Post on 05-Oct-2021
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 5
II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kajian Literatur Sebelumnya
Tabel 1. Kajian Literatur Sebelumnya
No. Judul Kajian
Literatur
Penulis Isi Tahun
1. Perhitungan
Rencana Anggaran
Biaya dan Waktu
Pelaksanaan Pada
Pembangunan
Rusunawa Gunung
Anyar Blok-A
Surabaya
Rengganing
S.M.S Dan Nia
Fergia P.
Perhitungan RAB
dan Waktu
pelaksanaan pada
struktur utama
kolom, balok,
pelat, dan
pondasi.
2017
2. Pengalokasian
Sumber Daya dan
Perhitungan
Rencana Anggaran
Pelaksanaan Pada
Proyek
Pembangunan
Floodway
Cisangkuy Paket 1
Nella Evelyn
E. Dan Siti
Vira R.
Pengalokasian
Sumber Daya dan
Perhitungan RAP
berdasarkan data
laporan harian.
2019
II.2 Dasar Teori
II.2.1 Rencana Anggaran Biaya
Pada setiap kegiatan konstruksi, membutuhkan sumber daya yang sesuai
dengan proyek yang dilaksanakan, yang mana kita tahu bahwa setiap sumber daya
membutuhkan biaya. Rencana anggaran biaya atau yang lebih sering disebut RAB
atau rencana anggaran biaya merupakan rangkaian dari proses perencanaan
pembangunan, perencanaan anggaran biaya sebuah bangunan direncanakan
sebelum pekerjaan itu dimulai. (Zainal,2005)
Dalam setiap perencanaan ada beberapa langkah dalam pengerjaannya,
tidak lain dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Adapun beberapa
langkah dalam perencanaan RAB adalah sebagai berkut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 6
a. Membuat item pekerjaan
Yaitu menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilaksananakan dalam
sebuah proyek pembangunan.
b. Menghitung volume pekerjaan
Dengan menghitung volume pekerjaan berdasarkan item pekerjaan yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
c. Membuat daftar harga satuan
Berupa daftar harga material ,upah, dan alat yang disesuaikan dengan
tempat dimana proyek tersebut dilaksanakan.
d. Membuat analisa harga satu per item pekerjaan
Dalam melakukan perencanaan biaya dan penjadwalan pada sebuah
proyek konstruksi ada beberapa indikator yang diperlukan diantaranya.
1. Sumber Daya Manusia/Pekerja
Sumber daya manusia pada sebuah proyek konstruksi atau bisa di
sebut dengan pekerja (Man Power) adalah suatu indikator yang
mempengaruhi produktivitas sebuah pekerjaan konstruksi yang harus
dikelola dengan baik supaya berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk
melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan pekerja dengan melakukan
perhitungan kebutuhan pekerjaan.
Berikut adalah rumus kebutuhan pekerja :
Koefisien Kebutuhan Pekerja = Volume Pekerjaan x Koef. Pekerja
Rumus 1.Perhitungan Koefisien kebutuhan pekerja
2. Material
Dalam perencanaan kebutuhan material dibutuhkan beragam
informasi tentang spesfikasi, harga maupun kualitas yang diinginkan.
Material dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang
paling ekonomis, seperti diuraikan di bawah ini.
a. Kualitas
Kualitas material menggunakan tipe tertentu sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi proyek.
b. Spesifikasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 7
Spesifikasi material merupakan dokumentasi persyaratan teknis
material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk
pemenuhan kebutuhan.
c. Harga material
Harga material di sesuaikan dengan lokasi proyek
d. Jadwal penggunaan material
Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan
proyek . Oleh karena itu,penggunaan Subschedule untuk tiap-
tiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak mempengaruhi
ketersediaan material dalam proyek.
Berikut adalah rumus kebutuhan material :
Koefisien Analisa Material = Volume Pekerjaan x Koef. Material
Rumus 2.Perhitungan koefisien kebutuhan material
3. Alat
Dalam melakukan perencanaan kebutuhan peralatan yang akan
digunakan harus di identifikasi terlebih dahulu agar sesuai dengan
kondisi dan lokasi proyek serta produktivitasnya terhadap pekerjaaan.
Berikut adalah identifikasi peralatan yang harus dilakukan dengan
mempertimbangkan :
1. Medan
Alat yang digunakan harus sesuai dengan kondisi medan pekerjaan
sesuai dengan tingkat kesulitan.
2. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi peralatan harus di pertimbangkan untuk mengefektifkan
waktu dan harus di sesuaikan dengan lokasi proyek.
3. Fungsi peralatan
Fungsi peralatan harus di pertimbangkan untuk meminimalisir
pemakaian peralatan yang tidak efektif dan efisien yang akan
mempengaruhi biaya.
4. Kondisi peralatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 8
Kondisi peralatan harus diperiksa dengan baik agar peralatan dapat
digunakan dengan efektif.
5. Komunikasi
Komunikasi yang baik dan memadai dapat meminimalisir kejadian
diskomunikasi antar warga proyek pada saat bekerja agar pekerjaan
sesuai dengan rencana.
Jenis peralatan dapat dibagi atas tingkat beratnya pekerjaan serta
lokasi yang digunakan, berupa mesin, perkakas, instalasi serta
perlengkapan lainnya yang dapat berupa:
1. Alat-alat berat seperti bulldozer, dumptruck, motor grader,
scraper atau backhoe biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan
berat, seperti pembukaan lahan, perataan lahan, penggalian tanah
dengan volume besar, pengangkutan tanah serta penimbunan
tanah. Tower Crane digunakan pada bangunan bertingkat untuk
mengangkut material secara vertikal dan horizontal. Batching
Plant dan Truck mixer adalah tempat fabrikasi beton dan alat
angkut menuju proyek.
2. Peralatan ringan seperti mixer pengaduk beton di lokasi proyek
atau bar bender dan bar cutter digunakan untuk pembengkokan
dan pemotongan besi beton, dan perancah untuk penopang
bekisting beton.
3. Pada proyek manufaktur dikenal pula peralatan forklift dan crane
pengangkut barang material di seputar lokasi. Peralatan lain adalah
peralatan ringan yang sifatnya statis seperti peralatan las, peralatan
mesin pembentukan/cetakan model produk, pengecatan, dan lain
sebagainya.
Berikut adalah rumus kebutuhan alat :
Koefisien Analisa Alat = Volume Pekerjaan x Koef. Alat
Rumus 3.Perhitungan Koefisien Analisa Alat
Berdasarkan beberapa hal yang disebutkan diatas, biaya atau budget
yang dibutuhkan di bagi menjadi dua kelompok, yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 9
1. Direct Cost (Biaya Langsung)
Direct cost (biaya langsung) merupakan biaya yang di keluarkan
dan menghasilkan (mempengaruhi) progress (hasilnya terlihat) pekerjaan
proyek.
Biaya langsung sendiri bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Biaya Material, yaitu semua biaya untuk pembelian bahan dan material
yang dihitung dengan analisis harga satuan. Dalam perhitungan biaya
material ini harus diperhatikan beberapa hal seperti bahan sisa, harga
terbaik, harga loco atau franco, serta cara pembayaran kepada supplier.
b. Biaya Upah Buruh, yaitu biaya untuk membayar upah atas pekerja yang
diperhitungkan terhadap satuan item mata pembayaran tertentu dan
biasanya sudah memiliki standar harga satuannya. Untuk perhitungan
biaya upah buruh ini harus pula diperhatikan beberapa hal seperti
perbedaan antara upah harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari
mana buruh didatangkan, serta juga mempertimbangkan undang-undang
perburuhan yang berlaku.
c. Biaya Peralatan atau Equipments, yaitu biaya terhadap peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi. Dalam perhitungan biaya ini pula
perlu diperhatikan beberapa hal seperti ongkos keluar masuk gudang,
ongkos buruh pengopersi, dan biaya operasi jika peralatan merupakan
barang sewaan serta investasi, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan
ongkos mobilisasi jika peralatan merupakan barang tidak disewa.
2. Indirect Cost (Biaya Tidak Langsung)
Indirect cost (biaya tak langsung) merupakan biaya yang tidak
secara langsung mempengaruhi progress pekerjaan proyek namun harus
tetap diperhitungkan sebagai faktor resiko pekerjaan.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah
sebagai berikut.
a. Biaya tak terduga atau unexpected costs, merupakan biaya yang
disiapkan untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi ataupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 10
mungkin tidak terjadi. Sebagai contoh adalah jika terjadi banjir di
lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus untuk mengatasinya.
Biaya tak terduga sendiri umumnya diperkirakan antara 0,5 sampai
5% dari biaya total proyek.
Hal-hal yang termasuk dalam biaya tak terduga ini adalah :
Akibat Kesalahan, seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau
kontraktor yang salah dalam melakukan pekerjaan.
Ketidakpastian Subjektif, artinya ada interpretasi yang subjektif
terhadap sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang diartikan
berbeda oleh pekerja.
Ketidakpastian Objektif, artinya ada ketidakpastian akan perlu
tidaknya suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek diluar
kemampuan manusia. Contohnya adalah pemasangan sheet pile
untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi rendahnya muka air
tanah.
Variasi Efisiensi, yaitu ada tidaknya efisiensi dari sumber daya
seperti buruh, material, dan peralatan.
b. Keuntungan atau profit, yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan
sebuah proyek. Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam
keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya
faktor risiko.
c. Biaya Overhead, yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung
dengan proses berjalannya proyek tetapi harus tetap dimasukkan ke
dalam anggaran layaknya biaya lain agar proyek dapat berjalan dengan
baik. Untuk lebih jelas mengenai biaya Overhead ini, akan dijelaskan
pada poin berikut.
Biaya overhead masuk dalam salah satu unsur harga pokok produk
konstruksi. Biaya ini menjadi elemen biaya konstruksi yang terbilang relatif
besar dan juga sulit pengendaliannya serta tidak mudah dibebankan secara
langsung kepada suatu hasil produksi tertentu. Persentase untuk biaya overhead
ini umumnya memiliki besaran maksimal 15% dari total biaya proyek.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 11
Biaya overhead pada proyek dapat dikelompokkan dalam 2 jenis biaya,
yaitu:
1. Overhead di Lapangan, diantaranya adalah biaya personil lapangan,
fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan, pagar, penerangan,
transportasi, dan komunikasi, biaya bank, izin bangunan, peralatan habis
pakai, biaya untuk rapat lapangan, biaya pengukuran, serta biaya kualitas
kontrol.
2. Overhead Kantor, diantaranya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai,
izin usaha, referensi bank, dan iuran anggota asosiasi.
Perhitungan biaya overhead sendiri bermanfaat untuk:
Mengetahui rincian alokasi biaya yang ada dalam proyek,
Menentukan harga dengan lebih tepat karena biaya overhead tetap harus
dikeluarkan tanpa terpengaruh kondisi produksi tinggi atau tidak,
Mengawasi pengeluaran biaya dengan melihat apakah biaya overhead sesuai
atau tidak.
Itulah hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis biaya dalam proyek.
Pada hakikatnya, semua jenis biaya harus dikeluarkan sesuai dengan perhitungan
yang sudah ditetapkan di awal. Satu-satunya biaya yang bisa ditambah atau
dikurang adalah keuntungan. Keuntungan ini berkaitan dengan tender proyek
sehingga besarnya bisa disesuaikan agar tetap bisa bersaing harga dengan
perusahaan lain.
II.2.1.1 WBS (Work Breakdown Structure)
WBS biasanya merupakan diagram terstrukrur dan hierarki berupa
diagram pohon (tree structure diagram ). Penyusunannya WBS dilakukan dengan
cara top down, dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap
berorientasi ke tujuan proyek. (Husen, Abrar. 2011)
WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan
elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka-kerangka seperti di bawah ini :
1. Kerangka penjabaran program
2. Kerangka perencanaan detail
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 12
3. Kerangka pembiayaan
4. Kerangka penjadwalan
5. Kerangka cara pelaporan
6. Kerangka penyusunan organisasi
Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses
penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut
hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa
paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. Paket-paket pekerjaan ini
nantinya dapat dikelola sebagai unit kegiatan yang di beri kode identifikasi yang
kinerja biaya, mutu dan waktunya dapat diukur. Oleh karena itu, penyempurnaan
dan tindakan koreksi dapat dilakukan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan
selama pelaksanaan proyek.
Gambar 2. Contoh Work Breakdown Structure Sumber : PermenPUPR No.28 tahun 2016 tabel 16 AHSP
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 13
II.2.1.2 Volume Pekerjaan
Perhitungan volume pekerjan adalah bagian paling esensial dalam tahap
perencanaan proyek. Pengukuran kualitas/volume pekerjaan merupakan suatu
proses pengukuran / perhitungan terhadap kuantitas item βitem pekerjaan sesuai
dengan lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan
diketahui berapa banyak biaya yang akan di perlukan dalam pelaksanaan proyek
(Fathansyah.2002:154)
Perhitungan volume pekerjaan meliputi lingkup pekerjaan dan macam
pekerjaan dengan terlebih dahulu mempelajari shop drawing dan Rencana Kerja
dan Syarat (RKS). Perhitungan volume ini menghasilkan volume dari masing-
masing item pekerjaan.
II.2.1.3 Analisa Harga Satuan
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) merupakan perhitungan
kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga
satuan atau satu jenis pekerjaan tertentu (Permen PUPR Nomor: 28/PRT/M/2016,
p. 3.4).
Analisa harga satuan juga adalah perhitungan detail dari penggunaan
sumber daya tenaga kerja, material, peralatan dan biaya untuk dapat
menyelesaikan satu-satuan item pekerjaan. Berdasarkan alur biaya proyek analisa
harga satuan item pekerjaan, diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh biaya
tenagakerja, material dan peralatan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
a. Analisa Harga Satuan Material
Analisa Harga Satuan Material suatu pekerjaan ialah
menghitung banyaknya/volume masing-masing material, serta
besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan material ialah
besarnya material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian
pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan
Secara umum jumlah material yang dibutuhkan untuk suatu
volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :
π»ππππ π©ππππ π΄ππππππππππ πΊπππππ π·ππππππππ
= β π―ππππ πΊπππππ π©ππππ Γ π²ππππππππ π¨ππππππ π΄πππππππ
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 14
Rumus 4.Perhitungan Material
Indeks material merupakan indek kuantum yang
menunjukkan kebutuhan material bangunan untuk setiap jenis
satuan pekerjaan. Analisa material dari suatu pekerjaan
merupakan kegiatan menghitung banyaknya volume masing-
masing material, serta besarnya biaya yang dibutuhkan,
sedangkan indeks satuan material menunjukkan banyaknya bahan
yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu volume
pekerjaan yang akan dikerjakan, baik dalam volume 1 m3,
1m2 atau 1 mβ.
b. Analisa Harga Satuan Upah
Analisa Harga Satuan Upah Menurut Bachtiar (1994) upah
adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
Secara umum jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
suatu volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai
berikut:
π»ππππ π©ππππ πΌπππππππΊπππππ π·ππππππππ
= β(π―ππππ πΊπππππ πΌπππ π π²ππππππππ π¨ππππππ πΌπππ)
Rumus 5.Perhitungan Biaya Pekerja/upah
Indeks satuan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam
satuan pekerjaan. (Bachtiar Ibrahim, 1993).
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing
metoda adalah sebagai berikut:
1. Tukang, adalah tenaga kerja yang bertugas dalam hal
pemasangan batu pada adukan atau menempelkan adukan
pada konstruksi pekerjaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 15
2. Kepala tukang, selain bertugas sebagai tukang, jenis tenaga ini
juga bertugas mengepalai tukang yang lain.
3. Mandor, jenis tenaga ini adalah tingkatan tenaga kerja yang
paling tinggi dan tugasnya hanya mengawasi pekerjaan.
c. Analisa Harga Satuan Alat
Banyak jenis pekerjaan yang memerlukan peranan alat
dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu bila dalam
pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat
konstruksi, terutama alat-alat berat, maka sub harga satuan alat ini
sama dengan sub harga satuan upah, yaitu mempertimbangkan
tingkat produktivitas alat tersebut. Bila alat yang digunakan
adalah sewa, maka harga sewa alat tersebut dipakai sebagai dasar
perhitungan sub harga satuan alat.
Secara umum jumlah alat yang dibutuhkan untuk suatu
volume pekerjaan tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :
π»ππππ π©ππππ π¨ππππππ πΊπππππ π·ππππππππ
= β(π―ππππ πΊπππππ π¨πππ π π²ππππππππ π¨ππππππ π¨πππ)
Rumus 6.Perhitungan Alat
Namun bila alat yang digunakan adalah milik sendiri, maka
harus dipakai βkonsep biaya alatβ yang terdiridari:
1. Biaya penyusutan (depresiasi) alat, yaitu biaya yang
disisihkan untuk pengembalian investasi alat yang
bersangkutan.
2. Biaya perbaikan, yaitu meliputi biaya yang diperlukan
untuk penggantian suku cadang dan upah mekanik
3. Biaya operasi, yaitu meliputi biaya-biaya yang diperlukan
untuk keperluan bahan bakar, pelumas, minyak hidrolis,
grease, dan upah operator
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 16
Gambar 3. Contoh Analisa Harga Satuan Sumber : PermenPUPR no 28 tahun 2016 AHS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 17
II.2.2 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan atau scheduling adalah
pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masingβmasing aktivitas
dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sejumlah sumber daya
(resource) untuk melakukan sejumlah tugas atau operasi dalam jangka waktu
tertentu dan merupakan proses pengambilan keputusan yang peranannya sangat
penting dalam industri manufaktur dan jasa yaitu mengalokasikan sumber-sumber
daya yang ada agar tujuan dan sasaran perusahaan lebih optimal (Baker &
Trietsch, 2009).
Fungsi dari adanya penjadwalan sebagai berikut :
Menunjukan hubungan dari tiap pekerjaan yang berkaitan dengan waktu
mulai pekerjaan dan batas waktu berakhirnya pekerjaan tersebut.
Mengidentifikasinya pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu
dalam sebuah proyek pembangunan.
Menunjukan kisaran pengeluaran anggaran biaya dan waktu yang realistis
dari tiap-tiap pekerjaan.
Membantu pengaturan jumlah tenaga kerja, uang, dan sumber daya lainnya
dengan cara menentukan pekerjaan yang kritis.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan jadwal
pelaksanaan sebagai berikut :
Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Karena diharapkan proyek dapat di
selesaikan sesuai kisaran waktu yang telah ditentukan.
Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
Kondisi alam berkaitan dengan letak geografis dan lokasi proyek.
Strategis tidaknya lokasi proyek, agar mempertimbangkan fasilitas alat
berat yang akan dipergunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 18
Faktor sosial, apabila proyek tersebut merupakan proyek pemerintah.
Karena berkaitan dengan lingkungan sosial.
Kapasitas area kerja terhadap sumber daya yang dipergunakan selama
operasional pelaksanaan berlangsung.
Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan
material pelengkap lainnya yang mewujudkan proyek tersebut.
Produktivitas peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama waktu
operasional berlangsung dengan referensi perhitungan yang memenuhi
aturan teknis.
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk
mengelola waktu dan sumber daya proyek. Pertimbangan penggunaan metode-
metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap
kinerja penjadwalan.
II.2.2.1 Barchart
Barchart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam
kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu.
Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas,
sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
a. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan
pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembangunan.
b. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut di atas,
disusun urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas
item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item
kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, dan tidak
mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerja
secara bersamaan.
c. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu
pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang dihitung dari
permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 19
Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item
kegiatan.
Gambar 4. Contoh Barchart Balok Sumber : Google.com
II.2.2.2 Kurva S
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan
kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai
persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S
dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. Tetapi informasi tersebut
tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Untuk
menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa
perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan
dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk
persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 20
Gambar 5. Contoh Kurva S Sumber : Google.com
II.2.2.3 Network planning (diagram jaringan kerja)
Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar
kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Rencana kerja
disusun berdasarkan urutan kegiatan dari suatu proyek, sedemikian
sehingga tampak keterkaitan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lainnya. Dari informasi metode ini, tindakan koreksi dapat dilakukan yakni
dengan memperbarui jadwal, dan metode yang akan digunakan adalah
dengan menggunakan Microsoft Project.
Gambar 6. Contoh Network Planning Sumber : Google.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DIV TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2020 21
II.2.2.4 Microsoft Project
Microsoft Project adalah suatu perangkat lunak yang dirancang
untuk membantu manajemen proyek dalam mengembangkan rencana,
menetapkan sumber daya untuk mengelola anggaran dan menganalisis
beban kerja.
Keuntungan dalam menggunakan microsoft project adalah :
1. Dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan
efisien, karena ditunjang dengan informasi alokasi waktu
yang dibutuhkan untuk tiap proses, serta kebutuhan sumber
daya untuk setiap proses sepanjang waktu,
2. Dapat diperoleh secara langsung informasi aliran biaya
selama periode,
3. Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin dilakukan
rescheduleing,
4. Penyusunan jadwal produksi yang tepatakan lebih mudah
dihasilkan dalam waktu yang cepat.