Post on 29-Jan-2018
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA :NIP :
0
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA :NIP :
i
KOP SEKOLAH
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri ............ menerangkan
bahwa:
Nama : .......................................
NIP : ........................................
Jabatan : ........................................
Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian
tentang .......................................................................................................................
.......
Mengetahui ......................, ......................Kepala Dinas Pendidikan Kab. .......... Kepala SMA Negeri..............
................................................... ......................................... NIP. NIP.
ii
KOP SEKOLAH
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SMA Negeri ............
menyatakan bahwa:
Nama : ................................
NIP : ................................
Jabatan : .................................
Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1
(satu) buah karyanya di perpustakaan SMA Negeri ....................................
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.
Mengetahui ......................, ......................Kepala SMA Negeri .......... Pengelola Perpustakaan
SMA Negeri..................
................................................... ......................................... NIP. NIP.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi material-
material yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai
sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah
dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh
derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada
kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.
Penulis
......................................
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat
sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”,
dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.
Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan
material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan
profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan
setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12
poin.
Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu
yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:
1. Kepala Sekolah SMA Negeri ................................
2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi
sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga
karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di
SMA Negeri ...........................
......................, ......................
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH...................................................... ii
PERNYATAAN PERPUSTAKAAN.......................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
ABSTRAK................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nama-nama Siswa Kelas ....................................................... 12
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara..............................................
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..............
Tabel 4. Instrumen Wawancara.............................................................
Tabel 5. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran.............................
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rancangan Penelitian.............................................................. 5
Gambar 2.
viii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Pedoman Wawancara...........................................................
Lampiran 2. Jawaban-jawaban yang Penting dari Pertanyaan Tentang Wawancara...........................................................................
ix
ABSTRAK
BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology, Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ............................ di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah.
Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diskusi patisipatif dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru
melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata
pelajaran yang diajarnya. Selain pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan
itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran
menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41
tahun 2007 tentang Standar Proses.
Peran mata pelajaran .................. adalah untuk pengembangan intelektual,
sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju
keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata
pelajaran .................. adalah sebagai suatu bidang kajian untuk
mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta
memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk
membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,
membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial,
menemukan serta menggunakan kemampuan analitic dan imajinatif yang ada
dalam dirinya. Disamping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan mata
pelajaran, sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan
beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi
paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan
pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No.
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).
Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang
dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa
tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru,
keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang
ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri
1
seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, termasuk kemauan guru
itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di
bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat
mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)
keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk
menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap
cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan
profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307:
1-30).
Penggunaan model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat
berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang
digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris
sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur
konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan
sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir
dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang
(Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).
Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan
dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan model-
model pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori
yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih
luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model
komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”,
dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna
Wilis Dahar, 1989: 5).
2
Dari semua uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-
metode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori
belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta
kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti
tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran ........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya
keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa kelas....................... di
semester ........... tahun ajaran ................... baru mencapai nilai D dan untuk
keaktifan belajar dan untuk prestasi belajar baru mencapai rata-rata......
Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan
dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki
mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran.........................., sangat perlu
kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Solving. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang
ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang
masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas ..... SMA Negeri .................
2) Apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas ..... SMA Negeri ..................
2. Cara Pemecahan Masalah
Model pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu dari
banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong
keaktifan siswa dalam belajar dengan cara berkelompok. Untuk mampu
3
tampil tampil dihadapan teman-temannya bukanlah hal yang gampang.
Hal itu memerlukan persiapan yang matang. Untuk persiapan yang matang
ini, guru memberik kesempatan yang sebanyak-banyaknya, guru memberi
kesempatan agar siswa menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan
ditampilkan dihadapan siswa-siswa yang lain. Model pembelajaran
Problem Solving ini mampu merangsang siswa untuk dapat bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya, menuntut persiapan yang sangat matang di
pihak guru karena akan belajar pada tingkat kognitif tinggi, menuntut
kemampuan yang matang dalam presentasi, menutut semangat yang tinggi
untuk mengikuti pelajaran, menuntut sebab akibat dari pelaksanaan
diskusi. Contoh sebab akibat tersebut adalah, apabila siswa giat mengikuti
pelajaran, akibatnya adalah mampu memberi tampilan yang diharapkan.
Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan giliran untuk berbicara di depan
teman-temannya, yang sudah pasti akan menimbulkan tuntutan-tuntutan
kemampuan yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa
keilmuan yang mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan
memuaskan, dalam hal ini siswa tidak bisa sembarangan saja, mereka
harus betul-betul mampu menyimpulkan terlebih dahulu apa yang mereka
akan bicarakan. Tuntunan langkah-langkah, motivasi, interpretasi yang
inovatif di pihak guru untuk memberikan kesempatan yang banyak
berinteraksi, bertukar pikiran sangat diperlukan.0
Berdasar uraian ini jelas bahwa model pembelajaran Problem
Solving menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang
disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya di depan siswa-siswa
yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut,
inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi tersebut
berupa tuntunan-tuntunan, pemberian fasilitas-fasilitas, motivasi-motivasi,
interpretasi serta kemampuan implementasi yang tinggi. Langkah-langkah
inilah yang dapat digunakan memecahkan masalah penelitian.
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah
yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan
dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving
dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan
terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving dalam
pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya SMA Negeri ........ dalam rangka meningkatkan kompetensi guru
IPS/IPA/................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan
bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala
sekolah di sekolahnya masing-masing.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Problem Solving
Cholis (2002) dalam Dyah Retno Kusuma Wardani (2011: 58)
menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
pemecahan masalah yakni: 1) menentukan permasalahan yang akan disajikan
disesuikan dengan materi, 2) masalah yang disajikan harus mampu mendorong
siswa berpikir dari berbagai sudut pandang yang berbeda, 3) masalah harus
disesuaikan dengan dengan tingkat kemampuan siswa, 4) masalah harus jelas,
5) masalah dikaitkan dengan dunia nyata dan cukup menarik siswa.
M. Nur (2003) mengatakan bahwa ciri kelas yang melaksanakan
pembelajaran adalah: 1) siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran, 2)
siswa belajar dari temannya melalui kerja kelompok, diskusi, saling
mengkoreksi, 3) pembelajaran menekankan pada masalah bersifat terbuka, 4)
prilaku siswa dibangun atas kesadaran diri dan hadiah untuk prilaku baik
adalah kepuasan diri, 5) siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif terlibat penuh dan ikut bertanggung jawab dalam mengayakan
terjadinya proses pembelajaran yang efektif, 6) penghargaan terhadap
pengakuan siswa sangat diharapkan.
Heller, Keith dan Andreson (dalam Wardani, 2011: 60) menyebutkan
bahwa langkah-langkah dalam memecahkan masalah adalah: 1) visualisasi
masalah yaitu dengan mengidentifikasi pendekatan umum terhadap masalah,
yakni konsep dan prinsip fisika yang paling tepat untuk masalah tersebut, 2)
mendeskripsikan masalah dan deskripsi fisika yaitu dengan menandai secara
simbolik variabel yang diketahui dan tidak diketahui yang kemudian
menyatakan prinsip dan hubungan kuantitatif yang bersifat umum, 3)
merencanakan solusi yang melibatkan siswa menterjemahkan deskripsi fisika
ke dalam represtasi matematis yang tepat, 4) menyelesaikan rencana yakni
siswa diharapkan dapat menghitung variabel target dengan mensubstitusikan
nilai yang diberikan, 5) menilai atau mengevaluasi jawaban yaitu siswa
hendaknya menanyakan kembali apakah jawaban diperoleh sudah benar dan
6
lengkap. Pelaksanaan pembelajaran ini haruslah didukung dengan segala
sesuatu yang menyentuh kebutuhan siswa untuk dapat menggali berbagai
informasi yang sesuai dan diperlukan dalam memecahkan masalah, misalnya
laboratorium, perpustakaan, LKS dan media pembelajaran yang relevan.
Melalui langkah pembelajaran yang diungkapkan di atas, siswa dilatih
mengembangkan kompetensi penalaran sehingga daya nalar dan kreativitas
berpikir dapat berkembang yang pada akhirnya mereka berlatih berfikir secara
logis, kritis dan kreatif.
Kemampuan manusia berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah
tertentu biasanya juga diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa penguasaan
sarana berpikir ilmiah akan sulit melaksanakan kegiatan berpikir yang lebih
tajam untuk bisa melaksanakan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana
berpikir seperti kemampuan bahasa, logika.
Sizer (dalam Elaine B. Johnson, 2002) memberi pernyataan bahwa
sekolah belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif dalam
menghadapi persoalan serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir. John
Dewey (dalam Elaine B. Johnson, 2002) mengatakan bahwa sekolah harus
menganjurkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Dari kedua
pernyataan tersebut untuk tingkat kemampuan berpikir mesti diupayakan agar
tingkat berpikir tinggi dapat diharapkan.
Liasari, 20002 (dalam Wardani, 2011: 25) mengatakan ada 2 jenis
kemampuan berpikir yaitu: berpikir dasar dan berpikir tingkat tinggi. Konsep
tentang pemikiran tingkat tinggi diperoleh dari Tayonomy of Educational
Objectives, Handbook I: Cognitive Domain oleh Bloom et.al. (dalam Anna &
Bryan, 2005). Konsep ini lebih dikenal sebagai Taksonomi Bloom, dimana
sistem ini mengidentifikasi suatu kemajuan secara hirarkis untuk
menggolongkan proses berpikir dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih
tinggi.
Model Problem Solving lebih banyak berpenekanan pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Untuk bisa melakukan ini maka diperlukan kecerdasan
yang baik. Dalam hubungan matematika, karakteristik kecerdasan matematika
7
yang dikemukakan oleh Judith Jewell (dialihbahasakan oleh Alexander
Sindoro, 2003: 19) adalah pandai memecahkan teka-teki angka dan soal
abstrak, memahami statistik yang diterbitkan dalam berita dan tahu kalau bisa
menyesatkan, senang mengetahui cara kerja berbagai peralatan, dan tahu cara
membetulkan peralatan yang rusak, sering membuat daftar tugas yang diberi
nomor. Dalam hubungan dengan tingkat berpikir tinggi, penulis coba
hubungkan dengan pemahaman konsep dan berpikir formal. Pemahaman
konsep seperti dikemukakan oleh Gagne (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 85-
86) yang merupakan prosedur bentuk belajar pemecahan masalah adalah
menggabungkan aturan-aturan untuk mencapai suatu pemecahan yang
menghasilkan sesuatu aturan dengan tingkat lebih tinggi. Apabila
dihubungkan dengan tingkat berpikir formal, maka para siswa yang mampu
berpikir tingkat tinggi akan mampu melakukan pengaturan sendiri dan
keseimbangan. Pengaturan sendiri atau iquilibrasi menurut Piaget (dalam
Ratna Wilis Dahar, 1989: 158) adalah kemampuan untuk mencapai kembali
keseimbangan (equilibrium) selama periode ketidakseimbangan
(disequilibrium). Equilibrasi merupakan suatu proses untuk mencapai tingkat-
tingkat berfungsi kognitif yang lebih tinggi melalui asimilasi dan akomodasi,
tingkat demi tingkat.
Dalam buku Evaluasi Pendidikan (Depdiknas, 2009: Modul 3: 13)
pemecahan masalah merupakan bagian dari Kurikulum Matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya,
siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek
kemampuan matematika yang penting seperti penerapan aturan pada masalah
tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika dan
lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan diberikan pelajaran matematika
adalah agar siswa mampu menghadapi perubahan-perubahan keadaan yang
selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis,
rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Pelajaran diutamakan yang bersifat
8
riil atau alamiah, dengan tema-tema permasalahan yang diambil dari kejadian
sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, proses pemecahan
masalah sebaiknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga
mamberi peluang untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat yang dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Uraian di atas didasari asas pemikiran Gagne, 1970 (dalam
Depdiknas, 2009 Modul 3: 13-14) yang mengatakan bahwa keterampilan
intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah.
Dari semua pendapat yang sudah disajikan di atas, untuk sementara
dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Problem Solving atau model
pemecahan masalah pengupayakan agar siswa dapat melakukan pembelajaran
dengan tidak menghafal, tetapi melakukan pembelajaran dengan
mengupayakan agar mereka bisa berpikir logis, rasional, kritis, cermat, jujur
dan efektif. Disamping itu mampu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi dengan memahami masalah tersebut, membuat perencanaan
pemecahannya, menyelesaikan masalah tersebut dengan mengecek kembali
langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk itu. Siswa mesti diupayakan
untuk mampu menggunakan proses berpikir yang lebih jauh dan lebih dalam,
terlibat lebih aktif seperti berdiskusi, berprestasi, saling mengoreksi serta
pemberian hadiah oleh guru bagi yang berprestasi. Guru mesti berupaya pada
model pembelajaran ini dengan mengupayakan proses pemecahan masalah
melalui kelompok-kelompok kecil yang akan memberi kesempatan atau
peluang bagi para siswa untuk lebih banyak bertukar pikiran, bertukar
pendapat untuk pencapaian keberhasilan yang lebih baik.
Kajian teori selanjutnya penulis ambil dari:
http://psychemate.blogspot.com/2007/12/problem-solving.html. sebagai
berikut:
Posner (1973) menyatakan Problem Solving atau pemecahan masalah
terbagi dalam tiga tahap: representasi masalah, bagaimana kita menangkap,
menggambarkan dan menginterpretasikan suatu masalah; mengatur strategi
untuk memecahkan masalah dan merumuskan apakah solusi tersebut
memuaskan atau tidak. Beberapa pencetus teori berusaha untuk menjelaskan
9
Problem Solving melalui istilah dari prinsip-prinsip associative learning yang
berlaku pada studi tentang classical dan instrumenal conditioning (contohnya,
Maltzman, 1955). Maier (1940) membedakan antara memecahkan masalah
berdasarkan pada transfer langsung dan memecahkan masalah dengan
mengintegrasikan pengalaman sebelumnya dalam Novel Fashion (productive
thinking).
Teori selanjutnya tentang Problem Solving penulis ambil dari:
http://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-proble-solving.html.
seperti berikut:
Setiap hari kita dihadapkan pada pelbagai situasi yang harus kita
selesaikan dengan baik. Masalah merupakan suatu keadaan yang perlu
diselesaikan dan menjadi tanggung jawab setiap individu. Penyelesaian suatu
masalah melibatkan pelbagai jenis pemikiran atau kognisi seperti
mengidentifikasi, mengkatagori, menyusun, membuat inferensi, merumuskan
analogi dan mengingat kembali.
Semua mmasalah mempunyai tujuan, tetapi berbeda antara satu sama
lain. Perbedaan itu antara lain: (1) mungkin terdapat satu tujuan tetapi pada
saat permulaan ada dua cara penyelesaian yang sama berkesan, (2) mungkin
terdapat satu tujuan dan pada saat permulaan ada dua cara penyelesaian, tetapi
satucara lebih berkesan, (3) mungkin terdapat satu tujuan dan ada beberapa
cara penyelesaian, tetapi tidak ada satupun cara penyelesaian yang
meyakinkan dan (4) mungkin terdapat beberapa tujuan yang semuanya tidak
jelas dan ini menyebabkan kesulitan bagi seseorang untuk memulai
penyelesaiannya.
Penyelesaian Masalah
Masalah merupakan suatu keadaan yang harus diselesaikan. Antara
masalah atau tujuan dengan penyelesaiannya adalah suatu ”ruang kosong”
(problem space). Ruang kosong ini mungkin merupakan kekurangan
pengetahuan pada kita (lack of knowledge) atau adanya informasi yang tidak
berstruktur ataupun kurangnya kemampuan yang disebabkan oleh keterbatasan
pribadi atau hambatan lingkungan.
10
Adapun jenis masalahnya, setiap masalah mempunyai ciri-ciri berikut:
1) Semua masalah mempunyai tujuan; semua masalah perlu disediakan
sumber-sumber yang relevan untuk mencapai penyelesaiannya. Contohnya:
sumber yang paling penting adalah individu itu sendiri, objek atau benda yang
relevan. 2) Semua masalah melibatkan operasi atau tindakan yang diambil
untuk mencapai penyelesaian. Contohnya: seorang siswa mendapatkan buku
dari temannya karena untuk membelinya ia tidak punya biaya. 3) Semua
masalah mempunyai kendala (constraits). Namun demikian seseorang dalam
menyelesaikan masalah tidak perlu sampai melakukan sesuatu yang
melanggar peraturan.
Strategi Penyelesaian Masalah
Setidaknya ada tiga jenis strategi penyelesaian masalah yang biasa
digunakan: 1) Algoritma: adalah prosedur langkah demi langkah yang bersifat
sistematik dan konsisten serta menghasilkan penyelesaian yang sama
setiapkali digunakan. 2) Heuristik: jalan pintas yang memiliki kemungkinan
tinggi untuk membawa kepada penyelesaian yang tepat (rules of thumb). Ini
merupakan butir-butir informasi lama yang pernah digunakan dalam
membantu penyelesaian masalah pada masa lalu. 3) Merumuskan sub tujuan:
adalah strategi memperincikan suatu masalah yang kompleks kedalam
beberapa sub-tujuan atau sub-masalah sehingga memudahkan dalam
penyelesaiannya.
Kendala Penyelesaian Masalah
Ada beberapa hal yang biasanya menjadi kendala dalam penyelesaian
masalah, yaitu: 1) Pola pikir (mind set): adalah pola pikir seseorang yang
melihat atau menyelesaikan suatu masalah hanya dengan cara tertentu saja
sehingga seringkali menjadi penghalang atau mengalami kesulitan ketika
harus menyelesaikan masalah baru yang berbeda. 2) Ketetapan fungsional
(functional fixedness): adalah seseorang yang berpandangan bahwa sesuatu
obyek hanya dapat digunakan berdasarkan pengalaman lamapu saja sehingga
11
seringkali menyulitkan individu yang bersangkutan dalam menyelesaikan
masalah yang baru.
B. Aktivitas Belajar
1. Aktivitas
Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya
‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American
Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti
kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau
giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif
berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik
dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas
merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim
Instruktur PKG, 1992: 2):
1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa
3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok
4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari
(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
12
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
2. Belajar
Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act
of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American
Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar
adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/
memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh
ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus
Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan
yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat
pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang
dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun
2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa
belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap
mengetahui sesuatu yang baru.
Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar
siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan
dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).
Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani
yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan
keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar
dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam
http://www.scribd.com/doc/90372081/).
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar
sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan
penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang
dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga
13
muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan
serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh
pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan
cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan
balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun
rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru
serta siswa dengan siswa lainnya.
3. Aktivitas Belajar
Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan
pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti:
1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau
keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi
siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara
aktual apa yang telah diporoleh.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar ................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang
lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa
dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester
atau akhir tahun ajaran.
Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi
anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau
angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan
berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang
bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa
yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
14
Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah
laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan
tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.
Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima
pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1)
faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor
individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,
dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor
sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor
ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan
menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau
kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan
factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan
pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi
menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor
psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara
orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
15
ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh
factor ekstern yaitu metode mengajar guru.
Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia
pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil
penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan
sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.
Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah
melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa
diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi
prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa
setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai
alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara
individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan
mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan
berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi.
Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian
untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah
sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.
Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi
prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang
telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c)
informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk
peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan
kecerdasan murid.
Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
16
antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut
situasi belajar.
Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor
dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,
etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi
belajar siswa.
Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan
jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan
kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses
belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat
menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran
dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat,
mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk
menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi
pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi
belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
sekitar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka
sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini
sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang
menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.
Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ...................
digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran ..................
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah
ini.
17
D. Kerangka Berpikir
Kemampuan belajar pada tingkat kognitif tinggi bukan merupakan hal
yang gampang untuk dilakukan. Hal ini memerlukan pelatihan-pelatihan yang
perlu dimatangkan, dilatih, diulang serta dicoba beberapakali.
Kemampuan guru menentukan permasalahan yang akan disajikan tidaklah
gampang. Guru harus mampu membimbing siswanya agar pembelajaran bisa
berjalan sesuai harapan. Apabila guru telah melakukan inovasi-inovasi untuk
mematangkan siswanya memperoleh kemampuan yang diharapkan dalam
menampilkan sesuatu tentu dapat diharapkan para siswa akan memiliki
kebiasaan-kebiasaan, keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
dibutuhkan. Untuk dapat terwujudnya apa yang diharapkan tersebut, inovasi
langkah-langkah yang diupayakan guru akan dapat memecahkan
permasalahan yang ada. Dasar berpikir inilah yang dijadikan acuan dalam
memecahkan masalah yang sedang diteliti.
E. Hipotesis Tindakan
Melihat langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving yang
ampuh dalam memecahkan masalah yang ada, yang lebih diyakini lagi dengan
kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis tindakan ini dapat
dirumuskan seperti berikut:
Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Solving dapat
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas...... SMA
Negeri .....................
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.
Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai
tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7).
Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat
penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan
ngawur dalam pelaksanaannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang
disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.
19
IDE AWAL
Temuan dan Analisa
Rencana UmumLangkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
ImplementasiLangkah Tindk. 1
Minitor Implementasi dan Efeknya
Penjelasan kegagalan untuk implementasi
Revisi rencana umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
Implementasi langkah berikut
Monitor implementasi dan efek
Jelaskan setiap implementasi dan efek Revisi ide umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
Implementasi langkah berikut
Monitor implementasi dan efek
DAUR
1
DAUR
2
DAUR
3
Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)
Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh
Dave Ebbut.
Gambar 1
Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
20
REFLECT
TA
Plan
Plan
Plan
Plan
REFLECT
TA
1
2
5
6
4
3
8
7
Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)
Gambar 2
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)
Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai
berikut:
1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses
inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah
dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?
Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas
pertanyaan sendiri.
21
Ide Umum
Reconnaissance
Rencana Menyeluruh
Memperbaiki/ Mengubah
Tindakan 2 dst Tindakan 1 Tindakan 3 dst
Tindakan 2 dst
atauMonitor dan
reconnaissance
Pengintaian/ Peninjauan
Rencana Menyeluruh
Rencana Menyeluruh
atau
atau
Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)
Gambar 3
Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)
Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkah-
langkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,
dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian
tindakan kelas.
22
TINDAKAN DAUR ITindakan perlu perbaikan DAUR 2
Penerapan Definisi masalah
Evaluasi tindakan Need assessement
Implementasi tindakan Hipotesis ide
Develop action plan T 1
Penerapan Redefine problem
Evaluate action Need assessement
Impl. Revise plan New hypothesis
Revise action plan T 2
dst
Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)
Gambar 4
Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)
Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)
Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan
gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah
memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal
‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan
kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut
sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.
23
Model No. 5
Gambar 5. Rancangan Penelitian
Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006)
24
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi
I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi
II
Pengamatan/ Pengumpulan Data
II
Permasalahan baru
hasil refleksi
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Apabila
permasalahan belum
terselesaikan
Siklus II
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas......... SMA
Negeri ................................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ..... SMA Negeri ..........................
No Nama Siswa1 Abdurrahman2 Saleh3456789101112131415161718192021222324252627282930
25
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan
prestasi belajar siswa kelas ....... SMA Negeri ...................................
setelah diterapkan model Problem Solving dalam proses pembelajaran.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan .................... sampai
bulan ...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
26
Tabel 02. Jadwal Penelitian
No Kegiatan1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal dan
perencanaan tindakan I
2. Pelaksanaan tindakan I
3. Pengamatan/pengumpulan data I
4. Refleksi I
5. Perencanaan tindakan II
6. Pelaksanaan tindakan II
7. Pengamatan/ pengumpulan data II
8. Refleksi II
9. Penulisan laporan/ penjilidan
27
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes
prestasi belajar.
E. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini
adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data
kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbangan-
pertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data,
mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari
hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan
data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari
kesimpulan hubungan antarkategori.
Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat
pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael
Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini
terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih
dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas
tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan
sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat.
Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah
bahwa kita juga menghitung.
Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus,
standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam
bentuk tabel dan grafik.
28
F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
A. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar
No Indikator Sub Indikator NoSoal
JmlSoal
1. Kegiatan Nyata Reaksi angkat tangan akibat menerima rangsangan, dorongan, penguatan, dll
1 1
Bertanya pada guru dan pada teman-teman 2 1
Keaktifan memberi jawaban 3 1Giat menulis, menyelesaikan tugas yang diberikan 4 1
Kecepatan mengumpulkan tugas 5 1Aktif mengkonsultasikan hal-hal yang belum dipahami 6 1
Sibuk berpikir dengan mencari dan menggali dari berbagai informasi 7 1
2 Kegiatan Penggunaan Pikiran
Betul-betul mendengarkan dan memperhatikan guru 8 1
Jawaban yang disampaikan siswa betul merupakan jawaban yang muncul atas dasar akal yang sehat
9 1
Jumlah 9
B. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar
No Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Tes
29
2. Instrumen Penelitian
A. Instrumen Observasi Keaktifan Belajar
Keterangan:
Skor 1 = rendah
Skor 2 = sedang
Skor 3 = tinggi
No Sub Indikator NoSoal Instrumen Pengecekan Skor
1 2 31. Keaktifan angkat tangan
akibat rangsangan- rangsangan, dorongan, penguatan, dll
1 Angkat tangan sekali, dua kali, tiga kali
2. Bertanya pada guru atau pada teman-temannya
2 Bertanya sekali, dua kali, tiga kali atau lebih
3. Keaktifan memberi reaksi positif
3 Keaktifan memberi reaksi positif terhadap jawaban teman-temannya atau jawaban guru atau terhadap hal-hal yang kurang cocok
4. Giat menulis 4 Aktif menulis dalam upaya menyelesaikan tugas yang diberikan
5. Kecepatan mengumpulkan tugas
5 Cepat menyelesaikan tugas
6. Aktif mengkonsultasikan hal-hal yang belum dipahami
6 Mengkonsultasikan masalah pada guru atau pada temannya yang lain
7. Sibuk berpikir dengan mencari dan menggali dan berbagai sumber
7 Membaca beberapa sumber untuk menggali siswa masalah yang ada
8. Betul-betul mendengarkan dan memperhatikan guru
8 Perhatian setiap siswa pada saat guru menjelaskan sesuatu
9. Jawaban yang disampaikan siswa betul merupakan jawaban yang muncul atas dasar akal yang sehat
9 Jawaban-jawaban siswa betul rasional
B. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa
Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa
kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes
adalah......., seperti terlihat di bawah ini.
30
Tes Prestasi Belajar .....................
Hari/Tanggal :
Petunjuk : Jawablah ..................................................................
31
G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada
siklus I diusulkan aktivitas belajar siswa mencapai nilai C pada siklus II
diharapkan mencapai nilai B. Untuk prestasi belajar siswa diharapkan pada
siklus I mencapai nilai 6,5 dan pada siklus II mencapai nilai 8,5.
Kriteria Kualitatif
A : 75 % lebih siswa aktif
B : 50 – 74 % siswa aktif
C : 30 – 49 % siswa aktif
D : kurang dari 30 % siswa aktif.
Kategori nilai kualitatif
A : aktif dengan nilai 3
B : kurang aktif dengan nilai 2
C : tidak aktif dengan nilai 1
Kriteria tambahan keaktifan belajar siswa
Aktif : apabila 75% keatas siswa menunjukkan keaktifan
belajar dengan nilai 3.
Kurang aktif : apabila 50-74 % siswa menunjukkan keaktifan belajar
dengan nilai 2.
Tidak aktif : apabila dibawah 50 % siswa menunjukkan keaktifan
belajar belajar dengan nilai 1.
0 - 1 tidak aktif
1,01 - 2 kurang aktif
2,01 - 3 aktif
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian
tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA
Negeri ................................... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian
ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam
menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian
masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek
keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang
mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan,
guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan
grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi
disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus
dilihat dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai
perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang dicapai,
sampai pada refleksi berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya pembicaraan
pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian perencanaan.
1. Siklus I
1. Rencana Tindakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:
a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan dengan Model Pembelajaran Problem Solving
sepeti terlihat pada lampiran 8. Berdasar hasil awal kemampuan
siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang, peneliti
merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti berkonsultasi
dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Problem Solving .
33
b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,
sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan....
c. Meminta kepada teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala
sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan RPP yang
sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru
untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
d. Menentukan yang menjadi prinsip supervisi teknik kunjungan
kelas. Hasilnya adalah format-format perencanaan teknik
kunjungan kelas untuk penilaian guru (terlampir di lampiran 7).
e. Sebelum masuk kelas, peneliti meminta guru untuk membawa
lembar penilaian yang berisikan tentang penilaian proses
pembelajaran. Berdasar format yang sudah dibawa guru, peneliti
melakukan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan supervisi kelas adalah:
a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode
pembelajaran yang menggunakan Problem Solving dan
kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk
kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran.
b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang
prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung
instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan.
c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan
menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab.
d) Guru yang disupervisi diharap tidak selalu memperhatikan
supervisor, tetapi tetap berkonsentrasi pada pelaksanaan
pembelajaran.
f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran
supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan
guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan
menguasai ilmu.
34
g. Memperbanyak jumlah/frekuensi kunjungan kelas dalam siklus
berikutnya sehingga kedekatan supervisor dengan guru dan siswa
akan terjalin dengan baik.
h. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan.
Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan
silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.
i. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber
belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi
pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang
mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa,
menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan
sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi
pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.
j. Merancang skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran menentukan permasalahan yang akan
disajikan sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan siswa,
diupayakan bervariasi agar siswa dapat melakukan berpikir tingkat
tinggi. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah
disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa,
waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam
posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari
pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun
2007 dengan cara mengaitkan masalah dengan dunia nyata dan
yang menarik minat siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan I
a. Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi
dengan benar sesuai perencanaan di RPP.
35
b. Alat Penilaian
Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format
penilaian, memulai dengan pembukaan, pembelajaran inti,
pembelajaran penutup dan dilanjutkan dengan penilaian.
c. Penampilan
Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan
bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan
penggunaan metode Problem Solving, peneliti mengupayakan
strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah
pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan
pertemuan dengan guru yang mengawasi proses pembelajaran
untuk mendiskusikan hasil pengamatan
d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:
1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti
baru pertamakali mencoba metode ini.
2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan
memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Problem
Solving.
3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali
dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II.
4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas akan meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa, tetapi menurut pengamat, cara yang
dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar.
5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan
sebagai berikut:
Pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar
Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar,
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran.
36
2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis,
kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna
untuk menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.
3) Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai
pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.
6. Penggunaan strategi pembelajaran
1) Jenis kegiatan sesuai dengan tujuan serta lingkungan
siswa. Namun, guru kurang memperhatikan kebutuhan
siswa, guru masih menerapkan gaya pembelajaran
tradisional. Guru juga kurang memperhatikan disiplin
siswa. Banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru.
2) Guru sama sekali tidak menggunakan alat bantu pelajaran,
walaupun sekolah telah menyediakannya.
3) Dalam menjelaskan pelajaran, guru kurang
memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan
materi yang lain. Guru tidak memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut pada akhir pelajaran.
4) Kelebihannya, guru telah menggunakan cara
pembelajaran yang baru yaitu Problem Solving.
7. Pengelolaan interaksi kelas
1) Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa. Hal ini bisa
dilihat dari respon siswa. Jika ada siswa yang belum
mengerti, guru berusaha menjelaskan ulang.
2) Dalam bertanya, guru menggunakan kata atau tindakan
yang mengurangi keberanian siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan guru. Guru mengabaikan partisipasi
aktif siswa.
3) Dalam menyajikan pelajaran, guru menggunakan
komunikasi lisan, tulisan, isyarat, token atau gerakan
badan. Pembicaraan guru cukup lancar dan dimengerti
siswa, namun gerakan badan atau tangan guru kurang
37
menunjukkan keantusiasan dalam mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif.
4) Guru tidak membantu siswa dalam mengingat kembali
pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa
dan kurang memberikan peluang kepada siswa yang pasif
untuk berpartisipasi. Guru tidak memberi pertanyaan yang
menggali reaksi siswa. Cara guru merespon siswa yang
berpartisipasi aktif masik kurang baik.
5) Dalam mengakhiri pelajaran, guru kurang mengupayakan
kesimpulan yang lengkap. Guru juga kurang melibatkan
siswa dalam membuat kesimpulan. Dengan demikian,
pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.
8. Sikap guru
1) Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru
kurang bersikap ramah. Guru kurang menunjukkan sikap
bersahabat dengan siswa. Dalam menegur siswa yang
berbuat salah, guru menggunakan kata yang kurang
sopan. Jika ada pendapat siswa yang kurang sesuai
dengan pendapat guru, guru langsung menepis begitu saja.
2) Guru sangat bergairah dalam mengajar. Hal itu terlihat
dari ekspresi wajah dan pandangan matanya. Tetapi, suara
monotun, isyarat tangan dan gerakan tubuh kurang
beraturan.
3) Dalam membantu siswa yang menghadapi kesulitan,
bantuan guru kurang maksimal. Guru juga tidak
mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri.
4) Guru tidak memperhatikan perbedaan individual siswa.
Guru tidak memberi perhatian khusus kepada siswa yang
memiliki kelainan, misalnya yang suka usil, pembohong
yang pura-pura ikut bekerjasama, tapi dia ngomong lain-
lain dari pelajaran. Guru juga tidak memberikan
38
penghargaan kepada siswa yang memiliki kelebihan. Guru
tidak membina kerjasama diantara siswa.
9. Pelaksanaan penilaian
Guru mengadakan apersepsi penilaian awal sehingga guru
mengetahui kesiapan siswa terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan. Penilaian juga dilakukan dalam proses
pembelajaran.
10. Kesan umum dalam proses
1) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
cukup jelas, tetapi kurang baku karena bercampur dengan
bahasa daerah. Demikian juga Tata Bahasa Indonesianya
kurang baik.
2) Penampilan guru dilihat dari perkataan, rambut dan
perlengkapan yang lain cukup rapi. Suara cukup jelas
tetapi kurang bervariasi. Posisi guru juga kurang ada
variasi.
3. Refleksi Siklus I
Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para
pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi.
Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang
perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin,
1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).
1) Analisis kualitatif observasi keaktifan belajar siswa sesuai data
observasi di lampiran .......
Hasil yang didapat dari observasi keaktifan belajar siswa di
siklus I secara kualitatif dapat disampaikan sebagai berikut:
39
a. Kategori angkat tangan, ada ...... siswa yang rajin mengangkat
tangan. Dari jumlah siswa....... baru ..... siswa yang aktif,
berarti kurang dari setengah belum aktif, artinya pada Siklus I
ini tingkat kategori angkat tangan berada pada kategori tidak
aktif.
b. Untuk kategori yang penulis upayakan untuk meningkatkan
kemampuan bertanya, ada...... siswa yang rajin bertanya dari
jumlah seluruhnya..... orang. Data ini mengatakan bahwa dari
kategori bertanya masih sangat sedikit siswa yang rajin
bertanya. Keaktifan bertanya siswa masih pada kategori C yaitu
tidak aktif.
c. Untuk kategori memberi rakasi terhadap jawaban-jawaban
siswa dan pembinaan-pembinaan guru, baru...... siswa yang
mendapat nilai 3, yang lain tetap pasif.
d. Untuk kategori keaktifan menulis dalam upaya mempraktekkan
tugas yang diberikan, tercatat ......... siswa yang aktif dan
bergiat untuk melaksanakan tugas.
e. Untuk kategori kecepatan menyelesaikan tugas, ada ..... siswa
yang mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu yang
diberikan.
f. Untuk kategori keaktifan mengkonsultasikan hal-hal yang
belum dipahami, ada hanya 3 orang siswa yang aktif
berkonsultasi.
g. Untuk kategori menggali dari beberapa sumber untuk
memecahkan masalah yang ada, hanya ..... siswa yang bergiat
untuk itu.
h. Untuk kategori perhatian siswa pada guru saat guru sedang
mengajar, ada terlihat ..... siswa, hampir semua aktif
mendengarkan guru.
i. Darti kategori jawaban yang menggunakan akal sehat, hanya....
siswa yang jawabannya sesuai akal sehat.
40
Kesimpulan refleksi yang diperoleh dari hasil observasi keaktifan
belajar adalah:
a. Dari 9 kategori keaktifan belajar, yang tergolong sangat aktif
dengan nilai 3 adalah..... orang, yang memperoleh nilai 2 dengan
kategori aktif adalah ..... orang dan yang tergolong tidak aktif di
kelas ini dengan nilai 1 dan bahkan tidak mendapat nilai sama
sekali adalah ..... orang.
b. Hasil interpretasi hubungan antarmasing-masing kategori yang
dapat dipakai kesimpulan untuk refleksi kualitatif adalah bahwa
keaktifan belajar siswa pada siklus I baru mencapai tingkatan
sangat rendah karena dari ...... orang siswa di kelas ini kurang
dari setengahnya tidak aktif.
c. Trianggulasi data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh teman sejawat (teriihat pada
lampiran 5). Data tersebut menunjukkan kesamaan dengan
penilaian yang dilakukan guru sendiri yaitu keaktifan belajar
siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari setengah
siswa yang aktif belajar, hanya .... siswa yang aktif dan
mendapat nilai 3.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat
pada lampiran ...... Data tersebut juga menunjukkan kesamaan
dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang dilakukan peneliti
yaitu masih setengah siswa di kelas ini belum aktif mengikuti
pembelajaran. Hanya ada 5 orang yang aktif di kelas ini.
d. Validasi Data
Dari semua data yang telah diperoleh terhadap keaktifan belajar
siswa, baik dari pengamatan penulis sendiri, pengamatan guru
lain, pengamatan siswa-siswa teman sekelasnya menunjukkan
kesamaan. Dari kesamaan ini terungkap bahwa permasalahan
41
yang diteliti telah memenuhi unsur kevalidan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Kekurangan yang terjadi
Dari observasi yang dilakukan guru sejawat yang terlihat
pada lampiran ..... terlihat beberapa kolom pengamatan guru
yang tidak diisi nilai atau kosong, dari penilaian tersebut terlihat
kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini
yaitu........, ......., ......, ......., ....... yang perlu perencanaan dan
pelaksanaan yang lebih matang pada siklus selanjutnya.
2) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I
Sesuai data pada lampiran 10.
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah.................................
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (angka yang paling banyak muncul)..............................
4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
SD = √∑ (X−x)2
N−1
SD = √ …..(…… .. x …….)2
N−1
SD = 1,549
No Nama Siswa Nilai(X)
(X-x) (X-x)2
1234567891011121314
42
15161718192021222324252627282930
X X - x (X−x)2
5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal
berikut dihitung terlebih dahulu.
1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum
3. Panjang kelas interval (i) = rK
=………
4. Tabel data kelas intervalNo
Urut Interval NilaiTengah
FrekuensiAbsolut
FrekuensiRelatif
1234
Total ........... 100
Frekuensi Relatif = F . Absolut
Jumlah F Absolut x 100
43
5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
Grafik 01. .......................................................
Untuk penyajian tabel rekapitulasi hasil penelitian ini
sekaligus disampaikan pada akhir analisis refleksi siklus II.
2. Siklus II
1. Perencanaan
Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik
refleksi data kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk
perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu:
a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan
pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab
III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus
I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini.
44
10
9
8
7
6
5
4
3
2
10
0 4 5 6 7 8
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta
membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan
data yang dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang
meliputi instrumen observasi keaktifan belajar dan instrumen tes
prestasi belajar.
c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama guru dan kepala
sekolah sebagai upaya trianggulasi data. Untuk ini peneliti
berkonsultasi dengan kepala sekolah, minta kesediaannya untuk
ikut proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan
agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan
pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil
konsultasi dengan kepala sekolah adalah adanya kesiapan kepala
sekolah untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru
yang akan mengobservasi diberitahu bahwa kepala sekolah akan
ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama
melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan
harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi
untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas.
d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan
melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan
mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan
pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan
yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan
pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu
dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan
model pembelajaran Problem Solving yang benar sesuai dengan
yang diharapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan
sebagai berikut:
45
a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai
tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan
yang sudah dibuat. Problem Solving mulai diupayakan dalam
pembelajaran, pada kali yang kedua ini peneliti mengajak kepala
sekolah untuk ke kelas dan ikut melakukan pengamatan. Hal ini
dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat untuk
dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan kepala
sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti dilihat
oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang lebih
dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan observasi
keaktifan belajar dan instrumen tes prestasi belajar. Setelah masuk
kelas bersama guru yang akan mengamati proses pembelajaran
memulai aktivitas pembelajaran sambil mempersilahkan kepala
sekolah dan guru yang mengamati duduk di bangku paling
belakang yang sudah disediakan. Setelah pelaksanaan
pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari oleh
pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan
melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang
penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Di
belakang, guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif
menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian
terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di
depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti
melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dengan
membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk siap
menerima pembelajaran, dan terakhir peneliti melaksanakan
penutupan pembelajaran. Untuk pelaksanaan explorasi, elaborasi
dan konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak
paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan
seperti diskusi, presentasi dan lain-lain sudah bisa dibaca pada
46
instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di
lampiran 8.
3. Observasi/Penilaian
Penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan pada saat
peneliti melakukan tindakan. Peneliti menilai keaktifan belajar siswa
sesuai format penilaian aktivitas belajar yang dibawa. Dari catatan-
catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui dibagian mana
diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian
mananya perlu diberi saran-saran serta penguatan-penguatan.
Disamping itu pada catatan cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga
kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam
pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Apabila semua ini
terlaksana dengan baik sudah pasti guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran akan cukup profesional. Pelaksanaan penilaian akhirnya
dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses
pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
4. Refleksi Siklus II
1. Analisis Hasil Observasi Siklus II (sesuai lampiran 12)
1) Hasil yang didapat dari observasi terhadap siswa-siswa
kelas .... SMA................ secara kualitatif dapat disampaikan
sebagai berikut:
(1) Dari kategori keaktifan angkat tangan yang timbul akibat
respon-respon, penguatan-penguatan, motivasi-motivasi,
siswa yang memperoleh nilai 3 ada ...... orang, siswa yang
memperoleh nilai 2 ada ...... orang, yang memperoleh nilai
1 ada ...... orang, sedangkan yang tidak mendapat nilai sama
sekali adalah ...... orang.
47
(2) Dari kategori kemauan bertanya yang merupakan keaktifan
nyata siswa, baik bertanya pada guru maupun bertanya
pada teman-temannya, ada ...... orang memperoleh nilai 3,
ada ...... orang memperoleh nilai 2, ...... orang memperoleh
nilai 1 dan ...... orang sama sekali tidak mendapat nilai.
(3) Dari kategori keaktifan memberi reaksi positif terhadap
jawaban teman-temannya, ada juga terhadap jawaban guru
terhadap hal-hal yang kurang cocok, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ......
orang siswa sama sekali tidak memperoleh nilai.
(4) Dari klasifikasi kegiatan menulis dengan kategori keaktifan
menulis dalam upaya menyelesaikan tugas yang diberikan,
ada ...... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ...... orang
siswa memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang sama sekali
tidak memperoleh nilai.
(5) Dari klasifikasi kecepatan mengumpulkan tugas dengan
kategori cepatnya siswa mengumpulkan tugas, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
1 dan ada ...... orang yang sama sekali tidak memperoleh
nilai.
(6) Dari klasifikasi keaktifan mengkonsultasikan hal-hal yang
perlu dengan kategori keaktifan mengkonsultasikan
masalah pada guru maupun pada teman-temannya untuk
sesuatu masalah yang dihadapi, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai
2, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ......
orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.
(7) Dari klasifikasi kesibukan berpikir dan menggali segala
masalah yang dihadapi dengan kategori keaktifan membaca
48
berbagai sumber untuk memecahkan permasalahan yang
ada, terdapat ...... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 2, ada ...... orang siswa
memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang sama sekali
tidak memperoleh nilai.
(8) Dari klasifikasi keaktifan mendengarkan dan
memperhatikan guru sewaktu guru memberi perintah, atau
menjelaskan hal-hal yang perlu dengan kategori
memperhatikan guru sewaktu guru memberi penjelasan
atau memberi perintah, ada ...... orang siswa memperoleh
nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang
sama sekali tidak memperoleh nilai.
(9) Dari klasifikasi kemampuan menjawab pertanyaan
menggunakan akal yang sehat dengan kategori jawaban-
jawaban yang rasional, ada ...... orang siswa memperoleh
nilai 3, ada ...... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ......
orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ...... orang yang
sama sekali tidak memperoleh nilai.
Kesimpulan refleksi yang dapat disampaikan dari observasi
keaktifan belajar siswa adalah:
(1) Dari 9 kategori keaktifan belajar siswa yang tergolong
sangat aktif atau yang memperoleh nilai 3 dalam keaktifan
adalah ..... orang, yang mendapat nilai 2 adalah ..... orang,
yang mendapat nilai 1 adalah ...... orang dan yang dengan
keaktifan yang rendah adalah ...... orang, sedangkan yang
tidak mendapat nilai keaktifan belajar sama sekali
adalah ..... orang.
(2) Hasil interpretasi hubungan antarkategori yang bisa
digunakan sebagai kesimpulan refleksi kualitatif adalah
bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus II sudah naik
49
pada tingkat yang diharapkan yaitu sudah tergolong aktif
sekali atau sangat aktif karena lebih dari setengah siswa di
kelas telah menunjukkan keaktifannya untuk belajar.
(3) Trianggulasi data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh teman sejawat (teriihat pada
lampiran 5). Data tersebut menunjukkan kesamaan dengan
penilaian yang dilakukan guru terdiri yaitu keaktifan belajar
siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari
setengah siswa yang melakukan keaktifan belajar, hanya ....
siswa yang aktif dan mendapat nilai 3.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat
pada lampiran 16. Data tersebut juga menunjukkan
kesamaan dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang
dilakukan peneliti yaitu masih setengah siswa di kelas ini
belum aktif mengikuti pembelajaran. Hanya ada 5 orang
yang aktif di kelas ini.
(4) Validasi Data
Dari semua data yang telah diperoleh terhadap keaktifan
belajar siswa, baik dari pengamatan penulis sendiri,
pengamatan guru lain, pengamatan siswa-siswa teman
sekelasnya menunjukkan kesamaan. Dari kesamaan ini
terungkap bahwa permasalahan yang diteliti telah
memenuhi unsur kevalidan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(5) Kekurangan yang terjadi
Dari observasi yang dilakukan guru sejawat yang terlihat
pada lampiran 7 terlihat beberapa kolom pengamatan guru
yang tidak diisi nilai atau kosong, dari penilaian tersebut
50
terlihat kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini
yaitu........, ......., ......, ......., ....... yang perlu perencanaan
dan pelaksanaan yang lebih matang pada siklus selanjutnya.
2. Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar
Siklus II
Sesuai data pada lampiran 13.
1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah.......
4. Standar deviasinya adalah: ............................
5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka
dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:
K = 1 + 3,3 x log N
= .......................
= .......................
= .......................
2) Rentangan dihitung dengan:
r = skor maksimum – skor minimum
= ................ - ................
= .............
3) Panjang kelas interval dihitung dengan:
i =rK
=¿
i = ...................
4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:
NoUrut
Interval NilaiTengah
FrekuensiAbsolut
FrekuensiRelatif
12345
Total ........... 100
51
1009080706050403020100
100200300400500600700
6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
Grafik 02. .......................................................
52
Tabel ....... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II, dari variabel keaktifan belajar dan prestasi belajar
Awal Siklus I Siklus II
Hasil Observasi
Hasil Tes
Hasil Observasi
Hasil Tes
Tingkat Kenaikan Keaktifan
Belajar
Rata-Rata Kenaikan Prestasi Belajar
Persentase Kenaikan Prestasi Belajar
Hasil Observasi
Hasil Tes
Tingkat Kenaikan Keaktifan Belajar
Rata-Rata Kenaikan Prestasi Belajar
Persentase Kenaikan Prestasi Belajar
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
53
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif adalah:
kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-
perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang
dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas
internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang
berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbangan-
pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-komentar,
tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary, pendapat-
pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna
di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi,
standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu,
alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-
penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi, pemakaian,
kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar
kategori.
a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa
Dengan perencanaan guru yang cukup matang dan dengan
pelaksanaan pembelajaran sesuai model pembelajaran Problem
Solving yang memberikan kesempatan seluas-luasnya agar siswa dapat
mengemukakan isi hatinya dengan leluasa, ditambah dengan
trianggulasi dengan menggunakan pemantau, hasil akhir yang
diperoleh baru mencapai....
Dari hasil tersebut masih terdapat banyak hal yang harus diperbaiki
guru. Guru harus memperhatikan masukan-masukan pemantau proses
belajar, guru harus memperhatikan keinginan-keinginan siswa, guru
harus lebih terfokus untuk merubah cara pengajaran ke bentuk
pembelajaran, jadi guru jangan mendominasi waktu, guru harus
mengupayakan agar waktu itu diberikan sepenuhnya pada siswa untuk
melakukan sesuatu sampai pada tingkatan akhirnya agar siswa dapat
mengerjakan sesuatu.
54
Dari pertimbangan/masukan yang diberikan di kelas, sudah
disampaikan bahwa persiapan guru sudah cukup matang. Selain
masukan dari tim pemantau, hasil observasi keaktifan belajar siswa
menunjukkan beberapa hal penting untuk dibahas yaitu dari kategori
keaktifan siswa untuk angkat tangan yang disebabkan oleh motivasi,
penekanan-penekanan, pemberian waktu untuk bekerjasama, dan
akibat rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan serta penguatan-
penguatan guru, telah mulai menghasilkan keaktifan siswa yang dapat
diharapkan. Namun keaktifan siswa ini belum maksimal, walaupun
upaya guru telah maksimal yang diakibatkan oleh karena siswa-siswa
kelas ....... SMA.............. baru pertamakali menerima cara pengajaran
yang dilakukan. Untuk ini perlu diulangi lagi agar siswa terbiasa,
terlatih untuk menyampaikan hal-hal yang mereka belum kuasai
karena merubah kebiasaan itu bukan hal yang gampang.
Untuk kategori yang ketiga dan keempat yang merupakan
keaktifan siswa yang dituangkan dalam kegiatan nyata dalam memberi
reaksi dan kegiatan berkelompok sudah dapat diharapkan, namun guru
dalam melaksanakan pembelajaran lebih dituntut untuk memberikan
rangsangan-rangsangan, penguatan, token dan lain-lain. Untuk hal ini
kekurangan yang ada adalah pada dorongan-dorongan untuk bertindak
lebih aktif dan lebih berani, bila perlu dengan rangsangan-rangsangan
dalam bentuk tambahan nilai, misalnya untuk membangun niat dan
menumbuhkan prakarsa sesuai harapan pemerintah.
Kategori kecepatan mengumpulkan tugas akan bisa dilakukan pada
saat-saat siswa cepat mengerti dengan apa yang diajarkan, sedang
untuk kategori keaktifan mengkonsultasikan pada guru atau pada
temannya hal-hal yang sangat penting di sini adalah menumbuhkan
motivasi siswa terutama motivasi intrinsik agar mereka berupaya untuk
giat melakukan upaya-upaya agar permasalahan yang ada mau
dibicarakan, disampaikan, ditanyakan, dikonsultasikan pada guru atau
pada teman-temannya.
55
Untuk kategori yang ketujuh yaitu membaca beberapa sumber
sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang ada, sudah sepatutnya
guru yang membantu siswa baik memberikan buku-buku, memberikan
bahan-bahan lain sebagai acuan maupun mengupayakan agar siswa
mau mencari sumber-sumber di media seperti internet karena pada
jaman global ini pencarian sumber-sumber belajar sudah tidak sesulit
seperti masa-masa sebelumnya.
Untuk kategori yang ke delapan yaitu tentang perhatian siswa
sewaktu guru mengajar atau menerangkan sesuatu bisa dipupuk lewat
rangsangan-rangsangan, motivasi-motivasi, maupun bentuk-bentuk
pertanyaan yang ditulis guru di depan kelas terlebih dahulu sebelum
sesuatu itu diterangkan krena pertanyaan-pertanyaan yang ditulis
terlebih dahulu sebelum bahan dijelaskan akan dengan sendirinya
memotivasi siswa untuk mencari jawabannya.
Kategori yang kesembilan yaitu kategori penggunaan akal yang
sehat yang merupakan bentuk penyampaian oleh siswa dalam hal-hal
yang rasional atau penggunaan akal yang gampang diterima oleh orang
lain. Untuk hal ini diperlukan kalimat-kalimat yang ilmiah sehingga
orang lain akan gampang menerimanya. Hasil yang diperoleh dari
kategori ini menunjukkan bahwa siswa masih menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara sangat singkat dan belum memunculkan kalimat-
kalimat yang mudah dicerna.
Data trianggulasi yang disampaikan siswa dalam pengecekan
aktivitas belajar sesuai lampiran 15 dapat dipakai pengecekan validitas
data yang diperoleh dari hasil observasi guru. Apabila dibandingkan
antara hasil observasi guru dengan hasil observasi siswa pada
temannya sendiri menunjukkan bahwa ada kesesuaian data yang
diperoleh. Hasil observasi guru memperoleh hasil ....... dan hasil
observasi siswa atau temannya sendiri adalah...... Dari perbandingan
yang tidak begitu berbeda ini dapat disampaikan bahwa pembahasan
terhadap semua kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan cara
56
pengajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving
cukup memuaskan.
Sebagai upaya lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada, dari sekian banyak siswa yang keaktipannya tergolong rendah
terpaksa dipanggil di .......... dan diajak berbicara dari hati ke hati untuk
membicarakan sebab-sebab mengapa mereka tidak begitu aktif dalam
pembelajaran sebelumnya. Dari pembicaraan tersebut terungkap bahwa
mereka belum terbiasa untuk aktif bertanya karena untuk
mengeluarkan suara dalam bertanya itu masih dipengaruhi mental,
tidak terbiasa melakukan hal tersebut karena guru-guru lain juga tidak
ikut membiasakannya. Untuk permasalahan ini akan penulis
sampaikan pada kolom saran.
b. Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I
Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes pilihan ganda
memforsir siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah
dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan
bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum
begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan
siswa menguasai mata pelajaran ..................... Apabila dibandingkan
dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam
analisis sebelumnya.
Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama
bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa yang dalam hal ini adalah model pembelajaran Problem
Solving . Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode
pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (1989/1990) yang
menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang
guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran.......
menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan .......
sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk
57
penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat
membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran,
mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi,
bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama
dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa
berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya
adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata
pelajaran ........... lebih jauh.
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi
belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai
dengan tuntutan KKM mata pelajaran............ di sekolah ini yaitu......
Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan
sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus
selanjutnya.
2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II
a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa
Perencanaan yang cukup matang telah dibuat untuk menyelesaikan
kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I. Penerapan pembelajaran
dengan model pembelajaran Problem Solving sudah dapat membantu
peningkatan aktivitas belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang
diperoleh atas observasi keaktifan belajar siswa yang mencapai nilai
cukup tinggi dengan hasil bahwa siswa pada siklus II ini sudah
menunjukkan tingkat keaktifan belajar yang sangat memuaskan
dimana lebih dari setengah jumlah siswa sudah menunjukkan aktivitas
belajar yang tinggi seperti yang dipaparkan pada bagian analisis. Dari
hasil tersebut masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu pada
kategori ........ dimana perolehan aktivitas belajar siswa sangat rendah.
Kekurangan pada kategori ini dapat diupayakan dengan cara yang
betul-betul giat memperhatikan siswa bagi siswa yang selalu ingin
main-main pada saat proses pembelajaran sedangkan dilaksanakan.
58
Dari pertimbangan yang diberikan oleh guru sebagai pengamat
pembelajaran di kelas dalam upaya untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah
disampaikan bahwa giliran group siswa yang akan tampil sangat
mempengaruhi mental dan kesiapan mereka. Hal ini tepat sesuai
harapan penerapan model pembelajaran Problem Solving karena
model ini lebih menuntut kemampuan siswa untuk mempresentasikan
sesuatu setelah betul-betul disiapkan sebelumnya.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa dari belum aktif menjadi
sangat aktif sesuai data yang disajikan pada hasil penelitian ini
memberikan implikasi yang kuat bahwa model pembelajaran Problem
Solving sangat cocok digunakan untuk mengaktifkan siswa, cocok
digunakan memecahkan kebuntuan-kebuntuan proses pembelajaran.
Dalam kaitan dengan pembahasan ini dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran Problem Solving berpengaruh secara signifikan terhadap
keaktifan belajar siswa mengingat bahwa model ini sangat
menekankan pada kesiapan siswa untuk bisa tampil dihadapan teman-
temannya atau di depan orang banyak yang mungkin sebelumnya tak
pernah dialami.
Data yang disampaikan siswa sebagai bentuk trianggulasi keaktifan
belajar siswa dapat dilihat di lampiran 17. Data ini dapat dipakai
sebagai upaya pengecekan validitas penelitian terhadap data observasi
keaktifan siswa yang dilaksanakan oleh guru sendiri. Hasil yang
disampaikan oleh siswa ternyata tidak begitu berbeda dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu siswa kelas...... SMA .....
terlah berhasil melampaui apa yang diharapkan dalam kriteria
keberhasilan penelitian yang mengharapkan bahwa keaktifan siswa
mencapai nilai B. Ternyata hasil observasi pemantauan keaktifan
belajar siswa di siklus II sudah mencapai B+. Oleh karenanya hal ini
merupakan kepuasan tersendiri bagi peneliti.
Suatu hal yang perlu untuk dibahas pada bagian ini adalah bahwa
format penilaian keaktifan siswa tidak diberikan pada guru yang
59
mengamati kebenaran proses pembelajaran yang dilakukan mengingat
guru tersebut tidak mengajar di kelas ini, tentu saja guru tersebut tidak
tahu nama-nama siswa yang diamati. Dengan tidak mengetahui nama-
nama siswa yang akan diamati maka akan sangat sulit bagi guru
tersebut untuk bisa melaksanakan observasi keaktifan belajar. Inilah
yang menjadi sebab kenapa guru yang diikutkan mengamati proses
pembelajaran tidak dibebani tugas untuk ikut menilai keaktifan belajar
siswa.
Upaya yang telah dilakukan di siklus I yaitu memanggil siswa-
siswa yang aktivitas belajarnya rendah dan diajak ngomong dari hati
ke hati tentang alasan kenapa mereka tidak begitu aktif pada saat
pembelajaran telah membuahkan hasil sehingga pada siklus II ini
hasilnya sangat memuaskan. Inilah salah satu bentuk inovasi yang lain
yang peneliti lakukan.
b. Pembahasan yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus II
Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran
sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai..........
Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Solving
telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai
harapan. Problem Solving merupakan model yang cocok bagi siswa
apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi,
berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran,
berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk
memupuk kemampuan berbicara dihadapan orang banyak.
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan
bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses
pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak
boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan
60
peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004)
yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang
diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran............ menitikberatkan kajiannya pada aspek
kognitif, ............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik
pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua
bantuan terhadap hal ini, model pembelajaran Problem Solving
menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa
secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa
mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh nilai menengah dan ......
siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah
dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
penggunaan model pembelajaran Problem Solving. Walaupun
penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, namun pada saat-saat
peneliti mengajar di kelas cara selanjutnya, cara ini akan terus
dicobakan termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti ajar.
Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,
terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal
adalah ..... naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik
menjadi ....... Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena
kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang
dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan
kemajuan pendidikan khususnya di SMA................................
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Bertitik tolak dari pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar
ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga
penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-metode
yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba
model pembelajaran Problem Solving dalam upaya untuk dapat memecahkan
permasalahan yang ada.
Bertumpu pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang
disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran
Problem Solving diupayakan untuk dapat menyelesaikan dua tujuan penelitian
ini yang 1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan 2) untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar. Seberapa besar peningkatan yang
dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis. Dari hasil
penelitian di Bab IV. Berdasar pada semua data yang telah disampaikan
tersebut, 2 tujuan penelitian yang disampaikan di atas dapat dicapai dengan
bukti sebagai berikut:
1. Untuk tujuan I yaitu pencapaian peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat
bukti-bukti:
a. Keaktifan angkat tangan siswa dari awal tingkatannya rendah naik
ketingkat sedang pada siklus I dan naik ketingkat tinggi pada siklus II.
b. Untuk keaktifan bertanya, dari data awal..... naik ke ...... pada siklus I
dan naik ketingkat ...... pada siklus II.
c. Untuk keaktifan reaksi, dari data awal..... naik ke ...... pada siklus I dan
naik ketingkat ...... pada siklus II.
d. Untuk kegiatan menulis, dari data awal..... naik ke tingkat...... pada
siklus I dan naik ke tingkat ...... pada siklus II.
e. Untuk aktivitas pengumpulan tugas, dari data awal..... naik
ketingkat...... pada siklus I dan naik ke tingkat ...... pada siklus II.
62
f. Untuk aktivitas mengkonsultasikan hal-hal yang belum dipahami, dari
data awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik ketingkat ......
pada siklus II.
g. Untuk aktivitas menggali dari berbagai sumber, dari data awal..... naik
ke ...... pada siklus I dan naik menjadi ...... pada siklus II.
h. Untuk keaktifan mendengarkan dan memperhatikan guru, dari data
awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik menjadi ...... pada
siklus II.
i. Untuk aktivitas menyimpulkan sehingga jawaban-jawaban siswa betul
rasional, dari data awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan naik
menjadi ...... pada siklus II.
Dari rekapitulasi keseluruhan kategori-kategori belajar siswa yang ada
dapat dipakai sebagai bukti ketercapaian tujuan pembelajaran adalah
kenaikan aktivitas belajar dari data awal ........ naik pada siklus I
menjadi ....... dan pada siklus II naik menjadi..........
2. Untuk tujuan kedua yaitu upaya pencapaian kenaikan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari bukti-bukti berikut:
a. Dari data awal ada ....... siswa mendapat nilai dibawah 25 dan pada
siklus I menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ....... siswa
mendapat nilai 5.
b. Dari rata-rata awal ....... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus
II naik menjadi.....
c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ...... orang sedangkan pada
siklus I menjadi lebih banyak yaitu ...... siswa dan pada siklus II
menjadi cukup banyak yaitu ...... siswa.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan
pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Problem Solving dapat
memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini
dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak
pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-
teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan
63
sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang
maksimal.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang studi..............................., dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran...............,
penggunaan model pembelajaran Problem Solving semestinya menjadi
pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini telah terbukti
dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar
informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi
dan lain-lain.
2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
Problem Solving dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah
pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti
topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian.
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Adnyani, Nyoman. 2002. Kelemahan-Kelemahan Penerimaan Siswa SMP yang
Beracuan pada NUAN. Makalah yang Disampaikan dalam Seminar Ilmiah
Universitas Mahasaraswati, September 2003.
Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Ardana, Nengah. 1999. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pola Pemberian Tugas dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Fisika pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Skripsi. IKIP Mahasaraswati Tabanan.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aryana, Wayan. 2003. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 2003.
Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Budiadnya, Made. 2004. Ujicoba Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMP Negeri 5 Singaraja. Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Budiadnyana, Putu. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Bermodul yang Berwawasan SMK Terhadap Hasil Belajar Biologi (Eksperimen pada Siswa Kelas II SMA di Singaraja). Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Co-Op Co-Op . Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
65
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
-------. 1996. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPS-Sejarah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
-------. 1984/1985. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan: Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Kompetensi Supervisi Akademik. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.
Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon.
Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
66
Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc.
http://psychemate.blogspot.com/2007/12/problem solving.html. Diakses tanggal 28 April 2011.
http://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-problem-solving.html. Diakses tanggal 28 April 2011.
INTEN, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKN dan Sejarah Pada Siswa Kelas II SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Singaraja. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom. Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company.
------- et al. 1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development.
------- and R.T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation, Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What it is and why it’s her to stay. Corwin Press, Inc: California.
Liasari. 2000. Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Calon Guru IPA. Proseding Seminar Nasional 23 Pebruari 2000. Malang: Dirjen Dikti Depdiknas – JICA – IMSTEP.
Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Maba, Wayan. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Makalah yang disampaikan dalam penataran PBM Dosen Kopertis Wilayah VIII, Tanggal 27-30 Oktober 2002.
67
Marhaeni, A.A.I.N. 2005. Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi dalam Belajar Bahasa Inggris Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja, 2004). Desertasi: IKIP Negeri Jakarta.
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.
Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.
Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.
Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia..
Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/
Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.
Nur, Mohamad et al. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berorientasi Masalah Kontekstrual untuk Meningkatkan Daya Nalar Mahasiswa dalam Rangka Menyongsong Masyarakat IPTEK pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Makalah. Disampaikan pada Seminar Hasil-hasil Penelitian Unggulan. IKIP Negeri Surabaya.
--------. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.
Nurkancana, Wayan dan P.P.N. Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.
-------. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif
68
Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007. Jakarta: Depdiknas.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Experimen Pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Sahertian, Piet A & Aleida Sahertian. 1992. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo.
Sindoro, Alexander. 2003. Kebugaran Otak dalam Kehidupan Sehari-hari. Terjemahan dari Buku Brain Fitness@work Karangan Judith Jewell.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.
Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggara Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.
Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/
69
Sudiarta, Wayan. 1996. Pengaruh Penyisipan Berpikir Silogisme dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 1996.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
-------. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiarto et al. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sukarta, Wayan. 2005. Pengaruh Pemberian Pretest Terhadap Prestasi Belajar PKPS pada Siswa Kelas V SD Lab. Singaraja. Laporan Penelitian. Denpasar: IKIP PGRI.
Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.
Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media.
Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.
Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc.
Universitas Negeri Jakarta. 2000. Aplikasi Komputer: Kalibrasi Instrumen, Pengolahan Data, dan Pemanfaatan Internet. Jakarta: Laboratorium Komputer UNJ.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.
70
Wardanim Dyah Retno Kusuma. 2001. Pengaruh Metode Pembelajaran Proglem Solving ddan Group Investigation terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dengan Mempertimbangkan Kreativitas pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Denpasar Tahun Ajaran 2010/2011. Tesis. Universitas Pendidikan Ganesha Program Pascasarjana Singaraja.
Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wartawan, I Wayan. 2004. “Pembinaan Kualitas Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMU Negeri 2 Singaraja”. Dalam Jurnal IKA, Vol. 2 No.1 Mei 2004 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo.
Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
71
Lampiran 1. Observasi Keaktifan Belajar Siswa untuk Memperoleh Data Awal. Data ini diambil dari pembelajaran yang dicobakan dengan menggunakan materi..............
72
Lampiran 2. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang Digunakan dalam Pembelajaran untuk Memperoleh Data Awal
73
Lampiran 3. Tes Prestasi Belajar ...................................... (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)
74
Lampiran 4. Data Awal Siswa yang Diambil dari Semester lalu
NO NAMA SISWANILAI BAHASA INGGRIS SEMESTER ....... TAHUN
AJARAN ........./........
75
Lampiran 5. Instrumen Observasi Keaktifan Belajar yang Dibawa oleh Guru Ke Kelas Penilaiannya Sesuai Instrumen Penelitian
No Nama Siswa
Skor 1-3
JmlAngkat Tanga
nBertanya
Reaksi atas
JawabanMenulis Penyelesaian
TugasKonsultasi Masalah
Menggali dari
Berbagai Sumber
Perhatian Siswa
Jawaban
dengan Akal Sehat
1 2 1 2 3 3 1 1 3 22 1 2 1 2 2 1 2 3 23 2 1 2 1 3 1 1 3 14 1 2 1 2 2 2 1 3 25 2 1 2 3 1 1 1 3 26 1 2 1 2 2 1 1 3 17 2 1 2 3 3 2 2 3 28 1 2 1 2 2 1 1 3 29 2 1 2 1 3 2 2 3 110 1 2 1 2 2 1 1 3 1
JML 15 15 15 21 23 13 13 30 16
Guru yang menilai:
76
Lampiran 6. Instrumen untuk Trianggulasi Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Nama Siswa yang Diamati
Skor 1-3
Angkat Tangan 1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Bertanya1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Memberi Reaksi terhadap Jawaban
atau Hal yang Kurang Cocok
Aktif Menulis dalam Upaya
Menyelesaikan Masalah
Kecepatan Menyelesaika
n Tugas
Mengkonsultasikan masalah-masalah
yang ada pada guru atau pada
teman-temannya
Menggali Beberapa Sumber untuk
Memecahkan Masalah yang Ada
Perhatian siswa pada Saat Guru
Memberi Pelajaran
Jawaban Siswa Betul-
betul Rasional
Lampiran 7. Penilaian Guru oleh Teman Sejawat
FORMAT B
OBSERVASI BELAJAR MENGAJAR
Instrumen Penilaian Profesionalisme Guru sesuai Standar Proses
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR SKOR1 Persiapan Program Tahunan
Program SemesteranSilabusR P PDaftar NilaiFormat Analisis Hasil PenilaianProgram RemedialProgram PengayaanAgenda/Jurnal
2 SK Ada Standar Kompetensi3 KD Ada Kompetensi Dasar4 Indikator Pencapaian
KompetensiAda minimal 3 buah indikatorAda indikator mengukur kognitifAda indikator mengukur afektif/ psikomotorik
5 Tujuan Pembelajaran Ada tujuan yang mengukur kognitifAda tujuan yang mengukur afektif/ psikomotorikTujuan teratur, berurut-urut sesuai tingkat kognitif, afektif, dan psikomotor
6 Materi Ajar Materi dibuat dengan melihat indikatorMateri bisa kognitif, bisa afektif, bisa psikomotorMateri sistimatis (teratur, bersistim, berurut-urut) dan sistemik (saling terkait, holistik atau satu kesatuan lebih penting daripada bagian-bagian; tidak terpisah, explorasi, elaborasi dan konfirmasi)Materi bermanfaat sehingga dapat memberi inspirasi/cita-cita kelak dan menyenangkanBerhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sesuai karakteristik siswa dan lingkungan
7 Alokasi Waktu Alokasi waktu pertemuan keseluruhan di RPPKetepatan penggunaan waktu di pembukaanKetepatan penggunaan waktu di intiKetepatan penggunaan waktu di penutup
8 Metode Pembelajaran Ada strategi/model pembelajaran yang digunakanAda minimal 3 metode ajar Discovery Inquiry
9 Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Ada salam pendahuluanAda motivasi/apresiasiAda apersepsi yang dilakukan
Ada penyampaian tujuan, ada uraian cakupan materiKegiatan Pembelajaran Inti/Explorasi (kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah dan inovasi)
Kompetensi Evaluasi Pendidikan (Depdiknas, 2009)
Ada pelibatan siswa mencari informasiAda ragam pendekatan pembelajaranAda guru memberi penjelasan bahwa materi yang sedang diexplorasi sangat bermanfaat untuk memecahkan kehidupan sehari-hari siswa
Ada upaya guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, antar siswa dan guru, siswa dengan lingkunga dan sumber belajarAda upaya guru melibatkan seluruh siswa secara aktif
Upaya guru memfasilitasi siswa membuat percobaan-percobaan, melakukan tindakan-tindakan
Kegiatan Pembelajaran Inti/Elaborasi (yang memungkinkan siswa mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna)
Kompetensi Evaluasi Pendidikan (Depdiknas, 2009)
Ada kegiatan yang membuat siswa terbiasa membaca dan menulisAdatugas yang diberikan yang membuat gagasan-gagasan siswa munculAda kegiatan-kegiatan seperti diskusi, tanya jawab, presentasi, dllAda pemberian kesempatan berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalahAda cara pembelajaran kooperatif (kerjasama) dan kolaboratif (bekerja bersama)Ada cara membuat kompetisi yang sehatAda pembahasan laporan explorasi Ada perintah-perintah yang jelas diucapkan guru dalam menuntun keberhasilan pencapaian KDAda aktivitas oleh siswa baik individual maupun kelompokAda penyampaian produk oleh siswa pada guruAda kegiatan yang menimbulkan kebanggaan dan rasa percaya diriAda kegiatan guru yang menuntut kreativitas, prakarsa, perkembangan minat, bakat, serta perkembangan fisik peserta didikAda kegiatan guru yang mengarah pada penempatan siswa sebagai posisi sentralDalam penggunaan metode tanya jawab ada terlihat yang dilakukan adalah tanya jawab lebih dari dua arah yang membuat siswa interaktif dan tertantang
79
Kegiatan Pembelajaran Inti/Konfirmasi (yang memungkinkan ada kesepakatan penilaian, penguatan, umpan balik)
Ada umpan balik, penguatan yang (baik lisan, tulisan, isyarat, token atau hadiah bagi siswa yang berhasil)Ada konfirmasi terhadap hasil explorasi dan elaborasi (menggunakan berbagai sumber)Ada refleksi yang digunakanAda memfasilitasi siswa dalam menjawab pertanyaanAda upaya guru membantu penyelesaian masalahAda pemberian acuan untuk mencek hasil explorasiAda pemberian motivasi bagi siswa yang kurang/belum berpartisipasi
Kegiatan Pembelajaran Penutup
Ada pembuatan rangkuman/simpulanAda refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukanAda pemberian tindak lanjut seperti remidi dan pengayaan, tugas-tugas individual maupun kelompokAda penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnyaAda kegiatan guru menyuruh siswa mengatakan dan melakukan, untuk 90% pencapaian penguasaanAda tugas tidak terstruktur Ada salam penutupGuru melakukan penilaian proses atau penilaian akhir
10 Penilaian Hasil Belajar Penilaian yang dilakukan hierarchinya benar (bertahap, misalnya: C1, terus C2, dst.)Penilaian yang dilakukan sistimatiknya benar (penggolongan, misalya: beberapa soal mudah, beberapa sedang, beberapa sulit)Penggunaan index sensitivitas bagi yang menggunakan pre test post testAda penilaian yang digunakan bisa test, bisa non testPenilaian mengacu pada tujuanTest tepat mengukur kognitif, afektif, psikomotor yang ditujuTerbukti bahwa test yang dilakukan berdasar acuan kriteria pada sistim penilaian yang berkelanjutanAda minimal 2 penilaian seperti penugasan, fortofolio, proyek dan/atau produk, penilaian diri, kinerja, pengukuran sikap, tugas, observasi, laporan praktikum, unjuk kerja, performansi, responsi (ujian praktek), dll.
Tambahan Penilaian Guru oleh Pengawas
Ada pengajaran interaktif yaitu memfasilitasi terjadinya interaksi yang bermakna antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan dan sumber belajarAda cara pengajaran inspiratif yaitu mendorong dan memicu siswa agar aktif mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif, misalnya penggunaan pendekatan, metode dan teknik-teknik tertentuAda pembelajaran yang memotivasi yaitu mendorong
80
dan memberi semangat untuk mencapai prestasi, berkompetisi, berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pelajaranMengupayakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisikAda pembelajaran yang menantang yaitu menghadapkan siswa pada masalah, persoalan-persoalan delematis, yang jawabannya membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai tingkat kognitif siswa
11 Sumber Belajar Ada sumber belajar berupa buku-bukuAda sumber belajar berupa alatAda sumber belajar berupa bahanAda sumber lain seperti lingkungan, orang (nara sumber), peristiwa, media non buku
Jumlah SkorNilai KuantitatifNilai Kualitatif
Keterangan:Skor adalah 1 – 4Skor maksimal adalah: 80 x 4 = 3201 = tidak sempurna/D2 = kurang sempurna/C3 = sempurna/B4 = sangat sempurna/A
Nilai Kuantitatif = Jumlah skorJumlah skor maksimal
x 100 =. .. . .. .. .?
Nilai Kualitatif = A : 85 – 100B : 70 – 84C : 55 – 69D : di bawah 55
Kata kunci:Kegiatan inti adalah kegiatan dengan menggunakan strategi, metode dan teknik tertentu sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi (Evaluasi Pendidikan, Depdiknas, 2009: 24).
Kepala Sekolah Guru Yang Mengamati
( ) ( )
81
FORMAT C
DAFTAR PERTANYAAN POST OBSERVASIPENGAWAS MASUK KE RUANG TERTENTU DAN BERDISKUSI DENGAN GURU
NO PERTANYAAN JAWABAN12
3
456
7
8
Apakah KBM sesuai dengan yang Anda rencanakan?Dapatkah saudara menjelaskan hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan dalam proses pembelajaran tadi?Bagaimana perkiraan saudara mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran?, Metode?, Strategi?, Tehnik, dll.Apa yang menjadi kesulitan siswa?Apa yang menjadi kesulitan saudara?Marilah kita bersama-sama mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan pengalaman saudara dan pengamatan saudara, Pengawas berdiskusi dengan guru bidang studi.Dengan demikian apa yang akan saudara lakukan untuk pertemuan berikutnya?Diadakan pembicaraan tentang penggunaan lab, perpustakaan dan media-media lain seperti internet, komputer, surat kabar, majalah, dll.Apa Anda membuat program analisis hasil belajar? Boleh dilihat? Kesulitannya apa? dll.
9 Program Remidial (Depdiknas, 2008: 8, diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang baik menentukan nilai adalah guru sendiri)a. Keterlaksanaan Hasil Belajar Remidial
Mata Pelajaran Terlaksana Pencapaian(%)
Ya Tidak
b. Pertanyaan terhadap keberhasilan program remidialPertanyaan Jawaban
1. Apakah Anda puas degan hasil pelaksanaan program remidial yang Anda lakukan? Ya Tidak2. Apakah bentuk remidial yang Anda lakukan:
a. Mengulang bagian-bagian materi yang belum tuntas?b. Memberikan tugas pada siswa yang belum tuntas?c. Mengulang seluruh materi?d. Memberi bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum tuntas?e. Memberi tugas latihan secara khusus?f. Pemanfaatan tutor sebaya?g. Tes ulang bagi mereka yang belum tuntas?
3. Apakah pelaksanaan remidial dilakukan berdasarkan permintaan:a. Siswa?b. Guru?c. Ketentuan Sekolah?
4. Apabila remidial tidak dilakukan, disebabkan karena:a. Tidak ada waktu?b. Siswa yang bersangkutan tidak menginginkan mengikuti remidial?c. ...................................................................
10 Program Pengayaan (Depdiknas, 2008: 8; diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang boleh menentukan nilai adalah guru sendiri)a. Keberhasilan Program Pengayaan
Mata Pelajaran TerlaksanaPencapaian
(%)Ya Tidak
1. Apa Anda melaksasnakan pengajaran terhadap materi-materi baru?2. Apa Anda memberi tugas yang lebih menantang?3. Apa Anda menyuruh siswa menjawab 10 soal baru dalam 15 menit?4. Apa Anda memperkaya siswa yang tuntas?5. Apa memberi pengembangan keterampilan berpikir?6. Apa membuat pengembangan kreativitas?7. Apa memberi keterampilan memecahkan hal-hal baru?
82
Lampiran 8. RPP Siklus I
Lampiran 9. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Kelas.......... Semester ............ Tahun Pelajaran ........................ Siklus I
84
Lampiran 10. Hasil Tes Siswa Kelas.......... Semester ............ Tahun Pelajaran ........................ Siklus I
No Nama Siswa Nilai
85
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
86
Lampiran 12. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Kelas...... Semester........ Tahun Ajaran......./......... Siklus II
87
Lampiran 13. Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas....... Semester....... Tahun Ajaran....../........ Siklus II
88
Lampiran 14. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Kelas..... Semester..... Tahun Pelajaran...... oleh Guru Bidang Studi Sejenis Siklus I (Sebagai Pengecekan terhadap Kekurangan Peneliti)
89
Lampiran 15. Hasil Observasi Kelas...... Semester ...... Tahun Pelajaran ...... oleh Guru Bidang Studi yang Lain Siklus I (Sebagai Pengecekan terhadap Kekurangan Peneliti)
90
Lampiran 16. Hasil Penilaian Keaktifan Belajar Kelas..... Semester..... Tahun Pelajaran..... oleh Siswa Teman Sekelasnya Siklus I (sebagai Trianggulasi Data)
91
Lampiran 17. Hasil Penilaian Keaktifan Belajar Kelas..... Semester..... Tahun Pelajaran..... oleh Siswa Teman Sekelasnya Siklus II (sebagai Trianggulasi Data)
92
Lampiran 18. Instrumen untuk Trianggulasi Data
No Nama Siswa yang Diamati
Skor 1-3
Angkat Tangan 1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Bertanya1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Memberi Reaksi terhadap Jawaban
atau Hal yang Kurang Cocok
Aktif Menulis dalam Upaya
Menyelesaikan Masalah
Kecepatan Menyelesaika
n Tugas
Mengkonsultasikan masalah-masalah
yang ada pada guru atau pada
teman-temannya
Menggali Beberapa Sumber untuk
Memecahkan Masalah yang Ada
Perhatian siswa pada Saat Guru
Memberi Pelajaran
Jawaban Siswa Betul-
betul Rasional
Lamapiran 19. Masukan-masukan/Saran guru yang Mengobservasi Pembelajaran
1. Saran pada siklus I
a. Agar guru lebih terfokus pada perubahan pengajaran ke pembelajaran
b. Agar lebih memberi rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat untuk
belajar
c. Agar guru lebih memperhatikan keinginan-keinginan siswa
d. Agar Guru mampu mendorong motivasi intrinsik siswa
2. Saran/masukan pada siklus II
a. Giliran siswa tampil sangat mempengaruhi kesiapan mental mereka.
b. ..........................
c. ..............................
d. ......................................
e.
Lampiran 20. Instrumen untuk Trianggulasi Data oleh Siswa
No Nama Siswa yang Diamati
Skor 1-3
Angkat Tangan 1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Bertanya1x Nilai 12 x Nilai 2
3x / Lebih Nilai 3
Memberi Reaksi terhadap Jawaban
atau Hal yang Kurang Cocok
Aktif Menulis dalam Upaya
Menyelesaikan Masalah
Kecepatan Menyelesaika
n Tugas
Mengkonsultasikan masalah-masalah
yang ada pada guru atau pada
teman-temannya
Menggali Beberapa Sumber untuk
Memecahkan Masalah yang Ada
Perhatian siswa pada Saat Guru
Memberi Pelajaran
Jawaban Siswa Betul-
betul Rasional
95