Post on 13-Feb-2020
103
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau
untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk memperoleh kebenaran
diperlukan suatu cara pendekatan pada fakta-fakta empiris agar dapat difahami
dalam suatu keteraturan, adapun pendekatan yang diambil peneliti adalah melalui
model yang disebut paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen(1992:32),
adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Menurut Patton yang
dikutip oleh Lincoln dan Guba (1983:15), paradigma adalah suatu pandangan
terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara
untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks.
Penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistic paradigm) dengan
metode penelitian kualitatif. Penggunaan paradigma alamiah(naturalistic paradigm)
dan pendekatan kualitatif serta strategi penelitian jenis studi kasus maka penelitian
ini dimaksudkan untuk melihat gejala-gejala dari kerangka acuan si pelaku sendiri,
yakni menafsirkan kegiatan atau kejadian dari sudut pandang pelaku yang disebut
"perspektif emic". Menurut Sugiyono (2008:213) penelitian kualitatif harus bersifat
“perpektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan
berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan apa adanya yang
terjadi dilapangan, dialami, dirasakan dan pikirkan oleh partisipan atau sumber data.
104
Menurut Djam’an Satori dan Aan K(2009:23) penelitian kualitatif adalah
mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi,
siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya dan dimana tempat
kejadiaannya. Setting sosial itu digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Sosial Setting (Djam’an Satori dan Aan.Komariah. 2009:23)
Penelitian kualitatif dibutuhkan proses untuk menggungkap kejadian tersebut
dengan pengumpulan data yang sahih dengan cara melakukan wawancara
mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen dan melakukan triangulasi.
Kemudian untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh dengan analisis data
mulai dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emic dan etik, kemudian
dlakukan pengambilan kesimpulan. Penelitian kualitatif ini, menggambarkan
aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh
pengukuran formal sehingga dapat memberikan gambaran yang otentik tentang apa
yang terjadi serta bagaimana mereka memahami kejadian-kejadian tersebut. Teknik
penelitian melalui pengungkapan banyak cerita yang bersifat ideosinkratis namun
penting, yang diceritakan oleh orang-orang yang ada di lapangan, tentang peristiwa-
peristiwa nyata dengan cara-cara yang alamiah. Keterlibatan peneliti pada penelitian
Fenomena
Sosial
Waktu
Tempat Kejadian
Pelaku
105
ini, tanpa intervensi terhadap variabel-variabel proses yang sedang berlangsung apa
adanya. Penelitian ini disebut pendekatan naturalistik, karena situasi lapangan
penelitian bersifat "natural" atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi,
diatur dengan eksperimen atau test, penelitian ini bersifat deskriptif analitik
evaluatif. Pada penelitian ini, maka apa yang terlaksana di lapangan dianalisis dan
dievaluasi berdasarkan suatu kriteria tertentu sesuai dengan topik permasalah yang
menjadi fokus.
Masalah penelitian merupakan fokus penelitian (Nasution 1988: 9-12), ciri-ciri
dari penelitian kualitatif dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Sumber data ialah situasi wajar atau “natural setting” 2. Peneliti sebagai instrumen penelitian 3. Sangat deskriptif 4. Mementingkan proses maupun produk 5. Mencari makna 6. Mengutamakan data 7. Triangulasi 8. Menonjolkan rincian kontekstual 9. Subjek yang diteliti dipandang kedudukan sama dengan peneliti 10. Mengutamakan perspektif emic 11. Verifikasi 12. Purposif sampling 13. Menggunakan “audit trail” 14. Partisipasi tanpa mengganggu 15. Mengadakan analisis sejak awal penelitian disain penelitian tampil salam
proses penelitian
Menurut Patton (1990: 40-41) Ciri-ciri pokok dari penelitian kualitatif (qualitative
inquiry) adalah:
1. naturalistic inquiry. 2. inductive analysis. 3. holistic perspective. 4. qualitative data 5. personal contact and insight. 6. dynamic systems. 7. unique case orientation
106
8. context Sensitivity. 9. emphatic Netrality. 10. design flexibility.
Berdasarkan pendapat di atas tampak bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang memerlukan kecermatan dalam pelaksanaannya, hal ini tidak lain
karena setting alamiah perlu tetap terjaga agar data yang diperoleh benar-benar
menunjukan kondisi lapangan yang sebenarnya. Selain itu analisis yang dilakukan
bersifat induktif dari hal-hal khusus berdasarkan fakta lapangan untuk kemudian
dipahami dan ditafsirkan dalam konteks keseluruhan kejadian yang bersifat holistik,
serta data yang dikumpulkan merupakan data yang berkategori kualitatif.
Penelitian kualitatif juga suatu penelitian yang menunjukan penggunaan manusia
sebagai alat dalam pengumpulan data dengan titik berat kepada proses ketimbang hasil
dari suatu fenomena lapangan, karena apa yang terjadi di lapangan banyak yang sulit
atau tidak mungkin diperkirakan sebelumnya maka desain penelitian ini bersifat
fleksibel dalam arti memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan yang
terjadi.
Lima(5) jenis penelitian kualitatif menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah
(2009:33) yaitu: biografi, fenoma, grounded teori, ethografi dan studi kasus. Peneliti
pada penelitian ini memilih jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus.
Penelitian studi kasus, adalah suatu metode dilakukan dengan memilih kasus yang
terjadi pada tempat dan waktu tertentu, materi kontektual tentang setting kasus yang
diteliti. Sumber informasi dikumpulkan sebanyak mungkin dari sumber informasi yang
banyak mendapatkan gambaran kasus yang detil.
107
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulkan data, pada penelitian ini memakai teknik wawancara terbuka,
observasi langsung dan studi dokumen. Pengambilan data dilakukan dengan metode
snowball sampling dengan proses jumlah kecil responden kemudian melibatkan
pihak yang terkait dengan responden awal untuk dijadikan responden dan
seterusnya sehingga menjadi semakin besar seperti bola salju (snowball)
Data yang dihasilkan melalui wawancara atau observasi dari satu subjek, setelah
diinterpretasi peneliti, kemudian diperiksakan kembali kepada subjek lain, dan
seterusnya sampai menemui titik kejenuhan (saturated). Sumber data yang telah
dimiliki telah dipandang cukup karena tidak ada lagi diperoleh informasi baru atas
data yang sudah diperoleh.
Sumber data penelitian adalah keadaan dan lingkungan objek penelitian, subjek-
subjek yang terlibat kegiatan, kontak sosial maupun berbagai aspek sosial yang
melingkupinya. Hal-hal tersebut diamati secara langsung, diwawancarai serta dibaca
dan ditelaah hasil pikirannya, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, atau yang
dipahami orang-orang sekitarnya untuk kemudian dijadikan bahan pertanyaan pada
subjek tersebut. Pengambilan data bercorak simultaneous cross sectional atau
membercheek (dalam arti berbagai kegiatan kelakuan subjek penelitian tidak diambil
pada subjek yang sama, namun pada subjek yang berbeda), kemudian diinterpretasi
berdasarkan kemampuan peneliti dengan melihat kecenderungan, pola, arah,
interaksi faktor-faktor serta hal lainnya yang memacu atau menghambat perubahan
untuk merumuskan hubungan baru berdasarkan unsur-unsur yang ada (Noeng
Muhajir,2000:60-61). Analis data untuk mencari kebenaran yang dihasilkan tidak
108
didasarkan pada pertimbangan banyaknya individu atau rincian rerata subjek
penelitian, namun pada ciri-ciri penting berbagai kategori, kemudian menghubung-
hubungkannya untuk menghasilkan inti teori yang dimunculkan (Miles &Hubermen
1992:20 dalam Djam’an Satori 2009:39).
Melalui teknik pengumpulan data simultaneous cross sectional atau member
cheek, diharapkan dapat diperoleh secara lebih lengkap, lebih dalam dan dan lebih
dapat dipercaya, dan karenanya tujuan penelitian dapat tercapai. Hal ini
dimungkinkan sebab dalam penelitian ini peneliti langsung berhadapan dengan
sasaran penelitian. Sifat naturalistik, menjadikan peneliti berfungsi sebagai
instrumen pengumpul data. Maka itu diperlukan kemampuan menyesuaikan diri
dengan berbagai ragam realitas yang tidak dapat dikerjakan oleh instrumen non-
human; seperti kuesioner dan semacamnya. Pada penelitian ini peneliti sendiri
sebagai instrumen penelitian, diharapkan mampu menangkap makna, khususnya
menghadapi nilai lokal yang berbeda dan bersifat khas. Melalui pengamatan
langsung dengan instrumen penelitian peneliti sendiri, maka peneliti diharapkan
mampu menangkap data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan,
sikap mental serta perilaku responden.
C. Sumber Data
Pada penelitian kualitalif jumlah sampel bukan kriteria utama, tetapi lebih
ditekankan kepada sumber data yang dapat memberikan informasi yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data
109
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sumber data utama untuk kepentingan penelitian ini adalah pejabat struktural di
Pusdiklat, pihak-pihak yang berkepentingan dalam diklat aparatur yaitu pejabat di
Lembaga Administrasi Negara (LAN), Widyaiswara dan pegawai lingkungan
Pusdiklat Pegawai Kemendiknas, Bojongsari Depok serta peserta diklat. Sampel
penelitian dengan metode ”snowball” akan berkembang seiring dengan berjalannya
penelitian, disamping itu penelusuran dokumen yang diperlukan dalam memberikan
pemahaman bagi tercapainya tujuan penelitian ini juga dilakukan, disamping
suasana yang menjadi latar kegiatan pengawasan berjalan. Sumber data penelitian
terdiri atas tiga bagian, yakni dokumen, manusia dan suasana (Sanusi Uwes,1999:
74).
Sumber data yang dikumpulkan dilakukan dengan proses observasi lapangan,
melakukan studi dokumen, melakukan wawancara pada tahapan proses diklat
dengan peserta diklat, pejabat struktural, Kepala Pusat dan hasil pendapat dan
tanggapan terhadap objek penelitian kemudian dilakukan dengan teknik triangulasi
dengan dua cara yaitu :
1. Proses Triangulasi Sumber
2. Proses Triangulasi Teknik
Tahapan pelaksanaan proses triangulasi sebagai berikut:
Gambar 3.2.
Gambar
D. Tehnik Analisis Data
Pada penelitian ini terdapat dua corak
analisis saat mempertajam
sectional", dan kedua melalui interpretasi pada data seara
analisis corak pertama, dilakukan penyusunan d
hasil wawancara, hasil observasi dan dokumen
Observasi
Dokumen
Wawancara
3.2. Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian
Gambar 3.3. Proses Triangulasi Tehnik
penelitian ini terdapat dua corak yang akan dianalisis. Pertama
saat mempertajam keabsahan data, melalui "simultaneous cross
", dan kedua melalui interpretasi pada data searah keseluruhan. Pada
analisis corak pertama, dilakukan penyusunan data, yakni penyusunan kata
hasil observasi dan dokumen-dokumen berdasarkan kategorisasi
Kasubid Program
Kasubid Evaluasi
110
Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian
yang akan dianalisis. Pertama
simultaneous cross
keseluruhan. Pada
ata, yakni penyusunan kata-kata
dasarkan kategorisasi
111
yang sesuai dengan masalah penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh,
dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya. Penelitian ini,
data tidak dianggap sebagai error reality yang dipersalahkan oleh teori yang ada
sebelumnya, tapi dianggap sebagai another reality (Stuart A. Schlegel, 1984:12).
Miles dan Huberman 1992:20 (Djam’an Satori 2009:38) berpendapat ‘ dalam
melakukan analis data dilakukan, 4 tahapan sebagai berikut: (1) proses memasuki
lingkungan penelitian dan mengumpulkan data; (2) melakukan proses reduksi data
dengan pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dari lapangan;(3)
penyajian data dengan mengolah informasi untuk penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan;(4) penarikan kesimpulan atau verifikasi dari hasil data
yang telah dianalisis’.
Pada penelitian ini data dicatat apa adanya, tanpa intervensi dari teori atau
paradigma peneliti selama ini yang dimiliki. Situasi wajar, apa adanya (natural
setting) dijadikan bahan penelitian yang dimasuki peneliti tanpa intervensi situasi,
baik melalui bentuk angket, tes atau eksperimen. Namun demikian peneliti berusaha
mencari makna inti dari kelakuan dan perbuatan yang terlihat. Hal ini dilakukan
dalam rangka memahami kelakuan tersebut dalam konteks yang lebih luas,
dipandang dari kerangka pikiran dan perasaan si pelaku. Berdasarkan hal tersebut,
data yang didapat merupakan data yang langsung dari tangan pertama, tanpa melalui
tes atau angket yang pada gilirannya hal tersebut justru membuat jarak dengan
sumber data (Nasution, 2003:9-10).
112
Berdasarkan kategorisasi dicari makna dalam inferensi, sehingga data tidak
hanya sampai digambarkan tapi juga ditafsirkan. Kegiatan penelitian ini penulis
memberikan interpretasi yang bersifat inovatif yakni mengembangkan ide-ide
dengan argumen yang didasarkan pada data yang ditemukan. Bertolak dari cara itu,
maka penemuan pada suatu waktu merupakan pedoman untuk langkah selanjutnya.
Pengumpulan data lebih didasarkan pada pengembangan analisis dari data yang
ditemukan sebelumnya. Triangulasi dilakukan pada objek lain mengenai hal yang
sama, untuk menghilangkan bias pemahaman antara peneliti dengan pemahaman si
pelaku. Metode pengecekan dilakukan dengan bentuk pertanyaan yang berbeda atau
cara pengamatan yang berlainan. Tujuan hal ini terutama adalah membandingkan
informasi yang didapat dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat
kepercayaan data. Hal ini sekaligus mencegah subjektivitas peneliti (Nasution
2003:10). Hasil data dan analisis inilah yang kemudian dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
E. Langkah-langkah Penelitian
Berikut dikemukakan langkah-langkah penelitian yang dilakukan di
lapangan, meliputi delapan tahap dari pra-survey sampai tahap pengujian
kredibilitas data hasil penelitian.
1. Pra survey/orientasi
Pra-survey dilakukan melalui observasi kegiatan terkait di lapangan dan
dialog dengan pimpinan Pusdiklat sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan program pelatihan, kemudian dilanjutkan dengan observasi
113
diiringi dialog dengan informan lain yang dipandang perlu dan dapat memberikan
penambahan informasi guna lebih memberikan pemahaman akan masalah yang
menjadi fokus penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan melalui para pejabat yang dapat memberikan
pendalaman akan masalah yang menjadi fokus penelitian. Pada tahap ini, materi
wawancara bersifat umum, kemudian tahap berikutnya wawancara akan lebih
diarahkan pada fokus penelitian dan langsung menghubungi sumber-sumber yang
berhubungan langsung (first hand). Kemudian data hasil wawancara
dikomparasikan dengan studi dokumentasi dan observasi.
3. Diskusi
Diskusi dilakukan untuk menangkap ide-ide yang dikemukakan para
responden yang diwawancarai, peneliti juga melakukan diskusi secara terus
menerus dengan responden yang berada di Pusdiklat. Diskusi ini sifatnya
berkelanjutan, selama terjun ke lapangan dan selama penulisan. Ini dilakukan juga
untuk melakukan triangulasi data.
4. Triangulasi
Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan
observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini dilaksanakan dalam bentuk
pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian, yang kemudian dari hasil
pengamatan tersebut ditarik benang merah yang menghubungkan antara berbagai
fenomena kejadian. Teknik triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data
yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
114
Menurut Sugiyono(2008:273), triangulasi dilakukan untuk pengujian
kredibilitas dilakukan dengan berbagai cara yaitu: triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data.
5. Membercheck
Membercheck dilakukan pada subjek wawancara melalui cara-cara sebagai
berikut: pertama langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian ide
yang tertangkap peneliti saat wawancara. Kedua tidak langsung dalam bentuk
penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan menyusun
menurut tertib masalah yang telah dirancang.
6. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa
yang terjadi, sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara
dan sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh.
7. Observasi Langsung
Observasi dilakukan pertama pada seluruh aktivitas pelatihan, yang dilakukan
para pejabat di Pusdiklat. Kemudian setelah observasi yang bersifat keseluruhan ini
diperoleh data-data yang bersifat umum, maka peneliti akan lebih memfokuskan
observasi pada kegiatan-kegiatan yang langsung terkait dengan fokus penelitian yakni
pengelolaan pelatihan. Kemudian data hasil observasi dikomparasikan dengan studi
dokumentasi, sebagai upaya untuk melihat konsistensi serta kesinambungan informasi
yang diperoleh, sehingga layak dan dapat benar-benar menunjukan fenomena yang
sebenarnya.
115
F. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif (Miles dan Hurberman,1992:20). Berdasarkan penulisan kembali
baik dari alat rekaman maupun dari alat tulis, peneliti mengkategorisasi dan
mengklasifikasi data. Pengolahan demikian dilakukan tidak secara simultan saat
seluruh pendapat dari responden sudah terkumpul, tapi akan dilakukan setahap demi
setahap, seiring dengan muncul dan berkembangnya masalah baru. Amat
dimungkinkan subjek penelitian tidak mendapatkan materi wawancara yang sama. Hal
ini berkaitan dengan pendalaman objek materi dari penelitian itu sendiri. Hasil tersebut
kemudian dianalisis untuk melihat permasalahan secara mendalam.
Proses analisis data merupakan kegiatan telaah data yang terkumpul melalui
observasi, wawancara mendalam maupun studi dokumen dan tertulis dalam catatan
lapangan, transkrip wawancara maupun intisari dokumen untuk diketahui
maknanya. Nasution (1996:126) mengemukakan, analisis data adalah proses
menyusun data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkan dalam
pola, tema atau kategori, sebab tanpa kategori atau klasifikasi data akan terjadi
keruwetan. Secara lebih rinci Bogdan dan Biklen (1992:153) menjelaskan sebagai
berikut: "Data analysis is the process of systematically searching and arranging the
interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase
your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered
to others". Dengan demikian, analisis data merupakan pencarian dan pengaturan
secara sistematis, transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut
116
agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain. Berdasarkan pendapat
tersebut, analisis data meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya, membaginya
menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola,
menemukan yang penting dan memilih apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang akan dilaporkan.
Selanjutnya analisis data penelitian dilakukan selama pengumpulan data dan
setelah pengumpulan data. Miles dan Huberman (1992:73) menjelaskan bahwa, ana-
lisis selama pengumpulan data memberikan kesempatan pada peneliti lapangan
untuk berfikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk
mengumpulkan data baru yang biasanya kualitasnya lebih baik, melakukan koreksi
terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang
berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Analisis selama
dan sesudah pengumpulan data, cenderung menjadi sangat bermanfaat bilamana
dasar datanya sangat lengkap serta penelitian berada dalam tahapan analisis.
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengadaptasi model inter-
aktif dari Miles dan Huberman (1992:20) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang
berulang dan terus menerus yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Selanjutnya proses kegiatan analisis data meliputi langkah-
langkah sebagai berikut; (1) setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka
seluruh data dalam bentuk catatan lapangan, memo, transkrip wawancara, dokumen-
dokumen, dikumpulkan dan diberi nomor halaman berdasarkan kronologis waktu
pengumpulannya, (2) peneliti mengadakan reduksi data yaitu kegiatan pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pemilihan, dan transformasi data "kasar" yang
117
muncul dari catatan-catatan di lapangan; catatan hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok serta difokuskan pada hai-hal
yang penting, dengan perkataan lain; catatan lapangan (field note) disusun secara
lebih sistematis, dicari tema-terna, (3) peneliti menelaah keseluruhan data dan
mencatat kategori-kategori koding berdasarkan topik-topik atau pola-pola yang
muncul secara teratur. Kategori koding ini ditulis dalam bentuk kalimat pendek. Data-
data yang dicakup oleh kode tersebut diberi tanda garis bawah atau garis atas dengan
Bolpoin atau pensil untuk menunjukkan satuan data yang termasuk dalam satu
kategori koding, (4) setiap kategori yang ditemukan maupun satuan datanya masing-
masing diberi nomor pasangan untuk memudahkan penemuannya, (5) penyajian data
(display) sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk naratif,
(6) setelah peneliti menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, dan hal-hal yang
sering muncul, maka langkah berikutnya berupa penarikan kesimpulan yaitu
pemaknaan terhadap temuan penelitian, dan peneliti selalu mengadakan verifikasi
secara lebih mendalam dengan cara mencari data baru agar temuan lebih terjamin
validitasnya. Untuk memastikan temuan itu benar, representatif atau merupakan
kesimpulan gejala umum, maka harus diperiksa melalui keabsahan data.
G. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan(validitas) dan keandalan(reliabilitas) menurut versi "positivism" dan
118
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri
(Moleong, 1996:173). Konsep tersebut di atas (validitas, reliabilitas) lazim
digunakan pada penelitian non kualitatif:
Keabsahan (validasi) data diperlukan teknik pemeriksaan, sedangkan
pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Pada pe-
nelitian naturalistic/kualitatif terdapat empat kriteria yang digunakan untuk validasi
data yaitu dengan menetapkan derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), ketergantungan/kehandalan (dependability), dan kepastian
(conformability), (Nasution,1996:149-151). Validitas dan keabsahan data penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan tehnik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan
pengecekan, sebagai pembanding terhadap data yang sudah diperoleh.