Post on 05-Jul-2018
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
1/45
1
USULAN
PENELITIAN HIBAH BERSAING
JUDUL PENELITIAN
STUDI PEMBUATAN BIO ETHANOL DARI
LIGNOSELULOSA SABUT KELAPA MENGGUNAKAN TEKNIK HIDROLISIS
ENZIM DENGAN PRETREATMENT IONIC LIQUID
TIM PENGUSUL :
Hanny F. Sangian, M.Si
NIP : 196910221998031007
NIDN : 0022106902
AnggotaProf. Dr. Ir. Arief Widjaja, M. Eng
NIP : 196605231991021001
NIDN : 0023056605
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
JUNI 2013
Kode/Nama Rumpun Ilmu:111/ Fisika
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
2/45
2
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
3/45
3
DAFTAR ISI Hal
Ringkasan 4
BAB 1. PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 41.2. Perumusan Masalah 71.3. Tujuan Penelitian 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 82.1. Bahan Lignoselulosa 82.2. Delignifikasi dan Pretreatment Lignoselulosa 92.3. Komposisi Sabut Kelapa 102.4. Sintesis Ionic Liquid dan Analisis 102.5. Pretreatment Lignoselulosa dengan Ionic Liquid 102.6. Hidrolisis Enzimatik 11
Enzim Xylanase 12Enzim Selulase 12
BAB 3. METODE PENELITIAN 143.1. Persiapan Bahan Baku Lignoselulosa Sabut Kelapa 143.2. Sintesis Ionic Liquid 1,3-methylmethylimidazoliumdimethylphosphate 143.3. Analisis Komposisi Kimia Lignoselulosa Sabut Kelapa 153.4. Pretreatment Lignoselulosa sabut kelapa dengan Ionic liquid 163.5. Tahap Pretreatment sabut kelapa dengan basa (alkalin) 173.6. Tahap Pretreatment Sabut Kelapa + Alkalin+Ionic liquid 173.7. Hidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosa dan xylosa dan Analisis 17
Fishbone 183.8. Fermentasi Glukosa dan Xylosa Menjadi Bio Ethanol 19
BAB 4. BIAYA PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN 19
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN 23Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian 23Lampiran 2. Sarana dan Prasarana 26Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 28
Lampiran 4. Biodata dan Anggota Tim Peneliti 29
Lampiran 5. -
Lampiran 6. Surat Pernyataan Ketua Peneliti 45
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
4/45
4
Ringkasan
Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yaitu, pembuatan etanol medis (75%), industri (96%) serta fuel grade (99%) dari bahan baku niraaren, ubi kayu, jagung dan sagu. Namun, bahan baku yang digunakan berbasis makanan yangtelah dilarang oleh PBB untuk dikonversi menjadi bahan bakar etanol. Pada tahun I,
penelitian ini telah berhasil membuat gula dari bahan lignoselulosa. Rencana penelitian tahunII adalah memfermentasi gula yang didapat menjadi bahan bakar etanol. Bahan lignoselulosa(sabut kelapa) adalah material yang sangat potensial untuk dikembangkan untuk pembuatan
bahan bakar etanol. Namun demikian, permasalahan utama untuk mengkonversi bahanselulosa ((C 6 H 10O5 )n, 1,50 g/cm³) menjadi gula adalah mereka terikat oleh lignin danstruktur selulosa berbentuk kristal yang dilindungi dengan kuat oleh ikatan hidrogen. Ada
beberapa usaha yang telah dilakukan untuk menghancurkan lignin dan merusak strukturkristal selulosa (kemudian disebut pretreatment ) sehingga enzim dengan mudah memutuskanikatan β-glikosida untuk membentuk gula. Teknik asam telah dilakukan masing-masing untukmelarutkan lignin dan merusak struktur kristal selulosa. Akhir-akhir ini teknik sub dan super
kritis telah diaplikasikan tidak hanya menghancurkan lignin tapi juga langsung memutuskanikatan β -glikosida selulosa. Namun demikian metode-metode yang dijelaskan di atasmenghadapi masalah, yaitu bahan kimia asam sulit didaur ulang sehingga teknik ini mahaldan mencemari lingkungan. Sedangkan teknik sub dan super kritis (70-300 bar ) sangat sulitdiaplikasikan dalam level scale up (industri) karena pertimbangan keamanan dan biaya.Kajian kami sedang melakukan pretreatment bahan-bahan lignoselulosa denganmenggunakan ionic liquid (IL) 1,3-methylmethylimidazolium dimethyl phosphate,[MMIM][DMP], yang dilakukan pada kondisi moderat, tekanan atmosfir dan temperatur di
bawah 150oC . Adapun tahapan riset yaitu: (i) Produksi larutan ionic liquid (ii) Pretreatmentsabut kelapa dengan ionic liquid (iii) Hidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosadan xilosa oleh enzim selulase dan xilanase. iv Fermentasi gula menjadi etanol dengan enzim
saccharomyces cerevisiae. Degradasi oleh enzim selulase dilakukan bersama dengan enzimxilanase dengan tujuan agar terjadi sinergi untuk mengoptimalkan yield gula yang dihasilkan.Pengukuran ionic liquid menggunakan uji NMR (nuclear magnetic resonance) dan FTIR( fourier transform infra red ); struktur Kristal menggunakan pengukuran FTIR dan XRD ( X-ray diffraction); gula dan etanol menggunakan HPLC (high performance liquidchromatography) dan DNS (dinitrosalicylic acid ).
Kata kunci: Ionic liquid, sabut kelapa, enzim, gula, etanol dan lignoselulosa
BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini isu pemanasan global yang disebapkan oleh emisi gas rumah kaca
terutama CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil mendapat perhatian yang sangat luas dari
berbagai pihak karena menyangkut keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Peningkatan
temperatur global pada permukaan bumi disebabkan oleh radiasi gelombang infra merah
yang terperangkap dalam atmosfer sehingga terjadi transfer energi elektromagnetik ke energi
panas. Pemanasan global telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit karena
adanya banjir, kelaparan, musim panas berkepanjangan dan gagal panen. Kerugian ekonomi
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
5/45
5
diperkirakan naik setiap tahun dan akan mencapai angka 600 milyard dolar per tahun pada
15 tahun depan (Akorede dkk., 2012). Akumulasi gas CO2 yang tak terkendali di atmosfer
bumi dipandang sebagai variabel penggerak pemanasan global (Viola dkk., 2010). Bahan
bakar fosil seperti, minyak bumi, batubara dan gas masih merupakan sumber energi utama
dunia sekarang ini. Seberapa besar cadangan energi fosil dunia dan kapan sumber energi ini
akan habis adalah merupakan pertanyaan yang fundamental dan perlu dijawab secara ilmiah.
Formla baru yang digunakan untuk menghitung seberapa lama sumber energi fosil akan habis
menggunakan model Klass. Telah dilakukan perhitungan dengan model ini mendapatkan
bahwa waktu habis sumber minyak, batubara dan gas masing-masing 35, 107 dan 37 tahun
(Shafiee dkk., 2009).
Maka perlu dicari sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan baik
pemrosesan dan penggunaannya. Sumber energi yang tersedia melimpah di permukaan bumi
adalah lignoselulosa. Bahan ini disintesis secara biologis melalui fotosintesis dengan laju
produksi 1011 ton per tahun (Fessenden dkk., 1998). Bahan ini yang kemudian dapat
dihidrolisis menjadi gula dan selanjutnya difermentasi membentuk bahan bakar etanol.
Bahan lignoselulosa adalah bahan yang terdapat dalam tanaman yang tersusun atas
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Struktur selulosa dilihat dari sambungan β-glikosida
memberikan orientasi monomer-monomer glukosa yang terikat kuat satu sama lainnya.
Ikatan-ikatan satu sama lain tersebut sering juga disebut ikatan glikosida β(1→4 ) (Zumdahl,
1992). Molekul selulosa seluruhnya berbentuk linear dan mempunyai kecenderungan kuat
membentuk ikatan hidrogen antar molekul. Sebagai akibat dari struktur yang berserat dan
ikatan-ikatan hidrogen yang sangat kuat, selulosa mempunyai kekuatan tarik yang tinggi dan
tidak larut dalam kebanyakan pelarut (Sjöstrom, 1998). Kajian dari beberapa laporan paper
bahwa selulosa mempunyai struktur teratur (kristalin), maka selulosa sulit untuk didegradasi
menjadi gula sederhana melalui teknik konvensional hidrotermal maupun enzimatik (Toor
dkk., 2011).
Disamping selulosa dalam kayu maupun jaringan tanaman lainnya terdapat sejumlah
polisakarida yang disebut poliosa atau hemiselulosa. Hemiselulosa adalah bagian
polisakarida yang cukup banyak terdapat pada tanaman dan sebagai sampah pada industri-
industri etanol berbasis pati dan gula. Hemiselulosa tersusun atas polimer heterogen dan
mempunyai sifat fermentasi yang rendah pada kerja mikroba dan material ini merupakan
penyusun 20-40% biomass tanaman. Polimer ini tersusun atas berbagai unit gula, rantai lebih
pendek dan mempunyai percabangan rantai molekul yang tidak teratur (Girio dkk., 2010).Karena berbentuk amorphous, hemiselulosa (atau xylan) mempunyai derajat kristalin yang
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
6/45
6
lebih rendah dari pada selulosa lebih mudah untuk didegradasi menjadi gula sederhana
melalui teknik hidrotermal maupun enzimatik (Fengel, dkk., 1985).
Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan beragam hasil pertanian yang
melimpah . Salah satu hasil pertanian yang menonjol di Indonesia adalah kelapa. Sabut dari
buah kelapa masih dikembangkan sebatas sebagai media tanaman dan produk kerajinan
sisanya akan menjadi limbah dengan kontribusi yang sangat besar dari volume total sampah
domestik. Hal ini menunjukan bahwa proses pengembangan sabut kelapa untuk menaikkan
nilai ekonomisnya masih belum maksimal (Gunasekaran, dkk., 2012).
Proses degradasi lignoselulosa (termasuk degradasi lignin) dengan teknik kimia dan
fisika telah dilakukan yang berhasil mendegradasi struktur kristal selulosa, sehingga
meningkatkan kerja enzim pada proses hidrolisis (Chunping Y., dkk., 2008), (Kumar dkk.,
2010), (Spigno dkk., 2008), (Kim dan Hong, 2001),dan (Zhu S., dkk., 2006).
Namun demikian, metode degradasi lignoselulosa dengan asam ini memiliki
kelemahan pada proses penggunaan asam dalam jumlah besar dan juga bahan ini sulit
didaur ulang karena asam mempunyai titik didih yang hampir sama dengan air sehingga
biaya tinggi dan mencemari lingkungan. Sementara itu teknik degradasi sub dan superkritis
juga sangat mahal dan sangat sulit diaplikasikan dalam skala industri karena faktor
keamanan, sehingga kurang ekonomis.
Metode degradasi lignoselulosa, yang selanjutnya akan disebut pretreatment ,
menggunakan ionic liquid merupakan metode yang baru dan memiliki banyak kelebihan
antara lain larutan ionic liquid memiliki tekanan uap yang rendah, stabilitas panas yang
tinggi, mudah melarutkan banyak senyawa, serta dapat didaur ulang. Bagas tebu ( sugar cane
baggase, SCB) telah berhasil dikonversi menjadi gula dan ethanol dengan menggunakan pre
treatment ionic liquid 1-Allyl-3-methylimidazolium chloride ([Amim]Cl). Larutan, 1-Allyl-
3-methylimidazolium chloride berhasil melarutkan SCB, dan proses ini memperlihatkan
adanya penurunan indeks kristal menjadi 42%. Metode ini dapat meningkatkan aktifitas
enzim pada proses hidrolisis serta proses ini tidak berdampak negatif pada proses fermentasi
(Zhu Z dkk., 2012).
Studi ini akan melakukan degradasi lignoselulosa sabut kelapa dengan menggunakan
ionic liquid, 1,3-methylmethylimidazolium dimethyl phosphate dengan melakukan
pretreatment lignoselulosa sabut kelapa (1) dengan alkalin, ionic liquid, alkalin+ionic liquid,
dan sebagai pembanding adalah lignoselulosa tanpa pretreatment. Pertama ionic liquid, 1-
methyl-3-methyl-imidazolium, disintesis dengan mereaksikan antara 3-methyl phosphate dan2-methylimidazole pada temperatur 150oC. Untuk memverifikasi terbentuknya ikatan kimia
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
7/45
7
akan dilakukan pengukuran NMR dan FTIR. Kemudian studi akan dilanjutkan dengan proses
hidrolisis enzimatik untuk ketiga bahan lignoselulosa sabut kelapa. Bahan lignoselulosa ini
akan dianalisis hubungan antara konsentrasi gula/etanol terhadap temperature pretreatment,
struktur kristal dan waktu pretreatment ionic liquid pada lignoselulosa. Akhirnya studi akan
mempekajari struktur kristal bahan setelah dilakukan pretreatment dengan karakterisasi SEM,
XRD dan FTIR serta hubungan mereka dengan performa proses hidrolisis enzimatik dan
fermentasi.
1.2. Perumusan Masalah
Pemanasan global yang diakibatkan oleh gas CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil
adalah menjadi permasalahan utama dunia saat ini dan perlu ditanggulangi. Dari perhitungan
didapatkan bahwa sumber minyak, batubara dan gas akan habis masing-masing 35, 107 dan
37 tahun mendatang. Bahan lignoselulosa dari limbah sabut kelapa tersediah sangat banyak
di Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Utara. Selulosa dan hemiselulosa pada bahan
lignoselulosa sangat sulit didegradasi dengan teknik enzimatik karena mereka terlindungi
oleh lignin dan ikatan hidrogen antar molekul pada gugus OH. Metode pretreatment
lignoselulosa dengan teknik konvensional menggunakan asam memiliki kelemahan karena
asam sangat sulit didaur ulang sehingga mencemari lingkungan. Metode baru seperti teknik
sub dan superkritis sangat sulit diaplikasikan pada skala industri karena menggunakan
tekanan 100-300 bar dan juga sangat mahal sehingga kurang ekonomis. Untuk itu perlu
metoda pretreatment yang ramah lingkungan dan dapat dilakukan pada kondisi suhu dan
tekanan rendah sehingga mudah diaplikasikan.
1.3. Tujuan Penelitian
Membuat bahan ionic liquid, 1,3-methylmethylimidazolium dimethyl phosphate,
[MMIM][DMP], dengan mereaksikan reaktan Methylimidazole dan Trymethylphosphat.
Menganalisis struktur ionic liquid yang terbentuk dengan menggunakan teknik pengukuran
NMR dan FTIR. Melakukan pretreatment bahan lignoselulosa sabut kelapa dengan ionic
liquid [MMIM][DMP] dan enzimatik. Melakukan karakterisasi bahan lignoselulosa dengan
menggunakan teknik spektro FTIR, dan XRD. Melakukan hidrolisis bahan yang telah
dilakukan pretreatment untuk mengkonversi menjadi gula yang siap difermentasi dan
melakukan pengukuran kandungan gula total dengan fotometri (DNS)dan kandungan gula
fraksional dengan HPCL. Melakukan proses fermentasi untuk mengubah gula menjadi bio
etanol dan mengukur kandungan etanol yang dihasilkan dengan HPLC.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
8/45
8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Lignoselulosa
Bahan lignoselulosa tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan lignin yang merupakan
komponen penyusun utama tanaman dan serat alamiah. Prosentasi ketiga komponen ini
berbeda pada tanaman, sebagai contoh kayu keras prosentasi selulosa (49%), hemiselulosa
(25%), dan lignin (22%). Struktur selulosa dilihat dari sambungan β-glikosida memberikan
orientasi monomer-monomer glukosa terikat kuat satu sama lainnya melalui ikatan glikosida
β(1→4 ) (Zumdahl, 1992). Ikatan-ikatan satu sama lain tersebut sering juga disebut ikatan
glikosida β(1→4 ). Selulosa juga terhalang dengan ikatan hidrogen pada gugus OH dan
lignin sehingga menyulitkan enzim untuk memutuskan selulosa menjadi glukosa. Molekul
selulosa seluruhnya berbentuk linear dan mempunyai kecenderungan kuat membentuk
ikatan hidrogen intra-molekul.
Sebagai akibat dari struktur yang berserat dan ikatan-ikatan hidrogen yang sangat
kuat, selulosa mempunyai kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan
pelarut (Sjöstrom, 1998). Karena selulosa mempunyai struktur teratur (kristalin), maka
selulosa sulit untuk didegradasi menjadi gula sederhana melalui teknik konvensional
hidrotermal maupun enzimatik (Toor dkk., 2011).
Disamping selulosa dalam kayu maupun jaringan tanaman lainnya terdapat sejumlah
polisakarida yang disebut poliosa atau hemiselulosa. Golongan dari fraksi-fraksi hemiselulosaini bergantung pada tipe gula yang ditemukan. Monomer-monomer yang ditemukan dalam
hemiselulosa adalah D-xylosa, D-manosa, D-galaktosa dan L-arabinosa dan termasuk juga
xylan, mannan, galaktan dan arabinan sebagai heteropolymer utama. Hemiselulosa disebut
juga xylan yang merupakan penyusun utama hemiselulosa sebagian besar memiliki monomer
D-xylosa. Xylan tersusun atas ikatan-ikatan rantai bercabang dari −(1 → 4) dan rantai tak
bercabang D-xylopiranosa (Bastawde 1992).
Hemiselulosa adalah bagian polisakarida terbesar yang banyak terdapat pada tanamandan sebagai limbah pada industri-industri etanol berbasis pati dan gula dan juga tersusun atas
polimer heterogen dan mempunyai sifat fermentasi rendah pada kerja mikroba. Hemiselulosa
tersusun atas berbagai unit gula, rantai lebih pendek dan mempunyai percabangan rantai
molekul yang tidak teratur (Girio FF., dkkl., 2010).. Karena hemiselulosa mempunyai struktur
kurang teratur (amorf ), maka hemiselulosa lebih mudah untuk didegradasi menjadi gula
sederhana melalui teknik hidrotermal maupun enzimatik.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
9/45
9
2.2. Delignifikasi dan Pretreatment Lignoselulosa
Sebelum bahan selulosa dan hemiselulosa digunakan seperti pembuatan gula, kedua
bahan tersebut harus diekstrak dari bahan lignoselulosa. Proses delignifikasi bahan
lignoselulosa dapat menggunakan metode ekstraksi chlorination dan alkalin. Ada hubunganlinear antara delignifikasi dan hasil dari proses hidrolisis lignoselulosa menjadi gula (Koullas
dkk., 1993). Bahan lignoselulosa dari bagas tebu (SCB) dilakukan delignifikasi dengan
menggunakan kombinasi NaOH dan ekstrak enzim ligninolytic yang dihasilkan dari
Pleurotus ostreatus IBL-02 dengan maksud untuk melakukan depolimerisasi lignin dan
selulosa. Dengan pretreatment alkalin (4% NaOH) dan enzim ligninolytic (25 mL)
menyebabkan delignifikasi masing-masing, 48,7 dan 33,6%. Setelah dilakukan proses
hidrolisis dan fermentasi pada kedua substrat menghasilkan bio etanol 18,2 and 16,3 g/L.(Asgher dkk., 2013).
Studi degradasi bahan lignoselulosa dari daun kelapa dilakukan dengan teknik alkalin
dan chlorite. Metode ini memperlihatkan peningkatan kandungan mikrofibril dari 0,373 kg
/kg menjadi 0,896 kg/ kg setelah aplikasi beberapa perlakuan, termasuk, delignifikasi chlorite
dan ekstraksi alkalin dari lignin dan hemiselulosa. Indeks kristalinitas yang diperoleh dari
XRD dan FTIR dari sampel sebelum perlakuan dan ekstrak microfibril selulosa didapat
masing-masing 42,3 dan 477. Indeks kristalinitas meningkat karena menurunnya kandungan
lignin dan hemiselulosa dalam proses delignifikasi ini. Dari studi ini didapatkan bahwa
diameter microfibril pada jangkauan 10-15µm (Maheswari dkk., 2012).
Selulosa I telah berhasil ditransformasi menjadi selulosa II terhidrasi dengan larutan 5
N NaOH selama 1 jam pada temperatur ruang dan diikuti dengan pencucian dengan air.
Struktur dari selulosa II terhidrasi berubah menjadi selulosa II setelah dilakukan pemanasan.
Selulosa II terhidrasi memperlihatkan struktur hanya sepanjang arah (11̅ 0). Tampilan yang
lebih amorf dari selulosa terhidrasi ini karena molekul air berikatan hidrogen dengan
selulosa. Pada tahap hidrolisis dari sampel selulosa I, selulosa II terhidrasi dan selulosa II
dilakukan pada temperatur 37oC menggunakan campuran enzim selulose dan b-glucosidase.
Hidrolisis selulosa II terhidrasi berjalan jauh lebih cepat daripada dua substrat lainnya,
sementara rasio sakarifikasi selulosa II hanya sedikit lebih tinggi daripada selulosa I. Telah
dilakukan perlakuna yang sama untuk bahan lignoselulosa dari bagas tebu untuk selulosa I,
selulosa II kering dan selulosa II terhidrasi yang memperlihatkan hasil yang mirip dengan
selulosa kristal (Wada dkk., 2010). Telah diketahui bahwa kristal lignoselulosa terhubung
satu sama lain melalui grup OH (alcoholic hydroxyls/weak acids). Pretreatment bahan
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
10/45
10
lignoselulosa dengan alkalin dapat merusak bahkan memutuskan ikatan ini melalui reaksi:
Serat-OH + NaOH → Serat-O−Na+ + H2O. Dari analisis kimia dari serat didapatkan bahwa
sebagian besar selulosa dapat diregenerasi dan prosentasi lignin turun secara signifikan
sebesar 18%. Tapi, terjadi kenaikan indeks kritalinitas pada pretreatment NaOH pada orde
43% untuk 5% NaOH. Hal ini terjadi karena adanya pelarutan hemiselulosa (amorpous)
sehingga bahan akan menjadi lebih teratur. Pada kosentrasi NaOH lebih besar dari 5%, mulai
terjadi perubahan struktur dari selulosa I menjadi selulosa II (Sghaier dkk., 2012).
2.3. Komposisi Sabut Kelapa (Husk Composition)
Sabut kelapa dengan varitas dan kematangan berbeda ternyata mempunyai sifat fisik
dan komposisi berbeda. Rata-rata sabut kelapa kering mempunyai besar kerapatan sekitar
( ρcoir = 1,2 – 1,3 g/cm3). Dari analisis kimiawi mengindikasikan bahwa kandungan selulosa
sekitar 33% dalam dinding sel, sedangkan hemiselulosa (komponen xylosa) adalah 12%.
Pengaruh kematangan pada komposisi kimia dari sabut kelapa adalah sangat kecil. Komposisi
gula sabut kelapa terhadap waktu pemetikan kelapa dari 6 sampai 11 bulan memperlihatkan
bahwa adanya penurunan senyawa-senyawa ekstrakt, sementara selulosa, hemiselulosa dan
lignin naik (Van Dam dkk., 2006).
2.4. Sintesis Ionic Liquid dan Analisis
Sintesis ionic liquid 1,3-methylmethylimidazolium dimethylphosphate dapat
digambarkan seperti pada. Jumlah molar yang sama dari 1-methylimidazolium and trimethyl phosphate ditambahkan ke labu round-bottomed yang dihubungkan dengan kondensor refluks
dan reaksi dilanjutkan selama 10 jam pada 150 ◦C dan sambil diaduk.
Komponen-komponen sintesis ionic liquid umumnya terdiri atas, electric heating
jacket, sample vessel, kondensor, termometer, Manometer Hg, labu, pompa vakum, dan
valve. Struktur ionic liquid [MMIM][DMP] dikarakterisasi dengan 1H NMR (400 MHz,
D2O, ppm). Adapun pergeseran kimia (chemical shift ) untuk spektrum 1H NMR (ppm, D2O)
jatuh pada: 8,456 [s, 1H], 7,219 [s,1H], 7,215 [s, 1H], 3,684 [s, 6H], 3,370 [d, 3H] dan3,343 [d, 3H] (He dkk., 2010).
2.5. Pretreatment Lignoselulosa dengan Ionic Liquid
Ionic liquid didefinisikan sebagai larutan berbasiskan garam yang mempunyai titik
leleh di bawah titik leleh air dan sebagian besar berfasa cair pada temperatur ruang, 25 oC.
(Wasserscheid dkk., 2002). Mekanisme pelarutan selulosa dalam ionic liquid melibatkan
atom oksigen dan hidrogen pada selulosa – OH dalam formasi kompleks elektron donor-
elektron akseptor (EDA) yang berinteraksi dengan ionic liquid.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
11/45
11
Atom-atom pada selulosa bertindak sebagai elektron pair donor dan atom hidrogen
bertindak sebagai elektron akseptor. Sedangkan kation pada ionic liquid bertindak sebagai
pusat elektron akseptor dan anion sebagai pusat elektron-donor. Dua pusat tersebut harus
berlokasi cukup dekat jaraknya sehingga memungkinkan terbentuknya interaksi kompleks.
Interaksi tersebut pada selulosa – OH dan ionic liquid, atom-atom oksigen dan hidrogen dari
grup hidroksil terpisah sehingga terbukanya ikatan hidrogen antara rantai molekul selulosa
dan akhirnya selulosa terlarut (Feng dkk., 2008).
Kristalinitas adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam proses hidrolisis
enzimatik bahan lignoselulosa. Enzim selulase tidak dapat masuk dengan sempurna pada
bagian-bagian Kristal pada bahan lignoselulosa. Nilai TCI turun dari 0,92 untuk bahan tanpa
perlakuan menjadi 0,83, 0,73, dan 0,71, untuk bahan yang dilakukan pretreatment dengan
NMMO, [BMIM][OAc], dan [EMIM][OAc]. Hidrolisis dan fermentasi dari bahan yang
dilakukan pretreatment dengan kristalinitas yang rendah, menghasilkan glukosa dan etanol
yang lebih tinggi dari pada yang tidak dilakukan pretreatment. Jadi, pengurangan
kristalinitas suatu bahan lignoselulosa dapat menjadi alasan utama untuk peningkatan
hidrolisis dengan solven ionic liquid (Shafiei, dkk., 2013).
Ionic liquid, 1-ethyl-3-methylimidazolium diethylphosphonate ([EMIM]DEP) dapat
melarutka selulosa selama 10 menit di bawah temperatur 90 oC. Hasil pengukuran SEM dan
XRD, selulosa setelah dilarutkan dalam ionic liquid, memperlihatkan bahwa terjadi
perubahan struktur Kristal dari selulosa I menjadi selilosa II. Kurva XRD dari selulosa asal
disebut struktur selulosa I yang mempunyai puncak kristalin kuat pada 14.26◦, 16.77◦ dan
22.58◦ berhubungan dengan bidang Kristal (110), (110̅ , dan (002). Dan puncak yang lemah
di 34.64◦ berhubungan dengan bidang (004). Setelah pelarutan dan regenerasi, selulosa
melakukan dilatasi dari selulosa I menjadi selulosa II dengan kehadiran puncak Kristal yang
melebar di sekitar 12.5◦ dan 20.0◦ (Zhao dkk., 2012).
2.6. Hidrolisis Enzimatik
Dalam sel hidup, enzim bertindak sebagai katalis secara bilologis. Enzim adalah biokatalis
yang diproduksi oleh jaringan makhluk hidup, yang berfungsi untuk mengkatalisa reaksi-reaksi yang
terjadi dalam jaringan. Jadi sebagai katalis dapat mempercepat reaksi kimia. Molekul enzim tiga
dimensi mempunyai tempat aktif (active site), suatu tempat yang akan melakukan interaksi dengan
molekul kimia yang spesifik. Enzim dapat melakukan orientasi dari substrat ke suatu posisi yang
dapat meningkatkan probabilitas suatu reaksi kimia. Pasangan enzim-substrat terbentuk hanya
sementara yang dapat menurukan potensial penghalang yang disebut energi aktifasi dari reaksi
(Tortora dkk., 2007). Peranan dari enzim yang paling diketahui bahwa enzim menurunkan energi
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
12/45
12
aktifasi dari suatu reaksi kimia. Mekanisme reaksi kerja enzimatik mempunyai beberapa tahapan,
yaitu: (1). Permukaan dari substrat melakukan kontak dengan suatu daerah spesifik pada permukaan
molekul enzim yang disebut tempat aktif. (2). Terjadi pembentukan senyawa antara yang bersifat
sementara disebut paduan enzim-substrat (enzyme-substrat complex). (3). Molekul substrat
ditransformasi dengan penyusunan kembali atom-atom, pemutusan molekul substrat, kombinasi
dengan molekul substrat lainnya. (4). Molekul substrat yang telah ditransformasi menghasilkan
produk yang dilepaskan dari molekul enzim karena tidak ada lagi kesesuaian dengan tempat aktif dari
enzim. (5). Enzim yang tidak mengalami perubahan menjadi bebas untuk bereaksi dengan molekul
substrat lainnya (Tortora dkk., 2007). Paduan ini kemudian terputus membentuk produk dan
kemudian teregenerasi menjadi enzim bebas (Lee 1992).
2.7. Enzim Xylanase
Hemiselulosa adala polimer heterogen yang tersusun atas pentosa (D-xylosa, D-arabinosa), hexosa (D-mannosa, D-glukosa, D-galaktosa) dan sugar acids. Hemiselulosa
dalam kayu yang agak keras terutama disusun oleh xylan, sementara pada kayu yang lunak
adalah glukoman. Ada beberapa enzim yang bertanggung-jawab untuk degradasi
hemiselulosa. Dalam degradasi xylan, enzim endo-1,4-β-xylanase, β-xylosidase, α-
glucuronidase, α-Larabinofuranosidase dan acetylxylan esterase, masing-masing menyerang
sambungan yang berbeda pada hemiselulosa. Dalam degradasi glukoman, enzim β-
mannanase, adan β-mannosidase memotong ikatan-ikatan polimer (Kumar dkk., 2008).
Klasifikasi enzim xylanases terbaru dilaporkan oleh (Topakas dkk., 2013) adalah: 1,
endo--1,4-xylanases (EC 3.2.1.8); 2, -xylosidase (EC 3.2.1.37); 3, α-L-arabinofuranosidase
(EC 3.2.1.55); 4, α-glucuronidase (EC 3.2.1.139); 5, Feruloyl esterase (EC 3.1.1.73); 6,
acetylxylan esterase (EC 3.1.1.72); 7, glucoronoyl esterase (belum diberi kode). Yang
menarik dari model ini adanya enzim Feruloyl esterase (EC 3.1.1.73) dan enzim glucoronoyl
esterase yang berfungsi untuk memutuskan ikatan unit-unit xylosa dengan lignin. Pemutusan
enzimatik dari ikatan-ikatan pada hemiselulosa terjadi melalui mekanisme hidrolisis asam
atau air. Jenis mikroorganisme yang sudah umum menghasilkan xilanase ialah dari golongan jamur
dan bakteri. Adapun jenis jamur yang berpotensi menghasilkan enzim xilanase yaitu jamur
Trichoderma ressei. Trichoderma adalah suatu jamur filamen yang secara luas berada di dalam tanah,
tumbuh-tumbuhan yang membusuk, dan kayu.
2.8. Enzim Selulase
Polisakarida yang dominan adalah selulosa yang berbentuk Kristal rantai linear 1,4’ -
-D-glucose (Fessenden dkk., 1998). Pada jurnal-jurnal yang ditulis 5 tahun terakhir
umumnya ditulis -(1,4)-D-glucan (Buckeridge dkk., 2011). Ada tiga tipe utama aktifitas
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
13/45
13
enzimatik yang dirangkum dari beberapa jurnal oleh (Lynd, dkk., 2002) yaitu, (i)
endoglucanases atau 1,4- β -d-glucan-4-glucanohydrolases (EC 3.2.1.4), (ii) exoglucanases,
termasuk 1,4- β -d-glucan glucanohydrolases (yang juga dikenal sebagai cellodextrinases) ( EC
3.2.1.74) dan 1,4- β -d-glucan cellobiohydrolases (cellobiohydrolases) (EC 3.2.1.91), dan (iii)
β -glucosidases atau β -glucoside glucohydrolases (EC 3.2.1.21). Fungsi dari endoglucanases
adalah memotong sambungan ikatan hidrogen secara random dan bentuk amorpous internal
pada rantai polisakarida dari selulosa. Model reaksi dapat ditulis ( ∙∙∙∙
) → ( ()) di mana (selulosa)m disebut juga oligosakarida
dengan panjang rantai berbeda-beda. Exoglucanases bertidak untuk mereduksi rantai
polisakarida selulosa yang dapat juga melepaskan glukosa ( glucanohydrolases) atau
cellobiose (cellobiohydrolase) sebagai produk utama. Exoglucanases juga dapat menyerang
pada selulosa kristalin dengan cara kira-kira mengupas rantai-rantai selulosa dari struktur
kristalin. Sedangkan enzim β-Glucosidases berfungsi untuk menghidrolisis cellobiose
menjadi glukosa. Pemutusan enzimatik dari ikatan β-1,4-glucosidic pada selulosa terjadi
melalui mekanisme hidrolisis asam atau air. (Lynd dkk., 2002). Model lain yang lebih
sederhana dalam proses hidrolisis bahan selulosa menjadi gula diusulkan juga oleh (Kumar
dkk., 2008). Model ini bahwa enzim endoglucanases menyerang secara acak ikatan internal
dari rantai selulosa. Enzim cellobiohydrolases menyerang ujung-ujung rantai menlepaskan
cellobiose. Sementara enzim β-glucosidases adalah hanya aktif pada cello-oligosakarida dan
cellobiose membebaskan monomer-monomer glukosa dari cellobiose.
2.9. Studi Pendahuluan
Penelitian ini adalah sebenarnya rangkaian dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan, yaitu teknologi fermentasi gula menjadi etanol, pembuatan etanol dari
bahan baku nira aren, ubi kayu, jagung, dan dari bahan-bahan pati lainnya. Pembuatan bahan
bakar etanol pengganti minyak tanah dan pembuatan bahan bakar gasohol berbasis etanol
aren. Karena bahan baku di atas berbasis makanan, maka Tim mengalihkan penelitian etanol
dengan menggunakan bahan baku lignoselulosa. Studi pendahuluan termasuk yang telah
dicapai pada tahun I adalah, sintesis ionic liquid, pretreatment lignoselulosa sabut kelapa
dengan ionic liquid, dan hidrolisis substrat lignnoselulosa menjadi gula. Tim pengusul juga
telah berhasil melakukan pembuatan gula dan etanol dari bahan lignoselulosa jerami padi
dengan teknik pretreatment NaOH dan Asam.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
14/45
14
2.10. Peta Jalan Penelitian
Tahun Pencapaian Penelitian Sumber Dana
2005 Kajian referensi tentang pembuatan etanol Mandiri
2006 Teknologi Fermentasi gula aren Mandiri
2006 Pembuatan etanol medis (75%) dari nira aren Mandiri
2006 Pembuatan bahan bakar etanol pengganti minyak tanah Pemprov SULUT
2007 Pembuatan etanol 95% dari aren dengan destilasi refluks DIKTI
2008 Pembuatan etanol untuk biodiesel Pemkab Minahasa
2009 Pembuatan etanol 95% dari ubi kayu dan jagung DIKTI
2010 IbM Petani alkohol di Minahasa Selatan (Pengabdian) DIKTI
2010 Pembuatan etanol 99% dan gasohol DIKTI
2011 Kajian referensi etanol dari lignoselulosa Mandiri2012 Set up Laboratorium Lignoselulosa Mandiri
2013 Sintesis Ionic liquid, pretreatment lignoselulosa sabut kelapa,
dan hidrolisis substrat menjadi gula
DIKTI
2014 Pembuatan etanol dari lignoselulosa debu sabut kelapa DIKTI
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Persiapan Bahan Baku Lignoselulosa Sabut Kelapa
Sebelum digunakan bahan sabut kelapa dikeringkan dan kemudian digiling sampai
ukuran material sekitar 70-120 mesh. Karena ukuran tidak merata, maka material perlu
diayak dan yang digunakan hanya ukuran 120 mesh. Adapun pengayak menggunakan mesin
Retsch GmBh Rheinische Strade 36 4278, Haan, Germany di Lab Energi LPPM ITS
Surabaya.
3.2. Sintesis Ionic Liquid 1,3-methylmethyl imidazoli um dimethyl phosphate
Adapun prosedur dari sintesis IL, 1,3-methylmethylimidazolium dimethyl phosphate,
[MMIM][DMP] adalah sebagai berikut: peralatan diset up seperti yang ditunjukkan pada
gambar; massa masing-masing reaktan ditimbang; reaktor disterilkan dengan gas nitrogen
( purging ); kedua reaktan, TMP dan MIM dimasukan ke dalam reaktor pada kondisi normal,
tekanan 1 atm dan temperatur ruang; permukaan larutan raktan disterilkan lagi dengan gas
nitrogen selama 5 menit dan dilakukan pada kondisi atmosfer nitrogen; hot plate dialiri arus
listrik pada beda potensial 220 volt dan temperatur diset pada 150 oC (He dkk., 2010). Reaksi
akan dilakukan pada kondisi normal selama 15 jam sambil diaduk dengan sangat tinggi.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
15/45
15
Reaksi ini eksotermik artinya bahwa jumlah panas pembentukan reaktan-reaktan lebih besar
dari pada reaksi pembentukan produk, sehingga ada sejumlah panas yang dilepaskan ke
lingkungan. Setelah reaksi berjalan kurang lebih 15 jam, reaksi dihentikan dengan mematikan
aliran listrik pada hotplate dan temperatur diturunkan sampai titik normal. Kemudian larutan
dicuci dengan menggunakan diethyl-ether untuk menghilangkan/menyerap bahan bahan yang
tak bereaksi.
Dari proses ini akan didapatkan produk akhir ionic liquid, [MMIM][DMP], dengan
berat molekul 222.2 g/mol, berwarna kuning. Analisis struktur ionic liquid [MMIM][DMP]
akan dilakukan karakterisasi dengan NMR 1H, JNE-ECS-400MHz, Jeol Japan yang berada
di Lab Herbal Medicine Research Group Universitas Airlangga. Sebelum dilakukan
karakterisasi, produk ionic liquid dilarutkan dengan DMSO (D6), selanjutnya larutan
dimasukan ke dalam tabung 5 mL dan proses karakterisasi dilakukan. Dari proses
karakterisasi ionic liquid diharapkan akan didapatkan chemical shift untuk spektrum 1H
NMR pada: 1 [1H,s,HCHN], 2 [2H,m,NCHCHN], 3 [6H,s,H3 CNCHNCH3], 4
[6H,d,P(OCH3)2], urutannya seperti pada gambar di bawah ini (He dkk., 2010).
Karakterisasi produk ionic liquid akan dilanjutkan dengan pengukuran dengan FTIR
Model FT/IR-4200 type A Company Jasco, No B015261018. Dari pengukuran ini akan
didapat bilangan gelambang (1/cm) untuk ikatan =C-H (2750-3300), C=N (1500-1700),
sedangkan untuk imidazole bilangan gelombangnya 756,06, P=O (1570-1573) dan P-OR
(1048-1248), (Fang Yang dkk., 2010 dan Fessenden dkk., 1998).
3.3. Analisis Komposisi Kimia Lignoselulosa Sabut Kelapa
Analisis kimia lignoselulosa akan dilakukan sebagai berikut: larutan H2SO4
dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan analisis komposisi. Satu gram serbuk sabut
kelapa kering (telah dipanaskan selama 24 jam temperatur 60oC), dengan variabel massa a,
ditambahkan pada 150 ml H2O kemudian dipanaskan pada temperatur 100oC selama 1 jam, di
mana labu dihubungkan dengan kolom refluks. Pada proses ini akan dikeluarkan material-
material ekstrak, seperti air, asam, gula, etanol, phenol dan lain-lain. Residu disaring dengan
kertas saring Whatman Cat No 1440 125 GE Healthcare UK dan kemudian residu dicuci
dengan air panas 300 mL untuk mengeluarkan sisa-sisa ekstrak. Residu dikeringkan dengan
oven (VWR 1350 G) pada temperatur 60 oC sampai beratnya konstan dan kemudian
ditimbang, dengan massa b. Residu ditambahkan 150 ml H2SO4 1 N, kemudian campuran
dipanaskan dalam labu selama 1 jam pada suhu 100oC di mana labu dilengkapi dengan
wáterbath dan dihubungkan dengan kolom refluks. Pada tahap ini, larutan H2SO4 melarutkan
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
16/45
16
hemiselulosa yang mempunyai struktur agak amorf sedangkan selulosa berubah orientasinya
menjadi amorf.
Residu yang diperoleh dicuci dengan air dan disaring sampai pH air mendekati 7 atau
netral dilanjutkan dengan pengeringan sampai massanya konstan, massa c. Residu kering
ditambahkan 10 ml H2SO4 72% dan dibiarkan pada suhu kamar selama 4 jam. Residu dengan
massa c ditambahkan 150 ml 1N H2SO4 dan direfluks pada temperatur 100oC selama 1 jam
dilengkapi dengan wáterbath dan kolom refluks dilengkapi dengan kondenser. Pada proses
ini, H2SO4 akan melarutkan selulosa yang pada proses sebelumnya telah menjadi amorf.
Residu dicuci dengan air dan disaring kemudian dipanaskan pada temperatur 60 oC sampai
massanya konstan sebagai massa d. Tahap selanjutnya residu dipanaskan sampai 600 oC pada
tungku ( Furnace Linn high therm VMK 135 Germany) selama 3-4 jam dan kemudian abunya
ditimbang sebagai massa e.
3.4. Pretreatment Lignoselulosa sabut kelapa dengan Ionic liquid
Tahap selanjutnya adalah melakukan pretreatment bahan lignoselulosa dari sabut
kelapa dengan menggunakan ionic liquid. Adapun desain peralatan sama dengan desain
peralatan dalam sintesis ionic liquid. Pertama massa sabut kelapa sebesar 1 gram dimasukan
ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL ( Pyrex Iwaki glass Japan) serta diletakkan di atas hot
plate yang dilengkapi dengan pengaduk. Mencampurkan serbuk sabut kelapa ke ionic liquid
(15 mL) secara bertahap sampai terbentuk larutan yang hampir homogen yang menandakan
terjadinya interaksi antara selulosa dan ionic liquid. Proses pelarutan sabut kelapa akan
dilakukan pada temperatur moderat di antara 90 sampai 120oC dan tekanan 1 atmosfer.
Proses pelarutan akan dilakukan selama 15 jam dan setelah itu dilakukan penyaringan
residu (padatan) dengan kertas saring Whatman pada corong Buchner yang diletakkan di atas
labu vakum (Duran Schott Mainz) dengan bantuan pompa vakum (Welch Vacuum Pump
Thomas Industries Inc. USA). Sebelum dilakukan proses penyaringan ini, larutan
ditambahkan etanol untuk memutuskan interaksi ionik antara selulosa dan ionic liquid
sehingga selulosa dan padatan lainnya mengendap dan lignin terurai sempurna dalam larutan.
Dalam proses penyaringan akan ditambahkan sejumlah etanol dan diikuti dengan air untuk
melakukan pencucian residu sampai netral, kemudian residu dikeringkan dalam oven pada
temperatur 60 oC selama 24 jam.
3.5. Tahap Pretreatment sabut kelapa dengan basa (alkalin):
Salah satu proses delignifkasi dari bahan lignoselulosa adalah dengan pencampuran
NaOH . Bahan serbuk lignoselulosa sabut kelapa berukuran 120 mesh dan bermassa 50 gram
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
17/45
17
dicampur dengan 1000 mL larutan 1 % NaOH , kemudian dipanaskan pada tekanan 1 atm dan
temperatur 60 oC selama 8 jam; labu raktor dihubungkan dengan kolom refluks.
Setelah selesai proses pretreatment, dilanjutkan dengan proses penyaringan padatan
dengan menggunakan kertas saring Whatman pada labu Buchner di bawah kondisi tekanan
lebih kecil dari 1 atm, seperti pada proses penyaringan padatan setelah pretreatment ionic
liquid. Tingkat basah pada residu yang didapatkan akan dinetralkan melalui pencucian
berulangkali dengan air panas (70 - 80oC) hingga lignoselulosa sabut kelapa mencapai pH
mendekati 7. Padatan yang telah berhasil dilakukan pretreatment dipanaskan pada temperatur
100 oC selama 2 jam untuk menghilangkan air dan sisa basa. Setalah didinginkan, sampel
diisolasi pada suatu kemasan tertutup dan disimpan (Widjaja, 2009).
3.6. Tahap Pretreatment Sabut Kelapa+Alkalin+Ionic liquid
Pada tahap pretreatment dengan ionic liquid, pertama sabut kelapa (yang telah
dilakukan pretreatment alkalin) bermassa 1 gram dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250
mL ( Pyrex Iwaki glass Japan) dan diletakkan di atas hot plate yang dilengkapi dengan
magnetik stirrer. Mencampurkan serbuk sabut kelapa ke ionic liquid(15 mL) secara bertahap
sampai terbentuk larutan yang hampir homogen yang menandakan terjadinya interaksi antara
selulosa dan ionic liquid. Proses pelarutan sabut kelapa akan dilakukan pada temperatur
moderat di antara 90 sampai 120o
C dan tekanan 1 atmosfer. Analisis dari sampel-sampellignoselulosa akan dilakukan pengukuran XRD dan FTIR.
3.7. Hidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosa dan xylosa dan Analisis
Pada tahap hidrolisa glukosa dan xilosa ini menggunakan 2 enzim , yaitu crude enzim
dan enzim murni. Metodelogi pembuatan crude enzim selulase dan xilanase dari Trichoderma
reesei dan Aspergillus niger telah di uraikan pada sub bab diatas. Tahap persiapan enzim
selulase Aspergillus niger : Massa 1 gr padatan dari enzim murni dilarutkan dengan buffer
sitrat 0,1 M pH 3 dalam labu ukur sampai volume 100 ml kemudian enzim yang telah
diencerkan dan diuji aktivitasnya.
Hidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosa dan xylosa mengikuti prosedur
sebagai berikut: Massa 5 gram sabut kelapa (100-120 mesh) yang sudah di pretreatment
secara kimiawi (didelignifikasi) dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml dan kemudian
dicampur dengan enzim selulase dari A. niger dengan aktifitasnya 93 U. Buffer sitrat 0,1 M
pH 3 ditambahkan ke dalam larutan enzim dan sabut kelapa sampai 150 ml. Tingkat
keasaman, pH, dari larutan dikontrol sampai 3 dengan menambahkan natrium sitrat atau asam
sitrat. Kosentrasi glukosa dalam hidrolisat dianalisis dengan metode DNS dan setiap selang
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
18/45
18
2013 2014
Studi ReferensiSafety Kit
PengadaanKomponen
penunjang
Persiapan bahanBaku
lignoselulosaDari sabut
kelapa
ReduksiUkuran bahanBaku lignoselulosa
Sinthesis Ionic Liqid
KonfirmasiIonic LiquidPengukuran
NMR danFTIR
Hidrolisis SubstratDengan Enzim
KonversiSubstratLignoselulosaMenjadi Gula
Sinthesis IonicLiquid dan
PembuatanSubstrat
Pengukuran NMR, FTIRXRD
KarakterisasiKadar Etanol
Dengan HPLC
Publikasi III
Order reaktanUntuk ionicLiquid
Set upPeraltanRefluksOven Pompa
Vakum
Hot plate
Pengayaan bahanLignoselulosa120 mesh
PengeringanLignoselulosa
PretreatmentLignoselulosaDengan IonicLiquid
PengukuranOrientasi Kristal
XRD danFTIR
Pengukurankonsentrasi GulaDenganTeknik DNS danHPLC
Publikasi IPublikasi II
Hidrolisis SubstrateMenjadi Gula
FermentasiGula menjadi
Etanol
Publikasi IV
Laporan
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
19/45
19
waktu tertentu (Anwar 2011). Prosedur analisa kadar glukosa adalah volume 0,2 ml sampel
setiap selang waktu tertentu ditambahkan ke 1,8 ml aquades dan ditambahkan 3 ml larutan
DNS. Campuran dipanaskan pada air 100oC selama 10 menit dan campuran didinginkan
dengan air es selama 10 menit dan kemudian absorbansi diukur pada panjang gelombang 540
nm. Analisis selanjutnya adalah dengan mengukur fraksi gula dari glukosa, xylosa, arabinosa
dan galaktosa yang terbentuk dengan pengukuran HPLC .
3.8. Fermentasi Glukosa dan Xylosa dan Analisis
Tahap Persiapan Mikroorganisme Pichia stipitis dengan tahapan yeast ekstrak 5 gram,
pepton 10 gram, glukosa 20 gram dan agar batang 16 gram dilarutkan ke dalam 1L aquades.
Campuran dituangkan ke dalam tabung reaksi 5 mL dan disterilkan ke dalam autoclave,
kemudian mendinginkan campuran dengan posisi miring dan kemudian menginokulasi
Pichia stipitis dan menginkubasi pada suhu 35 C selama 3 hari.
Mikroorganisme ragi yang menghasilkan Saccharomyces sereviciae dilakukan dengan
melarutkan yeast ekstrak 5 gram, pepton 10 gram, glukosa 20 gram dan agar batang 16 gram
ke dalam 1L aquades. Campuran dituangkan ke dalam tabung reaksi 5 mL disterilkan ke
dalam autoclave, kemudian didinginkan dengan posisi miring dan kemudian Saccharomyces
sereviciae diinokulasi dan diinkubasi pada suhu 35 C selama 3 hari. Analisis selanjutnyaadalah dengan mengukur konsentrasi etanol yabg terbentuk dari glukosa, xylosa, arabinosa
dan galaktosa dengan pengukuran HPLC.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Ringkasan Anggaran Biaya Yang Diajukan Setiap Tahun
Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)
Tahun I Tahun II
Honor 9,300,000.0 9,300,000.0
Bahan Habis Pakai 23,450,000.0 8,880,000.0
Peralatan Penunjang 10,800,000.0 10,800,000.0
Perjalanan 8,000,000.0 12,000,000.0
Lain-Lain 13,450,000.0 23,450,000.0
Jumlah 65,000,000.0 64,430,000.0
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
20/45
20
JADUAL PENELITIAN
No KegiatanTahun I Tahun II
1-3 4-6 7-8 9-8 9-10 11-12 15-16 17-18 19-20 21-24
1. Studi literatur, desain riset dan peralatan;
penyediaan bahan lignoselulosa
2 Sintesis IL 1,3-imethylimidazolium dimethyl
phosphate, [MMIM][DMP], test NMR
3. Pretreatment lignoselulosa sabut kelapa
dengan IL, IL+alkalin dengan variasitemperatur dan non-pretreatment.Pengukuran Struktur sampel kristal
dengan XRDdan FTIR (Publikasi 1)
4 Proses hidrolisis untuk konversi ketigasampel selulosa menjadi glukosa/xylosa
dengan teknik hidrolisis enzimatik dan
melakukan pengukuran jumlah gula dgn
teknik HPLC dan DNS (Publikasi 2)
5 Proses fermentasi untuk mengkonversi gula
menjadi bio ethanol dengan teknik enzimatik
6 Melakukan pengukuran etanol yang didapat
juga dengan Teknik HPLC (Publikasi 3)
7 Melakukan eksperimen kembali sebanyak duakali setiap Titik, untuk validasi data
8 Evaluasi dan report (publikasi 4)
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
21/45
21
Daftar Pustaka
Akorede, M.F., Hizam, H., Kadir, M.Z.A. Ab., Aris, I., Buba, S.D. (2012). Mitigating the
anthropogenic global warming in the electric power industry. Renewable and
Sustainable Energy. Reviews, 16, 2747 – 2761.
Anwar, N., Widjaja, A., Winardi, S. 2011, “Study of The Enzymatic Hydrolysis of AlkalinePretrieted Rice Strow Using Cellulase of Various Sources and Compositions”,
International Review of Chemical Engineering Vol. 3.N.2.
Asgher, M., Ahmad, Z., Iqbal, H.M.N. (2013). Alkalin and enzymatic delignification of
sugarcane bagasse to expose cellulose polymers for saccharification and bio-ethanol
production. Industrial Crops and Products, 44, 488 – 495.
Bastawde, K.B. (1992). Xylan structure,microbial xylanases, and
their mode of action. World Journal of Microbiology and Biotechnology 8, 353-368.
Chunping, Y., Zhiqiang, S., Guoce, Y., Jianlong, W. (2008). Effect and aftereffect of
radiation pretreatment on enzymatic hydrolysis of wheat straw. Bioresource
Technology, 99, 6240 – 6245.Feng, L., Chen, Z. (2008). Research progress on dissolution and functional modification of
cellulose in ionic liquids. Journal of Molecular Liquids, 142, 1 – 5.
Fengel, D., Wegener G. (1985). Kayu: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Gadja Mada
University Press, Indonesian Edition, 124-149.
Fessenden., Ralph, J., Fessenden J.S., Logue, M.W. (1998). Organic Chemistry. Brooks/Cole
Publishing Company, 6th Edition, 952-953.
Girio, F.M., Fonseca, C, Carvalheiro, F., Duarte, L.C., Marques, S., Lukasik, R.B. (2010).
Hemicellulose for fuel ethanol: A review. Bioresource Technology, 101, 4775-4800.
Gunasekaran, K. et al.2012.” Long term study on compressive and bond strength of coconutshell aggregate concrete”. Volume 28, Issue 1, Pages 208 – 215
Kim, K.H., Hong, J. (2011). Supercritical carbon dioxide pretreatment of lignocelluloses
enhances enzymatic cellulose hydrolysis. Biosource Technology, 77, 139-144.
Koullas, D.P, Christakofould, P.F., Ekos, S.K., Koukios, E.G., and Macius, B.J. (1993).
Effect of alkalin delignification on wheat straw saccharification by fusarium
oxysporum cellulasses. Biomass and Bioenergy ,Vol. 4, No. 1, pp. 9-13.
Kumar, S., Gupta, R., Lee, Y.Y., Gupta, R.B. (2010). Cellulose pretreatment in subcritical
water: Effect of temperatur on molecular structure and enzymatic reactivity.
Bioresource Technology, 101, 1337-1347.
Kumar, R., Singh, S., Singh, O.V. (2008). Bioconversion of lignocellulosic biomass:
biochemical and molecular perspectives. Journal of Industrial Microbiology &
Biotechnology Official Journal of the Society for Industrial Microbiology,
10.1007/s10295-008-0327-8.
Lee, J.M. (1992). Biochemical Engineering. Prentice Hall, Inc, A simon & Schuster
Company Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Maheswari, C.U., Reddy, K.O., Muzenda, E., Guduri, B.R., Rajulu, A.V. (2012). Extraction
and characterization of cellulose microfibrils from agricultural residue e Cocos
nucifera L. Biomass and Bioenergy, xxx, 1-9
http://www.sciencedirect.com/science/journal/09500618/28/1http://www.sciencedirect.com/science/journal/09500618/28/1
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
22/45
22
Renken, A., Hessel, V., LÖb, P., Miszczuk, R., Uerdingen, M., Kiwi-Minsker, L. (2007).
Ionic liquid synthesis in a microstructured reaktor for process intensification. Chemical
Engineering and Processing, 46, 840 – 845.
Shafiei, M., Zilouei, H., Zamani, A., Taherzadeh, M.J., Karimi, K. (2013). Enhancement of
ethanol production from spruce wood chips by ionic liquid pretreatment. AppliedEnergy, 102, 163 – 169.
Shafiee, S., Topal, E. (2009). When will fossil fuel reserves be diminished. Energy Policy,
37, 181 – 189.
Sghaier, A.E.O.B., Chaabouni, Y., Msahli, S., Sakli, F. (2012). Morphological and crystalline
characterization of NaOH and NaOCl treated Agave americana L. fiber, Industrial
Crops and Products, 36, 257 – 266.
Sjöstrom, E. (1998). Kimia kayu, dasar-dasar dan penggunaan. Gaja Mada Academic Press,
Edisi kedua, 68-79.
Spigno, G., Pizzorno, T., De Faveri, D.M. (2008). Cellulose and hemicelluloses recovery
from grape stalks. Bioresource Technology, 99, 4329 – 4337.Tortora, G.J., Funke, B.R., Case, C.L. (2007). Microbiology an introduction. Pearson
International Edition Benjamin Cummings.
Toor, S.S., Rosendahl, L., Rudolf, A.A. (2011). Review of subcritical water technologies.
Energy, 36, 2328-2342.Van Dam., J.E.G, Martien J.A. van den Oever., Keijsers, E.R.P., Van der Putten, J.C., Anayron, C.,
Josol, F.,Peralta, A. c. (2006). Process for production of high density/high performance
binderless boards from whole coconut husk Part 2: Coconut husk morphology,composition and
properties. Industrial Crops and Products 24,96 – 104.
Viola, F.M., Paiva, S.L.D., Savi, M.A., Analysis of the global warming dynamics from
temperature time series. Ecological Modelling, 221 (2010) 1964 – 1978.
Wada, M., Ike, M., Tokuyasu, K (2010). Enzymatic hydrolysis of cellulose I is greatly
accelerated via its conversion to the cellulose II hydrate form. Polymer Degradation
and Stability, 95,. 543-548.Wasserscheid, P., Welton, T., (2002). Ionic Liquids in Synthesis. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.
Widjaja, A., Setiawan, B., Redy, A., Risya, P., Pembuatan Alkohol Dari Xylan Melalui
Degradasi Enzimatik Diikuti Proses Fermentasi, Prosiding Seminar UPN Jogja, 2009b.
Zhao, D., Li, H., Zhang, J., Fua, L., Liu, M., Fua, J., Ren, P. (2012). Dissolution of
cellulose in phosphate-based ionic liquids. Carbohydrate Polymer, 87, 1490-1494.
Zhu, S., Wu, Y., Chen, Q., Yu, Z., Wang, C., Jin, S., Dinga, Y., Wuc G. (2006). Dissolutionof cellulose with ionic liquids and its application: a mini-review. Green Chem., 8, 325-
327.
Zhu, Z., Zhu, M., Wu, Z., (2012). Pretreatment of sugarcane bagasse with NH4OH – H2O2 and
ionic liquid for efficient hydrolysis and bioethanol production. Bioresource
Technology. 119, 199 – 207.
Zumdahl. (1992). Chemical Principles. Heat and Company.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
23/45
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor Honor/jam Waktu Minggu Honor/Tahun (Rp)
(Rp) (Jam/Minggu) Th I Th II
Ketua/Pengusul 10,000.0 10.0 4.0 4,800,000.0 4,800,000.0
Anggota 1 7,500.0 10.0 4.0 3,000,000.0 3,000,000.0
Mahasiswa 3 Orang 15,000.0 25.0 4.0 1,500,000.0 1,500,000.0 Sub Total I
(Rp) 9,300,000.0 9,300,000.0
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga/Satuan Biaya /Tahun
Pemakaian (Rp) (Rp) (Rp)
Th I Th II
Enzim selulase (150 mL) Hidrolisis selulosa 1.0 7,000,000.0 7,000,000.0 0.0
Enzim Xylanse (150 mL) Hidrolisis hemiselulosa 1.0 7,570,000.0 7,570,000.0 0.0
Alkaline (NaOH) (1000 mL) Delignifikasi 2.0 500,000.0 1,000,000.0 1,000,000.0
Etanol 96% (1000 mL) Pencucian Ionic liquid 1.0 30,000.0 30,000.0 30,000.0
H2SO4 (1000 mL) Delignifikasi 1.0 500,000.0 500,000.0 500,000.0
1-methylimidazole (1000 mL) Sintesis ionic liquid 1.0 3,600,000.0 3,600,000.0 3,600,000.0 3-methylphosphate (1000 mL) Sintesis ionic liquid 1.0 3,500,000.0 3,500,000.0 3,500,000.0
Sabut kelapa Bahan baku 1.0 250,000.0 250,000.0 250,000.0
Sub Total II 23,450,000.0 8,880,000.0
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
24/45
24
3. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Biaya/Tahun (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp) Th I Th II
Sewa Alat Desstilasi refluks Delignifikasi 24.0 100,000.0 2,400,000.0 2,400,000.0
Sewa alat oven pemanas x thermo) Pengeringan sampel 24.0 100,000.0 2,400,000.0 2,400,000.0 Sewa alat hotplate (magneticstirrer) Sintesis IL & Hidrolisis 24.0 100,000.0 2,400,000.0 2,400,000.0
Sewa pompa vakum (Welc USA) Pencucian Selulosa 24.0 100,000.0 2,400,000.0 2,400,000.0
Sewa furnance 600-1000 derajat Analisis KimiaLignoselulosa 24.0 50,000.0 1,200,000.0 1,200,000.0
Sub Total III
(Rp) 10,800,000.0 10,800,000.0
4. Perjalanan
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Biaya /Tahun (Rp)
Satuan (Rp) Th I Th II
Perjalanan Surabaya-Manado PP Survey&Pengambilan 2.0 2,500,000.0 5,000,000.0
Lignoselulosa sabut kelapa
Perjalanan Surabaya-Bandung PP Presentasi Seminar Inter. 2.0 1,500,000.0 3,000,000.0
di Tek. Kimia ITB
Perjalanan Surabaya-Taiwan PP Konggres Inter. Tek. Kimia 1.0 12,000,000.0 12,000,000.0 Sub Total IV(Rp) 8,000,000.0 12,000,000.0
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
25/45
25
5. Lain-Lain
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Biaya/Tahun (Rp)
Satuan (Rp) Th I Th II
Biaya foto copy laporan Laporan 10.0 100,000.0 1,000,000.0 1,000,000.0
Karakterisasi lignoselulosa denganXRD ITS Analisis struktur kristal 15.0 50,000.0 750,000.0 750,000.0
Karekterisasi lignoselulosa denganFTIR UBAYA Analisis struktur kristal 20.0 35,000.0 700,000.0 700,000.0
Karakterisasi gula hasil hidrolisisHPLC ITB Analisis fraksi gula 15.0 100,000.0 1,500,000.0 1,500,000.0
Karakterisasi etanol hasilfermentasi HPLC ITB Analisis kandungan etanol 15.0 100,000.0 1,500,000.0 1,500,000.0
Enzime Pichia Sipisiti&yeast Fermentasi xylosa dan gula 1.0 7,000,000.0 7,000,000.0 7,000,000.0
Publikasi Laporan 10.0 100,000.0 1,000,000.0 1,000,000.0
Seminar2 Internasional Untuk publikasi 5.0 2,000,000.0 0.0 10,000,000.0 Sub Total V
(Rp) 13,450,000.0 23,450,000.0
6. Ringkasan Anggaran Biaya Yang Diajukan Setiap Tahun
Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)
Tahun I Tahun II Honor 9,300,000.0 9,300,000.0
Bahan Habis Pakai 23,450,000.0 8,880,000.0
Peralatan Penunjang 10,800,000.0 10,800,000.0
Perjalanan 8,000,000.0 12,000,000.0
Lain-Lain 13,450,000.0 23,450,000.0
Jumlah 65,000,000.0 64,430,000.0
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
26/45
26
Lampiran 2. Sarana dan Prasarana
2.1. Laboratorium
Pengusul telah berhasil membangun laboratorium bio etanol di bawah Jurusan Fisika
FMIPA UNSRAT dan Pengusul adalah sebagai ketua lab. Peralatan yang telah
dikonstruksi Pengusul adalah pada skala laboratorimn di antarannya:
a. Fermentor 2L, 4L dan 12L untuk konversi gula menjadi kaldu beretanol.
b. Destilator 2 inci satu tahap penghasil bio etanol grade medis
c. Destilator refluks 2 inci penghasil bio etanol 95%
d. Destilator refluks 3 inci penghasil bio etanol 96%
e. Termometer digital Leybold
f. Boiler 12 L
g.
Filtrasi pemurni etanol skala lab
Pada prinsipnya sebagian besar peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini telah
tersedia baik di Lab Energi Terbarukan Unsrat Manado maupun di Lab Mikro biologi
Teknik Kimia ITS.
Yang belum ada adalah alat pemasak dan hidrolisis bertekanan tinggi. Penelitian yang
sedang diusulkan ini telah diprogramkan untuk konstruksi peralatan pemasak dan
hidrolisis bertekanan tinggi.
Adapun sarana pendukung yang lain adalah:
No Nama
Laboratorium
Jususan Pengguna Luas Ruangan
1.Laboratorium Pusat
SemuaJurusan
Digunakan oleh seluruh mahasiswatingkat akhir semua fakultas eksatadan mahasiswa Paska Sarjana
700 m2 (2 Lantai)
2.LaboratoriumDasar
Fisika
Digunakan Oleh Mahasiswa tingkat pertama dari Fakultas Kedokteran,Pertanian, Perikanan, Teknik,
Peternakan dan MIPA
350 m2
Kimia
Digunakan Oleh Mahasiswa tingkat pertama dari Fakultas Kedokteran,Pertanian, Perikanan, Teknik,Peternakan dan MIPA
500 m2 (2 Lantai)
Biologi
Digunakan Oleh Mahasiswa tingkat pertama dari Fakultas Kedokteran,Pertanian, Perikanan, Teknik,Peternakan dan MIPA
350 m2
3. LaboratoriumBahan
FisikaDigunakan dalam praktikum
pembelajaran mahasiswa fisikatingkat II, III dan IV
Lokasinya berada pada satu ruangan besar yang disekat-sekat luasnya 350m2
4. LaboratoriumInstrumentasi
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
27/45
27
No Nama Alat Lokasi Kegunaan Kondisi
1. 1 set peralatan
destilasi
Praktikum Leybold
tahun 1988
Lab Dasar Fisika Memurnikan air 1 labu
destilasi
retak
2 2 set peralatan
destilasi Praktikum
Leybold tahun 1988
Lab Dasar Kimia Memurnikan air dan
alkohol
baik
2. 10 buah hotplate
Leybold tahun 1988
Tanpa regulasi suhu
digital
Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab Termodinamika
Fisika
Memanasi cairan namun
suhu tak kerkontrol
baik
4. 75 statif Lab Dasar dan Lab Bahan
Fisika, dan Lab Dasar
Kimia
Memperkuat dudukan alat
destilasi
baik
5. 6 buah timbangan 3
level Leybold 1988
Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab Termodinamika
Fisika
Mengukur massa dan
massa jenis
baik
6. Wadah kaca pyrex
beberapa ukuran
mulai dari 10 cc
sampai 1000 cc
(Jumlahnya sangat
banyak)
Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab Termodinamika
Fisika, Lab Dasar Kimia
Mengukur volume dan
massa jenis
baik
7. 5 buah Termometerdigital Leybold
1988
Lab Dasar dan Lab Bahandan Lab Termodinamika
Fisika
Mengukur suhu 2 buah baik
8. 4 kalori meter Lab Dasar Mengukur kalor jenis
bahan
baik
9. Joule meter Lab Bahan Mengukur energi listrik Jalan tapi
displai
digital
rusak
10 50 buah catu
daya/power supplydari 1 Volt sampai
500 kV baik AC
maupun DC Leybold
1988
Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab TermodinamikaFisika
Membagi tegangan listrik
sesuai kebutuhan
35 baik
11. 12 Termometer
manual
Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab Termodinamika
Fisika
Mengukur suhu baik
12. 10 buah volt meter Lab Dasar dan Lab Bahan
dan Lab Termodinamika
Fisika
Mengukur tegangan listrik baik
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
28/45
28
Lampiran 3: Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Nama NIDN/NIP Bidang IlmuAlk
WktUraian Tugas
Hanny F. Sangian0022106902/
196910221998031007
Fisika10
Jam/Ming
Menyediakan Bahan Baku Selulosa, Konstruksi
Alat Hidrolisis, Fermentasi Gula Menjadi Kaldu,
Analisis
Arief Widjaya0023056605/
196605231991021001
Mikro
Biologi Industri
10
Jam/Ming
Menyediakan enzim celluclast dan xylanase
konversi selulosa menjadi gula dan fermentasi.
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
29/45
29
Lampiran 4: Biodata dan Anggota Tim Peneliti
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Hanny F. Sangian, M.Si (L)
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 196910221998031007
5 NIDN 0022106902
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pakuure 22 Oktober 1969
7 Alamat Rumah Sea 2 Wen Win F9 No 8 Malalayang Manado
95000
8 Nomor Telepon/Faks 0431832717,
9 Nomor HP 085299846482
10 Alamat Kantor FMIPA Fisika Unsrat Manado
11 Nomor Telepon/Faks 0431862986
12 Alamat e-mail hannysangian@yahoo.co.id
13 Lulusan Yang Telah
Dihasilkan
S1=25 Orang
14. Mata Kuliah yg diampu 1 Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
2 Termodinamika
3 Penelitian Fisika dan Penulisan Paper Fisika
4 Fisika Dasar
5 Fisika Instrumentasi
6 Fisika Kuantum
b. Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi IKIP MANADO ITB BANDUNG -
Bidang Ilmu Fisika Fisika
Tahun Masuk-Lulus 1990-1995 1996-1998
Judul Skripsi/Thesis Analisis Pancaran Sinar
Radioaktif denganMenggunakan Program
Pascal
Konstruksi Alat Metal
Organic Chemical VapirDeposition (MOCVD) dan
Penumbuhan ZnO
Nama Pembimbing Daniel Taawoeda DR. Wilson Wenas
c. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
SumberJumlah
(106 Rp)
1 2011-2012 Studi Awal Pembuatan Ethanol dari Selulosa Mandiri 102 2010 Pembuatan Bahan Bakar Gasohol Berbasis Hibah Bersaing 23
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
30/45
30
Ethanol Aren3 2009 Pembuatan Bio Ethanol dari Sagu, Jagung dan
Ubi KayuSTRAGNAS
100
4 2009 Pembuatan Bio Ethanol Fuel Grade dari Aren Hibah Bersaing 365 2008 Aplikasi Bio Ethanol untuk Pembuatan Bio
Diesel
PEMKAB
MINAHASA6 2007 Pembuatan Bio Ethanol dengan MenggunakanTeknik Destilasi Refluks
Hibah Bersaing47
7 2006 Pembuatan Bio Ethanol Aren untuk BahanBakar Kompor
PEMPROVSULUT
30
d. Pengabdian Kepada Masyarakat
No TahunJudul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2010IbM Petani/Industri Kecil Ethanol
(Alkohol) di Minahasa SelatanIbM DIKTI
50
2 2009Sosialisasi Bahan Bakar Ethanol
Kepada Pemerintah SULUTBI 60
3 2008Bantuan Teknis dan Sosialisasi
Teknologi Pembuatan Bio Ethanol
PEMKAB
MINAHASA36
4 2007Sosialisasi Teknologi Tepat Guna
(TTG) Bahan Bakar EthanolDEPDAGRI 20
5 2007 Sosialisasi Bahan Bakar Ethanol UNSRAT-BPPT -
6 2006 Pameran Bahan Bakar Bio EthanolUntuk Kompor PEMPROVSULUT 30
e. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Study of Preparation of Bio Ethanol Volume 11 No 2 2011 Jurnal Ilmiah Sains
2 Preparation of Liquid Sugar from Sago
Starch ( Ethanol Raw Material)
Volume 9 No 2, 2009 Jurnal Ilmiah Sains
3 Design and Construction Two Column
Reflux Distillation Apparatus and
Preparation Bio Ethanol
Volume 9 No 2, 2009 Jurnal Ilmiah Sains
4 Bio Ethanol Feedstock from Palm Juice ISSN: 0855 - 8692 Page
294-299 May Tahun 2008
Proceedings
Indonesian Students’
Scientific Meeting
5 Arenga Pinnata Ethanol Fuel as
Alternative Energy Source for This Age
Volume 6 No 2, 2006 Jurnal Ilmiah Sains
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
31/45
31
f. Pengalaman Penyampaian Makalah
No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan Tempat
1 Workshop Penulisan Proposal
Pengabdian Pada Masyarakat 2011
Pengalaman Penulisan
Peoposal IbM Petani dan
Industri Kecil Ethanol diMinahasa Selatan
2011, Manado
2 Seminar Nasional Hasil Penelitian
STRAGNAS
Pembuatan Bio Ethanol
dari Pati
2010, Sheraton Hotel
Jakarta
3 Presentasi Hasil Penelitian Hibah
Bersaing 2010
Pembuatan Bahan Bakar
Gasohol Berbasis Ethanol
Aren
2010, Surabaya
4 Presentasi Hasil Penelitian Hibah
Bersaing
Pembuatan Bio Ethanol
Fuel Grade
2009, Makasar
5 Seminar Internasional Tentang Konversi
dan Bio Diversifikasi
Bahan Bakar Ethanol dari
Pati
2008, Manado
6 General Lecture Fakultas MIPA
UNSRAT MANADO
The Current Technology
of Bio Energy in
Indonesia
2008, Manado
7 Seminar Nasional Peranan Rekayasa
dalam Pengembangan Eneri Alternatif di
Sulawesi Utara
Bisnis Awal Bio Energi
di Sulawesi Utara
2007, Manado
8 Presentasi Hasil Penelitian Hibah
Bersaing
Pembuatan Bio Ethanol
dengan teknik Destilasi
Refluks
2007, Makasar
9 Seminar Nasional Bio Fuel dan Bio Fuel
Expedition 2007
Energi Alternatif Bio
Ethanol
2007, Manado
10 International Seminar on ICT
Application
Bio Ethanol as
Alternative Energy in
Coming Years
2007, Manado
11 International Seminar on Mathematics
and Sciences
Preparation Arenga
Pinnata Ethanol Fuel and
its Application
2007, Manado
12 Seminar Nasional dan Pameran
Teknologi Tepat Guna
Pengembangan dan
Bisnis Bio Fuel diSulawesi Utara
2007, Manado
g. Penghargaan Yang Pernah Diraih
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 Penghargaan Pemakalah Terbaik
Nasional Hasil Penelitian
STRAGNAS
DP2M DIKTI 2010
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
32/45
32
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
33/45
33
BIODTA ANGGOTA
01 Nama : Prof. Dr. Ir. Arief Widjaja, M.Eng.02 Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 23 Mei 1966
03 Alamat kantor dan No.telpon/Fax/HP : Teknik Kimia FTI-ITS Kampus Keputih, Sukolilo-Surabaya Telp. 031-594624004 Alamat rumah dan No.
Telpon/Fax/HP: Jl. Semolowaru Tengah III/16 SurabayaTelp/Fax : 031 – 5928753
05 Pendidikan yang pernahdiikuti
Lulus S1 1990, Bidang : Teknik Kimia ITSSurabaya
Lulus S2 1996, Bidang : Teknik Biokimia, OsakaPrefecture University Jepang
Lulus S3 1999, Bidang : Teknik Biokimia, OsakaPrefecture University Jepang
- Judul Skripsi (S1) Studi Kesetimbangan Gas-Cair Untuk Sistem Biner
Tekanan Rendah- Judul Thesis (S2) Enzymatic Synthesis of FDP from Glucose with
Enzymatic ATP Regeneration in a Hollow-FiberReactor
06 Judul disertasi (S3) : Studies on Production of Fructose 1,6-Diphosphateand Simultaneous ATP Regeneration by Conjugatedenzymes in
07 Promotor/Co-promotor : Prof. Haruo Ishikawa
08 Judul penelitian terakhir dan
tahunnya
: Aplikasi reaksi enzimatik dalam proses produksi
Pulp dan kertas, glukosa dari tepung tapioca, dll),2003
Work Experience
School/Institution(Location)
Period(YY/MM – YY/MM)
Position Type of Work
ASAHI Flat Glass,Surabaya
1990/April – 1990/September
Staff Glass Factory
ITS Surabaya 1990/Nopember-Present
Senior Lecturer Teaching andResearch
ITS Surabaya 1999-2003 Executive Directorof Quality ofUndergraduateEducation (QUE)Project, Dept. Chem.Eng. ITS
Coordinator ofeducation projectfunded by theWorld Bank
ITS Surabaya 2000-2006 Head of Laboratoryof BiochemicalTechnology, Dept.of Chem. Eng. ITS
Coordinator ofBichemicalengineering – related Research
ITS Surabaya 2003 - 2005 Secretary ofGraduate Program of
Coordinatinggraduate study
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
34/45
34
Chem. Engineering,ITS
program
ITS Surabaya 2006-present Head of Laboratoryof Engineering
Microbiology, Dept.of Chem.Eng. ITS
Teachinglaboratory
ITS Surabaya 2007-2011 Person in ChargeActivity C.1(ResearchDevelopment)IMHERE ProjectDept. ChemicalEngineering ITS
Coordinatingresearchachievement inDept. Chem. Eng.ITS
Pengalaman mengajar
No Nama Matakuliah
1. Teknologi Fermentasi (S1)2. Reaktor Biokimia (S2, S3)3. Teknik Reaksi Kimia (S1, S2)4. Kimia Organik (S1)5. Teknologi Bahan Makanan (S1)6. Azas Teknik Kimia (S1)
7.
Transport Phenomena (S1, S2)8. Teknik Biokimia (S1, S2)
Pengalaman penelitian:
No Tahun Judul PenelitianPendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)1 2011-
(Multiyears)Pengembangan Teknologi
Produksi Bioetanol Generasi 2Melalui Pemanfaatan Selulosa
dan Hemiselulosa Dalam Jerami
Padi
Insentif RisetTerapan,
Kemenristek
230
2 2011 Konversi Jerami Padi MenjadiBiohidrogen Sebagai Energi
Terbarukan Melalui KonversiEnzimatik Dan Fermentasi
Penelitian GuruBesar, ITS
46
3 2010-2012 Pengadaan Bioetanol Dari XilanMelalui Degradasi Oleh EnzimXilanase dan Fermentasi ProdukXilosanya
Hibah Bersaing 49
4 2010 Konversi Jerami Padi Menjadi
Glukosa Secara EnzimatikDalam Rangka Pengadaan
Hibah
Produktif, ITS
28
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
35/45
35
Biohidrogen Sebagai EnergiTerbaruka
5 2009-2011 Studi Hidrodinamika BioreaktorTangki Berpengaduk UntukProduksi Hidrogen dari Jerami
Padi Secara FermentasiAnaerobik Nonfotosintetik
Hibah Bersaing 40
6 2009 Pengadaan Bioetanol Dari XilanMelalui Degradasi Oleh EnzimXilanase dan Fermentasi ProdukXilosanya
Hibah Strategis Nasional ITS
95
7 2008-2010 Produksi dan Purifikasi EnzimXilanase Dalam Rangka IndustriPulp dan Kertas RamahLingkungan
HibahKompetensiDikti 2008
100
8 2008 Produksi dan Purifikasi EnzimXilanase Dalam Rangka IndustriPulp dan Kertas RamahLingkungan
Hibah BersaingDikti 2008
45
9 2008 Produksi hidrogen dari biomasa HitachischolarshipFoundation
30
10 2008 Penanganan Terintegrasi LimbahPadat Industri Tapioka
Research GrantProyek
IMHERE
30
11 2007 Purification of xylanase JASSO
researchfellowship,Japan
50
12 2005-2006 Biodiesel production frommicroalgae
Post doctoralresearch fellowdi NTUST,Taiwan
100
13 2005-2006 Study on the Separation of phytosterols using zeolite
Post doctoralresearch fellowdi NTUST,Taiwan
10
14 2005-2006 Enzymatic synthesis of cinnamicacid used as UV adsorbent
Post doctoralresearch fellowdi NTUST,Taiwan
10
15 2007 Production and Purification ofxylanase
Dana DIPAITS
17,5
16 2007 Production and purification ofxylanase
Dana FTI – ITS 10
17 2005 Kinetika dan Mekanisme ReaksiDegradasi Lignin MelaluiDegradasi Hemiselulosa olehEnzim Xylanase DariAspergillus Niger Dalam Rangka
Dana PenelitianDasar DIKTI
15
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
36/45
36
Industri Pulp dan Kertas RamahLingkungan
18 2003 Biodelignifikasi DenganMenggunakan Enzim KasarDari Jamur Phanerochaete
Chrysosporium
Dana ProjectGrant QUEProject Jurusan
TEknik kimiaITS
30
19 2003 Produksi Enzim Xilanase DalamRangka Membangun ProsesPembuatan Pulp Dan KertasRamah Lingkungan
Dana ProjectGrant QUEProject JurusanTEknik kimiaITS
30
20 2002 Studi Peningkatan Unjuk KerjaReaktor Pada Proses HidrolisaEnzimatik Pati Menjadi Glukosa
Dana ProjectGrant QUEProject JurusanTEknik kimiaITS
30
21 2003 Pengurangan Kadar LigninRamah Lingkungan PadaIndustri Pulp Dan Kertas OlehEnzim Xilanase Dari Aspergillus
Niger
Dana SPP DPPLemlit ITS
4
22 2001 Pembuatan Bahan BakarAlkohol Dari Limbah IndustriMinyak Sawit Dengan MetodaSakarifikasi Dan Fermentasi
Simultan
Dana SPP DPPLemlit ITS
4
23 2000 – 2001 Produksi ethanol dari bonggol pisang
PupukKalimantanTimur (PKT)
60
24 1991 Peningkatan Unjuk KerjaReaktor Asidifikasi danMetanasi pada Biogas Pilot PlantITS
Dana SPP DPPLemlit ITS dandana kerjasamaPemerintahBelgia danPemprov Jatim
20
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
37/45
37
Daftar Karya Ilmiah
No Judul Tulisan Tahun Diterbitkan sebagai
1
Nadiem Anwar, Arief Widjaja, Sugeng
Winardi, “Study of the Enzymatic Hydrolysisof Alkaline-Pretreated Rice Straw UsingCellulase of Various Sources andCompositions”
2011
International Review of
Chemical Engineering(I.RE.CH.E.),Vol. 3, N. 2March 2011, halaman272-278
2
Nadiem Anwar, Arief Widjaja, SugengWinardi, “Comparation of CommercialCellulase From A.Niger And Mixed CrudeCellulase in The Enzymatic Production ofGlucose From Rice Straw”
2011
Jurnal Industri FTI-ITS,accepted
3
Mitha Dwiana Dewi, Nadiem Anwar, AriefWidjaja, Sugeng Winardi,“Studies on the Reaction kinetics of anaerobicfermentative hydrogen production by
Enterobacter aerogenes”
2011
International Seminar onChemical EngineeringSoehadi Reksowardojo,ITB, 5-7 October 2011
4
Lutfiana Esti Trihartini, Winda Hayu Pratiwi, Nadiem Anwar, Arief Widjaja,“Enzymatic Hydrolisys of Rice Straw with
Alkaline Pretreatment for Hydrogen
Production”
2011
International Seminar onChemical EngineeringSoehadi Reksowardojo,ITB, 5-7 October 2011
5
Herdin Hidayat, Herlis Madu Ika W, NadiemAnwar, Arief Widjaja,“Produksi Xilosa Dari Jerami Padi Oleh
Enzim Xilanase” 2011
Prosiding Seminar Nasional RekayasaKimia dan Proses,Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro,Semarang, 26 Juli 201
6
Nadiem Anwar, Arief Widjaja, SugengWinardi, “Peningkatan Unjuk Kerja Hidrolisis
Enzimatik Jerami Padi MenggunakanCampuran Selulase Kasar Dari T. Reesei Dan
A. Niger ”
2010
Makara, sains, vol. 14,no. 2, november 2010:
113-116
7
Arief Widjaja, Hendy Firmanto, dan FauziYusra, “Pretreatment Jerami Padi untuk
Menghasilkan Gula Xilosa dengan Degradasimenggunakan Crude Enzim Xilanase”
2010
Seminar Nasional Kimia2010, Jurusan KimiaFMIPA UNESA,Surabaya, 20 Februari2010
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
38/45
38
8 Nadiem Anwar, Arief Widjaja, SugengWinardi, “Enzymatic Hydrolisis of Rice
Straw to Glucose Using CommercialCellulase from Aspergillus niger ” 2010
The 1st InternationalSeminar onFundamental andApplication of ChemicalEngineering (ISFAChE
2010), Bali - Indonesia,3-4 November 2010
9 Arief Widjaja, Rurry Patradhiani, Indira SetiaUtami, Fauzy Yusra, Hendy Firmanto, MusfilAS, “Production of Ethanol from Xylan
Through Enzymatic Degradation by XylanaseFollowed by Fermentation Using Pichia
stipitis”
2010
The 1st InternationalSeminar onFundamental andApplication of ChemicalEngineering (ISFAChE2010), Bali - Indonesia,3-4 November 2010
10 T. Nurtono, W.O.C. Nirwana, Kusdianto,S.M. Nia, A. Widjaja, S. Winardi, “The
Influence of Hydrodinamic Factor onFermentative Hydrogen Production Process InStirred Tank Reactor”
2010
The 1st InternationalSeminar on
Fundamental andApplication of ChemicalEngineering (ISFAChE2010), Bali - Indonesia,3-4 November 2010
11 Setiyo Gunawan, Syahrizal Maulana, KhairielAnwar, Mulyanto, Arief Widjaja, and TriWidjaja, “The Effect of Acid Catalyst
Concentration on The Purity and Yield ofBiodiesel Produced from in-situ Esterification
of Rice Bran”
2010
The 1st InternationalSeminar onFundamental andApplication of ChemicalEngineering (ISFAChE
2010), Bali - Indonesia,3-4 November 201012 Wayan Sanjaya, Shelyria Adrianti, Arief
Widjaja dan Nadiem Anwar, “Pengaruh Ratio
Enzim/Substrat dan Rasio Aktifitas EnzimKasar dari Trichoderma reesei dan Aspergilusniger Terhadap Unjuk kerja HidrolisisEnzimatik Jerami Padi”
2010
Seminar NasionalTeknik Kimia SoebardjoBrotojardjono VII ISSN:1978-0427 JurusanTeknik Kimia FTI UPN"Veteran" Jawa TimurSurabaya, 24 Juni 2010
13 Rurry Patradhiani, Indira Setia Utami, AriefWidjaja, “Studi Bahan Baku Berlignoselulosa
Dari Limbah Pertanian Untuk Produksi GulaXilosa Murah Diikuti Proses FermentasiMenghasilkan Etanol” 2010
Seminar NasionalRekayasa Kimia &
Proses 2010 Jur.TeknikKimia, UniversitasDiponegoro SemarangISSN. 1411-4216Semarang, 4-5 Agustus2010
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
39/45
39
14 Arief Widjaja, Evi Lestari, Akbar Tanjung,Widiawan, Alfian, and Hiroyasu Ogino,“Optimized Production of Xylanase from
Fungal Strains and Its Purification Strategies” 2009
Journal of AppliedSciences inEnvironmentalSanitation (ISSN 0126-2807), Vol. 4, Number 3
hal. 219-232, Edisi :September - Desember2009
15A. Widjaja, C. C. Chien and Y.H. Ju: Study ofIncreasing Lipid Production From FreshWater Microalgae Chlorella vulgaris
2009
Journal of the ChineseInstitute of ChemicalEngineers 40 (2009) 13-20
16 A. Widjaja, Pengaruh pH medium terhadap produksi hidrogen dari glukosa menggunakan Enterobacter aerogenes NBRC 13534 2009
Seminar NasionalTeknik Kimia Indonesia(SNTKI)ITB Bandung, 19 – 20
Oktober 200917
A. Widjaja, A. Fauzan, R. Feryanto,Klarifikasi Kinetika dan MekanismeDegradasi Enzimatik Hemiselulosa DiikutiDegradasi Lignin Pada Proses Biobleaching
2009
Seminar NasionalTeknik Kimia Indonesia(SNTKI)ITB Bandung, 19 – 20Oktober 2009
18A. Widjaja, H. Firmanto, dan F. Yusra,Pembuatan Etanol Dari Xilan Dalam JeramiPadi Melalui Degradasi Enzimatik DiikutiProses Fermentasi Menggunakan Pichia
Stipitis
2009
Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri(SENIATI)
ITN Malang, 24Oktober 200919
A. Widjaja, Production of Hydrogen FromGlucose By Enterobacter aerogenes NBRC13534
2009
Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri(SENIATI)ITN Malang, 24Oktober 2009
20 Widjaja, A.: Lipid Production fromMicroalgae As a Promising candidate for
biodiesel Production2009
Makara, Teknologi, Vol.13, No. 1, April 2009:47-51
21 Widjaja, A.: Penggunaan Enzim xilanaseUntuk Menurunkan Penggunaan SenyawaBerbasis Klor Pada Proses PengelantanganRamah Lingkungan,
2009
Seminar Nasional XIV -FTI – ITS Surabaya,22-23 Juli 2009
22. A. Widjaja, D. Moentamaria, H. Wibowo,Biodelignifikasi Secara Langsung Pada KayuSengon Dengan Enzim Lakase Dari JamurTrametes Versicolor,
2009Seminar Nasional XIV -FTI – ITS Surabaya,22-23 Juli 2009
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
40/45
40
23
A. Widjaja, F. Arraziy, R. Feryanto, AKinetic of Hemicellulose Degradation byXylanase Enzyme in Biobleaching Process
2009
Seminar NasionalDesign and Applicationof Technology 2009,Fakultas TeknikUniversitas Widya
Mandala, Surabaya, 23Juli 2009
24A. Widjaja dan B. Setiawan, Studi KonversiXilan Menjadi Bioetanol Sebagai SumberEnergi Terbarukan
2009
Seminar Nasional KimiaXI Jurusan KimiaFMIPA ITS Surabaya,28 Juli 2009
25A. Widjaja, N. Anwar dan S. Winardi,Produksi Enzim Selulase Untuk HidrolisisJerami Padi
2009
Seminar Nasional KimiaXI Jurusan KimiaFMIPA ITS Surabaya,28 Juli 2009
26A. Widjaja, A. P. Putra, Winarto: Applicationof Xylanase Enzyme in Biobleaching
2009
Prosiding Seminar Nasional Teknik KimiaKejuangan 2009, UPNJogja
27 A. Widjaja, B. Setiawan, R. Ardianto, R.Puspitasari: Pembuatan Alkohol Dari XylanMelalui Degradasi Enzimatik Diikuti ProsesFermentasi
2009
Prosiding Seminar Nasional Teknik KimiaKejuangan 2009, UPNJogja
28A. Widjaja, Soeprijanto, Musfil AS, and A.Altway, H. Ogino: Increasing Productivity of
Xylanase from Fungal Strains
2008
Seminar NasionalFundamental danAplikasi Teknik Kimia
di ITS Surabaya, 5 November 200829.
A. Widjaja, A. Altway, E. Diningrat, dan E.Anjarwati: Produksi Biogas Dari LimbahPadat Tapioka
2008
Seminar NasionalFundamental danAplikasi Teknik Kimiadi ITS Surabaya, 5
November 200830 A. Widjaja, F. E. Cahyono, dan S. D.
Nugroho, Pengaruh pH Medium PadaPembentukan Enzim Xylanase DenganSubstrat Dedak Gandum Untuk Produksi
Xylose
2008
Prosiding SEMINARSRKP UNDIPSEMARANG13 AGUSTUS 2008
31 A. Widjaja, E. Diningrat, dan E. Anjarwati:Penanganan Terintegrasi Limbah PadatTapioka: Pengaruh Waktu Tinggal, OrganicLoading Rate Dan Konsentrasi Limbah PadatTerhadap Pembentukan Biogas DenganAnaerobic Digestion
2008
Prosiding SEMINARSRKP UNDIPSEMARANG13 AGUSTUS 2008
32A. Widjaja, T. H. Yeh, Y. H. Ju: Enzymaticsynthesis of caffeic acid phenethyl ester,
2008
Journal of the ChineseInstitute of ChemicalEngineers 39 (2008)413 – 418
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
41/45
41
33 A. E. Palupi, A. Altway and A. Widjaja: TheApplication of membrane Bio-reactor for EastJava Domestic waste water treatment
2008SongklanakarinJ.Sci.Technol., 30(1),131-134, Jan-Feb 2008
34A. Widjaja, Y. H. Chuang, Study ofMultistage Zeolite Adsorption and Desorptionof Phytosterols
2007
Jurnal Ilmiah Sain danTeknology "Industri"
FTI ITS, Vol. 6, No. 3,Oktober 2007
35Widjaja, A.: Lipid Produstion fromMicroalgae Chlorella vulgaris as a PromisingCondidate for Biodiesel Production,
2007
First Indonesia-KoreaBiotechnologySymposium Jakarta-Indonesia, 30-31 Januari2007
36A. Widjaja, E. Lestari, A. Tanjung,Widiawan, Alfian, Ogino, H., Produstion ofXylanase from Fungal Strains
2007
58th Annual Meeting ofEnzyme EngineeringAssociation, TokyoUniversity, Japan, 12Oktober 2007
37 Y. H. Chuang, Y. H. Ju and A. Widjaja,Kinetic Studies of Phytosterol Adsorption onZeolite
2007Separation Science andTechnology, 42: 611 – 624, 2007
38 Y. H. Chuang, Y. H. Ju and A. Widjaja,Separation of Campesterol and b-Sitosterolfrom a Sterol Mixture
2006Separation Science andTechnology, 41: 3027 – 3038, 2006
39 A. Widjaja and Y. H. Chuang, Effect OfStirring And Temperature On The SeparationOf Phytosterols Using Zeolite
2006Jurnal IPTEK vol. 17,nomor 4, hal. 103-109,2006
40 A. Widjaja and Y. H. Chuang, Effect ofSolvents on the Selective Separation ofPhytosterols Using Zeolite
2006 Jurnal Reaktor vol. 10, No. 1, hal. 31 – 36, 2006
41 A. Widjaja and G. S. Lee : Study On theEnzymatic Synthesis of OctylMethoxycinnamate From p-MethoxycinnamicAcid and 2-Ethyl Hexanol
2006
Jurnal ilmiah sains danteknologi INDUSTRI,vol. 5, no. 3, hal. 137 – 144, 2006
42 G. S. Lee, A. Widjaja, Y. H. Ju: Enzymaticsynthesis of cinnamic acid derivatives
2006Biotechnology letter,(2006) 28, p. 581-585
43 A. Widjaja, D. Iswandari, K. Natalia, A. R.Sandjaja: Pengaruh Waktu Inkubasi,
Konsentarsi Subtrat, Jumlah Spora danSumber Nitrogen pada Proses FermentasiTerendam terhadap Aktivitas EnzimXilanase
2005
Jurnal Ilmiah Teknik &
Rekayasa : SAINTEK,Vol. 9, No.2, Desember2005, hal. 101-200
44 A. Widjaja, Fery, dan Musmariadi: “PengaruhBerbagai Konsentrasi Mediator padaBiodelignifikasi Menggunakan Enzim KasarLignin Peroksidase"
2004 Jurnal teknik kimiaIndonesia, Vol. 3, No.2,Desember 2004, hal. 71-79
45 A. Widjaja, S. Gunawan, A. Mustofa:“Pengaruh Feeding Enzim Terhadap Proses
Hidrolisa Pati Dari Tepung Tapioka MenjadiGlukosa”
2004 Seminar NasionalTeknik Kimia SoebardjoBrotoharjono, di UPNSurabaya
8/16/2019 Hibah Bersaing 2014.Ethanol Lignoselulosa.edit2
42/45
42
46 A. Widjaja, S. Gunawan, A. Mustofa: “AspekPerancangan Proses Hidrolisa Pati DariTepung Tapioka Menjadi Glukosa”
2004 Seminar NasionalTeknik Kimia SoebardjoBrotoharjono, di UPNSurabaya
47 A. Widjaja, S. Gunawan, D. Aditya dan
Wijanarko: “Produksi Enzim Amilase dari Aspergillus Niger Dengan metoda Solid StateFermentation"
2004 Seminar Nasional
Fundamental danAplikasi Teknik Kimiadi ITS Surabaya
48 A. Widjaja, S. Gunawan, D. Iswandari dan K. Natalia: “Pengaruh Larutan Garam MineralDalam Produksi Enzim Xilanase Dari
Aspergillus Niger Dengan MetodeSubmerged Fermentation"
2004 Seminar NasionalFundamental danAplikasi Teknik Kimiadi ITS Surabaya
49 A. Widjaja