Post on 05-Feb-2018
HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
DI RSIA KUMALASIWI PECANGAAN
KABUPATEN JEPARA
Oleh :
ASMAWAHYUNITA, S.Kep
(Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara)
ABSTRAK
Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Diharapkan dengan ber KB jumlah kelahiran
di Indonesia dapat di turunkan. Di Indonesia ada beberapa metode untuk ber KB yaitu
metode PIL, INJEKSI, AKDR, IMPLAN dan kontrasepsi MANTAP.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang AKDR
dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI. Jenis penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel Dependen
dan Independen. Pendekatan yang digunakan adalah croos sectional, sampel yang
digunakan adalah Akseptor KB di DI RSIA KUMALASIWI sebanyak 140 responden.
Analisa yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersikap
mendukung sebanyak 71 responden (50.7%) dan sebagian kecil responden memilih AKDR
sebanyak 17 responden (12.1%). Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR
dengan hasil p value 0,045.
Bagi tenaga kesehatan harus meningkatkan penyuluhan tentang KB terlebih lagi
tentang AKDR sehingga akseptor KB memiliki sikap mendukung terhadap pemanfaatan KB
AKDR, mengingat bahwa ada program ”SAFARI KB AKDR” tanpa dipungut biaya. Dan
Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang memadahi bagi
masyarakat yang ingin menggunakan AKDR.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang
mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di
Indonesia maupun diseluruh dunia. Saat ini jumlah kelahiran di Indonesia sudah
mengalami penurunan yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk turun dari
2,3% pertahun menjadi 1,4 % pada tahun 2003, namun karena jumlah penduduk
Indonesia yang besar yaitu 219 juta jiwa maka penduduk Indonesia setiap tahun akan
bertambah sekitar 3 juta jiwa, sehingga BAPPENAS memperkirakan pada tahun 2025
penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Oleh karena itu, kalau program
KB tidak ditangani lebih serius, maka jumlah penduduk Indonesia akan lebih besar
dari 273 juta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menargetkan pertambahan penduduk Indonesia pada tahun 2015 menjadi 237 juta
jiwa. Apabila jumlah penduduk terlampaui maka misi pengendalian jumlah penduduk
dianggap gagal, (SDKI, 2003).
Saat program KB di luncurkan tingkat kelahiran Jawa Tengah Tahun 1971
mencapai 5,33%, namun pada tahun 2004 angkanya turun menjadi 2,18%. Selama ini
angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk Jateng selalu di bawah angka Nasional.
Berdasarkan sensus Nasional tahun 2005, angka kelahiran di Provinsi ini bergerak
naik dari 2,18 menjadi 2,19%, (Gunarso, 2007).
Berbagai upaya telah di laksanakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk, termasuk di dalamnya adalah program Safe Mother Hood yang meliputi
keluarga berencana untuk mencegah kehamilan, pelayanan antenatal, persalinan yang
aman, pelayanan obstetri esensial. (Sarwono, 2002).
Terdapat beberapa metode untuk ber KB di Indonesia atau lebih dikenal
dengan nama kontrasepsi. Berdasarkan sensus demografi kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 1991 jenis kontrasepsi yang banyak dipilih masyarakat adalah jenis hormonal
terutama injeksi dan pil. Data sensus Demografi kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan peningkatan pemakaian kontrasepsi hormonal cukup signifikan. Pada
tahun 1997 pemakaian pil dan injeksi sebanyak 69,4% namun pada tahun 2002 sudah
di atas 75%. Jika ditambah dengan implan (susuk) yang juga menggunakan hormon,
angka itu akan semakin besar, (BKKBN, 2003).
Peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Indonesia menempati urutan
ketiga setelah injeksi dan pil sedang untuk urutan keempat adalah norplan (susuk) dan
terakhir metode sterilisasi (MOW dan MOP) pada tahun 2003 di Indonesia tercatat
akseptor alat kontrasepsi dalam rahim sekitar 4.024.273 akseptor atau sekitar (22,6%)
dari semua pemakai metode alat kontrasepsi, (Bimantara, 2003).
Pada umumnya peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berasal dari
sosial menengah ke atas, untuk golongan sosial bawah peminat dari alat kontrasepsi
ini masih sangat sedikit. Di kabupaten Jepara sendiri dari Bulan Januari sampai bulan
Oktober 2007 jumlah akseptor alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) menempati
urutan ke-4 dari semua metode kontrasepsi yang ada, dengan jumlah peserta KB aktif
sebanyak 6,188 akseptor dengan pelayanan pemerintah sebesar 3.552 orang dan
swasta sebanyak 2.306 orang dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
206.482 jiwa. Sedang untuk peserta KB baru sebanyak 167 orang, (Kantor Keluarga
Berencana Daerah, 2007).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan, apakah ada Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu
tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di DI
RSIA KUMALASIWI?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui antara Hubungan Sikap Ibu tentang AKDR dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim di DI RSIA KUMALASIWI.
D. Manfaat Penelitian
Meningkatkan mutu pelayanan dan wawasan tentang KB khususnya
AKDR.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik dan
sebagainya), (Notoatmodjo, 2005).
2. Tingkatan dari Sikap meliputi :
a. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan pengetahuan yang
diberikan.
b. Merespon
Memberi jawaban apabila di tanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indeksi dari sikap karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan. Lepas dari pekerjaan itu benar maupun salah
berarti orang,mau menerima ide tersebut.
c. Menghargai
Seseorang memberi nilai yang positif terhadap obyek atau stimulus dan
mengajak orang lain atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain untuk
merespon.
d. Bertanggungjawab
Sikap paling tinggi tingkatannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang
telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan
keyakinannya dia harus berani mengambil resiko, (Notoatmodjo, 1997).
B. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
1. Pengertian
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan
untuk sinergi efektivitas), dengan berbagai bentuk yang dipasangkan ke dalam
rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif, (Prawirohardjo, 2002) AKDR
adalah suatu metode kontrasepsi yang efektif, (Depkes – RI, 2002).
2. Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Mekanisme kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) secara pasti
belum diketahui tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Mekanisme kerja Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim secara lokal sebagai berikut :
a. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan benda asing dalam rahim sehingga
menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag dan
limfosit.
b. Alat kontrasepsi dalam rahim menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin yang menghalangi kapasitasi sepermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag dan limfosit menyebabkan
blastokis mungkin dirusak oleh makrofag, dan blastokis tidak mampu
melaksanakan nidasi.
d. Ion CU yang, keluar dari AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi,
(Manuaba, 1998).
e. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
f. Produksi prostaglandin lokal yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi, (Hanafi, 2004).
3. Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Ada banyak sekali keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Menurut
Prof. dr. Ida Bagus Gede Manuaba (1998).
Keuntungan AKDR:
a. Dapat diterima masyarakat dengan baik.
b. Pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit.
c. Kontrol medis yang ringan.
d. Penyulit tidak terlalu berat.
e. Pulih kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.
Sedang menurut Syaifuddin (2003), keuntungan AKDR meliputi :
a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama
(1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (1 tahun proteksi dari CuT -380 A dan tidak perlu
diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi huhungan seksual.
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g. Tidak mempengaruhi kualitas volume ASI.
h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah Abortus.
(Apabila tidak terjadi infeksi).
i. Dapat digunakan sampai menopuse (1 tahun atau lebih sudah haid terakhir).
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
4. Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna
sehingga masih terdapat beberapa kerugian sebagai berikut:
a. Masih terjadi kehamilan dengan alat kontrasepsi dalam rahim insitu.
b. Terdapat perdarahan : spoting dan metroragia.
c. Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih
basah.
d. Dapat terjadi infeksi.
e. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan
kehamilan ektopik.
f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan Portio uteri dan mengganggu
hubungan seksual, (Manuaba, 1998).
5. Efek Samping dan Komplikasi
a. Nyeri dan mulas
Kejang, nyeri dan mulas-mulas, serta pegal pinggang biasanya terjadi sehabis
insersi AKDR yang akan hilang dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu.
b. Perdarahan
Dapat terjadi perdarahan paska insersi, bercak di luar haid (spoting) atau
perdarahan metroragia.
c. Keputihan
Keputihan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ genetal
terhadap benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama
setelah insersi.
d. Disminorea
Tidak semua wanita yang menggunakan AKDR akan menderita nyeri haid,
biasanya terjadi pada wanita yang sebelumnya memang sering mengalami
Disminorea.
e. Disporenia (nyeri saat koitus)
Wanita jarang merasakannya, sering pihak suami mengeluh sakit karena
benang yang panjang atau cara pemotongan benang yang runcing.
f. Ekspulsi
Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah insersi, setelah 1 tahun
angka insersi akan berkurang.
g. Infeksi
Radang panggul dijumpai pada sekitar 2% akseptor pada tahun pertama
pemakaian, namun infeksi ini bersifat ringan, (Mochtar, 1998).
6. Efektivitas Efektivitas AKDR sangat tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka
waktu lama. Angka kehamilan AKDR berkisar antara 1,5 - 3 per 100 wanita pada
tahun pertama dan angka ini akan jadi lebih rendah untuk tahun-tahun berikutnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kehamilan adalah jenis AKDR,
ukuran, besar dan luasnya permukaan AKDR, umur akseptor, lamanya
pemakaian, dan kurang teraturnya menjalani jadwal kontrol untuk periksa ulang.
Sebagian besar kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama setelah insersi, sehingga
untuk memperkecil kemungkinan kehamilan pada 6 bulan pertama dianjurkan
memakai cara lain misal kondom, pantang berkala atau memakai pil, (Mochtar,
1999).
7. Indikasi Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita
yang :
a. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.
b. Ingin menjarangkan kehamilan.
c. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak
cara permanen (kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang AKDR yang efeknya
lama (Lipper Lood, Nova-T untuk 5 tahun)
d. Berusia di atas 35 tahun dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang
menguntungkan, (Mochtar, 1999).
8. Kontra Indikasi a. Kehamilan
b. Peradangan panggul
c. Perdarahan uterus abnormal
d. Carsinoma organ-organ panggul
e. Malformasi rahim
f. Mioma uteri
g. Disminorea berat
h. Anemi berat
i. Riwayat infeksi pelvis, (Mochtar, 1999).
9. Waktu Pemasangan AKDR a. Sedang haid
Pada waktu ini pemasangan AKDR mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan tidak begitu banyak.
b. Paska Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu pulang ke rumah setelah
melahirkan. Pemasangan langsung yaitu 3 bulan setelah ibu melahirkan.
Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan lebih dari 3 bulan paska
persalinan atau keguguran.
c. Paska keguguran
Langsung setelah keguguran
d. Masa Interval
Yaitu masa antara dua haid, bila dipasang setelah ovulasi dipastikan ibu tidak
hamil.
e. Sewaktu seksio sesaria
Sebelum luka rahim di tutup terlebih dahulu dikeluarkan darah darah beku dari
kavum uteri kemudian AKDR dipasang pada bagian fundus.
f. After morning
Pada kasus-kasus dimana dilakukan koitus, maka AKDR dipasang dalam
waktu 72 Jam kemudian, sebelum terjadi implantasi blastokista, (Mochtar,
1999).
10. Pemeriksaan ulang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim perlu dilakukan kontrol
medis dengan jadwal :
a. Dua minggu setelah pemasangan.
b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama.
c. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua.
d. Setiap 6 bulan sampai 1 tahun.
C. Konsep Dasar Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
1. Pengertian
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah tindakan
memilih suatu jenis kontrasepsi dari beberapa jenis kontrasepsi yang tersedia
(Depkes RI, 1999).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang dalam Pemilihan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Menurut teori Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih AKDR sebagai
berikut :
1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku,
diataranya : Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan pendidikan.
2) Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Merupakan faktor yang memungkinkan individu untuk berperilaku
memilih AKDR. Karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan
dan ketrampilan.
Adanya fasilitas kesehatan yang mendukung Program KB akan
mempengaruhi perilaku ibu dalam memilih metode kontrasepsi.
3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap ibu tentang AKDR
dengan pemilihan AKDR
Merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan
ketrampilan petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat, (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hal itu, semakin baik ketrampilan seorang petugas
kesehatan dalam melakukan penyuluhan dan konseling tentang KB, maka
semakin baik pula tingkat pengetahuan wanita tentang jenis-jenis kontrasepsi.
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Sikap Ibu Tentang AKDR Dengan Pemilihan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Sumber : Lawreence Green yang di kutip oleh Notoatmodjo, 2003
E. Kerangka Konseptual
F. Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan di buktikan
kebenarannya, (Notoatmodjo, 2002). Hipotesa dalam penelitian ini yang digunakan
adalah Hipotesa Alternatif (Ha).
Adapun Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap Ibu tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Variabel dependent
pemilihan AKDR
Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
- Pengetahuan
- Sikap
- Nilai
- Tradisi
- Pendidikan
- Kepercayaan
Faktor Pendukung (Enabling Factor)
- Ketersediaan sumber dana/ fasilitas
Pemilihan
AKDR
Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
- Sikap dan ketrampilan petugas kesehatan
- Sikap dan perilaku TOMA
: tidak diteliti
: diteliti
Variabel independent
Sikap Ibu
Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan pada akseptor KB tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
tentang AKDR dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim di DI RSIA
KUMALASIWI penelitian ini akan dilakukan pada bulan April - Mei 2010.
B. Rancangan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan menggunakan
metode survey pendekatan yang dilakukan yaitu cross sectional. Suatu metode
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat, (Notoatmodjo, 2005).
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB RSIA
KUMALASIWI, pada bulan April – Mei 2010, dengan jumlah populasi sebesar
140 orang.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah dengan total
sampling. Dimana seluruh populasi menjadi sampel penelitian.
C. Definisi Operasional, Variabel Pengukuran dan Skala Pengukuran No Variabel DO Hasil Ukur Pengkategorian Skala 1. Sikap ibu
dengan
AKDR
Tanggapan atau
reaksi responden
terhadap AKDR
Skala Likert.
Untuk pertanyaan
favourable : - Skor 5 bila sangat
setuju - Skor 4 bila setuju - Skor 3 bila tidak
tahu - Skor 2 bila tidak
setuju - Dan skor 1 bila
sangat tidak setuju
Untuk pertanyaan
Unfavourable - Skor 5 bila sangat
tidak setuju - Skor 4 bila tidak
setuju - Skor 3 bila tidak
tahu - Skor 2 bila setuju - Skor 1 bila sangat
setuju, (Nursalam, 2003)
Skor maksimal : 70 - Sikap mendukung
Skor > 35 - Sikap tidak
mendukung Skor < 35
Ordinal
3. Pemilihan
AKDR Menentukan pilihan
pada alat
kontrasepsi dalam
rahim dari beberapa
metode kontrasepsi
yang ada
- Jika jawaban A
nilai : 1 - Jika jawaban B
nilai : 0
- Memilih : kode 1 Tidak memilih :
kode 2
Ordinal
D. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Alat Penelitian
Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan cara memberi formulir
kepada responden dan responden sendiri yang mengisi, (Notoatmodjo, 2005).
Dalam penelitian ini insrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah daftar
pertanyaan (kuesioner) yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas dan realibilitas dilakukan di Desa Tretes Kecamatan
Kembang Kabupaten Jepara dengan ukuran sampel (N) sebanyak 20 orang
responden dengan taraf signifikan sebesar 95 %, dengan nilai r tabel sebesar
0.468.
2. Cara Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada
responden. Adapun pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang
terdiri dari beberapa pertanyaan.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan Data, dilakukan secara Editing, Skoring, Entry data dan
Tabulating. Sedangkan Analisa Data proses pengolahannya menggunakan program
SPSS yaitu Analisa univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
informasi untuk menggambarkan semua variable dan Analisa Bivariat dengan uji chi
square untuk melihat hubungan antara sikap Ibu terhadap pemilihan AKDR dengan
taraf signifikan 0,05, kemudian hasil perhitungan di bandingkan dengan tabel x2. Jika x
2
hitung > x2 tabel dan ρValue < α
maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada
hubungan antara Variabel Dependent dan Variabel Independent.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sikap Responden
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Sikap Responden
Di DI RSIA KUMALASIWI
Sikap Frekuensi Prosentase
Mendukung
Tidak mendukung
71
69
50,7%
49,3%
Total 140 100%
Berdasarkan tabel di atas responden yang bersikap mendukung sebanyak
71 responden (50,7%), sedang yang bersikap tidak mendukung sebanyak 69
responden (49,3%).
2. Pemilihan AKDR
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pemilihan AKDR
Di DI RSIA KUMALASIWI
Pemilihan AKDR Frekuensi Prosentase
Memilih
Tidak memilih
17
123
12,1%
87,9%
Total 140 100%
Berdasarkan tabel di atas responden yang memilih AKDR sebanyak 17
responden (12,1%) dan responden yang tidak memilih AKDR sebanyak 123
responden (87,9%).
3. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR
Tabel 4.8
Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR
Di DI RSIA KUMALASIWI
Sikap Pemilihan AKDR
Total Memilih Tidak memilih
Mendukung
Tidak
mendukung
13
(9,3%)
4
(2,8%)
58
(41,5%)
65
(46,4%)
71
(50,8%)
69
(49,2%)
Total 17 123 140
ρValue = 0,045 α =
0,05
Responden mempunyai sikap mendukung yang memilih AKDR sebanyak
13 responden (9,3%) yang tidak memilih sebanyak 58 responden (41,5%).
Responden mempunyai sikap tidak mendukung memilih AKDR sebanyak 4
responden (2,8%), dan yang tidak mendukung dan tidak memilih sebanyak 65
responden (46,4%).
Hasil uji hubungan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan ρValue
= 0,045 < α =
0,05. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada
hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI.
B. Pembahasan
1. Sikap Responden
Dari hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap
mendukung sebanyak 71 responden (50,7%). Hal ini di mungkinkan karena
responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang macam-macam alat
kontrasepsi, sehingga mendukung kontrasepsi AKDR. Pengetahuan mengenai
suatu obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan
untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap ini dapat
bersifat positif dan negatif.
Dari sikap yang bersifat positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu sedangkan dalam sikap yang bersifat
negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak
menyukai obyek tertentu. Sikap mempunyai segi motivasi berarti segi dinamis
menuju suatu tujuan dan berusaha mencapai suatu tujuan, (Purwanto, 1999).
2. Pemilihan AKDR
Dalam penelitian ini sebagaian besar responden tidak memilih AKDR
sebanyak 123 responden (87,9%).Hal ini disebabkan karena banyak wanita harus
menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena keterbatasan
jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin
tidak dapat diterima, seperti AKDR karena dihubungkan dengan kebijakan
nasional dalam keluarga berencana, kesehatan individual, dan seksualitas wanita
atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode wanita
harus menimbang berbagai faktor termasuk status kesehatan mereka, efek
samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan dan
mengenai kemampuan mempunyai anak, (Maryani, 2009).
3. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR
Bila dilihat dari hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai ρValue
= 0,045 < α =
0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan sikap ibu dengan
pemilihan AKDR akan tetapi berdasarkan hasil penelitian di dapatkan sebagian
besar responden bersikap mendukung namun tidak memilih AKDR. Hal ini berarti
meski sikap ibu mendukung namun belum tentu ibu tersebut memilih AKDR
karena mempertimbangkan beberapa faktor yaitu status kesehatan mereka, efek
samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak di
inginkan serta norma dan budaya yang berkembang di dalam masyarakat. Hal ini
di mungkinkan karena responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang
AKDR
Pengetahuan baik membuat seseorang yakin dan membentuk sikap
terhadap sesuatu. Dan diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan membuat
sikap seseorang terhadap sesuatu menjadi baik pula, sesuai dengan teori L. Green
bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi untuk mewujudkan
perilaku. Sikap merupakan keyakinan terhadap sesuatu obyek yang disertai
perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat
respon atau berperilaku dengan cara yang dimilikinya.
Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
pokok yaitu kepercayaan (keyakinan) meliputi ide dan konsep terhadap obyek,
kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, dan
kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. pengetahuan ini akan
membawa ibu untuk berpikir dan memilih AKDR. Dalam berpikir ini komponen
emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan memilih
AKDR, hal ini berarti ibu mempunyai sikap tertentu terhadap obyek yang berupa
pemilihan AKDR, (Notoatmodjo, 2003).
Pada responden yang memiliki sikap yang baik (mendukung dan memilih
AKDR) kemungkinan disebabkan karena responden tersebut memiliki kondisi
emosional, psikologi atau kepercayaan positif terhadap AKDR, sikap seseorang
ditentukan oleh reaksi emosional atau kepercayaan mengenai apa yang dianggap
benar tentang sesuatu obyek termasuk pemilihan AKDR. Tidak adanya
pengalaman sama sekali dengan suatu obyek, psikologis cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut, pengaruh orang lain yang
dianggap penting dalam kehidupan sosial sangat berpengaruh dalam pembentukan
sikap, (Azwar, 2000).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. Sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung sebanyak 71 responden
(50.7%).
2. Sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 17 responden (12.1%).
3. Hasil uji hubungan antara variabel sikap ibu dengan pemilihan AKDR
menggunakan uji statistik Chi-Square didapat hasil ρValue 0,045 < α
0,05, yang
artinya Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara sikap ibu dengan
pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI.
B. Saran
1. Kepada masyarakat DI RSIA KUMALASIWI diharapkan bisa menggunakan atau
memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), sebagai alternatif pilihan jika
alat kontrasepsi lain tidak bisa digunakan.
2. Kepada tenaga kesehatan di Puskesmas, PLKB, bidan desa, kader dan tokoh
masyarakat di DI RSIA KUMALASIWI diharapkan lebih mengintensifkan
penyuluhan tentang AKDR.
3. Kepada Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang
memadai bagi masyarakat yang ingin menggunakan atau memilih AKDR.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
2. Budiono, B. 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNDIP, Semarang.
3. Dep Kes, RI. 1999. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta.
4. Hartanto Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
5. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
6. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
7. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
8. ___________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta.
9. ___________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
10. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika, Surabaya.
11. Prawirohardjo, S. 1999. Ilmu Kandungan. Bina Pustaka, Jakarta.
12. ___________. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka
Jakarta.
13. Saifudin, AB. 2003. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka,
Jakarta.
14. Sudigdo, dkk. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV. Sagung Seto,
Jakarta.
15. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfa Beta, Bandung.
16. Gunarso. 2007. Menata kembali program KB. Suara Merdeka, Semarang.
17. _______, 2003, Aseptor AKDR, http//www.bkkbn.go.id.
18. _______, 2007, Kantor Keluarga Berencana Daerah. Jepara.
19. Suharto, 2007-2009, Petugas Lapangan Keluarga Berencana. Jepara