Post on 08-Dec-2015
description
Marketing Mix
ProductSatu Bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5
bumbu-bumbu yang disertakan, yakni: kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa
dan bawang goreng, selain itu juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.
Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam
varians. Ada Indomie goring, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada
Indomie citarasa tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu
juga ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium. Hal tersebut menunjukan bahwa
Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada konsumennya, dengan juga
terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan selera
konsumen.
INFORMASI NILAI GIZI
Indomie Mi Goreng
Jumlah Sajian per Kemasan: 1
Takaran Saji: Sekitar 170g.
Jumlah per sajian
Energi: 1620kJ (390Cal)
Protein: 8g
Lemak Total: 17g
Lemak Jenuh: 11g
Kolesterol: 0mg
Karbohidrat: 52g
Gula: 8,5g
Natrium: 830mg
VARIASI
Indomie Mi Goreng memiliki berbagai macam variasi seperti:
Mi Goreng Spesial
Mi Goreng Spesial Plus
Mi Goreng Cabe Ijo
Mi Goreng Pedas
Mi Goreng Iga Penyet
Mi Goreng Rendang
Mi Goreng Spesial JUMBO
Mi Goreng Rasa Ayam Panggang JUMBO
Mi Goreng Kriuuk.. 8x Ayam
Mi Goreng Kriuuk.. 8x Bawang
Mi Goreng Kriuuk.. 8x Pedas
Mi Goreng Cakalang
Mi Goreng Rasa Dendeng Balado
KOMPOSISI INDOMIE MI GORENG SPESIAL PLUS
Mi: Tepung terigu, minyak nabati, tepung tapioka, garam, penstabil, pengatur keasaman,
mineral (zat besi), pewarna (tartrazin CI 19140), antioksidan (TBHQ).
Bumbu: Gula, garam, penguat rasa mononatrium glutamat (MSG), bubuk bawang putih,
bubuk bawang bombay, perisa identik alami ayam (mengandung penguat rasa dinatrium
inosinat dan guanilat), bubuk lada dan vitamin (A, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat,
Pantotenat).
Minyak: Minyak nabati dan bawang merah.
Kecap Manis: Gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandum, garam, bumbu dan
rempah-rempah, minyak wijen.
Saus Cabe: Cabe, air, gula, garam, pengental, pengatur keasaman, bumbu, penguat rasa
(mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat), perisa, pengawet (natrium
benzoat dan natrium metabisulfit).
Bawang Goreng (mengandung antioksidan TBHQ)
(Sumber: Bagian belakang kemasan Indomie Mi Goreng Spesial Plus edisi revisi, PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., Jakarta, 2014)
PEMASOK BAHAN BAKU
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok
(supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung
lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan
pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No
Material Supplier
Lokasi
1
Tepung terigu
Bogasari Flour
Mills
Jakarta
2
Minyak goreng Salim Ivomas
Jakarta
3
Bumbu
PT. Food
Ingredient
Development
Cikampek
4 Karton
Packing
Raci Pack
Jakarta
Puri Nusa
Bandung
5 Etiket
Supermova
Jakarta
Prima Makmur Jakarta
Respati
Jakarta
Cipta Kemas
Abadi
Jakarta
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan
beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu
Departemen ASP, PPIC, Purchasing(Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance
and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan
baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung
karena ketersediaan bahan baku tersebut.
SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam
manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan
baku, yaitu :
Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang
diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality
Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan
jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg
per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg.
Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah
memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh
kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih
dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan
lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi
tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku
yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi.
Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas
penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan
melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
PROSES PRODUKSI YANG TERJADI DI PT. ISM
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap,
yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan),slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses
yang terjadi pada setiap tahap adalah :
Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari
material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan)
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang
tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai
dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu
35oC.
Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll
press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran
yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk
gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk
segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu
dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok
penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan,
kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau
minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan
adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air
setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan
proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang
kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan
timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas
pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi
relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil
demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau
menengah.
OUTPUT PRODUKSI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie
instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA
1 Indomie
8
2 Indomie Special
2
3 Indomie Vegan
2
4
Indomie Regional
Flavor
11
5 Indomie Kriuk
3
6 Indomie Jumbo
2
7 Indomie SQN
6
8 Indomie Paket
4
9 Supermie Reguler
4
10 Supermie Sedaaap
3
11 Supermie Go Series 3
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA
12 Sarimi
6
13 Sarimi Extra Besar
6
14 Sakura
6
15 Intermi
1
16 POP Mie
15
17 Mie Telor
2
18 Anak Mas
2
19 POP Bihun Spesial
4
https://ervinkurnia88.wordpress.com/2013/09/25/ruang-lingkup-manajemen-produksi-pt-
indofood-sukses-makmur-tbk/
PlaceGroup Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak
secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas
melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang
memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat
melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin
(www.indofood.com ). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam
menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan
bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)
Promotion1. Tagline: Indomie Seleraku
2. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
3. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara
tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
4. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta).
STRATEGI PROMOSI
Produk Indofood banyak dipromosikan melalui :
Media elektronik dan cetak yang menarik
Papan bilboard di jalan-jalan besar
Menjadi sponsor acara
Mengadakan ajang lomba membuat jingle untuk indomie
Salah satu produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang melakukan promosi besar-
besaran dan berhasil terkenal luas hingga mancanegara adalah Indomie. Rasanya yang enak
merupakan salah satu daya tarik utama mengapa produk ini dapat dikenal luas. Indomie
memiliki tagline yang sangat sederhana namun sangat pas dan ringan untuk didengar dan
diingat oleh masyarakat yaitu, “Indomie seleraku” sedangkan nama atau merk indomie
menjadi salah satu keberhasilan dari memilih nama produk sehingga produk tersebut banyak
dikenal khususnya oleh masyarakat Indonesia. Nama yang singkat, sederhana namun unik,
mudah diingat, menjadi beberapa faktor dari keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia
sendiri beranggapan bahwa nama atau merk indomie berasal dari kepanjangan Indonesia-
mie sehingga menimbulkan asumsi bahwa indomie membawa jati diri bangsa.
Salah satu promosi indomie yang cukup unik adalah dengan mengajak konsumen untuk
bercerita seputar pengalamannya bersama indomie. Cara ini juga tergolong cukup sukses
dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengirim cerita-ceritanya tersebut dan dimuat
dalam media elektronik yaitu iklan televisi.
A. Teknik Promosi Produk Indomie
1) Indomie Jingle Dare
Adalah sebuah inovasi promosi dengan menggunakam metode langsung ke
konsumen khusunya pelajar SMA. Dalam Indomie Jingle Dare Indomie mengadakan
kompetisi bagi pelajar tingkat SMA untuk membuat Jingle (Lagu pendek yang
dilakukan untuk pengenalan atau kegiatan komersial) bagi produk Indomie.
Kegiatan ini dimulai pada tahun 2008 sampai sekarang sudah sampai Indomie Jingle
Dare ke 4.
Gambar 1: Event Indomie Jingle Dare 3 yang ramai.
2) Selebritas
Selebriti atau dalam hal ini orang yang sangat populer digunakan untuk
mendukung kekuatan merek suatu produk. Pada saat tahun 2007-2008 Indomie
menggunakan Gita Gutawa yang merupakan penyanyi dan aktris remaja terfavorit
pada saat itu dan berhasil mempertahankan gelar Top Brand. Indomie juga pernah
menggunakan aktris 3 Diva dan talenta non artis dalam mengiklankan produknya
seperti Legenda Bulutangkis Indonesia, Liem Swie King dan Sherina Munaf.
Gambar 2: Liem Swie King dan Sherina Munaf saat membintangi iklan Indomie.
3) Ini Ceritaku Apa Ceritamu
Adalah teknik promosi paling baru dan paling berpengaruh dalam dunia
periklanan. Teknik ini membujuk konsumen untuk membuat sebuah cerita tentang
Indomie (Diutamakan kisah nyata / pengalaman) kemudian di pulikasikan di media
televisi, Internet dan Radio. Teknik ini termasuk sangat unik karena menjadikan
konsumen sebagai objek sekaligus subjek promosi itu sendiri. Sebagai contoh ada
seorang mahasiswa di luar negeri yang harus rela mencari Indomie karena dia rindu
dengan rasanya.
Gambar 3: Iklan Indomie Apa Ceritamu?
4) Lain-Lain
Selain tiga teknik promosi tersebut Indomie juga menggunakan teknik
promosi umum seperti mensponsori acara dari pihak lain, pemasangan billboard
(papan poster) di jalan dan di mobil distribusi atau shop sign (spanduk) di setiap
took yang menjual Indomie.
Indomie mempumyai Tag Line (Jargon) yang sudah sangat terkenal yaitu
“Indomie…… Seleraku…….”
Gambar 4: Poster besar Indomie di jalan.
B. Hasil Promosi Indomie
Berdasarkan hasil survey sosial media yang dilakukan oleh badan pengamat ekonomi
seperti SITTI, SWA dan OMG Consultant, Indomie dinobatkan sebagai brand mie instan
yang paling banyak dibicarakan “Sosial Media”, coba kita kembali ke masyarakat
Indonesia pada tahun 1982 penjualan produk Indomie meningkat dengan tajam dengan
diproduksinya “Indomie Rasa Kuah Kari Ayam” dan 1983 saat Indomie Mie Goreng
pertama kali di produksi.
Kapasitas produk Indomie mencapai 11 Miliar bungkus per tahun dan 880 juta
bungkus yang diekspor ke 80 Negara diantaranya Arab Saudi, Amerika Serikat,
Australia, Inggris, China, Jepang, Nigeria, Thailand, dan Sisanya sejumlah
10.120.000.000 bungkus di produksi untuk Indonesia.
C. Teknik Distribusi Indomie
Dalam mendistribusikan produk Indomie, PT Indofood memiliki Grup khusus yang
bertugas mendistribusikan produk-produknya yaitu Grup Distribusi Indofood yang
memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, dan menembus sudut kepulauan
sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan
penghantaran.
Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet banyak, termasuk
pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis
dalam waktu sesingkat mungkin.
Berikut tabel teknik distribusi Indomie,
No
.Saluran Contoh
1. Pabrik KonsumenDisrtribusi korban
bencana alam
2. Pabrik Pedagang Eceran KonsumenDisribusi ke outlet
Indomie
3.Pabrik Pedagang Besar Pedagang Eceran
Konsumen
Disrtribusi ke warung
dan toko besar
4.Pabrik Agen Pedagang Besar Pedagang
Eceran Konsumen
Distribusi bekerjasama
dengan agen
Tabel 1: Teknik Distribusi Indomie
Gambar 5: Teknik distribusi Indomie bertingkat (melalui agen)
STRATEGI PEMASARAN
Dominasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk begitu kuat walaupun sudah terjadi
pergeseran. Tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pasar mie instan, tahun lalu
menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merk mie instan lainnya. Kemunduran
itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul produk-produk baru, seperti mie sedap
milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings yang diluncurkan
pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai
diperbincangkan di kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.
Ketatnya persaingan produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT Indofood.
Sumber yang tidak mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini penguasaan Indofood
terhadap pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%. Meski terjadi penurunan
penguasaan pasar, namun divisi mie instan tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar
6,6% menjadi Rp4,5 triliun dibanding Rp4,2 triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan
itu antara lain dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini
divisi mi instan tetap dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar
bungkus.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi
Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic
growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain
itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap
melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan
higher price and higher margin.
SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING
Segmenting
1. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.
2. Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan
(tidak ada batasan), ras (tidak ada batasan).
3. Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.
4. Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen, tujuan
penggunaan.
Targeting
Target pasarnya adalah semua umur kecuali balita.
Positioning
1. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang Indonesia,
dengan cita rasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya
“Indomie Seleraku”.
2. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan lauk
pauk lainnya.
Price (Harga)
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket
1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi
semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp.
1700,- .
Harga Mie Indomie 2015
Jenis Harga
Indomie Mie Instant Rasa Ayam Bawang 69g Rp. 1500/pcs
Indomie Mie Instant Rasa Soto Mie 75g Rp. 1500/pcs
Indomie Mie Goreng Rp. 1550/pcs
Indomie Rebus Rasa Ayam Spesical Rp. 1500/pcs
Indomie Rebus Rasa Ayam Bawang Rp. 1500/pcs
Indomie Rebus Rasa Kaldu Ayam Rp. 1450/pcs
Indomie Mi Goreng Rasa Cabe Ijo 85g Rp. 1550/pcs
Indomie Kari Ayam Bawang Goreng 72g Rp. 1500/pcs
Indomie Jumbo Goreng Ayam Panggang 127g Rp. 2500/pcs
Indomie Mie Keriting Ayam Panggang 90g Rp. 3500/pcs
Indomie Mie Instant Rasa Mie Kocok Bandung 75g Rp. 1700/pcs
Indomie Jumbo Goreng Special 129g Rp. 2500/pcs
Indomie Mie Keriting Goreng Special 90g Rp. 3500/pcs
Indomie Mie Goreng Vegan 85g Rp. 1600/pcs
Indomie Mie Instant Rasa Ayam Special 68g x 40 pcs Rp. 62.000/dus
Indomie Mie Instant Rasa Ayam Bawang 69g x 40 pcs Rp. 60.000/dus
Indomie Kari Ayam Bawang Goreng 72g x 40 Pcs Rp. 66.000/dus
Indomie Mie Instant Regular Kaldu Ayam 65g x 40 pcs Rp. 69.000/dus
Indomie Goreng Rasa Cakalang 75g x 40 Pcs Rp. 75.000/dus
Indomie Mie Instant Rasa Mi Cakalang 82g x 40 pcs Rp. 75.000/dus
Indomie Mie Keriting Ayam Panggang 90g x 40 pcs Rp. 140.000/dus
Indomie Mi Goreng Rasa Cabe Ijo 85g x 40 Pcs Rp. 65.000/dus
Indomie Mie Goreng Vegan 85g x 40 Pcs Rp. 66.000/dus
Indomie Mie Keriting Goreng Special 90g x 40 pcs Rp. 140.000/dus
Indomie Goreng Pedas 79g x 40 Pcs Rp. 65.000/dus
Indomie Mie Instant Rasa Mie Kocok Bandung 75g x 40 pcs Rp. 71.000dus
Indomie Mie Keriting Goreng Ayam Cabe Rawit 90g x 40
pcsRp. 150.000/dus
Indomie Mie Instant Rasa Soto Betawi 75g x 40 pcs Rp. 71.000/dus
Data Biaya promosi, biaya distribusi dan penjualan.
Tabel berikut adalah rekapitulasi data biaya promosi, biaya distribusi
dan penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dari tahun 1999 sampai tahun2006. Untuk
melihat perkembangan biaya promosi, dan biaya distribusi sertatingkat penjualan dari tahun
1999 sampai dengan 2006 dijelaskan melalui
tabeldan grafik. Dengan menggunakan tabel maupun grafik dapat dilihat tingkatkenaikan atau
penurunan dari biaya promosi, distribusi maupun penjualan.
Padatabel 1 terlihat bahwa perkembangan biaya promosi dari tahun ke tahunmengalami kenai
kan. Tahun 1999 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan17.09% tetapi pada tahun 2002 – 20
03 mengalami penurunan sampai 4.4%kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan
sebesar 18.8%. Pada tahun 2005mengalami penurunan sebesar 5.66% dan akhirnya pada
tahun 2006
mengalamikenaikan sebesar 5.99%. perkembangan biaya distribusi yang mengalamikenaikan
dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2002 yang mengalami penurunansebesar Rp 31
milyar. Mengalami kenaikan maupun penurunan, misalnya padatahun 1999 – 2001
mengalami kenaikan sebesar 27.02%, sedangkan pada tahun2002 mengalami penurunan yang
drastis sebesar 34.04% kemudian tahun 2003mengalami kenaikan sebesar 48.64%, tahun
2004-2005 mengalami penurunankembali sebesar 20.96% dan akhirnya pada tahun 2006 men
galami kenaikansebesar 38.67%. perkembangan penjualan dari tahun ke tahun secara
fluktuasi, baik dilihatdari rupiah maupun persentasenya. Pada tahun 1999-2000 persentase
penjualanmencapai 23.42%, sedangkan pada tahun 2000-2001 mengalami penurunansampai
dengan 11.66%. Selama tahun 2002-2003 mengalami kenaikan sebesar 11.83%, tahun 2004
mengalami penurunan sebesar 0.83%, tahun 2005 mengalamikenaikan sebesar 3.06% dan
pada akhir 2006 mengalami kenaikan sebesr 17.47%.Perkembangan biaya promosi terlihat
pada gambar 1, biaya distribusi terlihat pula pada gambar 2 dan tingkat penjualan. Terlihat
dengan jelas terjadinya kenaikandan penurunan dari tahun ke tahun. perbandingan antara
biaya promosi, biaya
http://katadata.co.id/berita/2014/05/26/penjualan-mie-instan-melambat
http://www.slideshare.net/mirsaniati/tak-paper-akhir
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40338/5/Chapter%20I.pdf
Sumber data : skripsi 2013
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9834/SKRIPSI.pdf?sequence=1