Post on 30-Nov-2020
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | i
DAFTAR ISI
Temu Ilmiah IPLBI 2017 Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh
Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
ARSITEKTUR LANSKAP
Estetika Lingkungan Bantaran Sungai Banjir Kanal Barat Semarang
Supriyono, MD Nestri Kiswari
Pengaruh Tajuk Pohon dan Perdu Terhadap Keindahan Aritektural Pada Bangunan Tanoto Forestry Information Center
Rahmat Rejoni, Bambang Perkasa Alam, Gerie Munggaran
Ekomuseum di Kabupaten Minahasa Studi kasus Kampung Jawa-Tondano JATON
Cynthia E.V Wuisang, Joseph Rengkung, Dwight M. Rondonuwu
Pengaruh Kualitas Fisik Ruang Terbuka Publik Aktif Perkotaan Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat
Irfandi, Mirza, Irzaidi, Khairul Huda
Identifikasi Daerah Teduhan pada Koridor Jalan Utama, Lhokseumawe
Deni, Septi Ryani Sari, Cut Azmah Fithri, Bambang Karsono
Perencanaan RTP Kawasan CBD Pendekatan Image of the CIty Molibagu Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan
Rieneke Lusia Evani Sela
Logam Berat Timbal (Pb) Pada Beberapa Tambak Di Sekitar Kawasan Industri Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe: Keong Bakau (Telescopium Telescopium) Sebagai Bioindikator
Riri Ezraneti, Muliani, Munawar Khalil
SISTEM INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA
Identifikasi Prinsip Aerotropolis di Bandara Sam Ratulangi Kota Manado
Indri Dizka Sapriyanti Soleman, M. Sani Roychansyah, Dwita Hadi Rahmi
Hubungan Karakteristik Pejalan Kaki Dengan Peningkatan Fasilitas Trotoar di Sepanjang Jalan Dipatiukur Bandung
Tri Widianti Natalia
Kelayakan Shelter BRT Koridor VI Kota Semarang
ii | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Andi Purnomo
Peran Vegetasi Sebagai Mitigasi Bencana Pada Permukiman Pantai Bahari Jenepento
Nurmaida Amri, Edward Syarif, Yahya Siradjuddin
Kajian Penanggulangan Sampah di Daerah Pesisir Kota Lhokseumawe (Studi Kasus : Lorong V Desa Pusong Lama)
Rosmaini, Cut Azmah Fithri, Soraya Masthura Hassan
Daya Serap Gas Rumah Kaca (GRK) Vegetasi Jalur Hijau di Jalan Sam Ratulangi Manado
Papia J.C. Franklin, Veronica A. Kumurur, Roosye J. Poluan
Pola Pengumpulan Sampah Domestik Perumahan Terencana Wilayah Peri-Urban (Lokasi: Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa)
Roosye J. Poluan, Veronica A. Kumurur, Judy O. Waani
Teknologi Konservasi Air Masyarakat Pulau Kecil Mantehage di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara
Linda Tondobala, Rieneke L.E Sela
KATEGORI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN &
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Evaluasi Efektifitas Implementasi Program Penanggulangan Bencana Banjir Kabupaten
Aceh Barat
Zurayna Sari
Analisis Implementasi Kebijakan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
Manado Bitung
Ria Rizkiah
Evaluasi Pasca Huni Museum TNI di Yogyakarta
Dian Dianti Avoressi, Muhammad Sani Roychansyah
Perubahan Fisik Spasial Terhadap Kriminalitas Di Perkotaan Studi Kasus : Kelurahan Rappocini Kota Makassar
Firdaus
Strategi dan Program Pengembangan Konservasi di Kampus Hijau Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Teguh Prihanto
Model Desain Revitalisasi Kawasan Pasar Petisah Medan
Dwi Lindarto H, Devin Defriza H
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | iii
Pengaruh Produktivitas Kerja Terhadap Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Bangunan
Soepardi Harris, Bambang Perkasa Alam, Arief Nugroho Wibowo
Daya Dukung Lingkungan Berbasis Ecological Foot Print di Kelurahan Tamangapa Kota Makassar
Febrianto, Musdalifah Rahman, Satriani
Studi Awal Pengembangan Sains teknopark Sagu di Tana Luwu
Rosady Mulyadi, Dorothea Agnes Rampisela, Suryani As’ad, Muh. Taufiqurrahman, Rinaldi Sjahril, Makkarennu, Abdul Rahman Nur, Dwi Ratnasari, Ratna Maruddin, Andi. P. Metaragakusuma
KATEGORI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Bentuk & Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng
Pratiwi Mushar, Victor Sampebulu
Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pada Kawasan Kelurahan Pampang Kota Makassar
Wisnu Saputra, Faathir Rishad Ma’sum
Restoran Etnik Sulawesi Selatan Berkonsep Arsitektur Neo-Vernakular Di Makassar
Muh. Faad Mauladi Irwan, Syarif Beddu, Muhammad Taufiq Ishak
Arsitektur Berkelanjutan pada Bangunan Hotel di Yogyakarta Studi Kasus : Greenhost Hotel
Mieke Choandi
Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai
Deli Medan
Suci Febriyani, Agus Ekomadyo, Hari Hajaruddin Siregar
Perancangan Kawasan Kuliner di Citraland Bagya City dengan Pendekatan Serial Vision
Taufik Tandiono, Agus S. Ekomadyo, Hari Hajaruddin Siregar
Penerapan Konsep Modular dalam Perancangan Rumah Susun Berdasarkan Right
Conservation Method Kasus : Rusunami Cibangkong, Bandung
Fanisa Dyastari, Agus S. Ekomadyo, Binar Tyaghita
Penggunaan Tritisan Sebagai Arsitektur Tropis Terhadap Rumah Tinggal Minimalis
Syavir Latif, Isma Yulianti, Asiana Rahmawati, Edward Syarif
Pusat Penanganan Dini dan Rehabilitasi Ketergantungan Obat-Obatan Terlarang
Hasniati Burhan, Indra Anasir
iv | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Fountain Kampus Unhas Gowa sebagai Titik Fokus dan Pengendali Termal
M. Syavir Latif, Syahriana Syam, Rahmi Amin Ishak, Jasmine Zulkarnain
Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu Pada Bangunan
Gilang I. Noegraha, Siti Aisyah Damiati, Rakhmat Fitranto
Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa
Yudhistira Kusuma, Suhendri
Eksplorasi Desain Kualitas Ruang Pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan
Minat Baca Pada Siswa
Fery Mulya Pratama
Inovasi Gedung Pengolahan Sampah Berbasis Insinerasi yang Ramah Lingkungan
Wasilah, Andi Hildayanti, Muhammad Zaldi Suradin
Asrama Mahasiswa di Makassar – Bentuk Fraktal
Zatriani, Triyatni Martosenjoyo, Rahmi Amin Ishak
Kesadaran Gender pada Desain Toilet Publik
Triyatni Martosenjoyo
Tempat Favorit untuk Pacaran
Deni Priansyah, Laras Primasari, Suhendri
KATEGORI PERENCANAAN & PERANCANGAN KOTA
Pemanfaatan Galeri Seni Sebagai Ruang Publik di Yogyakarta
Lintang Suminar, Bakti Setiawan, Widyasari Her Nugrahandika
Kajian Eksisting Kawasan Stasiun Manggarai Terhadap Rencana Penataan Kawasan Berbasis TOD
Theresia Budi Jayanti
Kualitas Jalur Sirkulasi Bagi Pejalan Kaki Di Jabodetabek
Agus S. Sadana
Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung
Ayumas Widya Sari, Laras Primasari
Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pasar
Buah Kota Kendari)
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | v
Weko Indira Romanti Aulia
Pendekatan Bioregion, Pola Spasial dan Konservasi Mangrove dalam Pemanfaatan Ruang Pesisir Kabupaten Majene
Fadhil Surur, Nurul Wahdaniyah, Ayyul Hizbayn
Peran Ruang Komunal terhadap Keberlanjutan Sosial Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana (Perumahan Sukaluyu Dan Kampung
Tubagus Ismail Bawah)
Stirena Rossy Tamariska, Anastasia Astrid Ronauly, Mochammad Suva Nugraha, Annisa Zakira Fillah,Tymar Nurhasan
Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota
Dicko Quando Armas, Tubagus M. Aziz Soelaiman
Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang
Karina, Hanson E. Kusuma, Laras Primasari
Preferensi masyarakat dalam memilih karakteristik Taman Kota berdasarkan motivasi
kegiatan
Ivan Danny Dwiputra, Nissa Aulia Ardiani
Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan Untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya
Dini Faza Illiyin, Rea Risky Alprianti
Menguji Keberhasilan Taman Kencana sebagai Ruang Publik Kota dengan Analisis
Activity Support
Nia Suryani
Potensi Pemanfaatan Air Hujan Di Kota Pantai (Penerapan Di Kota Makassar)
M. YahyaSiradjuddin, Ananto Yudono, Arifuddin Akil, Farouk Maricar
Konsep Rancangan Kawasan Resilient di Asia
Heru W. Poerbo
Daya Dukung Lingkungan Berbasis Ecological Foot Print di Kelurahan Tamangapa
Kota Makassar
Febrianto, Musdalifah Rahman, Satriani
Studi Awal Pengembangan Sainsteknopark Sagu di Tana Luwu
Rosady Mulyadi, Dorothea Agnes Rampisela, Suryani As’ad, Muh. Taufiqurrahman, Rinaldi Sjahril, Makkarennu, Abdul Rahman Nur, Dwi Ratnasari, Ratna Maruddin, Andi. P. Metaragakusuma
Konsep Pemukiman Kembali Kawasan Kumuh Kampung Pangalangan Batang Arau, Kota Padang
Desy Aryanti
vi | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Wujud Pelaksanaan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Melalui Optimalisasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
Arief Saleh Sjamsu, I Made Krisna Adhi Dharma, Asri Andrias HB, Syafrianto Amsyar
Hunian yang Berkelanjutan (Sebuah Pemahaman Makna Berkelanjutan pada Masyarakat)
Hunus Sawab, Zainuddin, Azhar A Arief, nizarli
Revitalisasi Ruang Kota Tidak Termanfaatkan Studi Kasus: Kawasan Cunda Plaza - Lhokseumawe
Atthaillah, Shine Risty Eka Indriannisa, Nova Purnama Lisa, Bambang Karsono
KATEGORI PERENCANAAN WILAYAH & DESA
Pengaruh Pemekaran Kabupaten Terhadap Perkembangan Wilayah di Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku 2008
Aris Solissa
Kelurahan Kemiri Boyolali Sabagai Desa Wisata
Didik Nopianto A Nugradi, Wiwit Setyowati
Konsep Pemasaran Sektor Unggulan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Ghaziyah Ghandy Panessai, Yuniza Pridanti, Ahmad Aulia Bahrun Amieq
Reaksi Masyarakat Menghadapi Potensi Bencana Longsor Kecamatan Gunung pati
Indah Yuliasari
Analisis Trend Pengunjung Obyek Ekowisata di Kawasan Resor Gunung Salak II, Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Siti Jubei, Andrianto Kusumoarto, dan Atie Ernawati
KATEGORI PERUMAHAN & PERMUKIMAN
Tipologi Rumah Tinggal dengan Harga Rp. 100-200 Juta di Yogyakarta
Aditiyanto Tri Prabowo, Muhammad Sani Roychansyah
Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang
Desti Rahmiati
Evaluasi Pembangunan Rusunawa Di Surakarta
Masturina Kusuma Hidayati, Agam Marsoyo
Konsep Community Based Development Dalam Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional Kerajinan Songkorecca
Syahriana Syam
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | vii
Tipologi Ruang Berbasis Gender Rumah Etnis Keturunan Arab di “Permukiman Arab” Pasar Kliwon Surakarta
Adinda Putri, Atyanto Dharoko
Konfigurasi Ruang Perahu Suku Bajo
Lukman Hendra Septian, Feni Kurniati
Preferensi Tipe Hunian di Kalangan Mahasiswa
Imega Reski, Angela Christy
Peran Ruang Komunal terhadap Keberlanjutan Sosial Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana (Perumahan Sukaluyu Dan Kampung Tubagus Ismail Bawah)
Stirena Rossy Tamariska, Anastasia Astrid Ronauly, Mochammad Suva Nugraha, Annisa Zakira Fillah, Tymar Nurhasan
Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan Hunian Terkait Global Warming dan Penerapan Green Building
Try Ramadhan
Gilir-Balik dalam Sistem Tatanan Simpukng sebagai Upaya Menjaga Keselarasan Alam pada Masyarakat Dayak
Abraham Mohammad Ridjal
Sistem Informasi Geografis Dalam Melihat Kelayakan Pemukiman Pesisir di Kawasan Kota Lhokseumawe Berbasis WEB
Cut Azmah Fithri, Soraya Masthura Hassan, Muhammad Fikry
KATEGORI SAINS DAN TEKNOLOGI BANGUNAN
Analisis Kenyamanan Termal Pada Material Alami Gaba-gaba (Pelepah Sagu) Sebagai Bahan Alternatif Hemat Energi
Sherly Asriany, Adnan Sofyan, Ridwan
Evaluasi Climate Responsive Building Design Pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES
dengan Menggunakan Tabel Mahoney
Moch Fathoni Setiawan, Eko Budi Santoso, Husni Dermawan
Gedung Pengungsian Bersama yang Ideal pada Studi Kasus GOR Ganesha Kota Batu
Agung Murti Nugroho, Angga Pradana
Persepsi Pemilik Rumah Sederrhana Sehat (RSS) Menuju Rumah Sehat Nyaman Tipe
36
Rita Laksmitasari Rahayu, Ukti Lutvaidah
Orientasi Rumah dan Pengaruhnya Terhadap Suhu Dalam Ruang Pada Perumahan
Gapura Satelit Indah
Husni Kuruseng, Rusdianto, Syarifa Ajrinah, Arinda Wahyuni, Edward Syarif
viii | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Konsep Arsitektur Tropis pada Green Building Sebagai Solusi Hemat Biaya ( LOW
COST )
Samsuddin, Andi Edyas, Takdir Daming, Edward Syarif
Analisis Fluktuasi Temperatur Udara Dalam Ruang pada Ruang Seminar Laboratorium Sains dan Bangunan Kampus Gowa
Tayeb Mustamin, Ramli Rahim, Baharuddin, Rosady Mulyadi, Nurul Jamala, Asniawaty Kusno
Potensi Limbah Bulu Ayam Menjadi Material Panel Dinding Akustik
Ansarullah, Ramli Rahim, Asniawaty Kusno
Preferensi Masyarakat Terhadap Material Bangunan
Agara D. Gaputra, Irma Handayani Lubis
Pelepah Sagu Sebagai Material Akustik Alternatif
Asniawaty Kusno, Sherly Asriany
Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas
Malikussaleh
Nova Purnama Lisa, Nurhaiza
Inovasi Gedung Pengolahan Sampah Berbasis Insinerasi yang Ramah Lingkungan
Wasilah, Andi Hildayanti, Muhammad Zaldi Suradin
Meningkatkan Kualitas Daya Listrik Dengan Menggunakan Single Tuned Filter
Misbahul Jannah, Raihan Putri
Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess
Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami
Samsunan
Analisis Pengaruh Metode Perawatan Beton (Dry And Wet Curing) Terhadap Kuat
Tekan Dan Kuat Lentur Beton Dengan Perkuatan Serat Baja (kawat bendrat)
Nasruddin, Victor sampebulu, Pratiwi Mushar
Penggunaan Atap Datar Beton Pada Kawasan Tropis Lembab Studi Kasus: Gedung Kantor Pemerintahan Kabupaten Bireuen
Zuraihan, Nova Purnama Lisa
KATEGORI SEJARAH & TEORI ARSITEKTUR-KOTA
Karakteristik Arsitektur Rumah Bugis Tolotang di Amparita, Kabupaten Sidenreng
Rappang (Sidrap)
Andriani Jamaluddin, Afifah Harisah, Syahriana Syam
Penerapan Arsitektur Bali pada Pola Hunian Masyarakat Transmigran Suku Bali di
Desa Kertaraharja, Luwu Timur
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | ix
The End, Abdul Mufti Radja, Syahriana Syam
Teritori Pada Rumah Tradisional Mandar, di Desa Napo, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar
Idham Munady Barlim, Afifah Harisah, Abdul Mufti Radja
Tipologi Fasad Arsitektur Melayu dengan Fasad Arsitektur Tradisional Pelembang
Andy Budiarto, Irma Indriani, Aditha Maharani Ratna
Inventarisasi Ragam Pusaka Arsitektur Masa Lalu pada Kawasan Kota Tua Gorontalo
Nurnaningsih Nico Abdul, Sri Sutarni Arifin, Vierta Ramlan Tallei
Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial di Kawasan Kota Lama Semarang
Anggita Rahmi, Muhammad Sani Roychansyah
Analisis Semiotika Simbol Pada Umah Pitu Ruang Di Kabupaten Aceh Tengah
Putri Setianingsih, Armelia Dafrina, Nova Purnama Lisa
Perubahan Era Gaya Arsitektur Stasiun Jalur Yogyakarta-Bantul
Masyiana Arifah Alfia Riza, Ikaputra, M.Eng, Dimas Wihardyanto
AECOM dan Sistem Bangunannya
Ardelia Jessica Cungwin, Dea Fathur Rochman, Yahya Ayyash Asaduddin, James William Rinaldi, Febrian Aji Nugroho, Agus Suhardjono Ekomadyo
Analisis Teori Desain Starchitect Melalui Pendekatan Creativity Channels
Budi Pradono
Karakteristik Plasis Asia sebagai Firma Arsitektur Startup Kasus : Click Square, TK
Factory Office, dan Royal Betawi City Gate
Slamet Zarkasih, Nugraha Sulaiman Irsyad, Fardhani Yodiatama, Agus Suharjono Ekomadyo
Mengedepankan Style Sebagai Identitas Perancang
Debora Meciho, Tri Miranda, Vinsensius Ardinan Bramanto, Fasya Amasani, Agus Suhardjono Ekomadyo
Satu Prinsip Untuk Semua Karya
Irfan Nur Fadhilah, Marcella Gandakusumah, Marcellina Nathania Tjandra, Agus Suharjono Ekomadyo
Good Stories, Big Ideas
Davin Gery Lineker Keshia Simatupang, Faradillah Hillman, Ahmad Aufa Adyancha, Agus S. Ekomadyo
Analisis Semiotika Simbol Kekuasan pada Rumah Adat Toraja (Tongkonan Layuk)
Yudha Almerio Pratama Lebang
x | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro,
Yogyakarta
Adinda Rafika Dani, Djoko Wijono, M. Arch
Sistem Seting Permukiman Masyarakat Pulau Bunaken
Judy Obet Waani, Alvin J. Tinangon, Oktavianus H.A. Rogi
Keselarasan dan Keragaman Keruangan Permukiman Masyarakat Bali di Desa Wia-Wia, Kec. Poli-Polia, Kab. Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Ria Selfiyani Bahrun, Sudaryono, Djoko Wijono
Kosmologi Dalam Arsitektur Masyarakat Kasepuhan Banten Kiduldi Lebak Sibedug
Ratu Arum Kusumawardhani, Ryan Hidayat
Butulan Sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan Pada Arsitektur Di Laweyan Surakarta
Rinaldi Mirsa, Sugiono Soetomo, Mussadun, Asnawi Manaf
Metode Desain Plasis Asia Sebagai Perusahaan Rintisan Arsitektur
Slamet Zarkasih, Nugraha Sulaiman Irsyad, Agus S. Ekomadyo
Membaca Dualism-Antithesis dan Dualism-Harmony sebagai Dasar Memahami
Konsensus Ruang Nusantara
Susilo Kusdiwanggo
Persepsi Elemen Arsitektural Masjid terkait Konsep Arsitektur Islami
Soraya Masthura H, Citra Kirana, Muhammad Iqbal, Bambang Karsono
Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek
Vernakularitas
Ira Mentayani, Ikaputra, Putri Rahima Muthia
Pengaruh Pengetahuan Bangunan Cagar Budaya akanMotivasi Masyarakat dalam Wisata Heritage
Charlie Lady Beauty Afriesta, Athina Ardhyanto, Rea Risky Alprianti
AR2211 TEORI DESAIN ARSITEKTUR 2017
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | I 161
Good Stories, Big Ideas Kasus: Firma Arsitektur Gensler, Amerika Serikat
Davin Gery Lineker(1), Keshia Simatupang(2), Faradillah Hillman(3), Ahmad Aufa Adyancha(4), Agus S.
Ekomadyo(5)
davinsikot@gmail.com
(1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
(2)Dosen Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Gensler adalah sebuah firma arsitektur yang berpusat di kota San Francisco, negara bagian California,
Amerika Serikat. Memiliki ekspektasi yang tinggi sebagai firma arsitektur besar, karya-karyanya
─ yang sangat beragam─ sering menjadi sorotan dalam dunia arsitektur. Melihat beberapa sampel
yang diambil secara acak namun dianggap representatif, penulis ingin mengetahui benang merah
dari semua variasi rancangan yang sudah dilaksanakan oleh Gensler. Dengan metode Problem and
Solution dari How Designers Think oleh Bryan Lawson dan wawancara dengan salah satu Senior
Designer/Associate Gensler, kami melakukan analisis mengenai sifat perancangan oleh Gensler dan
apa yang menjadi benang merah dari setiap karya-karya dari variasi rancangan Gensler. Berdasarkan
hasil analisis, ditemukan benang merah dari perancangan Gensler bukanlah suatu hal yang bersifat
arsitektural.
Kata-kunci : client-based, design-oriented, Gensler, How Designers Think, Lawson
Pendahuluan
Gensler merupakan firma arsitektur yang
ditemukan pada tahun 1965 oleh Arthur dan
Drue Gensler bersama James Follett. Firma ini
pada awalnya memiliki sebuah fokus yaitu pada
desain interior untuk perusahaan yang
kemudian berkembang menjadi arsitektur,
desain interior, brand design, sustainable design,
dan perancangan kota. Gensler merupakan
salah satu firma arsitektur terbesar di dunia
(Menurut Ikenson, 2013, Gensler memiliki 43
kantor yang tersebar di 14 negara dengan lebih
dari 3.500 pegawai). Profil klien Gensler
beragam, dari perusahaan kecil hingga perusa-
haan multinasional besar. Dengan 2.295 klien di
seluruh sektor di dunia, membuat Gensler
menjadi sebuah perusahaan yang profit-oriented.
Dengan jaringan klien yang sangat besar,
Gensler menggunakan pendekatan bussiness-
based design sebagai landasan dalam men-
desain proyek-proyek kliennya. Tetapi, Gensler
juga menambahkan twist yang memberikan nilai
tambah ke dalam rancangan. Hal ini membuat
hasil-hasil rancangan Gensler sangat beragam.
Beragamnya hasil rancangan desain Gensler
menimbulkan pertanyaan: Apakah ada benang
merah dari segala desain Gensler? Pertanyaan
tersebut menimbulkan satu pertanyaan lagi: Jika
ada, apa benang merahnya? Untuk mengetahui
benang merahnya, penulis menganalisis hasil
rancangan dari beberapa variasi karya Gensler
yang representatif menggunakan metode milik
Bryan Lawson di dalam bukunya, How Designers
Think.
Good Stories, Big Ideas Kasus: Biro Arsitektur Gensler, San Francisco, California, Amerika Serikat.
I 162 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017
Metode: How Designers Think, Lawson.
Gambar 1. Model permasalahan desain (Lawson,
1980).
How Designers Think adalah buku yang
mencoba merasionalisasikan proses berpikir
dalam menyelesaikan sebuah masalah oleh para
pelaku desain dalam membuat sebuah ran-
cangan. Pada dasarnya, Lawson melihat sebuah
masalah dari tiga sisi yaitu sisi generator
permasalahan desain (aksis vertikal), jenis
pembatas (aksis horizontal), dan domain.
Menurut Lawson, 1980, generator permasalahan
desain terdiri atas:
1. Klien: sosok atau posisi yang memberikan
tantangan desain. Banyak dalam situasi
komersiil klien adalah seorang profesional,
sebuah komite atau seorang klien
individual;
2. Pengguna: pihak yang pada kenyataan
menggunakan desain yang dibangun.
Banyak desain masa kini yang diberikan
klien yang bukan pengguna desain. Arsitek
mendesain sebuah ruang tanpa menge-
tahui banyak tentang pengguna ruang
tersebut;
3. Desainer: pihak yangdiharapkan untuk
memecahkan masalah dan membawa isu
dan konsernnya kedalam proses. Berbeda
dengan seniman, desainer memiliki lebih
banyak batasan. Permintaan atau batasan
dari desainer bersifat fleksibel dan
opsional;
4. Legislator: pihak yang membuat batasan
dimana didalamnya seorang desainer harus
bekerja. Permintaan atau batasan dari
legislator bersifat wajib dan kaku.
Selain generator permasalahan desain, Lawson
menyebutkan beberapa jenis pembatas:
1. Pembatas radikal adalah batasan yang
berkaitan dengan tujuan utama dari sebuat
objek atau sistem yang didesain;
2. Pembatas praktikal adalah aspek- aspek
dari masalah desain keseluruhan yang
berkaitan dengan proses produksi, mem-
buat, dan membangun desain;
3. Pembatas formal yang berkaitan dengan
organisasi visual dari obyek atau desain.
Hal ini termasuk proporsi, bentuk, warna,
dan tekstur;
4. Pembatas simbolik berkaitan dengan sifat-
sifat simbolik dalam desain, bersifat
kontekstual.
Selain itu, Lawson juga menyebutkan dua
domain atau asal permasalahan desain: domain
internal dan eksternal. Tujuan dari adanya
pembatas-pembatas permasalahan desain diatas
adalah untuk memastikan sebuah sistem atau
objek yang sudah didesain memperlihatkan
fungsi yang seharusnya dimiliki sesuai dengan
target (Lawson, 1980).
Metode dari Lawson dapat digunakan untuk
mengurai karya-karya yang variatif karena
metode ini memiliki banyak pembatas yang
menyebabkan hasil desain dapat disaring
menjadi masalah-masalah desain yang lebih
kecil sehingga lebih mudah dipahami. Metode ini
juga dapat mencari pemikiran-pemikiran awal
pelaku desain tentang penyelesaian masalah
dari para generator masalah. Meskipun How
Designer Think memiliki tiga sisi model per-
masalahan desain, analisis yang dilakukan pada
Gensler hanya memakai dua pembatas:
Davin Gery Lineker
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | I 163
generator permasalahan desain dan jenis
pembatas desain.
Selain metode Lawson, data tambahan didapat
dari hasil wawancara dengan Bapak Sonny Putro,
Senior Designer/Associate Gensler. Dari
wawancara tersebut, didapatkan cerita-cerita
dibalik proses kerja proyek-proyek Gensler.
Menurut Putro, proyek-proyek Gensler harus
dilakukan dengan tepat sehingga dapat
menjawab permasalahan yang diajukan klien
dan tantangan-tantangan yang datang dari
legislator.
Metode Lawson dan hasil wawancara menjadi
sebuah alat menganalisis sampel proyek-proyek
oleh Gensler yang di ambil secara acak-namun-
representatif. Agar lebih terurai, ditambahkan
metode masalah-solusi dari tiap-tiap jenis
pembatas desain sebagai pengurai untuk
menemukan benang merah dari setiap hasil
desain Gensler.
Sampel Proyek Gensler
Sampel 1: NVIDIA HQ
Gambar 2. NVIDIA Headquarters yang terletak di Santa Clara (Sumber: http://forum.idws.id)
NVIDIA adalah perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur prosesor grafik untuk
komputasi, elektronik, dan berbagai gawai
lainnya. Karena NVIDIA bekerja dibidang
prosesor grafik, NVIDIA ─ sebagai generator
permasalahan desain: klien ─ ingin NVIDIA HQ
menunjukkan identitasnya sebagai produsen
prosesor grafik terbesar di dunia. Oleh karena
itu, bentuk bangunannya di bentuk dari bentuk
poligon yang disusun oleh segitiga yang
merupakan bentuk poligon dasar dari grafis 3D
─ penyelesaian desain dilihat dari pembatas
simbolik.
NVIDIA juga menyampaikan keinginan-
keinginan tambahan dalam mewujudkan HQ
yang sangat memunculkan ciri NVDIA sangat
menjunjung tinggi kolaborasi; out of the box;
yang dijawab oleh Gensler dengan membuat
courtyard besar sebagai pusat kegiatan sosial
para pekerja; memberikan teknologi grafis yang
belum ada di pasaran─ penyelesaian desain dari
sudut pandang pembatas radikal.
Selain dari permintaan NVIDIA sebagai klien,
Gensler juga memberikan hasil desain yang
menunjang kegiatan yang akan dilakukan di
dalam NVIDIA HQ. Desain tersebut antara lain:
menggunakan pencahayan dari skylight dan
adanya platform besar untuk sirkulasi vertikal
menggantikan tangga. Kedua hal ini menunjang
hal yang vital terjadi di sebuah kantor:
kenyamanan pekerja dan sirkulasi yang efektif.
Sampel 2: Terminal 2 San Fransisco
International Airport
Gambar 3. Terminal 2 San Fransisco Int’l Airport (Sumber : http://inhabitat.com)
Terminal 2 San Fransisco International Airport
(SFO T2) adalah terminal pertama di Amerika
Serikat yang mendapatkan serifikat Gold LEED
(Leadership in Energy and Environmental
Design). SFO T2 mendapatkan LEED dengan
membawa desain yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Hasil desain yang ramah
lingkungan ini berangkat dari keinginan kota
San Francisco ─ sebagai generator permasala-
han ─ agar SFO T2 memiliki desain yang
Good Stories, Big Ideas Kasus: Biro Arsitektur Gensler, San Francisco, California, Amerika Serikat.
I 164 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017
sustainable dan mendapatkan penghargaan
Silver LEED.
Keinginan pemerintah San Francisco membuat
Gensler menghasilkan desain yang ramah
lingkungan yang bisa dilihat sebagai solusi
pembatas radikal. Hydration Station-nya mem-
buat penggunaan botol plastik di SFO T2
berkurang. Penggunaan skylight mengurangi
penggunaan listrik pada siang hari. Penggunaan
sistem paperless ticketing sangat mengurangi
penggunaan kertas, sistem SFO AirTrain
membuat pengunjung maupun pekerja dapat
keluar-masuk kota secara mudah, dan masih
banyak lagi desain-desain yang sangat mengu-
rangi penggunaan energi dan sampah.
Sebagai wujud totalitas mewujudkan desain
yang ramah lingkungan, beberapa bahan
bangunan yang dipakai adalah bahan daur ulang
─ sebuah solusi pembatas praktikal. Pada
akhirnya, usaha ini membuahkan hasil yang
melampaui keinginan awalnya yang mengingin-
kan sertifikat Silver, dengan mendapatkan
sertifikat Gold LEED.
Gambar 4. Hydration Station di SFO T2 yang mengurangi penggunaan botol plastik (Sumber: https://www.flysfo.com/)
Selain menginginkan agar SFO T2 mendapatkan
penghargaan Silver LEED, Kota San Francisco
memunculkan permasalahan berupa impian SFO
T2 menjadi terminal yang stylish dan fokus
kepada pelayanan terhadap pengguna. Hal ini
dijawab oleh Gensler dengan adanya ruang
yoga, restroom yang besar dilengkapi dengan
ruang ganti pakaian yang privat, restoran dan
retailer. Selain itu, setelah pemeriksaan, ada
ruang transisi yang didesain untuk membuat
pengguna tidak terasa terburu-buru dan masih
bisa mengecek barang bawaan. Ruang ini juga
dihiasi oleh instalasi pada langit-langit yang
membuat ruang ini enak di pandang mata.
Gensler memadukan solusi permasalahan pem-
batas radikal dan formal dalam satu sirkulasi
yang mengalir.
Selain itu, Gensler juga menyarankan kepada
kota San Francisco agar terminal ini memiliki
museum seni untuk menunjukkan ciri kota San
Francisco. Akhirnya, museum ini diwujudkan
dengan menyimpan karya-karya seniman San
Francisco.
Sampel 3: Westin Denver International
Airport
Proyek ini sebenarnya adalah proyek Santiago
Calatrava, namun Calatrava di pecat dari proyek
ini karena melebihi anggaran. Akhirnya, Gensler
sebagai Architect of Record melanjutkannya
dengan anggaran yang minim.
Konsep dari proyek ini adalah meningkatkan
kesadaran pengunjung akan ruang, yaitu Westin
ini sendiri. Proyek ini banyak menggunakan
material baja dan kaca sebagai cerminan kota
Denver─ solusi permasalahan pembatas simbolik.
Bentuk Westin yang meliuk mengedepankan
konsep bentuk yang dinamis dan mengalir.
Konstruksi baja-dan-kaca-nya menonjolkan
pemandangan pegunungan Rocky dan struktur
tenda terminal Jeppesen.
Gambar 6. Hotel Westin di Denver International Airport dan tenda-tenda terminal Jeppesen (Sumber: http://id.pinterest.com)
Davin Gery Lineker
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | I 165
Untuk menyambut pengguna, Gensler membuat
sebuah naungan kaca yang melengkung dengan
konstruksi baja. Bentuk yang melengkung ini
adalah respon dari bentuk tenda terminal
Jeppesen yang sangat ikonik. Bentuk seperti ini
diharapkan meningkatkan kesadaran akan ruang
para pengguna. Agar penguna makin meraskan
ruang yang tercipta, grid yang dibentuk oleh
konstruksi baja-kaca pada naungan ini
diteruskan hingga ke lobby hotel.
Gensler juga menyediakan sebuah plaza yang
dilengkapi fasilitas foodcourt, dapat memuat
pertandingan basket 3-on-3, festival dan pesta
serta dikelilingi oleh arsitektur yang indah sambil
melihat pesawat lepas landas. Konsep plaza ini
open-air, yang mana dijadikan tempat interaksi
utama dari proyek ini. Plaza ini terbuka untuk
umum sehingga masyarakat Denver dan pe-
ngunjung bisa bersama-sama berkumpul di
suatu tempat yang sama.
Bagian transit, Westin, dan plaza terintegrasi
secara vertikal maupun horizontal, menciptakan
pengalaman koheren dengan terminal Jeppesen.
Dengan semua hal terintegrasi, navigasi
pengguna dimudahkan dan batas segala sesuatu
menjadi hal yang bias karena penumpang
pesawat bisa merasakan menjadi penumpang
hotel setelah melewati bagian transit, demikian
sebaliknya. Perasaan pengguna “dipermainkan”
dengan mengatur flow perbedaan antara plaza,
transit, dan hotel. Sebuah penyelesaian desain
yang luar biasa jika dilihat dari pembatas radikal.
Analisis dan Kesimpulan
Ketiga sampel menunjukkan bahwa Gensler,
dilihat dari segi pembatas-pembatas
permasalahan, menghasilkan desain yang
selalu menjawab masalah dari generator
desain. Desain antara satu proyek dengan
proyek lain berbeda, baik dari segi bentuk,
material, dan konstruksinya, tergantung dari
permintaan klien, keadaan saat proses
membangun, dan tantangan dari legislator. Dari
semua sampel acak proyek-proyek Gensler,
tidak ditemukan pemecahan desain yang sama,
melainkan ditemukan kesamaan dalam proses
desainnya, yaitu mengolah keinginan klien,
menambahkan ide pribadi, dan mengarahkan
klien agar didapat suatu hasil yang diinginkan
bersama.
Hal-hal diatas menimbulkan satu pertanyaan
yaitu tentang benang merah dari desain-desain
Gensler. Untuk mengetahuinya, diperlukan
untuk mengetahui sifat desain terlebih dahulu.
Sifat desain akan menunjukkan kecondongan
Gensler dalam melakukan proses desain.
Sifat desain dapat ditemukan ketika sedang
menganalisis sampel acak proyek Gensler.
Dengan metode problem-solution, ditemukan
bagaimana cara Gensler menjawab masalah dari
generator desain dengan dibatasi pembatas-
pembatas desain. Contohnya: bentuk akhir
NVIDIA HQ berupa kumpulan segitiga-segitiga
menjawab keinginan NVIDIA, yaitu ingin HQ-nya
menonjolkan sesuatu yang dia kerjakan yaitu
produsen prosesor grafik dunia. Contoh lain:
Pembuatan desain yang sangat sustainable
sehingga SFO T2 mendapat sertifikasi Silver
LEED. Kesimpulannya, Gensler tidak memiliki
ciri khas arsitektural pada seluruh hasil
desain dari proyek-proyek yang dikerjakannya.
Dengan kata lain, Gensler tidak memiliki satu
gaya atau langgam yang harus dimuncul-
kan di setiap proyeknya.
Dari hasil analisis menggunakan buku How
Designers Think, disimpulkan Gensler menonjol-
kan sifat client-based design. Sifat ini menonjol
akibat Gensler selalu menjawab permasalahan
desain yang di buat oleh generator desain yang
paling menonjol ─ yaitu klien ─ dan di batasi
oleh pembatas-pembatas desain.
Setelah mengetahui sifat Gensler dalam men-
desain, dilakukan analisis benang merah.
Benang merah dapat dilihat dari apa yang
menjadi kesamaan dalam desain-desain proyek
Gensler. Setelah dianalisis ditambah hasil
wawancara oleh Sonny Putro, benang merah
dari semua proyek Gensler adalah cerita
mengenai latar belakang dibalik
pembuatan proyek-proyeknya. Kesimpulan
tersebut didapat dari sifatnya yang client-based
design dan selalu ada cerita menarik tentang
bagaimana cara Gensler dalam menyelesaikan
sebuat proyek.
Good Stories, Big Ideas Kasus: Biro Arsitektur Gensler, San Francisco, California, Amerika Serikat.
I 166 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017
Gensler selalu memiliki cerita yang menarik
dibalik semua proyeknya, dan itulah yang
memiliki nilai jual karena menunjukkan kema-
hiran Gensler dalam menyelesaikan masalah
desain dengan cara yang apik. Contohnya: pada
proyek Westin, peristiwa Calatrava yang dipecat
karena over budget dan keberhasilan Gensler
untuk melanjutkannya sangat menarik untuk
dicermati. Demikian juga dengan proyek SFO T2,
dimana terminal ini diharapkan mendapat
sertifikasi Silver LEED, malah menggapai
sertifikasi Gold yang notabene lebih tinggi.
Dengan sifatnya yg client-based, cerita-cerita
Gensler dapat memberikan kepuasan untuk para
klien, calon klien, dan pembaca agar tertarik
dengan Gensler, karena Gensler terlihat dapat
menjawab semua permasalahan yang di minta
klien. Penulis menilai bahwa hal ini sangat
memiliki peluang untuk menjaring klien, karena
cerita yang baik menunjukkan berbagai ide
hebat yang menopangnya. Good stories, big
ideas.
Daftar Pustaka
Hasil Analisis Gensler Kelompok 2 AR2211 2017.
Lawson, B. (1990). How Designers Think: The Design
Process Demystified Second Edition. Oxford:
Butterworth Architecture.
ttp://www.architectureweek.com/2000/0607/news_5-
1.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2016 pukul
17:27.
https://www.gensler.com/projects/jfk-international-
airport-jetblue-t5-brand-design.Diakses pada tanggal
7 Mei 2016 pukul 20.15.
https://www.gensler.com/projects/nvidia.Diakses pada
tanggal 7 Mei 2016 pukul 19:00.
https://www.gensler.com/projects/san-francisco-
international-airport-terminal-2.Diakses pada tanggal
7 Mei 2016 pukul 20:11.
https://www.gensler.com/projects/westin-denver-
international-airport. Diakses pada tanggal 7 Mei
2016 pukul 22.00.
http://www.johnnyjet.com/sfos-new-terminal-2/.
Diakses pada tanggal 7 Mei 2016 pukul 20:10.
http://www.metropolismag.com/architecture/genslers-
secret-sauce/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2016
pukul 17:10.