Post on 31-Jan-2016
CEKLIST KESELAMATAN PASIEN RSUD KOTA MATARAM
Ruang : NO TGL/BULAN IPSG PROSEDUR Ya Tida
kIDENTIFIKASI MASALAH
1 KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
A. SIAPA YANG PERLU DI IDENTIFIKASI
1) Pasien RI : yang tidak punya masalah
komunikasi
2) Pasien RI : Tidak dapat berkomunikasi
karena obat /alat (sementara)
3) Pasien RI : Tidak bisa berkomunikasi
karena : umur, hambatan bahasa,
kurangnya pengetahuan.
4) Pasien diruang emergency : tidak dapat
berkomunikasi
5) Pasien Rawat jalan pemberian
obat/produk darah,pengambilan darah
Pengertian
1. Identifikasi pasien adalah upaya
memastikan kebenaran identitas guna
membedakan pasien satu dengan pasien
yang lainnya.
2. Pasien adalah individu yang menerima
perawatan,pengobatan dan layanan
kesehatan.
Prosedur
1. Pasien yang dinyatakan rawat inap dari
IGD di ruang Rawat Inap, ICU, NICU,
Ruang Bersalin, dan NIFAS dipasangkan
gelang identitas pasien oleh perawat
IGD.
2. Gelang pasien berisi minimal 2 idetitas
berupa nama pasien dan nomer rekam
APA ?
KAPAN ?
DIMANA ?
B. Dimana Identifikasi dilakukan
1) Rawat Inap
2) ODC ; kemoterapi, tranfusi darah
3) Instalasi/Unit gawat darurat
4) Ruang bersalin
5) Ruang perinatalogi
6) Selama pasien tranfer
7) Tindakan Invasive
C. Dimana Identifikasi dilakukan
1) Rawat Inap
2) ODC ; kemoterapi, tranfusi darah
3) Instalasi/Unit gawat darurat
4) Ruang bersalin
5) Ruang perinatalogi
6) Selama pasien tranfer
7) Tindakan Invasive
D. Kapan Identifikasi dilakukan
1) Pada saat pemberian obat
2) Sebelum melakukan pemeriksaan
penunjang,(lab,radiologi)
3) Sebelum Tindakan
medis.
3. Untuk pasien yang berjenis kelamin laki-
laki digunakan gelang berwarna biru
sedangkan pasien yang berjenis kelamin
perempuan digunakan gelang berwarna
pink.
4. Untuk pasien yang memiliki resiko jatuh,
perawat IGD, bidan Ruang Bersalin dan
perawat ruang rawat Inap menempelkan
stiker berwarna kuning yang bertuliskan
“FallRisk”.
5. Untuk pasien yang memiliki alergi
ditempelkan stiker berwarna merah
yang bertuliskan “Alergy”.
6. Gelang identitas dipasang di tangan
kanan, bila tidak memungkinkan
dipasang pada tangan kiri. Lakukan
pemasangan pada kaki bila pada kedua
tangan tidak memungkinkan, pasang
pada pakaian bila tangan dan kaki tidak
memungkinkan dan atau pasien alergi
gelang.
KRONOLOGIS KEJADIAN :
4) Sebelum melakukan pemeriksaan
diagnostik
5) Sebelum operasi
6) Sebelum pemberian tranfusi dan produk
darah
E. Cara Identifikasi pasien
1) Kebijakan dan prosedur,dua cara :
nama pasien, no rekam medis,Tgl
lahir, Gelang identitas pasien dengan
Bar code
2) Dilarang identifikasi dengan no kamar
pasien
7. Gelang pasien harus tetap digunakan
selama masa perawatan.
8. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang
oleh DPJP, petugas ruangan melepaskan
gelang identitas disaksikan oleh klg
pasien.
2 PENINGKATAN KOMUNIKASI
EFEKTIF
a. Tepat waktu
b. akurat
c. Lengkap
d. jelas
e. Dipahami oleh pihak-pihak lain
1) Serah terima
PENGERTIANKomunikasi efektif adalah penyampaian
informasi secara tepat antara Dokter dan
petugas pemberi perawatan yang lain
dengan tehnik SBAR (Situation, Background,
Assessment, dan Recommendation) serta
READBACK.
APA ?
KAPAN ?
Antar perawat antar shift
Pengalihan tanggung jawab dari dokter
kepada perawat
Pengalihan tanggung jawab dokter
oncall
Pengalihan tanggung jawab sementara,
mis: saat istirahat makan.
Antar perawat antar ruangan
2).Penggunaan Metode SBAR
A.SITUASIONSituation Kondisi terkini yg terjadi pada pasien :
Nama,Umur,tgl masuk,hari
perawatan,dr yg merawat.
Diagnosa medis dan masalah kep
B : Background
Informasi penting apa yg
berhubungan dg kondisi pasien terkini :
Keluhan Utama,Intervensi yg telah
PROSEDUR1. Perawat memperkenalkan diri saat
melaporkan keadaan pasien via telpon.
2. Menyampaikan laporan situasi: nama
pasien, diagnosa dan keadaan pasien
saat ini (S).
3. Menyampaikan data pendukung dan
riwayat pendukung berkaitan dengan
kondisi pasien saat ini termasuk tindakan
yang sudah perawat lakukan (B).
4. Menyampaikan kemungkinan masalah
yang sedang terjadi pada pasien (A).
5. Mengusulkan alternatif tindakan yang
mungkin dilakukan (contoh: dokter
segera datang untuk memeriksa kondisi
pasien; usul agar diberikan terapi
medikasi tertentu, dll) (R).
6. Lakukan “READ BACK” pada program
yang di instruksikan.
7. Bila program dokter berupa pemberian
medikasi, maka lakukanlah hal- hal
sebagai berikut:
DIMANA ?
KRONOLOGIS KEJADIAN :
dilakukan,Diagnosa Kep,riwayat
alergi,pemasangan alat obat infus
C. ASSESMENT
Hasil pengkajian kondisi pasien
terkini : Tanda vital,Pain,Tkt
Kesadaran,Resiko
Jatuh,nutrisi,eliminasi
D. RECOMENDASI
Apa yg perlu dilakukan
Untuk mengatasi masalah :intervensi
keperawatan yang perlu dilanjutkan,
edukasi pasien
a. Menulis nama obat pada RM pasien.
b. Mengulang kembali nama obat,
dilanjutkan dengan mengeja nama obat
tersebut huruf demi huruf untuk obat-
obatan LASA (nama hampir mirip
dengan obat lain) dengan huruf Alfabet.
c. Ulang kembali penyebutan dosis, cara
pemberian dan waktu pemberian
8. Pastikan kembali pada dokter bahwa isi
‘READ BACK’ sudah benar.
9. Tutup pembicaraan dengan
mengingatkan dokter segera datang
untuk menandatangani program yang
sudah diberikan.
10. Cap “ READ BACK” pada program yang sudah ditulis pada catatan perkembangan terintegrasi.
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTAR PEMBERI LAYANAN
PROSEDUR1. Melakukan pengecekan kelengkapan
identitas pasien yang akan dilaporkan
atau dimintai hasil pemeriksaan.
2. Perintah secara lisan dan yang melalui
telephone atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah.
3. perintah lengkap lisan dan telephone
atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah atau hasil pemeriksaan
dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan.
3 PENINGKATAN KEAMANAN
OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
1) Obat yang perlu diwaspadai :
CHEMOTHERAPI,CONCENTRATED
ELEKTROLITYS,HEPARIN,IV
DIGOXIN,ADRENERGIC AGONISTS
2) Pmberian Obat :
Pemberian Obat :
Cek kembali Instruksi Dokter
PENGERTIANObat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah
obat-obat yang mempunyai tampilan
kemasan yang mirip baik dari segi bentuk,
warna, konsentrasi obat yang berbeda dan
obat yang kedengaran di telinga berbunyi
mirip.
APA ?
KAPAN ?
DIMANA ?
Benar Obat
Benar Dosis
Benar cara
Benar Waktu
Benar Orang
- Cek Alergi obat
- Jelaskan Tujuan dan efek samping
obat
- Catat/ Dokumentasi
- Kerjakan sesuai SPO
CEK UNTUK REAKSI OBAT
CEK SKIN INTEGRASI UNTUK INJEKSI
- Monitor Pasien
- 2 orang staf mengecek pemberian
obat parenteral
- Update catatan obat
Catatan :
- Pisahkan Obat yang mirip
- Kemasan obat yang mirip
LASA (LOOK ALAIKE SOUND ALIKE)
PROSEDUR
1. Obat-obat LASA ditandai dari gudang
instalasi farmasi dengan stiker bulat
warna hijau dengan tulisan LASA warna
putih sebelum didisribusikan ke tempat
pelayanan.
2. Setiap pemberian obat menerapkan
prinsip 7 (tujuh) benar yaitu :
a. Benar obat.
b. Benar dosis.
c. Benar waktu dan frekwensi
pemberian.
d. Benar rute pemberian.
e. Benar pasien.
f. Benar informasi.
g. Benar dokumentasi.
3. Penyimpanan/peletakan obat-obat LASA
harus diberi jarak bila memungkinkan
pada tempat yang tidak dalam satu
deret rak obat.
4. Penulisan menggunakan huruf capital dengan warna dan ukuran yang cukup sehingga terbaca dengan jelas contoh
KRONOLOGIS KEJADIAN :
NORUM (NAMA OBAT RUPA MIRIP)
HidraALAzine – HidrOXYzine
ceREBYX - ceLEBRex
vinBLASTine - vinCRISTine
chlorproPAMIDE – chlorproMAZINE
glipiZIde – glYBURIde
DAUNOrubicine – dOXOrubicine
DIDIK PASIEN/KELUARGA
Kenalilah Obat Anda
Sudahkan Anda tahu :
- Kegunaan Obat Anda ?
- Cara pakai obat anda ?
- Waktu penggunaan obat anda ?
DIAzepam, LORAzepam, CeFOTAxim, ceFUROxim.
PENGELOLAAN OBAT - OBAT YANG PERLUKEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION)
PROSEDUR1. Obat High Alert hanya di simpan di
gudang Farmasi, Intensive Care Unit,
Instalasi Bedah Sentral, Neonatal
Intensive Care Unit dan Instalasi gawat
Darurat.
2. Obat narkotika dan psikotropik disimpan
di Farmasi.
3. Pemesanan obat-obat konsentrasi tinggi
(higt alert) harus dilakukan oleh
apoteker Instalasi Farmasi.
4 KEPASTIAN TEPAT LOKASI,TEPAT
PROSEDUR, TEPAT PASIEN
OPERASI
Protokol Pencegahan :
1) Penandaan (MARKING SITE) LOKASI
PENGERTIAN
Penandaan lokasi operasi adalah suatu
tindakan pemberian tanda pada daerah yang
akan dioperasi, dilakukan oleh dokter yang
akan melakukan operasi (dokter operator)
untuk memverifikasi lokasi pembedahan dan
APA ?
KAPAN ?
OPERASI
2) PROSES VERIVIKASI PRE OPERASI
3) TIME OUT PRACT
LANGKAH LANGKAH
5 Tahapan Brieafing, Sign-in,Time out,Sign out,
and Debriefing
- Sebelum Induksi anastesi (Sign’in)
- Sebelum incisi ( Time out )
- Sebelum meninggalkan kamar operasi
(Sign Out)
1) Verifikasi sebelum operasi
- Semua Dokumen medis dan hasil
pemeriksaan tersedia
- Semua Dokumen medis dan hasil
pemeriksaan sudah ditelaah ulang
- Data dokumen konsisten satu dengan
lainnya
- Bila ada : data yang hilang/ tidak
sesuai HARUS segera dicari
- INFORMED Consent : Sudah
dilaksanakan dan terdokumentasi
melibatkan pasien dalam proses pemberian
tanda.
Kebijakan :
1. Penandaan operasi dilakukan oleh
dokter operator di ruang rawat inap dan
rawat jalan (poliklinik gigi, bedah dan
Gawat Darurat).
2. Penandaan area operasi menggunakan
spidol anti air, yang tidak mudah
terhapus untuk pasien dewasa dan anak-
anak.
3. Penandaan area operasi dilakukan pada
organ yang memiliki 2 sisi, area
multilevel tulang belakang, ruas-ruas
serta operasi nodule multipel dengan
menggunakan tanda yang sama : √
a. Untuk operasi mata penandaan
dilakukan dengan membuat tanda √
di atas alis mata.
b. Untuk operasi telinga penandaan
dilakukan dengan membuat tanda √
di depan daun telinga.
DIMANA ?
KRONOLOGIS KEJADIAN :
2) Penandaan (MARKING SITE) Lokasi
Operasi
Tujuan :
Mengidentifikasi tempat incisi atau
insersi yang benar
Proses : dilakukan untuk prosedur
yang harus dibedakan :
- Sisinya (kiri/kanan)
- Strukturnya yang berbeda (ibu jari kaki
dan jari lainnya)
- Level yang berbeda (Tulang belakang)
PEMBERIAN TANDA TIDAK DILAKUKAN
PADA : OPERASI :
1. MENCAKUP SATU ORGAN (SC, BEDAH
JANTUNG,APENDICTOMY,
HYSTEREKTOMY,LAPARATOMY,
LAPARASCOPY
2. PROSEDUR INVASIF : kAteterisasi
jantung, Venaseksi, NGT, Venocath,
Gigi (Penandaan dilakukan pada foto
gigi/ Diagram gigi)
c. Untuk operasi massa tumor, nodule
multipel atau area
multilevel/multistruktur masing-
masing harus ditandai dengan tanda
√ pada area insisi.
4. Khusus untuk gigi dan organ maxillaris,
mandibularis penandaan dilakukan
dengan menggunakan photo panoramic
atau dental foto juga pemberian tanda :
V.
5. Penandaan operasi tidak dilakukan pada
operasi yang mencakup satu organ,pada
daerah luka/lesi, mukosa rongga dan
operasi pada genitalia.
PROSEDUR
1. Ucapkan salam dan memperkenalkan
diri.
2. Lakukan identifikasi dengan dua
identitas yaitu nama dan nomor rekam
medik.
3. Dokter operator memberikan tanda
pada area yang akan dioperasi dengan
3. Bayi Prematur ( dapat meninggalkan
bekas)
4. Tonsilektomi,Hemmorhoidectomy,
Operasi pada genetalia
TERTINGGALNYA BENDA ASING
BAGAIMANA MENCEGAHNYA :
1. Apa yang harus dihitung :
a. Perlu SPO apa saja yang perlu dihitung
b. Contoh yang harus dihitung :
- Kasa
- Forsep
- Refraktor
- Jarum
- Kantong yang dimasukkan tubuh
c. Kapan dihitung
- Sebelum prosedur
- Sebelum penutupan rongga tubuh
- Sebelum penutupan luka
- Waktu penutupan kulit setelah
prosedur
- Waktu tugas cirkulating nurse atau
melibatkan pasien dan memberikan
penjelasan yang diberikan setidak-
tidaknya meliputi :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan.
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan.
c. Tujuan penandaan operasi.
d. Alternatif tindakan lain dan risikonya.
e. Risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
f. Prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan.
g. Kemungkinan perluasan tindakan
(operasi), bila ada, harus diinformasikan
sebelumnya.
4. Berikan kesempatan pada pasien dan
keluarga untuk bertanya bila belum
mengerti. Beritahu pasien bahwa tanda
area operasi tidak boleh dihapus.
PELAKSANAAN TIME OUT
Time Out merupakan periode jeda sesaat
sebelum prosedur pembedahan atau
lainnya, guna memastikan kebenaran
scrub nurse selesai.
2. Bagaiman Cara Menghitung
a. Perlu SPO yang jelas dan Konsisten
b. Penghitungan sudah dimulai
dilapangan pembedahan
c. Kasa tambahan harus dihitung dan
dicatat
d. Buat Cheklius dalam bentuk cetakan
e. Siapa yang menghitung :
- Harus lebih dari 1 orang saat
bersamaan
- Rekomendasi : harus dihitung dengan
suara keras dan jelas : dasaksikan 2
orang
- Pada waktu menghitung tidak ada
gangguan.
pasien, prosedur, dan atau lokasi
dilaksanakan oleh seluruh tim bedah,
dipimpin oleh penanggung jawab operasi/
operator.
PROSEDUR
A. SIGN IN :
1. Siapkan rekam medik pasien dan hasil
pemeriksaan penunjang.
2. Siapkan checklist safety surgery dan
dilengkapi sebelum induksi dimulai :
a. Pastikan pasien sudah dikonfirmasi
identitas dengan mencocokkannya
pada gelang: menanyakan nama pasien,
tanggal lahir dan mencocokkan No RM
pada RM pasien.
b. Pastikan area operasi sudah
dikomfirmasi, prosedur yang akan
dilakukan dan adanya persetujuan
operasi.
c. Pastikan apakah site marking operasi
sudah ditandai.
d. Tanyakan kesiapan mesin dan obat
anestesi.
e. Tanyakan apakah pulse oxymeter
berfungsi dan pasien dengan nilai
normal.
f. Tanyakan pada pasien apakah memiliki
alergi.
g. Pastikan adakah kemungkinan resiko
kesulitan jalan nafas atau aspirasi, bila
ya pastikan alat / alat bantu tersedia
(glade scope, bronchoscopy fiber optic).
h. Pastikan adakah kemungkinan
kehilangan darah > 500 ml (pada anak:
7 ml/ kg BB), bila ya pastikan kesiapan
akses IV/ central line dan kesiapan
darah atau komponen cairan yang
dibutuhkan.
i. Pasien dikirim ke kamar operasi.
j. Dokter anestesi / perawat yang
menandatangi Form Sign in
B. TIME OUT :
1. Pastikan semua tim medis sudah hadir.
2. Pastikan identitas pasien benar, baca
ulang nama pasien pada gelang cocokan
dengan No RM, tindakan medis dan area
yang akan di insisi. Pastikan obat
Antibiotik profilaksis sudah diberikan 1
jam sebelumnya.
3. Operator menginformasikan apakah
tindakan operasi beresiko dan berapa
lama tindakan dilakukan.
4. Dokter Anestesi menginformasikan
tindakan khusus pada pasien (jika ada ).
5. Perawat memastikan fungsi dan
keseterilan peralatan.
6. Perawat menginformasikan kesiapan
hasil radiologi (bila ada).
7. Perawat sirkuler menandatangani
formulir Time out mewakili dr operator.
C. SIGN OUT :
APA ?
Kapan ?
DIMANA ?
1. Perawat circulating menyampaikan :
a. Nama prosedur yang sudah
dilakukan.
b. Jumlah instrumen, gass, jarum dan
alat lain sama (sebutkan jumlah
angka untuk tiap alat / bahan)
sebelum dan sesudah pembedahan.
c. Pelabelan spesimen-bahan PA (baca
label spesimen dan beri nama , No
RM, dan tanggal lahir pasien).
2. Bila ada masalah pada alat yang harus
ditekankan selama periode operasi.
Dokter Bedah, dokter anasthesi dan
perawat : menyampaikan bila ada
perhatian khusus yang harus dilakukan
untuk recovery maupun perawatan pada
pasien ini.
Dokter Bedah, Dokter anestesi dan
perawat menandatangani checklist
safety surgery untuk pasien ini, pasien
dikirim ke Recovery Room (RR).
PENGERTIAN
KRONOLOGIS KDEJADIAN
5PENGURANGAN RESIKO INFEKSI
Tujuan :
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate
infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan kepada pasien, petugas dan
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5 Saat melakukan praktik membersihkan
tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptis
3. Setelah terkena cairan tubuh
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan
sekitar pasien
Cuci Tangan adalah proses pembersihan
kotoran dan mikroorganisme pada
tangan yang di dapat melalui kontak
dengan pasien, petugas kesehatan lain
dan permukaan lingkungan (flora
transien) dengan menggunakan sabun/
antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasis
alkohol.
PROSEDUR
A. Cuci tangan dengan sabun dan air
(Handwash) :
Langkah - langkah :1. Buka perhiasan yang digunakan, basahi
tangan dengan air mengalir.
2. Tuangkan sabun ke telapak tangan 3 - 5
cc.
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari jari
tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-
PENTING
1. Cara tranmisi dari infeksi yang paling
sering adalah melalui tangan
2. Membersihkan tangan adalah faktor
terpenting didalam mencegah
penyebaran kuman patogen dan
resisten antibiotik
3. Angka kepatuhan yang dihaapkan
adalah 90 %
JENIS INFEKSI HAI,S
1. Infeksi Saluran Kemih Berhubungan
dengan pemakaian kateter urine
menetap.
2. Infeksi Aliran Darah Primer
Berhubungan dengan pemakaian
kateter intravaskuler
3. Pnemonia
Berhubungan dengan pemakaian
ventilasi mekanik
sela jari.
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling
mengunci dan saling digosokkan.
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan
berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
8. Gosok telapak tangan kiri dengan
memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
10. Keringkan kedua tangan dengan tissue
sekali pakai.
11. Gunakan bekas tissue tersebut untuk
menutup kran air.
12. Sekarang tangan sudah aman (Prosedur
dilakukan 40 - 60 detik).
B. Cuci tangan dengan Cairan
Antiseptik (Handrub) :
Langkah – langkah :1. Tuangkan larutan antiseptik bebasis
alkohol ke telapak tangan sebanyak 3 - 5
cc.
APA ?
KAPAN ?
DIMANA ?
KRONOLOGIS KEJADIAN :
4. Infeksi luka operasi
Berhubungan dengan tindakan
pembedahan
2. Gosok kedua telapak tangan hingga
merata.
3. Gosok punggung dan sela-sela jari
tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-
sela jari.
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan
saling mengunci dan saling digosokkan.
6. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan
berputar dalam genggamantangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
7. Gosok telapak tangan kiri dengan
memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya.
8. Sekarang tangan sudah aman (Prosedur
dilakukan 20 - 30 detik).
PENGERTIAN
Mengurangi resiko pasien jatuh adalah
6
PENGURANGAN RESIKO PASIEN
JATUH
ASSESMEN JATUH :
1. Saat Admission
2. Libatkan pasien atau keluarga
3. Laporkan peristiwa pasien jatuh
HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Obat yang digunakan pasien
2. Penglihatan pasien
3. Perhatikan perubahan status
mental/perilaku pasien
4. Sepatu / Sandal yangtidak cocok
5. Lantai licin
6. Furnitur terlalu banyak
7. Kekurangan cairan
8. tangga
upaya yang dilakukan petugas kesehatan
untuk melakukan penilaian, pemantauan
dan upaya-upaya pencegahan terhadap
pasien dengan resiko jatuh di unit rawat
inap.
PROSEDUR
1. Mengupayakan untuk menganjurkan
meminta bantuan yang diperlukan.
2. Menggunakan alas kaki anti slip.
3. Menyediakan kursi roda yang terkunci di
samping tempat tidur.
4. Memastikan bahwa jalur ke kamar kecil
bebas dari hambatan dan terang.
5. Memastikan lorong bebas hambatan.
6. Menempatkan alat bantu seperti walker/
tongkat dalam jangkauan pasien.
7. Memasang bedside rel.
8. Mengevaluasi kursi dan tinggi tempat
tidur serta mempertimbangkan efek
puncak obat yang diresepkan yang
mempengaruhi tingkat kesadaran.
9. Mengamati lingkungan untuk kondisi
berpotensi tidak aman dan segera
dilaporkan untuk perbaikan.
10. Jangan membiarkan pasien beresiko
jatuh tanpa pengawasan saat di daerah
diagnostic atau terapi.
11. Memastikan pasien yang diangkut
dengan brancard/ tempat tidur.
12. Menginformasikan dan mendidik pasien
dan / atau anggota keluarga mengenai
rencana perawatan untuk mencegah
jatuh.
Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga
untuk memberikan bantuan yang
dibutuhkan.
Pasien R A : AssessmenNama. Umur, tgl masuk, hari perawatan, dr ygmerawat Diagnosa medis dan masalah kep yg belum dan sdhat (sementar alat (sementara) Pasien RI tidak bisa berk