Post on 15-Mar-2019
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM
Klasifikasi
Tabel 2. Tutupan Lahan Tahun 2009
No Kelas Luas (m²) Luas (%)
1 Ladang 28.684.608,75 7.87
2 Hutan 91.910.554,88 25.23
3 Badan air 4.258.626,75 1.17
4 Rumput 8.090.213,06 2.22
5 Belukar 40.321.308,38 11.07
6 Pemukiman 17.503.581,38 4.80
7 Kebun 163.713.454,88 44.93
8 Sawah 9.530.129,25 2.62
9 Anak gunung 345.003,19 0.10
Gambar. Hasil Pembuatan Hillshade dari
DEM SRTM.
Data DEM SRTM resolusi 30 meter dibuat menjadi
hillshade (Shaded relief) yang berfungsi untuk
menambahkan efek tampilan yang lebih realistis dari
data topografi. Dengan demikian maka unsur-unsur
yang ada dalam peta terlihat memiliki morfologi yang
bervariasi menyerupai kenampakan sebenarnya di
lapangan
Dari hasil confusion matrix didapatkan ketelitian
total hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM
akuisisi tahun 2009 sebesar 82,19%. Berdasarkan hasil
klasifikasi tutupan lahan citra Landsat 7 ETM akuisisi
tahun 2009 yang dilakukan dapat diketahui luas dari
setiap penutup lahan yang ada dimana tutupan lahan
terbesar didominasi oleh kebun sebesar 163.713.454,88
m² (44.93%) dari luas keseluruhan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Overlay dan Layout Peta
Data Vektor Peta RBI yang digunakan yaitu lembar Krisik no.
1508-321 edisi 1-2001 terbitan Bakosurtanal (skala 1 : 25.000)
digunakan sebagai Informasi Geospasial Dasar (IGD) dalam
pembuatan peta batas daerah. Layer-layer peta RBI yang dipilih
antara lain jalan, sungai, kontur, batas administrasi, titik tinggi dan
toponimi.
Pemilihan Informasi Geospasial Dasar (IGD)
Skala Peta yang digunakan sama dengan skala peta dasarnya (peta RBI) yaitu 1:25.000. Proyeksi
yang digunakan dalam peta ini sesuai dengan peta dasarnya yaitu sistem proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM) Zone 49 S dengan datum WGS 1984. Unsur-unsur yang terdapat pada isi peta antara
lain :
Gambar . Data Vektor Peta RBI Lembar
Krisik no. 1508-321 Edisi 2001.
Batas administrasi
Titik tinggi
Pemukiman
Badan Air
Hutan
Semak Belukar
Kebun
Ladang
Sawah
Anak Gunung Kelud
Rumput/Tanah kosong
Garis kontur
Sungai
Jalan lokal dan jalan setapak
Jalan akses ke puncak Gunung Kelud
Nama Gunung/Pegunungan
Nama Kabupaten, Kecamatan dan Desa
Grid
HASIL DAN PEMBAHASAN
Overlay dan Layout Peta
Gambar . Hasil Overlay Peta Dengan
Bayangan Hillshade (3D).
Gambar . Layout Peta (3D). Sistem proyeksi
UTM zona 49 S dan datum WGS’84.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peta RBI 1508-321, skala 1 : 25.000 edisi 1: 2001 ini dilakukan pengamatan terhadap unsur-unsur
penampakan alam dan juga garis-garis kontur pada kedua arah serta dilakukan pelacakan batas-batas
terhadap penampakan alam tersebut. Untuk penarikan alternatif garis batas dengan memperhatikan
angka ketinggian/kedalaman dari garis kontur, dimana diperoleh alternatif berikut:
Garis Merah Tua = Alternatif 1 Garis Kuning = Alternatif 3Garis Merah Muda = Alternatif 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Garis Merah Tua = Alternatif 1 Garis Kuning = Alternatif 3Garis Merah Muda = Alternatif 2
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari penelitian tentang studi pembutan peta batas daerah menggunakan citra Landsat 7
ETM dan DEM SRTM, dapat diambil kesimpulan:
1. Peta Alternatif Batas Daerah Kabupaten yang dibuat menggunakan teknologi penginderaan
jauh dengan data citra Landsat 7 ETM dan DEM SRTM dilengkapi dengan visualisasi bayangan
tiga dimensi sehingga lebih menonjolkan morfologi dari kawasan Gunung Kelud dimana
selanjutnya dapat digunakan dalam mendukung penarikan batas menggunakan unsur-unsur
batas alam secara kartometrik. Penggunaan teknologi penginderaan jauh menggunakan citra
satelit dalam penelitian ini sangat baik apabila digunakan sebagai alternatif dalam penegasan
batas pada daerah yang belum terdapat peta topografi.
2. Kondisi topografi yang ada pada kawasan Gunung Kelud berdasarkan analisa tutupan lahan
citra Landsat 7 ETM tahun 2009 diketahui bahwa peruntukan lahan terbesar berupa Kebun dan
Hutan. Sedangkan berdasarkan hasil visualisasi tiga dimensi dari data DEM SRTM diperoleh
informasi bahwa kondisi morfologi kawasan perbatasan yang dipermasalahkan merupakan
pegunungan yang melingkari anak Gunung Kelud sehingga dimungkinkan untuk melakukan
penarikan garis batas berdasarkan unsur-unsur batas alam.
3. Hasil dari penarikan garis batas secara kartometrik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 3
alternatif garis batas yang dapat digunakan untuk segmen batas pada kawasan Gunung Kelud
berdasarkan analisa terhadap unsur-unsur batas alam yang ada. Ketiga alternatif garis batas
tersebut yaitu Alternatif 1 (utara), Alternatif 2 (selatan) dan Alternatif 3 (tengah).
KESIMPULAN
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Penginderaan jauh merupakan teknologi baru sehingga disarankan kepada Kemendagri untuk
digunakan sebagai metode alternatif dalam mendukung proses penegasan batas daerah.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan data citra dengan resolusi yang
lebih tinggi dan metode yang lebih baik.
3. Untuk memperoleh ketelitian hasil yang lebih baik disarankan waktu dalam pengambilan data
lapangan sama dengan waktu dari data citra yang digunakan.
SARAN
Daftar Pustaka
www.themegallery.com
Abidin, H.Z., Jones, A., dan Kahar, J. 2002. Survei dengan GPS. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori Dan Aplikasinya Dalam
Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Erwin, H.P. 2010. Penginderaan Jauh dengan ER Mapper. Manado: Graha Ilmu.
Fidwawati. 2011. Analisa Perubahan Pola Dan Tata Guna Lahan Sungai Bengawan
Solo Dengan Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal (Studi Kasus : Kabupaten
Lamongan). Surabaya : Teknik Geomatika ITS.
Julzarika, A., dan Sudarsono, B. 2009. Penurunan Model Permukaan Dijital (DSM)
menjadi Model Elevasi Dijital (DEM) dari Citra Satelit ALOS Palsar. Diakses tanggal 20
Februari 2012 pukul 09:40 dari http://www.perpustakaan.
lapan.go.id/jurnal/index.php/majalah_sains_tekgan/article/view/311/269 .
Kemendagri. 2011. Rapat Koordinasi Pra Grand Design Survei Dasar Dan Sumber
Daya Alam (Pemetaan Tematik Nasional) : slide Presentasi Direktorat Wilayah
Administrasi Dan Perbatasan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementrian
Dalam Negeri.
Kustiyo., Manalu, Johannes., dan Pramono, Sri Harini. 2005. Analisis Ketelitian
Ketinggian Data DEM SRTM. Proceding PIT Mapin XIV tahun 2005.
dst
www.themegallery.com