Post on 30-Apr-2021
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK
MENGGUNAKAN MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT,
PROCESS, DAN PRODUCT) DI SEKOLAH DASAR
NEGERI MANGUNSARI 01 GUNUNGPATI
SEMARANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana pendidikan
Oleh
Okven Pratama Putra
1102413081
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kehidupan itu anomali pahami dan bergeraklah karena akan tidak enak jika tidak
dapat menikmatinya.”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
“Orang-orang yang selalu mengingatkan
agar segera menyelesaikan skripsi”
vi
ABSTRAK
Putra, P. Okven. 2020. Evaluasi Program Pembelajaran Tematik Menggunakan
Model CIPP (Context, Input, Process, Product) di Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang. Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd.
Kata Kunci: Evaluasi Program, CIPP, Pembelajaran Tematik.
Permasalahan dalam sebuah praktik pembelajaran pasti akan selalu hadir sehingga
penting untuk mengadakan evaluasi program pembelajaran untuk mengetahui
sampai sejauh mana ketercapaian program pembelajaran yang dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis program
pembelajaran tematik di SDN Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang. Fokus pada
kelas IV dan mengambil salah satu tema pembahasan “peduli terhadap makhluk
hidup”. Peneliti menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process,
Product), informan pada penelitian ini; Kepala Sekolah, Guru Kelas IV, Operator
Sekolah, dan Lima Siswa Kelas IV. Menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dengan teknik purposive sampling, dan teknik pengumpulan data;
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditinjau dari empat
komponen dalam model CIPP sebagai berikut; komponen context aspek yang
dievaluasi lingkungan sekolah sudah baik tetapi karena keterbatasan lahan ada
beberapa ruangan berada dalam satu atap seperti mushola, uks, satu atap dengan
perpustakaan, Guru sudah memahami tujuan pembelajaran tematik dapat
membangkitkan semangat belajar dan membuat siswa aktif, dan kebutuhan
pembelajara tematik sudah tersedia berupa; buku pegangan siswa, LKS (Lembar
Kerja Siswa), media pembelajaran, dan sumber belajar. Komponen input aspek
yang dievaluasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah sesuai
dengan indikator yang terdapat dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar/menengah Bab. III Tentang Perencanaan
Pembelajaran dan fasilitas belajar sudah memenuhi kriteria minimal yang diatur
dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasarana, selain itu
guru juga memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
Komponen process aspek di evaluasi pelaksanaan pembelajaran tematik sudah
baik dan mulai kegiatan pendahuluan,inti, penutup,dan suasana kelas selama
pembelajaran tematik berlangsung terlihat antusias dan siswa aktif. Komponen
product meninjau hasil belajar siswa kelas IV pada tema peduli terhadap makhluk
hidup sudah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Sekolah, akan
tetapi pada pengambilan nilai ulangan matematika terdapat dua siswa yang belum
memenuhi KKM.
vii
PRAKATA
Puji Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Program
Pembelajaran Tematik Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process,
Product) Di Sekolah Dasar Mangunsari 01 Gunung Pati, Semarang dalam rangka
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis sampaikan banyak terimakasih. Semoga
senang tiasa diberikan limpahan kebaikan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Achmad Rifai RC, M. Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.
3. Dr. Yuli Utanto, M. Pd. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi.
5. Para Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, terimakasih sudah berbagi ilmu dan pengalamannya selama ini,
mantap.
6. Bapak dan Ibu, peneliti. Maaf dan terimakasih atas dukungannya selama ini
baik moril maupun materil.
viii
7. Ibu Sulastri, M. Pd Kepala Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 berserta
jajarannya yang telah menerima baik peneliti untuk belajar lebih banyak di
tempat penelitian. Serta nasehat dan doa-doa yang selalu diberikan kepada
peneliti.
8. Siswa dan Siswi SDN Mangunsari 01, terkhusus yang mengikuti kegiatan
pembelajaran dan membantu menuntaskan penelitian.
9. Semua kawan di Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan angkatan 13.
Peneliti berharap ada yang bisa diambil dari skripsi ini berupa hikmah dan
manfaat untuk kedepannya. Terimakasih atas segalanya.
Salam.
Semarang, Januari 2020
Okven Pratama Putra
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER
PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................… ...... ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI……. ..................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN……. ............................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……. ..................................................... v
ABSTRAK……. ......................................................................................... vi
PRAKATA......... ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. .. ix
DAFTAR GAMBAR……. ......................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN……. ...................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Fokus Masalah .............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
1.5 Penegasan Istilah ........................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Pembelajaran .................................................................. 16
2.1.1 Komponen-Komponen Pembelajaran.. .................................... 17
x
2.1.2 Fase – Fase Pembelajaran ........................................................ 20
2.1.2.1 Fase Perencanaan Pembelajaran ....................................... 20
2.1.2.2 Fase Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 21
2.2 Pembelajaran Tematik Integratif................................................... 22
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Tematik Integratif ................ 25
2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik ......................................... 26
2.2.3 Model-Model dalam Pembelajaran Tematik............................. 27
2.3 Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif ...... 28
2.3.1 Langakah – Langkah Metode Saintifik ...................................... 29
2.4 Evaluasi ......................................................................................... 31
2.4.1 Tujuan Evaluasi ......................................................................... 32
2.4.2 Evaluasi Program ...................................................................... 32
2.4.3 Objek Evaluasi Program ........................................................... 33
2.4.4 Model – Model Evaluasi Program ............................................ 34
2.4.5 Model Evaluasi CIPP ................................................................ 35
2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 40
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 41
3.3 Fokus Penelitian ............................................................................ 41
3.4 Sumber dan Data Penelitian .......................................................... 42
3.4.1 Data Primer ................................................................................. 42
3.4.2 Data Skunder .............................................................................. 43
xi
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43
3.5.1 Teknik Observasi ........................................................................ 43
3.5.2 Teknik Wawancara ..................................................................... 44
3.5.3 Teknik Dokumentasi .................................................................. 45
3.6 Teknik Keabsahan Data ................................................................ 45
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 46
BAB IV SETTING PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian................. .......................................................... 48
4.2 Selayang Pandang SD Mangunsari 01....... ................................... 49
4.3 Sarana dan Prasarana SD Negeri Mangunsari 01 .......................... 49
4.4 Visi dan Misi SD Negeri Mangunsari 01 ...................................... 50
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian......... ..................................................................... 51
5.1.1 Evaluasi Contexts... .................................................................... 52
5.1.2 Evaluasi Input ............................................................................ 59
5.1.3 Evaluasi Process ........................................................................ 61
5.1.4 Evaluasi Product ........................................................................ 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan....................................................................................67
6.2 Saran..............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 70
LAMPIRAN ............................................................................................... 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Model Integrated ........................................................ .... 28
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... .... 39
Gambar 3.1. Bagan Komponen dalam Analisis Data .................................. .... 47
Gambar 4.1. SDN Mangunsari 01 Tampak Depan ...................................... .... 135
Gambar 4.2. Lapangan Bermain dan Gedung Sekolah ............................... .... 135
Gambar 4.3. Visi dan Misi SDN Mangunsari 01 ........................................ .... 136
Gambar 4.4. Ruang Kepala Sekolah ............................................................ .... 136
Gambar 4.5. Perpustakaan, UKS dan Mushola ........................................... .... 137
Gambar 4.6. Ruang Serba Guna .................................................................. .... 137
Gambar 4.7. Kantin Sekolah........................................................................ .... 138
Gambar 5.1. Buku Pegangan Siswa............................................................. .... 138
Gambar 5.2. Ibu Zakiyah Menemani Siswa Berdiskusi .............................. .... 139
Gambar 5.3. Materi Pembuatan Kolase ...................................................... .... 139
Gambar 5.4. Daftar Hasil Belajar Siswa pada Tema 3 ................................ .... 140
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana SDN Mangunsari 01 ..... 49
Tabel 5.1. Kode dan Informasi Teknik Pengumpulan data ..................... 51
Tabel 5.2. Kode Informan ....................................................................... 52
Tabel 5.3 Aspek Komponen Context ...................................................... 52
Tabel 5.4 Aspek Komponen Input .......................................................... 59
Tabel 5.5 Aspek Komponen Process ...................................................... 61
Tabel 5.6 Aspek Komponen Product ...................................................... 63
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-Kisi Evaluasi Program Pembelajaran ......................... 73
Lampiran 2. Krieteria Evaluasi Program Pembelajaran ......................... 76
Lampiran 3. Instrumen Wawancara Kepala Sekolah .............................. 83
Lampiran 4. Transkrip Wawancara Kepala Sekolah .............................. 84
Lampiran 5. InstrumenWawancara Guru ................................................ 86
Lampiran 6. Transkrip wawancara guru ................................................. 90
Lampiran 7. Instrumen Wawancara Siswa.............................................. 100
Lampiran 8. Transkrip Wawancara Siswa .............................................. 101
Lampiran 9. Instrumen Observasi Sarana dan Prasarana ........................ 112
Lampiran 10. Hasil Observasi Sarana dan Prasaran ............................... 115
Lampiran 11. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran ....................... 117
Lampiran 12. Hasil observasi Proses Pembelajaran ............................... 121
Lampiran 13. Frekuensi Observasi ......................................................... 124
Lampiran 14. Hasil dokumentasi dan Observasi..................................... 125
Lampiran 15. Hasil Dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . 128
Lampiran 16. Surat Keterangan Pembimbing ......................................... 131
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan ........................ 132
Lampiran 18. Surat Izin Melakukan Penelitian....................................... 133
Lampiran 19. Surat Telah Melakukan Penelitian .................................... 134
Lampiran 20. Dokumentasi Foto Hasil Penelitian .................................. 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan bagai obor merah menyala menerangi seseorang dalam ruang gelap.
Ungkapan tersebut memberikan makna bahwa pendidikan sebagai kiat untuk
mengenali, memahami, dan mengembangkan potensi dalam diri individu sehingga
mampu meningkatkan taraf hidup ketika menjalani kehidupan di masyarakat.
Baedhowi (2015: 11) meskipun sekolah kerap kali dikritik sekolahlah yang berada
di luar keluarga mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan terhadap
perorangan ataupun kelompok.
Ki Hadjar Dewantara (dalam Suparlan, 2005: 59) mengemukakan buah
dari pendidikan ialah lahirnya manusia Indonesia yang tangguh dalam kehidupan
masyarakat. Menerka maksud dari Ki Hadjar manusia tangguh ialah manusia yang
memiliki sikap, kompetensi, dan daya adaptif agar dapat terus tumbuh
mengembangkan potensi diri dan kualitas hidup. Apa bila merujuk pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (3)
menerangkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi diri individu agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara demokrasi serta bertanggung jawab.
2
Apa yang tertuang dalam peraturan tersebut merupakan sebuah upaya Pemerintah
untuk menghadirkan pendidikan sebagai sarana membangun karakter bangsa,
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab pada pribadi
maupun di masyarakat.
Abad 21 merupakan periode berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, ketika semua semakin cepat harus diimbangi dengan kualitas individu
yang memiliki kompetensi, inovasi, dan daya adaptif dalam membaca serta
mengikuti laju perkembangan zaman. Senada apa yang diungkapkan oleh
samiawan (dalam Haryono, 2017: 425) menyebutkan ciri-ciri manusia abad 21
ialah manusia kreatif, kritis, fleksibel, inovatif, terbuka, kompetitif, kooperatif,
dan mampu beradaptasi pada perubahan yang terjadi.
Pendidikan-lah menjadi ujung tombak dalam mengembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM), upaya itu dilakukan untuk mengajarkan siswa
dalam menemukan, menanamkan, dan menumbuhkan potensi dalam diri sehingga
memiliki kapabilitas, penguasaan teknologi, daya inovasi, berkerja, dan bertahan
hidup dengan segenap kompetensi yang dimiliki (Nyoto, dkk 2016: 266). Pribadi-
pribadi tersebut nantinya mampu berjuang dan beradaptasi pada setiap gejolak
perubahan yang terjadi. Apa yang dilakukan oleh Kemendikbud sendiri ketika
menyikapi perkembangan zaman sekarang ini dengan merombak dan
menyelaraskan praktik pembelajaran di Sekolah sesuai dengan perkembangan
zaman.
K13 (Kurikulum 2013) menjadi sebuah kurikulum nasional saat ini
merupakan hasil dari urun rembuk suatu kebijakan dalam upaya merespon
3
perkembangan zaman. Dapat dilihat dari Permendikbud No. 67 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah menerangkan, “memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi warga
negara beriman, produktif, bernegara, dan peradaban dunia”. Ketika menyokong
tujuan kurikulum tersebut praktik pembelajaran juga mengalami perubahan
inspiratif, kreatif, interaktif, menantang, dan menyenangkan (Lihat Permendikbud
No. 22 Tahun 2016). Tidak heran, jika membangun suasana belajar menjadi
penting ketika praktik belajar-mengajar berlangsung agar tidak membosankan,
siswa lebih semangat, dan termotivasi ketika belajar.
Jenjang pendidikan dasar merupakan sebuah konstruksi awal dan utama
dalam membangun segala yang baik untuk siswa mulai dari sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang akan mereka pelajari di bangku Sekolah Dasar. Siswa
sekolah dasar memiliki kecenderungan pada hal konkret, integratif, dan hierakhis
dalam belajar (Prastowo, 2014: 6). Apa yang hendak dipelajari alangkah baiknya
bermuatan pada hal yang kontekstual dan memiliki kepribadian materi yang
mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan dari yang mudah sampai
rumit.
Praktik belajar-mengajar tidak melulu berada dalam ruang kelas
pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah menjadi sarana alternatif untuk belajar
sehingga dapat digunakan untuk menggiring pemahaman siswa pada hal-hal yang
nyata. Memanfaatkan kawasan sekitar sekolah menjadi sarana belajar membantu
siswa dapat menguasai pelajaran sebab nyata (Samani, 2011: 130). Berdasarkan
hasil penelitian Jhon Dewey (dalam Baedhowi, 2015: 85) diketahui bahwa, “siswa
4
akan belajar dengan baik jika mereka mengetahui sebelumnya melalui aktifitas
dan pristiwa disekelilingnya”. Pembelajaran pada jenjang sekolah dasar
menggunakan model pembelajaran tematik dipadu oleh pendekatan saintifik
sebagai role model-nya. Hal tersebut terlampiran dalam Permendikbud RI No. 67
Tahun 2013 menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan K13 pada Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan
terpadu dari kelas 1 sampai kelas VI”. Model pembelajaran tematik integratif-
saintifik merupakan sebuah pendekatan model pembelajaran yang meleburkan
beberapa bidang studi ke sebuah pokok pembahasan dan memberikan pengalaman
bermakna (Rusman, 2015: 140).
Tema merupakan bagian pokok seperti suatu induk yang berisikan materi
untuk dipelajari. Tema-tema yang akan dipelajari siswa begitu dekat dengan
lingkungan serta dunia mereka ambil contoh beberapa tema yang dipelajari
seperti: Cita-citaku, Indahnya Keberagaman Negeriku, Daerah Tempat Tinggalku,
Kayannya Negeriku, dan lain sebagainya. Pendekatan saintifik digunakan supaya
siswa bisa mencoba belajar berpikir analitis dan antusias ketika terlibat dalam
proses belajar dengan memanfaatkan media, sumber belajar sehingga menemukan
informasi/pengetahuan baru, dan kembali mengomunikasikannya.
Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif-saintifik mengharapkan siswa
tidak pasif namun berani bergerak, mengeksplorasi pengetahuan, dan kreatif.
Pembelajaran tematik integratif-saintifik sebagai sebuah model pendekatan
pembelajaran mencoba mengajarkan siswa sejak dini agar mampu aktif, menelaah
informasi, komunikatif, melihat hal konkret sehingga apa yang dipelajari menjadi
5
lebih bermakna, dan kontekstual. Meramu pembelajaran tematik sendiri bukanlah
perkara mudah butuh sebuah rencana atau strategi pembelajaran agar siswa dapat
menerima materi yang disampaikan sehingga pelajaran tematik dapat berjalan
efektif.
Guru harus bisa memahami dan menggiring pengetahuan awal siswa agar
dapat saling terkoneksi pada tema yang sedang dibahas sebab setiap siswa
memiliki cara belajar dan pengalaman berbeda-beda. Adapun guru harus mengerti
bagaimana cara siswa belajar dan apa lagi yang harus dipelajari (Chen, 2012).
Keberhasilan suatu proses pembelajaran membutuhkan perencanaan dan langkah-
langkah yang tepat. Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2014: 149) mengemukakan
bahwa, strategi pembelajaran merupakan cara dalam memanfaatkan segala
komponen pembelajaran yang baik mulai dari pengelolaan, cara menyampaikan
materi, pemanfaatan sumber, dan media pembelajaran. Langkah-langkah
pembelajaran yang dibuat dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Mendesain
sebuah pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, kreatif, siswa termotivasi,
dan kegiatan belajar-mengajar mencapai target yang diharapkan. Sayangnya,
pelaksanaan pelajaran tematik integratif di sekolah masih mengalami kendala.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu peneliti menemukan masih
adanya kendala dan kurang optimal dalam melaksanakan pelajaran tematik
integratif-saintifik di Sekolah. Bisa dilihat dari hasil penelitian Friani, dkk (2017:
8) berjudul “Kendala Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran pada
Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013 di SDN 2 Kota Banda Aceh”
menemukan masih kurangnya guru dalam memahami skema pembelajaran
6
tematik sehingga proses belajar-mengajar belum sesuai harapan. Adapun temuan
lain yaitu; hasil penelitian dari Sukinarti (2014) berjudul “Kendala Penerapan
Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah Sekolah Dasar”, menunjukkan adanya
beberapa masalah seperti; (1) sulit mengembangkan RPP Tematik dari bidang
studi; (2) sulit memilih media dari setiap tema yang ditentukan; (3) Guru dalam
menentukan tema membutuhkan teman diskusi.
Peneliti, ketika melakukan kunjungan untuk melakukan prapenelitian di
Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Gunungpati, terkait dengan evaluasi
program pembelajaran tematik, Ibu Sulastri selaku Kepala Sekolah SDN
Mangunsari 01 Gunungpati menjelaskan bahwa ada beberapa permasalahan dalam
proses pembelajaran tematik hal tersebut ditandai oleh belum memahaminya
keterhubungan antar bidang studi pada materi pembelajaran tematik sedangkan
dalam sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sudah cukup.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan temuan peneliti di lokasi
penelitian pelaksanaan pembelajaran tematik masih memiliki kendala baik
fasilitas, guru, dan sumber belajar yang kurang menjadi masalah dalam proses
pembelajaran tematik integratif. Hubungan dalam melakukan penelitian evaluasi
ini merupakan sebuah upaya untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tematik
integratif-saintifik di SDN Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang menggunakan
model CIPP (Context, Input, Process, Product) sebagai alat evaluasi.
Model CIPP memiliki empat bidang garapan berkerja layaknya sebuah
program begitu sistematis. Evaluasi merupakan upaya mengetahui efektifitas
sebuah program dalam mencapai tujuan yang diharapkan (Arikunto dan Jabar,
7
2014: 17). Adapun Widoyoko (2010: 10) menyimpulkan “evaluasi program
merupakan proses sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, menyajikan informasi guna mengambil
keputusan untuk menyusun program pembelajaran selanjutnya”. Melakukan
evaluasi program pembelajaran menjadi penting karena tidak selamanya proses
pembelajaran berjalan baik.
Peneliti dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif karena mengambi ruanglingkup kecil yaitu berfokus pada kelas IV dan
mengambil satu tema pembelajaran tematik yaitu; tema tiga dengan topik “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup”. Selain itu, peneliti juga menggunakan kriteria sebagai
upaya pembanding dalam mengevaluasi sebuah program melalui Permendiknas
No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasaran Poin D, menerangkan
sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. Ruang kelas
2. Ruang Perpustakaan
3. Laboratorium IPA
4. Ruang Pimpinan
5. Ruang Guru
6. Tempat Beribadah
7. Ruang UKS
8. Jamban
9. Gudang
10. Ruang Sirkulasi
11. Tempat bermain/berolahraga
selain itu, untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan praktik pembelajaran
berlangsung peneliti menggunakan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang
8
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab 3 Poin 2 menerangkan
komponen RPP terdiri atas:
(1) Identitas sekolah; (2) Identitas mata pelajaran atau tema; (3)
kelas/semester; (4) Materi pokok; (5) Alokasi waktu; (6) tujuan
pembelajaran; (7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi; (8) Materi pembelajaran memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi; (9) Metode pembelajaran; (10) media pembelajaran;
(11) Sumber belajar; (12) Langkah-Langkah pembelajaran; (13)
Penilaian hasil belajar.
Kegiatan proses pembelajaran sendiri memiliki tiga tahapan kegiatan yaitu
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pada proses penilaian peneliti mengacu
pada kriteria evaluasi berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan BAB VI Pasal 12 menerangkan tentang prosedur
penilaian; mulai dari aspek sikap, pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Berdasarkan latarbelakang dan temuan masalah membuat peneliti tertarik
melakukan sebuah evaluasi program pembelajaran dengan judul penelitian
“Evaluasi Program Pembelajaran Tematik menggunakan Model CIPP (Context,
Input, Process, dan Product) di SDN Mangunsari 01 Kecamatan Gunungpati,
Semarang.
1.2 Fokus Masalah
Peneliti ini fokus untuk mengevaluasi program pembelajaran tematik
integratif menggunakan model CIPP, bertempat di SDN Mangunsari 01 Kec.
Gunungpati, Semarang. Mengambil fokus pada tema tiga dengan topik
pembahasan “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” dengan cakupan permasalahan
terbagi atas empat komponen bidang garapan dari model CIPP:
9
1. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah, pemahaman guru tentang tujuan
pembelajaran tematik, dan kebutuhan dalam pembelajaran tematik?
2. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran tematik yang dibuat oleh guru
dan ketersedian sumber belajar untuk pembelajaran tematik?
3. Bagaimana proses jalannya pembelajaran tematik dan suasana kelas yang
terbangun?
4. Bagaimana hasil dokumentasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan keterangan fokus masalah di atas maka penelitian ini
memiliki tujuan yang tidak lepas dari keempat komponen dari model CIPP baik
itu komponen Context, Input, Process, dan Product. Beberapa tujuan dalam
penelitian evaluasi program pembelajaran tematik di SDN Mangunsari 01
Gunungpati sebagai berikut:
1.3.1 Evaluasi Context
1. Mengetahui kondisi lingkungan sekolah SDN Mangunsari 01 Gunungpati.
2. Mengetahui pemahaman guru tentang tujuan pembelajaran tematik.
3. Mengetahui kebutuhan pembelajaran tematik.
1.3.2 Evaluasi Input
1. Mengidentifikasi rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
2. Mengetahui ketersediaan fasilitas pembelajaran.
1.3.3 Evaluasi Process
1. Menganalisis implementasi pembelajaran tematik di SDN Mangunsari 01
Gunungpati.
10
2. Mengetahui suasana pembelajaran tematik di kelas IV SDN Mangunsari 01
Gunungpati.
1.3.4 Evaluasi Product
1. Mengetahui hasil belajar siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Harapan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi refleksi
untuk peneliti maupun dari pihak sekolah baik itu guru, kepala sekolah, dan calon
guru. Semoga pula penelitian yang peneliti lakukan ini dapat memberikan
manfaat mulai hal teoritis dan praktis sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teori
Peneliti berharap semoga dapat menambah informasi terkait tentang proses
pembelajaran tematik serta hasil evaluasinya untuk menambah khasanah dibidang
evaluasi sendiri.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Peneliti sendiri memperoleh informasi baru dalam bidang evaluasi
program khususnya pada jenjang pendidikan dasar, di mana peneliti menemukan
hal-hal baru berkenaan dengan proses evaluasi program pembelajaran yang
peneliti lakukan.
2. Bagi Guru
Memberikan sebuah informasi terkait hasil evaluasi program pembelajaran
tematik, agar nanti dapat menjadi rujukkan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran tematik integratif yang lebih baik lagi.
11
3. Bagi Sekolah
Memberikan sebuah informasi terkait hasil evaluasi dari proses
pembelajaran tematik sehingga nantinya dapat menjadi rujukkan dalam
mengembangkan praktik pembelajaran di SDN Mangunsari 01.
1.5 Penengasan Istilah
Peneliti membuat penegasan istilah supaya terhindar dari perbedaan
pengertian pada penelitian ini. Sehingga di rasa perlu untuk membuat suatu
penugasan dan pembatasan istilah dalam penelitian yang berjudul:
“EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN
MODEL CIPP (Context, Input, Process, Product) di SDN Mangunsari 01
Gunungpati, Semarang”. Berikut di bawah ini beberapa penegasan istilah:
1.5.1 Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring evaluasi berarti
“penilaian” (Lihat: https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/evaluasi di akses pada
12/9/2019). Sedangkan, Arikunto dan Jabar (2014: 2) menjelaskan “evaluasi
merupakan proses dalam mengumpulkan informasi untuk mengambil sebuah
keputusan”. Evaluasi Program Pembelajaran Tematik akan dilakukan di SDN
Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang.
1.5.2 Program
Arikunto dan Jabar (2014: 3) menjelaskan program secarah istilah berarti
rencana. Program juga berarti kegiatan yang terencana, sistematis,
berkesinambungan, dalam sebuah organisasi.
12
1.5.3 Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring “pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. (Lihat:
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/pembelajaran di akses pada 12/19/2019).
Penelitian ini hanya dibatasi pada pembelajaran tematik integratif-sainstifik yang
diajarkan kepada siswa kelas IV dan memfokuskan pada salah satu tema.
1.5.4 Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif suatu pembelajaran yang meleburkan
berbagai kompetensi dari serangkaian bidang studi ke sebuah pokok bahasan/tema
untuk memberikan pengalaman bermakna (Rusman, 2015: 140). Penggunaan
tema dalam pembelajaran tematik akan memberikan kapasitas pemahaman mulai
dari yang dasar sampai pada hal kompleks serta bekal pelajaran bermakna bagi
siswa. Pada penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran tematik-integratif
dengan materi tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup.
1.5.5 Model Evaluasi CIPP
Evaluasi model CIPP melihat evaluasi program sebagai sebuah sistem di
mana bidang-bidang dalam model evaluasi tersebut seperti pada komponen
context digunakan untuk merinci kebutuhan apa yang dibutuhkan program.
Komponen input membantu menentukan sumber-sumber alternatif untuk
mencapai tujuan program, selanjutnya komponen process untuk mengetahui
jalannya program dan apa yang harus diperbaiki setelahnya, dan terakhir
komponen product melakukan sebuah perhitungan untuk menilai ketercapaian
sebuah program yang sedang dijalankan.
13
1.5.6 SDN Mangunsari 01
SDN Mangunsari 01 berada di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang,
berlokasi di Jalan Raya Mangunsari. SDN Mangunsari 01 memiliki enam
rombongan belajar dan menggunakan kurikulum 2013 dengan penggunaan
pembelajaran tematik untuk semua kelas. Tetapi, untuk penelitian hanya fokus
pada kelas IV dan mengambil salah satu tema.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi tentu memiliki sistematika tersendiri berdasarkan aturan
yang termuad dalam panduan penulisan skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan terbagi dalam tiga bagian yaitu; bagian pendahuluan, bagian isi, dan
bagian akhir. Di mana dalam fase tersebut terdapat sub-sub seperti berikut:
1.6.1 Bagian Pendahuluan
Bagian awal skripsi berisikan: (1) Judul; (2) Persetujuan Pembimbing; (3)
Pengesahan Kelulusan; (4) Pernyataan; (5) Moto dan Persembahan; (6) Kata
Pengatar; (7) Abstrak; (8) Daftar isi; (9) Daftar Tabel; (10) Daftar Bagan; (11)
Daftar Lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
1.6.2.1 BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan diuraikan tentang: (1) Latar Belakang; (2) Fokus
Masalah (3) Tujuan Penelitian; (4) Manfaat Penelitian; (5) Penegasan Istilah; (6)
Sistematika Skripsi.
14
1.6.2.2 BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bagian landasan teori menjelaskan mengenai kerangka teoritik yang
berisikan deskripsi teori dan model teori yang mana dijelaskan pula semua jenis
dan model teori yang mendukung dan menjadi landasan dalam penelitian juga
dipaparkan mengenai kerangka berpikir yang menjelaskan alur atau proses
jalannya penelitian yang akan dilakukan.
1.6.2.3 BAB III: METODE PENELITIAN
Bab metode penelitian terdiri dari; (1) Desain penelitian; (2) Lokasi
penelitian (3) Fokus Penelitian; (4) Sumber dan Data Penelitian; (5) Teknik
Pengumpulan Data; (6) Teknik Observasi; (7) Teknik Wawancara; (8) Teknik
Dokumentasi; (9) Teknik Keabsahan Data; (10) Teknik Analisis Data.
1.6.2.4 BAB IV : SETTING PENELITIAN
Setting penelitian menjelaskan tentang lokasi penelitian berisikan; lokasi
penelitian, tentang selayang pandang SDN Mangunsari 01, Visi dan Misi SD
Negeri Mangunsari 01.
1.6.2.5 BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Memaparkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di mana
hasilnya terdiri dari empat bidang garapan Model CIPP mulai dari Context, Input,
Process, Product.
1.6.2.6 BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dan saran dari hasil penelitian yang coba peneliti bagikan
kepada pihak terkait yaitu SDN Mangunsari 01.
15
1.6.3 BAGIAN AKHIR
Pada halaman ini memuat rujukkan yang peneliti gunakan, lampiran, dan
hasil dokumentasi.
16
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Hakikat Pembelajaran
Pendidikan sebagai proses tidak lepas dari kegiatan belajar-mengajar atau lebih
akrab disebut pembelajaran. Pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
daring berarti “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar” (di akses dari http://www.kbbi-online.com/pembelajaran pada tanggal
12/9/19). Diperoleh penjelasan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian
upaya yang dilakukan untuk belajar dan berdampak pada perubahan dalam diri
individu. Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Point (20) menerangkan
pembelajaran merupakan “proses interaksi siswa dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Berarti, sebuah praktik pembelajaran akan saling
berhubungan antara komponen dalam situasi belajar.
Pembelajaran merupakan aktifitas melibatkan informasi (pengetahuan) dan
lingkungan untuk siswa belajar (Suprihatiningrum, 2014: 75). Lebih jelas Rusman
(2015: 21) menyampaikan proses belajar-mengajar ialah suatu keterhubungan dari
setiap komponen pembelajaran seperti; guru, siswa, tujuan, materi pelajaran,
penggunaan metode, fasilitas belajar, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran.
Berbagai pendapat tersebut boleh dipahami bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian proses yang memiliki keterhubungan satu dengan lain
17
baik manusiawi, metode, sumber belajar, dan materi untuk belajar. Masing-
masing komponen pembelajaran akan saling terhubung seperti sebuah sistem agar
dapat mensukseskan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Jika proses belajar-
mengajar di sekolah terselenggara dengan baik nantinya bisa mendongkrak dan
mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.
2.1.1 Komponen-Komponen Pembelajaran
Aktifitas pembelajaran akan berjalan dengan baik jika setiap komponen
saling mengisi. Mengingat pembelajaran merupakan tahapan yang terencana dan
sistematis seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
melakukan evaluasi. Keterhubungan dari setiap komponen untuk mencapai tujuan
pembelajaran menjadi penting karena setiap komponen pembelajaran memiliki
keterkaitan satu sama lain ketika praktik pembelajaran berlangsung (Hamalik,
2005: 77). Keterkaitan dengan target pembelajaran, materi pelajaran, strategi yang
digunakan, pemanfaatan media, dan evaluasi (Rusman, 2015: 25).
Komponen pembelajaran menjadi bagian penting pada suatu sistem
pembelajaran yang terprogram secara rapi melalui perencanaan yang matang
melibatkan setiap bagian dari komponen pembelajaran itu sendiri. Menjadi
masalah ketika salah satu unsur tidak ada bisa jadi proses pembelajaran di kelas
mengalami hambatan. Berikut ini penjelasan masing-masing komponen
pembelajaran; Pertama, tujuan pembelajaran adalah target apa yang hendak
dicapai dalam proses belajar, ditinjau melalui pemenuhan dalam tiga ranah; sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran sendiri memuat
ketercapaian, dan pengalaman belajar (Wicaksono, 2016). Tampak sama dengan
18
apa yang dikemukakan oleh Sumantri (2005: 199) menerangkan bahwa tujuan
pembelajaran sebagai capaian yang disematkan dalam program pembelajaran.
Jadi, adanya tujuan pembelajaran menjadi sebuah indikator ketercapaian dalam
sebuah program pembelajaran yang diselenggarakan.
Kedua, materi berisikan tentang informasi apa yang harus diberikan guru
kepada siswa. Materi pelajaran merupakan sarana, informasi, dan teks yang
digunakan dalam pembelajaran untuk disampaikan oleh siswa. Materi pelajaran
pada Sekolah Dasar menggunakan tema dengan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran.
Ketiga, media pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
daring ialah alat (Lihat; http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/media di akses pada
15/9/2019. Melihat media berkerja ketika proses belajar menjadi sebuah medium
alternatif ketika menyampaikan isi materi pelajaran yang sukar untuk dijelaskan.
Ada dua unsur dalam media; sebagai perangkat lunak dan perangkat keras
(Wicaksono, 2016: 15). Bentuk media pembelajaran sendiri berupa power point,
vidio, musik, koran atau lingkungan sekitar yang dapat menjadi sarana edukatif
untuk belajar siswa. Bagi Kustiono (2010: 4) mengemukakan bahwa “media tidak
hanya sebagai alat bantu melainkan bagian tidak terpisahkan dalam sistem
belajar”. Peran media menjadi penting dalam proses belajar di Sekolah karena
penggunaan media dapat memberikan rangsangan atau stimulus kepada siswa
sehingga membantu memahami isi materi yang dipelajari.
Keempat, strategi pembelajaran merupakan bagian penting yang
diterapkan oleh guru dalam mengajar. Strategi merupakan cara untuk mengemas
19
pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan strategi juga berarti teknik
maupun metode yang digunakan guru dalam praktik pembelajaran. Rusman
(2015: 186) menjelaskan, ada dua hal kaitannya strategi pembelajaran dengan
guru yaitu: “(1) Upaya dalam menggunakan metode dan sumber belajar yang
dibuat. (2) Menjadi sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta penguasaan
materi pelajaran, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam
menerima dan mengelola informasi pengetahuan dari materi yang dipelajari”.
Implikasi tersebut membuat siswa bersemangat dan termotivasi dalam belajar
sehingga tujuan pembelajaran akan semakin bisa dicapai.
Kelima, evaluasi pembelajaran merupakan sebuah proses penilaian,
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Stufflebeam dan Shinkfield (dalam Widoyoko, 2010: 3)
menerangkan evalausi adalah “proses menyediakan informasi untuk digunakan
sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan”. Keputusan merupakan solusi
atas program yang di evaluasi apakah akan diperbaiki atau sebaliknya. Evaluasi
merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan memberikan
keputusan tentang data sebuah program terkait dengan pembelajaran. Evaluasi
menjadi bagian akhir yang begitu penting untuk sebuah pembelajaran karena
dengan melakukan evaluasi berarti sedang mencari tahu sejauh mana sebenarnya
sebuah praktik pembelajaran berlangsung dan apakah sudah menyentuh tujuan
yang dibuat atau malah sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas tentang komponen pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan baik takkalah semua komponen bisa dimaksimalkan
20
kegunaannya mulai dari tujuan, materi, strategi, metode, media, dan evaluasi
pembelajaran. Membentuk sebuah lingkaran yang dapat terhubung satu sama lain.
2.1.2 Fase Dalam Pembelajaran
Program pembelajaran berjalan dengan sangat sistematis mulai dari
perencanaan dan pelaksanaannya. Penting untuk memahami fase sebelum dan
akan melaksanakan pembelajaran seperti di bawah ini:
2.1.2.1 Fase Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan yang matang akan sangat membantu guru dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada dan melaksanakan aktifitas belajar. Adapun
Sumantri (2005: 205) menyimpulkan perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
“Perencanaan program pembelajaran adalah proses menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri atas
keinginan kegiatan memilih dan menetapkan Standar
Kompentensi (SK), memilih dan menetapkan Kompetensi
Dasar (KD) mengembangkan tujuan pembelajaran, memilih
dan mengembangkan bahan ajar, strategi pembelajaran
media/sumber belajar, dan mengembangkan insturmen
penilaian”.
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran berguna menjadi patokan
oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif. Lebih lanjut, Rusman
(2005) dalam bukunya menerangkan manfaat perencanaan pembelajaran sebagai
berikut:
1. Menjadi arah dalam menjalankan pembelajaran agar tercapai target yang
diharapkan.
2. Prototipe awal dalam mengatur unsur dalam komponen pembelajaran.
3. Pedoman bagi guru untuk siswa.
4. Menjadi acuan untuk mengetahui jalannya pembelajaran sehingga dapat
mengetahui keberhasilan suatu pelaksanaan pembelajaran.
21
5. Prosedur kegiatan sehingga membantu agar tidak terjadi kesalahan dalam
praktik pembelajaran.
6. Menghemat waktu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dalam setiap pertemuan dan
merancang pelaksanaan pembelajaran terdapat komponen yang diperhatikan
sebagaimana termuat dalam Permendikbud No.22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai berikut:
“(1) Adanya nama keterangan sekolah; (2) Terdapat tema dan
subtema; (3). Materi bahasan; (4) Tujuan Pembelajaran; (5)
Kompetensi Dasar dan Indikator dalam Pencapaian
Kompetensi; (6) Materi Pelajaran; (7) Metode Pembelajaran
(8) Media Pembelajaran (9) Sumber Belajar; (10) Langkah-
Langkah Pembelajaran; (11) Penilaian Hasil Belajar.”
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sangat bermanfaat
bagi guru agar ketika melakukan kegiatan pembelajaran guru tidak mengalami
kesulitan ketika mengembangkan materi dan keberhasilan siswa memahami isi
materi yang dipelajari juga tidak lepas dari perencanaan matang yang dibuat oleh
guru. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran selanjutnya menjadi tugas
guru dalam mengimplementasikan sebuah praktik pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas dari tiga hal yaitu; kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup.
2.1.2.2 Fase Pelaksanaan Pembelajaran
Praktik belajar-mengajar di sekolah mengusung sebuah pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, aktif, menyenangkan, dan mengasah kreatifitas siswa.
Mengaplikasikan pembelajaran dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan
sebelumnya dan ada beberapa tahap pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah BAB IV Poin B,
22
menerangkan pembelajaran harus dilakukan melalui beberapa kegiatan
diantaranya; pendahuluan, inti, dan penutup. Berikut di bawah ini penjabaran dari
ketiganya:
Pertama, kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal biasanya diisi
dengan berdoa, mempersiapkan para siswa baik mental maupun fisik untuk
memulai kegiatan dengan pengayaan terkait materi yang diberikan, lalu
memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan masuk
pada materi pelajaran.
Kedua, aktifitas inti dalam pembelajaran merupakan jalan berlangsungnya
transfer pengetahuan, menjalankan apa yang telah di rencanakan sebelumnya
mulai dari materi, model pembelajaran digunakan, metode, media, dan sumber
belajar.
Ketiga, semua rangkaian praktik belajar-mengajar disudahi dengan
kegiatan penutup, merefleksikan dan mengevaluasi praktik belajar-mengajar yang
sudah dilakukan untuk mengetahui apakah siswa menerima dan memahami apa
yang mereka pelajari atau sebaliknya, pada tahap akhir ini guru sering melakukan
feedback berupa perkerjaan rumah (PR) agar siswa dapat memahami apa yang tadi
dipelajari. Kegiatan pembelajaran yang baik harus berjalan efektif dan
berpengaruh pada perkembangan siswa baik afektif, kognitif, dan psikomotorik.
2.2 Pembelajaran Tematik Integratif
Penggunaan model pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran di
Sekolah Dasar sebenarnya bukan suatu yang baru melainkan sebuah upaya dalam
memperbaiki sebuah model pembelajaran tematik yang dahulu juga sempat di
23
usung oleh kurikulum 2006 atau KTSP. Ketika terjadi pergantian kurikulum
menjadi K-13 perubahan dalam praktik pembelajaran terjadi, berdasarkan
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menerangakan praktik pembelajaran menjadi “interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, aktif, serta memberikan ruang bagi siswa untuk
mengasah kreatifitas, kemandirian, dan bakat minat mereka.” Model tematik
integratif dengan pendekatan saintifik menjadi pilihan dalam penyatuan aneka
kompetensi pada masing-masing bidang studi membuat proses belajar digiring
kedalam sebuah konsep belajar siswa aktif (active learning).
Permendikbud No. 67 Tahun 2013 Poin E menerangkan “pembelajaran
tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai
kompetensi dari macam-macam bidang studi yang dipelajari ke dalam sebuah
tema”. Pembelajaran tematik juga memberikan pemahaman yang mendalam
tentang sebuah pengetahuan secara beruntun dan melatih keterampilan kritis
(Eggen dan Kauchack, 2012: 259). Begitu pula Rusman (2015) menjelaskan
pembelajaran tematik terpadu dapat meleburkan beberapa kompetensi mata
pelajaran menjadi sebuah tema sehingga menghadirkan pengalaman belajar
bermakna. Pembelajaran tematik juga dapat menambah wawasan dan aktifitas
siswa dalam memperoleh ilmu, perkembangan sikap, kecakapan, dan nilai hidup
melalui pembelajaran tematik integratif (Nurdin dan Andriantoni, 2016: 316).
Berdasarkan dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang dapat meleburkan
kompetensi dari bidang studi yang berbeda kesebuah tema atau pokok bahasan.
24
Siswa nantinya diharapkan akan mendapatkan sebuah proses pembelajaran yang
kontekstual dibalut dengan sebuah pendekatan saintifik, keterampilan, dan
pengalaman bermakna dalam proses belajar. Tema berarti pokok pikiran atau
pokok bahasan yang akan diberikan kepada siswa, tema tersebut dekat dengan
lingkungan siswa atau benar-benar ada dalam sebuah realitas kehidupan.
Samani (2011: 130) menerangkan “bagi anak SD belajar dari lingkungan
akan membuat proses belajar lebih mudah karena apa yang dipelajari lebih
konkret. Penelitian yang dilakukan oleh Jhon Dewey (dalam Baedhowi, 2015: 85)
menjelaskan “siswa akan belajar dengan baik jika pelajaran tersebut diketahui
sebelumnya melalui kegiatan dan peristiwa disekeliling”. Tema-tema yang akan
dipelajari siswa dekat dengan kondisi lingkungan dan sosial mereka sehingga
dapat mendekonstruksi informasi awal yang mereka terima menjadi lebih padat
ketika mempelajari materi atau tema baru.
Chen (2012: 958) menerangkan bahwa “Thematic instructional involves
using a theme as a star point for learners, strengthening bonds to knowledge”
Pendekatan pembelajaran tematik menggunakan tema agar siswa fokus dalam
memperkuat ikatan terhadap pengetahuan. Keterpaduan setiap materi pelajaran
memiliki keterkaitan dengan realitas dan siswa dapat gambaran nyata dari materi
yang mereka terima di kelas sehingga apa yang mereka pelajari memiliki
kebermaknaan.
Ardiani, dkk (2013: 106) menyimpulkan “pembelajaran bermakna
merupakan proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat pada struktur kognitif individu”. Siswa harus terkoneksi dengan materi
25
yang akan dipelajari agar dapat membangun pemahamannya lebih utuh dan apa
yang dipelajari dapat bermanfaat.
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Tematik Integratif
Berusaha menghadirkan pembelajaran yang berkesan dengan berupaya
membuat siswa aktif dan terlibat langsung pada proses pembelajaran,
memudahkan siswa menguasai pelajaran karena menggunakan tema yang relevan.
dekat dengan lingkungan sosial, dan dunia siswa.
Rusman (2015: 145) sendiri menjelaskan beberapa tujuan serta fungsi
pembelajaran tematik sebagai berikut;
1. Fokus pada tema pembahasan.
2. Mempelajari serta mengembangkan setiap komponen dalam mata pelajaran.
3. Memberikan kesan mendalam ketika memahami suatu tema.
4. Mengembangkan kemampuan berbahasa menghubungkan antar bidang studi
dan pengalaman siswa.
5. Memberikan rasa antusias dalam belajar terlihat ketika siswa aktif dan terlibat
langsung dalam proses belajar.
6. Memberikan manfaat belajar juga makna karena materi/tema yang jelas.
7. Menghemat waktu guru dalam mempersiapkan pembelajaran.
8. Menumbuhkan budi perkerti
Fungsi pembelajaran tematik mengajak siswa untuk dapat memahami
pelajaran yang mereka terima, memberikan semangat dan makna belajar.
2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Model tematik integratif mempunyai beberapa karakteristik yang mesti
diketahui, Sumantri (2015: 179) menjelaskan beberapa karakteristiknya seperti di
bawah ini;
1. Siswa sebagai pusat belajar
26
Siswa dalam proses belajar menjadi subjek belajar sedangkan guru
berperan menjadi fasilitator membantu siswa dalam memahami dan memberikan
pemahaman ketika aktifitas belajar-mengajar berlangsung.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam
proses belajar dengan melibatkan mereka pada hal-hal konkret (nyata) sebagai
dasar pemahaman hal-hal abstrak.
3. Antar mata pelajaran tidak begitu jelas
Materi yang diberikan terasa menyatu sehingga kurang tampak
keterpisahannya antara bidang studi karena fokus pada tema yang berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4. Menampilkan kompetensi dari berbagai bidang studi
Hadir dengan menyatukan beberapa konsep dari berbagai disiplin ilmu
dalam proses pembelajaran, model pembelajaran tematik berupaya untuk
membuat siswa bisa menguasai materi dan pada gilirannya nanti dapat
memecahkan masalah yang dihadapi.
5. Keluwesan
Guru bisa saja melakukan improv dalam sebuah tema yang menjadi pokok
bahasan dengan menghubungkan materi dengan kehidupan atau kondisi
lingkungan sekitar sebagai penguat dalam membahas tema tersebut.
6. Hasil Belajar Berdasarkan Minat dan Kebutuhan Siswa
27
Mengeksplore dan mengoptimalkan potensi diri siswa menjadi satu bagian
penting dalam pembelajaran tematik sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan
dan minat mereka pada apa yang dipelajari.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Belajar sambil bermain memang menyenangkan merupakan prinsip dalam
belajar untuk siswa sekolah dasar. Hal tersebut mengupayakan siswa untuk lebih
menikmati serta aktif dalam belajar.
2.2.3 Model-Model dalam Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik berguna untuk memadukan topik
pembahasan dalam setiap tema yang akan dipelajari. Model tersebut berupa
kerangka konseptual sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran (Joyce dan
Weil, dalam Sumantri 2015: 35). Maksudnya penggunaan bentuk tersebut agar
dapat memetakan materi pelajaran dan bagaimana pelajaran akan dilaksanakan
sehingga target dari pembelajaran bisa dicapai dalam menyusun keterkaitan topik
atau tema.
Forgarty (dalam Rusman, 2015: 368) mengklasifikasikan menjadi
beberapa model seperti; (1) Model desain ilmu; (2) Model antar mata pelajaran;
(3) Model lintas siswa. Pembelajaran tematik di Indonesia sendiri menggunakan
model antar mata pelajaran bentuknya berupa keterhubungan, jaring laba-laba,
dan keterpaduan. Kurikulum 2013 mengusung model integratif (keterpaduan)
sebagai penghubung dalam meleburkan berbagai bidang studi pada pembelajaran
tematik, berikut di bawah ini penjelasan dari model integratif:
1. Model Integratif
28
Model integratif menggunakan topik yang dipadukan antar bidang studi
yang berbeda saling bertumpukkan baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Sumantri, 2015: 316). Dari sana kemudian dicari kesamaan antara bidang studi
yang memiliki keterkaitan. Pengaruhnya terhadap siswa akan lebih mudah dalam
mengaitkan materi pelajaran.
Gambar 2.1 Skema Model Integrated
Sumber: Rusman (2015: 137)
Kelebihan model ini menurut Rusman (2015: 137) dapat memudahkan
siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan hubungan antar bidang studi, kemudian
meningkatkan pemahaman dan membangun motivasi siswa.
2.3 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif
Penggunaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 sebagaimana
termuat dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum menerangkan bahwasannya: “Praktik pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik terbagi menjadi lima kegiatan diantaranya mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan”.
Guru dapat terbantu dalam mengolah praktik pembelajaran dan membangun
suasana belajar menjadi aktif dan menyenangkan.
29
Adapun karakteristik dalam pendekatan saintifik menurut Kemendikbud
(dalam Armandi, 2017) seperti dibawah ini:
1. Bahan pelajaran menggunakan pandauan fenomena atau fakta dan dapat
dijelaskan menggunakan penalaran dan bukan sebatas dugaan ataupun
khayalan semata.
2. Pendidik menerangkan dan melihat bagaimana tanggapan siswa sehingga
menghadirkan hubungan edukatif antar siswa dan guru tanpa prasangka,
pandangan subjektif, dan penalaran dalam hal menyimpang pada berpikir
logis.
3. Menggerakkan dan menginspirasi siswa agar mampu menyimpulkan
kesamaan antara satu tautan dengan yang lain dari materi yang dipelajari.
4. Memotivasi dan mengispirasi siswa agar berpikir kritis, analitis, sehingga
dapat mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
menggunakannya dalam hubungan bidang studi.
5. Memahami, menerapkan, dan mengembangkan cara berpikir rasional dan
objektif agar merespon pembelajaran.
6. Mendasar pada konsep, teori,dan fakta empiris sehingga bisa dipertanggung
jawabkan.
7. Tujuan Pembelajaran dibuat secara sederhana, jelas, menarik, dan metode
penyajiannya.
Berdasarkan ciri-ciri inilah pendekatan saintifik sebagai tonggak dalam
mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dalam proses
belajar yang memenuhi kriteria ilmiah.
2.3.1 Langkah-langkah Metode Saintifik
Petunjuk menggunakan pendekatan saintifik secara umum memiliki
beberapa tahapan meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pengaplikasian pendekatan saintifik
menurut Armadi (2017: 58) akan diuraikan di bawah ini:
30
1. Mengamati
Mengamati pada pendekatan saintifik dilakukan menggunakan satu atau lebih
indera pada tubuh bisa dari indera pendengaran penglihatan, pengecapan,
peraba, dan pengecap seperti contoh: Melihat papan tulis, mendengar lonceng
berbunyi, menghirup aroma, menyentuh kain halus begitulah contoh dalam
kegiatan pengamatan.
2. Menanya
Memberikan kesempatan kepada siswa di kelas untuk bertanya merupakan
umpan balik sebagai proses belajar siswa diminta untuk dapat menyimak
tentang hasil pengamatan atas pertanyaan-pertanyaan dalam mencari
informasi dari berbagai sumber.
3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan dalam mengumpulkan infromasi merupakan kelanjutan dari proses
bertanya dan mengamati, siswa diminta untuk mengulik informasi dari
berbagai sumber atau fenomena yang mereka temui melalui bacaan ataupun
wawancara untuk mengumpulkan informasi baru.
4. Mengasosiasikan
Kegiatan dalam memproses suatu informasi dari berbagai sumber atau
aktifitas ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan antara satu informasi
lainnya sehingga dapat menambah pemahaman dan keluasan informasi yang
didapat.
5. Mengomunikasikan
31
Kegiatan ini dilakukan ketika sudah selesai dalam tahap mengamati dan
mengasosiasikan informasi baru sehingga dapat menyimpulkan kemudian
mengungkapkan atau menceritakan kembali. Daya ungkap dapat dilakukan
dengan menggunakan alat bantu menceritakan atau lewat tulisan baik secara
individu maupun kolektif.
Menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik mendorong
siswa untuk menjadi aktif dalam memahami tema dan berdiskusi untuk
mengumpulkan informasi dari tema yang menjadi pokok bahasan. Hasil dari
mengumpulkan informasi tersebut kemudian dipresentasikan sebagai upaya
mengomunikasikan kembali temuan yang dilaksanakan
2.4 Evaluasi
Widoyoko (2010: 6) menerangkan evaluasi memiliki kinerja yang
sistematis dan berkelanjutan dalam mengakumulasi, menjelaskan, menafsirkan,
menampilkan data suatu program untuk mengambil sebuah keputusan. Sedangkan
Schuman (dalam Arikunto dan Jabar, 2004: 1) memberikan penjelasan bahwa
evaluasi merupakan proses menetapkan hasil untuk mengetahui bagaimana
pencapaian kegiatan yang sudah dirancang agar mendukung ketercapaian tujuan
program.
Pendapat beberapa tokoh di atas memberikan pemadatan pengertian akan
evaluasi sehingga dapat disimpulkan evaluasi merupakan rangkaian sistematis dan
memberikan nilai pada suatu program yang diselenggarakan untuk mengambil
sebuah keputusan pada program hasil ini menjadi acuan pertimbangan dalam
memperbaiki ataupun membangun agenda setelahnya.
32
2.4.1 Tujuan Evaluasi
Mengetahui bagaimana program tersebut berjalan apakah sudah sesuai
harapan atau malah sebaliknya untuk itulah evaluasi program dilakukan. Tujuan
dari melakukan evaluasi ialah mendapatkan nilai informasi yang tepat dan faktual
terkait suatu program. Informasi tersebut berupa data yang berisikan proses,
dampak, hasil, efisien, serta pemanfaatan hasil evaluasi (Widoyoko, 2010: 6).
Evaluasi juga berarti menilai dan mengartikan kualitas suatu program
sehingga memperoleh data secara keseluruhan untuk memberikan penilaian pada
program yang dievaluasi. Hasil evaluasi berupa saran dan rekomendasi dari
program yang dievaluasi tersebut.
2.4.2 Evaluasi Program
Arikunto dan Jabar (2004: 2) evaluasi program adalah pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan di mana prosesnya berlangsung
terus menerus dan pelaksanaanya melibatkan banyak orang dalam satu organisasi.
Jika merujuk dalam lingkungan pendidikan yang dimaksud program ialah praktik
belajar-mengajar di kelas yang melibatkan segenap komponen pembelajaran.
Karena pembelajaran seperti rangkaian sistem yang tersusun sistematis dalam
kurikulum untuk kemudian digunakan guru dengan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Berdasarkan
hal tersebut evaluasi program pembelajaran diaplikasikan untuk menilai praktik
pembelajaran yang berlangsung.
Ralph Tyler (dalam Arikunto dan Jabar, 2004: 4) menjelaskan evaluasi
menjadi alat untuk apakah suatu pembelajaran sudah tercapai atau adakah
33
perbaikan yang harus dilakukan. Berdasarkan Join Committe On Standar For
Educational Evolution (dalam Widoyoko, 2010: 9) menerangkan evaluasi
program sebagai kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan dengan memberikan
informasi berkelanjutan.
Beberapa pengertian tentang evaluasi program dibahas oleh para tokoh
dan institusi bisa diambil simpulan bahwa sebuah ikhtiar menilai pelaksanaan
jalannya program pembelajaran harus berkelanjutan dan hasilnya menjadi sebuah
gambaran untuk mengambil keputusan.
2.4.3 Objek Evaluasi Program
Menentukan sasaran sebelum evaluasi di mulai merupakan salah satu hal
penting, mengingat pembelajaran merupakan bagian dan program. Sehingga
dalam mengevaluasi pembelajaran terdapat objek yang akan dievaluasi. Sukardi
(2015: 35) mengelompokkan evaluasi program menjadi dua kategori yaitu; (1)
objek evaluasi yang memiliki karakteristik statis adalah objek evaluasi ketika
dinilai posisinya tidak berubah seperti sarana dan prasarana, kurikulum, dan
materi pembelajaran; (2) objek evaluasi yang memiliki karakteristik dinamik yaitu
; objek evaluasi yang memiliki kemungkinan berubah baik jumlah maupun
kualitas ketika dinilai seperti guru, siswa, dan sarpras. Widoyoko (2010: 5)
melihat sasaran evaluasi program menjadi tiga; masukkan, proses, dan keluaran
yang dijelaskan seperti di bawah ini:
(1) Evaluasi masukkan, memfokuskan penilaian pada karakter siswa, sumber
belajar, karakteristik, kesiapan guru, strategi pembelajaran, dan berlangsunya
kegiatan belajar-mengajar.
34
(2) Evaluasi proses, memfokuskan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan,
keefektifan media, cara mengajar, dan minat serta sikap belajar siswa.
(3) Penilaian hasil belajar merupakan kompetensi setiap siswa dalam menguasai
materi pelajaran, penilaian tersebut dilakukan melalui tes dan nontes.
Beberapa pendapat tokoh di atas tentang objek evaluasi program memiliki
pengkatagorian masing-masing akan tetapi secara keseluruhan objek evaluasi
merupakan rangkaian dari komponen pembelajaran dalam mempengaruhi jalannya
suatu program untuk mencapai keberhasilan di mana objeknya berupa lingkungan,
siswa, guru, metode, sarana dan prasarana sekolah.
2.4.4 Model-Model Evalusi Program
Mengevaluasi suatu program dapat menggunakan pola-pola untuk
memudahkan evaluator dalam mengumpulkan informasi/data agar nantinya dapat
membantu dalam memberikan sarana-sarana evaluator dan kepada pengambil
kebijakan terkait atas kelanjutan suatu program.
Ada beberapa jenis model-model evaluasi sebagaimana Kaufman dan
Thomas (dalam, Arikunto, 2004: 40) menerangkan setidaknya ada tujuh jenis
model evaluasi di antaranya; “Goal Oriented Evaluation Model, Goal free
Evaluation, Evaluasi Formatif-Sumatif, Countance Evaluation, CSE (Center for
Study of Evaluation) dan UCLA (University of California in Los Angels),
Discrepancy, dan CIPP Model”.
Pada penelitian evaluasi program pembelajaran tematik peneliti
menggunakan model CIPP sebagai alat untuk melakukan evaluasi karena
35
memiliki empat komponen yang akan membantu evaluator ketika melakukan
evaluasi secara menyeluruh.
2.4.5 Model Evaluasi CIPP
Model CIPP singkatan dari Context, Input, Process, Product. Sebagaimana
Arikunto (2004: 29-31) menjelaskan peran dari keempat bidang garapan tersebut
seperti di bawah ini:
1. Evaluasi Context
Berupaya memaparkan dan memetakan tempat kebutuhan yang belum
terpenuhi, populasi, dan sampel yang dilayani, tujuan program. Evaluasi Context
berkerja menjadi patokan dalam mencari dan menjembatani dalam memenuhi
sebuah kebutuhan dalam kegiatan program sekaligus melihat tujuan manakah
yang dapat dipenuhi, dan terakhir melihat tujuan yang akan dicapai.
2. Evaluasi Input
Evaluasi masukkan terkait dengan sumber, mengatur alternatif
pengambilan keputusan rencana dan strategi mencapai tujuan. Widoyoko (2010:
182) memetakan komponen masukkan/input meliput: a. Sumber Daya Manusia;
b. Sarpras; c. Anggaran dana; dan d. Peraturan.
3. Evaluasi Process
Ketika memasuki komponen process dalam model evaluasi CIPP berkaitan
dengan pengumpulan data terkait rancangan/prosedur, pelaksanaan program
pembelajaran untuk dilakukan penilaian dalam pengambilan keputusan.
36
4. Evaluasi Product
Puncak evaluasi product model CIPP merupakan salah satu pokok penting
terhadap hasil suatu program berupa perubahan yang terjadi. Menurut Tayibnapis
(dalam Widoyoko, 2010: 183) menerangkan “evaluasi produk untuk membantu
membuat keputusan selanjutnya baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun
yang belum selama program berjalan”. Peneliti sendiri menggunakan evaluasi
program pembelajaran tematik memakai model CIPP, model ini cukup sistematis
ketika digunakan dalam kegiatan evaluasi. Keberhasilan pembelajaran dapat
dilihat dari beberapa faktor seperti tujuan program, guru, siswa, sumber belajar,
media, dan mendukung lingkungan belajar. Model CIPP juga memiliki pandangan
bagaimana suatu program dinyatakan berhasil diantaranya dapat ditempuh melalui
target program, bahan yang digunakan, peraturan, dan mekanisme pelaksanaan
program.
Program evaluasi pembelajaran tematik menggunakan model CIPP
memiliki beberapa dimensi keterangan kriteria evaluasi sebagai berikut:
1. Komponen Context mengevaluasi aspek lingkungan sekolah, kebutuhan
pembelajaran tematik, dan tujuan pembelajaran tematik dengan kriteria
evaluasi berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar
Sarana dan Prasarana, sedangkan kebutuhan pembelajaran tematik sendiri
menggunakan kriteria evaluasi berdasarkan Permendikbud No. 32 Tahun 2018
Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan.
37
2. Komponen Input mengevaluasi pada aspek rencana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan kriteria evaluasi berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016
Tentang Sarana dan Prasarana.
3. Komponen Process mengevaluasi aspek suasana belajar dan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan kriteria evaluasi berdasarkan
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar/Menengah.
4. Komponen Product mengevaluasi pada aspek hasil belajar siswa dengan
melihat dokumen hasil belajar, kriteria evaluasi berdasarkan Permendikbud No.
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaiaan.
38
2.5 Kerangka Berpikir
Pendidikan dasar adalah langkah awal siswa mengalami proses
pembelajaran di lembaga pendidikan formal. Kurikulum yang digunakan dalam
jenjang pendidikan dasar adalah kurikulum 2013. Pada jenjang pendidikan dasar
menekankan pembelajaran tematik sebagai role-modelnya agar proses
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
SDN Mangunsari 01 Kec. Gunungpati, Semarang sudah lama menerapkan
pembelajaran tematik, adapun evaluasi program pembelajaran tematik ini hanya
mengevaluasi bagian penting yang menjadi pokok bahasan yaitu; tema tiga
dengan topik peduli terhadap makhluk hidup menggunakan model CIPP di mana
masing-masing keempat bidang garapnnya yaitu pada aspek ; context, input,
process, dan product. Berikut di bawah ini fungsi dari keempat komponen
tersebut;
1. Komponen Context mengevaluasi pada lingkungan sekolah, pemahaman
tentang tujuan pembelajaran tematik, dan kebutuhan pembelajaran tematik.
2. Komponen Input fokus pada aspek rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan fasilitas belajar.
3. Komponen Process mengevaluasi jalannya pembelajaran tematik dan suasan
belajar ketika proses pembelajaran tematik berlangsung di kelas IV SDN
Mangunsari 01.
4. Komponen Product melihat hasil belajar siswa kelas IV SDN Mangunsari 01.
Kerangka teori yang tersusun di atas membuat peneliti membangun skema
kerangka berpikir seperti di bawah ini:
39
SD NEGERI MANGUNSARI 01 GUNUNGPATI SEMARANG
Pembelajaran tematik integratif-saintifik
Tema yang akan diteliti
Context
Linkungan
Sekolah
Pemahaman
Tujuan
pembelajaran
tematik
Kebutuhan
pembelajaran
tematik
Input
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan
Fasilitas
belajar
Process
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan
Suasana
Belajar
Product
Hasil belajar
siswa
Evaluasi Model
Hasil evaluasi berupa sarana dan rekomendasi dalam meningkatkan
proses pembelajaran Tematik
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rencana sebuah riset harus diolah secara sistematis untuk digunakan
peneliti dalam menemukan jawaban. Penelitian ini berfokus pada evaluasi
program pembelajaran tematik menggunakan model CIPP di SDN Mangunsari 01
Kec. Gunungpati, Semarang fokus pada kelas IV dan mengambil salah satu tema
yaitu; tema tiga dengan topik pembahasan peduli terhadap makhluk hidup. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, hasil berupa
kalimat dari informan ataupun prilaku yang diamati.
Penelitian evaluatif merupakan penelitian untuk mengumpulkan sebuah
data dari program yang sedang berjalan (Arikunto, 2013: 37). Tujuan dilakukan
penelitian evaluasi untuk mengetahui bagaimana jalannya program pembelajaran
tematik dengan meninjau keseluruhan aspek mulai dari yang positif sampai
kelemahan pada program tersebut. Selesai melakukan evaluasi hasilnya berupa
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran tematik selanjutnya.
Model CIPP berkerja seperti sebuah sistem ketika melakukan evaluasi
program (Arikunto dan Jabbar, 2009: 45). Pembelajaran juga merupakan sebuah
sistem yang saling terhubung antara satu komponen dengan komponen
pembelajaran lainnya. Model CIPP yang peneliti gunakan memiliki empat
komponen yang dapat menyeluruh dalam melakukan evaluasi dan masing-masing
komponen dalam model tersebut memiliki keterhubungan satu sama lain.
41
Mengevaluasi program adapun di bawah peneliti uraikan indikator dari
keempat komponen model CIPP tersebut:
1. Komponen Context melakuan evaluasi mulai dari lingkungan sekolah,
pemahaman guru terhadap tujuan pembelajaran tematik, dan kebutuhan
pembelajaran tematik.
2. Komponen Input dengan aspek yang dievaluasi seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dan fasilitas belajar.
3. Komponen Process mengevaluasi suasana belajar dan pelaksaan
pembelajaran tematik.
4. Komponen Product mengevaluasi pada aspek dokumen nilai dari hasil belajar
siswa kelas IV pada tema tiga peduli terhadap makhluk hidup
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Mangunsari 01, Kecamatan
Gunungpati, Kota Semarang. SDN Mangunsari 01 yang sudah menggunakan
kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran tematik integratif-saintifik dari
kelas I sampai kelas VI.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok pembahasan bersifat umum, menurut
Spradley (dalam Sugiyono 2013: 208) mengemukakan “agar memfokuskan
penelitian dalam menetapkan batasan masalah dan permasalahan bersifat umum.
Moleong (2007: 93) menjelaskan fokus penelitian digunakan untuk memberi
batasan pada studi kualitatif agar data penelitian relevan.
42
Permasalahan pada penelitian ini memfokuskan mengevaluasi program
pembelajaran tematik di SDN Mangunsari 01 hanya pada kelas IV dengan
mengambil tema tiga; peduli terhadap makhluk hidup dan mengetahui
keberhasilan siswa menguasai materi pada tema tersebut berdasarkan dari
dokumen nilai hasil belajar.
3.4 Sumber dan Data Penelitian
Pengambilan bahan penelitian terbagi atas dua yaitu; data primer dan data
skunder. Data penelitian primer merupakan data evaluasi program yang didapat
melalui observasi dan wawancara dengan informan seperti: kepala sekolah, guru,
dan siswa. Data Skunder didapatkan dari sumber pustaka, mulai dari jurnal,
undang-undang, dan artikel cetak maupun online.
3.4.1 Data Primer
Data utama atau data primer peneliti ambil dari informan langsung di
lapangan melalui wawancara serta observasi non partisipan, peneliti hanya
melihat pelaksanaan pembelajaran tematik. Pengambilan informasi peneliti
gunakan teknik purposive sampling mempertimbangkan informasi berdasarkan
tolak ukur yang dilihat bisa memberikan informasi/data secara optimal (Arikunto,
2010: 11). Data utama/primer didapat melalui wawancara dan observasi untuk
memperoleh data yang dibutuhkan peneliti. Informan atau narasumber
diantaranya; Kepala Sekolah; guru kelas IV; dan Lima siswa kelas IV.
Informan yang terpilih sebagai rujukan untuk mendapatkan informasi/data
tentang seluk beluk sekolah narasumbernya kepala sekolah, terkait dengan
pembelajaran tematik narasumbernya guru kelas IV karena hanya mengambil satu
43
kelas dan satu tema, dan mengetahui implikasi dari proses pembelajaran tematik
di kelas IV peneliti memilih lima informan dari siswa untuk menggali sudut
pandang mereka tentang pembelajaran tematik.
3.4.2 Data Skunder
Sumber data skunder diperoleh untuk melengkapi data primer yang
ditemukan di luar informan utama. Peneliti memperoleh data skunder dari jurnal,
dokumen, buku panduan pembelajaran tematik, dokumen-dokumen sekolah
berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan buku pegangan siswa.
Siswa Profil, Foto, dan Vidio (jika berkenan) sebagai dokumentasi dalam proses
penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013: 224) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan
tahap dalam proses penelitian untuk mengumpulkan informasi/data terkait
penelitian yang dilakukan. Adapun Lofland dan lofland (dalam Moleong, 2007:
157) menerangkan bahwa data utama pada sebuah penelitian kualitatif berupa
kalimat, perbuatan, aktifitas, dan dokumentasi sebagai data penguat.
Cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini antara lain
menggunakan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Pada evaluasi
pelaksanaan pembelajaran penggumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan untuk lebih lanjut dapat dijelaskan di bawah ini:
3.5.1 Observasi
Moleong (2007: 176) menjelaskan teknik observasi terbagi atas dua jenis
yaitu; observasi partisipan dan observasi non partisipan. Peneliti ketika
44
melakukan observasi menggunakan teknik non partisipan di mana hanya
mengamati jalannya proses pembelajaran tematik di kelas IV SDN Mangunsari
01. Fokus observasi sendiri peneliti lakukan untuk menganalisis rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik (RPP), sarana dan prasarana sekolah, dan
proses pembelajaran tematik. Ketika melakukan observasi ini peneliti juga
menggunakan pedoman sebagai pengingat hal apa saja sekiranya perlu untuk
diamati dan harus dicari tahu lebih dalam sehingga mampu menyempurnakan
data-data yang diperlukan untuk penelitian.
3.5.2 Wawancara
Wawancara sebagai suatu percakapan yang lebih terstruktur untuk
mengetahui informasi sesuatu. Moleong (2007: 186) mengutarakan bahwa
wawacara ialah percakapan yang dilakukan informan dengan peneliti dengan
maksud mendapatkan informasi. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah
teknik wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara agar tidak lupa.
Narasumber dalam wawancara adalah kepala sekolah, guru kelas IV, dan Lima
siswa kelas IV.
Mencari tahu program pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik
berjalan di kelas. Mengumpulkan data penelitian didukung oleh sebuah perangkat
media berupa; telepon genggam dan alat perekam suara yang dapat membantu
peneliti ketika mengambil data. Pedoman wawancara berisi mengenai
pembelajaran tematik itu sendiri berkisar pada pelaksanaan pembelajaran tematik,
fasilitas penunjang pembelajaran tematik, dan evaluasi. Kisi-kisi wawancara akan
terlampir pada lembar Lampiran.
45
3.5.3 Dokumentasi
Ada sebagaian data yang tersaji dalam bentuk dokumentasi berupa; surat-
surat, dokumen, laporan, dan foto. Sugiono (2013: 240) menerangkan teknik
dokumentasi merupakan pelengkap pada penelitian kualitatif. Menggunakan data
dari dokumentasi akan membantu peneliti dalam memperkuat hasil penelitian.
Peneliti sendiri menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data berupa
foto dan dokumen-dokumen penting terkait sekolah dan pembelajaran tematik di
SDN Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Penelitian kualitatif melakukan uji keabsahan data melalui empat tahapan
yaitu kepercayaan (credibility), keterlihatan (transferability), keberuntungan
(Dependability), dan kepastian (confirmability) (Moeleong, 2007: 324). Uji
keabsahan data berguna untuk memastikan valid tidaknya informasi yang
didapatkan. Menguji keabsahan data menggunakan teknik tringulasi data. Peneliti
sendiri menggunakan teknik tringulasi sumber untuk menguji keabsahan data
terkait dengan evaluasi program pembelajaran tematik di SD Negeri Mangunsari
01 Kecamatan Gunungpati, Semarang. Memfokuskan pada kelas IV dan satu tema
peduli terhadap makhluk hidup dengan teknik triangulasi sumber seperti di bawah
ini:
1). Mengecek hasil observasi
2). Mengecek hasil wawancara
3). Melakukan perbandingan dari hasil data observasi, wawancara, dokumen, dan
teori yang relevan berakitan dengan penelitian.
46
Menggunakan teknik triangulasi sumber data penelitian dapat
membandingkan dan mengecek hasil dari wawancara, observasi, dan dokumen
yang peneliti temukan di lapangan sebagai sebuah kesimpulan dalam menjawab
permasalahan, sehingga akan diperoleh hasil penelitian untuk dijadikan penilaian
dan memberikan rekomendasi atas hasil evaluasi program pembelajaran tematik
selanjutnya.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis pada penelitian kualitatif dilakukan ketika pengumpulan, setelah
pengumpulan, dan jika dirasa belum menyeluruh peneliti boleh mengumpulkan
data lagi sampai data tersebut jenuh. Ada beberapa kegiatan ketika melakukan
analisis data yaitu; reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
a. Reduksi data
Data penelitian di lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga perlu untuk
dicatatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti memilih data yang
berguna untuk menjawab fokus penelitian, biasanya untuk memilah tersebut
peneliti juga meminta masukkan dari dosen pembimbing.
b. Penyajian data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, flowchart
untuk mendukung sekaligus memperjelas penyajian data. Peneliti lebih
menggunakan teks bersifat naratif ketika menyajikan data penelitian yang
terdiri dari empat komponen pada model CIPP. Penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
47
c. Pengambilan keputusan/verifikasi data
Penarikan sebuah kesimpulan adalah kegiatan terakhir yang dilakukan oleh
peneliti dan merupakan tujuan utama dari hasil penelitian yang telah dibuat
penarikan kesimpulan di sini menjadi jawaban dari apa yang dituliskan pada
fokus masalah dan diharapakan ada hal baru yang bisa diambil dari penelitian
ini sehingga dapat dimanfaatkan atau melakukan pengkajian ulang pada
penelitian berikutnya. Berikut dibawah ini tampilan bagan dalam penyajian
data.
Gambar 3.1 Bagan Komponen dalam Analisis Data
Sumber: Sugiono (2013).
Data
Collection Data Display
Data Reduction Conclusions
48
BAB IV
SETTING PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian berjudul “Evaluasi Program Pembelajaran Tematik Menggunakan
Model CIPP (Context, Input, Process, Product) di SDN Mangunsari 01 Kec.
Gunungpati, Semarang”. Mengevaluasi jalannya pembelajaran tematik di SDN
Mangunsari 01 karena tidak selamanya praktik pembelajaran berjalan lancar tentu
ada hambatan yang mengganggu jalannya pembelajaran hal-itulah peneliti coba
telisik untuk mengetahui apa saja hambatan yang dirasakan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Melakukan evaluasi program pembelajaran menjadi penting
karena program pembelajaran yang di evaluasi akan memberikan informasi
sampai sejauh mana program tersebut berjalan dan kendala apa yang dialami
dalam mencapai target pembelajaran.
Penelitian evaluasi program pembelajaran tematik menggunakan model
CIPP di SDN Mangunsari 01 hanya fokus pada kelas IV dan mengambil satu tema
pelajaran yang akan di evaluasi. Peneliti memakai pendekatan kualitatif deskriptif,
dan pengambilan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Wawancara dilakukan bersama: Kepala Sekolah, guru kelas IV, dan lima orang
siswa kelas IV. Pengambilan data observasi dilakukan untuk melihat kegiatan
pembelajaran tematik di kelas IV, kebutuhan pembelajaran tematik, dan
ketersediaan sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan, data dokumentasi sendiri
49
berupa foto-foto selama kegiatan penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran,
dan dokumen yang peneliti butuhkan.
4.2 Selayang Pandang SD Mangunsari 01
Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Oktober sampai dirasa data
yang peneliti temukan sudah jenuh. Lokasi penelitian dilakukan di SDN
Mangunsari 01 beralamat di Jl. Raya Mangunsari, Rt. 5 Rw. 4 Kec. Gunungpati
Kota Semarang Kode Pos. 50227 yang berdiri dari tahun 1954 berdasarkan SK
Pendirian Nomor 045.1945, berakreditasi B, luas tanah di SDN Mangunsari 01
seluas 240, sedangkan daya listrik 450 Watt, adapun terdapat enam rombongan
belajar dengan total siswa berjumlah 108 orang sedangkan untuk pendidik SDN
Mangunsari 01 memiliki 9 orang guru, dan 1 tenaga kependidikan.
4.3 Sarana dan Prasarana SDN Mangunsari 01
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SDN Mangunsari 01 mempunyai
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang kelas, ruang perpustakaan, dan
ruang serba guna, gudang, dan kamar mandi. Lebih jelas bisa dilihat pada tabel di
bawah:
Tabel 4.1 Ketersediaan Sarana dan Prasarana SD Negeri Mangunsari 01
No Jenis Sarpas Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Tata Usaha* 1
4 Ruang UKS* 1
5 Ruang Kelas 6
6 Tempat Olah Raga 1
7 Perpustakaan 1
8 Ruang Serbaguna 1
9 Gudang 1
10 Kamar Mandi 3
Catatan: *Untuk ruang TU berada satu atap dengan ruang guru dan ruang UKS, Mushola berada
dalam satu atap dengan ruang perpustakaan.
50
4.4 Visi dan Misi SDN Mangunsari 01
SD Negeri Mangunsari 01 memiliki visi dan misi sebagai berikut;
VISI:
“Mewujudkan siswa-siswi yang cerdas berprestasi,berkarya, dan sehat
jasmani rohani serta mampu menyesuaikan perkembangan IPTEK dengan dasar
IMTAK (Iman dan Takwa)”.
MISI:
1. Mengembangakan kegiatan belajar-mengajar yang efektif
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa
3. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
4. Menyelenggarakan pelatihan membuat kerajinan
5. Meningkatkan senam dan Jumat bersih
6. Mengembangkan peserta didik untuk memiliki sportifitas yang tinggi.
7. Mewujudkan peserta didik yang menyakini keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa.
8. Menjadikan peserta didik yang taat beribadah sesuai dengan keyakinan.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan sebuah upaya untuk menjawab fokus masalah
sehingga mengetahui bagaimana hasil evaluasi program pembelajaran tematik di
Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Gunungpati dengan mengambil salah satu
tema “peduli terhadap makhluk hidup”. Hasil evaluasi semoga dapat memberikan
manfaat, saran, dan rekomendasi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang
lebih baik lagi. Mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan beberapa teknik
di antaranya seperti wawancara, observasi, mengaitkannya dengan teori,
pengumpulan dokumen, menilai, dan menyimpulkan data yang diperoleh untuk
diberikan saran dan rekomendasi atas evaluasi program pembelajaran tematik di
SDN Mangunsari 01 yang telah dilakukan. Untuk memudahkan membaca hasil
penelitian, peneliti membuat kode khusus sebagai berikut;
Tabel 5.1 Kode Teknik Pengumpulan Data dan Informan Kode Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan Data
Kode Keterangan
Wawacara W Sumber data penelitian
primer, dilakukan langsung
dengan informan.
Observasi OBS Pengambilan data dengan
melakukan pengamatan
kondisi lingkungan di sekolah.
Dokumentasi DOK Pengmbilan data skunder
dilakukan dengan mendalami
dokumen yang terdapat di
sekolah.
52
Adapun untuk catatan lapangan menggunakan kode (OBS/SC No.1) maksudnya
adalah observasi/catatan lapangan No. 1.
Tabel 5.2 Kode Informan
Kepala Sekolah – Ibu Sulastri K.ST
Guru Kelas IV – Ibu Zakiyathus G.BZ
Siswa 1 – Nazela Aulia Pratiwi SI. NAP
Siswa 2 – Dhea Rahma Saputri S2. DRS
Siswa 3 – Alfrida Akila Delia S3. NAA
Siswa 4 – Dinda Kartika Sari S4. DM
Siswa 5 – Amar Putra Bimantara S5. APB
Operator Sekolah – Widya Andhi Chrisnanda OS. WAC
Penjelasan penulisan kode dapat dilihat seperti contah berikut (W/P.WAV)
dengan keterangan sebagai berikut:
W : Wawancara
G. BZ : Guru Ibu Zakiyathus
5.1.1 Evaluasi Context
Pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01
Kecamatan Gunungpati, Semarang, pada aspek evaluasi context pelaksanaan
pembelajaran tematik ditinjau dari beberapa aspek, bisa dilihat pada tabel di
bawah:
Tabel 5.3 Aspek Komponen Context
No Aspek Komponen Context
1 Lingkungan Sekolah
2 Pemehaman Guru Terhadap Tujuan Pembelajaran Tematik
3 Kebutuhan Pembelajaran Tematik
1) Lingkungan Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 terletak di Jalan Raya Mangunsari
Rt.5/Rw.4 di Desa atau kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati, Semarang.
Berdasarkan data catatan lapangan yang peneliti buat saat melakukan observasi
53
dari keterangan Pak Widya Andhi Chrisnanda, dan melihat informasi dari website:
(https://dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id/sekolah/ diakses pada 1/10/2019)
berikut data yang berhasil peneliti dihimpun:
“…Sekolah Dasar Mangunsari 01 berada di samping perempatan
Jalan Raya Mangunsari memiliki luas tanah 240 meter persegi,
memiliki daya listrik 450. Terdapat 108 siswa dari kelas 1
sampai kelas 6, dan 9 guru serta 1 tendik. Peneliti sendiri fokus
pada kelas IV dengan jumlah siswa 14 orang. SDN Mangunsari
menggunakan kurikulum 2013 (OBS/CL. No.1).
Jika merujuk pada Permendikbud No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan
Prasaran dijelaskan bahwa sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut: 1. Rung kelas; 2. Ruang perpustakaan; 3. Laboratorium; 4. Ruang
pimpinan; 5. Ruang guru; 6. Tempat beribadah; 7. Ruang UKS; 8. Toilet; 9.
Gudang; 10. Ruang sirkulas; 11. Tempat bermain/berolahraga.
Dari beberapa kriteria di atas, SDN Mangunsari 01 sudah memenuhi
sebagaimana yang tercatat pada lembar instrument pengamatan dan catatan
lapangan sebagai berikut:
“...SDN Mangunsari 01 memiliki ruang kepala sekolah, ruang
kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, ruang guru berada satu atap
dengan tata usaha, sedangkan untuk ruang UKS, mushola, dan
ruang perpustakaan berada dalam satu atap, halaman bermain,
ruang serba guna,dan tiga kamar mandi” (OBS/CL.No. 2).
Berdasarkan apa yang peneliti lihat dan temukan terkait kondisi
lingkungan sekolah, SDN Mangunsari 01 sudah baik. Jika merujuk pada kriteria
yang sudah di atur dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar, SDN Mangunsari 01 memiliki keterbatasan
lahan sehingga beberapa ruangan harus berada dalam satu atap.
54
2. Pemahaman Guru Tujuan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran menggunakan tema merupakan ciri khas dari model
pembelajaran tematik yang memiliki tujuan di ataranya; mudah memusatkan pada
tema, meningkatkan pemahaman pada materi, menumbuhkan semangat dan gairah
dalam belajar,dan merasakan manfaat juga makna belajar. Pengambilan data
penelitian pada aspek pemahaman guru terhadap pembelajaran tematik bersama
Ibu Zakiya selaku Wali kelas dan juga guru kelas IV menjelaskan terkait
pemahamannya tentang tujuan pembelajaran tematik sebagai berikut:
“Mungkin menurut saya pembelajaran tematik itukan
pembelajaran terpadu, tidak memisahkan antara satu konsep
tema satu dengan tema yang lain berkaitan. Ya, kalau dulukan
seperti KTSP-kan per-mapel jadi tidak ada keterkaitan antara
mata pelajaran satu dan dengan yang lain tapi kalau tematik
inikan ada keterkaitannya, seumpama di tema ini tentang
tumbuhan ya disemua mata pelajaran kita mempelajari tentang
tumbuhan itu, tidak jaring-jaring temanya masuk gitu
mas”(W/G.BZ).
Apa yang disampaikan oleh Ibu Zakiyah terkait pembelajaran tematik coba
peneliti pahami merupakan suatu pembelajaran memfokuskan pada tema yang
mana saling berkaitan antar bidang studi. Ungkapan tersebut senada dengan apa
yang diuraikan Rusman (2015) dalam bukunya menerangkan, pelajaran tematik
dapat meleburkan beberapa kompetensi mata pelajaran berbeda ke dalam sebuah
tema.
Adapun tujuan dari pembelajaran tematik sendiri mengharapkan
tumbuhnya rasa semangat belajar. Rasa semangat ketika belajar dapat muncul
seiring dengan proses belajar itu membuat siswa tertarik dan antusias dengan apa
yang mereka pelajari, bisa pula melalui umpan balik yang dilakukan oleh guru
55
lewat pendekatan atau melempar pertanyaan kepada siswa, selain dapat
memancing siswa untuk aktif juga bisa menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan. Kalau sudah demikian akan muncul rasa antusias dan semangat
dalam belajar.
Wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Zakiya seperti
membenarkan hal tersebut, berikut di bawah ini beberapa petikan wawancara:
Peneliti : Apakah pembelajaran tematik dapat
menumbuhkan semangat dan motivasi
siswa?
BZ : Semangatnya ada terutama kalau kita
memang pembelajaran tadi terutama
menyenagkan tadi anak-anak pasti tertarik
dengan dia senang dulu semangatnya akan
masuk dalam pembelajaran itu, dia
menerima dengan enak gituloh, memang
anak yang tidak mau menggali potensi
dirinya dia akan ketinggalan.
Peneliti : Bagaimana suasan kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung?
BZ : Kalau siswa kelas IV alahamdulillah ini
anaknya manut dalam arti sewaktu di ajak
anu mereka mau, hmm apa ya kalau di
suruh maju mereka mau kalau disuruh
bertanya mereka mau kalau kelas empat
anaknya lumayan, apa ya ada timbal balik
dari guru, tidak hanya anak tapi rasa ingin
tahunya ada (W/G.BZ).
Pemahaman akan materi dan manfaat dari apa yang siswa pelajari menjadi
penting karena pembelajaran tematik sendiri merupakan pembelajaran yang dekat
dengan siswa karena tema-tema yang dipelajari bisa ditemukan pada lingkungan
tempat tinggal siswa, hal ini tentu bermanfaat apabila pembelajaran yang
dilakukan di kelas bisa terkoneksi dengan lingkungan sosial siswa. Sebagaimana
Samani (2011: 130) mengatakan, “siswa sekolah dasar belajar dari lingkungan
56
akan membuat proses belajar lebih mudah karena apa yang dipelajari lebih
konkret”. Penelitipun mencoba menggali terkait dengan pemahaman siswa selama
mengikuti pembelajaran tematik. Berikut percakapan peneliti dengan Ibu Zakiyah
terkait dengan pemahaman siswa tentang pembelajaran tematik:
Peneliti : Apakah pembelajaran tematik dapat mebuat
siswa menjadi fokus dalam memahami
materi pelajaran?
BZ : Kalau pemahaman konsep dan fokusnya, kalau
untuk di ini ya, mas terutama daerah pinggiran
ndak begitu mas karena terkadang ini loh
penanaman konsepnya nggak masuk karena kita
kayaknya kok sama semuanya padahal kadang
intinya (perumpamaan) dan kalau kita
seumpama temanya tentang tumbuhan disitu
ada kewajiban dan hak, oh ini pelajaran PKN
padahalkan anak tidak jelas, tetapi anak suka
membandingkan apa si hak kita kadang gitu.
Peneliti
: Penanaman konsep yang gimana Bu,
maksudnya?
BZ : Iya penanaman konsep yang diterima anak
kadang kurang dalam gituloh. Tapi, mungkin
untuk yang diperkotaan karena ada orang tua
yang peduli dengan pendidikan mungkin
anaknya di leskan, mungkin bisa menerima
dengan baik tapi kalau di perdesaan ginikan,
antara penerimaan anak satu dan lainnya
berbeda, anak-anak sudah sama, karena kita
menerangkan harus menyenangkan, yang
menyenangkan saja yang masuk, konsepnya
nggak masuk (W/G.BZ).
Peneliti mencoba menginterpretasikan apa yang dimaksud dari penanaman konsep
ialah soal bagaimana menyatunya antar bidang studi pada sebuah tema. Siswa
sendir belum paham bahwa dalam tema tersebut ada muatan beberapa bidang
studi. Seperti kata Ibu Zakiyah:
“...Seumpama temanya tentang tumbuhan di situ ada
kewajiban dan hak, oh ini pelajaran PKN padahalkan anak
tidak jelas,akan tetapi anak suka membandingkan apa si
hak kita kadang gitu” (W/G.BZ).
57
dari pengambaran ini-pun menunjukkan bahwa siswa belum memahami ada
hubungan antar mata pelajaran dalam sebuah tema yang mereka pelajari, hanya
saja siswa dapat memahami apa yang menjadi pokok pembahasan pada pelajaran
tematik tersebut yaitu pelajaran tema tiga tentang peduli terhadap makhluk hidup.
3.Kebutuhan Pembelajaran Tematik
Kebutuhan ialah hal dasar untuk memenuhi sesuatu. Suksesnya
penyelenggaraan pembelajaran tematik tidak lepas dari adanya perangkat-
perangkat pendukung pembelajaran seperti buku pegangan siswa, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang manfaatkan untuk proses pembelajaran
tematik. Permendikbud No.32 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan
Pendidikan Poin A dan B menerangkan bahwa perlengkapan dasar siswa sekolah
dasar yaitu; “buku teks pelajaran dan perlengkapan pembelajaran bagi siswa”.
Selain itu, media dan sumber belajar juga tidak kalah penting menurut Kustiono
(2010: 4) menjelaskan “media tidak hanya sebagai alat bantu melainkan bagian
tidak terpisahkan dalam sistem belajar”. Adanya media membuat guru lebih
dimudahkan dalam menerangkan pembelajaran, sumber belajar bukan hanya guru
semata, koleksi perpustakaan, lingkungan sekitar, internet, dan alam raya
merupakan sumber belajar yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang belajar dan
mengexplorasi ilmu pengetahuan.
Pengamatan yang peneliti lakukan di ruang kelas IV tampak berjejer buku
pelajaran tematik untuk siswa di atas meja dan ruang kelas ramai hiasan. adapun
di bawah ini catatan lapangan yang peneliti buat:
58
“…Peneliti melihat tersedianya buku pegangan siswa dan
buku pegangan guru serta ada alternatif untuk pengayaan
seperti LKS dan alat peraga…(OBS/CL. No 2).
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan
pada aspek kebutuhan pembelajaran tematik sudah terpenuhi, tidak hanya
bersumber pada buku pembelajaran tematik tetapi pemanfaatan media, dan
lingkungan sekitar juga dilakukan oleh guru kelas IV, mengajak siswa untuk tidak
hanya belajar di dalam kelas tetapi membawa mereka belajar di luar kelas itu
merupakan hal baik untuk siswa karena apa yang mereka pelajari dapat
tersambung dengan hal nyata disekitar mereka. Peneliti pun menanyakan hal
tersebut kepada beberapa siswa, berikut salah satu petikan wawancara peneliti
dengan salah satu siswa terkait dengan proses pembelajaran tematik sebagai
berikut:
Peneliti : Pernah tidak saat
pembelajaran tematik adik
belajar di luar kelas
NAP : Pernah
Peneliti : Itu ke mana?
NAP : Ke taman lapangan
Peneliti : Belakang sekolah sini ya?
NAP : Iya
Peneliti : Itu ngapain?
NAP : Mencari daun-daun
Peneliti : Buat apa nyari daun?
NAP : Buat bedai daun menjari
Peneliti : Oh tulang daun itu ya
NAP : Iya (W/S1. NAP)
Jhon Dewey (dalam Baedhowi, 2015: 85) mengemukakan “siswa akan belajar
dengan baik jika pelajaran tersebut telah diketahui sebelumnya melalui kegiatan
atau peristiwa disekeliling”. Pemanfaatan lingkungan sekitar (di luar kelas)
59
sebagai sarana belajar akan membangun iklim belajar yang baik, menghibur, dan
membuat siswa belajar hal-hal konkret.
5.1.2 Evaluasi Input
Evaluasi input dalam model CIPP bertujuan memilih sumberdaya,
menentukan alternatif strategi yang digunakan dan pengambilan keputusan dalam
menyabet target yang diharapkan.
Widoyoko (2010: 82) memetakan komponen input meliputi; “a. Sumber
daya manusia; b.sarana dan prasaran; c. Dana/anggaran; d.berbagai prosedur dan
aturan yang diperlukan”. Aspek evaluasi dari penelitian input bisa dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Aspek Komponen Input
No Aspek Komponen Input
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2 Fasilitas Pembelajaran
Pada penelitian evaluasi input peneliti memfokuskan pada fasilitas
pembelajaran dengan mengacu pada Standar minimal yang telah ditetapkan
tertuang dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasarana.
Selain itu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan
kriteria evaluasi berdasarkan komponen-komponen yang sudah diatur dalam
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar/Menengah Tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik meliputi;
1. Adanya identitas sekolah.
2. Adanya tema/pembahasan.
3. Kejelasan materi pokok pembelajaran.
4. Kesesuaian alokasi waktu untuk mencapai KD.
5. Kejelasan tujuan pembelajaran.
60
6. Adanya kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
7. Memuat materi pelajaran.
8. Menggunakan metode pembelajaran.
9. Memanfaatkan sumber dan media pembelajaran.
10. Memuat langkah-langkah pembelajaran dari pendahuluan,inti, dan penutup
11. Mencantumkan pelaksanaan penilaian hasil belajar.
Kesebelas elemen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran digunakan dalam
mengupas dokumen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat
oleh Ibu Zakiyah selaku pamong dan wali kelas IV Sekolah Dasar Mangunsari 01
Peneliti melakukan wawancara bersama Ibu Zakiyah terkait dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Peneliti : Apakah anda menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sendiri? BZ : Iya
Peneliti : Apakah anda menggambarkan
pendekatan saintifik dalam RPP
yang anda buat?
BZ : Iya, jelas akan muncul nanti di ini
mas prapembelajaran habis itu nanti
saya mengamati gitu.
Peneliti : Adakah hambatan dalam
menyusun RPP?
BZ : Insya Allah, enggak (W/G.BZ).
Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dibuat oleh masing-masing
guru yang tersusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di mana
elemen-elemen yang terdapat dalam RPP sudah sesuai dengan komponen yang
ada di Permendikbud (dokumen RPP terlampir). Sedangkan untuk fasilitas belajar
di sekolah, SDN Mangunsari 01 memiliki gedung bertingkat dan setiap ruang
61
kelas memiliki kursi dan meja layak pakai, hal tersebut peneliti tuang dalam
sebuah catatan lapangan seperti di bawah ini:
“... sebagai penunjang pembelajaran tematik sarana seperti buku
pegangan sangat penting, peneliti melihat tersedianya buku
pegangan siswa dan guru. Sedangkan untuk pengayaan seperti
LKS, ada juga alat peraga, alat praktik kesenian, alat olah raga,
kursi, meja, dan lemari serba guna juga dalam kondisi baik”
(OBS/CL. No. 2).
5.1.3 Evaluasi Process
Evaluasi aspek proses terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tematik
integratif. Instrumen observasi yang peneliti buat mengacu pada Permendikbud
No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar/Menengah, bagian
B. Standar Praktik Pembelajaran harus melewati tiga rangkaian kegiatan
diantaranya: Tahap Pendahuluan, Inti, dan tahap penutup ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas.
Tabel 5.5 Aspek Komponen Process
No Aspek Komponen Process
1 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
2 Suasana Proses Pembelajaran
Ketika proses pembelajaran tematik di mulai para siswa melakukan doa bersama,
baru masuk ke dalam pembelajaran dengan mengulas sedikit materi pelajaran
yang sudah diberikan, di sini peneliti melihat suasana antusias para siswa ketika
mengerjakan dan menjawab soal yang diberikan oleh guru. Ketika ada penugasan
diskusi kelompok ada banyak pola yang terlihat beberapa siswa ada yang diam,
bercanda, ada yang serius mengerjakan, dan berdiskusi. Momen ini peneliti
tuliskan dalam catatan lapangan di bawah ini:
“... Ibu Zakiyah meminta siswa membuat kelompok yang
beranggotakan 4 orang siswa untuk mengerjakan tugas “mencari
62
informasi baru pada setiap paragraf teks bacaan tersebut”,
tampak siswa ada yang diam juga ada yang saling bertanya,
fokus mencari, dan ada pula yang bercanda dengan teman
sekelompok. Posisi Bu Zakiyah terlihat menemani siswa dalam
berdiskusi. Setelah menyelesaikan penugasan siswa diminta
untuk mempresentasikan hasil temuannya terkait informasi baru
yang didapat perwakilan masing-masing kelompok maju
membacakan temuannya dalam bentuk laporan tertulis, selain
tugas kelompok juga ada tugas individu” (OBS/CL.No 3).
Pendekatan saintifik ketika pembelajaran tematik integratif lebih tampak ketika
ada penugasan yang diberikan oleh guru, siswa melakukan kegiatan mengamati,
menanya, mengolah, dan membicarakan kembali kepada khayalak sebagai temuan
baru yang mereka dapatkan. Senada dengan Armandi (2017: 57) mengatakan
bahwa pendekatan saintifik merupakan aktifitas dalam melihat sebuah
permasalahan dengan melakukan peneyelidikan secara ilmiah melalui serangkaian
aktifitas seperti observasi, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah, dan
mengomunikasikan.
Peneliti melihat jalannya pembelajaran tematik di SDN Mangunsari 01
sudah berjalan dengan baik, mulai dari keaktifan siswa, penjalasan materi, iklim
belajar dibangun antara guru dan siswa, dan guru juga menggunakna media
gambar yang dibagikan kepada masing-masing kelompok belajar. Sayangnya
dalam melakukan pengamatan proses pembelajaran ini peneliti belum melihat
beberapa hal seperti guru belum memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
terkait materi yang dibahas dan mengaitkan materi dengan kondisi atau pontensi
yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu peneliti juga mewawancarai siswa
tentang apa yang mereka dapatkan selama pembelajaran tema tiga, ternyata dari
beberapa siswa yang memiliki kesamaan jawaban tentang apa yang sudah mereka
63
dapatkan dalam pembelajaran tematik seperti hasil dari salah satu siswa yang
peneliti wawancarai sebagai berikut:
Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa saja
yang adik dapatkan? dan buat
keterampilan apa?
AMP : Cara membuat pupuk kompos
Peneliti : Caranya gimana Mar?
AMP : Caranya daun kering sama kotoran hewan ternak
dicampurkan terus didiamkan selama 2 bulan
Peneliti : Itu praktik atau pelajaran
AMP : Pelajaran
Peneliti : Jadi ndak dilakukan?
AMP : Ndak
Peneliti : Jadi membuat pupuk kompos itu dari kotoran
hewan dan daun kering didiamkan selama 2
bulan.
AMP : Iya
Peneliti : Amar, waktu keterampilan membuat apa?
AMP : Kincir angin sama kolase
Peneliti : Kolasenya bikin apa?
AMP : Burung (W/S5.AMP).
Untuk data lengkapnya wawacara semua siswa terlampir pada lampiran hasil
wawacara siswa.
5.1.4 Evaluasi Product
Pengambilan data evaluasi product peneliti lakukan dengan mengacu pada
kriteria Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
pada Bab II Pasal (3) diterangkan bahwa lingkup penilaian belajar siswa meliputi
tiga aspek: (a) sikap; (b) pengetahuan; (c) keterampilan.
Tabel 5.6 Aspek Komponen Produk
No Aspek Komponen Produk
1 Hasil belajar siswa
64
Melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan tentu ada prosedur
yang harus dilakukan seperti menyusun perencanaan penilaian dan
mengembangkan instrumen penilaian.
Berdasarkan hasil wawacara dengan peneliti Ibu Zakiyah sebelum
melakukan penilaian juga membuat perencanaan penilaian.
Peneliti : Apakah anda membuat strategi
perencanaan penilaian?
BZ : Ada di RPP, jelas ada itu (W/G.BZ).
Ketika peneliti merujuk dokumen RPP yang dibuat memang terdapat instrumen,
kisi-kisi, dan pendoman penskoran penilaian. Dokumen RPP bisa dilihat pada
lembar lampiran 15.
Ruang lingkup penilaian sendiri ada tiga; yaitu penilaian sikap,
pengetahuan, dan Keterampilan. Melakukan penilaian sikap juga memiliki
beberapa tahapan di ataranya seperti mengamati, mencatat prilaku siswa,
menindaklanjuti pengamatan yang dilakukan, kemudian mendeskripsikannya.
Peneliti pun mencoba menanyakan kepada Ibu Zakiyah terkait bagaimana beliau
melakukan penilaian sikap untuk kelas IV, berikut di bawah ini hasil wawancara
yang peneliti lakukan:
Peneliti : Teknik seperti apa yang biasanya
Ibu gunakan dalam menilai
sikap?
BZ : Pengamatan sehari-hari saja, tidak
pada waktu itu semua siswa tidak,
tetapi hanya tak ambil katakanlah
yang muncul, kira-kira yang
mencolok saja kalau yang nggak,
nggak begitu. Kalau sikap anakkan
tiap harinya berubah-berubah.
Peneliti : Itu ada catatan-catatan gitu bu?
BZ : Iya, di rapor muncul mas
65
Peneliti : Berarti pengambilan nilai sikap
itu tidak setiap hari?
BZ : Bisa tiap hari, bisa juga tidak
Peneliti : Kenapa begitu Bu?
BZ : Oh ini, seumpama anak itu
bertengkar karena saling mengejek
suatu hari itu anak ini bertengkar
karena mengejek teman, jadi itu
kadang-kadang tidak tiap hari juga
nggih, jadi tidak semua siswa kita
punya catatan (W/G.BZ).
Dari hasil wawancara bersama Bu Zakiyah beliau melakukan penilaian sikap
dengan melakukan pengamatan kepada siswa baik selama pembelajaran maupun
catatan khusus pada siswa yang kurang disiplin, membuat catatan sikap selama
proses pembelajaran di rasa penting karena dengan begitu guru dapat memberikan
umpan balik untuk siswa nantinya.
Pada penilaian pengetahuan sendiri biasanya dilakukan dengan kegiatan
pretest, posttest, dan ulangan. Pengambilan pretest dilakukan sebelum memasuki
materi pelajaran dan posttest dilakukan setelah menerima pembelajaran. peneliti
pun mencoba menanyakan kegiatan apa yang biasanya dilakukan ketika
memberikan pretest dan posttest kepada Bu Zakiyah, berikut jawaban dari beliau:
“Pretest hanya lisan, jarang dengan tulisan tapi hanya
pandangan umum ke anak-anak sewaktu melakukan
apresiasi itu, kalau posttest biasanya tulis” (W/G.BZ).
Sedangkan dalam penilaian keterampilan sendiri lebih menekankan pada
pengambilan nilai proyek dan produk, berikut petikan hasil wawacara dengan Ibu
Zakiyah:
Peneliti : Bagaimana Ibu menilai keterampilan siswa?
BZ : Biasanya melalui proyek dan produk misalnya
ada kolase dan montase itu bentuknya produk,
66
kalau proyek seumpama kita membuat pantun
anakkan menghasilkan pantun (W/G.BZ).
Peneliti juga menanyakan kepada Bu Zakiyah terkait tindak lanjut setelah
melakukan penilaian baik sikap, keterampilan, dan pengetahuan, berikut jawaban
beliau:
“Tindak lanjutnya jika itu pengetahuan jelas remedial,
kalau sikap biasanya kita bimbingan sendiri ke anak tapi
kalau memang itu terlalu apa ya ehmm harus melibatkan
orang tua yang kita panggil orang tuannya, dan kalau
keterampilan sama kita remedi atau pengayaan” (W/G.BZ).
Melihat hasil belajar siswa berupa dokumen daftar nilai yang peneliti
dapatkan dari wali kelas sekaligus guru kelas IV Ibu Zakiyah, terkait tema tentang
peduli terhadap makhluk hidup pada kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah
menerapkan nilai KKM 60. Jika melihat dari hasil capaian permatapelajaran pada
tema peduli terhadap makhluk hidup, siswa kelas IV sudah mencapai KKM
sekolah, namun ketika melihat hasil ulangan pada mapel matematika terdapat dua
siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Lembar nilai keseluruhan dapat dilihat
pada halaman lampiran 20. Dokumentasi hasil belajar siswa.
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada hasil pembahasan berkaitan dengan evaluasi program pembelajaran
tematik di SDN Mangunsari 01 Gunungpati, menggunakan model CIPP dilihat
dari keempat komponen sebagai berikut:
1. Komponen Context berkaitan dengan lingkungan sekolah SDN Mangunsari 01
walaupun memiliki keterbatasan lahan sehingga beberapa ruangan berada
dalam satu atap, ketersediaan seperti ruang kelas, ruang guru, ruang kepala
sekolah, halaman, dll itu sudah memenuhi kriteria minimal dari Permendikbud
No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasaran, selanjutnya
pemahaman guru tentang tujuan pembelajaran tematik sudah baik, bahwa
pembelajaran tematik integratif menghadirkan proses pembelajaran yang
menyenangkan sehingga menumbuhkan rasa semangat dalam belajar pada
siswa, dan kebutuhan pembelajaran tematik integratif di SDN Mangunsari 01
Gunungpati sudah terpenuhi dengan adanya buku pegangan untuk siswa, LKS,
media pembelajaran, dan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar.
2. Komponen Input berkaitan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dibuat guru kelas IV sudah sesuai dengan indikator yang ada dalam
Peremendikbud No. 22 Tahun 2016 terkait perencanaan pembelajaran dan
68
3. fasilitas belajar yang dimiliki SDN Mangunsari 01 gunungpati cukup baik
dengan ketersedian meja, kursi, lemari layak pakai, alat peraga, alat olah raga,
dan buku pelajaran dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Komponen Process berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan pembelajaran
tematik di SDN Mangunsari 01 Gunungpati, Semarang sudah berjalan sesuai
dengan RPP, memang dalam kegiatan inti dan akhir ada beberapa hal yang
belum berjalan, seperti mengaitkan tema pada kondisi lingkungan
sekitar.Suasana kelas yang terbangun sangat baik karena siswa aktif dalam
berdiskusi juga antusias ketika menjawab pertanyaan dan maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil belajar.
5. Komponen Product berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Mangunsari 01 tentang tema 3 peduli terhadap makhluk hidup. Aspek yang di
nilai meliputi; sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk teknik yang
digunakan meliputi tes tertulis, lisan, observasi, proyek, dan produk. Hasil
belajar kelas IV sudah memenuhi KKM yang ditetapkan.
6.2 Saran
Berdasarkan temuan dan hasil data penelitian ada beberapa saran dan
rekomendasi yang peneliti buat, jika berkenan diterima semoga bisa memberikan
kontribusi dalam memperbaiki kekurangan proses pembelajaran tematik di SD
Negeri Mangunsari 01, berikut saran dan rekomendasi dari peneliti:
1. Peningkatan fasilitas belajar di SDN Mangunsari 01 sangat penting untuk
meningkatkan proses pembelajaran di sekolah dan menjadi wadah yang baik
untuk mengembangkan kemampuan siswa.
69
2. Guru dan Kepala Sekolah harus terus menjaga komunikasi dan berbagi
pengalaman tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, supaya
mengetahui apa saja kendala dalam proses pembelajaran sehingga dapat
mengupayakan pembelajaran yang lebih baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan juga dalam hal mengaitkan tema dengan potensi di
lingkungan sekitar untuk memberikan pengalaman belajar bermakna bagi
siswa.
70
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Muhammad. 2009. "Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Dasar".
Jurnal Ilmiah Kependidikan. Vol. 1 (2): 147-161.
Anonim. 2019. “Evaluasi”. Diunduh pada 12/9/2019 dari:
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/evaluasi.
Anonim. 2019. “Media”. Diunduh pada 15/9/2019 dari:
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/media.
Anonim. 2019. “Pembelajaran”. Diunduh pada 12/10/2019 dari
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/.
Ardiani, N. FW, Guna, A. Nanda, Novitasri. R, dan Prihantono. R. 2013.
“Pembelajaran Tematik dan Bermakna dalam Perspektif Revisi
Taksonomi Bloom”. Jurnal Satya Widya. 29 (2): 93-107.
Armadi, A. 2017. “Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Terpadu di
SD”. Jurnal Autentik, 1(1): 55-67.
Arikunto, S., dan Jabar, S., C. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis dan Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., dan Jabar, S., C. 2014. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis dan Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arifin, Z. 2014. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Baedowi, A. 2015. Calak Edu 4: Esai-Esai Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Chen, T. Yuh. 2012. “The Effect of Thematic Video-Based Instruction on
Learning and Motivation in E-Learning”. IJPS: International Journal of
Phsysical Science. 7(6). 957-965.
Chrisnanda, A. Widaya. 2019. “Sekolah”. Di unduh pada 1 Oktober 2019 dari:
https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/
Eggen, P. & Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta. Indeks.
Friani, F. I., Sulaiman, Mislinawati. 2017. “Kendala Guru dalam menerapkan
Model Pembelajaran Pada Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum
2013 Di Sd Negeri 2 Kota Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. 2 (1): 88-97.
Hamalik, O. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Haryono. 2017."Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Abad 21". Seminar
Nasional Teknologi Pendidikan. Banjarmasin. Hal 425-436.
Kustiono. 2010. Media Pembelajaran: Kosep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek,
Pemanfaatan, dan Pengembangan. Semarang: Unnes Press.
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
71
Nurdin, S dan Andriatoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Nyoto, A., Sudjimat, A. D, dan Wijaya E. Y. 2016. "Transformasi Pendidikan
Abad 21 sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era
Global”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika,
Kemendikbud. 2013. (1)1: 263-278.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana.
Permendikbud No. 32 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum.
Prastowo, A. 2004. “Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik SD/MI
Melalui Pembelajaran Tematik Terpadu”. JPSD: Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar. 1 (1): 1-13.
Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Press.
Samani, Muclhas. 2011. Menggagas Pendidikan Bermakna: Integrasi Life Skill -
KBK - CTL - MBS. Surabaya: SIC.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2015. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sukiniarti. 2014. "Kendala Penerapan Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah
Sekolah Dasar”. Perspektif Ilmu Pendidikan. 28 (2): 120-128.
Sumantri, S. M. 2015. Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat
Sekolah Dasar. Jakarta: Rajawali Press.
Suparlan, H. 2015."Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya
bagi Pendidikan Indonesia”. Jurnal Filsafat. 25(1): 56-73.
Suprihatiningrum, J. 2014. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wicaksono, Luhur. 2016. "Bahasa Dalam Komunikasi Pembelajaran". Jurnal
Pembelajaran Prospektif. 1(2).9-19.
Widoyoko, Eko Putro.S. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
73
Lampiran 1 Kisi-Kisi Evaluasi Program Pembelajaran Tematik
Kisi-Kisi Evaluasi Program Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
Di SDN Mangunsari 01 Gunung Pati Semarang
Komponen Sub Komponen Indikator
Teknik
Pengumpulan
Data Informan
O W D
Context 1. Lingkungan Sekolah 1. Kondisi lingkungan fisik sekolah,
meliputi; ruang belajar, media
pembelajaran, laboratorium,
perpustakaan, halaman untuk
berolahraga dalam menyokong
pembelajaran tematik
Kepala
Sekolah
2. Pemahaman Tujuan
Pembelajaran
Tematik
Adapun tujuan pembelajaran tematik
seperti; mudah memusatkan perhatian
pada tema yang menjadi pokok
pembehasan, meningkatkan
pemahaman pada materi,
menumbuhkan semangat dan gairah
dalam belajar, merasakan manfaat dan
makna belajar.
Guru
74
3. Kebutuhan
Pembelajaran
Tematik
Adanya buku pegangan untuk guru
dan peserta didik serta media dan
sumber pembelajaran dalam
menunjang pembelajaaran tematik
Guru
Input 1. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik
Kesesuain komponen-komponen yang
ada dalam RPP dibawah ini:
1. Adanya Identitas sekolah
Guru
2. Adanya tema/pembehasan
3. Kejelasan materi pokok
pembelajaran
4. Kesesuaian alokasi waktu untuk
mencapai KD (Kompetensi dasar)
5. Kejelasan Tujuan Pembelajaran
6. Adanya KD dan indikator
pencapaian
7. Memuat materi pelajaran
8. Menggunakan metode
pembelajaran
9. Memanfaatkan sumber dan media
pembelajaran
10. Memuat langkah-langkah
pembelajaran mulai dari
75
pendahuluan, inti, dan penutup
11. Fasilitas
Pembelajaran
Tersedianya sarana dan prasarana
seperti dibawah ini;
1. Adanya program semester
2. Ketersediaan ruang belajar serta
kelengkapan perabot di
dalamnya seperti papa tulis,
meja dan kursi untuk guru dan
peserta didik
3. Tersedianya sumber dan
media pembelajaran
4. Adanya laboratorium
5. Tempat bermain/berolahraga
Process 1. Pelaksanaan
Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Pentutup Guru
2. Suasana
Pembelajaran
Temtik di Kelas
Terselengarannya pembelajaran
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi pesertadidik
untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
Guru
dan Siswa
76
peserta didik.
Product Hasil Pembelajaran
Tematik Peserta Didik
Penilaian Sikap
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Keterampilan Guru
Lampiran 2 Kriteria Evaluasi Program Pembelajaran Tematik
Kriteria Evaluasi Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
Di SDN Mangunsari 01 Gunung Pati Semarang
Komponen Sub Komponen Indikator Kriteria Evaluasi Subjek /
Informan
Context 1. Lingkungan
Sekolah
Kondisi lingkungan fisik
sekolah, meliputi; ruang belajar,
media pembelajaran,
laboratorium, perpustakaan,
halaman untuk berolahraga
dalam menyokong pembelajaran
tematik
1. Permendikbud
No. 24 Tahun
2007 Tentang
Standar Sarana dan
Prasaran.
2. Permendikud
No. 19 Tahun 2007
Tentang Standar
Pengelolaan
Satuan Pendidikan
Dasar/Menengah,
Kepala
Sekolah,
dan
Operator
Sekolah
77
bagian B.
2. Tujuan
Pembelajaran
Tematik
Adapun tujuan pembelajaran
tematik seperti:
1. Mudah memusatkan perhatian
pada tema yang menjadi pokok
pembehasan,
2. Meningkatkan pemahaman pada
materi
3. Menumbuhkan semangat dan
gairah dalam belajar.
4. Merasakan manfaat dan makna
belajar.
1. Materi Pelatihan
Guru
Implementasi
Kurikulum 2013
Tahun 2014 SD
Kelas IV.
Guru
3. Kebutuhan
Pembelajaran
Tematik
Adanya buku pegangan untuk guru
dan peserta didik serta media dan
sumber pembelajaran dalam
menunjang pembelajaaran tematik
Permendikbud No.
32 Tahun 2018
Input 1. Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Kesesuain komponen-komponen
yang ada dalam RPP dibawah ini:
1. Adanya Identitas sekolah
2. Adanya tema/pembehasan
3. Kejelasan materi pokok
pembelajaran
4. Kesesuaian alokasi waktu untuk
mencapai KD (Kompetensi
dasar)
Sesuai dengan
komponen yang
terdapat pada
Permendikbud No.
22 Tahun 2016
Tentang Standar
Proses Pendidikan
Dasar/menengah
Guru
78
5. Kejelasan Tujuan Pembelajaran
6. Adanya KD dan indikator
pencapaian
7. Memuat materi pelajaran
8. Menggunakan metode
pembelajaran
9. Memanfaatkan sumber dan
media pembelajaran
10. Memuat langkah-langkah
pembelajaran mulai dari
pendahuluan, inti, dan penutup
11. Mencantumkan pelaksanaan
penilaian hasil belajar.
2. Fasilitas
Belajar
Tersedianya sarana dan prasarana
seperti dibawah ini;
1. Adanya program semester
2. Ketersediaan ruang belajar serta
kelengkapan perabot di
dalamnya seperti papa tulis, meja
dan kursi untuk guru dan peserta
didik
3. Tersedianya sumber dan media
pembelajaran
4. Adanya laboratorium
5. Tempat bermain/berolahraga
Standar minimal
yang telah ditetapkan
dalam Permendikbud
No. 24 Tahun 2007
Tentang Sarana dan
Prasana. dan
Permendiknas No.
15 Tahun 2010
Tentang Standar
Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
79
Pada jenjang SD,
bagian B tentang
pelayanan
pendidikan dasar.
Process 1. Pelaksanaan
pembelajaran
Tematik
Pembelajaran dibuka dengan tiga
tahap yaitu; pendahuluan, inti,
penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Membuka Pelajaran
b. Memberi Motivasi kepada
peserta didik
c. Mengajukan pertanyaan
dengan mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari
d. Menyampaikan Tujuan
pembelajaran
e. Menyampaikan cakupan
materi.
2. Kegiatan Inti:
a. Menggunaan model
pembelajaran
b. Menggunakan metode
pembelajaran
c. Memanfaatkan media dan
Permendikbud No.
22 Tahun 2016
Tentang Standar
Proses Pendidikan
Dasar/menengah,
bagian B.
Guru
dan
Siswa
80
sumber belajar
d. Menyesuaikan karakteristik
kompetensi seperti; sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Kegiatan Penutup terdiri dari:
a. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah
berlangsung, agar bersama
menemukan manfaat
langsung maupun tidak
langsung dalam pemberian
tugas pembelajaran
b. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
belajar
c. Melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
pemberian tugas.
d. Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran untuk
esok harinya
2. Suasana
pembelajaran
Terselengarannya pembelajaran
interaktif, inspiratif,
81
tematik di kelas menyenangkan, menantang,
memotivasi pesertadidik untuk
berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Product Hasil belajar
Siswa
Penilaian Sikap
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Keterampilan
Permendikbud No.
23 Tahun 2016
tentang Standar
Penilaian.
Guru
82
Lampiran 3 Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Untuk Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN
MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SD
NEGERI MANGUNSARI 1 GUNUNG PATI KABUPATEN SEMARANG
A. Kode Teknik Pengumpulan Data
Kode Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Kode Keterangan
Observasi O Data Primer
Wawancara W Data Primer
Dokumentasi D Data Skunder
B. Kode untuk Informan
Kode Informan
Kepala Sekolah KS
Guru G
Siswa S
Penulisan kode dalam penelitian ini terletak dalam tanda kurung pada akhir
kalimat hasil penelitian. Contohnya penulisannya seperti di bawah ini (W.G.I).
Berikut Keterangan dari kode tersebut :
W : Simbol Teknik Pengambil Data
G : Menunjukkan Informan
I : Aktivitas Kegiatan
83
Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama Ibu Mengabdi di sini?
2. Bagaimana pemahaman guru Sekolah Dasar Negeri 01 Mangunsari terhadap
Kurikulum 2013?
3. Apa yang di maksud dengan pembelajaran tematik?
4. Apakah kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sudah
terpenuhi?
5. Apakah guru SDN Mangunsari 01 membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran sendiri?
6. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sendiri dalam mendukung
pembelajaran tematik?
7. Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
tematik pada kurikulum 2013?
84
Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah
Narasumber : Sulastri S, Pd
Tanggal/hari Wawacara : 30/9/2019, Senin
Lokasi : Ruang Guru
1 Peneliti : Sudah berapa lama Ibu Mengabdi di sini?
KS. S : Kalau mengabdi di sini saya baru tiga tahun di
SD ini tiga tahun tetapi kalau mengabdi jadi
guru itu sudah 37 tahun.
2 Peneliti : Bagaimana pemahaman guru Sekolah
Dasar Negeri 01 Mangunsari terhadap
Kurikulum 2013?
KS. S : Kalau pemahaman mereka sudah paham dan
bisa melaksanakan dengan baik terus dalam
penilaianpun mereka sudah bisa mengerjakan
sendiri
3 Peneliti : Apa yang di maksud dengan pembelajaran
tematik? KS.S : Ya, sebetulnya bisa sih tapi untuk mengaitkan
mata pelajaran satu ke yang lain itu masih apa
ya belum bisa, belum bisa mengaitkan ke
sana, kadang-kadang memang sulit juga.
4 Peneliti : Apakah kebutuhan dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik sudah terpenuhi?
KS.S : Kalau buku insyaallah sudah semua dari tema
satu sampai berapa dari kelas satu sampai
enam, baik guru muapun siswa.
Peneliti : kalau melihat jalannya pembelajaran
tematik di sd ini bagaimana bu?
KS.S : Ya, iya baik, sudah bisa, ya kalau tersedatnya
tadi tetap berjalan.
Peneliti : Tersedatnya bagaimana bu?
KS.S : Contohnya begini (ibu kepalas sekolah
mengambil buku tematik) dari IPA mau ke
Kesenian kan eh apa ya kalau ini bisa
nyambung ini, terus dari kesenian menuju ke
matematika itu kadang-kadang saya kesulitan,
untuk saya kesulitan, terus ini ya dari PKN
terus menuju ke IPA karena mengaitkannya
itu tapi kalau saya sendiri masih kesulitan.
5 Peneliti : Apakah guru SDN Mangunsari 01
membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran sendiri?
KS.S : Iya
85
Peneliti : Kalau masalah RPP guru-guru ada pernah
cerita ndak tentang pembuatannya?
KS.S : RPP sudah membuat tapi belum menyerahkan
ke saya butuh tanda tangan.
Peneliti : Pernah mengeluh soal pembuatan RPP?
KS.S : Nggak ada
6 Peneliti : Bagaimana kondisi sarana dan prasarana
sendiri dalam mendukung pembelajaran
tematik?
KS.S : Saya kira alat itu ada ya walaupun hanya
60%lah ada tetapi belum semua tetapi guru-
guru biasa membuat sendiri gitu
Peneliti : Kalau sarana dan prasarana itu ada proses
perawatannya nggak bu?
KS.S : Perawatan ada yaitu tetapi karena cuman
sedikit yaitu tersimpan begitu saja kadang-
kadang tersimpan lama nggak terpakai
Peneliti : Tapi nggak rusak kan bu?
KS.S : Nggak di simpan di ataskan gitu
7
Peneliti :
Apa saja kendala yang dihadapi sekolah
dalam melaksanakan pembelajaran
tematik pada kurikulum 2013?
KS.S Nggak ada
Peneliti : Nggih sudah Bu, Matur suwun, Bu
86
Lampiran 5 Instrumen Wawancara Guru
Pedoman Wawancara
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN
MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SD
NEGERI MANGUNSARI 1 GUNUNG PATI KABUPATEN SEMARANG
A. Kode Teknik Pengumpulan Data
Kode Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Kode Keterangan
Observasi O Data Primer
Wawancara W Data Primer
Dokumentasi D Data Skunder
B. Kode untuk Informan
Kode Informan
Kepala Sekolah KS
Guru G
Siswa S
Penulisan kode dalam penelitian ini terletak dalam tanda kurung pada akhir
kalimat hasil penelitian. Contohnya penulisannya seperti di bawah ini (W.G.I).
Berikut Keterangan dari kode tersebut :
W : Simbol Teknik Pengambil Data
G : Menunjukkan Informan
I : Aktivitas Kegiatan
Untuk Guru
87
Daftar Pertanyaan
Komponen Contexts
1. Bagaimana model pembelajaran tematik diterapkan dalam pembelajaran?
2. Apa tujuan dari diterapkannya pembelajaran tematik?
3. Sejak kapan sekolah ini menggunakan pembelajaran tematik?
4. Apakah pembelajaran tematik dapat membuat siswa menjadi fokus dalam
memahami materi pelajaran?
5. Apakah pembelajaran tematik dapat menumbuhkan semangat dan motivasi
siswa?
6. Apakah Ibu dalam mengajar menggunakan media pembelajaran?
7. Media apa yang biasanya sering digunakan?
8. Bagaimana ketersediaan sumber/media pembelajaran dalam melaksanakan
pembelajaran tematik?
9. Bagaimana suasana kelas ketika proses pembeajaran berlangsung?
10. Apa saja kendala yang ditemukan dalam pembelajaran tematik?
11. Apa yang anda ketahui tentang pendekatan saintifik ?
12. Apakah anda mengalami hambatan dalam penggunaan pendekatan sainstifik
dalam pembelajaran tematik?
Komponen Input
1. Apakah anda menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran sendiri?
2. Apakah anda menggambarkan pendekatan saintifik dalam rpp yang anda
buat?
3. Adakah hambatan dalam menyusun RPP?
4. Strategi pembelajaran seperti apa yang biasa anda gunakan dalam
pembelajaran tematik?
5. Apakah ada kendala dalam menerapkan strategi tersebut?
6. Sumber belajar seperti apa yang anda gunakan dalam pembelajaran tematik?
7. Faktor apa yang menjadi penghambat dalam melaksanakan pembelajaran
tematik ?
88
Komponen Proses
1. Kegiatan pendahuluan seperti apa yang biasa dilakukan?
2. Apakah dalam pembelajaran tematik anda berfokus pada tema?
3. Apakah dalam pembelajaran tematik anda selalu mengaitkan mata pelajaran
satu dengan yang lainnya?
4. Apakah pernah dalam melaksanakan pembelajaran tematik anda melibatkan
lingkungan sekitar?
5. Bagaimana penilaian yang anda lakukan dalam pembelajaran tematik?
6. apakah anda selalu melakukan penilaian proses baik sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik?
7. Jika ditemukan ada siswa yang mendapatkan nilai rendah bagaimana cara
anda menanggapinya?
8. Kapan biasanya anda melakukan penilaian pembelajaran tematik?
9. Apakah hasil pembelajaran tematik siswa kelas IV sudah memenuhi KKM?
10. Apakah di akhir pembelajaran anda melakukan refleksi atas materi yang di
sampaikan?
Komponen Product
1. Apakah anda membuat strategi perencanaan penilaian?
2. Apakah dalam menetapkan tujuan penilaian anda mengacu pada RPP yang
dibuat?
3. Apakah anda membuat kisi-kisi penilaian? Baik harian, tengah semester, dan
akhir semester?
4. Bagaimana cara anda menganalisis soal instrumen yang dibuat?
5. Kapan biasanya anda melakukan pretest dan posttest?
6. Teknik seperti apa yang anda gunakna dalam menilai sikap siswa?
7. Bagaimana cara anda menilai sikap siswa?
8. Kapan biasanya anda mengambil nilai sikap siswa
9. Apakah dalam melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan, dan
keterampilan membuat indikator?
89
10. Seperti apa tindak lanjut yang anda lakukan setelah melakukan penilaian baik
siakp, pengetahuan, dan keterampilan?
11. Apakah dalam penyusunan soal penilaian anda melakukan analisis KD?
12. Apakah anda membuat pedoman penskoran dalam menilai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan?
13. Berapa lama penyelesaian satu tema dalam pembelajaran tematik?
14. Berapa kali pengambilan nilai ulangan dalam satu tema?
15. Apakah dalam membuat butir-butir soal anda menggunakan level tingkat
kesukaran dari C1-C6?
16. Seperti apa penugasan yang diberikan dalam mengambil nilai keterampilan
siswa?
17. Mengapa pada lembar dokumen yang anda berikan waktu itu nilai ulangan
matematika siswa tidak ada?
18. Boleh diceritakan selama ini apa ada kendala dalam melakukan penilaian
pembelajaran?
90
Lampiran 6 Transkip Hasil Wawancara bersama Guru
Narasumber/inisial : Zakiyathush Sholihah, S. Pd. SD
Tanggal/hari : 1/10/2019, Selasa
Tempat : Ruang Guru SDN Mangunsari 01 Gunung Pati
Komponen Konteks
1 Peneliti : Bagaimana model pembelajaran tematik diterapkan
dalam pembelajaran?
BZ : Menurut saya baik saja ya karena ada keterkaitan dari satu
mapel ke mapel yang lain itu memang satu serangkaian jadi
menurut saya tidak masalah untuk tematik ini.
Peneliti : Kalau sekarang sudah tema berapa bu?
BZ : Sekarang masuk ke tema 3 pembelajaran ke 2
Peneliti : Tema 3 sub ke 2 ya?
BZ : Iya
Peneliti : Semester ini ada berapa tema?
BZ : 5 tema yang di pelajari
2 Peneliti : Apa tujuan diterapkannya pembelajaran tematik di
Sekolah Dasar?
BZ : Mungkin menurut saya pembelajaran tematik itukan
pembelajaran terpadu, tidak memisahkan antara satu konsep
antara tema 1 ke tema yang lainkan saling berkaitan ya, kalau
dulukan seperti KTSP-kan permapel jadi tidak ada keterkaitan
antara mata pelajaran 1 sama yang lain tapi kalau tematik
inikan ada keterkaitannya, seumpama di tema ini tentang
tumbuhan ya, disemua mata pelajaran kita mempelajari
tentang tumbuhan itu, tidak jaring-jaring temanya masuk gitu
mas.
3 Peneliti : Sejak kapan SD Mangunsari 1 melaksanakan
pembelajaran tematik? BZ : Mulai ke tematik itu dari tahun 2016 sudah tematik.
Peneliti : Itu kelas tertentu dulu atau semua sekaligus?
BZ : Untuk awal-awal itu 2015 itu dimulai dari kelas I sama IV,
2016 di mulai dari I, II, IV, V, 2017nya mulai I,II,III,IV,V,VI
semuanya.
Peneliti : Sampai sekarang?
BZ : Iya sampai sekarang ini untuk semua kelas baru 2 tahun ini.
4 Peneliti : Apakah pembelajaran tematik dapat membuat siswa
menjadi fokus dalam memahami materi pelajaran?
BZ : Kalau pemahaman konsep dan fokusnya, kalau untuk di ini ya
mas terutama daerah pinggiran ndak begitu mas karena
terkadang ini loh penanaman konsepnya nggak masuk karena
91
kita kayaknya kok sama semuanya padahal kadang intinya
(perumpamaan) dan kalau kita seumpama temanya tentang
tumbahan di situ ada kewajiban dan hak, oh ini pelajaran pkn
padahalkan anak tidak jelas, tapi anak suka membandingkan
apa si hak kita kadang gitu
Peneliti
: Penanaman konsepnya yang gimana?
BZ : Iya, penanaman kosep yang diterima anak kadang kurang
dalem gituloh. Tapi mungkin untuk yang diperkotaan karena
ada orang tua yang peduli dengan pendidikan mungkin
anaknya di leskan, mungkin bisa menerima dengan baik tapi
kalau di perdesaan ginikan, antara penerimaan anak satu dan
lainnya berbeda, anak-anak sudah sama, karena kita
menerangkan harus menyenangkan, yang menyenangkan saja
yang masuk, konsepnya nggak masuk.
5 Peneliti : Apakah pembelajaran tematik dapat menumbuhkan
semangat dan motivasi siswa? BZ : Semangatnya ada terutama kalau kita memang pembelajaran
tadi terutama menyenangkan tadi anak-anak pasti tertarik
dengan dia senang dulu semangatnyakan akan masuk dalam
pembelajaran itu, dia menerima dengan enak gituloh, memang
anak yang tidak mau menggali potensi diri ya dia akan
ketinggalan.
Peneliti : Jadi kembali ke siswanya lagi ya, Bu?
BZ : Iya
6 Peneliti : Apakah ibu dalam mengajar menggunakan media
pembelajaran?
BZ : Media saya pakai, kadang keluar (memanfaatkan lingkungan)
seperti kemarin ya kita materi tentang tumbuhan, saya nggajak
oh anak-anak mencari bentuk daun yang ada tulangnya
berbeda saya ajak ke lapangan, tidak hanya buku, saya juga
menggunakan media vidio, sama saya ajak keluar dengan
lingkungan sekitarnya.
7 Peneliti : Media apa yang biasanya sering digunakan?
BZ : Power point iya, tapi saya juga menggunakan vidio, download
8 Peneliti : Bagaimana ketersediaan sumber dan media pembelajaran
dalam melaksanakan pembelajaran tematik?
BZ : Kalau sumber si sudah ada, kalau kita yang menyiapkan
sayakan lebih praktis ambil download saja vidio itu, ya kalau
alat peraga yang lain memang kurang, sebagai guru harus
menyiapkan itu.
92
Peneliti : Bagaimana ketersediaan sumber dan media pembelajaran
dalam melaksanakan pembelajaran tematik?
BZ : Kalau sumber sudah ada kalau kita yang menyiapkan sayakan
lebih praktis ambil download saja vidio itu, ya kalau alat
peraga yang lain memang kurang sebagai guru harus
menyiapkan itu.
Peneliti : Tapi kalau sumbernya dari buku dan media-media lain
ya?
BZ : Heeh.
9 Peneliti : Bagaimana suasana kelas ketika proses pembelajaran
berlangsung? BZ : Kalau siswa kelas IV alhamdulillah ini anaknya manut dalam
arti sewaktu di ajak anu mereka mau, hmm apa ya kalau di
suruh maju mereka mau kalau di suruh bertanya mereka mau
kalau kelas empat ini anaknya lumayan apa ya ada timbal
balik dari guru, tidak hanya anak tapi rasa ingin tahunya ada.
10 Peneliti : Apa saja kendala yang ditemukan dalam pembelajaran
tematik? BZ : Ada anak yang polanya agak malas (noise) tapi yang satu ini
mau nulis dan mau mengerjakan, kalau dia di kasih dorongan
dia mau mengerjakan sampai selesai yang dua ini, agak ini
mas istimewa walaupun saya sudah mendorong (noise)
sampai temannya sudah selesai dia belum, istimewanya anak
ini memang apa ya, mungkin dari orang tuanya, berangkat
saja sudah sering terlambat mungkin orang tuanya tidak
begitu peduli tapi yang satu ini orang tua peduli cuman terlalu
alooon banget, aluuss banget kadang waktu tidak terlalu tepat
untuk mengumpulkan apapun gituloh, bisa cuman pelan. Ada
2 anak yang menjadi perhatian.
11 Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang pendekatan saintifik?
BZ : Kalau saya lebih ke verbal ya dalam arti gini anak saya
panggil tanya masalahnya apa? Tapikan anak memang
polanya anak seperti itu saya juga anu ke orang tuannya
karenakan saya punya hak jadi saya japri jadi kalau dia sering
tidak membawa tugas atau apa saya ke orang tuannya.
12 Peneliti : Apakah anda mengalami hambatan dalam penggunaan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik? BZ : Oh nggak-nggak kalau anak kelas IV ini alhamdulillah sudah
untuk mengamati mengomunikasikan anak-anaknya sudah
bisa diajak berkerja sama seperti ini mas seumpama saya
punya kubus coba apa yang kamu lihat mereka
mengamatikan, informasi apa yang kalian dapat ini anak-anak
sudah bisa. Ya, tadi hanya dua anak tadi yang sedikit lain.
Peneliti : Ibu pernah menyampaikan ke siswa tidak tentang apa
yang didapat dari pembelajaran tematik?
93
BZ : Refleksinya? Refleksi di akhir kadang nek anak-anak dak yo
terutama ntuk kesimpulannya kadang-kadang seperti itu
gimana pembelajaran kali ini menyenangkan atau tidak
alhamdulillah si kami masih positif-positif sajakan baru
berjalan tigabulankan mas.
Peneliti : Kalau perubahan dalam sikap? Misalnya yang diam
menjadi aktif? BZ : Kalau itukan karakter anak, yang dirinya anaknya pendiam
setelah masuk kalian harus punya sikap ini karena apa yang
ibu nilai ini bukan hanya nilai loh tapi sikap kamu berani maju
dan bertanya itu akhirnya anak ada perubahan keberaniannya
muncul, ada perubahan ke positif itu ada
Komponen Input
1 Peneliti : Apakah anda menyusun rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sendiri? BZ : Iya
2 Peneliti : Apakah anda menggambarkan pendekatan saintifik
dalam RPP yang anda Buat?
BZ : Iya, Jelas akan muncul nanti di ini mas prapembelajaran habis
itu nanti saya mengamati gitu.
3 Peneliti : Adakah hambatan dalam menyusun RPP?
BZ : Insyaallah enggak
4 Peneliti : Strategi pembelajaran seperti apa yang biasa anda
digunakan dalam pembelajaran tematik? BZ : Nek saya lebih banyak pengamatan itu kemudian nanti maju,
kalau kelompok kebanyakan ini hanya nggandul ngono, saya
hanya melihat potensi diri masing-masing dan jarang sekali
kelompok, diskusi ada cuman tidak sering.
5 Peneliti : Apakah ada kendala dalam menerapkan strategi
tersebut?
BZ : Ndak, ya itu karena kembali pada anaknya sendiri ya seperti
yang dua itu kalau anak yang lain secara klasikal ndak ada
masalah.
6 Peneliti : Sumber belajar seperti apa yang anda gunakan dalam
pembelajaran tematik? BZ : kalau bukukan sudah terpenuhi semuannya, di sekolahan ada
anak juga punya sendiri jadi ndak ada masalah.
Peneliti : Kalau LKS gitu masih pakai bu? BZ : LKS, ada, kadang LK saya buat sendiri.
7 Peneliti : Faktor apa yang menjadi penghambat dalam
melaksanakan pembelajaran tematik? BZ : Kalau dari sarana dan prasarana pendukungnya tidak ada
hambatan mas, karenakan kita kalaupun itu tidak ada saya
94
tetap mencari media yang lainkan gitu kalau seumpama saya
mau mengajarkan kolase, jadi jauh-jauh hari saya sudah
memberikan ini besok senin buat kolase loh hari sabtu kalian
bawa ini-ini jadi sudah persiapan dulu dan kendala lainnya
dua anak ini yang sok inikan, jadi untuk media pembelajara
ataupun alat peraga atau apa gitu sudah insyaallah tidak ada
masalah tetapi kadang faktor anaknya saja yang butuh
perhatian khusus.
Peneliti : Bagaimana Ibu mengatasi kendala tersebut?
BZ : Jadi ya itu, saya harus intens terhadap orang tuanya, saya
setiap kali ada tugas dan anak tadi tidak membawa kok ndak
bawa, saya peringati biar tetap berjalan.
Komponen Proses
1 Peneliti : Dalam proses pembelajaran kegiatan pendahuluan seperti
apa yang biasa anda lakukan? BZ : Biasanya apel, berdoa bareng, apersepsi, baru menyiapkan
pembelajaran.
2 Peneliti : Apakah dalam pembelajaran tematik anda berfokus pada
tema?
BZ : saya tema, persub tema, nanti dalam pembelajarannya akan
muncul sendiri, misalnya ketika kita bicara tentang tumbuhan,
kaya bagian-bagian tumbuhan itu nanti IPA, hak dan
kewajiban kita untuk merawat tumbuhan itukan PKN, nggak
kelihatan mapel, walaupun kita menilainnya permapel.
3 Peneliti : Apakah dalam pembelajaran tematik anda selalu
mengaitkan mata pelajaran satu dengan yang lainnya?
BZ : Iya, tapikan kalau dalam satu hari satu pertemuan itu belum
tapi seluruh mapel ada mas, misalnya pertemua pertama
adanya mapel, PKN, Agama, IPA, Bahasa Indonesia saya
hanya ini tiga ini mengaitkan mapel itu.
4 Peneliti : Strategi pembelajaran seperti apa yang biasa anda
digunakan dalam pembelajaran tematik? BZ : Nek saya lebih banyak pengamatan itu kemudian nanti maju,
kalau kelompok kebanyakan ini hanya nggandul ngono, saya
hanya melihat potensi diri masing-masing dan jarang sekali
kelompok, diskusi ada cuman tidak sering.
5 Peneliti : Apakah pernah dalam melaksanakan pembelajaran
tematik anda melibatkan lingkungan sekitar?
95
BZ : Iya, tapi takutnya gini kemarin saya ajak ke lapangan, ya
memang rasa ingin tahunya tinggi ya, masuk keladang orang
metiki itu, waduuuh. Kadang itu sing sok susah itu, satu orang
ngawasi lima belas anak.
Peneliti : Itu materi apa bu sampai ke sawah-sawah?
BZ : Itu kemarin mas saya mencari bentuk-bentuk daun, tulang
daun itukan ada yang menjari, itukan daun singkong, pepaya
kemudian yang bentuknya apa sejajar ilalang, jadi belajar
langsung.
7 Peneliti : Bagaimana penilaian yang anda lakukan dalam
pembelajaran tematik? BZ : kalau soal penilaian selama ini tidak ada masalah tapi
terkadang kendalanya gini loh mas dalam satu KD, seumpama
dalam satu tema mas, kita mbaginya perKD nanti misal
ulangan kita bagi berapa ulangan berapa mapel.
Peneliti : Penilaiannya masih permapel bukan tema, bu ?
BZ : Ya tuntutannya memang permapel.
8 Peneliti : Apakah anda selalu melakukan penilaian proses baik
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik?
BZ : Kalau proses ya sewaktu di dalam itu, kalau proses sikap tadi
dari awal sampai akhir pembelajaran, tetapi kalau kita
masukknya ke pengetahuan berarti tadi di setiap tema itu kita
masuk disitu evaluasinya tetapi nanti kita mecah-mecah ke
pembelajaran satu pertemuan kita ada tiga mapel tetapi
evaluasinya jadi satu, jadi satu evaluasi itu berdasarkan
hasilnya tadi kita masukkan permata pelajaran.
9 Peneliti : Jika ditemukan ada siswa yang mendapatkan nilai rendah
bagaimana cara anda menanggapinya? BZ : saya melakukan pengayaan, perbaikan, tetapi di waktu lain
tidak di hari itu, kadang kalau perbaikan lebih saya anu mas,
saya jadikan PR.
Peneliti : Jadikan Pr.
BZ : Iya
Peneliti : Itu di komunikasikan dengan orang tua?
BZ : Iya saya punya buku besar jadi ada penghubung.
10 Peneliti : Kapan biasanya anda melakukan peniliaan pembelajaran
tematik?
BZ : Karena tidak selalu waktu kita pembelajaran karena kalau
prosesnya jadi kalau sama tema itu kita ambil satu, jadi tidak
semua pertemuan kita ambil, kadang yang kira-kira anak apa
ya, kadang saya ambil oh, anak ini mampu banget kadang
yang sulit banget dan saya ngambilnya tidak setiap hari, jadi
persub tema cuman tidak setiap hari saya masukkan, kan satu
subtema ada tiga kali pertemuan, jadi tiga kali ini saya ambil
1, kadang kalau lagi (noise) saya ambil semua.
96
BZ : Melakukan penilaian mumet mas
Peneliti : Ada nilai harian dibagi-bagi ulangan. BZ : Kalau ulangankan mesti saya ambil dari satu subtema, kadang
kita ambil 2, lah harian ambil dari tugas kadang PR, Kalau
tiap hari bukune tebal.
11 Peneliti : Apakah hasil pembelajaran tematik siswa kelas IV sudah
memenuhi KKM? BZ : KKM minimal 60 di sini mas untuk SD tapi kalau untuk
penjas dan SPDP 70
12 Peneliti : Apakah di akhir pembelajaran anda melakukan refleksi
atas materi yang di sampaikan?
BZ : Iya sudah tidak lanjutnya tadi berupa pr.
1. Apakah anda membuat strategi perencanaan penilaian?
2. Apakah dalam menetapkan tujuan penilaian anda mengacu pada RPP yang
dibuat?
3. Apakah anda membuat kisi-kisi penilaian? Baik harian, tengah semester, dan
akhir semester?
4. Bagaimana cara anda menganalisis soal instrumen yang dibuat?
5. Kapan biasanya anda melakukan pretest dan posttest?
6. Teknik seperti apa yang anda gunakna dalam menilai sikap siswa?
7. Apakah dalam melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan, dan
keterampilan membuat indikator?
8. Seperti apa tindak lanjut yang anda lakukan setelah melakukan penilaian baik
siakp, pengetahuan, dan keterampilan?
9. Apakah dalam penyusunan soal penilaian anda melakukan analisis KD?
10. Apakah anda membuat pedoman penskoran dalam menilai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan?
11. Berapa lama penyelesaian satu tema dalam pembelajaran tematik?
12. Berapa kali pengambilan nilai ulangan dalam satu tema?
13. Apakah dalam membuat butir-butir soal anda menggunakan level tingkat
kesukaran dari C1-C6?
14. Seperti apa penugasan yang diberikan dalam mengambil nilai keterampilan
siswa?
97
15. Mengapa pada lembar dokumen yang anda berikan waktu itu nilai ulangan
matematika siswa tidak ada?
16. Boleh diceritakan selama ini apa ada kendala dalam melakukan penilaian
pembelajaran?
Komponen Product
1 Peneliti : Apakah anda membuat strategi perencanaan penilaian?
BZ : Ada di RPP, jelas ada itu
2 Peneliti : Apakah dalam menetapkan tujuan penilaian Ibu mengacu
pada RPP yang dibuat?
BZ : Iya
3 Peneliti : Apakah Ibu membuat kisi-kisi penilaian, baik untuk
harian, tengah semester, dan akhir semester?
BZ : Ada kisi-kisi, termuat dalam RPP.
4 Peneliti : Bagaimana cara Ibu menganalisis instrumen soal yang
sudah dibuat?
BZ : Kalau saya menganalisiskan dengan melihat hasil anak, dari
nilai yang diperoleh itu
Peneliti : Menganalisis soal itu mengacu pada apa?
BZ Silabus dan RPP
5 Peneliti : Kapan biasanya Ibu melakukan pretest dan posttest?
BZ : Pretest biasanya sebelum pemberian pelaksanaan
pembelajaran kalau posttest setelah pemberian materi.
Peneliti : Seperti apa pretest dan posttest yang Ibu berikan?
BZ : Pretest hanya lisan, jarang dengan tulisan tapi hanya
pandangan umum ke anak-anak sewaktu melakukan apresiasi
itu kalau posttest biasanya tulis.
6 Peneliti : Teknik seperti apa yang biasanya Ibu gunakan dalam
menilai sikap?
BZ : Pengamatan sehari-hari saja, tidak pada waktu itu semua
siswa tidak, tetapi hanya tak ambil katakanlah yang muncul,
kira-kira yang mencolok saja kalau yang nggak, nggak begitu.
Kalau sikap anakkan tiap harinya berubah-berubah.
Peneliti : Itu ada catatan-catatan gitu bu?
BZ : Iya di rapor aja muncul mas
Peneliti : Berarti pengambilan nilai sikap itu tidak setiap hari?
BZ : Bisa tiap hari bisa juga tidak
Peneliti : Kenapa begitu Bu?
BZ : Oh ini, seumpama anak itu bertengkar karena saling mengejek
suatu hari itu anak ini bertengkar karena mengejek teman, jadi
itu kadang-kadang tidak tiap hari juga nggih, jadi tidak semua
siswa kita punya catatan.
7 Peneliti : Apakah dalam melakukan penilaian baik sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, Ibu membuat indikator
98
penilaian?
BZ : Ada di RPP-kan harus ada keterampilan dan sikapkan harus
ada
8 Peneliti : Seperti apa tindak lanjut dari Ibu setelah melakukan
penilaian baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan?
BZ : Tindak lanjutnya jika itu pengetahuan jelas remedial, kalau
sikap biasanya kita bimbingan sendiri ke anak tapi kalau
memang itu terlalu apa ya ehmm harus melibatkan orang tua
yang kita panggil orang tuannya, dan kalau keterampilan
sama kita remedi atau pengayaan
9 Peneliti : Apakah dalam menyusun soal penilaian Ibu melakukan
analisis KD?
BZ : Iya
10 Peneliti : Apakah Ibu membuat pedoman penskoran dalam menilai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan?
BZ : Iya itu harus ada itu mas
Peneliti : Kalau untuk sikap seperti apa?
BZ Sikapkan biasanya cukup, baik baiasany seperti itu kalau
pengskorannya berapa sampai berapa ada rentangnya gitu.
Kalau secara tertuliskan jelas kita punya penskoran 10 jika
satu soal penskorannya satu jika salah nol biasanyakan seperti
itu.
Peneliti : Kalau keterampilan sendiri, Bu?
BZ : Angka, ya semua pada akhirnya harus ke angka mas,
walaupun sikap kita abc tetapi harus ada angkanya karena di
raportpun kembali lagi ke angka. Jadi, kita punya rentan.
11 Peneliti : Biasanya satu tema itu makan waktu berapa lama ya, Bu?
BZ : Satu tema biasanya tiga minggu
Peneliti : Berarti satu subtema 1 minggu?
BZ : Iya, biasanya malah lebih kalau disitu ada mapel lain seperti
olahraga dan agama tetapi karena kita kemarin di tuntut untuk
satu pertemuan satu hari kalau sebagai guru kelas tetapi nggak
memungkinkan selesaikan tetapi sok molor juga, iya. Paling
tidan satu tema itu satu bulan maksimal.
12 Peneliti : Berapa kali biasanya dalam satu tema Ibu melakukan
ulangan?
BZ : Saya subtema habis ulangan kemudian kalau memang saya
rasa subtema ini mengulang saja ambil satu tema ulangannya,
kan banyak sekali dalam subtema itu mengulang-ulang
seumpama pantun Bahasa Indonesia ya Sub tema satu ada
Sub tema dua juga ada, anak-anak saya rasa sudah bisa semua
saya ambil di akhir tema baru ulangan.
13 Peneliti : Apakah dalam membuat butir soal ada tingkat kesukaran
dari soal yang Ibu buat?
BZ : Saya biasanya melakukan dalam dua rom, rom 1 dan rom 2
yang rom 1 itu biasanya C1 dan C2 kemudian yang rom 2
99
karena uraian mesti ambilnya penalaran berarti rentang antara
C1-C4
14 Peneliti : Bagaimana Ibu menilai keterampilan siswa?
BZ : Biasanya melalui proyek dan produk misalnya ada kolase dan
montase itu bentuknya produk, kalau proyek seumpama kita
membuat pantun anakkan menghasilkan pantun.
Peneliti : Itu ada tugas individu dan kelompok?
BZ : Ada
15 Peneliti : Mengapa pada lembar siswa yang dahulu nilai
matematikanya belum ada?
BZ : Belum di masukkan karena lupa karena itu kemarin saya
fokusnya kejenengan itu apa ya (noise) karena saya pikir
jenengan tidak minta yang keterampilan dan sikap, jadi
biasanya hanya seperti itu yang diminta oleh mahasiswa.
16 Peneliti : Boleh diceritakan selama ini apa ada kendala dalam
melakukan penilaian pembelajaran tematik?
BZ : Kalau kendala banyak mas, kalau kita mau perbaikkan tetapi
nilainya masih seperti itu juga ngulang lagi waktunya tidak
ada, karena dituntut untuk menyelesaikan tema kalau
dilapangan seperti itu mas.
100
Lampiran 7 Instrumen Wawancara Siswa
Untuk Siswa
Pedoman Wawancara
EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL
CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SD NEGERI 6
LEREP UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
A. Kode Teknik Pengumpulan Data
Kode Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Kode Keterangan
Observasi O Data Primer
Wawancara W Data Primer
Dokumentasi D Data Skunder
B. Kode untuk Informan
Kode Informan
Kepala Sekolah KS
Guru G
Peserta Didik PD
Selanjutnya dalam penulisan kode terletak dalam tanda kurung pada akhir kalimat
hasil penelitian. Contohnya penulisannya seperti dibawah ini (W.G.I). Berikut
keterangan dari kode tersebut:
W : Simbol Teknik Pengambilan Data
G : Menunjukkan Informan
I : Aktivitas Kegiatan
Aspek yang di wawancarai: komponen proses
101
Daftar Pertanyaan:
1. Sebelum pembelajaran di mulai biasanya apa yang dilakukan?
2. Apa tema yang di pelajari hari ini?
3. Apakah Ibu guru dalam proses belajar sering mengajukan pertanyaan untuk
kalian?
4. Selama mempelajari tema tiga ini apa yang adik dapatkan dan keterampilan
apa yang adik buat?
5. Apakah Ibu guru dalam menerangkan pembelajaran memberikan contoh
dengan menghubungkan tema dengan lingkungan sekitar?
6. Dalam proses pembelajaran tematik apakah Ibu guru pernah menggunakan
media pembelajara?
7. Adik sendiri semangat dan atusias tidak kalau belajar sama Bu guru?
8. Pernah tidak adik mengalami kesulitan belajar?
9. Bagaimana cara Ibu guru dalam menyemangati adik dalam belajar?
10. Apakah cara mengajar Ibu guru menyenangkan?
102
Lampiran 8 Transkip Hasil Wawancara Siswa
Nama Subjek : Nazela aulia pratiwi
Kelas : IV
Usia : 10 Tahun
Hari/Tanggal : 10/10/19, Kamis
Lokasi : Perpusatakaan
1
Peneliti : Biasanya sebelum pembelajaran di
mulai apa yang dilakukan?
NAP : Berdoa
Peneliti : Terus? NAP : Masuk pelajaran
Peneliti : Pelajaran apa? NAP : Tematik
2 Peneliti : Apa tema yang dipelajari hari ini?
NAP : Tema 3
Peneliti : Tentang apa?
NAP : Makhluk Hidup
3 Peneliti : Apakah Ibu Guru dalam proses
pembelajaran sering mengajukan
pertanyaan untuk kalian?
NAP : Iya
Peneliti : Nazela pernah menjawab pertanyaan
dari Ibu Guru?
NAP : (Ngangguk-Ngangguk)
4 Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa saja
yang adik dapatkan dan keterampilan
apa?
NAP : Tentang burung-burung
Peneliti : Tentang jenis burung-burung
NAP : Ada
5 Peneliti : Pernah tidak saat pembelajaran tematik
adik belajar di luar kelas
NAP : Pernah
Peneliti : Itu Ke mana?
NAP : Ke taman lapangan
Peneliti : Belakang sekolah sini ya?
NAP : Iya
Peneliti : Itu ngapain?
NAP : Mencari daun-daun
Peneliti : Buat apa nyari daun?
NAP : Buat bedai daun menjari
Peneliti : Oh tulang daun itu ya
NAP : Iya
103
6 Peneliti : Ibu Guru kalau menerangkan
pembelajaran menggunakan media atau
tidak?
NAP : Nggak pernah, belum pernah
Peneliti : Di tema tiga ini belum pernah pakai
media ya?
NAP : Belum
Peneliti : Kalau gambar gitu di tempel-tempelin?
NAP : Belum
7 Peneliti : Apa adik kalau belajar semangat dan
antusias tidak?
NAP : Iya
Peneliti : Kalau gambar gitu di tempel-tempelin
NAP : Belum
8 Peneliti : Adik pernah mengalami kesulitan
dalam pembelajaran tematik?
NAP : Pernah
Peneliti : Dalam hal apa?
NAP : Matematikan
Peneliti : Terus kalau mengalami kesulitan seperti
itu apa yang Nazela lakukan?
NAP : Bertanya ke teman kalau nggak ke Bu
Zakia
9 Peneliti : Bagaimana cara Ibu Guru dalam
menyemangati Adik jika mulai bosan
belajar?
NAP : Di kasih Nasehat
10 Peneliti : Apa cara mengajar Ibu Guru sudah
menyenangkan?
NAP : Menyenangkan
Peneliti : Menyenangkan seperti apa?
NAP : Bu Zaki baik, Sopan.
104
Nama : Dhea Rahma Saputri
Kelas : IV
Usia : 10 Tahun
Hari/Tanggal : 10/10/19, Kamis
Lokasi : Perpusatakaan
1 Peneliti : Biasanya sebelum pembelajaran di
mulai apa yang dilakukan? DRS : Berdoa
Peneliti : Habis berdoa?
DRS : Belajar
2 Peneliti : Apa tema yang dipelajari hari ini? DRS : Tema 3
Peneliti : Tentang?
DRS : Makhluk Hidup
3 Peneliti : Apakah Guru dalam proses
pembelajaran sering mengajukan
pertanyaan untuk kalian
DRS : Iya
Peneliti : Dhea aktif nggak kalau di kelas suka
bertanya dan menjawab?
DRS : Iya
4 Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa saja
yang Adik dapatkan?dan
keterampilan apa saja yang dibuat? DRS : Menyanyangi makhluk hidup
Peneliti : Apa yang membuat dhea harus
menyanyangi makhluk hidup? DRS : Karena makhluk hidup ciptaan Tuhan
Peneliti : Iya, kalau tema 3 ini membuat
keterampilan apa?
DRS : Kolase
Peneliti : Waktu bikin kolase, Dhea buat apa?
DRS : Burung
Peneliti : Dari biji-bijian juga
DRS : Iya
Peneliti : Biji apa itu?
DRS : Biji kacang ijo, jagung, kedelai hitam
Peneliti : Ada kedelai hitam
DRS : Ada
5 Peneliti : Ada kedelai hitam
DRS : Ada
Peneliti : Itu baru sekali atau sudah sering
DRS : Sekali
Peneliti : Yang soal tulang daun ya?
DRS : Iya
105
6 Peneliti : Ibu Guru kalau menerangkan
pembelajaran menggunakan media atau
tidak?
DRS : Nggak pernah, belum pernah
Peneliti : Kalau vidio-vidio atau power point
nggak pernah juga
DRS : Belum
Peneliti : Kalau pakai alat peraga?
DRS : Belum
7 Peneliti : Apa Adik kalau belajar semangat dan
antusias tidak? DRS : Semangat
Peneliti : Tenan
DRS : Iya
8 Peneliti : Adik pernah mengalami kesulitan
dalam pembelajaran tematik?
DRS : Iya
Peneliti : Pada apa?
DRS : Matematika
Peneliti : Selain itu
DRS : Ndak
9 Peneliti : Bagaimana cara Ibu Guru dalam
menyemangati adik jika mulai bosan
belajar? DRS : Nerangi
Peneliti : Nerangi kembali, selain itu apa pernah
dibimbing?
DRS : Iya
Peneliti : Ketika Dhea mulai bosan atau ndak
semangat belajarnya, Bu Guru pernah
menyemangati tidak?
DRS : Iya, bernyanyi
Peneliti : Oh, mengajak bernyanyi apa setelah
bernyanyi Dhea kembali semangat
DRS : Iya
10 Peneliti : Apa cara mengajar Ibu Guru sudah
menyenangkan?
DRS : Iya
Peneliti : Menyenangkan seperti apa?
DRS : Mewarnai
Peneliti : Oh, jadi waktu menggambar itu
menyenangkan sekali
DRS : Iya
106
Nama : Naela Atika Azzara
Kelas : IV
Usia : 9 Tahun
Hari/Tanggal : 10/10/19, Kamis
Lokasi : Perpusatakaan
1 Peneliti : Biasanya sebelum pembelajaran di
mulai apa yang dilakukan?
NAA : Berdoa
Peneliti : Ada lagi setelah berdoa?
NAA : Langsung belajar
2 Peneliti : Apa tema yang di pelajari hari ini?
NAA : Tema 3
Peneliti : Pupuk Kompos pada Tema 3 ya?
NAA : Iya
Peneliti : Pupuk kompos itu apa?
NAA : Pupuk yang terbuat dari daun-daun kering?
3 Peneliti : Apakah Ibu Guru dalam praktik
pembelajaran sering mengajukan
pertanyaan untuk kalian?
NAA : Iya
Peneliti : Naela pernah menjawab pertanyaan
dari Ibu Guru?
NAA : Iya
Peneliti : Pupuk kompos itu apa si?
NAA : Pupuk yang terbuat dari daun-daun kering
4 Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa saja
yang adik dapatkan? Kalaupun
keterampilannya buat apa?
NAA : Tentang budidaya hewan
Peneliti : Budidaya hewan itu gimana?
NAA : Cara merawat hewan
Peneliti : Naela memangnya mau merawat hewan
apa?
NAA : Kucing
Peneliti : Suka kucing ya, Kucing apa?
NAA : Kucing Anggora
Peneliti : Kalau warnanya suka warna apa?
NAA : Hitam
Peneliti : Kalau keterampilannya Dhea buat apa?
NAA : Kincir Angin
Peneliti : Terus apa lagi?
NAA : Kolase Kupu-Kupu
Peneliti : Waktu bikin kincir angin apa saja
bahannya?
NAA : Kerta karton, paku payung, sedotan bambu
107
Peneliti : Kalau yang kupu-kupu
NAA : Pakai biji-bijian
Peneliti : Oh, sama seperti yang tadi berarti kalau
yang biji-biji tadi bikin burung, kupu-
kupu sama kelinci
Peneliti : Kalau kincir angin ini pelajaran tema 3
berarti ada dua keterampilan yang
dibuat pada tema 3
NAA : Iya
5 Peneliti : Apa adik kalau belajar semangat dan
antusias tidak?
NAA : Semangat
Peneliti : Semangat atau diam di kelas?
NAA : Semangat
6 Peneliti : Adik pernah mengalami kesulitan
dalam pembelajaran tematik?
NAA : Pernah
Peneliti : Apa yang dilakukan jika mengalami
kesulitan?
NAA : Belajar bahasa Jawa
Peneliti : Oh, pelajaran bahasa Jawa
NAA : Iya
7 Peneliti : Bagaimana cara Ibu Guru dalam
menyemangati adik jika mulai bosan
belajar?
NAA : Mengulang materi
8 Peneliti : Apa cara mengajar Ibu Guru sudah
menyenangkan?
NAA : Sudah
Peneliti : Menyenangkan seperti apa?
NAA : Mengajak bermain
Peneliti : Oh, belajar sambil bermain
NAA : Bermain seperti apa?
Peneliti : Tebak-tebakan
108
Nama : Davi Maulana
Kelas : IV
Usia : 9 Tahun
Hari/Tanggal : 10/10/19, Kamis
Lokasi : Perpusatakaan
1 Peneliti : Biasanya sebelum pembelajaran di
mulai apa yang dilakukan?
DM : Berdoa
Peneliti : Habis itu ngapain?
DM : Masuk Pelajaran
2 Peneliti : Apa tema yang dipelajari hari ini?
DM : Pupuk Kompos
Peneliti : Masih tema 3?
DM : Iya
3 Peneliti : Apakah Ibu Guru dalam proses
pembelajaran sering mengajukan
pertanyaan untuk kalian?
DM : Iya
Peneliti : Davi suka menjawab dan mengajukan
pertanyaan gitu? DM : Iya
4 Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa saja
yang Adik dapatkan? Kalau
keterampilannya?
DM : Cara merawat hewan
Peneliti : Davi memang mau memelihara apa? DM : Kucing
Peneliti : Kenapa kucing, lucu ya? DM : Iya
Peneliti : Kalau waktu keterampilan, Davi bikin
apa? DM : Bikin kincir angina
Peneliti : Lalu? DM : Kolase
Peneliti : Kolasenya bikin apa?
DM : Kupu-Kupu
Peneliti : Bahan-bahannya?
DM : Biji-bijian
5 Peneliti : Pernah tidak saat pembelajaran tematik
Adik belajar di luar kelas? DM : Pernah
Peneliti : Waktu di luar kelas Davi belajar apa?
DM : Olahraga
Peneliti : Bukan, terkait pembelajaran tematik?
109
Waktu ke teman belakang ngapain? DM : Membedakan sampah kering dan sampah
basah
6 Peneliti : Ibu Guru kalau menerangkan
pembelajaran menggunakan media atau
tidak? DM : Ndak
Peneliti : media itu alat bantu buat nerangi
pelajaran gitu loh? DM : Ndak-ndak pernah
Peneliti : Kalau Buku pelajaran?
DM : Pernah
Peneliti : Berarti menerangkannya pakai buku
ya?
DM : Iya
Peneliti : Kalau LKS gitu ada?
DM : Ada
7 Peneliti : Apa adik kalau belajar semangat dan
antusias tidak?
DM : Semangat
Peneliti : Davi anaknya pendiam atau aktif di kelas?
DM : Aktif
Peneliti : Suka bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru?
DM : Pernah
8 Peneliti : Adik pernah mengalami kesulitan dalam
pembelajaran tematik?
DM : Pernah
Peneliti : Apa yang dilakukan jika mengalami
kesulitan?
DM : Bertanya
Peneliti : Bertanya ke guru?
DM : Iya
Peneliti : Apa itu menjawab jika Davi
kebingungan?
DM : Bisa
9 Peneliti : Bagaimana cara Ibu Guru
menyemangati adik jika mulai bosan
belajar?
DM : Pernah
10 Peneliti : Apa cara mengajar Ibu Guru sudah
menyenangkan?
DM : Iya
Peneliti : Menyenangkan seperti apa?
DM : Suaranya lembut
110
Nama : Amar Putra Bimantara
Kelas : IV
Usia : 10 Tahun
Hari/Tanggal : 10/10/19, Kamis
Lokasi : Perpusatakaan
1 Peneliti : Biasanya sebelum pembelajaran di
mulai apa yang dilakukan? AMP : Berdoa.
2 Peneliti : Apa tema yang dipelajari hari ini? AMP : Cara merawat Hewan
Peneliti : Jadi Tema 3 ada yang dipelajari cara
merawat hewan? AMP : Iya
3 Peneliti : Apakah Ibu Guru dalam proses
pembelajaran sering mengajukan
pertanyaan kalian?
AMP : Sering
Peneliti : Amar suka menjawab pertanyaan dari
guru?
AMP : Suka
4 Peneliti : Selama mempelajari tema 3 ini apa
saja yang Adik dapatkan? Dan
keterampilannya? AMP : Cara membuat pupuk kompos
Peneliti : Caranya gimana Mar?
AMP : Caranya daun kering sama kotoran hewan
ternak dicampurkan terus didiamkan
selama 2 bulan
Peneliti : Itu praktik atau pelajaran?
AMP : Pelajaran
Peneliti : Jadi ndak dilakukan?
AMP : Ndak
Peneliti : Oh, jadi membuat pupuk kompos itu
dari kotoran hewan dan daun kering
didiamkan selama 2 bulan.
AMP : Iya
Peneliti : Amar, waktu keterampilan membuat
apa?
AMP : Kincir angin sama kolase
Peneliti : Kolase bikin apa?
AMP : Burung
5 Peneliti : Pernah tidak saat pembelajaran
tematik adik belajar di luar kelas?
AMP : Pernah
Peneliti : Belajar apa itu?
111
AMP : Tulang Daun
6 Peneliti : Ibu Guru kalau menerangkan
pembelajaran menggunakan media
tidak?
AMP : Belum Pernah
7 Peneliti : Apa adik kalau belajar semangat dan
antusias tidak?
AMP : Semangat
Peneliti : Tenan
AMP : Bener
8 Peneliti : Adik pernah mengalami kesulitan
dalam pembelajaran tematik?
AMP : Pernah
Peneliti : Kesulitan seperti apa Mar?
AMP : Menempelkan kolasenya susah (biji-
bijian)
Peneliti : Oh, waktu menempelkan biji ke
burung-burung itu ya, waktu itu minta
bantuan Ibu Guru atau Teman?
AMP : Bikin Sendiri
Peneliti : Kalau pas pelajaran lain pernah
mengalami kesulitan?
AMP : Matematika dan bahasa Jawa
Peneliti : Waktu kesulitan itu, Amar konsultasi
sama Ibu Guru?
AMP : Iya
Peneliti : Terus tanggapan Ibu Guru
bagaimana?
AMP : Suruh nyari lagi, belajar lagi.
Peneliti : Bu guru njelasin ulang nggak?
AMP : Iya
9 Peneliti : Bagaimana cara Ibu Guru dalam
menyemangati adik jika mulai bosan
belajar?
AMP : Pernah
10 Peneliti : Apa cara Ibu Guru sudah menyenangkan?
AMP : Menyenangkan
Peneliti : Menyenagkan seperti apa?
AMP : Suaranya lembut
Peneliti : Jadi mendengar suara Ibu Guru sudah
menyenangkan buat Amar?
AMP : Iya
Peneliti : Kalau di akhir selesai pelajaran apa
yang dilakukan?
AMP : Berdoa
112
Lampiran 9 Instrumen Observasi Sarana dan Prasaran
Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana
EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL
CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SD NEGERI
MANGUNSARI 1 GUNUNG PATI KABUPATEN SEMARANG
A. Kode Teknik Pengumpulan Data
Kode Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Kode Keterangan
Observasi O Data Primer
Wawancar W Data Primer
Dokumentasi D Data Skunder
B. Kode untuk Informan
Kode Informan
Kepala Sekolah KS
Guru G
Siswa S
Penulisan kode terletak dalam tanda kurung pada akhir kalimat hasil penelitian.
Contoh penulisannya seperti di bawah ini (O.G.I). Berikut keterangan dari kode
tersebut:
O : Simbol Teknik Pengambilan Data
G : Menunjukkan Informan
I : Aktivitas Kegiatan
113
Lokasi Observasi :
Hari/Tanggal :
Evaluasi Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
Di SD Negeri Mangunsari 01 Gunung Pati, Semarang
Kode
Urut
Aspek yang di amati Ketersediaan Keterangan
Sarana dan Prasarana di SD Negeri
Mangunsari 01 Gunung Pati,
Semarang
YA Tidak
1 Prasarana
1. Tersedianya ruang kepala
sekolah
2. Tersedianya ruang guru
3. Tersedianya ruang Tata Usaha
4. Tersedianya ruang kelas
5. Tersedianya ruang
perpustakaan
6. Tersedianya UKS
7. Tersedianya Tempat Olahraga
8. Tersediannya Mushola
9. Tersediannya gudang
10. Tersedianya WC umum layak
2 Sarana
1. Ketersediaan buku pegangan
untuk guru
2. Ketersediaan buku pegangan
untuk siswa
3. Adanya buku pengayaan
4. Ketersediaan alat peraga
114
5. Ketersediaan alat praktik:
a. Kesenian
b. Olahraga
6. Perabotan ruang kelas:
a. Meja guru
b. Meja Siswa
c. Kursi Guru
d. Kursi Siswa
e. Lemari Penyimpanan Karya
115
Lampiran 10 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Sekolah
Tempat Observasi : SDN Mangunsari 01
Hari/Tanggal : Senin / 30 September 2019
Evaluasi Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
Di SD Negeri Mangunsari 01 Gunung Pati, Semarang
Kode
Urut
Aspek yang di amati Ketersedian Keterangan
Sarana dan Prasarana di SD Negeri
Mangunsari 01 Gunung Pati,
Semarang
Ada Tidak
1 Prasarana
1. Tersedianya ruang kepala
sekolah
2. Tersedianya ruang guru
3. Tersedianya ruang Tata Usaha
Ruang tata
usaha satu atap
dengan ruang
guru
4. Tersedianya ruang kelas
5. Tersedianya ruang perpustakaan
6. Tersedianya UKS
7. Tersedianya Tempat Olahraga
8. Tersediannya Mushola
Ruang mushola
berada satu atap
dengan
Perpustakaan
9. Tersediannya gudang
10. Tersedianya WC umum layak
2 Sarana
1. Ketersediaan buku pegangan
untuk guru
2. Ketersediaan buku pegangan
untuk siswa
3. Adanya buku pengayaan LKS
116
4. Ketersediaan alat peraga
5. Ketersediaan alat praktik:
a. Kesenian
b. Olahraga
Drumband
6. Perabotan ruang kelas:
a. Meja guru
b. Meja Siswa
c. Kursi Guru
d. Kursi Siswa
e. Lemari Penyimpanan Karya
117
Lampiran 11 Instrumen Observasi Proses Pembelajaran Tematik
Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL
CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SD NEGERI
MANGUNSARI 1 GUNUNG PATI KABUPATEN SEMARANG
B. Kode Teknik Pengumpulan Data
Kode Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Kode Keterangan
Observasi O Data Primer
Wawancar W Data Primer
Dokumentasi D Data Skunder
B. Kode untuk Informan
Kode Informan
Kepala Sekolah KS
Guru G
Siswa S
Penulisan kode terletak dalam tanda kurung pada akhir kalimat hasil penelitian.
Contoh penulisannya seperti di bawah ini (O.G.I). Berikut keterangan dari kode
tersebut:
O : Simbol Teknik Pengambilan Data
G : Menunjukkan Informan
I : Aktivitas Kegiatan
118
Tema :
Kelas :
Nama Pengampu :
Tanggal Observasi :
Evaluasi Pembelajaran Tematik Menggunakan Model CIPP (Context, Input,
Process, Product) di SD Negeri Mangunsari 01 Gunung Pati Semarang
No Aspek yang di amati Pilihan
Keterangan Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Meliputi: YA TIDAK
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Guru membuka pembelajaran
dengan mengajak siswa
berdoa
b. Guru memberikan Motivasi
kepada siswa
c. Guru mengajukkan
pertanyaan kepada peserta
didik sebelum masuk materi
pelajaran
d. Guru menyampaikan
cakupan tema/materi yang
akan dipelajari
2. Kegiatan inti
a. Guru menyampaikan lingkup
teknik yang digunakan dalam
pembelajaran tematik-
saintifik
b. Guru dalam menjelaskan
materi pelajaran
menggunakan media dan
sumber belajar
c. Guru menggunakan metode
pembelajaran:
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
d. Guru melakukan pengayaan
dengan mengaitkan tema
materi pelajaran dengan
kondisi sosial lingkungan
peserta didik
119
e. Guru memberikan
pengalaman langsung dalam
pembelajaran tematik kepada
peserta didik
f. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan
proses pengamatan
g. Peserta didik mengamati
dengan membaca, mendegar,
menyimak, menonton, dan
sebagainya dengan atau tanpa
alat
h. Guru memfasilitasi Peserta
didik untuk melakukan
aktifitas bertanya
i. Peserta didik membuat
mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang
belum di pahami
j. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk
mengumpulkan/mencoba
k. Peserta didik melakukan
eksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemonstrasikan,
membaca sumber lain selain
buku teks
l. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk mengasosiasi
informasi yang di dapat
m. Peserta didik mengolah
informasi yang di dapat, di
analisis kemudian
menghubungkannya dengan
fenomena terkait dan
menyimpulkan
n. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk
mengkomunikasikan
informasi yang di dapat
o. Peserta didik menyajikan
laporan dalam bentuk,
diagram, grafik, menyajikan
laporan tertulis.
120
3. Kegiatan akhir
a. Guru mengulangi materi
pelajaran secara singkat
b. Guru melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan
c. Guru bersama peserta didik
memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
d. Guru melakukan penilaian
peserta didik
e. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
tugas baik individu ataupun
kelompok
f. Guru menyampaikan rencana
pembeljaaran pada
pertemuan berikutnya
121
Lampiran 12 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Tematik
Kelas : IV
Nama Pengampu : Zakiyatush Sholiha, S. Pd.SD
Tanggal Observasi : 23 Oktober 2019
Evaluasi Pembelajaran Tematik Menggunakan Model CIPP (Context, Input,
Process, Product) di SD Negeri Mangunsari 01 Gunung Pati Semarang
No Aspek yang di amati Pilihan
Keterangan Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Meliputi: YA TIDAK
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Guru membuka pembelajaran
dengan mengajak siswa
berdoa
b. Guru memberikan Motivasi
kepada siswa
c. Guru mengajukkan
pertanyaan kepada peserta
didik sebelum masuk materi
pelajaran
Mengulas materi
sebelumnya
d. Guru menyampaikan
cakupan tema/materi yang
akan dipelajari
2. Kegiatan inti
a. Guru menyampaikan lingkup
teknik yang digunakan dalam
pembelajaran tematik-
saintifik
Langsung masuk
dalam materi
pelajaran
b. Guru dalam menjelaskan
materi pelajaran
menggunakan media dan
sumber belajar
Buku pengangan
siswa, dan media
gambar
c. Guru menggunakan metode
pembelajaran:
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
d. Guru melakukan pengayaan
dengan mengaitkan tema
materi pelajaran dengan
kondisi sosial lingkungan
peserta didik
122
e. Guru memberikan
pengalaman langsung dalam
pembelajaran tematik kepada
peserta didik
Ketika mencari
informasi baru pada
teks bacaan
f. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan
proses pengamatan
Membaca
g. Peserta didik mengamati
dengan membaca, mendegar,
menyimak, menonton, dan
sebagainya dengan atau tanpa
alat
Lewat buku
pegangan siswa
h. Guru memfasilitasi Peserta
didik untuk melakukan
aktifitas bertanya
i. Peserta didik membuat
mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang
belum di pahami
Hanya berdiskusi
kelompok
j. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk
mengumpulkan/mencoba
k. Peserta didik melakukan
eksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemonstrasikan,
membaca sumber lain selain
buku teks
Berdiskusi
Dan presentasi
l. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk mengasosiasi
informasi yang di dapat
Mencari informasi
baru pada bacaan
m. Peserta didik mengolah
informasi yang di dapat, di
analisis kemudian
menghubungkannya dengan
fenomena terkait dan
menyimpulkan
n. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk
mengkomunikasikan
informasi yang di dapat
o. Peserta didik menyajikan
laporan dalam bentuk,
diagram, grafik, menyajikan
laporan tertulis.
Laporan tertulis
123
3. Kegiatan akhir
a. Guru mengulangi materi
pelajaran secara singkat
b. Guru melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan
c. Guru bersama peserta didik
memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
d. Guru melakukan penilaian
peserta didik Ketika proses
diskusi dan tugas
mandiri
e. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
tugas baik individu ataupun
kelompok
Perkerjaan Rumah
(PR)
f. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
124
Lampiran 13 Frekuensi Observasi
Frekuensi Observasi Evaluasi Program Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model CIPP (Contexts, Input, Process, Product)
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Observasi Awal 28 September 2019 Mengantar surat prapenelitian
untuk pendahuluan, melihat
dan mengamati keadaan
sekolah, kemudian
berbincang lepas dengan
kepala sekolah (hasil tidak
terlampir namun ada
rekamannya).
2 Observasi sarana
dan prasarana
sekolah
30 September 2019 Membangun komunikasi
dengan guru kelas IV terkait
penelitian yang akan
dilakukan, dan melihat dan
mengamati sarana dan
prasarana berupa; ruang
kelas, visi dan misi,
perpustakaan, kamar mandi,
dan kantin. Hasil terlampir
dalam lembar observasi dan
foto
3 Observasi
kegiatan
pembelajaran
tematik
23 Oktober 2019 Melihat dan mengamati
kegiatan pembelajaran
tematik integratif, hasil
tertulis pada lembar catatan
lapangan.
125
Lampiran 14 Hasil Dokumentasi dan Observasi
1. Aspek Sekolah Dasar Mangunsari 01 dengan indikator sumber data
Peneliti menumui Kepala sekolah Ibu Sulastri sebagai narasumber dan
petujuk untuk mengetahui siapa saja yang dapat menjadi sumber data pada
penelitian peneliti di antaranya; Guru kelas IV Ibu Zakiyatush dan dokumen
dengan operator sekolah; Widya Adhi Chrisnanda dan lima orang siswa.
2. Aspek Sekolah Dasar Mangunsari 01 dengan Indikator Visi dan Misi
sekolah
Peneliti melihat visi dan misi terpajang di depan ruangan perpustakaan di
mana visi dan misi dari Sekolah Dasar Mangunsari 01 sendiri berupa;
VISI:
“Mewujudkan siswa-siswi yang cerdas berprestasi, berkarya, dan sehat
jasmani rohani serta mampu menyesuaikan perkembangan IPTEK dengan
dasar IMTAK (Iman dan Takwa)”.
MISI:
1. Mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang efektif
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa
3. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
4. Menyelenggarakan pelatihan membuat kerajinan\
5. Meningkatkan senam dan Jumat bersih
6. Mengembangakan peserta didik untuk memiliki sportifitas yang tinggi
7. Mewujudkan peserta didik yang menyakini keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa
8. Menjadikan peserta didik yang taat beribadah sesuai dengan
keyakinannya.
3. Aspek Sekolah Dasar Mangunsari 01 dengan Indikator sarana dan
prasarna
Peneliti dalam mengetahui kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana
sekolah melakukan observasi bersama Pak Widya Adhi Chrisnanda di
mana peneliti melihat tersedianya saranan dan prasarana sudah baik
126
namun memang tetap ada ruangan yang belum tersedia dan juga
tumbukan dalam artian satu ruangan digabung seperti; ruang perpustakaan
dan UKS, kemudian belum tersedianya bangunan untuk mushola (data
terlampir dalam form observasi sarana dan prasaran) .
4. Aspek Keadaan Geografis Sekolah Dasar Mangunsari 01 dengan
Indikator Kondisi Geografis.
Sekolah Dasar Mangunsari 01 memiliki luas tanah 240 meter persegi.
Terdapat 108 siswa dari kelas 1 sampai kelas 6, dan 8 guru serta 3 tendik.
Peneliti sendiri fokus pada kelas IV di mana siswanya berjumlah 14 siswa.
Sedangkan untuk kurikulum yang digunakan SD Mangunsari 01 ialah
Kurikulum 2013. sarana dan prasarana SD Mangunsari 01 mencakup
lapangan, parkir, ruang kepala sekolah, ruang guru, UKS – perpustakaan,
kamar mandi, ruang serbaguna, dan kantin. Untuk menunjang
pembelajaran tematik SD Mangunsari 01 menyediakan buku pengangan
untuk siswa dan pengayaan berupa LKS.
5. Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif Sekolah Dasar
Mangunsari 01 dengan Indikatornya perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran tematik.
Proses perencanaan program pembelajaran tematik dibuat oleh masing-
masing guru yang tersusun dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) di mana hal tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku
hal tersebut terlampir dalam dokumen yang peneliti dapatkan. Dalam
pelaksanaan program pembelajaran tematik ada beberapa hal yang kurang
maksimal di antaranya; belum keterkaitannya materi yang dijelaskan
dengan kondisi sosial lingkungan siswa.
6. Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif Sekolah Dasar
Mangunsari 01 dengan Indikatornya penilian sikap, penilai
pengetahuan, penilaian keterampilan.
Pengambilan nilai hasil belajar dapat dilakukan melalui penugasan,
perkerjaan rumah dan ulangan harian, ketika mengamati praktik
pembelajaran di kelas, peneliti melihat pengambilana nilai hanya pada
127
ranah kemampuan kognitif, peneliti belum melihat guru kelas IV
melakukan penilaian sikap dan keterampilan, untuk menyakinkan hal
tersebut peneliti lampirkan dokumen hasil belajar siswa kelas IV Sekolah
Dasar Mangunsari 01 yang peneliti minta dari guru kelas IV Ibu Zakiyah.
128
Lampiran 15 Hasil Dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
129
130
131
Lampiran 16 Surat Keterangan Pembimbing
132
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan
133
Lampiran 18 Surat Izin melakukan Penelitian
134
Lampiran 19 Surat telah melakukan Penelitian
135
Lampiran 20 Dokumentasi Foto Hasil Penelitian
Gambar 4.1 SDN Mangunsari 01 tampak depan beserta identitas
sekolah
Gambar 4.2 SDN Mangunsari 01 tampak halaman bermain dan
gedung sekolah
136
Gambar 4.3 Visi dan Misi SDN Mangunsari 01
Gambar 4.4 Ruang Kepala Sekolah
137
Gambar 4.5 Perpustakaan dan Mushola
Gambar 4.6 Ruang serba guna
138
Gambar 4.7 Kantin Sekolah
Gambar 5.1 Buku Pegangan Siswa
139
Gambar 5.2 Ibu Zakiyah menemani Siswa berdiskusi
Gambar 5.3 Materi pembuatan kolase
140
Keterangan penomoran pada gambar pada Lampiran:
Contoh : Gambar 5.4
Gambar : Gambar
5 : Gambar menujukkan Bab 5
4 : Penomoran pada gambar Bab
Gambar 5.4 Hasil belajar Siswa Kelas IV pada Tema 3
141
142