhasan
atau penciri yang dimiliki oleh institusi penyelenggara. Pengembangan silabus
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata kuliah blok
sistem pencernaan di STIKES Annur Purwodadi dirumuskan oleh dosen tim
keperawatan sistem pencernaan yang semula di keperawatan dahulu mengacu
pada Silabus BKS Jawa tengah sekarang sudah mulai lebih dikembangkan oleh
tim dosen Blok sistem pencernaan. Berdasarkan wawancara dengan dwi
Tristiningdyah, S.Kp tanggal 26 November 2010 bahwa
‘’ Ketika era di 2001 sampai dengan 2005 nan kami dalam tim pengajaran keperawatan sistem pencernaan terpatok pada beberapa sub pokok bahasan dalam memberikan materi kuliah ke mahasiswa, sehingga kami harus banyak menyampaikan sehingga mahasiswa pasif reseptif dan kami kejar tayang dan harus bisa menghabiskan materi- materi sesuai dengan silabus yang diberikan oleh BKS, akan tetapi sejak adanya perubahan paradigma KBK dari TCL ke SCL ini dapat memberikan fleksibilitas para dosen pengampu untuk lebih bisa berimprovisasi terhadap bahasan- bahasan pada sistem pencernaan’’.
Langkah ketiga dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah menentukan Leraning Objective atau tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ditentukan setelah ditentukan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta indikator, tujuan pembelajaran berisikan target yang akan dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dalam proses pembelajaran, tujuan pembelajaran merupakan hasil yang akan
dicapai setelah dilakukan proses pembelajaran dalam satu tatap muka.
Setiap menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Blok sistem
pencernaan setelah identifikasi dan menentukan kompetensi, langkah
selanjutnya adalah menentukan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran
merupakan hasil yang akan dicapai dalam setiap tatap muka, sehingga dalam
menentukan tujuan tentunya disesuaikan dengan kompetensi yang hendak
dicapai. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh dosen tim
pada blok sistem pencernaan, telah ditentukan tujuan pembelajaran yang telah
dibuat terdiri dari tujuan pembelajaran pertemuan I dan II, dan seterusnya
tergantung dari alokasi waktu yang disediakan.
Langkah keempat dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)pada blok sistem Pencernaan adalah menentukan Rencana Kegiatan
Pembelajaran. Rencana kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh dosen dalam proses pembelajaran, rencana
kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran dari
pertemuan I, sampai dengan pertemuan berikutnya disertai dengan alokasi
waktu, rencana tersebut merupakan gambaran kegiatan yang akan dilakukan
oleh dosen di dalam kelas, rencana tersebut disusun dengan sistematika secara
umumnya yaitu : pendahuluan dengan alokasi waktu 5 menit, kegiatan inti
dengan alokasi waktu 30 menit, dan penutup 5 menit.
Setiap dosen maupun Tim teaching pada pelbagai sistem atau blok telah
melengkapi langkah pembelajaran disertai dengan alokasi waktu yang
disesuaikan dengan kompetensi, tujuan pembelajaran dan alokasi yang tersedia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dan langkah-langkah pembelajaran yang berisikan pendahuluan, kegiatan inti
dan penutup.
2. Pelaksanaan melakukan metode dan media pembelajaran
Langkah kelima yaitu menentukan metode pembelajaran, perencanaan
metode pembelajaran, khusus untuk mata kuliah Blok sistem pencernaan
menggunakan proses problem based learning dengan 7 ( tujuh langkah ) atau
seven jumps kecuali mata kuliah- mata kuliah lain seperti Agma, bahasa
indonesia metode bervariasi, metode penugasan dan metode diskusi atau small
group discussion ( SGD ).
Kasus pemicu : Tn. Ogah 33 tahun telah dilakukan laparatomi edcausa appendicitis hari ke-3.
pasien masih merasakan nyeri pada area yang dioperasi nyeri semakin bertambah dan menyatakan sering keluar rembesan cairan dari luka operasi. Hasil pemeriksaan perawat warna dasar luka tampak kuning terdapat slough, dan terdapat maserasi dan evicerasi. Pasien enggan untuk makan karena takut jahitan tidak jadi.
Berikut adalah langkah- langkah problem based learning :
1). klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2)
mendefinisikan permasalahan, 3). Menganalisis permasalahan dan
menawarkan penjelasan sementara, 4). Menginventarisir berbagai penjelasan
yang dibutuhkan, 5). Memformulasi tujuan belajar, 6).
Mengumpulkan informasi melalui belajar Mandiri, 7). Mensintesis informasi
baru dan menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang
dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar.
Terkait dengan metode pembelajaran Eli isnaeni, S.Kp, (wawancara
tanggal 26 November 2010) mengatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh dosen di STIKES Annur Purwodadi pada blok- blok mata kuliah khususnya sistem Pencernaan dengan seven jump. Karena dengan PBL seven jump pemahaman mahasiswa lebih luas dan mehasiswa masing- masing memiliki argumentasi dan usaha untuk menjawab. Hal ini amat kami akui selama perkuliahan semester ini berjalan’’. Langkah keenam berikutnya sesudah menentukan metode dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Blok sistem pencernaan
adalah menentukan media dan sumber belajar. Untuk menentukan media
pembelajaran seven jump pada blok sistem pencernaan ini, dosen dan bersama-
sama mahasiswa memilih media yang sesuai dengan mata kuliahnya, media
pembelajaran yang dipilih dosen dan digunakan oleh mahasiswa dalam
perencanaan pembelajaran antara lain : papan tulis ( Flip chart ), gambar-gambar
yang menunjang dengan mata kuliah misalnya adalah lembar booklet
pencernaan, contoh menu seimbang, Torso manusia, audiovisual termasuk
media komputer (multimedia) dan free hot spot area untuk browsing dan
pelacakan referensi, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.
Sedangkan sumber belajar yang digunakan adalah fasilitasi modul pembelajaran
( Lihat buku modul pembeljaran I.a Blok sistem Pencernaan ) buku tambahan
yang tersedia di perpustakaan. Selain dalam perencanaan dosen merencanakan
sumber belajar dari internet sebagai tugas tambahan. Terkait dengan penggunaan
media pembelajaran melalui akses internet Eli Isnaeni, S.Kp mengatakan
bahwa :
“ mahasiswa di fasilitasi free hot spot area yang bisa diakses secara gratis, ini dimaksudkan supaya mahasiswa bila menjalankan proses PBL seven jump bisa mengakses secara langsung gambar anatomi pencernaan, masalah- masalah dalam pencernaan, tehnik prosedur perawatan dll, hal ini akan menambah pengetahuan yang bagus dan pola pikir mahasiswa akan lebih luas karena langsung melacak jurnal- jurnal illmiah secara gratis, gitu ya pak........ ’’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Penggunaan media pembelajaran yang tepat bertujuan untuk membantu
dosen dalam melaksanakan proses turorial, hal ini seperti disampaikan oleh
Etika dwi Winahyu yang menyatakan bahwa :
Untuk membantu proses tutorial denga Problem based Learning ( PBL ) kami sering menggunakan papan tulis kecil- kecil perkelompok sebagai media pembelajaran, mengenai sumber belajar juga masih terbatas pada modul karena sejak 2 tahun berjalan ini modul belum ada revisi dan beberapa buku tambahan literatur yang ada di perpustakaan pada mata ajar pencernaan masih terbatas sehingga perlu sekali untuk akses di internet, tepai juga manakala papan putih atau papan flip chart terkadang terbatas, maka inisiatif mahasiswa memakai kertas manila dan itu belaku pada seluruh kelompok tutorial.
Keterbatasan media pembelajaran yang dimiliki oleh kampus
menyebabkan Tim dan mahasiswa menggunakan media pembelajaran seadanya.
Lebih- lebih kelas, terkadang aula dijadikan sebagai tempat pembelajaran seven
jump.
Langkah ketujuh adalah menentukan waktu pembelajaran, waktu
pembelajaran ditentukan setelah dosen menentukan standar kompetensi, materi
standar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan
media pembelajaran. Waktu pembelajaran direncanakan sesuai dengan
kebutuhan yang tertera pada kegiatan pembelajaran, waktu yang digunakan oleh
tim teaching seven jumps dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkisar
200 menit.
Langkah kedelapan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah merancang penilaian. Setiap RPP yang dibuat selalu dilengkapi
dengan rencana penilaian, rencana penilaian dibuat direncanakan secara tertulis,
dalam bentuk isian, dan objektif. Penilaian dilakukan sesudah proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pembelajaran dengan alokasi waktu 5-10 menit. Teknik penilaian yang
direncanakan ada yang dibuat secara lisan, tetapi ada pula yang dibuat secara
tertulis, tergantung dari kesiapan tim dan kondisi mahasiswa, serta alokasi
waktu. Bila waktunya memungkinkan, rencana penilaian dibuat dalam teknik
tertulis dalam bentuk isian maupun objektif, tetapi jika waktunya sedikit,
rencana penilaian dibuat dalam bentuk lisan atau oral quiz.
Langkah kesembilan adalah merencanakan daya dukung lainnya.
Pemanfaatan daya dukung seperti fasilitas, situasi dan kondisi yang tepat untuk
pembelajaran, berdasarkan data yang ada tidak direncanakan oleh dosen, dari
data yang ada tidak satupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mencantumkan fasilitas pembelajaran, situasi pembelajaran dan lain-lainnya.
Padahal perencanaan daya dukung pembelajaran sangat mendukung
keberhasilan pembelajaran, selanjutnya Meity MS, Ns mengatakan
“pembelajaran akan kondusif, membuat mahasiswa nyaman dan menyenangkan
apabila didukung oleh ruang kelas yang tidak pengap, terang dan ventilasi udara
yang cukup karena ada beberapa kelas yang hanya memiliki ventilasi terbatas
akan tetapi fan/ kipas angin hanya ada 1 ( satu ) dan itu berfungsi tidak optimal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam melaksanakan
Pembelajaran yang mengacu pada kompetensi ( KBK ) mempunyai pola
perencanaan dalam bentuk program tahunan, program tengah semester,
kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP telah
dibuat oleh dosen tim pengampu sistem pencernaan melalui kegiatan forum
ilmiah antar dosen antar tim atau departemen keilmuan. Penyusunan RPP
melalui beberapa tahap. RPP memuat identitas mata kuliah, standar kompetensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
3. Pelaksanaan Tim Dosen Blok sistem Pencernaan dalam memilih model
problem based Learning .
Model pembelajaran oleh dosen pada blok sistem pencernaan dikemas
dalam tiga model yaitu PBL dengan seven jumps, ISS IT, klasikal atau
konvensional pada pokok- pokok bahasan tertentu dan Kuliah penunjang yang
menghadirkan dokter ahli dan perawat Spesialis dalam bidangnya, pada saat
awal dilksanakan pembelajaran maka tiap sesi pembelajaran terdapat 3 kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir/penutup dan tindak lanjut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Eli
isnaeni, S.Kp (wawancara tanggal 23 November 2010) bahwa :
Penerapan metode pembelajaran oleh dosen pada mata kuliah kami yaitu blok sistem pencernaan terdapat 3 metode yaitu seven jumps yang terbagi menjadi beberapa kelompok dan terdapat beberapa skenario. ISS- IT sekaligus SGD dengan masing- masing terdapat tahapan dalam memulai pembelajaran yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (kegiatan akhir).
Begitu juga dengan pernyataan yang disampaikan wahyu, Ns
(wawancara tanggal 23 November 2010) mengatakan bahwa :
Tim Dosen pencernaan melakukan kegitan pokok penting dalam mengawali pembelajaran dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Mahasiswa dibagi 8 – 10 kelompok yang masing- masing di jelaskan tahapan- tahapan pembelajaran terlebih dulu.
Berbagai metode masing- masing dosen dalam tim pengajaran pecernaan
dalam melaksanakan metode pembelajaran, diantaranya adalah Tutorial,
klasikal, ISS-IT, SGD . Berdasarkan pengarahan Ketua STIKES melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
PUKET I bidang akademik dianjurkan untuk memperbanyak menggunakan
Model terkini dengan memfokuskan student centered learning ( SCL ) karena
dengan menggunakan metode tersebut dapat membantu mahasiswa mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata mahasiswa dan dapat
mendorong mahasiswa untuk pro aktif dan untuk lebih mengembangkan diri,
sedangkan dosen hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan memberikan
feed back ( umpan balik ).
Pernyataan tentang penggunaan metode pembelajaran tersebut
diungkapkan oleh Meity MS, S.Kp,Ns (wawancara tanggal 24 November 2010)
mengatakan bahwa :
Untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam memahami bahan ajar maupun materi yang akan dicapai berdasarkan kompetensi, tim dosen dianjurkan untuk menggunakan metode SCL – PBL, karena dengan metode tersebut mahasiswa dapat menghubungkan antara materi yang ditulis di silabus dengan situasi dunia nyata mahasiswa melalui berbagai hal, hal ini dapat mendorong mahasiswa untuk lebih mengembangkan pengetahuan yang dia peroleh dan lebih kompleks akan tetapi LO atau learning objective harus dirumuskan terkait dengan dosen dalam bidangnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Etika DW, Ns sebagai Ka. Prodi
sekaligus sebagai tim dosen pencernaan (wawancara tanggal 24 November
2010), mengemukakan sebagai berikut :
Walaupun PBL- tutorial seven jump dilaksanakan, mengingat kapasitas mahasiswa dan dosen sangat bervariasi, maka kuliah klasikal atau konvensional tetap diadakan karena terdapat mata kuliah tertentu yang pencapaian kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa dan dosen pengampu berbeda contoh mata kuliah mikrobiologi dan gizi, ini masih memerlukan adanya kuliah klasikal. Mengingat dosen yang di panggil untuk mengajar adalah dosen luar. Hal ini sangat sulit untuk dikondisikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada semester IV
(observasi, tanggal 24 November 2010), diketahui mahasiswa dibentuk dalam
kelompok melakukan kegiatan tutorial baik di kelas maupun dilaboratorium (
Field Lab atau skill lab ) terlihat kegiatan berjalan dengan baik dan mahasiswa
pro aktif. Antar kelompok telah menjalankan tahapan- tahapan seven jump pada
pertemuan awal yaitu tahap 1 sampai dengan tahap ke-5 dilaksanakan dan
terkoordinasi oleh tim tutorial. Disini terlihat adanya sarana maupun prasarana
yang mendukung tercipnya PBL seven jump karena terdapat hot spot area yang
memudahkan mahasiswa searching bahan tutorial, papan flip chart dan lap top (
note book ). Sehingga tutorial tampak hidup.
Hasil wawancara mahasiswa fitria mukti H ( wawancara tanggal
29 November 2010 ) mengatakan bahwa :
Pak kami sekarang belajar lebih senang dengan memakai metode PBL – SJM ketimbang PBL ISS-IT , sebetulnya dua ( 2 ) strategi atau metode ini baik hanya saja karena di SJM tahapanya lebih mudah kita terapkan, memang harus banyak waktu yang diperlukan, tetapi tahapanya secara sistematik membuat kami jadi tahu.... oh ini... tahap awal yang ini tahap ke 2, ke 3 dan seterusnya. Terus terang kami khususnya saya, ini lebih senang ketika tim dosen masuk PBL ketimbang ISS- IT.
Senada yang di sampaikan oleh informan mahasiswa heny nahar
bakdiyah ( wawancara tanggal 29 November 2010 ) ia menyatakan bahwa:
Ya kalo menurut heny sih pak sama dengan mbak fitri atau teman lain yang saya ketahui, kalo pada saat kami diskusi terkait dengan asuhan keperawatan dan konsep dasar dari aspek medis tentang gangguan- gangguan fungsi dari pencernaan, saya lebih enak menangkap dan memiliki ide- ide untuk menjawab skaligus mendeskripsikan pak. karena di SJM ini setiap sesi ada bagian- bagianya contoh sesi pertama kita bisa menyelesaikan tahap I sampai dengan tahap 5, dan disini kita di tuntut untuk berargumentasi dan menyelesaikan tahapan itu. Sedang sesi ke-2 kita bisa melakukan tahap 6 dan tahap ke tujuh. Gitu pak.....’’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari uraian data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di STIKES
Annur Purwodadi, dianjurkan untuk selalu menggunakan metode pembelajaran
Problem based learning Seven jump. Penggunaan metode tersebut bertujuan
untuk mencapai standar kompetensi dan standar isi yang telah direncanakan oleh
dosen.. Mahasiswa pada saat melaksanakan tutorial PBL difasilitasi dengan
modul yang berisi materi, skenario kasus.
Adapun pertimbangan dosen dalam memilih metode pembelajaran
adalah: memberikan dasar- dasar berfikir lebih kritis, menganalisis dan
menelaah skenario kasus yang dibuat oleh tim dosen, dan tujuan akhir
kompetensi yang akan dicapai dalam blok terpenuhi.
4. Pelaksanaan penilaian dan evaluasi PBL oleh Dosen Blok Sistem
Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2010 dapat
diketahui bahwa dalam menentukan alat penilaian kemajuan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan dosen blok sistem pencernaan di STIKes Annur
Purwodadi sangat beragam jenisnya, antara lain penilaian unjuk kerja, penilaian
sikap, penilaian tertulis, dan penilaian diri. Penilaian dilakukan baik yang
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar dan pada prinsipnya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui perkembangan kemajuan
belajar peserta didik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Wawancara dengan Ngatminah, S.Kp ( wawancara tanggal 6 Desember
2010) diketahui bahwa Dosen blok Pencernaan melakukan berbagai cara
penilaian, seperti penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, pertanyaan
langsung dan melalui bentuk Field lab, serta OSCA, penilaian unjuk kerja
dilakukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Selain cara penilaian
tersebut dosen melakukan berbagai penilaian antara lain OSCA, Uji Skill di Lab
terkait dengan Perawatan Colostomy, Tindakan Scorstien, Pemasangan NGT
dan Pemberian Nutrisi lewat NGT, Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu
menyusui, Kegawatdaruratan ( chest trust, Heimlich manuver )
Pada hari yang sama Eli Isnanei, S.Kp (Wawancara tanggal 6 Desember
2010 ) menyatakan sebagai berikut :
Berbagai teknik penilaian yang digunakan oleh dosen, diantaranya adalah penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti diskusi dalam kelompok kecil,melakukan wawancara. Dengan demikian gambaran kemampuan pesertadidik atau mahasiswa akan lebih utuh. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan melalui pembimbing Akademik ( PA ).
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Etika Dwi Winahyu, Ns (wawancara
tanggal 8 Desember 2010), menyatakan bahwa :
Dosen mempunyai rancangan beragam, teknik yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar sangat beragam, namun intinya desain evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar baik pencapaian hasil belajar domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Adapun teknik yang digunakan oleh Dosenantara lain: (1) penilaian unjuk kerja, (2) penilaian sikap, (3) penilaian tertulis, (4) penilaian melalui SGD, (5) penilaian Field Lab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Langkah untuk menentukan pengolahan hasil penilaian adalah
melakukan dan menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu
kompetensi. Menurut Meity Mulya Susanti, Ns (wawancara tanggal 24
November 2010) mengemukakan bahwa :
Dalam menentukan pengolahan hasil penilaian terhadap peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi mengacu pada: penilaian yang dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung, indikator dapat dijaring melalui pemberian soal atau tugas melalui tugas terstruktur. Hanya saja kita sebagai dosen tetap berpegang prinsip pada kesahihan, harus objective, adil, terpadu dan sistematis serta akuntabel.
Senada dengan pernyataan tersebut Purhadi, Ns (wawancara tanggal 26
November 2010) menyatakan bahwa :
Pengelolaan hasil penilaian terhadap peserta didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai standar kompetensi dan standar isi yang telah ditetapkan melalui pemberian tugas atau soal tes dan non tes, dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ). Dan hasil tes ini berpijak pada evalusi yang diberikan apakah evaluasinya secara sumatif atau formatif.
Penilaian sikap, dilakukan oleh Dosen berdasarkan catatan harian peserta
didik berdasarkan penggambaran yang dilakukan oleh dosen mata kuliah.
Informasi tentang penilaian sikap disampaikan oleh Eli Isnaeni (wawancara
tanggal 25 Desember 2010) sebagai berikut :
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/observasi Dosen mata kuliah blok sistem pencernaan. Data hasil pengamatan dosen dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan dari masing- masing Pembimbing Akademik
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil
berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pilihan ganda, benar salah, uraian, jawaban singkat. Hal ini seperti dituturkan
oleh Ngatminah, S.Kp (wawancara tanggal 8 desember 2010) menyatakan
sebagai berikut.
Dosen memberikan soal (tes) secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda, benar salah, uraian, maupun jawaban singkat, hasil tes tersebut diberikan skor sesuai dengan standar skor yang berlaku, misalnya untuk soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberikan angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur Jumlah benar : Jumlah soal x 100 %.
Mengenai bentuk ujian, Eli Isnaeni, S.Kp (wawancara tanggal 6
Desember 2010 ) menyatakan sebagai berikut :
Bentuk ujian meliputi uji komprehensif yang menilai tentang skill di klinis dan untuk sebagai ujian akhir kami menilai lewat uji metode OSCA dengan 20 stasi yang di lakukan oleh peserta didik. Penilaian soal tulis tiap stase yaitu Setiap butir soal memiliki bobot 2,0, Nilai diperoleh = jawaban betul x 2,0, Nilai maksimal 10, Sedangkan Penilaian prosedur/pemeriksaan fisik dan anamnesa/pendidikan kesehatan tiap stase, Nilai maksimal 10, Setiap prosedur dinilai oleh seorang penguji (observer) dengan menggunakan lembar penilaian oleh Tim dosen. Nilai akhir adalah :
Nilai Akhir = Nilai semua UT + Nilai semua UK 18
Indeks
Prestasi = Nilai Akhir
2,5
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jenis alat penilaian
kemajuan hasil belajar peserta didik yang dilakukan Tim dosen Blok sistem
Pencernaan antara lain penilaian proses tutorial, penilaian sikap, penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
tertulis, penilaian metode OSCA, komprehensif di klinis ( adapun contoh
format- format penialaian terlampir ). OSCA memberikan penilaian yang
objektif. Efektif dilaksanakan karena memberikan kemudahan tim dosen dalam
mengobservasi. Hanya saja kelemahan OSCA membutuhkan waktu dan tenaga
dosen lebih banyak.
5. Pelaksanaan pembelajaran remedial Pada blok sistem pencernaan di
STIKes Annur Purwodadi
Pembelajaran ulang ( Remedial) merupakan pembelajaran tambahan
terhadap mahasiswa yang belum mencapai kriteria kelulusan terhadap indikator
mata kuliah tertentu, informasi tentang pelaksanaan pembelajaran remedial di
STIKes Annur Purwodadi, seperti dituturkan oleh Ngatminah, S.Kp (wawancara
tanggal 25 November 2010) mengatakan sebagai berikut :
Pelaksanaan pembelajaran remedial diberikan kepada mahasiswa atau peserta didik yang belum mencapai kriteria kelulusan khusus untuk indikator tertentu. Jadi tidak semua kompetensi, pelaksanaan pembelajaran remedial diserahkan kepada Dosen masing-masing, karena dosen dalam hal ini Team teaching yang mengetahui kekurangan dari peserta didik. Berbagai cara dilakukan oleh dosen, bila jumlah peserta didik yang harus mengikuti remedial banyak, biasanya dosen memberikan perkuliahan tambahan di luar jam efektif, namun bila satu atau dua Mahasiswa, Dosen memberikan tugas belajar secara mandiri, selanjutnya dilakukan penilaian.
Pada dasarnya pembelajaran remedial bertujuan untuk membantu
mahasiswa untuk mencapai kelulusan seluruh indikator dalam suatu
kompetensi, sehingga pembelajaran dan atau pengajaran hanya diberikan
kepada mahasiswa untuk indikator tertentu, hal ini seperti disampaikan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Dwi Trsitiningdyah, S.Kp (wawancara tanggal 28 November 2010) yang
menyatakan bahwa :
Pada Setiap semester tidak semua mahasiswa dapat mencapai kelulusan, satu atau dua mahasiswa biasanya mengalami kesulitan untuk mencapai kelulusan, karena indikator yang dicapai berbeda antara mahaisiswa satu dengan yang lainnya, maka pengajaran remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum lulus. Dan nantinya mahasiwa yang akan melakukan remedial diberikan oleh biaya sks tersendiri yang sudah di tetapkan oleh program.
Pernyataan kedua informan tersebut di atas dipertegas oleh Etika Ns
(wawancara tanggal 25 November 2010) bahwa :
Pembelajaran remedial diserahkan sepenuhnya kepada dosen masing-masing, karena dosen yang mengetahui kekurangan mahasiswa, terhadap mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan, dosen diwajibkan untuk membantu mahasiswa mencapai ketuntasan, sehingga pengajaran remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum dicapai. Mengenai pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada dosen team Blok sistem Pencernaan, tentunya koordinasi dengan Pembantu Ketua I bidang kurikulum dan Ketua Prodi.
Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial, diserahkan kepada dosen
masing-masing, biasanya dilaksanakan seminggu sesudah ujian blok maupun
ujian semester, teknik pelaksanaannyapun beraneka ragam, ada yang
menyampaikan di kelas dalam bentuk Tutorial dan kuliah penunjang, tetapi ada
pula dosen memanggil mahasiswa yang belum tuntas di ruang Bimbingan
Konseling ( BK ), selanjutnya diberikan tugas mandiri, atau Kuliah tambahan
secara tatap muka, hal ini seperti terungkap dalam wawancara dengan Wahyu
Riniasih, Ns (wawancara, tanggal 8 Desember 2010) mengatakan sebagai
berikut :
Bagi mahasiswa yang belum lulus dan belum tuntas, saya panggil ke ruang BK, untuk diberikan kuliah tambahan, atau pengarahan tugas mandiri, saya berharap dengan cara demikian mahasiswa merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
mendapat perhatian khusus, tetapi terkadang saya juga mengumumkan di kelas tentang mahasiswa-mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan dan indikator yang belum dicapai, dengan demikian kemungkinan mahasiswa lain dapat membantu dalam pembelajaran, remedial dilaksanakan seminggu sesudah ujian semester .
Dengan perkuliahan remedial mahasiswa merasa terbantu, karena
dengan perkuliahan remedial mahasiswa mengetahui kekurangannya yang
selanjutnya dengan berbagai cara berusaha untuk memperbaik agar mencapai
ketuntasan, hal ini seperti diungkapkan oleh Mahasiswa Wasis (wawancara
tanggal 9 Desember 2010) sebagai berikut
Dengan remedial, saya merasa terbantu untuk mencapai kompetensi dan dengan pelaksanaan perkuliahan remedial tersebut, saya mengetahui kekurangan-kekurangan saya, sehingga saya dapat lebih konsentrasi belajar, dengan cara demikian dimungkinkan setiap mahasiswa dapat mencapai ketuntasan
Dari data yang dihimpun dari informan tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa remedial dilakukan oleh dosen pada Blok sistem Pencernaan
yang teknik remedial dilakukan masing- masing bidang perawatan yang terkait
dengan metode disesuaikan oleh dosen yang bersangkutan.
6. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan PBL pada blok sistem pencernaan di
STIKES Annur Purwodadi.
Pelaksanaan problem based learning seven jump pada blok sistem
pencernaan di STIKES Annur purwodadi diterapkan dengan memenuhi unsur-
unsur yang tertulis dalam pedoman pembelajaran ( yaitu buku I ) yang dimiliki
oleh STIKES. Metode yang dilaksanakan utama adalah seven jumps dengan
proses tutorial. Hanya saja STIKES mengembangkan model selain seven jumps
adalah ISS-IT dan SGD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Seperti yang di jelaskan oleh Dwi Tristiningdyah, S.Kp ( wawancara 11
Desember 2010 ) ia menyatakan bahwa :
Metode PBL menciptakan pola interaksi yang baik antara dosen dan mahasiswa sehingga mimbar dan atmosfir akademik tercipta. Peran dosen sangat vital selain memotivasi dan fasilitasi dosen sebagai pemberi umpan balik ketika proses tutorial maupun diluar kelas memberikan layanan terhadap proses pembelajaran terhadap mahasiswa. Metode ini memang belum sempurna 100 % pak...... tetapi kami sebagai tim bisa menunjukan perubahan sesuai dengan paradigmanya. SCL dengan PBL ini jauh lebih bisa dilaksanakan dan mahasiswa senang dengan metode ini ketimbang di tahun- tahun yang lalu yang hanya memakai klasikal saja pak... karena kami komit bahwa profil yang akan kita bentuk itu adalah perawat yang memiliki soft skill, pengetahuan dan integritas yang tinggi.
Begitu juga yang disampaikan oleh mahasiswa satrio laksana ( wawancara
tanggal 9 November 2010 ) ia mengatakan bahwa :
Menurut saya pak... teman- teman dan saya sendiri tidak ngantuk bila metode SJM diberikan karena bila klasikal maka dosen yang menguasai sementara mahasiswa mendengar dan resepsif.SJM kita laksanakan tiap blok mata kuliah- mata kuliah tertentu meningkatkan daya fikir mahasiswa sehingga soft skill mahasiswa akan tampak contoh ya pak lebih komunikatif, kooperatif dll..... selain kami dituntut untuk berargumentasi kami bisa berani untuk mengeluarkan ide- ide yang ilmiah. Bila mana ada mahasiswa yang tidak bisa jawab otomatis akan malu.. lha disini upaya kita untuk adu argumentasi sesuai dengan tahapan SJM itu, modul dan pedoman- pedoman pembelajaran terlebih dahulu kami dapatkan sehingga kami melaksanakan tutorial sesuai dengan panduan tersebut..
Dari uraian tersebut diatas, dapat di simpulkan bahwa ketercapaian sebuah
pembelajaran dengan problem based learning meningkatkan pemahaman
mahasiswa di dalam melakukan bedah kasus terhadap skenario yang dibuat oleh
dosen. Terdapat interaksi yang baik yang dibangun oleh tim dosen dan
mahasiswa. Di prodi Ilmu Keperawatan STIKES Annur Purwodadi masih 75 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
pencapaianya. Karena banyak kendala yang ada pada saat proses Problem based
learning dilaksanakan.
7. Hambatan – hambatan pelaksanaan PBL pada blok sistem pencernaan di
STIKES Annur Purwodadi
Seperti yang dikemukankan oleh Etika Dwi Winahyu, S.Kp.,Ns (
wawancara tanggal 19 November 2010 ) mengatakan bahwa :
Didalam KBK untuk pelaksanaan PBL pasti tidak terlepas dari hambatan hambatan. Hambatan tersebut pesti ada seperti halnya, waktu dosen dan mahasiswa harus banyak sehingga butuh kesepakatan, kemudian papan flip chart yang kadang terbatas membuat mahasiswa merasa kurang lengkap sehingga sebagai gantinya memakai manilla untuk dibuat diskusi tutorial.
Senada yang disampaikan oleh Eli isnaeni, S.Kp ( wawancara tanggal 19
November 2010 ) menyatakan bahwa :
Hambatan selalu ada, dimana kegiatan pesti ada faktor pendukung dan faktor penghambat, media pembelajaran terkadang tidak ada, kurangnya tutor, idealnya 1 kelompok 1 tutor tapi kami masih menghandle 2 kelompok 1 tutor. Sehingga mahasiswa kadang tidak memberikan pendapat bahkan jawabanya idem dengan teman disampingnya... lha ini peran motivator kita sebagai dosen ya harus bisa memonitor dengan baik.
B. Pembahasan
1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) oleh
Dosen Tim Mata ajar Blok sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) di Program Ilmu
Keperawatan STIKES Annur Purwodadi dilakukan oleh Tim dosen dengan di
koordinasi oleh koordinator blok yang sebelumnya di rapatkan dalam tingkat
program akademik, mencakup tiga kegiatan yaitu : identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Penentuan identitas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan syarat mutlak, karena dengan diketahuinya identitas, maka tujuan
dari perencanaan untuk merencanakan suatu desain pembelajaran dapat dibuat
dengan tepat. Kegiatan dosen atau guru menentukan identifikasi terhadap mata
pelajaran tersebut sesuai dengan tujuan, sesuai pendapat Susilo ( 2007: 94) yang
menyatakan bahwa: “KBK ataupun KTSP memberikan keleluasaan penuh setiap
penyelenggara pendidikan mengembangkan kurikulum dengan tetap
memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar, KBK merupakan
hasil kreasi dari para pendidik di institusi penyelenggara berdasarkan standar isi
dan standar kompetensi”. Seperti yang ditulis oleh atwi Suparman ( 1993 )
diambil dari Un : 2009 : 112 bahwa penyusunan RPP atau rancangan
pelaksanaan pembelajaran perlu memenuhi elemen- elemen penting dalam
memenuhi dan mengembangkan rancangan pembelajaran serta harus memenuhi
standar minimal. Seperti model yang dikembangkan oleh pusat Kurikulum
depdiknas ( 2002 ), Institusi dapat menambahkan lagi sejumlah kriteria sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing; serta menetapkan standar
minimal yang harus dipenuhi oelh institusi ( misalnya 80 % dari kriteria yang
ditetapkan harus dipenuhi oleh institusi pendidikan ). ( Mulyasa, 2009 : 168 ).
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Prodi Ilmu
Keperawatan STIKES Annur Purwodadi merupakan implementasi dari
pelaksanaan KBK secara universal di tingkat keperawatan, seperti yang
disampaikan Elly Nurrachmah, 2010 pada simposium di bali tanggal 4
November 2010 ia mngatakan dalam pidatonya bahwa institusi diberikan
kewenangan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kurikulum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
menetapkan kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainya,
kompetensi utama pada institusi 60 – 80 %harus dimiliki oleh intitusi
pendidikan khusunya keperawatan. Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran ( RPP ) di STIKES Annur untuk blok sistem pencernaan pada
awalnya dirasa sulit oleh Tim pengajaran , namun setelah dipahami, hal tersebut
ternyata dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Dalam lingkup satuan pendidikan atau sekolah, perguruan Tinggi paradigma
yang sama juga ingin diberlakukan., yakni satuan pendidikan menjadi mandiri,
dan diberi kesempatan mengerahkan seluruh potensi demi kemajuan pendidikan
yang kontekstual, meski harus disadari, hal ini tidak mudah dilaksanakan.
Langkah baru dalam menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan strategi dasar dalam belajar mengajar sesuai pendapat Djamarah
(2006:5) yang menyatakan bahwa ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yaitu : (1) mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya; (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya
akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intsruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosen telah menyusun RPP
sesuai dengan pedoman yang diberlakukan. Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran di STIKES Annur merupakan kegiatan yang direncanakan oleh
pengelola dan pelaku pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi
dengan ciri mencakup identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan
penyusunan program pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang disusun oleh ka. Prodi dan dosen memberikan gambaran kebebasan
institusi dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi atau
penciri dari institusi penyelenggara. RPP telah memberikan gambaran nyata
tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh dosen sistem Pencernaan
sesuai dengan diskusi dan perumusan antar tim dosen blok tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa dosen Tim sistem Pencernaan didalam
melaksanakan perkuliahan tutorial atau telah merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki dan berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi.
2. Pelaksanaan Dosen dalam memilih model pembelajaran PBL Seven Jump.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa metode pembelajaran
yang diterapkan oleh dosen blok sistem pencernaan sebagian besar mengacu
pada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa ( student centered learning )
sebagai subjek belajar dengan segala karakteristiknya. Langkah dalam
melaksanakan metode pembelajaran seven jumps. SJM merupakan sebuah
metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada university of limburg –
Maastrict dengan pendekatan problem based learning. Sesuai dengan namanya,
pada metode ini terdapat tujuh ( 7 ) langkah pembelajaran yang harus dialami
oleh peserta didik, yaitu ( 1 ) klarifikasi terminologi dan konsep yang belum
dipahami, ( 2 ). Mendefiniskan permasalahan, ( 3 ). Menganalisis permasalahan
dan menawarkan penjelasan sementara, ( 4 ). Menginventarisasi berbagai
penjelasanan yang dibutuhkan, ( 5 ), Memformulasikan tujuan belajar ( LO ) (6
). Mengumpulkan informasi melalui belajar mandiri, ( 7 ), Mensisntesis
informasi terbaru dan menguji serta mengevaluasi untuk permasalahan yang
sedang dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar. Ketujuh
langkah tersebut dilakukan dalam 3 sesi belajar.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono ( 2006 : 37 ) dalam memilih metode
pembelajaran baik Problem based leraning maupun klasikal atau sejenis secara
umum dosen atau guru mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: (1)
tujuan yang akan dicapai, dengan mengetahui dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, maka guru atau dosen dapat menentukan
metode yang akan digunakan, apakah guru menggunakan metode kooperatif,
atau menggunakan metode lanilla atau model kontekstual lainnya, dengan
memahami tujuan yang telah ditetapkan dalam RPP tersebut maka guru atau
dapat memilih metode secara tepat, (2) bahan ajar yang akan diberikan, selain
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru atau dosen mempunyai
pertimbangan terhadap bahan ajar yang akan disampaikan, dengan mengetahui
bahan ajar, maka guru atau dosen dapat menentukan metode yang tepat dalam
merencanakan metode pembelajaran (3) waktu dan perlengkapan yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Kemampuan Dosen atau guru dalam memilih metode pembelajaran tersebut
sesuai dengan pendapat Suryosubroto (2002: 160) mengemukakan hal-hal yang
perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut: (1) tujuan yang akan dicapai, (2)
bahan yang akan diberikan, (3) waktu dan perlengkapan yang tersedia, (4)
kemampuan dan banyaknya murid atau peserta didik, (5) kemampuan dosen atau
guru mengajar.
3. Pelaksanaan penilaian atau evaluasi yang mengukur ketercapaian
kompetensi pada Blok sistem pencernaan di STIKes ANNUR Purwodadi
Dari paparan data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan alat
penilaian untuk mengukur ketercapaian kompetensi oleh prodi Ilmu
Keperawatan STIKES Annur Purwodadi dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah penilaian penilaian sikap, penilaian tertulis, metode OSCA,
Penilaian skill lab atau field lab, dan penilaian diri.
Menurut Scriven ( 1967 : 47 ) dalam Sanjaya, ( 2008 : 182 ) fungsi evaluasi
menilai keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan
balik untuk pernbaikan proses pembelajaran dan keduanya tersebut meruapakn
fungís sumatif dan formatif.. sebagai statu proses pelaksanaan penilaian harus
terencana dan terarah sesuai dengan tujuan pencapaian kompetensi. Oleh karena
itulah dalam proses pelaksanaanya, dosen perlu memperhatikan prinsip- prinsip
diantaranya adalah 1). Motivasi, 2) validitas, 3) adil, 4). Terbuka, 5). Bermakna,
6) berkesinambungan, 7). Menyeluruh, 8). Edukatif.
Hasil evaluasi pencapaian belajar harus segera ditindaklanjuti. Perlu
ditabulasi secara cermat, kemampuan apa saja yang sudah dikuasai dan
belum dikuasai oleh mahasiswa dalam pelaksananaan , bahkan kalau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
mungkin diidentifikasi pula penyebab kurang berhasilnya mahasiswa dalam
belajar ( Sanjaya, 2008 : 193 ).
Bantuan perbaikan atau remedi yang diberikan harus berdasarkan pada
informasi yang digali dosen ini. Apabila kegagalan yang terjadi dikarenakan
faktor akademik, maka perlu dicermati aspek mana dan butir apa yang masih
memerlukan remidi.
4. Pelaksanaan pembelajaran remedial Blok sistem Pencernaan di STIKes
Annur Purwodadi
Pembelajaran remidial di STIKES Annur Purwodadi menunjukkan
bahwa pelaksanaan pengajaran atau pembelajaran remidial dilakukan oleh
dosen pada blok atau departemen mata ajar masing-masing, dengan melalui
tatap muka maupun tugas mandiri atau tugas terstruktur, Pemberian beban
tugas kepada dosen masing-masing tersebut atas pertimbangan bahwa dosen
yang paling mengetahui kekurangan dari peserta didik, dan dosen tersebut
yang mengetahui indikator yang belum dituntaskan atau yang belum dicapai
oleh peserta didik. Pelaksanaan pengajaran remedial mempunyai tujuan
untuk mendongkrak nilai atau membantu mahasiswa yang belum mencapai
nilai kelulusan maupun belajar secara tuntas dalam indikator tertentu.
Dengan remedial peserta didik dapat membangun pengetahuan secara
menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon
informasi tersebut dengan baik dan bermakna melalui tatap muka dengan tim
atau dosen maupun melalui penugasan secara mandiri atau terdapat
pendekatan dosen melalui coaching. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
teori dan pengertian pengajaran remedial yang dikemukakan oleh Arnie
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Fajar (2004 : 236) sebagai berikut: tujuan pengajaran remedial adalah untuk
membantu peserta didik atau siswa dalam membangun pengetahuan secara
menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon
informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk
membantu peserta didik atau siswa yang terlambat memahami standar
kompetensi dan memberi kesempatan untuk memahami lebih baik dari
pembelajaran yang dilaksanakan secara biasa (original instruction).
Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam proses
pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam pelajaran biasa
yang dikoordinasikan kepada ketua program studi dan pembantu ketua I
bidang akademik.
Pelaksanaan penilaian pengajaran remedial dilakukan oleh dosen atau
guru dengan cara menjawab pertanyaan, membuat resume mata kuliah, atau,
mengerjakan tugas mengumpulkan data. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Arnie Fajar (2004: 237), yang menyatakan bahwa
penilaian remedial dapat dilakukan dengan cara : tes ulang, pemberian tugas
tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar
mandiri kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan ‘’ coaching ‘’.
Dari uraian diatas dapat dimaknai bahwa pelaksanaan pembelajaran
ataupun pengajaran remedial di STIKES Annur Purwodadi mempunyai
tujuan untuk memberikan pengayaan kepada mahasiswa atau peserta didik
dan membantu peserta didik mahasiswa dalam membangun pengetahuan
secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon
informasi tersebut dengan baik dan bermakna melalui bantuan guru atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dosen baik dengan cara tatap muka maupun belajar mandiri yang bobotnya
sama dengan proses di problem based learning.
5. Hasil Pelaksanaan Problem based Learning Blok sistem Pencernaan di
STIKES Annur Purwodadi.
Model pembelajaran problem based learning dosen tim pengajar blok sistem
pencernaan yamapaikan belum 100 % yang di capai, umumnya mengatakan 2
tahun berjalan sudah 75 % dapat memicu motivasi mahasiswa. Model
pembelajaran ini dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di pendidikan
Tinggi dapat mendorong dan membantu peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan sehingga mencapai pemahaman yang
mendalam terhadap materi kuliah. Disamping itu metode pembelajaran
Problem based learning dapat menjadi pembangkit motivasi yang dapat
merangsang peserta didik untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Billings dan halstead ( 1998 ), dimana model ini lebih
melibatkan proses menstimulasi level kognitif tinggi dan membiasakan
mahasiswa untuk berpikir kritis dan memotivasi diri untuk belajar. Hal ini
sangat penting untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat
berubah.
6. Hambatan- hambatan pelaksanaan Problem Based Learning di STIKES
Annur Purwodadi.
Hambatan yang ditemukan selama problem based learning dilaksanakan di
STIKES Annur menjadi bahan masukan bagi pengelola pendidikan Tinggi dan
yayasan. Kekurangan Sumber daya manusia menjadi kendala utama karena
harus menyiapkan tenaga yang berkualitas baik, tutor yang tidak dapat mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
; tutor merasa nyaman dengan metode tradisional sehingga kemungkinan PBL
akan terasa membosankan dan sulit. sumber- sumber lain yang menjadi kendala
atau hambatan adalah sebagian besar mahasiswa memerlukan akses pada
perpustakaan yang sama dan internet secara bersamaan pula sehingga hot spot
area menjadi loading dan tidak mendukung saat problem based learning
berlangsung.
7. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian kualitatif ini peneliti hanya melakukan penelitian di program
studi ilmu keperawatan. Peneliti tidak melakukan penelitian di program studi
lain. Sedangkan informan yang peneliti lakukan wawancara hanya beberapa
mahasiswa yang telah mendapatkan mata kuliah blok sistem pencernaan dan
dosen tim di blok sistem pencernaan. Peneliti tidak memberikan kuesioner
sebagai parameter pencapaian baik pada informan dosen maupun terhadap
mahasiswa. Untuk peneliti selanjutnya di upayakan untuk melakukan
penyebaran kuesioner terhadap pencapaian kompetensi dan model pembelajaran
problem based learning dan tidak hanya observasi maupun indepth interview.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
BAB V
PENUTUP
Bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran sebagaimana tertulis sebagai
berikut :
A. Simpulan
1. Pelaksanaan Pembelajaran Problem based Leraning
Belajar berdasarkan masalah ( Problem based learning ) merupakan metode
pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip bahwa masalah ( Problem ) dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan ilmu (
knowledge ) baru. Tahapan dalam PBL diantaranya adalah identifikasi masalah, isu-
isu yang dipelajari, belajar mandiri, re-evaluasi, penerapan pengetahuan baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
terhadap masalah serta pengkajian dan refleksi, sedangkan PBL bisa berhasil jika
skenario yang digunakan berkualitas tinggi, setiap elemen dalam PBL memiliki
peran spesifik dalam menjamin kontinuitas pembelajaran. Dari temuan penelitian
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tim
Dosen PBL pada mata kuliah blok sistem pencernaan
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan
kegiatan awal yang dilakukan oleh dosen tim pada blok sistem pencernaan
sebelum melakukan proses pembelajaran tutorial maupun problem based
learning lainya. Dalam menyusun RPP, dosen Keperawatan sistem pencernaan
mempunyai kewenangan dalam menentukan standar isi dan standar kompetensi.
RPP yang disusun oleh dosen merupakan rencana kegiatan proses tutorial yang
berisi skenario kasus untuk di bahas dalam 7 tahap seven jumps.
b. Pelaksanaan metode dan strategi pembelajaran PBL pada Blok sistem
Pencernaan.
Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan dosen
dalam memilih metode pembelajaran problem based learning adalah :.
Dengan pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa dalam pemilihan
metode dan pendekatan pembelajaran guru berusaha untuk melaksanakan
pembelajaran dengan efektif.
c. Pelaksanaan penilaian atau evaluasi yang mengukur ketercapaian
kompetensi oleh Dosen Tim pada pembelajaran Blok sistem Pencernaan
dengan PBL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Untuk mengatur ketercapaian kompetensi oleh dosen di lingkungan
stikes annur purwodadi dan tim keperawatan sistem pencernaan dillakukan
dengan menggunakan penilaian sikap, penilaian tertulis, Uji OSCA dan
penilaian diri. Dengan melakukan penilaian, maka guru dapat mengetahui
prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran remedial blok sistem Pencernaan di STIKes
Annur Purwodadi
Pelaksanaan penilaian pembelajaran remidial, dilakukan oleh dosen dengan
cara tes ulang, pemberian tugas mandiri, pembelajaran ulang (penjelasan ulang),
belajar mandiri kemudian tes, coaching, dan belajar kelompok.
3. Hasil Pembelajaran Problem Based Learning di STIKES Annur Purwodadi
Hasil yang dicapai pada pembelajaran Problem based learning adalah
pengetahuan mahasiswa meningkat, mahasiswa lebih berfikir kritis, memiliki
wawasan lebih luas dan mampu melakukan dokumentasi keperawatan berbasis
Informasi teknologi. Pada pelaksanaan Problem based learning blok sistem
pencernaan belum mencapai 100 %, hasil informasi yang di dapat dari
informan 75 % pada blok sistem pencernaan dengan model pembelejaran
Problem based learning di keperawatan STIKES Annur Purwodadi.
4. Hambatan- hambatan pelaksanaan Problem based learning di STIKES
Annur Purwodadi.
Hambatan – hambatan pada penerapan problem based learning di prodi ilmu
keperawatan STIKES Annur Purwodadi diantaranya adalah sumber daya
pengajar ( Dosen ) masih terbatas sehingga penerapan Problem based learning
dosen sebagai tutor belum berfungsi secara optimal, masih terdapat dosen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
menggunakan pembelajaran cermah klasikal dan merangkap jabatan mengajar di
prodi diploma III Keperawatan, Hambatan berikutnya adalah terbatasnya akses
internet sebagai hot spot area sehingga mahasiswa harus meluangkan waktu
tersendiri dalam mencari referensi, ruang tutorial yang terbatas sehingga
mahasiswa melakukan PBL dalam satu ruangan. Informasi berlebihan ;
mahasiswa kemungkinan tidak yakin dengan seberapa banyak belajar mandiri
yang diperlukan dan informasi apa yang relevan dan berguna.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan seperti diatas, bahwa model pembelajaran problem
based learning perlu lebih disosialisasikan terhadap seluruh dosen maupun tim
pengampu dosen blok selain pencernaan dan perlu di terapkan pada mata kuliah
yang relevan. Untuk menerapkan pembelajaran yang lebih luas dipersiapkan lebih
berkualitas untuk penerapanya supaya mahasiswa bisa berfikir kritis, logis dan
mampu memiliki pengetahuan secara luas.
C. Saran-Saran
1. Untuk Dosen STIKes Annur Purwodadi
Perlu di beri pelatihan dalam penerapan model pembelajaran problem based
learning, pelatihan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Problem
based learning dan strategi pembelajaran serta evaluasi pembelajaran Problem
based learning.
2. Untuk Peneliti selanjutnya
Peneliti menyarakan perlunya dilakukan penelitian sejenis selanjutnya
untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah keperawatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
melalui perbandingan antara metode PBL dan Collaborative Learning dengan
metode ceramah/ konvensional di STIKES Annur Purwodadi.
2. Untuk Pengelola Pendidikan
Perlu melengkapi sarana maupun prasarana yang lebih memadai guna untuk
kemajuan terhadap institusi didalam menghasilkan perawat- perawat yang
memiliki pengetahuan tinggi dan berfikir kritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
JADWAL PENELITIAN
Jadwal dari kegiatan penelian ini sebagai berikut :
Juli
2010
Agustus
2010
Sept
2010 Okt 2010 Nop 2010 Des 2010 Jan 2011
Tahap Pra Lapangan
Persiapan, menentukan
lapangan penelitian, Survey
awal
Proposal penelitian dan
Ujian Proposal Penelitian
Tahap Lapangan
Menyiapkan perlengkapan
penelitian,
Pengambilan data, evaluasi.
Tahap Laporan
Penyusunan hasil penelitian
Ujian tesis / hasil penelitian