Post on 20-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pembangunan Nasional dijelaskan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk menggalakkan perekonomian Nasional dan Daerah. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun lalu, terutama sebelum krisis moneter melanda perekonomian Indonesia, kegiatan kepariwisataan memiliki potensi besar dalam peningkatan perekonomian Nasional yang salah satu pendorongnya ialah globalisasi diberbagai sektor.
Hal ini memberikan arti bahwa penggalakan kegiatan kepariwisataan akan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat. Peran serta pihak swasta dan pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan dalam iklim kompetisi yang sehat dan didasari dengan komitmen saling menguntungkan serta saling menghidupi.
Keadaan tersebut diatas tentunya merupakan suatu prakiraan yang realitis, dengan asumsi bahwa secara umum prakiraan sasaran pembangunan adalah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dengan indikator peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat.
Sumatera Utara mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar bagaikan harta terpendam yang belum tengah dikembangi, terlebih-lebih lokasi dan berbagai jenis pariwisata di Kota Medan itu sendiri. Dari berbagai informasi yang diperoleh bahwa Kota Medan memiliki objek peningalan budaya seperti Istana Maimun, Mesjid Raya Al-Mahsun, Taman Ria Medan, Kediaman Cong A Fie, dan Kampung Keling, namun belum dieksploitasi dengan sentuhan kaidah wisata sehingga belum banyak mendapat kunjungan wisatawan.
Dengan mengangkat sektor pariwisata Medan sebagai salah satu fokus kegiatan pembangunan, diyakini akan memberikan kontribusi terhadap Perolehan Asli Daerah/ PAD yang sangat berarti khususnya untuk Medan dan bagi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Disamping itu akan mendorong peningkatan mutu Sumber Daya Manusia masyarakat di daerah ini.
Medan memiliki banyak lokasi pariwisata, baik yang telah dikenal oleh masyarakat
maupun yang belum dikenal dan masih bersifat potensial serta belum tersentuh pembangunan
1
sebagaimana layaknya suatu lokasi pariwisata. Sumber Daya Alam kepariwisataan yang
dimiliki sangat beragam meliputi budaya, keindahan alam, fauna dan flora sehingga diyakini
berpotensi mendukung peningkatan kemakmuran masyarakat di Kota Medan.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Tujuan analisis adalah untuk menyediakan informasi awal guna mengembangkan
kawasan objek ekowisata di Kota Medan, terutama di daerah sekitar objek wisata, dengan
mengikutsertakan masyarakat dalam penentuan lokasi-lokasi yang layak untuk dikelola dan
dikembangkan sebagai objek wisata, meningkatkan pendapatan asli daerah/ PAD bagi Pemda
Kota Medan dan pendapatan masyarakat dari kegiatan pariwisata serta menjadikan lokasi
ekowisata sebagai media pengenalan dan merupakan benteng kekuatan budaya dan pariwisata
Medan yang tidak ternilai bagi masyarakat, wisatawan nusantara dan manca negara.
Sasaran
Sasaran analisis adalah lokasi-lokasi yang dinilai berpotensi sebagai objek ekowisata
baik bagi wisatawan dari nusantara maupun mancanegara. Penilaian potensi objek ekowisata
didasarkan kepada peluang untuk dapat dinikmati dan dikagumi atas menifestasi kebudayaan
dan nilai luhur sejarah Melayu.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
Istana Maimun semula ditulis Maimoon, merupakan istana Sultan Deli. Istana yang
berdiri megah di Jalan Brigjend Katamso ini didominasi warna kuning, warna kerjaan sekaligus
warna khas Melayu. Istana ini didirikan oleh Sultan Kerajaan Deli, Sultan Maimun Al Rasyid
Perkasa Alam Shah dengan biaya sekitar satu juta gulden Belanda tahun 1988. Bangunannya
berdiri di atas tanah seluas 2.772 Meter persegi, menghadap Timur. Pendesainnya seorang
arsitek Italia. Bangunannya terdiri dari dua lantai yang terbagi dalam tiga bagian, yakni
bangunan induk, sayap kiri, dan sayap kanan. Istana ini menjadi pusat Kesultanan Deli. Sebagai
catatan dinasti Kesultanan Deli diawali oleh Muhammad Dalik yang menjadi Yang di-Pertuan
Haru pada tahun 1630 atas pengangkatan sltan Aceh. Usai wafat, anaknya yang bernama
Panglima Parunggit melanjutkan kerjaannya sebagi Yang di-Pertuan Haru dan Panglima deli.
Kemudian anaknya Panglinga Parunggit, Tengku Panglima Padrap menggantikannya dengan
gelar kerajaan Emir deli (1700-1720). Ketika Panglima Padrap wafat, anak keduanya yang
bernama Tengku Panglima Gandar Wahid merebut jabatan emir dari kakak tertuanya.
Sultan Deli saat ini adalah Othman Mahmud Ma'mun Padrap Perkasa Alam Shah, yang
dinobatkan pada bulan Mei 1998. Memasuki ruangan tamu (balairung) Istana Maimun, ada
singgasana yang didominasi warna kuning. Lampu-lampu kristal menerangi singgasana, sebagai
bukti ada pengaruh budaya Eropa. Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana seperti kursi,
meja toilet, dan lemari hingga pintu dorong menuju balairung. Ruangan seluas 412 M2 ini
digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Balairung juga dipakai
sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam.
Lebih ke dalam lagi, ada 20 kamar di lantai atas dan 20 kamar lagi di bagian bawah. Belum
termasuk 4 kamar mandi, gudang, dapur, dan ruang penjara di lantai bawah. Arsitekturnya
perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa. Sebagian material bangunannya konon
juga didatangkan dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso. Arsitektur gaya Belanda nampak
pada pintu serta jendela yang lebar dan tinggi. Sedangkan pengaruh Islam terlihat pada bentuk
lengkungan atau arcade pada sejumlah bagian atap istana.
3
Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan Lengkungan Persia,
banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, India.
Istana Maimun merupakan salah satu bangunan terindah di Medan. Lokasinya mudah
dijangkau, baik dari Bandara Polonia (sekitar 10 km) maupun Pelabuhan Belawan (sekitar 28
km). Bangunan bersejarah ini terbuka umum setiap hari dari pukul 08.00 sampai 17.00.
Saat ini keluarga besar Sultan Deli mempunyai keturunan 170 kepala keluarga merupakan
ahli waris dari Sultan Makmum Al-Rasyid IX sebagian besar bermukim di berbagai kota
sedangkan 33 kepala keluarga lainnya menempati areal di Istana Maimun.
4
BAB III
TABEL ANALISIS SWOT
Internal
Eksternal
Peluang/ O Strategi S/O Strategi w/O
• Objek wisata yang baik bagi keluarga, dan para pelajar baik lokal Maupun luar daerah. • Dekat dengan Bandara Polonia dan pelabuhan
• Menyebarluaskan informasi ten-tang keunikan serta keindahan peningalan budaya di istana Maimun kepada masyarakat luas, termasuk para pelajar di wilayah Kota Medan dan diluar Kota medan
• Melakukan upaya investasi baik dari swasta maupun pemerintah guna peningkatan sarana dan prasarana wisata. • Renovasi terhadap pintu, jendela, dan genteng yang sudah lapuk.
5
KEKUATAN/ S KELEMAHAN/ W
Komitmen kuat pemerintah ☼ Potensi kepariwisataan Karena Istana Maimun belum tersentuh denganmerupakan benteng kekuatan sempurna sebagaimanabudaya dan pariwisata Medan layaknya objek wisata maju.yang tidak ternilai.
Masi memiliki nilai-nilai ☼Terbatasnya SDM yang budaya Melayu mengelola karena hanya
Peninggalan koleksi senjata kuno diperbolehkan keluarga seperti meriam puntung kerajaan yang mengelola.
Objek wisata yang sedang berkembang ☼Istana terkesan kurang
Tersedianya fasilitas umun Terawat dengan baik.
Perpaduan arsitektur yang khas ☼Minimnya biaya dan sangatunik pada pintu dan jendela tergantung pada sumbangan
Satu-satunya istana yang terdapat pengunjung yang datang.di Kota Medan.
Ada terdapat kisah menarik ten- ☼Sudah seharusnya dilakukantang legenda putri hijau renovasi.
belawan.
☼Berpeluang menjadi rang-kaian kunjungan wisata
☼Penyelenggaraan Upacara-upacara Khusus.
• Perlu dibuat event Budaya secara terpogram berkala setiap tahunnya. • Mendukung dan mendorong para jurnalis melakukan pemberitaan mengenai Objek wisata tersebut.
☼ Peningkatan intensitas penya-daran masyarakat bahwa kegiatan wisata budaya memberikan kebaikan baik interaksi pola pikir dan ekonomi. ☼ Memberikan pelatihan- pelatihan khusus kepada keluarga kerajaan.
Peluang Strategi mengubah kekuatan menjadi peluang
Strategi mengubah kelemahan menjadi peluang
Tantangan/ T Strategi S/T Strategi W/T
• Mesjid AL- Mahsun, gedung Cong Ah Fie menjadi kunjungan wisata untuk menikmati Kota Medan memiliki kesiapan yang lebih baik dan popularitas yang lebih baik.
• Rusaknya bangunan karena usia dan minimnya biaya serta partisipasi masyarakat masih kurang
• Pembinaan SDM parawisata
• Paket kunjungan wisata perlu di upayakan dengan kerja yang kuat dengan lembaga pemasaran wisata.
• Ketersediaan dan penyebaran brosur dan leaflet yang menarik
• Pembinaan masyarakat sedini mungkin terhadap kesadaran menjaga peningalan budaya.
• Kerjasama antar keluarga kerajaan dan pihak-pihak pengembang sangat untuk disarankan untuk dijalin.
• Meningkatkan fasilitas wisata dengan standart baik.
• Meningkatkan perhatian ma- syarakat, swasta, pemerintah tentang keparawisataan
Tantangan masalah Strategi menggunakan kekuatan dalam menghadapi tantangan
Strategi menghadapi tantangan dan kelemahan
6
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Istana Maimun pada dasarnya banyak memiliki potensi ekowisata yang potensial untuk di kembangkan, dengan variasi daya tarik berupa keunikan arsitektur dan campuran budaya melayu dan sentuhan ke-islaman merupakan komoditi yang terdapat banyak di beberapa objek wisata dan berpeluang untuk dikembangkan sebagai maskot wisata Kota Medan.
2. Perkembangan kepariwistaan di Istana Maimun umumnya belum mendapat sentuhan yang optimal sesuai kaidah-kaidah kepariwisataan, demikian pula dengan kemasan dan pemasarannya.
3. Faktor berpengaruh yang menghambat pertumbuhan dan pengembangan kepariwisataan di Istana Maimun antara lain : keterbatasan mutu SDM masyarakat dan Pemerintah, rendahnya kepedulian para investor swasta, rendahnya kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara, Aksesbilitas, fasilitas keparawistaan, sarana komunikasi serta keterbatasan informasi.
4. Objek dan lokasi kepariwisataan yang potensial dan memiliki ciri khas tersendiri. Dimana sistem kesultanan masi berlaku bagi keluarga kerajaan dan masyarakat di sekitar.
Saran 1. Perenovasian sangat dianjurkan untuk menjaga ketahanan bangunan Istana Maimun.
2. Pembinaan serta pengelolaan sangat diharapkan dimana kerjasama diharapkan dapat terjalin antara keluarga kesultanan dan pihak swasta maupun pemerintah dalam menjadikan Istana Maimun menjadi benteng kekuatan budaya dan pariwisata Kota Medan yang tidak ternilai.
3. Negara juga harus bertanggung jawab dalam melestarikan dengan cara memberikan perlindungan serta dana yang cukup untuk merenovasi.
4. Paket-paket dan promosi wisata harus sering dilakukan dan digalakkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Drs. S. L. Siahaan. MM. Materi Perkuliahan Manajemen Ekowisata. STEIN. Jakarta. 2009
Edi Sigar. Buku pintar Indonesia. Delapratasa. Jakarta. 2007
8