Post on 02-Mar-2019
DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP MENGENAI DISABILITY DAN EMPLOYMENT
LATAR BELAKANG
1. Paradigma tentang pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas dari bekerja “ Untuk “ orang penyandang disabilitas menjadi bekerja “ Dengan “ orang penyandang disabilitas. Karena perubahan paradigma ini, maka penyandang disabilitas perlu dipersiapkan dengan lebih baik untuk dapat memasuki dunia usaha.
2 Paradigma tentang pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas yang berorientasi pada Amal/Kasih Sayang, Pemecahan masalah (Carity, Philantrophy) menjadi pelayanan berdasarkan Hak Azasi (Right Base) .
3. Penggalian dan pengembangan potensi penyandang disabilitas untuk dapat berpartisipasi di dalam pembangunan nasional.
4. Tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial / vokasional untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas.
PERMASALAHAN
1. Jangkauan pelayanan belum merata.
2. Sebagian penyandang disabilitas belum memiliki kompetensi yang memadai untuk memperoleh pekerjaan.
3. Pandangan sebagian masyarakat terhadap kompetensi penyandang disabilitas masih meragukan.
4. Sebagian penyandang disabilitas belum memperoleh kesempatan mengembangkan potensinya dan berpartisapasi dalam pembangunan.
HAMBATAN DALAM PENYALURAN KERJA BAGI PENYANDANG DISABILITAS
• Faktor Eksternal Dari Perusahaan : Berdasarkan hasil rekomendasi Kajian Pasaran Kerja Bagi Penyandang disabilitas yang dilaksanakan oleh
Bidang Penelitian&Pengembangan BBRVBD Cibinong, terdapat beberapa hambatan dalam penyaluran kerja dari perusahaan, antara lain :
1. Keterbatasan akan kesempatan kerja yang terbuka bagi tenaga kerja terutama penyandang disabilitas, yang disebabkan karena :
- Belum mengetahui UU Penca No. 4 Thn 1997 tentang Quota 1% bagi pekerja penyandang disabilitas dan Peraturan Pemerintah No. 43 Thn 1998
- Keterbatasan jenis pekerjaan yang dapat diberikan kepada penyandang disabilitas - Belum mengetahui jenis pekerjaan yang friendly bagi penyandang disabilitas - Belum adanya aksesibilitas yang memadai di perusahaan 2. Ketidaksesuaian keterampilan tenaga kerja penyandang disabilitas dengan persyaratan jabatan dan
kondisi kerja yang ada 3. Kurangnya kesadaran dan sikap penerimaan masyarakat dalam dunia kerja terhadap tenaga kerja
penyandang disabilitas 4. Munculnya underestimate terhadap tenaga kerja penyandang disabilitas karena kondisi kecacatannya 5. Belum adanya standar dalam menerima pekerja baru, apakah standar bagi penyandang disabilitas
disetarakan dengan orang yang tidak memiliki kedisabilitasan atau tidak 6. Belum ada kesepakatan dari perusahaan mengenai penyaluran kerja untuk penyandang disabilitas
HAMBATAN DALAM PENYALURAN KERJA BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Dari Pemerintah : Berdasarkan hasil rekomendasi Kajian Pasaran Kerja Bagi Penyandang Cacat yang dilaksanakan oleh
Bidang Penelitian&Pengembangan BBRVBD Cibinong, terdapat beberapa hambatan dalam penyaluran kerja dari pemerintah, antara lain :
Belum optimalnya sosialisasi kepada masyarakat maupun perusahaan tentang : UU Penyandang Cacat No. 4 Thn 1997 tentang Quota 1% bagi pekerja penyandang disabilitas, dan
Peraturan Pemerintah No. 43 Thn 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat, meliputi kesamaan kesempatan, rehabilitasi, pemberian bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab bersama dari Pemerintah, masyarakat, keluarga, dan penyandang cacat sendiri.
Adanya hambatan dalam kerjasama dan keterpaduan antar instansi/lembaga yang memiliki hubungan keterkaitan dalam pengelolaan tenaga kerja penyandang disabilitas
Adanya keterbatasan kemampuan APBN baik rutin maupun pembangunan untuk mempertahankan peningkatan kegiatan yang berkaitan dengan masalah tenaga kerja penyandang disabilitas
HAMBATAN DALAM PENYALURAN KERJA BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Faktor Internal
a. Adanya hambatan intern pribadi dari tenaga kerja penyandang disabilitas sendiri disebabkan mental anak yang belum siap untuk beradaptasi dengan dunia kerja, dengan lingkungan baru, dan sarana prasarana yang kurang memadai
b. Faktor keluarga, sebagian besar orang tua khawatir jika anak bekerja jauh dari keluarga dan nantinya tidak bisa mandiri
c. Orang tua menginginkan anak bekerja di daerah asal
d. Penyandang disabilitas cenderung memilah-milah pekerjaan di perusahaan/kantor sebab mereka menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki
e. Sebagian penyandang disabilitas menginginkan usaha mandiri, tidak bekerja di perusahaan
POTENSI 1. UU No. 4 Tahun 1997 tentang
Pasal 14 : Perusahaan negara dan swasta memberikan kesempatan dan
perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekrjakan
penyandang cacat di perusahaannya, yang jumlahnya disesuaikan dengan
jumlah karyawan an/atau kualifikasi perusahaan.
Pasal 28 : Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan Pasal 14 diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6
(enam( bulan dan/atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 200.000.000, (dua
ratus juta rupiah)
2. PP No. 43 Tahun 1998 tentang UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENYANDANG CACAT
Pasal 8 – 11 menyebutkan mengenai aksesibilitas bagi penyandang cacat di
sarana dan prasarana umum
Pasal 28 : Pengusaha harus mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
orang penyandang cacat yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi
pekerjaan sebagai pekerja pada perusahaannya untuk setiap 100 (seratus)
orang pekerja perusahaannya.
3. Jumlah penyandang cacat potensial
4. Motivasi penyandang cacat untuk mengembangkan diri.
5. Lembaga pelayanan dan rehabilitasi (Sosial dan Vokasional).
6. Dukungan keluarga dan masyarakat.
7. Kesempatan (kompetitif)
Menyikapi hambatan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam memasuki dunia usaha, maka diperlukan suatu usaha untuk mempersiapkan mereka baik secara skill, atitude, ketrampilan maupun psikologis supaya penyandang disabilitas siap secara fisik maupun mental untuk memasuki dunia kerja.
Salah satu bentuk program dari Kementerian Sosial untuk mempersiapkan penyandang disabilitas memasuki dunia kerja adalah dengan melaksanakan program Rehabilitasi Vokasional
REHABILITASI VOKASIONAL
Suatu proses rehabilitasi secara
berkesinambungan dan terpadu yang
menyediakan pelayanan (bimbingan kerja,
pelatihan kerja, dan penempatan kerja)
untuk memungkinkan penyandang disabilitas
memperoleh suatu pekerjaan yang tepat dan dapat mempertahankan
pekerjaan tersebut.
VISI - MISI VISI BBRVBD CIBINONG adalah :
Terwujudnya Pelayanan Rehabilitasi Vokasional yang Profesional dalam mempersiapkan calon tenaga kerja penyandang cacat fisik yang memiliki
daya saing
Misi BBRVBD Cibinong tahun 2010 – 2014 :
1) Menyelenggarakan rehabilitasi vokasional bagi penyandang cacat fisik
2) Memberikan kontribusi dalam pengembangan program rehabilitasi vokasional melalui kegiatan kajian
3) Mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dalam mendukung keberhasilan pelayanan rehabilitasi vokasional
4) Menyediakan sumber daya manusia, anggaran, sarana prasarana, dan perencanaan yang baik untuk mendukung rehabilitasi vokasional
ARAH KEBIJAKAN
ARAH KEBIJAKAN BBRVBD CIBINONG 2010 – 2014
Revitalisasi lembaga dengan memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan serta koordinasi
Meningkatkan profesionalisme SDM berbasis kualitas dan kompetensi dalam rangka optimalisasi pelayanan
Meningkatkan dan memeratakan pelayanan yang adil, dalam arti bahwa setiap Orang Dengan Kecacatan berhak memperoleh pelayanan sosial
Mengembangkan pelayanan Rehabilitasi Vokasional melalui pengkajian dan penelitian
Mendukung pelaksanaan operasional tugas agar tercipta pelayanan yang baik
1. Bidang Rehabilitasi Vokasional
Melaksanakan Rehabilitasi Vokasional Penyandang Cacat melalui 6 jenis keterampilan:
a. Penjahitan
b. Komputer
c. Desain Grafis / Percetakan
d. Electronik
e. Pekerjaan Logam
f. Otomotif
Pelatihan dilaksanakan selama 8 bulan dan dilanjutkan dengan magang selama 2 bulan.
2. Bidang pelatihan : melaksanakan kegiatan rencana dan program pelatihan keterampilan alat bantu rehabilitasi dan pelatihan keterampilan umum serta evaluasi pelatihan.
3. Bidang Penelitian Dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan Bidang Rehabilitasi Vokasional.
F. PROGRAM UTAMA
BAGAN ALUR PROSES REHABILITASI VOKASIONAL
DI BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) CIBINONG
BBRSBD : BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA DAKSA
PSBD : PANTI SOSIAL BINA DAKSA
PBK : PRAKTEK BELAJAR KERJA
P E N Y A L U R A
N
RE SO LIA SI
KERJA DI PERUSAHAAN ATAU
PEMERINTAH
USAHA MANDIRI T
E R M I N A S I
KEMANDIRIAN
DAN
KEBERFUNGSIAN SOSIAL
ORIENTASI
PROGRAM
PERSYARATAN ADMINISTRASI
BBRVBD
C I B I N O N G
SELEKSI AKHIR
TEMU
BAHAS
S O S I A L I S A S I
CALON KELAYAN
DINSOS KOTA /
KABUPATEN
PSBD
P E N D A F T A R A N
BBRSBD
DINAS SOSIAL PROVIN
SI
S E L E K S I
A W A L
P
B
K
LATIHAN KETERAMPIL
AN KERJA
BIMBINGAN
DAN KONSELING
INSTANSI TERKAIT
LSM/ORSOS KELUARGA
HASIL ASESMEN
1. PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM
SOSIALISASI PROGRAM BBRVBD / PENERIMAAN KELAYAN
BBRVBD
PENDEKATAN AWAL
1. Sosialisasi dan
Konsultasi
2. Motivasi
3. Seleksi Awal dan Identifikasi
BBRSBD, PSBD, PIPRVPC/DINSOS PROV/KAB/KOTA
REGISTRASI DAN
SELEKSI ADMINISTRASI
• Persyaratan Umum
• Form Aplikasi (Form P1-P5)
• Persyaratan Khusus (5 Kete- rampilan)
BBRSBD, PSBD, PIPRVPC/DINSOS PROV.
SELEKSI TEKNIS / TES ASESMEN
-Fisik
-Mental
-Sosial -Vokasional
BBRVBD, BBRSBD, PSBD, PIPRVPC/DINSOS PROV.
FINALISASI
•Temubahas Hasil Seleksi Adminis- trasi dan Teknis / Tes Asesmen
•Sistem Rangking (1-100 kelayan)
•Cadangan 15% (15 orang)
BBRVBD CIBINONG
PEMANGGILAN
Melalui Dinsos Prov diteruskan ke
Dinsos Kab/ Kota/ Kelayan
REGISTRASI • Pendaftaran
ulang • Penempatan
dalam sistem Pengasramaan.
BBRVBD
2. PELATIHAN VOKASIONAL
PERSIAPAN PELAT. VOK.
- SDM
- Perangkat Keras
- Perangkat Lunak
PELAKSANAAN PELAT. VOK.
- Kurikuler (Pen jahitan, Disain Grafis, Komputer,
Elektronika, Otomotif dan Pekerjaan Logam)
- Ekstra Kurikuler (Bimbingan Fisik, Sosial dan
Mental, Terapi Kelompok, Widya Wisata).
PELATIHAN VOKASIONAL
3. RESOSIALISASI DAN PEMBINAAN
LANJUT
PERSIAPAN PBK
DAN PENYALURAN
PELAKSANAAN PBK
DAN PENYALURAN
BIMBINGAN LANJUT DAN TERMINASI
BIMBINGAN KERJA
•Minat •Fisik •Kepribadian •Faktor lain •Kompetensi - INSTRUKTUR
- PEMBIMBING KELOMPOK
PENJAJAGAN PASARAN KERJA
• Koordinasi antar lembaga
• Potensi pasaran kerja Jabodeta- bek dan daerah
• Temu bahas / CC Penempatan PBK dan Penyaluran
TIM RESOSIALI -SASI DAN BINJUT
PENEMPATAN PBK DAN PENYALURAN
• Sektor formal (Swasta/Pemerintah)
• Pemondokan, permakan an, transport lokal.
• Supervisi • Penarikan peserta • Pemulangan
TIM RESOSIALISASI DAN BINJUT
BIMBINGAN,
PENGAWASAN DAN EVALUASI
• Penyesuaian dengan lingkungan pekerjaan
• Pelaksanaan kegiatan kerja
• Fisik, mental dan Soial
TERMINASI
Pemutusan hubungan dengan pelayanan Rehabilitasi Vokasio- nal BBRVBD.
TIM RESOSIALISASI DAN BINJUT
KEBERHASILAN PROGRAM
60 % alumni BBRVBD Cibinong tersalurkan kerja/mandiri
(sumber data : Resos Vokasional BBRVBD)
Rekapitulasi Data Magang dan Penempatan Kerja Siswa BBRVBD Angkatan I - XIII Tahun 1998 – 2010 (sumber data : Seksi Resos BBRVBD Cibinong)
MAGANG JML % PENEMPATAN KERJA TTL %
NO TAHUN PJHTN KOM PRT ELEC MET PJHTN KOM PRINT ELEC MET
1 1998/I 21 16 12 14 18 81 81 14 4 2 7 3 30 30
2 1999/II 22 15 20 13 23 93 93 24 11 5 12 6 58 58
3 2000/III 20 25 16 26 13 100 100 21 14 11 16 9 71 71
4 2001/IV 17 14 9 15 18 73 73 17 15 9 16 18 75 75
5 2002/V 18 20 15 18 17 88 88 17 10 11 12 19 69 69
6 2003/VI 22 13 13 9 7 64 64 22 6 7 4 8 47 47
7 2004/VII 23 17 16 15 21 92 92 21 10 13 12 15 71 71
8 2005/VIII 19 14 9 11 12 65 65 19 13 9 12 12 65 65
9 2006/IX 18 16 15 13 19 81 81 18 15 15 13 19 80 80
10 2007/X 19 21 23 18 19 100 100 5 4 3 4 4 20 20
11 2008/XI 17 14 16 10 13 70 70 17 14 16 10 13 70 70
12 2009/XII 14 17 18 16 21 86 86 13 12 15 6 15 61 61
13 2010/XIII 20 20 20 18 16 94 100 16 8 9 7 8 48 51
Total 250 222 202 196 217 1087 77 224 136 125 131 149 765 54
Program Rehabilitasi Vokasional melakukan kegiatan terpadu dalam mempersiapkan penyandang disabilitas memasuki dunia usaha
Penyandang disabilitas disatukan dalam satu lembaga pelatihan, dimana mereka akan dilatih ketrampilan, skill dan attitude kerja yang baik.
Setelah melalui tahapan pelatihan, tahapan selanjutnya adalah pemagangan. Pemagangan dimaksudkan supaya penyandang disabilitas dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan berlatih menerapkan ketrampilan, skill dan attitude mereka di dunia kerja.
Melalui Program Pelatihan Vokasional ini diharapkan penyandang disabilitas dapat berperan serta dalam pembangunan nasional dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga masyarakat dan dunia kerja dapat menerima mereka dengan lebih baik.
(Add Subtitle Here)