CASE TUMOR PALPEBRA.pptx

Post on 13-Dec-2015

20 views 3 download

Transcript of CASE TUMOR PALPEBRA.pptx

CASETUMOR PALPEBRA

KEPANI T

ERAAN K

L INI K

ILM

U

PENYAK I T

MATA

FK TR I S

AKT I – F

K YARS I

PER IOD

E 17 F

EBRUAR I

2014 –

24 MARET 2

014

Laporan Kasus

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Gedong Dalam

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2014

Keluhan Utama• Nyeri pada mata sebelah kiri

sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan Tambahan• Terdapat luka pada mata

sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu

• Berat badan menurun

± 30 tahun yang lalu, penglihatan kedua matanya

buram dan terus menurun

2 tahun yang lalu di kelopak mata kiri

sebelah bawah terpadat benjolan

sebesar biji kacang hijau. Benjolan tersebut berisi

cairan dan tidak nyeri ketika ditekan.

1 minggu kemudian benjolan tersebut pecah dan keluar cairan berwarna bening dan tidak

berbau

Pasien merasakan gatal pada luka tempat benjolan

tersebut kemudian pasien menggaruk lukanya dan lama

kelamaan luka tersebut semakin

meluas dan bernanah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal• Riwayat penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus

disangkal• Riwayat Operasi mata maupun trauma

sebelumnya disangkal

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Pasien sudah pernah dibawa berobat ke Puskesmas, kemudian diberikan obat salep mata namun keluhan pasien tidak kunjung membaik

RIWAYAT PENGOBATAN

KEADAAN UMUM1. Kesan sakit : Tampak Sakit Sedang2. Tingkat Kesadaran : Compos mentis TANDA VITAL1. Tekanan darah : 120/802. Nadi : 82 x/menit , reguler.3. Suhu tubuh : 36,4 oC ( aksiler )4. Frekuensi pernafasan : 20 x/menit

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : normocephaliMata : conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik

-/-THT : dalam batas normalLeher : pembesaran kelenjar getah bening

(-)Thoraks : bunyi jantung I-II regular, Murmur -,

Gallop –Abdomen : tampak datar, supel, Bising usus (+)

normalEkstremitas: edema -/- , akral hangat +/+

STATUS

OFTALMOLOGIS

OD   OSOrtoforia         Posisi/Hirschberg Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai Gerakan Bola Mata Tidak dapat dinilai

Nlp  Visus NlpTidak dilakukan pemeriksaan TIO    TIO Tidak dilakukan pemeriksaan TIO

Pertumbuhan normal, Madarosis (-), Sikatrik (-), Trikiasis (-)

Supracilia Tidak ditemukan Supracilia

Pertumbuhan normal, teratur dan tidak mudah dicabut

   Cilia Tidak ditemukan Cilia

Edema (-), Hordeolum (-), Kalazion (-), Blefarospasme (-), Ektropion (-),

Entropion (-), Sikatrik (-)

Palpebra Superior Tidak ditemukan Palpebra Superios

Sekret (-), Hordeolum (-), Kalazion (-), Ektropion (-), Entropion (-), Sikatrik (-)

Palpebra Inferior Tidak ditemukan Palpebra Inferior

Normal Fisura Palpebra Tidak ditemukan Fisura Palpebra

Trikiasis (-), Ektropion (-), Entropion (-) Margo Palpebra Tidak ditemukan Margo Palpebra

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-), Sikatrik (-), Hordeolum (-), Kalazion (-)

Konjugtiva Tarsal Superior

Tidak ditemukan Konjungtiva Tarsal Superior

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-), Sikatrik (-), Hordeolum (-), Kalazion (-)

Konjungtiva Tarsal Inferior

Tidak ditemukan Konjungtiva Tarsal Inferior

Hiperemis (-), Injeksi Konjungtiva (-), Injeksi siliar (-), perdarahan Subkonjungtiva (-), Injeksi Episkelral (-), Flikten (-), Pinguekula (-), Jaringan Fibrovaskular (-)

Konjungtiva Bulbi Tidak ditemukan Konjungtiva Bulbi

Arcus senilis (-), makro/mikrokornea (-), keruh (-), edema (-), sikatrik (-), infiltrate (-)

Kornea Tidak dapat dinilai

Dalam, hipopion (-), hifema (-) BMD Tidak dapat dinilai

Kripti regular, atrofi sneilis (-), Sinekia anterior (-), Sinekia posterior (-)

Iris Tidak dapat dinilai

Isokor, bulat regular, reflek cahaya langsung (-)

Pupil Tidak dapat dinilai

Shadow Test (-), jernih Lensa Tidak dapat dinilai

Tidak dilakukan pemeriksaan Vitreus Tidak dapat dinilai

Tidak dilakukan pemeriksaan Fundus Tidak dapat dinilai

RESUMEPasien, Ny. A, 62 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata

sebelah kiri yang di rasakan pasien sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengatakan awalnya nyeri tersebut dirasakan hilang timbul namun lama kelamaan nyeri tersebut dirasakan terus menerus dan setiap hari. Pasien mengatakan sejak ± 30 tahun yang lalu, penglihatan kedua matanya buram dan terus menurun. Pasien juga mengeluh terdapat luka yang sudah bernanah pada mata sebelah kiri sejak ± 2 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh akrih-akhir ini berat badannya dirasakan menurun. Pasien mengatakan sebelumnya sudah berobat ke bidan dan Puskesmas. Pasien mendapat salep mata, tetapi luka tersebut tidak ada perbaikan. Riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus disangkal oleh pasien.

PEMERIKSAAN FISIKOD OS

Ortoforia Posisi/Hirschberg Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai Gerakan Bola Mata Tidak dapat dinilai

NLP Visus NLP

Tidak dilakukan pemeriksaan

TIO Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak ada kelainan Supra cilia Tidak ditemukan supra cilia

Tidak ada kelainan Cilia Tidak ditemukan cilia

Tidak ada kelainan Palpebra Superior Tidak ditemukan palpebra superior

Tidak ada kelainan Palpebra Inferior Tidak ditemukan palpebra inferior

Tidak ada kelainan Fissura Palpebra Tidak ditemukan fissura palpebra

Tidak ada kelainan Margo Palpebra Tidak ditemukan margo palpebra

Hiperemis (-) Konjugtiva Tarsal Superior

Tidak ditemukan Konjungtiva Tarsal Superior

Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsal Inferior

Tidak ditemukan Konjungtiva Tarsal Inferior

Hiperemis (-) Konjungtiva Bulbi Tidak ditemukan Konjungtiva Bulbi

Jernih Kornea Tidak dapat dinilai

BMD

Regular, tidak ada kelainan

Iris Tidak dapat dinilai

Isokor, tidak ada kelainan

Pupil Tidak dapat dinilai

Jernih Lensa Tidak dapat dinilai

Tidak diperiksa Vitreus Tidak dapat dinilai

Tidak diperiksa Fundus Tidak dapat dinilai

• Suspek Tumor Palpebra Inferior

Diagnosis Kerja :

• Karsinoma sel basal• Karsinoma sel skuamosa• Karsinoma kelenjar sebasea• Melanoma maligna palpebra

Diagnosis Banding :

PEMERIKSAAN PENUNJANG

•Biopsi

PENATALAKSANAAN

Non medikamentosa

Bersihkan luka dengan

menggunakan betadine

Menjaga kebersihan

mata

Makan makanan yang

bergizi

Kontrol kembali ke poli mata

jika obat habis

Medikamentosa

Tab Asam Mefenamat 3 x

500 mg

Tab Ciprofloxacin 3

x 500 mg

PROGNOSIS

Ad vitam: Dubia ad bonam

Ad sanationam: Ad malam

Ad cosmeticu

m: Ad Malam

Ad fungtionam: Ad malam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI PALPEBRA

1. KULIT2. MUSKULUS ORBIKULARIS 

OKULI

3. JARINGAN AREOLAR

4. TARSUS5. 

KONJUNGTIVA PALPEBRA

5 BIDANG JARINGAN UTAMA

TU

MO

R J

INA

K

PAL

PE

BR

A

Hemangioma

Molluscum Contagiosum

Nevus

Xanthelasma

TUMOR GANAS

PALPEBRA

Karsinoma Sel Basal

Karsinoma Kelenjar Sebasea

Sarkoma Palpebra

Melanoma Maligna Palpebra

Karsinoma Sel

Skuamosa

Hemangioma merupakan pertumbuhan hamartomatous

yang terdiri dari sel-sel endotel kapiler yang berproliferasi

Hemangioma ditemukan pada fase awal pertumbuhan aktif pada bayi dengan periode selanjutnya berupa regresi dan involusi

Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10% bayi dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar

Tumor ini biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang, bertambah besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia sekolah

HEMANGIOMA

Hemangioma kapilare

hemangioma kapiler pada anak (nevus

vasculosus, strawberry nevus)

granuloma piogenik

cherry-spot ,angiom

a senilis

hemangioma

kavernosum

hemangioma keratotik

hamartoma vaskular.

Telangiektasis

nevus flameus

angiokeratoma

spider angioma

Klasifikasi

ETIOLOGI Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum

diketahui Meskipun growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di

perkirakan menjadi penyebab proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang menimbulkan defek pada hemangiogenesis masih belum jelas

EPIDEMIOLOGI Prevalensi hemangioma infantil ± 1- 3% pada neonatus dan ±

10% pada bayi sampai dengan umur 1 tahun Lokasi tersering yaitu pada kepala dan leher (60%) faktor resiko yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan

berat badan lahir di bawah 1500 gram Rasio kejadian perempuan dibanding laki-laki 3:1 Hemangioma infantil lebih sering terjadi di ras kaukasia daripada

ras di Afrika maupun Amerika

Gambaran Klinis

Hemangioma kapilare: Strawberry nevus

Merah menyala,tegan

g, lobular, berbatas tegas.

Superfisial berwarna merah terang, subkutan berwarna kebiru-

biruan

Hemangioama kavernosa

Tidak berbatas tegas, berupa macula

eritematosa atau nodus merah sampai

ungu

Berupa tonjolan, bila ditekan mengempis dan

pucat lalu cepat menggembung

lagi,berwarna merah keunguan.

Jarang tjd involusi spontan , kadang

bersifat permanen.

Hemangioma Campuran

Lesi berupa tumor lunak

Berwarna merah kebiruan, terdapat gambaran keratotik

& verukosa

Ditemukan diekstremitas inferior dan unilateral

Terapi konservatif

Terapi aktif

Terapi kompresi

Terapi Kortikoster

oid

Terapi pembedaha

n

Terapi radiasi

Terapi sklerotik

Terapi Laser

Kemoterapi

Penatalaksanaan

KOMPLIKASI

Morbiditas hemangioma mata sangat bergantung dari seberapa besar ukurannya mengisi rongga mata

Komplikasi yang paling sering dari hemangioma adalah ambliopia deprivasi pada mata yang terkena jika lesi cukup besar untuk menghalangi aksis visual

Komplikasi lain yang paling sering terjadi adalah perdarahan, penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh

Adalah penyakit infeksi virus pada epidermis yang sering mengenai kelopak mata

Pada anak – anak, penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan pada orang dewasa umumnya menular melalui hubungan seksual

MOLLUSKUM CONTAGIOSUM

• sering terlihat pada anak dibawah usia 15 tahun

• 80 % kasus dilaporkan bahwa anak – anak yang terkena pada usia 1 – 4 tahun yang paling parah keadaannya

EPIDEMIOLOGI

• Pox virus• Masa inkubasi dari virus

ini adalah sekitar 2 mingguETIOLOGI

Berupa lesi satu atau lebih yg

terpisah

Lesi berupa papul berukuran 1-5 mm

Setiap lesi memiliki

umblisasi/lekukan ditengahnya

Didalam lesi biasanya muncul detritus atau

badan moluskum.

Manifestasi klinik

Penatalaksanaan

Krioterapi hiperfokal dg anastesi local

lebih aman utk moluscum

kontagiosum palpebra

multiple pd pasien AIDS

Insisi dan kuretase dari

bagian tengah lesi

NEVUS

Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi pada kebanyakan orang

Nevus berasal dari melanosit, yaitu sel yang memproduksi pigmen

Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol – benjol tergantung pada jumlah keratin yang dikandungnya

Junctional

nevus

• biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna coklat yang seragam• terletak pada perbatasan antara epidermis dan dermis

Intradermal

nevus

• Nevus ini biasanya berwarna coklat hingga hitam• umumnya meninggi di atas kulit ,• sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu mata

Compound

nevus

• nevus yang berasal dari gabungan dari komponen jaringan pembatas antara epidermis dan dermis 

Nevus biru

• berwarna biru, abu–abu hingga hitam• biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang berbatas tegas

nevus of Ota

• jenis dari nevus biru dari kulit di sekitar bola mata

KLASIFIKASI

PENATALAKSANAAN

Biopsi

Biopsi Insisi

Biopsi Eksis

Tidak sensitif terhadap radioterapi

Kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di permukaan anterior papelbra

XANTHELASMA

EPIDEMIOLOGI

Xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita

dengan persenan 32% dan 17,4% pada laki-laki

Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15-73 tahun

dengan puncak pada decade 4-5

Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-

anak dan remaja

plak irregular, berisi deposit

lemak

warna kekuningan, sering kali

disekitar mata

Berbatas tegas, Ukuran

antara2 – 30 mm

Kadang simetris dan cenderung

bersifat permanen

biasanya terdapat di sisi medial kelopak

mata atas

Manifestasi Klinik

PENATALAKSANAAN

Eksisi Bedah 

Kauterisasi kimia

Elektrodesikasi dan cryoterapi

laser karbondioksida

dan argon

PROGNOSIS

Terjadi kekambuhan

pada 40% pasien pasca bedah

eksis

Kegagalan ini terjadi pada

tahun pertama dengan

persentase 26% dan lebih sering

terjadi pada pasien dengan

sindrom hiperlipidemia

KARSINOMA SEL BASAL

DEFINISI

• ASAL: LAPISAN BASAL EPITEL KULIT• BENJOLAN YANG TRANSPARAN• PINGGIR SEPERTI MUTIARA• BAGIAN SENTRAL BENJOLAN

MENCEKUNG DAN HALUS (SEAKAN MENYEMBUH)

• ULKUS RODIENS

EPIDEMIOLOGI

• 90-95% TUMOR GANAS PALPEBRA PALING BANYAK

• 50-60% PALPEBRA INFERIOR• 25-30% KANTUS MEDIA

CORAK KULIT PUTIH, MATA BIRU, RAMBUT PIRANG

USIA PERTENGAHAN DAN USIA TUA

TERPAPAR MATAHARI DALAM JANGKA WAKTU LAMA

RIWAYAT MEROKOK CERUTU

DENGAN RIWAYAT KARSINOMA SEL BASAL SEBELUMNYA

RIWAYAT KELUARGA DENGAN BASAL CELL NEVUS SYNDROME

RIWAYAT KELUARGA DENGAN XERODERMA PIGMENTOSUM

FAKT

OR

RESI

KO

GEJALA KLINISDI DAERAH BERAMBUT

BERSIFAT INVASIF DAN LOKAL DESTRUKTIF

JARANG BERMETASTASIS ANGKA KEMATIAN 2-3%

ULSERASI DAPAT TERJADI

CENDERUNG RESIDIF BILA PENGOBATAN TIDAK ADEKUAT

RADIOSENSITIF

KLASIFIKASI1. TIPE NODULAR• MANIFESTASI KLINIS TERBANYAK• KONSISTENSI: KERAS• BATAS: TEGAS• NODUL SEPERTI MUTIARA• DISERTAI DENGAN TELANGIECTASIA DAN SENTRAL ULKUS

2. TIPE MORPHEA• PALING SEDIKIT DITEMUKAN• LEBIH AGRESIF• KONSISTENSI: KERAS• BATAS: TIDAK TEGAS• SERING DISERTAI DENGAN MADAROSIS

3. TIPE ULSERATIVE

4. TIPE MULTISENTRIK• DIAWALI DENGAN BLEFARITIS KRONIS• LESI UKURAN PLAKAT DENGAN ERITEM, SKUMASI HALUS, PINGGIR KERAS DAN MENINGGI

KARSINOMA SEL BASAL

TATALAKSANA

Biopsi insisi

• Konfirmasi diagnosis

Bedah

• Eksisi potongan beku / Frozen Section

• Micrografi Mohs

• Eksisi tanpa potongan beku

Non Bedah

• Radioterapi• Kemoterapi• Interferon

KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Defenisi

• Tumor ganas intra epitelial di daerah limbus dan margo palpebra / pada peralihan epitel

Epidemiologi

• Frekuensi 9,2 % tumor ganas palpebra• Pria > wanita, meningkat pada usia lanjut

Etiologi

• Belum di ketahui• Diduga paparan zat aktif, iritasi, terapi radiasi, virus

papiloma humanum

PATOFISIOLOGI

• Gambaran patologi belum jelas, sel atipik

Pralesi displasia

• Displasia berat

Ca. In situ• Menembus

membran basalis

Invasif

DIAGNOSIS• Anamnesis : riwayat trauma, paparan zat

aktif / radiasi, riwayat tumor sebelumnya• Pemeriksaan fisik : tumbuh lambat tanpa

rasa sakit, berawal dari nodul sampai ber-ulkus

• Pemeriksaan laboratorium

Diagnosis

• Bedah : eksisi tumor• Radikal eksenterasi dengan atau tanpa

kombinasi radiasi Tatalaksana

• Rekurensi : 20-40%Prognosis

SKUAMOS SEl KARSINOMA

KARSINOMA KELENJAR SEBASEA

Epide

miologi

• Frekuensi 3,2 % tumor ganas dan 0,8% dari tumor ganas palpebra

• Wanita > pria, meningkat pada usia lanjut

Gejala

dan tanda

• Spektrum luas berbentuk nodul kecil, keras seperti khalazion

• Predileksi pada palpebra Superior, massa berwarna kuning berisi lemak, dapat berpapil-papil

Tatalaksana

• Diagnosis pasti : Biopsi• Dilakukan eksisi dan eksentrasi jika tedapat keterlibatan

difus kedua bola mata atas dan bawah

KARSINOMA SEBASEA

MELANOMA MALIGNA PALPEBRA• 1 % dari tumor ganas palpebra• Angka kematian paling tinggiEpidemiologi

• Riwayat melanoma pada keluarga atau pasien dengan nevus displastik

• Xeroderma pigmentosumFaktor resiko

• Pigmentasi variabel : lesi dengan tingkat warna coklat, merah, putih, biru, hitam gelap

• Batas tidak tegas, ulserasi dan perdarahanDiagnosis

• Eksisi bedahTatalaksana

• Tergantung ketebalan tumor• 0,75 – 1,5 mm : 100 % bertahan hidup > 5 tahun• > 1,5mm : ketahanan hidup 5 tahun : 50-60%

Prognosis

MELANOMA

SARKOMA PALPEBRA(SARKOMA KAPOSI)

EPIDEMIOLOGI

• 24 % dijumpai pada penderita AIDS• Sarkoma Kaposi endemik di Afrika Tengah,

terutama mempengaruhi laki-laki muda dengan lesi kulit yang agresif dan viseral

20% dari jenis sarkoma dapat mengenai mata palpebra atas/bawah menyerupai hordeolum atau hemangioma dan

pada konjuntiva forniks, dan bulbi bagian inferior (menyerupai perdarahan subkonjuntiva granuloma atau hemangioma). Tumor ini bersifat agresif, multifokal dan

sering kambuh.

ETIOLOGI

Human herpesvirus 8

(HHV-8)

Laki- laki homo seksual risiko

tinggi

Pasien pasca transplantasi

organ dan menggunakan

agen imunosupresif

Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi beberapa faktor terlibat yang ditemui

DIAGNOSIS

• Demografi• Status kekebalan• Lesi kulit Sebelumnya• Pengobatan sebelumnya• Riwayat infeksi oportunistik• Penggunaan obat saat ini

ANAMNESIS

• Fotofobia• Mata merah atau perdarahan

berulang• Iritasi dan sensasi benda asing• Epiphora• Mata Kering• Keluarnya mukopurulen• Kelopak mata keras atau bengkak• Ketidakmampuan untuk menutup

mata• Penglihatan kabur

GEJALA

• Pemeriksaan lengkap pada mata

• Lesi yang merah keunguan hingga merah terang

• Lesi ditemukan di palpebra dan konjugtiva

• Disertai pendarahan konjugtiva

PEMERIKSAAN FISIK

• HIV enzyme-linked immunosorbent assay

• HIV Western blot

• BIOPSI

PEMERIKSAAN LAB

PENATALAKSANAANPengobatan tidak spesifik paliatif

Radioterapi

Kemoterapi

Eksisi Lokal

Interferon

KOMPLIKASI

Hilang Penglihata

n

Disfungsi Kelopak

Pendarahan

Konjugtiva berulang

Infeksi

SARKOMA KAPOSI

PENUTUPTumor menyebar mulai dari lapisan epidermis, ke dermis bahkan ke struktur

adneksa kelopak mata

• Karsinoma sel basal 90 – 95 % dari seluruh tumor ganas di kelopak mata.• Karsinoma sel skuamosa 9,2 % dari seluruh keganasan pada kelopak mata.• Karsinoma sel sebasea 3,2% diantara tumor ganas dan 0,8% dari seluruh

tumor palpebra. • Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang paling jarang tetapi

paling ganas dan banyak menimbulkan kematian

Penatalaksanaan tumor ganas dilakukan secara pembedahan