Post on 21-Apr-2018
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
dengan model penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah penelitian
data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan
dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Tohirin 2012)
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Dengan pendekatan
ini peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan lebih dekat. Ini dapat
terjadi karena adanya pelibatan secara langsung dengan subyek di lingkungan
subyek, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pelibatan
langsung ini akan dapat mengeksplorasi diri subyek, situasi, kondisi, dan
peristiwa yang berkaitan dengan penyesuaian diri.
Dengan pertimbangan seperti itu, maka peneliti lebih cenderung memilih
pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Yang mana dalam
hal ini, pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses
39
pencarian data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara
deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan. Creswell (dalam
Herdiansyah 2010) menyatakan bahwa
“Studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi
dari suatu sistem yang berbatas (bounded system) pada satu kasus atau
beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data
secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang
kaya akan konteks. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif
yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama
kurun waktu tertentu. “
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk studi kasus intrinsik
(intrinsic case study). Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa studi kasus
intrinsik dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang
suatu kasus tertentu. Peneliti telah menggali lebih dalam mengenai
penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Penyimbang Bandar Lampung tahun
ajaran 2013/2014. Beralamat di jalan Teuku Umar Gang Suci, Kedaton,
Bandarlampung. Penelitian berlangsung dari tanggal 5 Oktober 2013 hingga
10 Januari 2014.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah satu orang siswa penyandang tunagrahita yang
ada di SMP Penyimbang Bandar Lampung. Pertimbangan dalam pemilihan
subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan
psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan
kognitif yang terbatas, skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia
40
kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi
verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri..
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara semiterstruktur, observasi partisipatif dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Gorden (dalam Herdiansyah 2010) mendefinisikan wawancara
merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan
untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.
Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi metode pengumpulan data
yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Untuk
mendukung pencarian data dalam penelitian ini menggunakan jenis
wawancara semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam
kategori wawancara mendalam (indepth interview), dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara bersifat umum
yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput.
2. Observasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini juga didukung dengan observasi..
Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai
suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku
secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu
41
kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipatif.
Dalam hal ini, seorang peneliti dituntut untuk sebanyak-banyaknya
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang
diteliti. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa
penyandang tunagrahita dalam penyesuaian diri di sekolah. Menurut
Herdiansyah (2010) Teknik observasi digunakan untuk melihat atau
mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang
yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Metode
ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data
untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri
siswa penyandang tunagrahita.
Teknik observasi yang digunakan adalah behavioral checklist yang
merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan
keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi
dengan memberikan tanda cek (√) jika perilaku yang diobservasi muncul.
Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti akan mencantumkan atau
menuliskan indikator perilaku yang mungkin dimunculkan oleh observe
atau subyek penelitian. Selain menggunakan teknik observasi behavioral
checklist peneliti juga menggunakan teknik anecdotal record dengan tipe
deskripsi umum. Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa anecdotal record
merupakan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi
42
dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang
khas, unik dan penting yang dilakukan oleh subjek penellitian.
Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan
merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna. Catatan
tersebut harus selengkap mungkin sesuai dengan kejadian yang sebenarnya
tanpa mengubah kronologisnya. Dalam metode anecdotal record peneliti
juga dapat menafsirkan makna dari perilaku yang muncul, menurut
pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang penafsiran dan makna
menurut peneliti berfungsi sebagai pendukung dari makna yang
sebenarnya.
3. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah
studi dokumentasi. Menurut Herdiansyah (2009) studi dokumentasi
merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat
atau menganalisa dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan
dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam studi kasus ini adalah peneliti sendiri. Instrumen atau
alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian. Menurut
Herdiansyah, H. (2010) peneliti sendiri yang berfungsi penuh dan terlibat aktif
43
dalam penelitian ini. Peneliti sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses penelitiannya, berhasil menjadi satu dengan subjek penelitian
beserta lingkungan sosialnya dan kepercayaan telah diraihnya dengan baik.
Tetapi di sisi lain peneliti tetap sedang melakukan penelitian. Tidak dapat
dipisahkan antara fungsi peneliti sebagai instrumen dan sebagai peneliti itu
sendiri.
Keberhasilan penelitian terletak pada keterampilan dan kecakapan peneliti
untuk menggali informasi dan menginterpretasikan informasi serta membina
kedekatan (rapport) dengan subjek dan informan. Peneliti juga mengevaluasi
jalannya penelitian yang dilakukan untuk tetap pada jalur tujuan yang
diinginkan dan tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan metodologis yang
benar.
F. Analisa Data
Melakukan anilisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu
fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan
terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap
bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan
keterkaitannya. Data yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis agar dapat
disimpulkan dan mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian, untuk itu
dibutuhkan analisis data yang tepat. Analisis dilakukan pada semua data yang
terkumpul, baik dalam bentuk coretan atau catatan, hasil wawancara dalam
bentuk rekaman, dokumen, foto-foto dan sebagainya.
44
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles
dan Huberman. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan
Huberman terdiri atas empat tahapan yang akan dilakukan yaitu :
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum
penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya,
proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa
konsep atau draf. Bahkan, Creswell (dalam Herdiansyah, 2010)
menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berfikir dan
melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Intinya adalah
proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen
atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan
proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pengumpulan data dapat berupa
coretan, catatan peneliti, hasil pengamatan, hasil wawancara karena hasil
dari aktivitas tersebut adalah data yang akan menunjang hasil penelitian.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang
peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang
banyak. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan
penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk
tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi,
hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai
dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan
45
diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan
dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi
diformat menjadi skrip analisis dokumen.
3. Display data atau penyajian data
Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpul data
dan telah berbentuk tulisan (script), langkah selanjutnya adalah melakukan
display data. Pada prinsipnya, display data adalah mengolah data setengah
jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur
tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema)
ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema yang sudah
dikelompokkan dan dikategorikan.
Kemudian tema tema tersebut dipecah kedalam bentuk yang lebih konkret
dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan
memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim
wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Jadi secara urutan akan ada
tiga tahapan dalam display data yaitu : kategori tema, subkategori tema,
dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama
lain.
4. Mengambil kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis
data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan pada penelitian
kualitatif menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang
46
diajukan sebelumnya dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan
penelitian tersebut.
Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model Miles
dan Huberman secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh
subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan
pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim
wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip
langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah
ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh
informan.
Jika dapat disimpulkan terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam
tahap kesimpulan/verifikasi. Pertama, menguraikan subkategori tema
dalam bentuk tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote
verbatim wawancaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian
dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/ komponen/
faktor/ dimensi dari central phenomenon penelitian. Ketiga, membuat
kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan penjelasan dari
jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan
Jika ketiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, hal tersebut
mengindikasikan bahwa secara analisis data kualitatif, penelitian yang
dilakukan telah selesai dan peneliti telah memiliki hasil atau jawaban dari
pertanyaan penelitian.
47
G. Uji Keabsahan Data Penelitian
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Sebuah penelitian
merupakan kerja ilmiah, untuk melakukannya mutlak dituntut secara
objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam sebuah penelitian maka
validitas dan reliabilitas harus dipenuhi jika tidak maka proses penelitian itu
perlu dipertanyakan keilmiahannya. Tidak terkecuali model studi kasus dalam
penelitian kualitatif keabsahan datanya pun harus di uji dengan beberapa
teknik. Moleong (dalam Iskandar, 2008) menyatakan bahwa untuk
menetapkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif diperlukan beberapa
teknik pemeriksaan antara lain :
1. Objektivitas (Confirmability)
Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk
mencapai kondisi obyektif. Adapun kriteria objektivitas jika memenuhi
syarat sebagai berikut:
a) Desain penelitian dibuat secara baik dan benar
b) Fokus penelitian tepat
c) Kajian literatur yang relevan
d) Instrumen dan cara pendataan yang akurat
e) Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan
penelitian
f) Analisis data dilakukan secara benar
g) Hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Kesahihan internal (Credibility)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang
48
tepat. Penjaminan keabsahan data melalui kesahihan internal dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan
yaitu :
a) Perpanjangan pengamatan
Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) bahwa peneliti adalah
instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
proses pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Kemudian dengan adanya
perpanjangan pengamatan peneliti dapat menguji ketidakbenaran
informasi yang diperoleh.
b) Meningkatkan ketekunan pengamatan
Dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan peneliti sangat
diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial
dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan
perhatian secara rinci dan mendalam.
c) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap suatu data.
Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) penelitian yang
menggunakan teknik triangulasi dalam pemeriksaan melalui
sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda.
49
3. Kesahihan eksternal (Transferability)
Menurut Danim (dalam Iskandar, 2008) kriteria kesahihan eksternal
meminta peneliti kualitatif untuk menghasilkan penelitian yang dapat
mendeskripsikan rekonstruksi realita secara lengkap dan detail
sebagaimana dikonstruksikan oleh responden penelitiannya. Dengan cara
seperti diatas memungkinkan orang lain untuk mengenali situasi tempat
penelitian baru yang memiliki kesamaan dengan situasi tempat penelitian.
Apabila pembaca dapat memperoleh informasi yang jelas tentang temuan
penelitian, maka dapat dikatakan data penelitian tersebut sudah memenuhi
kriteria kesahihan eksternal.
4. Keterandalan (Defendenbility)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian
yang sama sekali lagi. Dalam metodelogi penelitian pendidikan dan sosial
Iskandar (2008) menerangkan bahwa untuk menguji dan tercapai
keterandalan atau reliabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali
penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang penelitiannya dalam
suatu kondisi yang sama dan hasil yang esesnsialnya sama, maka
dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi.
H. Prosedur Penelitian
Melakukan sebuah penelitian berarti melakukan sebuah proses ilmiah, dimana
salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah penelitian yang sistematis.
50
Sistematis memiliki makna bahwa di dalam suatu proses penelitian harus
terdapat prosedur yang jelas dalam pelaksanaannya.
1. Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yang diawali dengan
perumusan masalah dan memunculkan pertanyaan penelitian baik
pertanyaan utama maupun pertanyaan tambahan Pertanyaan utama dalam
penelitian ini adalah: apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita? Dan pertanyaan
tambahannya yaitu seperti apakah keterbatasan siswa penyandang
tunagrahita?
2. Setelah itu peneliti mulai terjun ke lapangan tempat penelitian. Peneliti
mulai mengumpulkan data yang relevan mengenai penyesuaian diri siswa
penyandang tunagrahita dengan terlebih dahulu mencari calon subjek.
Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut;
1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang
tunagrahita sedang,
2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas dengan skor IQ 42 pada
Skala Binet,
3) Memiliki usia kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun,
4) Mampu berkomunikasi verbal, dan
5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri.
Penentuan subyek ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara
kepada psikolog, orang tua dan terapis yang berkaitan dengan
penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita tersebut.
51
Peneliti mengenal subjek sejak dua tahun terakhir di klinik terapi Anak
berkebutuhan khusus Special Need Theraphy Service (SNETS) Lampung
di bawah naungan Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI). Melalui data
yang direkomendasikan guru subjek saat duduk di kelas VI di SDN 1
Labuhan Ratu. Data tersebut merupakan daftar siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Selain itu, Guru dan wali kelas menceritakan
pengalaman mengajar dan hasil prestasi belajar yang menurun. Setelah
proses pendataan, WH diterima mendapat pelayanan terapi gratis di
SNETS.
Kegiatan diawali dengan melakukan assessment pada WH oleh psikolog
dan memberikan program yang dibutuhkan WH oleh case manager. Dari
hasil assessment terdapat beberapa anak lain dengan hasil diagnosis
mengalami gangguan tunagrahita. Namun, tidak semua siswa penyandang
tunagrahita dipilih menjadi subyek melainkan melalui kriteria yang telah
dibuat. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan
dengan subjek dan informan penelitian. Peneliti melalukan pre-elementary
dengan wawancara dan observasi yang berkaitan dengan penyesuaian diri
subjek.
3. Setelah ditemukannya subjek, peneliti memulai mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung dengan
teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur, observasi dan studi
dokumentasi.
52
1. Wawancara semi terstruktur
Dalam penelitian ini, wawancara menjadi teknik pengumpulan data
yang utama pencarian data. Jenis wawancara yang digunakan yaitu
semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori
wawancara mendalam (indepth interview). Data yang diperoleh
melalui wawancara berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri dan keterbatasan siswa sebagai
penyandang tunagrahita. Indikator yang akan diungkap dalam faktor-
faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang
tunagrahita meliputi:
1. Kondisi fisik yaitu kesehatan fisik
2. Kepribadian yang meliputi kemauan yang kuat untuk berubah,
pengaturan diri dan realisasi diri
3. Pendidikan yang meliputi proses belajar, latihan, pengalaman
4. Lingkungan diantaranya lingkungan rumah dan sekolah
5. Agama serta Budaya
Pengumpulan data selama penelitian dilakukan di SMP Penyimbang
Bandarlampung. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian
untuk mendapat data terkait kemampuan penyesuaian diri, kondisi fisik
dan kepribadian subjek. Dua orang wali kelas subjek saat di kelas VII
dan kelas VIII sekaligus sebagai guru mata pelajaran dengan jalan
tanya jawab agar memperoleh data yang berkenaan dengan kondisi
subjek, faktor pendidikan dan situasi lingkungan sekolah yang
53
mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tungrahita
serta data yang berhubungan dengan keterbatasan subjek.
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pemilik yayasan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan faktor pendidikan dan
lingkungan sekolah. Orangtua siswa yang merasakan langsung proses
penyesuaian diri subjek untuk memperoleh data mengenai perilaku
subjek di rumah dan lingkungan rumah, kondisi fisik subjek dan agama
serta budaya. Data yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan
sekolah dan keterbatasan subjek didapatkan dari satu orang teman
sekelas subjek. Satu orang psikolog memberikan informasi terkait
faktor kepribadian dan pendidikan.
2. Observasi Checklist dan Anecdotal Record.
Pengumpulan data dalam penelitian ini didukung dengan observasi.
Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi
sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini mengunakan jenis
observasi partisipatif.
Pengambilan data mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek
dilakukan dengan teknik observasi Behavior checklist. Hasil dari
observasi ini berupa keterangan mengenai muncul atau tidaknya
perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√) jika
54
perilaku yang diobservasi muncul. Sedangkan untuk hasil dari
observasi Anecdotal record berupa catatan mengenai berbagai hal yang
dianggap penting mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek.
Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam
pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena
permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.
Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang
tunagrahita dalam menunjukan kemampuan penyesuaian diri yang baik
di sekolah.
Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti mencantumkan atau
menuliskan indikator perilaku penyesuaian diri yang baik yang
mungkin dimunculkan oleh subyek penelitian. Indikatornya meliputi;
1. Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya
2. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di
luar dirinya secara objektif
3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang
ada pada dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya
4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes dan tidak kaku,
sehingga menimbulkan rasa aman, tidak dihantui oleh kecemasan
dan ketakutan
5. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran
6. Bersifat terbuka dan sanggup menerima umpan balik
7. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi
8. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras
55
dengan hak dan kewajibannya.
Observasi Behavior checklist dan Anecdotal record dilakukan
bersamaan saat dan setelah penelitian. Untuk mendapatkan hasil
pengamatan perilaku penyesuaian diri subjek Pengumpulan data
sebanyak 2 kali sebelum penelitian dan 5 kali setelah penelitian
dilakukan pada waktu berikut.
I. 12 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
II. 17 Oktober 2013 pukul 11.00 s.d 15.00
III. 18 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
IV. 22 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
V. 10 Januari 2014
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dengan melihat atau menganalisa dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri dan orang lain tentang
subjek. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan yaitu
hasil pemeriksaan psikologis subjek, data diri subjek dan keluarga,
catatan pemeriksaan riwayat tumbuh kembang anak, hasil tulisan
subjek, rekap nilai latihan dan ujian, foto-foto dan rekaman video.
4. Setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data.
Analisis data yang digunakan menggunakan Teknik Miles & Huberman.
56
Ada empat tahapan yang digunakan dalam Teknik Miles & Huberman
yaitu:
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian.
Proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih
berupa konsep atau draf. Peneliti melakukan analisis ketika penelitian
kualitatif baru dimulai. Data terkumpul melalui wawancara, observasi
dan studi dokumentasi, setelah semua data terkumpul peneliti
selanjutnya menganalisis data.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script)
yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi
dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan
formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan
diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan
temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi
dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen.
Data yang telah diperoleh direduksi ke dalam pola-pola tertentu.
Untuk memperlihatkan hubungan antara kategori data menurut subjek,
informan, waktu penelitian peneliti menggunakan matriks kerja dalam
bentuk tabel ringkasan perbandingan. Tabel ringkasan perbandingan
57
berisi kutipan langsung dari transkip verbatim dari masing-masing
informan yang memberikan informasi sesuai kategori tema. Terdapat
dua tabel ringkasan perbandingan yaitu mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita
dan keterbatasan siswa penyandang tunagrahita.
3. Display data atau penyajian data
Langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Secara urutan
akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu: kategori tema,
subkategori tema dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling
terkait satu sama lain. Pada tahap ini dilakukan kategorisasi tema
artinya memilah-milah dan menyatukan tema yang memiliki
kesamaan, setelahnya dilakukan interpretasi kategori tersebut sehingga
memunculkan skema-skema spesifik yang dinamakan subkategori
tema.
Berdasarkan kategori tema yang dipertajam menjadi subkategori tema
kemudian dilakukan proses pengkodean. Pada tahap ini, peneliti
menggunakan tabel kategorisasi, bebentuk kalimat pasif dan kalimat
berdasarkan peneliti itu sendiri. Proses memasukan atau
mencantumkan pernyataan-pernyataan subjek dan informan kemudian
memberi kode pada setiap pernyataan tersebut.
58
4. Mengambil kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain
analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan
berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum
pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan
disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang
diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan
berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti
sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan.
Untuk mempermudah mengambil kesimpulan dalam penelitian ini
digunakan tambahan teknik analisis data segmenting menurut Tesch
(dalam Santoso dan Royanto, 2009:72) dengan membuat uraian
tentang setiap partisipan (analisis intra-subyek) dan analisis antar
partisipan (analisis inter-subyek). Analisis intra-subyek menguraikan
secara rinci mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, keluarga,
kebiasaan dan hal-hal yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu,
peneliti juga akan memaknai setiap informasi berkaitan dengan topik
penelitian yang didapatkan dari partisipan. Analisis data inter-subyek
dilakukan karena dalam penelitian ini partisipan terdiri lebih dari satu
orang. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan satu partisipan
dengan partisipan yang lain. Dengan begitu akan diperoleh pola atau
konsistensi aspek yang diteliti.
59
Selanjutnya dilakukan segmenting, yang merupakan “teknik analisis
data dimana data yang diperoleh berupa transkrip diambil satu bagian
tertentu, kemudian bagian tersebut diinterprestasikan sesuai dengan
teori atau konsep yang telah dikemukakan”. Tahap akhir adalah
menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan tentang
faktor-faktor penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita di SMP
Penyimbang Bandarlampung dan keterbatasan subjek sebagai siswa
penyandang tunagrahita.
Hal lain yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah adanya unsur
etika yang harus dijunjung tinggi karena melibatkan subjek manusia.
Hal ini menyangkut masalah prinsip konfidensialitas dan privasi yang
dapat diartikan sebagai usaha maksimal dari peneliti untuk menjaga
kerahasiaan atribut dari subjek yang diteliti untuk tetap dalam domain
pribadi subjek dan bukan berubah menjadi domain publik atau umum.
Atribut subjek yang peneliti maksud adalah berupa identitas subjek dan
informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini nama subjek dan
informan akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial huruf saja.