Post on 12-Jan-2020
1
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA
PADA PERAWAT PELAKSANA di RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
oleh:
ELMA ELVINAWATI
J 210 150 082
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA PADA
PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
Abstrak
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan atau pekerjaan dalam suatu organisasi atau
perusahaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Stress kerja adalah kondisi
ketegangan yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan kondisi fisik dan psikis pada
karyawan yang bersumber dari individu maupun organisasi yang berpengaruh pada
fisik,psikologis, perilaku karyawan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan beban kerja
dengan stress kerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel
yaitu menggunakan teknik accidental sampling dengan total sampel 91 responden. Teknik
analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat dan uji yang
digunakan yaitu uji chi square. Hasil penelitian didapatkan beban kerja sedang 56 responden
(61,5%) dan stress kerja sedang 57 responden (62,6%). Nilai korelasi dari penelitian ini
adalah P = 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan beban kerja dengan
stress kerja pada perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dengan rata-rata kategori beban kerja sedang dan stres kerja sedang.
Kata Kunci : Beban Kerja, Stres Kerja, Perawat
Workload is a number of activities or jobs in an organization or company that must be
completed within a certain period of time. Work stress is a condition of retension which led
to the existence of a physical and psychological condition of imbalance on the employs who
come from individuals an organisations that affect the physical, psychological and behavior
of employes. The purpose of the study was to find out the relationship between workload and
work stress in the inpatient ward of Dr. Moewardi Surakarta. The type of research used is
quantitative with descriptive correlative method. Sampling technique is using accidental
sampling with a total sample of 91 respondents. Data analysis techniques were carried out
using univariate and bivariate analysis and the test used was the chi square test. The results
showed moderate workload of 56 respondents (61.5%) and moderate work stress 57
respondents (62.6%). The correlation value of this study is P = 0,000. Conclusion his study
there is a relation of workload of nurses working eith stress of nurses of nurses in patien
hospitals RSUD Dr. Moewardi Surakarta with an average category of moderate workload and
moderate work stress.
Keywords: Workload, work Stress, Nurse
2
1. PENDAHULUAN
Sebuah institusi sangat berpengaruh dalam suatu jangkauan dan kualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Kondisi dan beban kerja diruang rawat inap perlu diketahui agar dapat
ditemukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga perawat yang diperlukan dalam ruang
rawat inap sehingga tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akhirnya menyebabkan
stress kerja (Ilyas,2002).
Peran utama perawat yaitu berkontak langsung dengan pasien. Perawat merupakan
suatu profesi yang berperan utama dalam berkontak langsung dengan pasien. Mayoritas
tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tugas perawat. Menurut Baumann
(2007) mengatakan bahwa perawat adalah sumber daya terpenting dalam memberikan
pelayanan dirumah sakit yang hampir disetiap negara 80% pelayanan kesehatan diberikan
oleh perawat. Menurut Swansburg (2005) mengatakan bahwa 40-60% sumber daya manusia
yang ada dirumah sakit merupakan tenaga perawat. Jumlah perawat di Indonesia paling
banyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS Tahun 2009) jumlah perawat di seluruh rumah sakit di Indonesia
sebanyak 107.029 orang.
Dari hasil data yang diperoleh di catatan medic tahun 2015 didapatkan jumlah pasien
yang masuk di gawat darurat sebanyak 14.389, di rawat jalan sebanyak 146.426 dan di rawat
inap sebanyak 19.738. Dengan demikian jumlah pasien atau klien yang masuk di RSUD Dr.
Moewardi di tahun 2015 sebanyak 180.53 orang. Rumah sakit ini memiliki jumlah kapasitas
tempat tidur sebanyak 669 tempat tidur dengan rata-rata nilai BOR (Bed ccupancy Rate) yaitu
79,33%. Dari data yang diperoleh, BOR ((Bed ccupancy Rate ) RSUD Dr. Moewardi
mengalami kenaikan sebanyak 2,3 % dari yang sebelumnya pada tahun 2014 hanya 77,21 %
menjadi 79,33 % pada tahun 2015. Dengan memperhatikan peningkatan BOR (Bed ccupancy
Rate) dan banyaknya jumlah klien yang mendapatkan perawatan, hal ini akan berpengaruh
pada produktifitas atau kinerja perawat yang mengakibatkan beban kerja perawat bertambah
dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. Bila banyak dan beratnya tugas yang
diberikan kepada perawat tidak sebanding dengan kemampuan fisik, keahlian serta waktu
yang ada, maka akan menimbulkan stress kerja. Stres kerja adalah suatu kondisi yang yang
memicu ketegangan dan menimbulkan ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat
berpengaruh terhadap emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Orang-orang
yang mengalami stres akan menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran yang berlebihan
sehingga mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat rileks, atau
memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif (Hasibuan, 2012).
3
Data yang didapatkan dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO), sekitar 450 juta orang di Dunia mengalami stress. Pada tahun 2015 di Negara
Amerika diketahui bahwa gejala secara umum yang timbul akibat stress patologis mencapai
angka 77% yang mana didominasi oleh stress kerja.Kerugian yang timbul akibat hal tersebut
diperkirakan mencapai 300 milyar UD Dolar ditiap tahunnya. Sebesar 440.000 kasus yang
terjadi di Inggris pada tahun 2014/2015 terjadi akibat stress kerja, depresi dan ansietas
(Tantra dan Larasati, 2015).
Stress kerja dapat terjadi diberbagai bidang pekerjaan. Stress juga dialami oleh 10%
dari total penduduk Indonesia. Tahun 2013 data yang didapat dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menyebutkan bahwa kurang lebih 1,33 juta penduduk DKI Jakarta mengalami
stress. Hal itu menunjukan bahwa 14% dari total penduduk. Data tersebut juga menunjukan
bahwa penduduk dengan stress akut sebesar 13% dan stress berat mencapai 7-10%. Tercatat
sebanyak 704.000 orang di Jawa Tengah mengalami masalah kejiwaan, dan dari data tersebut
yang mengalami kegilaan berjumlah sekitar 96.000 orang dan yang mengalami stress
berjumlah 608.000 orang (Perwitasari, et al. 2015).
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas (beban kerja) dan variabel terikat
(stress kerja). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelatif yaitu bertujuan
untuk menggambarkan hubungan yang korelatif antar variabel untuk dipelajari kekuatan dan
arah hubungan (positif atau negatif) dari variabel tersebut (Nursalam, 2008). Tempat dan
waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari2019 – Maret 2019 di RSUD Dr. Moewardi di
ruang rawat inap Flamboyan. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang ada di
ruang rawat inap Flamboyan dengan jumlah sampel 91 responden yang diambil dengan
teknik accidental sampling.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1. Karakteristik Perawat
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin tingkat pendidikan
responden dan lama kerja responden.
4
Tabel 1. Ditribusi karakteristik perawat
No. Variable Frekuensi (F) Prosentase (%)
1. Umur
18-40 th
41-55 th
≥ 55 th
77
14
0
84,6
15,4
0
2. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
38
53
41,8
58,2
3. Pendidikan
D3
S1
NERS
S2
30
0
53
8
33,0
0
58,2
8,8
5. Lama Kerja
1-2 th
3-4 th
>5 th
37
23
31
40,7
25,3
34,1
Diruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta terdapat 91 perawat dengan distribusi
karakteristik perawat berdasarkan usia pada data diatas menunjukkan bahwa distribusi
tertinggi adalah perawat dengan rentang umur 18 - 40 tahun sebanyak 77 responden (84,6%).
Distribusi karakteristik perawat menurut jenis kelamin pada data dia atas didapatkan sebagian
besar perawat berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53 responden (58,2%) sedangkan
laki-laki sebanyak 38 responden (31,8%). Distribusi selanjutnya sebagian besar responden
tingkat pendidikan terakhir DIII yaitu sebanyak 30 responden (33%), sedangkan profesi ners
sebanyak 53 responden (58,2%), dan S2 sebanyak 8 responden (8,8).Distribusi terakhir
berdasarkan lama pengalaman kerja yang didapatkan sebagian besar responden
berpengalaman kerja menjadi perawat selama 1-2 tahun sebanyak37 responden (40,7%) , 23
responden (25,3) berpengalaman 3-4 tahun dan sebanyak 31 responden (34,1%) yang
berpengalaman menjadi perawat selama lebih dari 5 tahun
5
3.1.2. Gambaran Beban Kerja Perawat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Beban Kerja
Mean Median Mode SD Quartile
38,41 40,00 28 7,217 Q1 29,00
Q2 40,00
Q3 42,00
Berdasarkan table diatas diketahui rata-rata dari hasil data beban kerja yaitu nilai mean
(38,41), nilai median (40,00), nilai mode (28), nilai standar deviasi (7,217) dan nilai quartile
1 (29,00), quartile 2 (40,00), quartile 3 (42,00). Selanjutnya berdasarkan nilai sentral tendensi
tersebut, dapat ditampilkan dan diklasifikasikan kategori beban kerja sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Klasifikasi Beban Kerja
Beban Kerja Frekuensi %
Ringan
Sedang
25
56
27,5
61,5
Berat 10 11,0
Total 91 100
Pada penelitian tersebut, didapatkan hasil beban kerja yang dominan yaitu beban kerja sedang
dengan jumlah responden sebanyak 56 responden (61,5%) dan beban kerja yang tidak
dominan yaitu beban kerja berat yang berjumlah sebanyak 10 responden (11%).
3.1.3. Gambaran Stres Kerja Perawat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Beban Kerja
Mean Median Mode SD Quartile
110,58 106,0 106 14,460 Q1 105,00
Q2 106,00
Q3 109,00
Berdasarkan table diatas diketahui rata-rata dari hasil data stres kerja yaitu nilai mean
(110,58), nilai median (106,0), nilai mode (106), nilai standar deviasi (14,460) dan nilai
quartile 1 (105,00), quartile 2 (106,00), quartile 3 (109,00). Selanjutnya berdasarkan nilai
sentral tendensi tersebut, dapat ditampilkan dan diklasifikasikan kategori stres kerja sebagai
berikut:
6
Tabel 5. Distribusi Klasifikasi Stres Kerja
Stres Kerja Frekuensi %
Ringan
Sedang
11
57
12,1
62,6
Berat 23 25,3
Total 91 100
Pada penelitian tersebut, didapatkan hasil stres kerja yang dominan yaitu stres kerja sedang
dengan jumlah responden sebanyak 57 responden (62,6%), selanjutnya kategori stres kerja
berat dengan jumlah responden sebanyak 23 responden (25,3%) dan stres kerja yang tidak
dominan yaitu stres kerja ringan yang berjumlah sebanyak 11 responden (12,1%).
3.1.4. HubunganBebanKerjaPerawat dengan Stres Kerja
Tabel 6. Distribusi Tabulasi Silang Beban Kerja dan Stres Kerja
Beban
kerja
Stres Kerja P
Value Ringan Sedang Berat Total
n % n % n % n %
Ringan 2 2,22 20 22,0 3 3,3 25 27,5
Sedang 9 9,9 36 39,6 11 12,1 56 61,5 0,000
Berat 0 0,0 1 1,1 9 25,3 10 11,0
Total 11 12,1 57 62,6 23 25,3 91 100
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji chi square,menunjukkan bahwa
hampir setengah dari kesuluruhan responden sejumlah 56 (61,5%) merasakan beban kerja
sedang dan stres kerja sedang. Hasil yang didapat dari uji tersebut menunjukkan hasil dengan
nilai 0,000, dimana p=0,000 lebih kecil dari 0,05.
3.2 Pembahasan
3.2.1. KarakteristikPerawat
Karakteristik perawat menurut umur menunjukkan bahwa distribusi tertinggi umur perawat
adalah adalah 18-40 tahun (dewasa awal). Usia dewasa awal merupakan usia dimana
seseorang sedang mengalami perkembangan performa fisik dan semua fungsi sistem organ
tubuh manusia berfungsi secara optimal. Hal ini didukung oleh pernyataan Mahendra dan
Woyanti (2014) bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas
kerja seseorang.
Selanjutnya distribusi karakteristik perawat menurut jenis kelamin didapatkan
sebagian besar perawat adalah perempuan. Dari segi jumlah menurut data persebaran
7
penduduk dari badan pusat statistic (2014-2016) jumlah presentase penduduk menurut usia
produktif tidak jauh beda antara laki-laki dan perempuan).Selanjutnya karakteristik perawat
menurut pendidikan menunjukkan secara terperinci sebagian besar perawat berpendidikan
terakhir NERS. Simamora (2009) berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu rangkaian
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan pengetahuan atau keahlian
berdasarkan alat indra dan pengalaman. Semakin tinggi pendidikan seorang perawat, maka
semakin bertambah pula kecakapan dan kematangan tingkah laku positif, wawasan
pengetahuan dan keterampilan.
Karakteristik perawat menurut pengalaman kerja menunjukkan sebagian besar
perawat bekerja sebagai perawat dalam jangka waktu 1-2 tahun. Dalam data tersebut
menunjukan bahwa mayoritas masa kerja perawat diruang rawat inap masih minim.
Pengalaman mempunyai hubungan erat dengan bertambahnya perkembangan potensi
produktivitas dan perilaku kerja seseorang ke pola yang lebih baik (Zainullah, 2012).
Pengalaman kerja merupakan salah satu komponen yang diperlukan untuk membentuk
kedisiplinan seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.2.2. GambaranBebanKerjaPerawat
Berdasarkan hasil uji univariatmenunjukkan bahwa presentasi beban kerja di ruang rawat
inap sebagian besar sedang yaitu 56 responden dan paling sedikitbeban kerja beratsejumlah
10 responden. Beban kerja adalah target pekerjaan yang harus dicapai oleh suatu individu
(Kep. Menpan no 75/2004). Menurut hasil penelitian, beban kerja yang tidak seimbang akan
mengakibatkan masalah pada perawat. Hal ini terlihat pada hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat responden yang memiliki beban kerja berat dan hampir dari setengah jumlah
responden memiliki beban kerja sedang. Perbedaan beban kerja tersebut dapat disebabkan
karena beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan dan tuntutan tugas maupun
perbedaan lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2007) juga sejalan
dengan penelitian ini didapatkan bahwa kondisi kerja memperlihatkan kontribusi paling besar
terhadap terjadinya stress dan beban kerja.
3.2.3. GambaranStresKerjaPerawat
Hasil distribusi uji univariat pada variabel stress kerja, stres yang paling mendominasi atau
yang paling banyak yaitu stress kerja sedangdengan jumlah responden 57 dan kategori yang
tidak dominan yaitu stres ringan sebanyak 11 responden. Stress merupakan respon psikologis
individu terhadap tuntutan ditempat kerja yang menuntut seseorang untuk beradaptasi dalam
mengatasinya. Stress kerja diartikan sebagai suatu interaksi antara kondisi kerja dengan sifat
sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun fungsi psikis yang normal.Penelitian ini
8
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2013) yaitu mayoritas perawat
mengalami stress kerja sedang. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sugiri(2015) yang menyatakan bahwa kebanyakan perawat mengalami stress kerja
sedang. Dalam keaslian penelitian, peneliti terdahulu Virginia V Runtu (2018) juga
menyatakan bahwa sebagian besar perawat mengalami stres kerja dalam kategori sedang.
Stress yang terjadi pada perawat di RSUD Dr. Moewardi adalah meningkatnya tuntutan
pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang perawat. Perawat dituntut untuk dapat, tepat dan
cekatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
3.2.4. HubunganBebanKerjaPerawat dengan Stres Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden merasakan beban kerja
sedang dan stres kerja sedang. Hasil uji statistik, didapatkan nilai p = 0,000< 0,05 maka H1
diterima atau H0 ditolak artinya ada hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di
ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Adanya hubungan antara beban kerja
dengan stres kerja yang dialami perawat dapat disimpulkan bahwa semakin kecil beban kerja
perawat maka tingkat stres yang dialami perawat akan semakin ringan. Sebaliknya besar
beban kerja perawat maka semakin besar potensi stres yang dialami. Hal ini sesuai dengan
tiori wener yang menyatakan bahwa kondisi dan situasi pekerjaan dapat mempengaruhi stres
kerja.
Banyak pekerjaan yang melebihi kapasitas dan kemampuan menyebabkan kondisi
fisik perawat akan mudah lelah dan mudah tegang. Pelayanan diruang rawat inap rumah sakit
harus membutuhkan kemampuan secara teknis dan pengetahuan yang lebih. Beban kerja yang
begitu banyak pemenuhan kebutuhan, penanganan masalah juga akan menguras energi baik
secara fisik ataupun kemampuan kognitif perawat. Melihat kondisi yang terjadi, sangat
diperlukan adanya perbaikan atau perubahan tentang kebijakan untuk mengatur beban kerja
perawat sehingga dapat mengurangi dampak stress kerja. Perlu dirancangnya kebijakan baru
mengenani beban kerja perawat serta dianjurkan pula analisis dan perhitungan beban kerja
perawat. Beban kerja dan stres kerja tersebut sangat mempengaruhi kinerja perawat dan
meningkakan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pada proses keperawatan (Runtu,
2018).
Hampir disetiap kondisi dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan stres terutama
beban kerja, profesi perawat yang setiap hari bertemu dan berhadapan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi oleh klien yang dirawat berpotensi menimbulkan stres kerja
9
jika tidak diantisipasi. Kondisi lingkungan yang buruk dapat sangat berpengaruh terjadinya
stres kerja dan masalah kesehatan (Yosep, 2007).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karakteristik personal perawat ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan
distribusi umur mayoritas responden berumur 18 - 40 tahun, Jenis kelamin yang dominan
pada perawat yaitu perempuan, dengan tingkat pendidikan terakhir yaitu NERS dan
mempunyai pengalaman kerja sebagian besar selama 1-2 tahun.
Distribusi beban kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan hasil uji
univariatmenunjukkan bahwa presentasi beban kerja di ruang rawat inap sebagian besar
sedang yaitu 56 responden dan paling sedikitbeban kerja beratsejumlah 10 responden. Beban
kerja adalah target pekerjaan yang harus dicapai oleh suatu individu (Kep. Menpan no
75/2004).
Distribusi stres kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menujukkan hasil univariat
pada variabel stress kerja, stres yang paling mendominasi atau yang paling banyak yaitu
stress kerja sedangdengan jumlah responden 57 dan kategori yang tidak dominan yaitu stres
ringan sebanyak 11 responden.
Hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat menunjukkan bahwa hampir
setengahnya responden merasakan beban kerja sedang dan stres kerja sedang. Hasil uji
statistik, didapatkan nilai p lebih kecil maka H1 diterima atau H0 ditolak artinya ada
hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja yang dialami perawat
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil beban kerja perawat maka tingkat stres yang dialami
perawat akan semakin ringan. Sebaliknya besar beban kerja perawat maka semakin besar
potensi stres yang dialami. Hal ini sesuai dengan tiori wener yang menyatakan bahwa kondisi
dan situasi pekerjaan dapat mempengaruhi stres kerja.
4.2 Saran
4.2.1. Bagi Perawat
Perawat harus bisa memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dengan benar sehingga
tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. Selain itu perawat perlu menciptakan kerjasama
antar teman kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang baik dan menyenangkan agar beban
kerja berkurang dan tidak menyebabkan stres yang berlebih.
10
4.2.2. Bagi KepalaRuangan
Kepala ruang harus mampu merencanakan apa yang dibutuhkan perawat dengan baik. Kepala
ruang juga dituntut agar dapat mengatur jam kerja atau jadwal kerja perawat dengan baik dan
seimbang. Selain itu perlu diperhatikan juga suasana lingkungan yang nyaman dan kondusif
sehingga kemungkinan terjadinya stres bisa diminimalisisr.
4.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode
yang lain atau yang lebih aplikatif seperti dengan menggunakan klasifikasi pasien, masa kerja
atau metode lainnya agar hasil penelitian yang didapatkan lebih banyak dan bermanfaat bagi
peneliti yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI Press.
Anggit Astianto dan Heru Suprihadi.(2014).”Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja
terhadap Kepuasan kerja Karyawan PDAM Surabaya”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 3 No.
Badan Pusat Statistik. (2016, Desember). Statistik Kriminal 2016. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Baumann, A. 2007. Positive Practice Environment Quality Workplace = Quality Patient
Care.International Council of Nurses. Diakses dari http://www.icn.ch/matters.ppe.htm
pada tanggal 12 November 2015.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Erdius & Fatwasari. 2017. Tentang Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Di Muara Enim:
Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental
(online)https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/download/25551/20540
Haryanti, Faridah A., Puji P. (2013).Hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Managemen
Keperawatan, 1(1), 48-56.
11
Haryati.(2014). Perencanaan, PengembangandanUtilitasiTenagaKeperawatan. Jakarta:
Rajawali Pers.
H. Hadari Nawawi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press
Hidayat, A . A. (2011). Konsep stres dan adaptasi stres. Jakarta : Salemba.
Handoko, T. H. (2011). Manajement personalia dan sumberdaya Manusia (2nd ed.).
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Irwandy. 2007.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Beban Kerja di Unit Rawat Inap RS
Makassar Tahun 2006. Makassar.