Post on 05-Jan-2020
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA RAKYAT
SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN PADA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ernita Gultom
NIM: 071134077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA RAKYAT
SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN PADA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ernita Gultom
NIM: 071134077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
Kekasih jiwaku Yesus Kristus
Bunda Penolong Abadi Bunda Maria
Keluarga Besar FCJM
Sahabat-Sahabat ku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah dari padaKu, Karena Aku lemah lembut dan Rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan
( Mat 11:29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebut dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Desember 2010
Penulis
Ernita Gultom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ernita Gultom
Nomor Mahasiswa : 071134077
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL
DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA RAKYAT
SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN
PADA TAHUN AJARAN 2010/2011
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 13 Desember 2010 Yang menyatakan
Ernita Gultom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Gultom, Ernita. 2010. Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan Pada Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas
penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan 2010/2011, selain itu juga tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara kelas VA dan kelas VB SD Kanisius Sengkan dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD Kanisius Sengkan berjumlah 54 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essei menyimak cerita rakyat. Teknik analisis data menggunakan rumus uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata pembelajaran menyimak cerita rakyat Siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan tanpa mengunakan media audiovisual. Adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan pada Tahun ajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bagi (1) sekolah, (2) guru, dan (3) penelitian lain. Untuk pihak sekolah disarankan untuk memfasilitasi siswa khususnya dalam pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audiovisual. Untuk guru disarankan dapat menggunakan media audiovisual serta memperbanyak latihan dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat. Penelitian ini baru menjangkau satu sekolah paralel. Untuk penelitian lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis hendaknya menjangkau sampel yang lebih luas lagi, misalnya antarsekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Gultom, Ernita. 2010. Effectiveness of Audio-Visual Media Use in the Reading Instruction for Comprehending Folklores for the Fifth-Graders of Kanisius Elementary School at Sengkan in the Academic Year 2010/2011. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Elementary-School Teacher Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aimed at discovering the effectiveness of the use of audio-visual media in the reading instruction for comprehending folklores for the fifth-graders of Kanisius Elementary School at Sengkan in the Academic Year 2010/2011. In addition, it also aimed to discovering the difference of the students in Class VA and those in Class VB of the school in their achievement in the reading instruction for comprehending folklores.
The subjects of this research were 54 fifth-graders of Kanisius Elementary School at Sengkan. The instrument used in this research was an essay-type comprehension test with folklores as the materials. The data were statistically analyzed with the t-test.
The findings of this research show that the average score of the reading instruction for comprehending folklores among the students of Class VA of Kanisius Elementary School at Sengkan, where audio-visual media had been used, was higher than the average score of the students of Class VB, where no audio-visual media had been used. This difference shows that audio-visual media were effective in the reading instruction for comprehending folklores for the fifth-graders of Kanisius Elementary School at Sengkan in the academic year 2010/2011.
Based on the findings, the present researcher presents the following suggestions for (1) schools, (2) school teachers, and (3) other researchers. Schools should facilitate students with audio-visual media, particularly in reading comprehension instructions. Teachers should use audio-visual media and increase the number of exercises in the instruction for comprehending folklores. As this research has been conducted only in one school with two parallel classes, other similar research should cover wider samples, such as those of different schools
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
cinta dan penyertaanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan pada Tahun Ajaran 2010/2011
ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendididkan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang telibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D. sebagai dekan FKIP Universitas Sanata
Dharma.
2. Drs. Puji Purnomo, M, Si., sebagai Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, sebagai dosen pembimbing I yang dengan sabar
dan teliti membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., sebagai pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Semua dosen dan karyawan PGSD yang membantu saya dalam perkuliahan
dari semester satu samapai penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Sri Wartini, sebagai kepala sekolah SD Kanisius Sengkan.
7. Drs. Agung, sebagai guru Bahasa Indonesia, dan seluruh staf guru SD
Kanisius Sengkan yang telah memberikan ijin kepada penulis dan membantu
melakukan penelitian.
8. Siswa-Siswi Kelas V SD Kanisius Sengkan yang menjadi subjek dalam
penelitian skripsi ini.
9. Segenap karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
10. Komunitas para suster FCJM Yogyakarta yang selalu membantu dan
memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.
11. DPP dan persaudaraan FCJM yang memberi dukungan dalam perjalan hidup
penulis.
12. Antonius Nesi, OFM yang dengan sepenuh hati membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13. Rena RGS, sahabat setia berbagi bersama dalam suka dan duka yang selalu
memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Christoforus Tara, OFM tempat berbagi suka dan duka yang selalu berkata “
jangan menyerah kamu pasti bisa”.
15. Rekan-rekan PGSD angkatan 2007 yang membantu dan menemani saya dalam
penyelesaian skripsi ini. I Love You all.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu, yang turut
serta membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Yogyakarta, 13 Desember 2010
Penulis
Ernita Gutom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Hlm.
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... . 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Variabel Penelitian. ................................................................................ 6
F. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6
G. Batasan Istilah ...................................................................................... 7
H. Sistematika Penyajian ........................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 10
B. Kerangka Teori .................................................................................... 12
1. Keterampilan Menyimak
a. Pengertian Menyimak............................................................... 12
b. Jenis-Jenis Menyimak .............................................................. 12
c. Tahap-Tahap Menyimak .......................................................... 16
d. Tujuan Menyimak .................................................................... 18
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak ....................... 21
2. Media Audiovisual ...................................................................... 23
3. Pengunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran ................... 27
4. Cerita Rakyat ................................................................................ 29
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 33
D. Hipotesis ............................................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 34
B. Desain Penelitian ............................................................................... 35
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 35
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 36
E. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................. 37
1. Validitas ...................................................................................... 37
2. Reliabilitas ................................................................................. 38
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
1. Persiapan ..................................................................................... 40
2. Treatment ................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Pengumpulan Data ...................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................... 50
B. Analisis Data ...................................................................................... 57
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 67
B. Implikasi ................................................................................................ 68
C. Saran ...................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Hlm.
Tabel 1. Kualifikasi koefisien korelasi.................................................................. 39
Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Menyimak Cerita ............................................................. 41
Tabel 3. Kriteria Penilaian Tes Menyimak ........................................................... 44
Tabel 4. Patokan Perhitungan Presentase Skala Seratus ....................................... 47
Tabel 5. Data Skor Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan
Media Audiovisual kelompok eksperimen .............................................. 51
Tabel 6. Urutan Skor Kelompok Eksperimen ...................................................... 52
Tabel 7. Perhitungan Jumlah Skor Kuadrat sebagai Persiapan Menghitung Mean
dan Kemampuan Menyimak Menggunakan Media Audiovisual
Kelompok eksperimen ............................................................................ 53
Tabel 8. Data Skor Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Tidak Menggunakan
Media Audiovisual Kelompok Kontrol ................................................... 54
Tabel 9. Urutan Skor Kelompok Kontrol ............................................................. 55
Tabel 10. Perhitungan Jumlah Skor Kuadrat sebagai Persiapan Menghitung Mean
dan Kemampuan Menyimak Tidak Menggunakan Media Audiovisual
Kelompok Kontrol ................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hlm.
Lampiran 1. Transkip Cerita Rakyat Bawang Putih dan Bawang Merah ............. 72
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 89
Lampiran 3. Rubrik Penilaian ............................................................................... 94
Lampiran 4. Lembar Kegitan Siswa...................................................................... 97
Lampiran 5. Deskripsi Skor Kelas eksperimen ................................................... 102
Lampiran 6. Deskripsi Skor Kelas Kontrol ........................................................ 103
Lampiran 7. Uji reliabilitas Instrumen ............................................................... 104
Lampiran 8. Daftar Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................ 108
Lampiran 9. Tabel t Kritis ................................................................................... 109
Lampiran 10. Contoh Hasil Menyimak Cerita Rakyat ........................................ 110
Lampiran 11. Foto-foto Pembelajaran ................................................................ 126
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian Di SD Kanisius Sengkan .............................. 128
Lampiran 13. Surat Keterangan .......................................................................... 129
Lampiran 14. Biografi ......................................................................................... 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan ini delapan hal, yaitu: (A) latar belakang
masalah, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (E) Tujuan penelitian (F)
variabel penelitian, (G) ruang lingkup penelitian, (H) batasan istilah, dan (I)
sistematika penyajian. Kedelapan hal tersebut dipaparkan dalam subbab-subbab
berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal ini
berarti bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terpenting di kawasan Republik
Indonesia. Dalam konteks formal, pemakaian bahasa Indonesia sangat penting.
Dengan bahasa Indonesia, manusia Indonesia dapat saling berkomunikasi, berbagi
pengalaman, belajar satu sama lain, dapat meningkatkan intelektual dirinya
(Depdiknas, 2002). Dalam konteks pendidikan, khususnya pembelajaran di
sekolah, hal itu berarti peranan bahasa Indonesia sangat penting dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa.
Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP), bahasa
Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik. Selain itu, bahasa Indonesia juga merupakan penunjang
keberhasilan pembelajaran bidang studi lainnya (Matematika, Sains, IPS, PKn).
Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan bahwa peserta didik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berkomunikasi dalam bahasa resmi Negara, yakni bahasa Indonesia, secara baik
dan benar, baik lisan maupun tulisan.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen-komponen kemampuan berbahasa dan bersastra. Keduanya
diintegrasikan ke dalam aspek-aspek mendengarkan (menyimak), berbicara,
membaca dan menulis. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keempat
keterampilan itu harus dilatih secara integratif. Sebab, sebagaimana dikemukakan
Tarigan (1994: 3), keterampilan menyimak dapat membantu kualitas berbicara
pada seseorang, sedangkan menyimak dan membaca bersifat reseptif, yaitu siswa
dapat menerima informasi dari sumber lisan dan tertulis.
Mengingat pentingnya hal tersebut, siswa haruslah mendapatkan
pengajaran keterampilan menyimak secara memadai. Untuk mencapai harapan itu
dalam pembelajaran menyimak diperlukan media. Oleh karena itu, guru
diharapkan dapat memilih dan merancang media dengan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakter siswa, sehingga hal itu dapat meningkatkan
kemampuan menyimak siswa.
Media pembelajaran adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel)
untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber
(resource) kepada penerimanya (receiver) (Soeparno, 1998: 1). Dalam konteks
pembelajaran menyimak, media pembelajaran membantu menyalurkan pesan dari
guru kepada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media ini dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, bahkan memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
belajar siswa dan mempertinggi daya serap belajarnya. Salah satu jenis media
yang dapat dimanfaatkan adalah media audiovisual.
Media audiovisual adalah alat pembelajaran yang sudah diisi program,
yang dapat diserap melalui indera penglihatan dan pendengaran. Tujuan
penggunaan media audiovisual ini adalah agar pesan atau informasi yang
dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa sebagai penerima. Informasi yang ada
diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media audiovisual
dapat dimanfaatkan untuk mengajar keterampilan menyimak cerita rakyat.
Cerita rakyat merupakan bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya
tersebar secara lisan, diwariskan turun-temurun di kalangan masyarakat
pendukungnya secara tradisional (Soelarto, 1979). Sadjiman (1990: 16)
mengemukakan bahwa yang tergolong cerita rakyat adalah fabel (cerita binatang),
legenda, dongeng, dan mite. Dewasa ini cerita rakyat sudah didokumentasikan
dalam bentuk tulisan dan rekaman, baik audio maupun audiovisual. Dengan
memanfaatkan media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat,
perkembangan peserta didik di bidang emosional, kognitif, moral, bahasa, dan
sosial dapat semakin ditanamkan dalam diri siswa.
Akan tetapi, ternyata pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan
menggunakan media audiovisual masih jarang diterapkan di sekolah. Hal itu
diketahui dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah. Sehubungan dengan itu, di sini hendak diteliti
bagaimanakah efektivitas penggunaan media audiovisual dalam menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
pengujian Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran
Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan Pada Tahun Ajaran
2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini dibatasi pada menyimak cerita rakyat. Adapun masalah yang
akan diteliti adalah:
1. Seberapa besar efektivitas pengunaan media audiovisual dalam pembelajaran
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran
2010/2011?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan menyimak antara siswa kelas VA dan
Kelas VB dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan
media audiovisual dan tidak menggunakan media audiovisual?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan seberapa besar efektivitas pengunaan media audiovisual
dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius
Sengkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan menyimak siswa kelas VA dan kelas
VB dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media
audiovisual dan tidak menggunakan media audiovisual.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi
sekolah, guru Bahasa Indonesia, dan calon guru Bahasa Indonesia sebagaimana
diuraikan berikut.
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang efektivitas media
audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat di sekolah dan
perbedaan kemampuan menyimak cerita dalam pembelajaran menyimak di
sekolah. Dengan demikian, sekolah dapat menyikapi berbagai peluang
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana audiovisual yang bisa
mendukung pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan
media audiovisual.
2. Bagi guru Bahasa Indonesia di SD
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru bidang studi
Bahasa Indonesia, khususnya di kelas V SD untuk membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran menyimak cerita rakyat.
3. Bagi calon guru SD
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi calon guru SD dan
calon guru Bahasa Indonesia untuk memilih dan mengunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, menarik perhatian siswa, mudah
pelaksanaanya, dan terjangkau.
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pengunaan media audiovisual,
sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan menyimak cerita rakyat siswa
kelas V SD Kanisius Sengkan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah media audiovisual dalam pembelajaran
menyimak cerita dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VA(kelas
eksperimen) dan VB (kelas kontrol) SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran
2010/2011. Standar kompetensi yang dipilih peneliti adalah standar kompetensi
berdasarkan KTSP untuk kelas V semester I, yaitu standar kompetensi (SK) 1
yang berbunyi: “memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan,
dengan kompetensi dasar 1.2 yang berbunyi: “mengidentifikasi unsur–unsur cerita
tentang cerita rakyat yang didengarnya”.
G. Batasan Istilah
Batasan istilah digunakan untuk membatasi istilah-istilah yang akan
digunakan sebagai dasar teori dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Efektivitas
Efektivitas adalah efek atau akibat atau pengaruh dari sesuatu (Depdikbud,
1990: 219). Efektivitas dalam penelitian ini adalah efek atau akibat dari
penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat
untuk siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
2. Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan secara penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi
yang disampaikan pembicara dengan ujaran atau bahasa lisan. Yang dimaksud
menyimak dalam penelitian ini adalah siswa mendengarkan cerita rakyat
media audiovisual (rekaman audiovisual).
3. Media
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan suatu pesan (massage) atau informasi dari suatu sumber
(resource) kepada penerimanya (receiver)(Soeparno, 1998: 1). Media dalam
penelitian ini adalah media audiovisual.
4. Media audiovisual
Media audiovisual adalah alat yang “audible”artinya dapat didengarkan dan
“visible” artinya dapat dilihat (Suleiman, 1982: 11). Media audiovisual dalam
penelitian berupa rekaman cerita rakyat yang bisa didengarkan sekaligus
dilihat dalam wujud VCD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar
secara lisan, diwariskan turun-temurun di kalangan masyarakat pendukung-
nya secara tradisional (Soelarto, 1979). Sadjiman (1990: 16) mengemukakan
bahwa yang tergolong cerita rakyat adalah fabel (cerita binatang), legenda,
dongeng, dan mite. Pada saat ini cerita rakyat sudah didokumentasikan dalam
bentuk tulisan, dan rekaman baik audio maupun audiovisual. Cerita rakyat
dalam penelitian ini adalah cerita rakyat tentang “Bawang Putih dan Bawang
Merah”.
H. Sistematika Penyajian
Penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I adalah
pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan delapan hal, yaitu (A) latar belakang, (B)
rumusan masalah, (C) tujuan pennelitian, (D) manfaat penelitian, (E) variabel
penelitian, (F) ruang lingkup penelitian, (G) batasan istilah dan, (H) sistematika
penyajian. Kedelapan hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini.
Bab II adalah landasan teori. Dalam bab ini akan diuraikan lima hal, yaitu
(A) penelitian terdahulu yang relevan, (B) keterampilan menyimak, (C) media
audiovisual, (D) cerita rakyat, (E) kerangka berpikir, dan (F) hipotesis tindakan.
Kelima hal itu yang secara teoritis melandasi penelitian ini.
Bab III adalah metodologi penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tujuh
hal, yaitu (A) jenis penelitian, (B) desain penelitian, (C) subjek penelitian, (D)
instrumen penelitian, (E) teknik pengumpulan data, (F) teknik Pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
instrumen, dan (G) teknik analisis data. Keenam hal itulah yang secara teknis
dipakai peneliti dalam penelitian ini.
Bab IV adalah analisis data. Dalam bab ini akan diuraiakan empat hal,
yaitu (A) deskripsi data, (B) analisis data, (C) pengujian hipotesis, dan (D)
pembahasan hasil penelitian. Keempat hal itu memuat hasil penelitian ini.
Bab V adalah penutup. Dalam bab ini akan dikemukakan tiga hal, yaitu
(A) kesimpulan, (B) implikasi, dan (C) saran. Ketiga hal tersebut menjadi bagian
akhir dari penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan empat hal, yaitu (A) penelitian yang
relevan, (B) kerangka teori, (C) kerangka berpikir, (D) hipotesis. Keempat hal
tersebut dipaparkan dalam subbab-subbab berikut.
A. Penelitian yang Relevan
Ada tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga
penelitian itu ialah penelitian Hartiningsih (2003), penelitian Kurniawati (2004),
dan penelitian Veronica (2007). Ketiga penelitian tersebut diringkaskan sebagai
berikut.
Penelitian Hartiningsih (2003), yang berjudul “Kemampuan Menyimak
Dongeng “Detektif Kancil “Melalui Media Audiovisual Siswa Kelas I SD Pius I
Wonosobo Tahun Ajaran 2002/2003. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian sebagai berikut a) kemampuan siswa
kelas I SD Pius Wonosobo dalam menyimak secara keseluruhan dongeng
“Detektif Kancil” melalui audiovisual, baik. b) kemampuan menyimak dongeng
“Detektif Kancil” aspek pengetahuan, baik sekali”. c) kemampuan menyimak
dongeng “Detektif Kancil”aspek pemahaman, cukup. d) kemampuan berdasarkan
soal tes aplikasi, baik sekali.
Penelitian yang lain dilakukan Kurniawati (2004) berjudul Kemampuan
Menyimak Rekaman Audio Cerpen”Seteguh Batu Karang” Siswa Kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Sekretaris SMKN II Purworejo Tahun Ajaran 2003/2004. Jenis penelitian adalah
penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan wawancara dan
observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas II Sekretaris
SMKN II Purworejo dalam menyimak “Seteguh Batu Karang” baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2007) berjudul “Perbedaan
Hasil Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Tidak Mengggunakan Media
Audiovisual Siswa kelas V (Studi Kasus di SD Kanisius Jetisdepok dan SD
Kanisius Klepu, Yogyakarta)” Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual ada
peningkatan pembelajaran. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil
pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan tanpa menggunakan media
audiovisual dengan menggunakan media audiovisual. Pembelajaran dengan
mengunakan media audiovisual hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan
tanpa menggunakan media audiovisual.
Penelitian terdahulu memberikan gambaran kepada peneliti bahwa
menyimak cerita rakyat dengan menggunakan audiovisual masih relevan untuk
diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Kerangka Teori
1. Keterampilan Menyimak
Hal-hal yang dibahas dalam bagian ini meliputi: (a) pengertian menyimak,
(b) jenis-jenis menyimak, (c) tahap-tahap menyimak, (d) tujuan menyimak, (e)
faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak. Hal-hal tersebut dipaparkan
sebagaimana berikut.
a. Pengertian Menyimak
Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menyimak. Salah satu
pengertian menyimak yang dikutip dalam penelitian ini adalah pengertian
menyimak menurut Henry Guntur Tarigan sebagai berikut.
Keterampilan Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembaca melalui ujaran bahasa lisan (Tarigan, 1983: 19).
Keterampilan menyimak lebih mengarah pada komunikasi lisan yang pada
dasarnya bertujuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami
makna komunikasi dari yang mengkomunikasikan. Orang mempelajari suatu
bahasa dengan jalan mendengarkan atau menyimak, menirunya atau
mempraktekkannya (Tarigan, 1983: 11). Menyimak merupakan tahap pertama
yang dalam berbahasa yang harus dihubungkan dengan makna.
b. Jenis-Jenis Menyimak
Tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh si pembicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
melalui ujaran. Di samping tujuan umum ada juga tujuan khusus yang
menyebabkan adanya beraneka ragam jenis menyimak. Ada dua belas jenis
menyimak yaitu: menyimak ekstensif, menyimak intensif, menyimak
sosial/konversosial, menyimak sekunder, menyimak ekstetik/apresiatif kritis,
menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak interogatif, menyimak
eksplorasi, menyimak pasif, menyimak selektif.
1) Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif dapat merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan
dengan hal yang umum. Dalam menyimak ekstensif, guru tidak secara langsung
memberikan bimbingan kepada siswa, tetapi siswa diberinya kebebasan untuk
mencerna dan memahami hal yang disimak.
2) Menyimak intensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang lebih diarahkan pada
menyimak bahasa alamiah secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di
bawah bimbingan langsung oleh guru. Menyimak intensif lebih diarahkan pada
sesuatu yang harus diawasi dan dikontrol. Ada dua pembagian penting dalam
menyimak intensif, yaitu menyimak intensif yang diarahkan pada butir-butir
bahasa sebagai bagian dari program pengajaran dan menyimak intensif yang
diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum.
3) Menyimak sosial
Menyimak sosial merupakan kegiatan menyimak yang meliputi dua hal, yaitu
menyimak secara sopan dan menyimak penuh perhatian. Hal ini biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dilakukan dalam situasi-situasi sosial, misalnya ketika orang berbicara informal
mengenai topik tertentu yang menarik perhatian orang banyak.
4) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan saja.
5) Menyimak estetik
Menyimak estetik merupakan fase terakhir dari kegiatan menyimak secara
kebetulan dan termasuk dalam kegiatan ekstensif. Menyimak estetik biasa juga
disebut menyimak apresiatif.
6) Menyimak kritis
Menyimak kritis merupakan jenis kegiatan menyimak yang didalamnya sudah
terlihat kurangnya keaslian serta ketidak telitian yang akan diamati.
7) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan sejenis telaah untuk mengikuti petunjuk-
petunjuk, merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat kualitas, waktu,
urutan, dan sebab akibat.
8) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif merupakan kegiatan menyimak yang mengakibatkan
pembentukan atau rekontruksi imaginatif terhadap kesenangan-kesenangan akan
bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan
atas apa yang didengar seseorang.
9) Menyimak penyelidikan
Menyimak penyelidikan adalah jenis menyimak intensif dengan maksud dan
tujuan yang agak lebih sempit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
10) Menyimak interogatif
Menyimak interogatif adalah kegiatan menyimak yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi.
11) Menyimak pasif.
Menyimak pasif merupakan jenis menyimak dalam penyerapan suatu bahasa
tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar
teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, dan berlatih serta menguasai
suatu bahasa.
12) Menyimak selektif
Menyimak selektif merupakan jenis kegiatan menyimak yang mempunyai
keuntungan pada struktur tata bahasa, struktur yang diserap oleh proses ini
cenderung membuat kebiasaan-kebiasaan dalam otak.
Dalam suatu pembelajaran tidak mungkin semua jenis menyimak itu
dilangsungkan sekaligus. Sebab, setiap pembelajaran memiliki keunikannya
tersendiri. Di sini diharapkan bahwa seorang guru dapat memilih jenis menyimak
berdasarkan kebutuhan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan jenis menyimak ekstensif.
Sebagaimana telah dikemukakan Tarigan, menyimak ekstensif merupakan
kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal yang umum. Dalam menyimak
ekstensif, guru tidak secara langsung memberikan bimbingan kepada siswa, tetapi
siswa diberinya kebebasan untuk mencerna dan memahami hal yang disimak.
Salah satu tujuan dari menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama
dalam suatu cara yang baru (Tarigan, 1985: 23). Salah satu cara yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
peneliti dalam penelitian ini ialah menyajikan bahan yang lama berupa cerita
rakyat, dengan cara baru berupa media audiovisual.
Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran menyimak cerita, yakni cerita
rakyat. Cerita rakyat diartikan sebagai sebuah cerita yang dituturkan secara lisan
dan diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa setiap jenis cerita yang hidup di kalangan masyarakat,
yang ditularkan dari mulut kemulut adalah cerita rakyat (Suwono, 1981: 1).
c. Tahap-Tahap Menyimak
Sebagai sebuah kegiatan, menyimak senantiasa memiliki tahap-tahap
tertentu. Menurut Logan (dalam Tarigan, 1994: 58-59), tahap-tahap menyimak
dapat meliputi tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan
menanggapi. Tahap-tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1) Tahap Mendengar
Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Di situ boleh dikatakan bahwa kita
belum menangkap dan memahami secara lebih jelas tentang hal yang
dikemukakan oleh pembicara. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.
2) Tahap memahami
Pada tahap ini ada keinginan dari kita untuk mengerti atau memahami
dengan baik hal yang disampaikan pembicara. Di sini kita sudah masuk pada
tahap menangkap inti dan memahami secara jelas maksud pembicara. Jadi, di sini
kita sampai pada tahap understanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Tahap menginterpretasi
Pada tahap ini kita mulai mencermati dan menangkap isi pembicaraan
untuk selanjut melakukan penafsiran terhadap pendapat yang tersirat dari ujaran.
Dengan demikian, kita sampai pada tahap interpreting.
4) Tahap mengevaluasi
Setelah memahami serta menafsirkan isi pembicaraan, kita mulai menilai
atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara. Di situ dikemukakan
baik keunggulan dan kelemahan maupun kebaikan dan kekurangan dari hal yang
disampaikan pembicara. Demikianlah, kita sampai pada tahap evaluating.
5) Tahap menanggapi
Pada tahap ini kita dapat menyerap dan menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan pembicara. Di situ kita dapat membuat tanggapan terhadap gagasan
atau ide pembicara. Dengan demikian, kita sampai pada responding.
Adapun Srickland (dalam Tarigan 1994: 29) menyimpulkan sembilan
tahap menyimak sebagaimana berikut.
1) Menyimak berkala yang terjadi pada saat-saat anak merasa terlibat langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2) Menyimak dengan perhatian dangkal karena adanya gangguan berupa
selingan-selingan dan hal-hal lain di luar pembicaraan.
3) Setengah menyimak karena adanya kegiatan lain yang sedang ditunggu anak
untuk mengekspresikan isi hati atau untuk mengutarakan maksud hatinya.
4) Menyimak serapan karena anak keasyikan menyerap atau mengapsorsi hal-hal
yang kurang penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5) Menyimak sekali-sekali, yaitu anak menyimpan sebentar-sebentar saja apa
yang sesungguhnya hendak disimaknya, atau hanya memperhatikan kata-kata
si pembicara yang menarik hatinya saja.
6) Menyimak asosiatif, yaitu anak hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan, yang berakibat pada tidak adanya reaksi terhadap
pesan yang disampaikan pembicara.
7) Menyimak dengan reaksi berkala, yaitu anak membuat pertanyaan dan
komentar terhadap hal yang disimaknya.
8) Menyimak secara seksama, yaitu suatu tahap anak mengikuti dengan sungguh-
sungguh jalan pikiran sang pembicara.
9) Menyimak secara aktif, yaitu suatu tahap menyimak pada anak untuk
menemukan pikiran serta pendapat sang pembicara.
Berdasarkan tahap-tahap menyimak sebagaimana telah dikemukakan di
atas, tahap-tahap menyimak yang relevan dengan penelitian ini ialah tahap-tahap
menyimak menurut Logan, yang meliputi tahap mendengar, memahami,
mengevaluasi, menginterpretasi, menanggapi. Dengan demikian, tahap-tahap
menyimak cerita rakyat dapat meliputi tahap mendengarkan cerita, tahap
memahami isi cerita, tahap menginterpretasi cerita, dan tahap menanggapi cerita.
d. Tujuan Menyimak
Tujuan umum menyimak adalah untuk memperoleh informasi tentang
sesuatu hal. Tarigan (1980: 29) mengatakan bahwa seseorang dapat menyimak
dengan baik apabila ia mampu menerima dan menyimpan suatu pesan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
baik, dan pesan itu dapat disampaikannya kepada orang lain yang
membutuhkannya.
Ada delapan tujuan menyimak menurut Tarigan (1980: 28). Kedelapan
tujuan itu diuraikan sebagai berikut.
1) Belajar, yaitu menyimak untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicara. Menyimak dengan tujuan untuk belajar, misalnya tampak dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah, mendengar cerita, menyimak film,
mendengarkan ujaran orang lain. Kegiatan menyimak ini haruslah disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Menikmati keindahan, yaitu menyimak untuk mendapatkan kepuasan batin
yang tampak, misalnya, dalam pagelaran seni, mendengarkan musik,
menonton drama, dan lain-lain. Penyimak di sini hanya menikmati keindahan
dari bahan yang didengar atau dilihatnya.
3) Mengevaluasi materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah agar siswa
dapat memahami hal-hal apa yang disimak dapat berupa hal-hal yang baik
maupun hal-hal yang kurang baik. Maka perlu hati-hati dalam menyimak agar
sesuai dengan materi simakan dan pencapaian tujuan
4) Mengapresiasikan materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah
penyimak hanya dapat menghargai hal-hal yang disimak.
5) Mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Menyimak yang dimaksud adalah agar
seseorang dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan maupun
perasaan kepada orang lain dengan lancar dan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
6) Memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. Menyimak di sini
dimaksudkan untuk memberi ragam masukan untuk memecahkan masalah
dalam topik pembicaraan. Menyimak ini sama dengan pada saat kita
melakukan kegiatan musyawarah, mendengarkan petunjuk, ceramah dalam
kehidupan kita. Setelah itu penyimak berharap apa yang kita simak tersebut
dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
7) Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Menyimak di sini dimaksudkan
untuk memfokuskan perhatian pada kekhasan bunyi-bunyi tertentu. Misalnya,
orang yang sedang belajar bahasa asing harus memusatkan perhatian sunguh-
sunguh pada ujaran-ujaran yang diucapkan oleh pembicara asli (native
speaker).
8) Menyimak persuasif. Menyimak ini bertujuan untuk meyakinkan dirinya
terhadap masalah atau pendapat terhadap masalah yang selama ini diragukan
kebenarannya. Menyimak dalam hal ini sebelum kita tahu dan tidak yakin
kebenarannya maka menjadi terbuka pikiran yang dia ragukan akan suatu
kebenaran yang abadi.
Dari kedelapan tujuan menyimak tersebut, tujuan menyimak yang
ditekankan dalam penelitian ini adalah (1) menyimak untuk belajar, (2) menyimak
untuk mengevaluasi materi simakan, dan (3) menyimak untuk mengapresiasikan
materi simakan. Kegiatan menyimak yang dilangsungkan disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang akan dan harus dicapai siswa. Siswa dituntut untuk
mampu menghargai hal-hal yang disimak, dan memahami materi simakan dengan
tujuan untuk menjawab pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Walaupun menyimak ada tujuannya, tak dipungkiri bahwa senantiasa ada
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kegiatan menyimak. Menurut Achsin
(dalam Tarigan, 1981: 5) ada tiga faktor yang dapat menghambat dalam
menyimak. Ketiga faktor itu dijelaskan sebagai berikut.
1) Keterbatasan Fasilitas
Dalam pembelajaran, hal itu berkaitan dengan belum tersedianya alat
perekam yang memadai, kondisi ruangan belajar yang belum menunjang
pembelajaran menyimak, dan jumlah siswa yang besar.
2) Faktor perhatian dan kebiasaan anak
Faktor ini berkaitan dengan perhatian, daya tahan, dan kebiasaan
menyimak siswa yang masih kurang. Kebiasan ini juga dapat berkaitan dengan
pengelolaan kelas dan interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran.
3) Faktor kebahasaan
Faktor ini merupakan faktor utama penghambat pembelajaran bahasa
Indonesia secara umum dan pembelajaran menyimak secara khusus. Faktor ini
mulai dari mengenali bunyi tingkat fonologis, kata, kalimat, wacana sampai
menangkap dan menyimpan isi ujaran serta daya tahap menyimpan hasil simakan.
Masih menurut Tarigan (1980: 44-47), masih ada faktor lain yang
mempengaruhi menyimak. Ada tiga faktor penghambat di dalam pembelajaran
menyimak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1) Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas keefektifan dalam menyimak. Kesehatan fisik adalah
sebagai modal yang turut menentukan bagi setiap penyimak. Lingkungan fisik
juga turut bertanggung jawab atas ketidak efektifan menyimak seseorang.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang melibatkan sikap-sikap dan sifat–sifat pribadi juga
turut mempengaruhi menyimak. Faktor-faktor ini mencakup masalah-masalah: (a)
prasangka dan kurangnya simpati terhadap isi pembicaraan, (b) keegosentrisan
dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi, (c) kurang luasnya
pandangan, (d) kebosanan atau tidak ada perhatian sama sekali terhadap subjek,
dan (e) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek dan si pembicara.
Masalah-masalah ini sangat mempengaruhi kegiatan menyimak ke arah yang tidak
baik, dan berakibat buruk untuk seluruh kegiatan menyimak siswa.
3) Faktor pengalaman
Sikap siswa merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan
pengalamannya sendiri. Kurangnya atau tiadanya minat merupakan akibat dari
pengalaman yang dangkal atau tiadanya pengalaman terhadap bidang yang
disimak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Media Audiovisual
Menurut Soeparno (1987: 1) media yaitu alat yang dipakai sebagai saluran
(channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari sumber
(resource) kepada penerimanya (receiver). Istilah media berasal dari bahasa Latin,
dari bentuk jamak medium yang secara harafiah berarti pengantara atau pengantar
(Sadiman dkk, 1984: 47). Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Istilah
media sangat popular dalam komunikasi. Proses pembelajaran pada dasarnya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam
pembelajaran disebut media pembelajaran.
Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual (Azhar, 1996:
3). Dengan demikian, media adalah sarana atau alat yang dapat menyalurkan
informasi mengenai pembelajaran dari sumber informasi (guru) ke penerima
informasi (siswa), atau dari sarana penunjang lainnya kepada siswa.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempertinggi daya serap
belajar siswa. Menurut Sudjana dan Rifai (1991: 2), ada empat alasan, mengapa
media pembelajaran dapat mempertinggi daya serap belajar siswa. Keempat
alasan itu ialah sebagai berikut.
a. Dengan media, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan dapat
menimbulkan motivasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Dengan media, pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran .
c. Dengan media pembelajaran, metode pembelajaran akan lebih bervariasi.
d. Dengan media, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sedangkan
guru hanya menjadi fasilitator, yakni mengatur, memberi petunjuk, dan
memotivasi siswa.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran penting bagi siswa SD.
Media dapat menghindari siswa dari kebosanan dan memberikan motivasi baginya
untuk terlibat dalam pembelajaran. Sudjana (1991: 154) mengemukakan manfaat
media dalampengajaran, yaitu:
a. mengurangi verbalisme
b. menarik minat dan perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c. meletakkan dasar untuk perkembangan kegiatan belajar mengajar
d. memberikan pengalaman nyata pada siswa
e. menumbuhkan pemikiran yang sistematis dan seimbang
f. membantu tumbuhnya pemikiran dan perkembangan kemampuan berbahasa.
g. memberikan pengalaman serta membantu berkembangnya efisien dan
pengalaman belajar
h. memperjelas makna materi atau bahan pelajaran
i. menambah variasi metode mengajar sehingga siswa tidak bosan
j. meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Media sangat bermanfaat dalam proses belajar jika digunakan sesuai
dengan fungsi dan tujuannya. Cara memanfaatkan media harus sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
karakteristiknya. Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan media sesuai dengan
fungsinya dan tujuannya. Menurut Roestiyah (1982: 62-70) fungsi media
pendidikan meliputi hal-hal berikut.
a. Fungsi edukatif, media pendidikan dapat memberikan pengaruh baik yang
mengandung nilai pendidikan.
b. Fungsi sosial, dengan media pendidikan hubungan antar siswa menjadi lebih
baik, siswa dapat bersama-sama mempergunakan media tersebut.
c. Fungsi ekonomi, dengan satu macam alat atau media sudah dapat dinikmati
sejumlah anak didik dan dapat digunakan sepanjang waktu.
d. Fungsi politis, dengan media pendidikan berarti sumber pendidikan dari pusat
akan sampai ke pelosok.
e. Fungsi seni budaya, dengan adanya media pendidikan siswa dapat mengenal
bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengalaman siswa tentang
niai-nilai budaya semakin bertambah luas.
Audiovisual merupakan sebuah frasa, yakni gabungan kata audio artinya
sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran dan visual artinya sesuatu yang
bersangkutan dengan penglihatan (KBBI, 1990: 56; 1004). Dalam bahasa media,
frasa audiovisual dipakai untuk menyebut tampilan media yang bisa dilihat
sekaligus didengar. Sejalan dengan itu, Suleiman (1982: 11) mengemukakan
bahwa media audiovisual adalah alat yang audible artinya dapat didengarkan dan
visible artinya dapat dilihat. Jika demikian, media audiovisual dalam pembelajaran
dapat diartikan sebagai penyalur pesan atau informasi berupa suara (dapat
didengar) dan gambar (dapat dilihat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Media audiovisual dapat juga diartikan sebagai suatu media visual yang
disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjadinya
komunikasi antara dua arah antar-guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Media audiovisual terdiri dari “Software” dan “Hardware”. Software adalah
bahan-bahan informasi yang terdapat dalam sound slide, kaset, TV dan
sebagainya. Sedangkan Hardware adalah segenap teknis yang memungkinkan
Software dapat dinikmati misalnya: Tape, proyektor, film, slide, dan sebagainya
(Rinanto, 1982: 21).
Menurut Suleiman (1981: 16-18), fungsi media audiovisual adalah sebagai
alat untuk mempermudah penyampaian dan penerimaan materi pelajaran antara
guru dengan siswa. Dari pihak guru, media audiovisual berfungsi sebagai alat
untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran kepada siswa secara
lebih konkret. Dari pihak siswa, media audiovisual berfungsi sebagai alat untuk
mempermudah penerimaan materi karena adanya suara dan gambar yang lebih
konkret.
Media audiovisual dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui
lebih banyak hal. Media audiovisual dapat membangkitkan keinginan siswa untuk
belajar secara lebih konkret. Media ini bukan hanya menghasilkan cara belajar
yang efektif dalam waktu yang lebih singkat, namun juga menjadikan siswa
mampu menyimpan lebih lama dalam ingatannya hal-hal yang telah dipelajarinya.
Media audiovisual juga memiliki fungsi praktis. Menurut Rinanto (192:
53-56) fungsi praktis media audiovisual adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Media audiovisual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa. Pengalaman yang dimiliki setiap siswa berbeda. Hal itu dipengaruhi
oleh faktor keluarga dan masyarakat. Perbedaan pengalaman siswa ini
merupakan hal yang sulit diatasi dalam pembelajaran, sehingga mustahil jika
guru hanya menggunakan bahasa verbal.
b. Media audiovisual dapat melampaui batas ruang dan waktu. Dalam hal ini,
harus disadari bahwa banyak hal yang tak mungkin dialami di dalam kelas.
c. Media audiovisual sangat memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antara siswa dengan lingkungannya.
d. Media audiovisual memberikan keseragaman pengamatan.
e. Media audiovisual dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan
realistis.
f. Media audiovisual membangkitkan keinginan dan minat baru bagi siswa.
g. Media audiovisual memberikan pengalaman yang integral mengenai hal
yang konkret sampai ke hal yang abstrak.
3. Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran
Dari paparan di atas dapatlah dikatakan bahwa media audiovisual sangat
penting dalam pembelajaran. Sebab, dengan penggunaan media audiovisual
pembelajaran dapat berjalan efektif, efisien, dan bermakna. Oleh karena itu,
Penggunaan media audiovisual harus dipersiapkan secara matang sebelum proses
pembelajaran berlangsung. Hal itu berkaitan dengan hal-hal teknis, misalnya
keterampilan merancang, mengoperasikan media, dan mempresentasikan media di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam pembelajaran. Dengan menguasai keterampilan-keterampilan dasar itu,
pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar.
Sejalan konsep di atas, penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, khususnya menyimak cerita rakyat, memerlukan persiapan.
Dalam hal itu, perencanaan pokok yang harus dilakukan guru antara lain
menyangkut bagaimana menyampaikan informasi bagi yang mendengar maupun
yang melihatnya (Suleiman, 1981: 21-24). Pengunaan media audiovisual
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Untuk mencapai
tujuan itu, diperlukan tahap-tahap tertentu. Adapun tahap-tahap penggunaan
media secara efektif dan efisien meliputi: persiapan, penyajian, penerapan, dan
kelanjutan.
1. Persiapan
Sebelum melakukan pembelajaran, guru menentukan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran. Setelah itu, guru melakukan persiapan dengan cara
latihan. Pada saat latihan guru hendaknya mencatat hal-hal apa yang seharusnya
ditonjolkan dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga harus memastikan apakah
media yang digunakan sudah siap-pakai ataukah belum.
2. Penyajian
Setelah persiapan, langkah selanjutnya adalah penyajian bahan. Hal-hal
yang harus diperhatikan guru dalam menyajikan bahan menyangkut antara lain
penyusunan kata pendahuluan, animasi dan pilihan kata yang tepat sehingga dapat
menarik perhatian siswa, dan penampilan bahan yang sesuai dan bermutu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Penerapan
Pada tahap ini siswa dapat belajar menyusun kata-kata untuk menjawab
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guru harus singkat, padat, dan jelas. Hal itu
dimaksudkan untuk memantapkan fakta-fakta yang penting dalam ingatan peserta
didik
4. Kelanjutan
Pembelajaran tidak hanya berhenti pada tahap penerapan, tetapi harus
sampai pada tahap kelanjutan. Kelanjutan yang dimaksud adalah pembelajaran
yang telah dilakukan tidak hanya berhenti pada saat pembelajaran berlangsung,
tetapi juga setelah berlangsungnya pembelajaran itu sebagai kelanjutannya. Pada
saat tertentu, sebaiknya siswa perlu disegarkan dan diingatkan kembali akan apa
yang pernah diihat dan didengar. Hal itu bisa dilakukan guru saat memulai
pembelajaran berikutnya dengan melakukan apersepsi.
4. Cerita Rakyat
Cerita rakyat (folktale) adalah kiasan anonim yang tidak terikat pada ruang
dan waktu, yang beredar secara lisan di kalangan masyarakat. Sadjiman (1990:
16) mengemukakan bahwa yang tergolong cerita rakyat adalah fabel (cerita
binatang), legenda, dongeng, dan mite. Cerita rakyat biasanya didokumentasikan
dalam bentuk tulisan dan rekaman dalam bentuk audio maupun audiovisual.
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya, sejarah yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Pada umumnya cerita rakyat mengisahkan tentang kejadian di
suatu tempat atau asal mula suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, dewa-dewi, maupun
manusia. Dalam KBBI (Diknas, 1990: 165) dijelaskan bahwa cerita rakyat adalah
cerita dari zaman dulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.
Mite adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap sakral
(suci) oleh pendukungnya. Mite mengandung tokoh dewa atau mahluk setengah
dewa. Tempat terjadinya di dunia lain dan masa terjadinya sudah jauh di zaman
dulu kala yakni di zaman purba.
Dongeng adalah cerita atau prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi (Bunanta, 1998: 10). Dongeng tidak terikat dengan pelaku, waktu, dan
tempat artinya tokohnya boleh siapa saja, manusia, dewa, hantu, binatang dan
sebagainya, waktu terjadinya dapat kapan saja dan di mana saja.
Legenda adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak
dianggap sakral. Tokoh legenda adalah manusia biasa yang memiliki sifat yang
luar biasa sering dibantu oleh makhluk-makhluk gaib.
Cerita rakyat disebarkan dari seseorang kepada yang lain secara berturut–
turut tanpa penekanan pada sumber aslinya. Cerita rakyat benar-benar disebarkan
secara oral artinya disebarkan dari mulut ke mulut. Dalam proses penyebaranya,
cerita rakyat dituturkan oleh seseorang dan didengarkan oleh orang lain. Orang
lain itu menuturkannya kepada orang lain lagi sejauh dia dapat mengingat urutan
isinya, dengan atau tanpa tambahan yang dibuat oleh penuturnya yang baru itu
(Bunanta, 1998: 23).
Ada kemungkinan cerita rakyat dalam perkembangannya mengalami
perubahan. Hal itu disebabkan karena penuturnya tidak mampu mengingat seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
isi cerita secara runtut dan lengkap, atau tidak mampu mengingat seluruh isi cerita
secara urut dan lengkap, atau tidak mampu menuturkan secara tepat seperti yang
didengarnya dari penuturnya yang memberi cerita kepadanya. Ada juga yang
disebabkan karena tuntunan untuk menyelaraskan penuturan cerita tersebut
dengan selera pendengarnya (Bunanta, 1998: 23).
Secara rinci Danandjaja (dalam buku Risalah, 1979-1980) menyebutkan
ciri-ciri cerita rakyat adalah sebagai berikut.
a. Cerita rakyat merupakan penyebaran secara lisan yakni disebarkan dari mulut
ke mulut atau diwariskan melalui kata-kata.
b. Cerita rakyat adalah tradisional, yakni disebarluaskan dalam bentuk relatif
tetap atau dalam bentuk standar dan tersebar diantara kelompok tertentu,
dalam waktu yang cukup lama (sedikitnya dua generasi).
c. Cerita rakyat ada dalam versi (version) yang berbeda-beda. Ini disebabkan
oleh penyebaran yang lisan, dari mulut ke mulut, walaupun perbedaannya
hanya pada hal-hal yang kecil saja atau pada bagian luarnya saja.
d. Bersifat anonim yaitu nama pencipta suatu cerita rakyat biasanya sudah tidak
diketahui oleh orang lain.
e. Cerita rakyat mempunyai fungsi (function) dalam kehidupan bersama sebagai
suatu kolektif. Cerita rakyat berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara,
protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
f. Cerita rakyat menjadi milik bersama (collektive) dari masyarakat tertentu. Hal
ini disebabkan karena penciptanya tidak diketahui lagi, sehingga anggota
kolektif tersebut merasa memiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
g. Cerita rakyat pada umumnya bersifat polos dan lugu sehingga sering kali
kelihatan kasar. Cerita rakyat merupakan proyeksi emosi manusia yang paling
jujur.
William R. Bascom (dalam Risalah, 1979-1980: 63) menyatakan bahwa cerita
rakyat (cerita lisan) mempunyai empat fungsi. Keempat fungsi adalah sebagai
berikut.
a. Cerita rakyat berfungsi sebagai sistem proyeksi (projective system), yakni
mencerminkan angan-angan kelompok.
b. Cerita rakyat berfungsi sebagai alat perantara dan lembaga kebudayaan
(validating culture).
c. Cerita rakyat berfungsi sebagai alat pendidikan anak (paedagocal device).
d. Cerita rakyat berfungsi sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma
masyarakat dipenuhi.
Dalam kaitan dengan perkembangan anak, nilai cerita rakyat meliputi
perkembangan holistik yang mencakup emosional, kognitif, moral, sosial, dan
bahasa. Manfaat yang berhubungan dengan perkembangan emosional yaitu
mengajarkan pada anak bahwa manusia mempunyai rasa cinta, benci, sedih,
marah, dan gembira. Dalam tataran kognitif, cerita rakyat berfungsi sebagai alat
pendidikan. Sebagai alat pendidikan, cerita rakyat dapat dimanfaatkan sabagai
sarana untuk menyadarkan siswa akan nilai-nilai moral dan sosial yang terkadung
dalam cerita rakyat (Bunanta, 1998: 52).
Selain itu, cerita rakyat juga bermanfaat bagi perkembangan penguasaan
bahasa pada siswa. Cerita rakyat yang ditampilkan atau dibawakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pembelajaran dapat menanamkan penguasaan siswa pada bahasanya sendiri, yang
berefek positif pada kompetensi berbahasanya (Bunanta, 1998: 52).
C. Kerangka Berpikir
Sebagai penghubung antara deskripsi teoritis dan pengajuan hipotesis perlu
ada kerangka berpikir dari teori yang di terapkan di atas, sehingga dapat diajukan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari penelitian. Agar pembelajaran
menyimak cerita rakyat efektif seperti yang diharapkan, peneliti menggunakan
media audiovisual dalam pembelajaran.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti membuat hipotesis untuk
penelitian ini sebagai berikut.
1. Pengunaan media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
2. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak siswa kelas VA
dan Kelas VB dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan
menggunakan media audiovisual dan tidak menggunakan media audiovisual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tujuh hal, yaitu (A) jenis penelitian, (B)
desain penelitian, (C) subjek penelitian, (D) instrumen penelitian, (E) teknik
pengujian instrumen, (F) teknik pengumpulan data, dan (G) teknik analisis data.
Keenam hal tersebut dipaparkan dalam subbab-subbab berikut.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini
akan diadakan percobaan untuk meneliti apakah media audiovisual memiliki
efektivitas dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan melihat perbedaan
jawaban pertanyaan dari cerita rakyat yang didengar antara dua kelompok.
Dua kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini dikondisikan untuk
menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual, sedangkan
kelompok kontrol dikondisikan untuk menyimak cerita rakyat tidak menggunakan
media sekaligus sebagai uji instrumen. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian
ini akan dicari hubungan sebab akibat yang timbul dari kedua kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Desain Penelitian (Rancangan Penelitian)
Penelitian ini menggunakan desain post test-only group control.
Kelompok Pre test Treatment Post test
Eksperimen (R) - x O1
Kontrol (R) - - O2
Nilai post-test kelas eksperimen dibandingkan dengan nilai post-test kelas
kontrol untuk mengetahui seberapa besar efektivitas treatment. Jika nilai
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka
perbedaannya disebabkan karena perlakuan. Sebaliknya, jika nilai kelompok
kontrol yang lebih baik, maka perbedaannya disebabkan bukan karena perlakuan
(Emzir. 2007: 48).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sengkan yang
berjumlah 60 siswa dengan rincian: kelas VA berjumlah 30 siswa dan kelas VB
berjumlah 30 siswa. Peneliti mengambil semua subjek menjadi sampel penelitian.
Sebab, dengan mengambil seluruh subjek sebagai sampel, peneliti akan
memperoleh data yang valid. Selain itu, jumlah sampel belum berjumlah seratus.
Hal itu sejalan dengan pendapat Arikunto (1991: 125) yang mengatakan bahwa
apabila jumlah subjek kurang dari seratus peneliti dapat mengambil seluruh
subjek sebagai sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok
eksperimen, yakni kelas VA yang menyimak cerita rakyat dengan menggunakan
media audiovisual, dan (2) kelompok kontrol, yakni kelas VB yang menyimak
cerita rakyat tidak menggunakan media (dalam kelompok kontrol, cerita hanya
hanya dibacakan oleh peneliti).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk dapat mengumpulkan
data (Arikunto, 1990: 177). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertanyaan atau soal berupa tes essai.
Untuk mengerjakan tes esai, peneliti membuat perintah kepada siswa untuk
mengerjakan soal-soal yang telah disediakan peneliti. Selanjutnya, jawaban atau
hasil tes dari siswa dikumpulkan, diperiksa, dan diberi skor.
Mengingat ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka peneliti memberikan perintah yang berbeda antara kedua kelompok.
Perintah untuk masing-masing kelompok disusun sebagai berikut.
1. Perintah untuk kelompok eksperimen yaitu:
a. Dengarkanlah dengan baik cerita rakyat yang di tayangkan!
b. Jawablah pertanyaan yang yang disediakan di kertas secara individu!
c. Tulis nama, kelas, dan nomor urut presensi di sudut di kertas jawabanmu!
d. Kerjakan di dalam ruangan kelas!
e. Waktu 45 menit!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Perintah untuk kelompok kontrol adalah sebagai berikut.
a. Dengarkanlah dengan baik cerita rakyat yang dibacakan guru!
b. Jawablah pertanyaan yang di kertas yang disediakan di kertas secara individu!
c. Tulis nama, kelas, dan nomor urut presensi di kertas jawaban!
d. Kerjakan di dalam ruangan kelas!
e. Waktu 45 menit!
E. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen dilakukan dengan 2 cara yakni (1) uji validitas,
(2) uji reliabilitas. Kedua hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.
1. Validitas
Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi.
Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika evaluasi
tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur (Purwanto, 2004: 137).
Menurut Putro (2009: 128) Validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas
berkaitan dengan ketepatan suatu alat ukur.
Berdasarkan pengertian validitas sebagaimana telah dikemukakan oleh para
ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa validitas adalah “ketepatan”atau
“keajekan” suatu alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Purwanto (2004: 138) ada 4 jenis validitas, yaitu: content validity
(curricular validity), construct validity, predictive validity, concurrent validity.
Dalam penelitian ini, peneliti memakai content validity (curricular validity). Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dalam content validity (curricular validity). Suatu tes dikatakan memiliki content
validity, jika scope dan isi tes sesuai dengan scope dan isi kurikulum. yang sudah
diajarkan. Dalam penelitian ini, Peneliti menyusun soal tes essei berdasarkan
kurikulum yaitu berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
yang sudah disusun (lihat kisi-kisi soal pada tabel 2), kemudian soal-soal yang
disusun tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi
bahasa Indonesia.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan
ketelitian hasil (Putro, 2009: 127-154). Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan
dalam suatu koefisien korelasi. Koefisien korelasi dinyatakan dalam suatu
bilangan koefisien antara –1,00 sampai 1,00. Dalam penelitian ini, pengujian
reliabilitas di uji di kelas VB SD Kanisius Sengkan tanggal 16 September 2010.
Pengukuran reliabilitas memakai koefisien reliabilitas alpha dengan rumus
sebagai berikut.
11r = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−∑
2
2
11 t
b
kk
σσ
Keterangan
r 11 = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
∑ 2bσ = Jumlah varians butir
21σ = varians total
Sebelum dilakukan perhitungan koefisien reliabilitas perlu dicari 2 hal yaitu
(a) jumlah varians per butir, dan (b) varians total (analisis lihat lampiran 7)
a. Varians Butir
Varians butir dihitung dengan rumus sebagai berikut:
21σ =
NN
jlhjlhkuadrat2
−
21σ = Varian soal ke – n
N= Jumlah siswa
b. Varians total
2tσ =
NN
SkortotalalKuadrattot −
2tσ = Varian total
N= Jumlah siswa
Tabel 1. Kualifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah Negatif- 0,21 Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah dan cara untuk memperoleh data
berkaitan dengan subjek yang diteliti dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.
Teknik tes diwujudkan peneliti melalui tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) persiapan,
(2) treatment, dan (3) pengumpulan data. Ketiga tahap itu dijelaskan sebagai
berikut.
1. Persiapan
Sebelum mengumpulkan data peneliti mengadakan persiapan. Persiapan
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah SD Kanisius Sengkan untuk
melakukan penelitian serta memberikan surat pengantar penelitian dari prodi
PGSD.
b. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia
untuk mengetahui informasi data, jumlah siswa, dan keadaan siswa.
c. Peneliti bersama guru bahasa Indonesia menentukan jadwal penelitian.
d. Peneliti membuat sepuluh butir soal essai untuk kedua kelompok yang
menjadi subjek penelitian dengan soal yang sama sesuai dengan indikator
yang mau dicapai sepeti yang tercantun dalam RPP (lihat lampiran 2), LKS (
lihat lampiran 4). Sebelum mengujikan soal tersebut peneliti menyusun kisi-
kisi. Adapun kisi-kisi tersebut disusun sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 2 Kisi-kisi Soal Menyimak Cerita Rakyat
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator No. Soal Jumlah Soal
1.Mendengarkan
Memahami
penjelasan
narasumber dan
cerita rakyat
secara lisan
1.2
mengidentifikasi
unsur–unsur
cerita tentang
cerita rakyat
yang
didengarnya”.
Siswa dapat
menyebutka
n tokoh
cerita
1 1
Siswa dapat
menyebutka
n latar cerita
2 1
Siswa dapat
menjelaskan
amanat
3 1
Siswa dapat
menjelaskan
watak tokoh
5, 6, 7, 8
dan 9
5
Siswa dapat
menentukan
tema cerita
3 1
Siswa dapat
menuliskan
kembali isi
ringkas
cerita
10 1
Total Soal 10
e. Soal-soal disusun berdasarkan kisi-kisi di atas.
f. Soal-soal yang telah disusun peneliti selanjutnya dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.
g. Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Treatment (perlakuan)
Sebelum mengumpulkan data dari kedua kelompok, peneliti menyusun
treatment (perlakukan) yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Treatment (perlakukan) yang dimaksud dideskripsikan sebagai berikut.
a. Peneliti memberikan soal berupa tes essai untuk dijawab siswa berdasarkan
cerita rakyat yang didengarkan.
b. Kelompok eksperimen menjawab pertanyaan berdasarkan cerita rakyat yang
didengarkan lewat media audiovisual yang ditayangkan lewat media player.
c. Kelompok kontrol menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang dibacakan
oleh peneliti.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan subjek penelitian dalam rangka tujuan penelitian. Data diperoleh
melalui tes menyimak. Tes menyimak dilakukan dengan menggunakan media
audiovisual dan tidak menggunakan media audiovisual. Pengumpulan data
dilakukan terlebih dahulu dilakukan dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat
menggunakan media audiovisual, kemudian pembelajaran menyimak cerita rakyat
tidak menggunakan media audiovisual. Pengambilan data dilakukan satu kali
dengan bahan yang sama dengan bahan waktu yang sama.
Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut.
a. Soal tes yang diberikan kepada siswa, berupa perintah untuk menjawab butir
soal yang telah diterima. Kelompok eksperimen menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berdasarkan cerita rakyat yang didengarkan lewat media audiovisual yang
ditayangkan lewat media player, sedangkan kelompok kontrol menjawab
pertanyaan berdasarkan cerita yang dibacakan oleh peneliti.
b. Siswa menyimak cerita untuk menjawab butir soal yang telah diterima.
c. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan informasi yang
disimak.
d. Peneliti mengumpulkan hasil pekerjaan siswa untuk dianalisis.
4. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah
teknik statistik. Yang dimaksud dengan teknik statistik ialah suatu teknik dengan
cara peneliti mengumpulkan data berupa angka-angka, yang digolong-golongkan
dan ditabulasikan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti mengenai
suatu masalah atau gejala (KBBI, 1990: 858). Teknik itu dikonkretkan peneliti
melalui dua cara, yaitu: (a) pemeriksaan dan pemberian skor tes menyimak siswa
dengan skala penilaian 1-5 sesuai dengan bobot butir pertanyaan yang ditentukan,
dan (b) perhitungan nilai rata-rata (mean). Skor siswa dianalisis untuk kemudian
dicari dan diukur skor rata-rata (mean). Skala penilaian digambarkan pada tabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3 Penilaian Tes Menyimak
No.
Soal Soal Bobot
Skala
Penilaian Jumlah
1 2 3 4 5
1. Menyebutkan tokoh 1
2. Meyebutkan latar 1
3. Menetukan tema 2
4. Mejelaskan amanat 2
5. Menjelaskan kegiatan pelaku 2
6. Mengidentifikasi watak pelaku 2
7. Membandingkan watak pelaku 2
8.
Menjelaskan watak pelaku dan
akibatnya 2
9. Menjelaskan sikap pelaku 2
10. Menuliskan isi cerita 4
Total 100
Skor = 100Jlh x 100%
Keterangan mengenai kriteria penilaian tes menyimak
Soal nomor 1
5= Menyebutkan tokoh lebih dari 5
4 = Menyebutkan 5 tokoh
3= Menyebutkan 3 tokoh
2= Menyebutkan 2 tokoh
1= Menyebutkan 1 tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Soal nomor 2
5= Menuliskan 5 latar tempat
4 = Menuliskan 4 latar tempat
3 = Menuliskan 3 latar tempat
2= Menuliskan 2 latar tempat
1= Menuliskan 1 latar tempat
Soal nomor 3
5= Menentukan tema sesuai dengan isi cerita
4 = Menentukan tema cukup sesuai dengan isi cerita
3= Menentukan tema kurang sesuai dengan isi cerita
2 = Menentukan tema tidak sesuai dengan isi cerita
1= Tidak ada jawaban yang benar
Soal nomor 4
5 = Amanat sangat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 3
4 = Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2
3 = Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1
2= Amanat kurang sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2-3
1= Amanat tidak sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1
Soal nomor 5-9
5= Jawaban sangat tepat, lengkap dan benar
4 = Jawaban tepat lengkap dan benar
3 = Jawaban kurang lengkap dan benar
2= Jawaban kurang lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1= Jawaban tidak benar
Soal nomor 10
5= Menuliskan judul, Isi sesuai cerita, struktur kalimat sesuai EYD
4 = Menuliskan sesuai dengan isi cerita, struktur kalimat sesuai EYD
3 = Menuliskan judul, isi sesuai cerita, kurang memperhatikan EYD
2= Menuliskan isi sesuai cerita, banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca.
1= Menuliskan judul, kurang sesuai dengan isi cerita, kurang memperhatikan
EYD
Berdasarkan perbedaan skor yang diperoleh siswa dari kedua kelompok, yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, akan diketahui seberapa besar
efektivitas media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita khususnya
cerita rakyat.
Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.
a. Membuat tabulasi pada skor kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Membuat tabulasi persiapan perhitungan nilai rata-rata.
c. Menghitung nilai rata-rata (mean).
Nilai mean dilambangkan dengan Perhitungan mean dilakukan dengan
menjumlahkan skor dan membaginya dengan jumlah siswa (Nurgiyantoro, 2001:
361) dengan rumus:
x = N
fx∑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Keterangan
x = mean (nilai rata-rata)
X = skor dalam menyimak
N = jumlah siswa
d. Mengkonversi nilai rata-rata ke dalam patokan perhitungan persentase skala
seratus untuk menentukan taraf kemampuan menyimak cerita rakyat.
Untuk menafsirkan kemampuan menyimak cerita rakyat apakah baik,
sedang, kurang, maka hasil dari perhitungan dikonversi ke dalam persentase skala
seratus (Nurgiyantoro, 1998: 264)
Tabel 4 Patokan Perhitungan Persentase Skala Seratus
Rentang angka Interval % tingkat penguasaan Keterangan 96-100 96%-100% Sempurna 86-95 86-95% Baik sekali 76-85 76-85% Baik 66-75 66%-75% Sedang 56-65 56%-65% Cukup 46-55 46%-55% Hampir sedang 36-45 36%-45% Kurang 26-35 26%-35% Kurang sekali 16-25 16%-25% Buruk 0-15 0%-15% Buruk sekali
e. UJi -t
Rumus uji-t dimaksudkan untuk menguji perbedaan hasil menyimak cerita
rakyat antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan hasil
menyimak kedua kelompok akan memberikan informasi mengenai efektivitas
media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat (Nurgiyantoro,
2001: 109). Perbandingan hasil pembelajaran menyimak menggunakan media
audiovisual dan tanpa media audiovisual dapat diketahui dengan mengunakan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
t. Nilai t-observasi yang dicari dapat dilihat signifikan tidaknya dengan tabel kritis
t dengan derajat kebebasan (db). Untuk menentukan signifikan tidaknya nilai t
selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai kritis t (nilai kritis t terlampir).
Jika harga t-observasi diketahui selanjutnya dikonsultasikan dengan t-tabel
dengan taraf signifikansi tertentu. Dalam penelitian ini taraf signifikansi adalah 5
%. Taraf signifikansi tersebut berarti bahwa peneliti bersedia menerima penelitian
walaupun dari populasi ada 5% yang meleset tidak sesuai dengan kesimpulan
(Arikunto, 1990: 505).
Apabila harga t-observasi lebih kecil dari pada t-tabel maka tidak ada
perbedaan yang signifikan antara dua hal. Sebaliknya apabila nilai t-observasi
lebih besar atau sama dengan nilai t-tabel maka hasilnya ada perbedaan antara dua
hal. Perbedaan tersebut dihitung dengan menggunakan rumus t-tes
Langkah-langkah dalam uji t yaitu
1) Mencari taksiran
S2=
( )
221
2
2
222
2
1
121
−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+−
+
∑ ∑ ∑∑
nnn
xx
nx
x
2) Mencari nilai t
t =
2
2
1
2
21
nS
nS
XX
+
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Keterangan
t = Koefisien yang dicari
n1= jumlah sampel kelompok 1
n2= jumlah sampel kelompok 2
1X = nilai rata-rata kelompok 1
2X = nilai rata-rata kelompok 2
S2= taksiran varian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan ini empat hal, yaitu (A) deskripsi data,
(B) analisis data, (C) pengujian hipotesis, dan (D) pembahasan hasil penelitian.
Keempat hal tersebut dipaparkan dalam subbab-subbab berikut.
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data
kuantitatif yang dimaksud berupa skor yang didapat dari tes menyimak cerita
rakyat. Tes menyimak dikerjakan oleh kelompok eksperiman dengan
menggunakan media audiovisual dan kelompok kontrol tidak menggunakan
media audiovisual.
Penelitian ini berlangsung pada bulan September 2010 di kelas V SD
Kanisius Sengkan. Ada dua subjek dalam penelitian ini. Pertama, siswa kelas
VA berjumlah 30, dan saat pengambilan data 1 siswa tidak hadir. Kedua, siswa
kelas VB berjumlah 30, dan saat pengambilan data 5 siswa tidak hadir. Dengan
demikian, total subjek penelitian ini adalah 54 siswa dengan rincian: kelas VA
29 siswa dan kelas VB 25 siswa.
Data kuantitaif dalam penelitian ini berupa skor-skor yang diperoleh dari
jawaban siswa atas tes essai. Skor-skor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu
skor untuk kelompok eksperimen dan skor untuk kelompok kontrol. Berikut
adalah uraian skor-skor dari kedua kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Skor Kelompok Eksperimen
Total siswa kelompok eksperimen adalah 29 siswa. Berdasarkan urutan
presensi, peneliti membuat tabulasi skor sebagai berikut.
Tabel 5 Data Skor Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audiovisual
Kelompok Eksperimen
No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor
1. 60 6. 67 11. 82 16. 71 21. 76 26. 75
2. 74 7. 64 12. 72 17. 75 22. 76 27. 75
3. 76 8. 68 13. 75 18. 79 23. 77 28. 79
4. 80 9. 80 14. 77 19. 89 24. 77 29. 79
5. 77 10. 87 15. 79 20. 82 25. 84 30. -
Selanjutnya, peneliti mengurutkan skor-skor tersebut dari skor tertinggi
sampai skor terendah. Urutan skor-skor tersebut, yaitu: skor 89 diperoleh 1 siswa,
skor 87 diperoleh 1 siswa, skor 84 diperoleh 1 siswa, skor 82 diperoleh 2 siswa,
skor 80 diperoleh 2 siswa, skor 79 dperoleh 4 siswa, skor 77 diperoleh 4 siswa,
skor 76 peroleh 3 siswa, skor 75 diperoleh 4 siswa, skor 74 diperoleh 1 siswa,
skor 72 diperoleh 1 siswa, skor 71 diperoleh 1 siswa, skor 68 diperoleh 1 siswa,
skor 67 diperoleh 1 siswa, skor 64 diperoleh 1 siswa, dan skor 60 diperoleh 1
siswa. Urutan skor-skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 6 Urutan Skor Kelompok Eksperimen
No. Urutan skor Jumlah siswa
1 89 1
2 87 1
3 84 1
4 82 2
5 80 2
6 79 4
7 77 4
8 76 3
9 75 4
10 74 1
11 72 1
12 71 1
13 68 1
14 67 1
17 64 1
18 60 1
Dari deksripsi di atas diperoleh kesimpulan bahwa skor tertinggi yang
dicapai kelompok eksperimen adalah 89 dan skor terendah adalah 60.
Data skor pada tabel 5 kemudian ditabulasikan ke dalam tabel 6 sebagai persiapan
untuk menghitung nilai rata-rata dan perbedaan kemampuan menyimak cerita
rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 7
Perhitungan Jumlah Skor dan Jumlah Skor Kuadrat sebagai Persiapan Menghitung Mean dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat
Menggunakan Media Audiovisual Kelompok Eksperimen
No. Skor Frekuensi
(f)
f(x) f(x)²
1 89 1 89 7.921
2 87 1 87 7.569
3 84 1 84 7.056
4 82 2 164 13.448
5 80 2 160 12.800
6 79 4 316 24.964
7 77 4 308 23.716
8 76 3 228 17.320
9 75 4 300 22.500
10 74 1 74 5.476
11 72 1 72 5.184
12 71 1 71 5.041
13 68 1 68 4.624
14 67 1 67 4.489
17 64 1 64 4.096
18 60 1 60 3.600
N= 29 ∑ =)(xf 2212 ∑ 2)(xf =169.804
Keterangan
N = Jumlah Siswa
X = Skor siswa
f = Frekuensi
f(x) = Skor dikali frekuensi
f(x)² =Skor yang dikuadratkan dikali frekuensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Skor Kelompok Kontrol
Total siswa kelompok Kontrol adalah 25 siswa. Berdasarkan urutan presensi,
peneliti membuat tabulasi skor sebagai berikut.
Tabel 8 Data Skor Menyimak Tidak Menggunakan Media audiovisual Kelompok Kontrol
No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor No. Skor
1. 50 6. 65 11. 67 16. 67 21. 60 26. 61
2. 62 7. 74 12. - 17. 59 22. 62 27. 63
3. 52 8. 61 13. 64 18. - 23. 59 28 -
4. 80 9. 66 14. 70 19. 60 24. 67 29 -
5. 64 10. 69 15. 69 20. 69 25. 60 30 -
Selanjutnya, peneliti mengurutkan skor-skor tersebut dari skor tertinggi
sampai skor terendah. Urutan skor-skor tersebut, yaitu: skor 80 diperoleh 1 siswa,
skor 74 diperoleh 1 siswa, skor 70 diperoleh 1 siswa, skor 69 diperoleh 3 siswa,
skor 67 diperoleh 3 siswa, skor 66 dperoleh 1 siswa, skor 65 diperoleh 1siswa,
skor 64 peroleh 2 siswa, skor 63 diperoleh 1 siswa, skor 62 diperoleh 2 siswa,
skor 60 diperoleh 3 siswa, skor 59 diperoleh 2 siswa, skor 52 diperoleh 1 siswa,
skor 50 diperoleh 1 siswa. Urutan skor-skor tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 9 Urutan Skor Kelompok Kontrol
No. Skor (X) Frekuensi (f)
1 80 1
2 74 1
3 70 1
4 69 3
5 67 3
6 66 1
7 65 1
8 64 2
9 63 1
10 62 2
11 61 2
12 60 3
13 59 2
14 52 1
15 50 1
Dari deksripsi di atas diperoleh kesimpulan bahwa skor tertinggi yang
dicapai kelompok eksperimen adalah 80 dan skor terendah adalah 50. Data skor
pada tabel 8 kemudian ditabulasikan ke dalam tabel 9 sebagai persiapan untuk
menghitung nilai rata-rata dan perbedaan kemampuan menyimak cerita rakyat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 10 Perhitungan Jumlah Skor dan Jumlah Skor Kuadrat sebagai Persiapan Menghitung Mean dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Tidak
Menggunakan Media Kelompok Kontrol
Keterangan
N = Jumlah Siswa
X = Skor siswa
f = Frekuensi
f(x) = Skor dikali frekuensi
f(x)² = Skor yang dikuadratkan dikali frekuensi
No Skor (X)
Frekuensi (f) f(x) f(x)²
1 80 1 80 6.400 2 74 1 74 5.476 3 70 1 70 4.900 4 69 3 207 14.283 5 67 3 201 13.467 6 66 1 66 4.356 7 65 1 65 4.225 8 64 2 128 8.192 9 63 1 63 3.969
10 62 2 124 7.688 11 61 2 122 7.442 12 60 3 180 10.800 13 59 2 118 6.962 14 52 1 52 2.704 15 50 1 50 2.500
N= 25 ∑ )(xf = 1600 ∑ )(xf 2 =103.364
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga hal, yaitu: (1) penghitungan
mean dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audiovisual
untuk kelompok eksperimen, (2) penghitungan mean dan kemampuan menyimak
cerita rakyat tidak menggunakan media audiovisual untuk kelompok kontrol, dan
(3) perhitungan perbedaan kemampuan menyimak cerita rakyat antara kelas
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunan uji-t. ketiga hal ini ini akan
menunjukkan seberapa besar efektivitas media audiovisual dalam pembelajaran
menyimak cerita rakyat. Berikut akan diuraikan ketiga hal tersebut.
1. Perhitungan Mean, dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat
Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas VA(Kelompok
Eksperimen)
Dari tabel 7 tentang perhitungan jumlah skor dan jumlah skor kuadrat sebagai
persiapan menghitung mean kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan
media audiovisual siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan ditunjukkan bahwa
∑ fx = 2212 dan N = 29. Penghitungan nilai-rata dapat diketahui dengan
menggunakan rumus:
x = N
fx∑
Diketahui ∑ fx : 2212 dan N = 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Perhitungan
x =29
2212
= 76,21
Jadi, rata-rata kemampuan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media
audiovisual siswa kelas VA adalah 76,21.
Berdasarkan tabel 4 tentang pedoman perhitungan skala seratus, analisis
kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audiovisual dan tidak
menggunakan media audiovisual dapat dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu: (1)
kategori sempurna apabila memiliki skor 96-100, (2) kategori baik sekali apabila
memiliki skor 86-95, (3) kategori baik apabila memiliki skor 76-85, (4) kategori
sedang apabila memiliki skor 66-75, (5) kategori cukup apabila memiliki skor 56-
65, (6) kategori hampir sedang apabila memiliki skor 46-55, (7) kategori kurang
apabila memiliki skor 36-45, (8) kategori kurang sekali apabila memiliki skor 26-
35, (9) kategori buruk apabila memiliki skor 16-25, (10) kategori buruk sekali
apabila memiliki skor 0-15.
Dari perhitungan nilai rata-rata menyimak siswa kelas VA telah diperoleh
angka 76,21. Berdasarkan patokan perhitungan presentase skala seratus (lihat
tabel 4) nilai 76,21 berada pada interval tingkat penguasaan 76%- 85%, dan
termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, tingkat penguasaan menyimak
cerita rakyat siswa kelas VA adalah 76,21 dengan kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Perhitungan Mean dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Tidak
Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas VB (Kelompok Kontrol)
Tabel 10 tentang perhitungan jumlah skor dan jumlah skor kuadrat sebagai
persiapan menghitung mean kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan
media audiovisual siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan ditunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa ∑ fx = 1.600 dan N = 25. Penghitungan nilai-rata dapat
diketahui dengan menggunakan rumus:
x = N
fx∑
Diketahui ∑ fx : 1.600 dan N = 25
Perhitungan
x =N
fx∑
x = 25600.1
= 64
Jadi rata-rata kemampuan menyimak cerita rakyat dengan tidak
menggunakan media audiovisual siswa kelas VB adalah 64.
Berdasarkan tabel 4 tentang pedoman perhitungan skala seratus, analisis
kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audiovisual dan tidak
menggunakan media audiovisual dapat dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu: (1)
kategori sempurna apabila memiliki skor 96-100, (2) kategori baik sekali apabila
memiliki skor 86-95, (3) kategori baik apabila memiliki skor 76-85, (4) kategori
sedang apabila memiliki skor 66-75, (5) kategori cukup apabila memiliki skor 56-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
65, (6) kategori hampir sedang apabila memiliki skor 46-55, (7) kategori kurang
apabila memiliki skor 36-45, (8) kategori kurang sekali apabila memiliki skor 26-
35, (9) kategori buruk apabila memiliki skor 16-25, (10) kategori buruk sekali
apabila memiliki skor 0-15.
Dari perhitungan nilai rata-rata menyimak siswa kelas VB telah diperoleh
angka 64. Berdasarkan patokan perhitungan presentase skala sepuluh (lihat tabel
3) nilai 64 berada pada interval tingkat penguasaan 56%-65%, dan termasuk
dalam cukup. Dengan demikian, tingkat penguasaan menyimak cerita rakyat siswa
kelas VA adalah 64 dengan kategori cukup.
3. Perhitungan Perbedaan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat
Menggunakan Media Audiovisual dan Tidak Menggunakan Media
Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan untuk Mengetahui
Seberapa Besar Efektifitas Media Audiovisual
Perbedaan kemampuan menyimak cerita rakyat antara kelas eksperimen
yang menggunakan media audiovisual dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan media dihitung dengan menggunakan rumus uji-t sebagai berikut.
t =
( )
221
2
2
222
2
1
121
−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+−
+
∑ ∑ ∑∑
nn
nx
xn
xx
t = Koefisien yang dicari
n1= jumlah sampel kelompok 1
n2= jumlah sampel kelompok 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1x = nilai rata-rata kelompok 1
2x nilai rata-rata kelompok 2
S2= taksiran varian
Namun, sebelum dilakukan perhitungan dengan rumus uji-t, perlu dicari
terlebih dahulu taksiran varian (S2). Besarnya taksiran varian dihitung dengan
rumus taksiran virian (S2) sebagai berikut.
S2
( )
221
2
2
222
2
1
121
−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+−
+
∑ ∑ ∑∑
nn
nx
xn
xx
S2=
( ) ( )
2252925
1600364.10329
2212804.16922
−+
−+−
S2= 52
400.102364.10320,722.168804.169 −+−
S2= 52
9648,1081 +
S2= 52
8,2045 = 39,34
Dari hasil taksiran (S2) tersebut diperoleh hasil 39,34. Dengan
demikian, besarnya t dapat dihitung. Perhitungan t diuraikan sebagai
berikut ini.
t =
2
2
1
2
21
nS
nS
XX
+
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Diketahui
n1= 29 , n2= 25, 1x = 76,27, 2x = 64, S2= 39,34
Perhitungan
t =
2534,39
2934,39
6427,76
+
−
t = 92,227,12
t = 70,127,12
t = 7,21
Dari perhitungan itu diperoleh harga t observasi hasil pembelajan
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan adalah 7,21. Apabila
harga t–observasi lebih kecil dari pada harga t-tabel, maka tidak ada perbedaan
yang signifikan. Sebaliknya, apabila nilai t-observasi lebih besar atau sama
dengan t-tabel, maka hasilnya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperiman dan kelompok kontrol.
Berdasarkan analisis data di atas, berikut akan dibuat pengujian hipotesis
untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audiovisual pembelajaran
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran
2010/2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis 1
Pengunaan media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengakan. Hasil analisis data menunjukkan
bahawa kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelompok eksperimen dengan
menggunakan media audiovisual baik. Hal itu dibuktikan dengan perhitungan skor
rata-rata (mean). Skor rata-rata pembelajaran menyimak dengan menggunakan
media audiovisual adalah 76,21 dan berada pada interval persentase 76%-85%.
Kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelompok kontrol tidak
menggunakan media audiovisual cukup. Hal itu dibuktikan dengan perhitungan
skor rata-rata (mean). Skor rata-rata pembelajaran menyimak tidak menggunakan
media audiovisual adalah 64 dan berada pada interval persentase 56%-65%.
Perhitungan nilai rata-rata pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan
menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran
cerita rakyat tidak menggunakan media audiovisual. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan, maka hipotesis diterima.
2. Pengujian Hipotesis II
Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak cerita rakyat
dengan menggunakan media audiovisual dan tanpa media siswa kelas V A dan
kelas VB SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 2010/ 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
dengan taraf signifikansi 5 % pada derajat kebebasan (db) 52. Akan tetapi, pada
taraf signifikansi 5 % pada derahat (db) 52 tidak tertera harga t yang dimaksud,
maka harus dilakukan intrapolasi (perluasan) seperti yang diungkapkan Arikunto
(1990: 524) bahwa jika di dalam tabel ternyata tidak tertera harga t maka harus
dilakukan intrapolasi. Cara untuk melakukan intrapolasi adalah sebagai berikut.
Pada tabel distribusi tertera bilangan 40 langsung ke 60 pada taraf
signifikansi 5%. Harga t tabel dengan db 40 adalah 2,021 dan db 60 adalah 2,000.
Jarak tersebut meliputi selisih antara harga 2,021-2,000. Jarak rentang antara db
40- 60 adalah 20. Jarak rentang antara db 40 dan db 52 adalah 12. Jarak tersebut
meliputi selisih harga t tabel antara 2,021 - 2,000.
a. Selisih nilai antara 2,021- 2,000 = 0,21.
b. Nilai pada satu taraf signifikansinya: 0,021:20 = 0,00105
c. Derajat kebebasan 52 mempunyai nilai: 2,021- (12 x 0,00105) = 0,021 -
0,0126 = 2,0084.
Jadi, harga t tabel dengan db 52 pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,0084.
Untuk mengetahui apakah harga t observasi yang diperoleh berarti atau tidak
berarti, maka t observasi dikonsultasikan dengan harga t tabel. Jika harga t
observasi lebih besar dari t tabel berarti hipotesis diterima, sebaliknya jika harga t
observasi lebih kecil dari t tabel berarti hipotesis ditolak.
Harga t observasi yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 7,21,
sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db 52 sebesar 2,0084.
Dengan demikian t observasi lebih besar dari t tabel. Dengan demikian, hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak cerita,
khususnya cerita rakyat, antara siswa kelas VA (kelas eksperimen) dengan siswa
kelas VB (kelas kontrol) SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 2010/2011, yang
dilandasi asumsi bahwa media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak
cerita rakyat dapat diterima.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat
Dari hasil analisis perhitungan yang telah dikonversikan ke dalam patokan
persentase skala seratus diketahui bahwa hasil pembelajaran menyimak cerita
rakyat kelompok eksperiman dengan menggunakan media audiovisual (lihat tabel
4) berada pada interval tingkat penguasaan 76%-85%. Hal itu menunjukkan
bahwa taraf hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat baik. Faktor yang dapat
mengakibatkan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat berada pada taraf baik
adalah pengaruh media audiovisual.
Dari hasil analisis perhitungan yang telah dikonversikan ke dalam patokan
persentase skala seratus diketahui bahwa hasil pembelajaran menyimak cerita
rakyat kelompok kontrol yang tidak menggunakan media audiovisual (lihat tabel
4) berada pada interval tingkat penguasaan 56%-65%. Hal itu menunjukkan
bahwa taraf hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat cukup. Faktor yang dapat
mengakibatkan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat berada pada taraf
cukup. Padahal, guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan informasi formal dari guru, pembelajaran menyimak cerita,
khususnya menyimak cerita rakyat, media audiovisual jarang digunakan walaupun
fasilitas audiovisual di sekolah cukup memadai. Dengan demikian, faktor yang
dapat mengakibatkan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat berada pada
taraf cukup adalah tidak digunakannya media audiovisual dalam pembelajaran
menyimak cerita rakyat.
2. Hasil Pengujian Perbedaan Kemampuan Menyimak cerita rakyat Siswa Kelas
V SD Kanisisus Sengakan
Secara statistik kemampuan menyimak cerita rakyat siswa keals V SD
Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 2010/2011 antara kelas VA dan kelas VB ada
perbedan yang signifikan. Perbedaan tersebut disebabkan kurang digunakannya
fasilitas yang ada yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yang kurang
optimal.
Deskripsi umum hasil penelitian menununjukkan bahwa skor hasil
pembelajaran mengunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan
skor rata-rata hasil pembelajaran menyimak tanpa menggunakan media. Jika
disesuaikan dengan patokan persentase skala seratus (lihat tabel 4) maka diketahui
hasil pembelajaran menyimak certa rakyat menggunakan media adalah baik
berada pada interval 76%-85%. Dan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat
tanpa menggunakan media adalah cukup berada pada interval 56%-65%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan tiga hal, yaitu (A) kesimpulan, (B)
implikasi hasil penelitian, dan (C) saran. Ketiga hal tersebut dipaparkan dalam
subbab-subbab berikut.
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan data pada bab empat diperoleh kesimpulan
Penggunaan media audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita
rakyat siswa kelas V SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 2010/2011. Hal itu
dapat dilihat dari perbandingan hasil pembelajaran menggunakan media
audiovisual dan tidak menggunakan media.
Kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelompok eksperimen dengan
menggunakan media audiovisual baik. Hal itu dibuktikan dengan perhitungan skor
rata-rata (mean). Skor rata-rata pembelajaran menyimak dengan menggunakan
media audiovisual adalah 76,21 dan berada pada interval persentase 76%-85%.
Kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelompok kontrol tidak
menggunakan media audiovisual cukup. Hal itu dibuktikan dengan perhitungan
skor rata-rata (mean). Skor rata-rata pembelajaran menyimak tidak menggunakan
media audiovisual adalah 64 dan berada pada interval persentase 56%-65%.
Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menyimak cerita
rakyat menggunakan media audiovisual dan hasil pembelajaran menyimak cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
rakyat tidak menggunakan media audiovisual. Hal ini dibuktikan dengan
membandingkan kedua hasil pembelajaran dengan uji-t dan diperoleh t-observasi
7,21. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 5%,
yaitu sebesar 2,0084. Dengan kata lain, t-observasi yaitu 7,21 > t-tabel, yaitu
2,0084.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyimak cerita rakyat
siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan, baik, siswa kelas VB, cukup, dan ada
perbedaan yang signifikan antara siswa kelas VA dan siswa kelas VB dalam
pembelajaran menyimak cerita rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa media
audiovisual efektif dalam pembelajaran menyimak cerita khususnya cerita rakyat.
Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menyimak cerita rakyat,
guru hendaknya menggunakan media audiovisual. Penggunaan media audiovisual
dalam pembelajaran dapat memberikan kepada siswa motivasi dan daya serap
yang tinggi. Dengan demikian, hasil pembelajaran menyimak, khususnya
menyimak cerita rakyat akan lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
C. Saran
Bardasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran
kepada sekolah, guru, dan peneliti lain.
1. Sekolah
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, sekolah
disarankan untuk mengusahakan sarana dan prasarana pembelajaran yang
lebih memadai, seperti VCD, LCD, dan alat-alat audiovisual lain yang bisa
dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran.
2. Guru Bahasa Indonesia
Dalam rangka meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia, guru
disarankan untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran menyimak cerita rakyat, dengan menggunakan
media audiovisual. Dengan cara guru yang lebih untuk mempersiapkan
pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan tertarik dan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran yang berefek pada pencapaian sikap dan nilai yang
baik.
3. Peneliti Lain
Dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada satu tempat, yaitu SD
Kanisius Sengkan Yogyakarta. Jika peneliti lain ingin mengadakan
penelitian yang sejenis, peneliti lain bisa memilih sekolah lain, atau bisa juga
di sekolah yang sama tetapi dengan subjek penelitian yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, Amir. 1981. Pengajaran Menyimak. Jakarta: Depdikbud. Anwar, dkk. 1971. Pedoman Pembuatan dan Pemakaian Alat-Alat Peraga di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bunanta, Murti. 1998. Penulisan Cerita Rakyat. Jakarta: Balai Pustaka. Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Rajawali: Grafindo Persada. Depdiknas. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, Oemar.1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumi. Martini, dkk. 2006. Saya Senang Baerbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Yogyakarta: Kanisius. Masidjo, Ignatius. 2003. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Jakarta: Gramedia. Purwanto, Ngalim. 2004. Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung. Putro, Eko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Rianto, Andre. 1982. Peranan Media Audio-Visual Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Sanusi, dkk. 2006. Bina Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Semiawan, Conny dkk. 1988. Pendidikan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengefektivkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta: Gramedia. Soelarto. 1987. Risalah Sejarah Dan Budaya. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Bahasa. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. Sudjana, Nana. 1989. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar. Bandung: Sinar. Sudjana, Nana dan Rivai. 1990. Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Subyakno-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suleiman, Amir hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia. Sumanto.1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1
SADURAN TERTULIS VCD CERITA RAKYAT
“BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH”
Kisah ini berawal dari suatu desa nan indah. Tetapi keindahan dan
keasrian desa terletak di tepi hutan ini, tidak bisa menutupi kesedihan hati seorang
gadis kecil yang malang. Dia begitu sedih karena keadaan ibunya yang sakit
keras. Seperti kebiasaannya tiap pagi dia selalu membantu ibunya menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan rumah. Di tepi sungai tampak ikan-ikan yang berenang
dengan riang menyambutnya dan sedikit bisa menghibur hatinya.
‘Gadis kecil itu tertawa riang melihat keceriaan ikan-ikan itu.’
Ketika kita beralih di sebuah rumah yang bersebelahan dengan rumah si gadis
kecil tadi, tampak seekor kucing yang tetimpuk benda-benda keras akibat
perkelahian tuan rumahnya yang terdiri dari ibu dan anak gadisnya.
“ Dasar anak tak tahu diuntung!” kata ibu.
“Ngomel terus, kepalaku pusing aku mau pergi saja!” Balas anak gadis itu.
“Hai.... mau ke mana kamu? Dasar anak bandel ayo balik dan kembali masuk!
Jangan membuat ibu semakin marah ya!” Bentak ibu itu.
“cuih!” gadis itu meludah lalu meninggalkan ibunya. Ibunya pun mengejar, lalu
terjadilah kejar-kejaran.
“Apa?, beraninya kamu begitu sama ibu ya? Kamu benar-benar anak durhaka. Ibu
bilang jangan lari. Berhenti! Hai berhenti awas nanti kupukul kamu!
Berhenti! Ibu bilang berhenti!”
Tetapi tiba-tiba gadis itu terjatuh. Ibu itu menyesal telah menjatuhkan anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
“Ayo bangun!” bentak ibu itu.
Sementara itu di rumah yang bersebelahan dengan kejadian itu seorang bapak dan
gadis kecil sedang bercakap-cakap.
“ Bapak em….” Kata gadis kecil
“Ada apa lagi putriku?” sahut bapak itu.
“E…Bapak.”
“Tenanglah putriku, tidak akan terjadi apa-apa pada ibumu. Percayalah pada
bapak.” Tampak gadis kecil itu menyalami bapaknya.
Tampak ibu dan anak yang baru saja bertengkar tadi mengintip dari balik dinding
banbu rumah mereka.
Sementara di dalam rumah si gadis kecil, seorang ibu terbaring di atas
tempat tidur. Bertambahlah kesedihan gadis (anak bapak tadi) yang malang itu
melepas kepergian bapaknya yang berdagang. Kini yang ia sendirian mengurusi
ibunya. Setelah mengantar ayah sampai di jalan, ia kembali ke rumah menemui
ibunya yang terbaring di tempat tidur.
“Ibu” seru gadis kecil itu seraya menangis.
“Anakku, anakku!. Kamu tak usah bersedih melihat keadaan ibu. Ibu bangga
mempunyai anak sepertimu. Ibu mempunyai sesuatu yang bagus buatmu. Coba
kau ambil, mungkin sangat berguna buatmu.”
“Baik bu” jawab gadis kecil itu. Lalu gadis kecil itu membuka almari dan
mencari-cari di almari. Ternyata ia menemukan kotak kecil yang berisi cincin
emas yang indah.
“Ini bu!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
“Buka dan kau pakailah, Nak!” perintah sang ibu
“Wah indah sekali bu. Indahnya! Bagus! Terima kasih Bu.”
“Ibu senang kau gembira memilikinya. Jaga dan rawatlah cincin itu baik-baik,
Nak!”
“Ia Bu!”
Demikianlah cintakasih ibu dan anak tersebut semakin besar dan tak terpisahkan.
Hari-hari pun berganti dan Bawang Putih nama gadis kecil yang rajin dan patuh
itu kembali bersiap-siap mengerjakan pekerjaannya sehari-hari.
“Lihat Bu, dia sudah berangkat.” Kata anak tetangga sebelah yang sering di
panggil ibunya dengan Bawang Merah.
“Ini saatnya yang tepat untuk melaksanakan rencana kita. Semoga saja tak ada
halangan. Mulus seperti yang kita harapkan. Hemm… dan semuanya akn menjadi
milik kita. Ha.. ha..ha..ha…” kata Bawang Merah.
Bawang Putih tidak menyadari rencana jahat tetangga tersebut. Ia berjalan hendak
memberi makan ikan–ikan di sungai bersama kucingnya yang setia. Pikirannya
sebenarnya mulai agak tenang. Kesedihannya seharusnya mulai berkurang karena
kesehatan ibunya telah berangsur membaik. Tetapi nampaknya kali ini ada sesuatu
perasaan tak enak dalam hatinya.
Rasanya kali ini dia tak tega meninggalkan ibunya sendiri. Keraguan pun timbul
dalam benaknya. Kettika ia tiba di tepi sungai ia melihat ikan-ikan berenang
dengan riang. Dia memutuskan untuk balik ke rumah setelah memberi makan buat
ikan-ikan sahabatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
“Pus sebaiknya kita pulang yuk! Perasaanku tidak enak! Seperti biasa kau duluan
yang jalan!” kata Bawang Putih.
“Meong-meong” jawab kucing itu.
“Baiklah aku duluan.”
“Tu kan akhirnya kau mendahului aku juga. Ha…?”
Tiba-tiba terdengar suara minta tolong dari arah sungai.
“Aduh…tolong aku!.....tolong aku…”
“Oh sepertinya ada yang minta tolong! Di mana dia ya?” Kata Bawang putih.
“Aku di sini”
“Oh ikan mas. Ah sabar sebentar ya! Aduh kasihan. Aku harus cepat-cepat
menolongmu. Sayang kalau ikan dengan sisik emas seindah ini menjadi sakit.”
“Ah…ah keluh ikan.
“Sabar ya! Kata Bawang Putih.
Kemudian Bawang Putih mengambil kail yang menyelip di bibir ikan itu.
“ Uh …lega rasanya.ah kalau saja mulutku tidak di tolong sudah hancur.” Kata
ikan.
“Ha .. kau bisa bicara!” kata Bawang Putih terkejut.
Lalu ikan itu kembali ke sungai.
“Cihui… lihatlah aku punya salto. Cihui…pyuk!”
“Hi…hi… “Bawang Putih tertawa.
Lalu ikan itu bercanda dengan kucing yang selalu ikut Bawang Putih kemanapun
ia pergi.
“ Maaf ya aku mengagetkanmu kucing jelek. Hem..hem…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“Aku jadi lupa. Ayo kita pulang! Kasihan ibu di rumah. Ayo pus kita pulang! Ayo
bangun! Ayo!”
Sementara di rumah Bawang Putih, tampak ibu Bawang Putih dan Bawang Merah
sedang bercakap-cakap.
“Masih belum di minum juga?. Kapan bisa sembuh kalau tidak di minum
jamunya?”
Kata Bawang Merah kepada ibu Bawang Putih.
“Terimakasih Bawang Merah. Tadi pagi sudah minum jamu, dan Bawang Putih
sendiri yang membuatnya.”
“Hmm, tapi mana buktinya? Sampai sekarang kau masih belum sembuh.”
Tiba-tiba kucing peliharaan Bawang Merah berteriak seolah-olah memberitahukan
sesuatu.
“Ada apa prek? Rupanya dia sudah pulang. Aku tak punya banyak waktu lagi.
Sekarang minum obat ini ibu tua.
Lalu Bawang Merah memberikan minum sesuatu pada ibu Bawang Putih.
“Ha…ha.. benar-benar jamu termanjur!”
Lalu kucing Bawang Merah menarik-narik ujung rok Bawang Merah.
“Sebentar prek. Kita rapikan dulu tempatnya. Nah sekarang sudah beres he..he…”
Kemudian Bawang Merahpun meninggalkan rumah Bawang putih bersama
kucingnya. Dari jauh tampak Bawang Putih bersama kucingnya pulang.
“Sebentar lagi hem…akan ada pertunjukkan istimewa.” Demikian ibu Bawang
Merah, Bawang Merah dan kucingnya seraya mengintip pulangnya Bawang Putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bu! Oh… ibu apa yang yang terjadi Bu? Oh ibu bangun …! Bangun Bu…!
Bawang Putih menangis sedih melihat ibunya terbaring tak bernyawa lagi di
tempat tidur.
Di sela-sela tangisnya muncul ibu Bawang Merah.
“Bawang putih! Jangan terlalu bersedih, Nak! Toh kamu tidak sendirian. Aku
tidak berkeberatan untuk menemanimu. Aku juga menyayangimu. Aku akan
membuatmu lebih bahagia dari pada sekarang. Sudahlah anak manis. Mari kita
lupakan hal yang telah lalu. Kita akan menyusun hari yang penuh dengan
kegembiraan dan keceriaan.” Nasihat ibu Bawang Merah kepada Bawang Putih.
“Oh Ibu!” keluh Bawang Putih.
“Tak baik kamu berlarut-larut dalam kesedihan Bawang Putih. Dan tak baik pula
kamu tinggal sendiri di rumah yang besar ini.” Sambung ibu Bawang Merah.
“Benar! Dan kalau kau tidak keberatan em…aku bersedia menemanimu
menghilangkan duka ini. Sebagai sahabat yang baik aku akan berusaha agar hari-
harimu kembali ceria Bawang Putih.” Hibur Bawang Merah dari belakang ibunya.
“Ha… ha… “kucing Bawang Merah mengejek.
“Heeem!” hardik Bawang Merah.
“Meong”
“Sudahlah! Sebab bagaimanapun juga dia adalah orang tua yang paling kamu
kasihi.
Bawang Putih percayalah kami akan selalu menjagamu.” Hibur Bawang Merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
“Ibu bersyukur atas kerukunan kalian berdua. Sekarang sebaiknya kita urusi
ibumu yang malang ini. Ayahmu akan segera kususul untuk mempersiapkan
pemakaman serta hal-hal yang lainnya.”
Sementara itu di sebuah istana tampak seorang pangeran sedang berduka.
“Pangeran! Kakek memanggil anda pangeran!” kata prajurit pertama.
“Iya mengenai kesehatan Ayahanda.” Kata prajurit kedua.
“Ha?” pangeran tersentak.
Kemudian pangeran berlari menuju kamar pribadi ayahandanya. Disana tampak
kakeknya di samping pembaringan ayahandanya.
“Kakek, apakah ada sesuatu dengan ayahanda?”
“Cucuku nampaknya kondisi ayahmu semakin kritis saja. Harus secepatnya
dicarikan obat penawarnya. Sampai saat ini kakek masih menunggu Rawulung
yang kakek utus untuk mencari tanaman emas itu. Dan semoga saja Rawulung
berhasil mendapatkannya. Kalau saja wangsit kakek memang benar kakek yakin
ayahmu dapat di sembuhkan dengan tanaman keemasan itu.”
Di bentang luar istana tampak seorang setengah baya turun dari atas kuda.
“ Kakek Maja, Rawulung sudah tiba” kata seorang prajurit.
“ La.. Rawulung? Biarkan saja aku yang menemuinya.” Kata pangeran.
“Semoga saja ia membawa berita gembira.”Kata prajurit pertama.
“Iya-iya.” Kata prajurit kedua setengah membentak. Kepalanya membentuk
kepala prajurit pertama.
“Aduh hati-hati”. Kata prajurit pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
“Rawulung bagaimana dengan tanaman hias itu?” Tanya pangeran kepada
Rawulung.
“Maaf pangeran, hamba sudah mencari ke mana-mana.”
“Kalau begitu baiklah! Kalian berdua, sekarang ayo cepat kemasi. Kita akan
mencari tanaman emas itu.”Kata pangeran kepada prajurit pertama dan kedua.
“Sendiko pangeran”. Jawab prajurit pertama dan kedua serempak.
Sementara itu tampak di sebuah makam, Bawang Putih, ayah Bawang Putih,
Bawang Merah dan ibu Bawang Merah. Bawang Putih menangis tersedu-sedu di
atas pusara ibunya.
“ Jangan tinggalin Bawang Putih sendirian Bu….”Tangis Bawang Putih.
“ Bawang Putih, aku ikut merasakan betapa sedihnya hatimu. Ibu adalah segala-
galanya bagi kita. Tanpa dia hidup terasa hampa.” Hibur ibu bawang Merah”.
Benar Bawang Putih, kita tak mau kau hidup kesepian. Maksudku bagaimana
kalau…”
“ Bawang Putih, apa yang dikatakan mereka benar.” Kata ayah Bawang Putih.
“Jangan tinggalkan Bawang Putih pak!”. Isak Bawang Putih.
Beberapa waktu kemudian, di rumah Bawang Putih tampak Bawang Merah dan
ayahnya bercakap-cakap.
“Syup…ehm! Wedang yang kamu buat ini persis sekali aroma dan rasanya
dengan yang biasa dibuat almarhum Ibumu. Dalam segala hal banyak persamaan
antara kamu dan Ibumu. Kata ayah Bawang Putih.
Tiba-tiba muncul ibu Bawang Merah dan Bawang Merah membawakan secangkir
teh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
“Selamat pagi tuan dan gadis manis!”
“Ah merepotkan.”Kata ayah Bawang Putih
“Hanya sekedar hidangan kecil saja.” Jawab ibu Bawang Merah.
“Ini buat saudaraku yang manis dan rajin.” Kata Bawang merah.
“Terima kasih banyak mbak yu.” Kata ayah Bawang Putih.
“Wajarkan sebagai tetangga yang baik. Lihatlah betapa akrabnya mereka berdua.
“Seandainya saja mereka bisa bersaudara.” Tambah ibu Bwang Merah.
“Ayo Bawang Putih!” kata Bawang Merah waktu Bawang Putih dan Bawang
Merah kejar-kejaran.
“Bawang Merah adalah anak yang baik, sama persis sifatnya yang di miliki oleh
Bawang putih. Mereka satu sama lain sangat cocok.”Kata ibu Bawang Merah.
Eh… “sela ayah Bawang Putih.
“Anda belum mengerti dengan yang saya maksud?” Sahut ibu Bawang Merah.
“ E….” ayah Bawang Putih kelihatan berpikir.
Dengan segala keiklasan hati, saya bersedia peran ibu Bawang Putih untuk
mengurus segala keperluan keluarga ini. Mau kan?
Lalu ayah Bawang Putih mengandeng tangan ibu Bawang Merah. Sebagai tanda
menyetujui rencana tersebut.
Di tepi sungai tempat biasanya Bawang Putih mencuci pakaian tampaklah seorang
pangeran sedang mencuci muka, prajurit pertama dan kedua sedang bermain air.
Paman” kata kata pangeran.
“awas kamu ya! Awas tunggu sebentar. Ya ini. Terimalah ini. Rasakan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
“hiya……!”seru prajurit pertama sambil melemparkan seekor ikan kearah prajurit
kedua.
“Awas ya” Lihat saja nanti. Aih… kembar hi…hi…, awas sekarang ini kamu pasti
kena. Kata prajurit kedua sambil memegang dua ekor ikan kembar.Tetapi setelah
melihat prajurit kedua membawa dua ekor ikan yang lebih besar, prajurit petama
terkejut.
“Ha!” Ternyata dia lebih besara…a….a!” Akhirnya prajurit pertama terkena
lemparan ikan itu. Ia jatuh terjembab ke sungai.
“he…he…! Tertawa prajurit ke dua.
“Hei paman”. Kalau paman bermain-main terus kapan kita bisa menemukan
tanaman emas itu? Ayo berangkat kata pangeran. Lalu mereka melanjutkan
perjalanan.
“Pangeran! Tujuan kita kemana lagi? Soalnya capek yang tadi belum hilang”.
Kata prajurit pertama.
“Iya”. Akupun capek sekali sama seperti kalian. Tapi semua ini demi ayahanda.
Rasanya kita harus cepat-cepat menemukan tanaman emas itu. “Kata pangeran .
Sementara itu terkumpul di rumah Bawang Putih terkumpul ayah Bawang Putih,
Bawang Putih, Bawang Merah dan ibunya.
“Anak-anakku, Bapa berharap kalian berdua dapat hidup rukun.” Kata ayah
Bawang Putih kepada Bawang Putih dan Bawang Merah.
Ah..tentu saja. Lihatlah betapa rukun kami.”Kata Bawang Merah.
Uh….uh… “Keluh Bawang Putih karena pelukan Bawang merah terlalu erat.
“Kalau begitu bapa sangat bersyukur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Anakku Bawang Merah adalah anak yang baik. Aku dan dia akan selalu menjaga
dan melindungi Bawang Putih. “Kata ibu Bawang Merah”. Aku sangat bersyukur.
Dengan demikian mulai sekarang aku bisa mulai berdagang dengan tenang, tidak
seperti hari-hari lalu.”Kata ayah Bawang Putih”.
“Itu yang aku harapkan. Dapatkanlah untung sebesar-besarnya .”kata ibu Bawang
Merah.
“Iya jawab ayah Bawang Putih”.
“Bapak tunggu! Kata Bawang Merah mencegah.
“Baik-baiklah kalian di rumah. Doakan bapak tidak ada halangan dan bisa dan
tidak mendapatkan halangan dan bisa mendapat rejeki yang banyak agar
kebutuhan kalian bisa terpenuhi. Doakan Bapak ya! Ayah Bawang Putih
melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.
“ Hati- hati! Kata Bawang Putih dan Bawang Merah.
Baiklah anakku sandiwara telah selesai, kamu Bawang Merah saatnya
memperlakukan Bawang Putih lebih manis lagi.”Kata ibu Bawang Merah”.
Baiklah Bawang Putih! Permainan akan dimulai. Kata Bawang Merah kepada
Bawang Putih.
Oh…oh… Bawang Putih didorong Bawang Merah hingga jatuh ke tanah. “ha…ha
ini baru permulaan. Selanjutnya akan ada kejatuhan yag lebih lagi yang lebih
menarik untukmu. “lalu Bawang Merah melempar kucing Bawang Putih. Bawang
Putih hendak menolong kucing kesayangannya tapi Bawang Merah
menghalanginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hai ayo bangun..jangan berlagak sayang-sayang disini cucian masih banyak.
“Kata Bawang Merah”. Dan ingat kamu akan mendapat perlakuan yang lebih
buruk lagi jika kamu berani melapor kepada ayahmu.
“ Aku merasa letih sekali pus. Cucian kali ini banyak sekali terutama cucian
Bawang Merah dan ibunya. Tiba-tiba muncul suara ikan emas dari sungai.
“Sungguh malang nasibmu putri” Senang sekali dapat berjumpa denganmu lagi.
Em…kali ini semoga kamu tidak menolak tawaranku untuk meringankan
bebanmu. “Aku selalu terkejut dengan keanehan dan keajaiban yang ada pada
dirimu. Baiklah ikan yang baik, kali ini lakukanlah apa yang kamu mau. Baiklah
tunggu dulu kamu jangan kemana-mana aku akan kembali setelah yang satu ini.
Lalu ikan mas meloncat menengelamkan dirinya lalu muncul dengan pakaian
sulap.
Ok sekarang aku penuhi permitaanmu. Akan kuhilangkan seluruh kotoran yang
menempel pada pakaianmu he…he… dengan sekali mantra hilang semua. Aduh
ikan mas aku akan dimarahi mereka karena cucianku hilang. “Kata Bawang
Putih”.
Tiba-tiba cucian Bawang muncul kembali dengan keadaan bersih.
Eh…ikan mas terimakasih banyak ya! Kau baik sekali.
Santai belum santai! Kalau enggak dihibur nyanyian dan aku percaya kamu akan
melakukannya buatku.
“ Baiklah karena kau kini telah menjadi sahabatku dan kupersembahkan sebuah
lagu yang manis untukmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lalu Bawang Putih menyanyi dan suaranya merdu memenuhi seluh hutan hingga
sampai keteliga pangeran yang sedang mencari tanaman emas.
Suara itu merdu sekali paman. Kata pangeran yang mendengarkan nyanyian itu.
“Benar pangeran, suara itu bikin orang tidur”. “Kata prajurit pertama”
“Ayo kita pulang pus. Kalau kita pulang terlambat kita nanti kena marah.
Tunggu! Cegah pangeran.
Bawang Putih melarikan diri ketengah hutan karena takut kepada pangeran.
“Ndut lihatlah! Pangeran sudah kembali. E….bagaimana pangeran?. Apa sudah
ketemu? Tanya prajurit kepada pangeran yang muncul dari hutan.
Sudah! Sudah! Ayo…! Lalu pangeran naik kudanya seraya berkata “Dia cantik
dan polos tapi mengecewakanku. Dia lari begitu saja tanpa sempat kenal
namanya.
Sementara itu Bawang Putih berada di sungai menceritakan kekejaman ibu
Bawang Merah kepada ikan mas sahabatnya.
“Begitulah ikan mas, mereka semakin tidak punya perasaan padaku.”
Wah mereka benar-benar kurang ajar ya! Tidak tau diri. Seharusnya merekan tahu
siapa tuan putri. Maksudku perbuatan mereka tidak tahu diri itu ceritanya
bagaimana?” Tanya ikan mas.
“Ya” Seperti kejadian kemarin itu. Sebab dia sudah berani merampas satu-satunya
warisan ibuku yaitu cicin emas kesayangan ibuku yang begitu indah. Aku sudah
berusaha untuk mendapatkan hak milikku, tapi aku malah dimaki, dan diusir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“Kurang ajar, kurang ajar, kurang ajar”, kalau begitu suruh saja mereka kesini,
akan kuberi pelajaran mereka. Dan akan kubalas perlakuan mereka terhadap tuan
putri.
Tiba-tiba muncul Bawang Merah sedari tadi tak disadari kehadirannya oleh
mereka. Sungguh baru kali ini aku melihat ikan bisa bicara. “Kata Bawang Merah
sambil membawa ikan mas.
“Tidak…..kembalikan ia ketempatnya” jangan biarkan ia tersiksa begitu. Kata
Bawang Putih!
O…rupanya kau ingin berlagak seperti penyayang binatang ya! Tapi bukankah ia
ingin memberi pelajaran terhadapku Bawang Putih!
“ Aku mohon kak, lepaskan di. Dia bisa mati.
“Ikan ini akan kubunuh jika kamu berani melawanku” ”Kata Bawang Merah
seraya mengangkat Bawang Merah ke kepalanya.
Haha… kau tak usah takut Bawang Putih. Dia akan kurawat baik-baik tunggu saja
kejutan dariku. Disebuah rumah tampak prajurit pertama dan kedua sedang tidur.
Tiba-tiba pangeran memanggil mereka berdua.
“Paman ayo…kita berangkat sekarang. Lalu mereka bertiga melanjutkan
perjalanan.
“Paman kesehatan ayahanda semakin memburuk, kita harus cepat-cepat
menemukan tanaman ajaib itu. Sementara itu di rumah Bawang Putih, Bawang
Putih sedang dibuat sedih oleh Bawang Merah.
“ Hai putri yang selalu murung, tidak baik hari yang cerah begini selalu dibuat
untuk bersedih. Baiklah tampaknya kau membutuhkan sahabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
“ ha…ha… Bawang Merah tertawa riang.
“Kau benar-benar kejam, kau tidak punya rasa kemanusiaan. Lalu Bawang Putih
menguburkan tulang ikan emas itu di halaman rumahnya. Saat itu pangeran dan
prajurit sampai di rumah tersebut.
“Mimpikah aku”. Kata Pangeran datang. “Kata Bawang Merah sambil
menghampirir.
“Em…Pangeran yang gagah, sungguh suatu kehormatan pangeran berkunjung ke
rumah kami. Apakah yang bisa….”.
Sebelum Bawang Merah menghampiri Bawang Putih yang menguburkan tulang
ikan emas tersebut.
“E….aku turut berduka dan berbelasungkawa. Apakah yang kau kuburkan itu
sahabatmu?
Bawang Putih buru-buru masuk kerumah.
“ Hai…. Tunggu! Cegah Pangeran
“he…he…” Prajurit kedua menggoda Bawang Putih.
“ Minggir Paman kata Pangeran.
“E….putri yang manis kalau tidak keberatan aku ingin tahu, sudilah kiranya putri
menyebutkan siapa nama putri sebenarnya. Tiba-tiba muncul di ruangan tersebut
ibu tiri Bawang Putih.
“Dia pembantuku, sungguh hina kalau pangeran yang tampan dan gagah seperti
anda harus berkenalan dengan pembantu murahan seperti dia. Bawang Putih cepat
masuk ke rumah karena banyak pekerjaan yang menunggu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
“E…. maaf tampaknya kami tidak bisa lama-lama disini karena kami harus
melanjutkan perjalanan. “kata pangeran.
“Apakah tidak sebaiknya anda singgah dulu sebentar untuk mencicipi hasil
masakan anak kami. “Kata Ibu Bawang Merah.
“Tidak usah. Terimakasih.
Lalu Pangeran dan Prajurit hendak meningggalkan rumah itu.
“Tunggu!” Cegah Pangeran.
“ha?” Paman lihatlah! Aku yakin sekali ini pasti tanaman yang kita cari. “Tambah
pangeran.
“Benar-benar indah dan ajaib”.
“Disini memang banyak indah-indah. Kalau Pangeran berkenana
menginginkannya kami tak keberatan memberikannya kepada pangeran. Kata
Bawang Putih tiba-tiba muncul di hadapan Pangeran.
“Em… terimakasih. Kami sangat membutuhkan tanaman ini untuk kesembuhan
baginda raja, kami juga sudah mengetahui pengumuman itu. Berarti hadiah-hadiah
menarik sudah menunggu kami. “Kata Bawang Merah yang berada di samping
Bawang Merah.
“o..tentu saja. Tampak sudah tidak sabar membawa tanaman itu pulang. Paman
cepat cabut tanaman itu! Perintah Pangeran kepada prajurit. “Baik Pangeran!
Kemudian Prajurit ke dua berusaha untuk mencabut tanaman itu.
“eh…eh…eh….” Prajurit kedua tidak berhasil mencabut tanaman itu.
“Kakek mengatakan bahwa hanya pemiliknyalah yang dapat mencabutnya. Kata
pangeran dalam hatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
“E…. paman sepertinya bukan orang sembarangan yang bisa mencabut tanaman
emas itu. Menurut Wangsut kakek, si pemiliklah yang bissa mencabutnya. Kata
Pangeran kepada prajurit.
“o…itu sudah pasti, dengan senang hati saya melakukannya demi pangeran. Kata
Bawang Merah seraya berusah mencabut tanaman itu pula. Tetapi gagal.
“eh…ih…ah… aduh tanganku sakit, oh… tanaman sial. Cabut dia bulldog!
Perintah Bawang Merah kepada kucingnya. Kucingnya itu berusaha untuk
mencabutnya tetapi tidak dapat mencabutnya.
“Hamba aku siap melaksanakan amanat ini. Pangeran, sungguh suatu kehormatan
bagi hamba untuk melaksankan tugas mulia ini. Demi kesembuhan raja dan
kebesaran kraton panarukan. Kata Bawang Putih sambil melangkahkan kakinya
mencabut tanaman emas itu. Dan ternyata usaha Bawang Putih membuahkan hasil
yang tidak sia-sia. Ia dapat mencabut tanaman emas itu.
“Ha…kata pangeran terkejut melihat dia”.
“ Hore…hore.” Teriak prajurit pertama ke prajurit kedua.
Bawang Merah dan ibunya meninggalkan tempat itu. Bawang Merah pun
menangis tersedu-sedu. Lalu Bawang Putih diajak ke istana oleh pangeran untuk
pengobatan Baginda Raja. Demikianlah karena ketulusan jiwa yang bersih yang
dipunyai Bawang Putih, akhirnya sang Raja pun sembuh, dan bergembiralah
seluruh kerajaann. Kisah ini pun berakhir dengan suasana penuh kegembiraan.
Sang pangeran yang gagah itupun akhirnya menikahi Bawang Putih.
Disadur dari VCD
Produksi Panasonic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan
Hari/Tanggal : 16 September 2010
Aspek terkait : Mendengarkan
Kelas/ Semester : V/II
Alokasi waktu : 2 x 40”
Standar Kompetensi
Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengar.
Indikator
1. Siswa dapat mendengarkan cerita rakyat dengan baik.
2. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat yang didengar.
3. Siswa dapat menjelaskan watak tokoh dalam cerita.
4. Siswa dapat menentukan tema dari cerita rakyat yang didengar.
5. Siswa dapat menjelaskan amanat dari cerita yang didengar.
6. Siswa dapat menuliskan kembali isi ringkas cerita rakyat yang didengarkan
dengan kata-kata sendiri dengan singkat.
Materi pokok
Cerita rakyat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
• Doa sebelum mulai pelajaran
• Apersepsi, guru bertanya kepada siswa tentang cerita rakyat yang pernah
didengar dan cerita rakyat dari daerah Yogyakarta dan di daerah lain.
b. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan petunjuk guru dalam mendengarkan cerita rakyat
• Siswa menyimak cerita rakyat
• Siswa mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam cerita rakyat.
c. Kegiatan Penutup
• Refleksi
• Pemberian PR
Penilaian
Tertulis (Rubrik terlampir)
Kerjakanlah soal di bawah ini !
1. Tuliskanlah pelaku dalam cerita yang baru saja kalian dengarkan!
2. Tuliskanlah 5 latar tempat cerita tersebut!
3. Tentukanlah tema dari cerita tesebut!
4. Apa pesan (amanat) yang dapat kamu temukan dalam cerita itu! Tuliskan 3 ?
5. Jelaskanlah kegiatan yang dilakukan Bawang Putih setiap hari!
6. Mengapa ibu Bawang Merah dan Bawang Merah membunuh ibu Bawang
Putih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
7. Menurutmu watak siapakah yang yang lebih baik? Watak Bawang Putih atau
Bawang Merah! Jelaskan!
8. Jelaskanlah watak Bawang Merah! Apa akibatnya jika kita mempunyai watak
seperti Bawang Merah?
9. Bagaimanakah sikap ibu Bawang Merah terhadap Bawang Putih setelah
kepergian ayah Bawang Putih? Jelaskan dengan singkat.
10. Tuliskanlah dengan kata-katamu sendiri secara singkat cerita Bawang Putih
Bawang Merah!
Kunci jawaban
1. Tokoh dalam cerita tersebut adalah
• Bawang putih
• Bawang Merah
• Ayah Bawang Putih
• Ibu Bawang Merah
• Pangeran
• Ikan Emas
• Paman
2. Latar Tempat
• Sungai
• Hutan
• Rumah Bawang Putih
• Halaman
• Istana Raja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Tema dari cerita tersebut adalah kesabaran, ketekunan, ketabahan
4. Pesan yang dapat diambil dari cerita itu adalah
• Kita tidak boleh iri pada orang lain meski orang lain itu lebih kaya, lebih
berhasil, lebih mampu dari pada kita.
• Orang yang selalu mengalah belum tentu kalah asal tetap berusaha dengan
sungguh-sungguh.
• Kita harus tabah dalam menghadapi cobaan dalam kehidupan ini.
• Ketabahan akan membawakan kebahagiaan dalam hidup ini.
5. Kegiatan Bawang Putih setiap hari adalah mencuci pakaian, merawat ibunya
yang sedang sakit dan menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga.
6. Kegiatan yang dilakukan Bawang Putih setiap hari adalah mencuci pakaian,
merawat ibunya yang sedang sakit, dan menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga, memberi makan ikan-ikan sahabatnya.
7. Karena ingin menikahi ayah Bawang putih dan merebut cincin yang diberikan
ibunya kepada Bawang Putih, serta ingin menyiksa Bawang putih.
8. Watak Bawang Putih karena baik, penolong, tidak sombong, sabar, taat, suka
menolong dan lembut.
9. Watak Bawang Merah: jahat, serakah, ingin menang sendiri, keras kepala. Jika
kita memiliki watak seperti ini kita tidak bahagia dalam hidup kita karena kita
tidak akan disenagi oleh orang lain.
10. Sikap ibu Bawang Merah terhadap bawang putih setelah kepergian ayah
Bawang Putih menjadikannya menjadi pembantu dan menyiksanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
11. Isi ringkas cerita
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Sumber Belajar
1. Harianto, dkk. 2006. Bahasa Dan Sastra Indonesia Untuk Kelas V Sekolah
Dasar. Erlangga: Jakarta.
2. KTSP 2006.
3. Mafrukhi, Dkk. 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah
Dasar Kelas V. Erlangga: Jakarta.
4. Martini, dkk. 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah
Dasar Kelas V. Yogyakarta: Kanisius.
Yogyakarta, 16 September 2010
Ernita Gultom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3
Rubrik Penilain Tes Menyimak Cerita Rakyat
Nama siswa :
No. Urut presensi :
No. Soal Soal Bobot Skala Penilaian Jumlah 1 2 3 4 5
1. Menyebutkan tokoh 1
2. Meyebutkan latar 1
3. Menetukan tema 2
4. Mejelaskan amanat 2
5. Menjelaskan kegiatan pelaku 2
6. Mengidentifikasi watak pelaku 2
7. Membandingkan watak pelaku 2
8.
Menjelaskan watak pelaku dan
akibatnya 2
9. Menjelaskan sikap pelaku 2
10. Menuliskan isi cerita 4
Total 100
Skor = 100Jlh x 100%
Keterangan
Soal no.1
5 = Menyebutkan tokoh lebih dari 5
4 = Menyebutkan 5 tokoh
3= Menyebutkan 3 tokoh
2= Menyebutkan 2 tokoh
1= Menyebutkan 1 tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Soal no. 2
5= Menuliskan 5 latar tempat
4 = Menuliskan 4 latar tempat
3 = Menuliskan 3 latar tempat
2= Menuliskan 2 latar tempat
1= Menuliskan 1 latar tempat
Soal no. 3
5= Menentukan tema sesuai dengan isi cerita
4 = Menentukan tema cukup sesuai dengan isi cerita
3= Menentukan tema kurang sesuai dengan isi cerita
2 = Menentukan tema tidak sesuai dengan isi cerita
1= Tidak ada jawaban yang benar
Soal no. 4
5 = Amanat sangat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 3
4 = Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2
3 = Amanat sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1
2= Amanat kurang sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 2-3
1= Amanat tidak sesuai dengan isi cerita dan menuliskan 1
Soal no. 5-9
5= Jawaban sangat tepat, lengkap dan benar
4 = Jawaban tepat lengkap dan benar
3 = Jawaban kurang lengkap dan benar
2= Jawaban kurang lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1= Jawaban tidak benar
Soal no. 10
5= Menuliskan judul, Isi sesuai cerita, struktur kalimat sesuai EYD
4 = Menuliskan sesuai dengan isi cerita, struktur kalimat sesuai EYD
3 = Menuliskan judul, isi sesuai cerita, kurang memperhatikan EYD
2= Menuliskan isi sesuai cerita, banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca.
1= Menuliskan judul, kurang sesuai dengan isi cerita, kurang memperhatikan
EYD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4
Lembar Kegiatan Siswa
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan
Hari/Tanggal : 16 September 2010
Aspek terkait : Mendengarkan
Kelas / Semester : V/II
Alokasi waktu : 2 x 40”
Indikator Hasil Belajar
1. Siswa dapat mendengarkan cerita rakyat dengan baik.
2. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat yang didengar.
3. Siswa dapat menjelaskan watak tokoh dalam cerita.
4. Siswa dapat menentukan tema dari cerita rakyat yang didengar.
5. Siswa dapat menjelaskan amanat dari cerita yang didengar.
6. Siswa dapat menuliskan kembali isi ringkas cerita rakyat yang
didengarkan dengan kata-kata sendiri dengan singkat.
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar I
Dengarkanlah dengan baik cerita rakyat yang berjudul “Bawang Putih Bawang
Merah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kegiatan Belajar II
Jawablah pertanyaan yang di kertas yang disediakan guru secara individu!
Tulis nama, kelas, dan nomor urut presensi di kertas jawaban!
Kerjakan di dalam ruangan kelas!
Waktu 45 menit!
1. Tuliskanlah pelaku dalam cerita yang baru saja kalian dengarkan!
Jawab:
• ...............................
• ..............................
• ...............................
• ................................
• .................................
• ..................................
2. Tuliskanlah 5 latar tempat cerita tersebut!
Jawab:
• ...............................
• ..............................
• ...............................
• ................................
• .................................
3. Tentukanlah tema dari cerita tesebut!
Jawab:...................................................................................................
4. Apa pesan (amanat) yang dapat kamu temukan dalam cerita itu! Tuliskan 3 ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Jawab :
• ..............................................................................................................................
......................................................................................................
• ..............................................................................................................................
......................................................................................................
• ..............................................................................................................................
.............................................................................................
5. Jelaskanlah kegiatan yang dilakukan bawang Putih setiap hari!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................
6. Mengapa ibu Bawang Merah dan Bawang Merah membunuh ibu Bawang
Putih?
Jawab:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
7. Menurutmu watak siapakah yang yang lebih baik? Watak Bawang Putih atau
Bawang Merah! Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
………………………………………………………………………………………
………………………………………
8. Jelaskanlah watak Bawang Merah! Apa akibatnya jika kita mempunyai watak
seperti Bawang Merah?
Jawab:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………..
9. Bagaimanakah sikap ibu Bawang Merah terhadap Bawang Putih setelah
kepergian ayah Bawang Putih? Jelaskan dengan singkat.
Jawab:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
10. Tuliskanlah dengan kata-katamu sendiri secara singkat cerita Bawang Putih
Bawang Merah!
Jawab
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 5
Deskripsi Skor Menyimak Cerita Rakyat Kelompok Eksperimen
No. Urut No. Soal Total skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 5 5 6 6 6 6 6 6 6 8 60 2. 5 5 6 6 6 8 8 8 8 12 74 3. 5 5 6 6 10 8 8 8 8 12 76 4. 5 5 8 8 6 8 8 6 10 16 80 5. 5 4 6 6 10 6 8 8 8 16 77 6. 5 4 8 8 6 6 6 6 6 12 67 7. 4 4 8 8 4 6 6 6 6 12 64 8. 5 5 8 8 6 6 6 6 6 12 68 9. 5 4 10 1 0 8 8 8 8 12 80 10. 5 4 10 10 8 8 8 8 8 12 87 11. 5 5 10 10 8 8 8 8 8 12 82 12. 4 4 6 6 6 8 8 8 8 12 72 13. 5 4 10 8 6 6 8 8 8 12 75 14. 5 4 8 8 6 6 8 8 8 16 77 15. 4 5 10 8 6 6 8 8 8 16 79 16. 5 5 6 8 6 6 6 6 8 16 71 17. 5 4 10 10 6 6 6 6 6 16 75 18. 5 5 8 6 8 4 6 8 8 16 79 19. 5 4 10 4 6 8 10 10 10 20 89 20. 5 5 8 8 8 8 8 8 8 16 82 21. 5 5 6 8 8 8 8 8 10 16 76 22. 5 5 10 6 8 8 8 8 8 16 76 23. 4 5 6 6 8 8 8 8 8 16 77 24. 5 5 8 8 6 6 8 8 8 16 77 25. 5 5 10 6 6 6 8 8 10 20 84 26. 5 4 6 6 6 6 8 8 10 16 75 27. 4 4 8 6 6 8 8 8 8 16 75 28. 4 4 10 8 6 6 8 8 8 16 79 29. 5 4 4 6 6 8 8 8 8 20 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 6
Deskripsi Skor Menyimak Cerita Rakyat Kelompok Kontrol
No. Urut No. Soal
Total skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 5 5 4 4 4 4 4 6 6 8 50 2. 5 5 6 4 6 6 6 6 6 12 62 3. 5 5 6 4 6 4 4 6 6 8 52 4. 5 5 10 10 8 6 6 6 6 16 80 5. 4 4 10 8 6 6 6 6 6 8 64 6. 4 5 6 8 6 6 6 6 6 12 65 7. 5 5 8 8 8 8 8 8 8 8 74 8. 5 5 4 6 6 6 6 4 8 12 61 9. 5 5 8 8 8 6 6 6 6 8 66 10. 5 4 8 8 6 6 6 6 8 12 69 11. 4 5 8 8 6 6 6 6 6 12 67 12. 13. 5 5 8 6 6 8 6 6 6 8 64 14. 5 5 8 6 6 6 6 8 8 12 70 15. 4 5 8 6 8 6 6 6 8 12 69 16. 4 5 6 8 8 6 6 6 6 12 67 17. 4 5 4 6 6 4 4 6 6 4 59 18. 19. 5 5 6 6 6 6 6 6 6 8 60 20. 5 4 6 6 8 6 8 8 6 12 69 21. 5 5 4 6 6 6 6 8 6 8 60 22. 5 5 6 6 4 8 6 8 6 8 62 23. 5 4 6 4 4 6 4 6 6 4 59 24. 5 4 8 6 6 8 6 6 6 12 67 25. 5 5 4 4 6 6 6 6 6 12 60 26. 5 5 4 4 6 6 6 6 6 12 61 27. 5 5 6 4 6 6 8 6 8 12 63 28. 119 120 162 154 156 152 148 158 162 252 29. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7104
Uji Reliabilitas No. Urut No. Soal / Skor Butir soal Skor Kuadrat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor total
1. 5 25 5 25 4 16 4 16 4 16 4 16 4 16 6 36 6 36 8 64 50 2500
2. 5 25 5 25 6 36 4 16 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 62 3844
3. 5 25 5 25 6 36 4 16 6 36 4 16 4 16 6 36 6 36 8 64 52 2704
4. 5 25 5 25 10 100 10 100 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 16 256 80 6400
5. 4 16 4 16 10 100 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 64 4096
6. 4 16 5 25 6 36 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 65 4225
7. 5 25 5 25 8 64 8 64 8 64 8 64 8 64 8 64 8 64 8 64 74 5476
8. 5 25 5 25 4 16 6 36 6 36 6 36 6 36 4 16 8 64 12 144 61 3721
9. 5 25 5 25 8 64 8 64 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 66 4356
10. 5 25 4 16 8 64 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 12 144 69 4761
11. 4 16 5 25 8 64 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 67 4489
12.
13. 5 25 5 25 8 64 6 36 6 36 8 64 6 36 6 36 6 36 8 64 64 4096
14. 5 25 5 25 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 8 64 12 144 70 4900
15. 4 16 5 25 8 64 6 36 8 64 6 36 6 36 6 36 8 64 12 144 69 4761
16. 4 16 5 25 6 64 8 64 8 64 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 67 4489
17. 4 16 5 25 4 16 6 36 6 36 4 16 4 16 6 36 6 36 4 16 59 3481
18.
19. 5 25 5 25 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 60 3600
20. 5 25 4 16 6 36 6 36 8 64 6 36 8 64 8 64 6 36 12 144 69 4761
21. 5 25 5 25 4 16 6 36 6 36 6 36 6 36 8 64 6 36 8 64 60 3600
22. 5 25 5 25 6 36 6 36 4 16 8 64 6 36 8 64 6 36 8 64 62 3844
23. 5 25 4 16 6 36 4 16 4 16 6 36 4 16 6 36 6 36 4 16 59 3481
24. 5 25 4 16 8 64 6 36 6 36 8 64 6 36 6 36 6 36 12 144 67 4489
25. 5 25 5 25 4 16 4 16 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 60 3600
2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105No. Urut No. Soal / Skor Butir soal Skor Kuadrat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor total
26. 5 25 5 25 4 16 4 16 6 36 6 36 6 36 6 36 6 36 12 144 61 3721
27. 5 25 5 25 6 36 4 16 6 36 6 36 8 64 6 36 8 64 12 144 63 3969
Jumlah 119 571 120 580 162 1160 154 1020 156 1008 152 952 148 904 158 1020 162 1068 262 2747 1600 103469
2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Analisis per butir soal
1. 21σ =
2525
1195712
−= 0,19
2. 25
25120580
2
22
−=σ = 0,16
3. 23σ =
2525
16211602
−= 4,41
4. =24σ
2525
15410202
−= 2,85
5. 25
251561008
25
−=σ =1,38
6. 26σ = =
−
2525
1529522
0,03
7. 27σ =
2525
1489042
−= 1,11
8. =28σ 86,0
2525
15810202
=−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
9. 25
251621068
2
29
−=σ = 0,73
10. 25
252622747
2
210
−=σ = 0,04
2bσ = 0,19+ 0,16+4,41+2,85+1,38+0,03+1,11+0,86+0,73+0,04 = 11,76
2tσ =
2525
16001033642
−=38,56
Dimasukkan ke dalam rumus alpha
11r = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−1kk
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− ∑ 2
2
1t
b
σσ
11r = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−11010
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
56,3876,111
11r = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
910 ( )30,01−
11r =1,1x 0,70 = 0,77
Berdasarkan tabel 1 angka 0,77 termasuk dalam koefisien korelasi 0,71-0,90
termasuk dalam kualifikasi tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 8
Nilai Kelas VB Nilai Kelas VA
No Urut Presensi Nilai
No Urut Presensi Nilai
1 50 1 60 2 62 2 74 3 52 3 76 4 80 4 80 5 64 5 77 6 65 6 67 7 74 7 64 8 61 8 68 9 66 9 80
10 69 10 87 11 69 11 82 12 - 12 72 13 64 13 75 14 70 14 77 15 69 15 79 16 67 16 71 17 59 17 75 18 18 79 19 60 19 89 20 69 20 82 21 60 21 72 22 62 22 75 23 59 23 79 24 67 24 89 25 60 25 84 26 61 26 75 27 63 27 75 28 - 28 79 29 - 29 79 30 - 30 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 9
Tabel Kritis t
db Taraf signifikansi
20% 10% 5% 2% 1% 0,10% 1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619 2 1,886 2,92 4,303 6,965 9,965 31,598 3 1,638 2,353 3,182 5,841 4,541 12,941 4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 8,610 5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6.859
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959 7 1.415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405 8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041 9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,25 4,781
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,437 12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318 13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221 14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140 15 1,341 1,753 2,602 2,602 2,947 4,073
16 1,323 1,746 2.120 2,583 2,921 4,015 17 1,321 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965 18 1,319 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922 19 1,318 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883 20 1,316 1,725 2,806 2,528 2,845 3,850
21 1,323 1,721 2,08 2,518 2,831 3,819 22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792 23 1,313 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767 24 1,311 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745 25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707 27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690 28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,674 29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,659 30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,646
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551 60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460
120 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373 co 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11
Foto-Foto Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 14
BIOGRAFI PENULIS
Ernita Gultom, lahir di Parhorasan 28 Oktober
1981. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun
1987 di SD Negri Hutahotang dan lulus pada tahun
1993. Pada tahun 1993-1996 penulis menyelesaikan
jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Swasta Bulogok Hutahotang Pulau Samosir Sumatera Utara. Kemudian
Penulis melanjut ke Sekolah Menengah Umum (SMU) pada tahun 1997 di SMU
Bintang Timur 1 Balige Sumatera Utara. Pada Tahun 1999 Penulis masuk ke
tarekat Fransiscanae Cordis Yesu Et Maria (FCJM), Pada Tahun 2005
melanjutkan studi ke Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, dan Pada tahun 2007 menyelesaikan program D-II.
Pada tahun 2007 penulis melanjutkan S-I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada tahun 2009 penulis
menyelesaikan studi S-I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI