Post on 01-Mar-2016
description
FARMAKOTERAPI
PATOFISIOLOGI, TATA LAKSANA, DAN ANALISIS KASUS DIABETES MELITUS TIPE II
Disusun oleh:
Hana Youlanda
1112102000033
Afra Fitrianita
1112102000047
Nita Fitriani
1112102000078
Ikhda Khullatil M
1112102000094
Kelompok Semester 6 BD 2012
Program studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
DIABETES MELITUS
DEFINISI DIABETES MELLITUS TIPE II Diabetes Mellitus (DM) Tipe II merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Corwin, 2001). ETIOLOGI DIABETES MELLITUS TIPE II Menurut Smeltzer & Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan relat if sel dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glikosa oleh hati. Sel tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.PATOFISIOLOGI DMDM tipe 1 (IDDM) terjadi pada 5%-10% dari semua kasus diabetes. Secara umum, DM tipe ini berkembang pada anak-anak atau pada awal masa dewasa yang disebabkan oleh kerusakan sel pancreas akibat autoimun, sehingga terjadi defisiensi insulin absolut. Reaksi autoimun umumnya terjadi setelah waktu yang panjang (9-13 tahun) yang ditandai oleh adanya parameter-parameter system imun ketika terjadi kerusakan sel . Hiperglikemia terjadi bila 80-90% dari sel rusak. Penyakit DM dapat terjadi penyakit menahun dengan resiko komplikasi dan kematian. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya autoimun tidak diketahui, tetapi proses itu diperantarai oleh makrofag dan limfosit T dengan autoantibodi yang bersirkulasi ke berbagai antigen sel (misalnya antibody sel islet, antibody insulin).DM tipe 2 (NIDDM) terjadi pada 90% dari semua kasus diabetes dan biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relative. Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolysis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatic, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet. Disfungsi sel mengakibatkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2 lebih disebabkan karena gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori, kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetic. Diabetes yang disebabkan oleh factor lain (1-2% dari semua kasus diabetes) termasuk gangguan endokrin (misalnya akromegali, sindrom chusing), diabetes mellitus gestational (DMG), penyakit pancreas eksokrin (pankreatitis), dank arena obat (glukokortikoid, pentamidin, miasin, dan interferon).FAKTOR RISIKO
Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes selayaknya waspada akan kemungkinan dirinya mengidap diabetes. Para petugas kesehatan, dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya pun sepatutnya memberi perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darahnya agar tidak terlambat memberikan bantuan penanganan. Karena makin cepat kondisi diabetes melitus diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa faktor risiko untuk diabetes melitus, terutama untuk DM Tipe 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Insulin
Mekanisme kerja: insulin menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa hepatik
Farmakokinetik: waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit dan memanjang pada pasien DM yang membentuk antibodi terhadap insulin. Hormon ini dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot. Mengalami filtrasi di ginjal, kemudian diserap kembali di tubulus ginjal yang juga merupakan tempat metabolismenya. Gangguan fungsi ginjal yang berat lebih berpengaruh terhadap kadar insulin di darah dibandingkan gangguan fungsi ginjal
Tabel 1 farmakokinetik berbagai insulin dan nama sediaan
Jenis insulin Mulai kerja (jam)Puncak efek (jam)Lama kerja (jam)Nama sediaanKekuatan
Kerja singkat0,5
0,51-3
2-48
6-8Actrapis HM
Actrapis HM
Penfil 40 UI/ml
100UI/ml
Kerja sedang (NPH=isophane)1-26-1218-24
Kerja sedang mulai kerja singkat0,5
2,54-12
7-1524
24Insulatard HM
Insulatard HM
Penfil
Monotard HM40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
Kerja lama 4-614-2024-36Protamin zinc
Sulfat
Sediaan campuran0,5
0,5
0,51,5-8
1-8
1-814-16
14-15
14-15Humulin 20/80
Humulin 30/70
Humulin 40/60
Mixtard 30/70
penfil40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
Indikasi : DM tipe 1 dan DM tipe 2 yang gula darahnya tidak dapat dikendalikan dengan diet dan antidiabetik oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat, DM dengan komplikasi akut, DM paskabedah pankreas, ketoasidosis dan koma hiperosmolar, DM dengan kehamilan
Peringatan: kadar gula darah dipantau
Interaksi obat: sejumlah obat dapat meningkatkan atau menurunkan efek hipoglikemik, penyesuaian dosis. Insulin harus dilakukan jika digunakan bersamaan dengan obat ini (lihat tabel 2 dan 3)
Efek samping: hipoglikemia, reaksi alergi
Tabel 2 obat yang menurunkan efek hipoglisemik insulin
Kontrasepsi oral
Kortikosterois
Siklofosfamid
Diltiazem
Dobutamin
Epinefrin
Fenitoin, dll
Tabel 3 obat yang meningkatkan efek hipoglisemik insulin
ACE inhibitor
Alkohol
Beta bloker
Klofibrat
MAO inhibitor
Mebendazol
Klonidin, dll
2. Sulfonilurea
Mekanisme kerja: sulfonilurea bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat bereproduksi
Tabel 4 obat-obat golongan sulfonilurea
Nama obat Indikasi Kontra indikasi Peringatan Efek samping Sediaan beredar
KLORPROPAMIDNIDDM ringan-sedangwanita menyusui, profiria, ketoasidosis penggunaan harus hati-hati pada [asien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjalgejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan anti diuretikhormon (ADH) dan dengan frekuensi sangat jarang menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas. Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.Diabenese pfizer
GLIKAZID NIDDM ringan-sedangLihat klorpropamid Glibet dankos
GLIBENKLAMID (gliburid)NIDDM ringan-sedangLihat klorpropamidAbenon herioc
GLIPIZID NIDDM ringan-sedangLihat klorpropamidAldiab merk
GLIKUIDONNIDDM ringan-sedangLihat klorpropamidGlurenirm boehringer ingelheim
GLIMEPIRIDNIDDM ringan-sedangLihat klorpropamidAmaryl aventis
TOLBUTAMIDNIDDM ringan-sedangLihat klorpropamidRecodiabet global
3. Biguanida
Mekanisme kerja: biguanida bekerja menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan
Farmakokinetik: bioavailabilitas absolut metformin IR 500 mg yang diberikan dalam kondisi puasa adalah sekitar 50-60%. Makanan menghambat absorbsi metformin. Metformin diekskresikan tidak berubah ke dalam urin dan tidak mengalami metabolisme hepatik atau eksresi melalui kantong empedu. Waktu paruh eliminasi sekitar 17,6 jam
METFORMIN HIDROKLORIDA
Indikasi: NIDDM yang gagal dikendalikan dengan diet dan sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk
Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil dan wanita menyusui
Efek samping: mual, muntah,anoreksia, diare yang selintas, asidosi laktat, gangguan penyerapan vit B12
Sediaan beredar: benoformis bernofarma
4. Tiazolidindion
Mekanisme kerja: meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan menghambat glukoneogenesis hepatik
Tabel 5 data farmakokinetik tiazolidindion
Parameter Pioglitazon Rosiglitazon
bioavailabilitas99%
Tmax2 jam pada kondisi puasa
3-4 jam ketika ada makanan1jam
Pengaruh makananMenunda waktu konsentrasi puncak, tetapi tidak mempengaruhi absorbsi28% menurunkan Cmax dan menunda Tmax
Ekskresi Urin (15-30%)Urin (64%), feses (23%)
Waktu paruh eliminasi 3-7 jam3-4 jam
Tabel 6 obat-obat golongan Tiazolidindion
Nama obat Indikasi Kontra indikasiPeringatan Interaksi obatEfek samping
PIOGLITAZONHiperglikemiaHipersensitivitas terhadap pioglitazonHentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, jantung, kehamilanAtorvastatin dan ketokonal mempengaruhi pioglitazon dan pioglitazon mempengaruhi atorvastatin, midazolam, nifedipin, kontrasepsi oralUdem, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis
ROSIGLITAZONhiperglikemiaHipersensitivitas terhadap RosiglitazonHentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, jantung, kehamilanNyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia ketika digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika digunakan bersamaan dengan insulin
5. Inhibitor -glukosidase
Mekanisme kerja: akarbosa bekerja menghambat alpha-glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat.
Farmakokinetik: konsentrasi plasma puncak akan bertahan 14-24 jam setelah konsumsi obat, sedangkan konsentrasi plasma puncak dari zat aktif akan bertahan sekitar 1 jam. Akarbosa dimetabolisme di saluran cerna oleh bakteri intestinal dan enzim pencernaan. Fraksi metabolit ini diabsorbsi (34% dari dosis) dan diekskresikan melalui urin.
AKARBOSA dan MIGLITOL
Indikasi : sebagai tambahan terhadap sulfonilurea atau biguanida pada DM yang tidak dapat dikendalikan dengan obat dan diet.
Kontra indikasi: anak usia dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui, kolitis ulseratif, obstruksi usus, gangguan fungsi hati, ginjal.
Efek samping: flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis.
SOAL
6. Pasien 62 tahun seorang laki-laki Afrika Amerika. Memiliki sejarah penyakit hipertensi dan DM tipe 2. Menggunaakn metformin oral 2 kali sehrai. Dia tidak mengkonsumsi alkohol atau emrokok, dia olahraga 60 menit setiap 4 kali seminggu.Hasil lab: A1c 8.2 %
FPG 120 mg/dL
SCr 0.8 mg/dL
Total cholesterol 190 mg?dL
LDL 127 mg/dL
HDL 34 mg/dL
Trigliserida 145 mg/dL
Tekanan darah 142/bb mmHg, HR 78 beats/minute, RR 20 breath/minute.
Theraupetic goals
Controlled Uncontrolled Drug of choice for uncontrolled goals
FPG-
Hemoglobin A1cSulfonylurea 0,5-1.7 %Insulin
Blood pressureACEiARB
LDLStatin, menurunkan LDL 20%
HDLStatin, menaikkan HDL 17%
Triglicerida-
Target glikemik:
FPG= 70-130 mg/dL
PPG= < 180 mg/dL
A1c=