Post on 05-Jun-2019
1
Triwulan I / Edisi 3 / April 2018
BORZAGA.com Buletin Seminari Menengah OMI Yuniorat Beato Mario Borzaga
Kompleks Kapel St. Eugenius de Mazenod,
Jl. Kendeng 310, Rt.04/RW.15 Sidanegara, Cilacap Tengah
55223 –Jawa Tengah , email : yunioratomi@gmail.com – 0281-
5561556
MENJADI OBLAT :
DIPANGGIL MENJADI SOLIDER
Follow us at Yuniorat Omi Mario Borzaga
2
Daftar isi
Dari Ruang Kerja Direktur 3
Socius Menyapa 5
Yuniores menyapa 7
Refleksi Yuniores 11
Refleksi Pastoral Yuniores 13
Refleksi Hidup Studi Yuniores 19
Hidup doa Yuniores 21
Rekoleksi Yuniorat 25
Yuniores Sehat 28
Selamat membaca…….
Tim Borzaga.com
3
Dari Ruang Kerja Direktur (Rm. Bernardus Agus Rukmono OMI)
“Menjadi Komunitas yang solider” merupakan
tema Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan
Purwokerto 2018. Selama 40 har di masa
prapaskahi, umat diajak untuk merenungkan tema
ini. Tema ini merupakan pengerucutan dari tema
APP nasional, yaitu: “ Membangun Solidaritas
Sosial demi Keutuhan Ciptaan”. Yang dimaksud
dengan kata “Solider” dalam tema APP Keuskupan
Purwokerto adalah suatu sikap yang
memperlihatkan perasaan bersatu (senasib); rasa
setia kawan. Rasa setiakawan itu dapat mewujud dalam bentuk,misalnya: hadir
dan menemani, mendampingi, memberi perhatian, meneguhkan, mendukung,
serta memberi bantuan.
Tema Menjadi Komunitas yang solider dijabarkan dalam empat pertemuan.
Dalam pertemuan pertama, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita dapat
bersolider dengan mereka yang mempertanyakan kasih Allah. Ternyata masih
banyak orang yang mempertanyakan kasih Allah karena berbagai persoalan
yang dihadapi. Orang menjadi ragu akan Allah yang mahakasih. Di pertemuan
kedua, kita diajak untuk bersolider dengan orang-orang yang belum memiliki
masa depan yang jelas. Untuk pertemuan ketiga, kita diajak bersikap solider
dengan orang-orang yang dengan tulus mencari kehendak Allah. Pertemuan ke-
empat yang merupakan pertemuan terakhir , kita diajak mengembangkan sikap
solider dengan orang-orang yang berani setia meskipun mendapat penolakan,
diremehkan, dan dicemooh. Diharapkan bahwa empat permenungan yang
disajikan dalam empat pertemuan membuat komunitas keluarga, lingkungan,
stasi, paroki, maupun masyarakat menjadi komunitas yang solider.
Setiap minggu selalu diadakan pendalaman iman di Kelompok Basis Gerejawi
atau di lingkungan. Pada umumnya semua lingkungan di Paroki Santo Stefanus
Cilacap mengadakan renungan APP. Tidak ketinggalan bahwa para yuniores
ikut terlibat dalam renungan APP ini. Para yuniores mengikuti renungan APP
baik di lingkungan maupun APP yang diselenggarakan oleh kelompok Orang
Muda Katolik (OMK).
4
Sebenarnya berbicara tentang solidaritas ini, kita bisa mengambil contoh dari
Allah Bapa sendiri. Allah begitu perihatin dengan manusia yang menjadi budak
dosa. Allah ingin menyelamatkan manusia supaya terbebas dari perbudakan
dosa. diutusNya para nabi dan karena selalu gagal maka diutusNYa Yesus
Kristus, Putera tunggalNya. Dengan kematian Yesus Kristus di salib , kita
diajak untuk melihat bahwa Allah Bapa tidaklah “main-main” dalam upayaNya
untuk menyelamatkan umat manusia. Allah Bapa menyerahkan Yesus
PuteraNya yang darahNya menjadi tebusan untuk membebaskan manusia dari
perbudakan dosa. Tidak cukup dengan hal itu, Allah membangkitkan Kristus.
Allah mau menegaskan bahwa Kristus tidak mati tetapi masih hidup sampai saat
ini dan tetap terus berjuang menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.
Borzaga.com edisi 2018 mecoba menampilkan buah-buah refleksi dan
permenungan tentang solidaritas ini. Tema yang diangkat adalah “Menjadi
Oblat- dipanggil menjadi solider”. Semoga permenungan ini dapat meneguhkan
kami sendiri tetapi juga membantu menginspirasi saudara ataupun saudari yang
membaca bulletin ini.
5
SOCIUS menyapa
Panggilan Oblat Adalah Solider Dalam Berbagai Kesulitan (Bro. Tarchizius Edtwin Sulispriyanto OMI)
Menyikapi kharisma OMI di masa formasi dan
perkembangan lanjutan dalam menjawab panggilan,
kharisma oblat terlihat cukup dikenali dalam
fenomena sehari-hari. Kharisma dihadirkan lewat
tradisi, roh dalam berkarya, Roh dalam sejarah
kongregasi Oblat (Pendiri dan perjalanan misi).
Setiap formandi OMI wajib perhatikan, pupuk dan
dalami adalah makna dan tradisi keoblatanya, yakni
mengikuti Yesus Kristus lewat tradisi doa dan liturgi, ikut mendampingi oblat
di tempat karya atau berdampingan dengan gereja local, baik secara pribadi atau
komunitas. Tradisi keoblatan memanggil setiap pengikutNya tinggal bersama
keprihatinan umat dan membuahkan bersama Roh berupa hasil pasti kabar
gembira, yakni kemuliaan Allah, kebaikan Gereja, dan keselamatan jiwa-jiwa.
Sedangkan, yang ditimba dari keprihatinan umat adalah rahmat manusiawi,
kristiani dan suci. Wujudnya dari misi ialah menyampaikan kabar gembira
kepada orang miskin dalam lingkup masyarakat yang tak terlayani. Para
formandi harus belajar dari keluhuran nilai masyarakat local dan pola oblat
memetakan masalah dan menghadapi keprihatinan itu.
Tema APP tahun 2018 : Menjadi Komunitas yang Solider merupakan
bahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini
merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya
sebagai sahabat para pendosa dan pembawa Kabar Gembira. Solider berarti
kepekaan hati untuk berbelas kasih kepada sesama. Karena para formandi adalah
bagian dari OMK, maka solidaritas sebagai
Orang Muda Katolik (OMK) mengalir dari
relasi yang akrab dengan Sang Sumber
Belas Kasih, yakni Yesus Kristus, sahabat
perjalanan kita di antara kesulitan dan
kegelapan.
Masa Prapaskah adalah masa
pertobatan, pembalikan dari dosa menuju
tobat dan menghasilkan buah kebaikan. KPA Marianus (calon Bruder OMI) dan Guindo
(KPP) melayani ibadat sabda untuk umat
Karangsalam
6
Begitu pula para Yuniores OMI, para formandi dan pengikut Kristus diberikan
kemampuan khusus melihat keprihatinan sebagai ilmu, saluran rahmat Allah
dan sekolah iman. Hanya dengan keprihatinan, setiap orang ditanntang menjadi
jujur, menjadi diri sendiri. Artinya, seorang pengikut Kristus harus berciri :
mengingkari diri, partisipatif dan terus mencintai yang Yesus Kristus lakukan
yakni belaskasih, kebenaran dan pengampunan. Masa Prapaska bukan berarti
mencari kesalahan orang, bahkan memperjuangkan sakit hati. Namun, masa
prapaska adalah masa melatih mengakui bahwa Allah itu menawarkan
kemampuan baru di balik keprihatinan yang nampak bagi dunia sebagai
ketiadaan Allah yang berbelaskasih.
Dalam formasi para yuniores, para oblat memperkenalkan keprihatinan
di stasi-stasi yang sulit. Mereka diuji oleh hati nurani mereka apakah sungguh
mau menjadi oblat. Indikator seorang calon oblat adalah hati yang solider.
Seorang pengikut Kristus dan anak-anak yang lahir dari St. Eugenius de
Mazenod adalah para pribadi yang tahu menempatkan diri di hadapan Allah.
Inilah kunci dari kerendahan hati. Dengan menjadi rendah hati, Allah
menggerakkan dirinya pada kemampuan belajar ketetapan hokum Allah dan
menerapkannya demi keselamatan jiwa-jiwa. Apa itu keselamatan jiwa-jiwa?
Keselamatan jiwa-jiwa itu ialah kemanusiaan, pengenalan akan Allah dan
perubahan yang menyertai relasi yang terjadi antara Allah, manusia dan ciptaan.
Panggilan menjadi solider adalah
memupuk diri menjadi bagian dari orang lain.
Dengan menjadi bagian orang lain, kemampuan
mencintai meningkatkan pilar-pilar keoblatan,
yakni pilar kepribadian, intelektual, hidup
berkomunitas, pastoral dan hidup doa. Ketika para
yuniores dan oblat tinggal bersama dalam lingkup
para siswa/siswi SMK di Kawunganten, proses
kesulitan mencari pekerjaan menjadi berkurang
karena pembelajaran bersama aplikasi googleplay
bagi usaha tani yang lebih meningkatkan kehidupan agraris mereka. Contoh
sederhana ini merupakah salah satu keprihatinan para petani. Produk pertanian
selalu dinilai sangat minim dibagian mereka, padahal mereka adalah para
produsen pangan. Dengan menggunakan aplikasi smartphone, siswa/siwi SMK
diperkenalkan kemampuan baru untuk mengembangkan daerah mereka,
pengolahan pertanian dan marketing mereka.
Aplikasi Rego Pantes.apk
7
Yuniores menyapa
Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK - ADHD) Oleh :Amos Rizaldi
Anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan
pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Pengalaman yang saya jumpai dalam perjumpaan
dengan mereka di TK dan SD Maria Imakulata,
Cilaap adalah pengenalan pertama saya tentang
siapa saja anak-anak ABK (Anak berkebutuhan
khusus ) ini. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna
daksa, gangguan perilaku hiperaktif (ADHD),
slow learners, anak kurang berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar
biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan
hambatan yang dimilki, ABK memerlukan
bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan
timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa
tubuh).
Dalam pengamatan beberapa minggu, saya menemukan beberapa
kecenderungan mereka. Dengan kemampuan mereka yang sangat terbatas
terutama dalam memahami pelajaran-pelajaran membuat anak anak ini
cenderung minder terhadap lingkungan. Keminderan ini muncul dari rasa
bersalah yang dirasakannya. Semua ini muncul karena orang - orang yang
berada di sekitar ABK ini tidak peka terhadap keterbatasan yang di miliki anak-
anak berkebutuhan khusus ini. Kebanyakan orang menganggap bahwa anak-
anak itu merupakan penghambat dalam berbagai hal. Contohnya adalah seperti
yang terjadi pada seorang anak SD yang berkebutuhan khusus, ia di singkirkan
dalam kelompok belajarnya karena ia tidak dapat memberi kontribusi apa pun
terhadap kelompoknya itu.
Kemampuan belajar yang buruk ini juga terkadang membuat mereka
harus pindah sekolah berkali-kali sampai mendaptkan sekolah yang mau
8
menerima mereka apa adanya.
Kecendrungan orang tua menyekolahkan
mereka di sekolah khusus SLB,
sebenarnya membuat mereka tersingkir
dari lingkungan dan aktifitas sosial. Hal
ini membuat mereka asing terhadap
linkungan dan segala yang terjadi di
dalamnya, sehingga teman-teman ABK
ini perlu beradaptasi kembali terhadap
linkungan sekitarnya. Hal ini tentu saja
tidak mudah mengingat kemampuan
mereka yang sangat terbatas
Maka dalam refleksi yang saya
lakukan selama menjalankan pastoral bersama ABK, saya disadarkan bahwa
saya mestinya bersyukur bahwa saya di lahirkan di dunia ini dengan segala
keunggulan yang saya miliki. Selanjutnya, dalam refleksi yang lebih dalam
,saya menemukan bahwa sesungguhnya keunggulan yang kita punya adalah
bukan untuk diri dan kebanggaan kita semata-mata, melainkan untuk menutupi
dan melindungi sesama terlebih bagi saudara/i ini yang terlahir kurang sempurna
sehingga mereka merasakan kebahagian melalui perhatian kasih yang tulus dari
sesamanya.
Dalam hal ini juga saya merasakan bahwa seharusnya saya bersyukur
atas segala yang ada dalam diri saya, sebab ada begitu banyak “ keunggulan”
yang saya miliki dan dapat dipakai untuk kebahagian sesama. Saya menemukan
kenapa orang merasakan ketidakbahagiaan dalam hidupnya karena ia merasa
semua yang di miliki masih kurang dan tidak sesuai dengan harapan dan
keinginan diri. Maka banyak orang merasa tidak dicintai oleh Tuhan dan merasa
tidak ikut diselamatkan. Semua ini muncul karena ketidakmampuanya untuk
bersyukurnya dalam hal terkecil sekali pun, seperti masih di izinkannya kita
hidup di dunia sebagai kesempatan memperbaharui dan bertobat.
Mari melalui mereka yang terlahir dalam keterbatasan, kita mampu
mensyukuri segala yang kita miliki. Sebab kita dilahirkan bukan tanpa alasan,
kita dilahirkan untuk menjadi manusia dan merasakan betapa besar kasih Allah
terhadap kita, maka tidak ada alasan bagi kita tidak mengasihi sesama kita siapa
pun itu. Menjadi manusia yang mengenal Allah dan kasihnya merupakan tujuan
kita yang utama. Jadikan kasih dan kebijaksanaan pedoman hidup kita, Allah
ada didalamnya
9
Pelayanan anak berkebutuhan khusus (slow learner) Oleh : Marianus Oktavianus
Ketika saya di berikan
kesempatan untuk membantu ABK,
hati ini mulai berbicara dan pikiran ini
mengingat kembali akan masa lalu.
Mengingat bahwa dulu sempat
diasingkan oleh teman-teman karena
memiliki cacat pada bagian kaki.
Dalam perjalanan hidup, saya tidak
menerima apa yang terjadi selama 22
tahun. Akan tetapi Tuhan membuka
mata hati saya dan meneguhkan saya
bahwa saya sama dengan yang lain.
kondisi apapun yang saya miliki,
itulah pemberian dan cinta Tuhan atas
diriku melalui Orang tua. Tuhan mempunyai banyak cara agar saya bisa
melewati rintangan dan Ia tak pernah berhenti membantu saya setiap saat
melalui orang-orang terdekat. Dengan menanggapi hal ini saya sangat
bersemanagat untuk membantu mereka yang mengalami kekurangan dalam
hidup. Inilah waktunya bagi saya untuk memberikan pelayannan yang terbaik
kepada Tuhan melalui adik-adik berkebutuhan khusus.
Pada hari pertama mengobservsi ABK saya sangat bahagia bisa melihat,
berelasi, mengajar bahkan memeluk
mereka secara langsung. Saya
sangat bersyukur kepada pihak
sekolah yang telah melibatkan saya
dalam mendididk, menerapi ABK.
Ini adalah sebuah tugas yang sangat
mulia karena di samping saya
mengajar di situ juga saya melatih
kecerdasan emosional. Karena
melatih kecerdasan emosional
merupakan hal yang sangat penting
bagi kehidupanku sehari-hari,
terutama dalam menanggapi
panggilan menjadi seorang Oblat.
10
ABK dilahirkan dengan cara
yang sama seperti saya. Mereka
makan dan minum sama seperti
saya. Mereka tinggal juga dirumah
dan memiliki orang tua yang sangat
menyayangi mereka. Merekapun
berhak untuk mendapatkan
pendidikan yang sama dengan anak-
anak lainnya. Semoga dengan
bantuan yang dapat saya berikan ini,
saya dapat memberikan kemajauan
kepada adik-adik berkebutuhan
khusus. Semoga mereka dari hari ke
hari semakin mampu meningakatkan
talenta yang bisa mengembangkan
hidupnya dan juga memberikan dampak positif bagi semua orang serta
membawa kebahagian tersendiri bagi oarng tua dan orang-orang yang berperan
dalam mendidik mereka.
.Slow learner adalah anak dengan kemapuan belajar yang tidak sama
dengan anak pada umumnya “ lamban dalam menangkap pelajaran”. Anak anak
dengan kendala tersebut berhak mendapatkan perhatian yang khusus terutama
dalam bimbingan belajar. Melalui observasi yang saya lakukan di SD dan TK
Maria Imaculata saya sekarang memahami apa yang mereka perlukan dalam
menjalani hidupnya yaitu merasa di terima dan di cintai terutama oleh orang-
orang di sekitar kehidupannya. Sikap hangat yang kita tunjukan kepada mereka
adalah satu-satunya yang mereka butuhkan.
11
Refleksi Yuniores
Konser Rohani : Banyak Tuaian Sedikit Pekerja” Oleh : Louis Damarjati (KPP I)
“Banyak Tuaian
Sedikit Pekerja”
merupakan tema
konser rohani yang
diadakan pada tanggal
2 Februari 2018 di
Purwokerto, tepatnya
berlokasi di Java
Heritage Hotel. Konser
Rohani ini bertujuan
untuk menggalang dana
Pembangunan Gedung
Yuniorat OMI baru
yang terletak di Jl.Kendeng no. 301 Sidanegara, Cilacap. Kami para Yuniores
mendapatkan kesempatan untuk menampilkan satu penampilan. Kami
memutuskan untuk Menyanyikan lagu “Panggilan Tuhan” . selama satu bulan
kami mempersiapkan diri.
Pak Basuki, selaku pelatih Koor Yuniorat membantu kami dalam menyanyikan
lagu Panggilan Tuhan. Karena persiapan kami hanya satu bulan kami mencoba
untuk taat dan rendah hati pada Pak Basuki, agar semuanya berjalan dengan
lancar dan dapat memberikan yang terbaik.
Pada hari “H” , 2 Februari 2018 jam 1 siang, kami melakukan check sound.
Kami berangkat jam 10 pagi dari Yuniorat dengan mobil jemputan yang
disediakan oleh Panitia Konser Rohani dari Purwokerto. Kami tiba di
Purwokerto sekitar jam 12 siang. Saat kami masuk Gedung, kami sempat
bertemu dengan Harvey Maliholo dan mengajak foto bersama.
Sekitar jam 1 siang kami memulai untuk Check Sound. Satu masalah saat Check
Sound yaitu suara kami kurang keras dan tidak sampai satu gedung mendengar
suara kami tapi hanya setengah dari gedung besar itu. Kami diminta untuk
bersuara lebih keras lagi. Disitulah kami dituntut untuk taat dan rendah hati.
12
Kami perlu lebih semangat
dan lebih gembira. Berkali-
kali mencoba hingga kami
berhasil. Akhirnya suara
kami dapat memenuhi satu
gedung itu. Memang sikap
taat dan rendah hati
sangatlah diperlukan.
Setelah itu, kami beristirahat
dan sekaligus mandi.
Untungnya teman kami,
salah satu Yuniores, yaitu
Bimo mempunyai tempat tinggal di Purwokerto dan tempatnya tidak terlalu jauh
dari Java Heritage sehingga kami dapat beristirahat dan mandi di sana.
Setelah beristirahat, sekitar jam 4 sore kami kembali menuju Java Heritage.
Kami mendapat penampilan pertama yaitu sekitar jam 5 sore. Setengah jam
sebelum kami tampil, kami merasa panas dingin, ada yang gugup, rasanya
campur aduk di dalam diri. Kami diminta untuk taat dan rendah hati pada diri
sendiri. Pembimbing kami mengajarkan kami untuk tarik nafas dalam-dalam
lalu menghembuskan pelan-pelan sehingga kami merasa tenang. Saat kami
diminta untuk mulai, kami dengan tenang naik ke atas panggung dan di hadapan
kami sangatlah banyak mata penonton yang melihat kami. Dengan penuh
percarya diri kami lambungkan lagu kami.
“Kala Kudengar Panggilan Tuhan, Kupersembahkan Seluruh Hidupku”
sebagai bentuk ketaatan kami, sikap Rendah hati serta seluruh Pelayanan kami
kepada Yesus. Kelegaan muncul dalam diri kami setelah penampilan kami
berakhir.
Sikap taat dan rendah hati sangatlah dibutuhkan bagi semua orang, Kalau tidak
ada sikap Taat dan Rendah Hati, pastilah hanya sikap yang egois dan tinggi hati
yang merajai setiap orang. Kalau sikap ini yang mendominasi pastilah kami
akan gagal dalam melayani.
13
Refleksi Pastoral Yuniores
Pastoral Kawunganten
Bukan Aku, tapi Mereka
( oleh : Ferdinandus Fernando Ado)
“Aku adalah Egois,” ucap sociusku
terdahulu, Br. Aan OMI di sebuah moment
pembelajaranku bersamanya. Ini memang hal
yang sangat sederhana, namun menjadi
teramat mendalam ketika aku mengambil
langkah untuk mencoba merefleksikannya.
Dalam menjalani masa-masa pastoral di Stasi
Kawunganten dan beberapa sub stasi di
sekitarnya, kata-kata sederhana ini nyatanya
menjadi sangat ampuh ketika harus berada
bersama umat.
Berbagai latar belakang umat yang aku layani membuatku makin kaya akan
pengalaman. Perjumpaanku dengan umat membuatku sadar, bagaimana
mungkin aku harus menganggap diri mereka berharga dan berarti untukku.
Pembicaraan mengenai keluarga, pekerjaan, kondisi lingkungan, kehidupan di
tengah keberagaman, maupun masalah sosial-ekonomi yang terjadi menjadikan
umat yang kulayani sangatlah terbuka untuk membicarakan apapun bersamaku.
Tak jarang juga umat bertanya padaku mengenai kerinduan mereka akan hal-hal
yang menyangkut iman Kristiani. Keterbukaan mereka padaku membuatku
semakin sadar diri, bahwa menjawab kebutuhan umat yang mendesak menjadi
prioritas dalam menjalani pastoral. Bukan dengan kepandaian yang dimiliki,
namun kedekatan dengan umat yang dilayani menjadikan hubungan antara umat
denganku sebagai seorang religius (seminaris) menjadi semakin cair.
Selanjutnya, aku cenderung menghindari ketika umat mulai mengalir dan
terbawa untuk membahas mengenai diriku. Memang tak mampu dipungkiri
bahwa banyak umat di tempat karyaku sangat merindukan kehadiran seorang
religius di tengah mereka. Namun sekali lagi, jangan sampai pembicaraanku
dengan umat yang kujumpai lebih kepada membahas mengenai siapa aku. Aku
berusaha sebagaimana mungkin berbicara tentang diri mereka, maka aku yakin
bahwa aku telah menyentuh mereka dengan cara yang benar dan bekerja sesuai
kodrat manusia. Contoh sederhana saja, “Bagaiamana kabar anak bapak di tanah
rantau?” ; “Apa itu foto keluarga bapak, siapa sajakah itu?” ; “Wah.. rumah ibu
14
mengingatkanku akan rumahku.” Aku belajar untuk mengorbankan kepuasan
yang kumiliki bila umat membicarakan mengenai diriku. Sebagaimana mungkin
aku berusaha agar umat terkesan padaku dengan menjadi seorang pendengar
yang baik dan cermat.
Sifat dasar manusia yang kusadari adalah ingin agar dirinya diakui. Dengan
cara ini, sisi positifnya adalah menjadikan pribadi mereka teramat penting
bagiku. Cara pastoralku yang seperti ini mengingatkanku persis seperti yang
dikatakan oleh Les Giblin dalam bukunya yang berjudul Skill With People,
“semakin Anda membuat orang itu merasa penting, semakin besar tanggapan
mereka pada Anda.”
Sungguh sangat berkesan ketika aku menjalani pastoral yang menjadi
saranaku untuk mengasah diri. Pembinaanku akan diriku sendiri harus
kulakukan dengan penuh totalitas, agar aku juga dapat menjadi pribadi yang
mampu membina orang lain. Terimakasih kuucapkan kepada seluruh umat Stasi
Kawunganten. Kalian membuatku makin menjadi pribadi yang kaya.
Pastoral Karangkandri
SSS : Susu Simbol Solidaritas
(Oleh :Srilus Alfon – KPP II)
Ketika mendengar bahwa angkatan kelas II dan KPA akan menjalankan
pastoral, pada awalnya saya sangat gembira karena bisa menjalankan pastoral.
Di masing-masing stasi diutus dua orang yuniores, dan kebetulan saya
mendapatkan teman yang bisa dibilang menyebalkan, dan juga menyenangkan.
Dalam minggu pertama bertugas di stasi Karangkandri, pada awalnya saya
merasa ketakutan karena belum terlalu paham menjalankan pastoral. Sering kali
saya hanya mengandalkan teman saya Indra karena saya merasa malu dan
kurang komunkasi.
Ketika bertugas, saya bersama Indra ditempatkan dirumah sebuah keluarga
yang sangat jauh dari gereja dan harus menempuh perjalanan dengan
menggunakan transportasi bus. Pada saat itu saya sangat lelah sekali karena
berangkat dari Yuniorat ke stasi harus menggunakan sepeda dan melanjutkan
kerumah umat menggunakan bus. Itu semua tidak mematahkan semangat saya
bersama indra untuk berpastoral, dan kami menganggap bahwa hal ini
merupakan tantangan pertama.
Setelah saya bersama Indra tinggal dirumah yang dekat dengan gereja,
dengan mudah kami datang lebih awal ke gereja. Satu hal yang sangat baik dari
15
keluarga tempat kami dua tinggal adalah bahwa mereka selalu siap untuk
menyambut kedatangan kami meskipun mereka pulang kerja sore. Setiap kali
datang selalu disiapkan susu untuk kami dan hampir setiap kali berpastoral
keluarga itu berbuat demikian kepada saya dan Indra.
Selama menjalankan pastoral banyak tantangan maupun susah senang yang
dihadapi. Ada pula umat yang terkadang memberikan pertanyaan yang sulit
untuk saya jawab. Hal itu merupakan salah satu ketakutan saya bagaimana saya
harus menghadapi semua itu. Selama berpastoral saya sering aktif dalam
kegiatan anak-anak seperti mengajar PIA,misdinar,kegiatan perlombaan,dll.
Terkadang jika saya bersama anak-anak, mereka selalu berkata kepada saya
seperti ini “kak Rio jangan marah karena kami nakal yahh” pertanyaan itu sering
sekali saya dengar dari mereka, anak-anak menganggap saya seperti teman
sebaya karena tahu dari sikap saya yang selalu mengalah dari mereka.
Setelah menjalankan
pastoral banyak hal
yang bisa dipelajari dari
umat stasi, yaitu
bagaimana saling
berbagi solider kepeda
sesama itu. Dari
pengalaman seperti
inilah saya sering
dikuatkan dalam
panggilan, dari sekian
banyaknya dukungan
umat yang membuat
saya bangga bisa
malyani dan bersolider
dengan baik. Saya merasa menjadi seorang Oblat yang benar-benar bisa
melayani secara langsung .Pada masa kecil, saya sering dijuluki “ ekor” oleh
umat karena hampir setiap minggu saya selalu mengikuti ayah saya yang
seorang katekis atau guru agama menuju ke tempat pelayanan di pedalaman,
Pengalaman itu seolah terjadi kembali kepada saya sekarang, bukan sebagai
ekor tapi pelaku utama. Demikianlah kisah pastoral dan pelayanan saya d istasi
Karangkandri bersama Indra seorang teman sepanggilan saya yang baik dan
menjengkelkan.
Sebuah kesempatan bersama kaum muda dan anak-anak stasi
Karangkandri, Cilacap
16
Pastoral Karangsalam
Oleh : Guindo Paschalis Tri Lestari (KPP II)
KISAH PERTAMA PASTORAL
BERSAMA UMAT DI KARANGSALAM
Ini adalah kisah pertama saya saat
saya ditugaskan untuk pastoral. Saya
ditugaskan oleh Romo Rukmono selaku
Direktur Yuniorat OMI. Saya ditugaskan
untuk melayani sub-stasi Karangsalam
yang merupakan bagian dari Stasi
Kawunganten. Saya di tugaskan
bersama dengan Marianus. Di
Kawunganten, yang berpastoral adalah
Ferdi dengan Amos. Pelayanan ini
dilaksanakan setiap minggu pertama dan
minggu ketiga.
Awalnya saya takut untuk
menjalankan pastoral, karena saya masih
kurang dalam pengetahuan kitab suci.
Saya selalu berpikir “Bagaimana kalau
umat menanyakan saya tentang isi kitab
suci?”. Pertanyaan itu selalu ada di
pikiran saya. Tapi, mau apa lagi? Saya harus mentaatinya dan menyerahkan diri
saya kepada Tuhan “apa yang menjadi kehendak-Mu itulah yang terjadi”. Tapi
sekarang sudah hilang semua pikiran yang menakutkan tersebut.
Dari Cilacap saya, Marianus, Amos, dan Ferdi harus naik bus terlebih
dahulu. Perjalanan dari Cilacap ke Kawunganten sekitar satu jam. Sebelum
menuju ke sub-stasi karangsalam, Saya harus mampir di Stasi Kawunganten
karena saya harus mengikuti kegiatan OMK. Saat itu saya masih malu-malu.
Tapi sekarang malah malu-maluin (hahahha... bercanda). Kegiatan OMK di
kawunganten yaitu pertemuan mingguan, latihan koor, mengadakan kegiatan
seperti Natal bersama, mendekorasi gereja, pertemuan APP, rapat untuk
pembentukan panitia OMK paskah, dan latihan misdinar.
Selesai mengikuti kegiatan OMK, saya pun langsung ke tempat
pelayanan di karangsalam bersama dengan Marianus. Saya dan Marianus
menginap di rumah keluarga Pak Saimun. Saya dan Marianus di sambut dengan
hangat. Tapi, sama seperti waktu datang ke Kawunganten, saya masih malu-
17
malu dan takut (takut di tanyain isi kitab suci). Malam pertama saya tidak ada
kegiatan karena tidak ada doa bersama saat itu. Setiap malam minggu umat di
karangsalam melakukan kegiatan doa malam bersama secara rutin. Saya melihat
bagaimana bersemangatnya umat Karangsalam untuk berdoa. Walaupun jauh,
jalan kaki, bahkan jalan yang ditempuh lumayan jelek pun tetap berangkat.
Natal Bersama Anak dan OMK St. Bernardus Kawunganten
Keesokan harinya. Saya dan teman pastoral saya Marianus pergi ke
kapel untuk mempersihkan dan menyiapkan alat liturgi. Tidak lupa juga saya
dan marianus membagi tugas. Marianus melatih PA, dan saya melatih untuk
lebih lancar dalam membaca bacaan kitab suci. Saya dan Marianus juga
membagi dalam ambil bagian dalam liturgi. Saya sebagai pemazmur dan
Marianus mamimpin Ibadat sabda. Saya juga sangat prihatin anak-anak di
Karangsalam karena banyak yang terkena penyakit gatal-gatal yang disebabkan
oleh kondisi air yang kurang bersih. Saya dan Marianus tidak bisa apa-apa
karena pengetahuan tentang penyakit kurang. Saya hanyalah bisa berdoa saja.
Untunglah beberapa bulan kemudian Bruder Edtwin juga ikut
berpastoral. Saat bruder mengetahui anak-anak di Karangsalam mempunyai
penyakit gatal-gatal dan melihat kondisi air yang kurang baik, Bruder Edtwin
18
pun langsung membuat penyaringan dari air asin ke air tawar dan filter pnormal
air hujan yang terkena asbes penyebab gatal-gatal. Bruder juga membawa obat-
obatan untuk anak-anak yang terkena gatal-gatal dan typhus Umat pun
mendukung pekerjaan Bruder Edtwin dan membantu Bruder Edtwin. Dan
akhirnya anak-anak yang terkena penyakit gatal-gatal mulai sembuh. Akan
tetapi, ada rasa sedikit kecewa di dalam diri saya karena saya dipindahkan
tempat pastoral saya. walaupun dekat aja, hanya di Kawunganten. Juga bruder
Edtwin dipindahkan ke Jogja. Walaupun demikian, saya harus menjalankan
ketaatan saya dan siap untuk diutus kemanapun.
Dalam berpastoral banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya
dapatkan. Bagaimana saya harus melayani umat dengan senang hati,
menjalankan ketaatan saya, hidup solider dengan umat dan juga para OMK,
bagaimana saya harus rendah hati dan sabar. Dalam berpastoral, saya juga
merasakan kebahagiaan, senang, sedih, galau, dan juga merasa bosan. Tapi, saya
harus menyerahkan diri saya kepada Allah.
19
Refleksi Hidup Studi Yuniores
Oleh :Agustinus Hoscea Eka- KPP I
Saya adalah siswa
SMA Yos Sudarso yang
ingin menjadi seorang
biarawan. Pertama-tama saya
tidak mengenal SMA
tersebut hingga akhirnya
ketika saya masuk Seminari
Menengah OMI /sering
disebut Yuniorat OMI, saya
pun akhirnya dapat mengenal
SMA Yos Sudarso. Saya
masuk kelas X Bahasa, kelas
yang muridnya hanya 20
orang. Masuk ke kelas bahasa
adalah keinginan saya dari dulu, saya masih ingat saat SMP saya ingin sekali
bisa belajar banyak bahasa walau pun sulit tetapi belajar bahasa memang
menyenangkan, seandainya ada yang melarang saya dalam belajar bahasa,
semakin membuat saya ingin belajar berbahasa.
Kongregasi OMI sengaja menyekolahkan kami di SMA umum adalah
supaya kami dapat belajar untuk lebih akrab kepada orang lain dan supaya kami
dapat memiliki teman-teman yang banyak. Di SMA Yos Sudarsojuga bayak
cewek-cewek cantik sering saya tergoda untuk pacaran, namun saya ingat akan
panggilan saya sebagai biarawan. Saya harus belajar untuk tahan dalam berbagai
godaan. Waktu itu saya menyukai seorang wanita cantik, saat itu iman ku goyah,
lalu aku mencoba membuat diary dan merenungkannya. Akhirnya saya dapat
mengendalikan diri sehingga saya dapat berpegang teguh pada panggilan saya.
Di sekolah, saya orangnya bisa dikatakan pendiam, lucu, aneh, dan lain-
lain. D isekolah juga saya belajar untuk melayani sesama, dan belajar untuk
lebih akrab dengan orang lain. Untuk belajar menjadi seorang Oblat yang baik,
saya berusaha untuk saling mengasihi, mengampuni, berbagi, dan mencintai.
Banyak anak muda zaman sekarang mengatakan bahwa mencintai mengasihi
sesama apalagi wanita, dibilang suka. Tetapi bagi saya sendiri mencintai sesama
itu tidak harus memiliki tho... apalagi memiliki sahabat wanita. Akan lebih baik
bagi seorang untuk mencintai sesamanya tanpa memandang baik/buruk,
cantik/jelek, hitam/putih, dan sebagainya.
20
Memang sulit untuk menjadi seorang Oblat, apalagi harus mengampuni,
itu yang paling sulit. Sering saya berbuat salah dengan teman satu kelas saya,
namun saya harus berusaha keras untuk mengampuninya. Juga saya harus bisa
bersabar karena teman-teman saya itu berbeda-beda karakter semua, ada yang
berisik, galak, dan sebagainya.
Tuhan memang baik, ia memberi saya tantangan agar saya dapat
semakin memperkuat panggilan saya. Saya harus bisa bertahan dengan berbagai
cobaan di sekolah, apalagi saya adalah seorang Oblat, harus bisa memberikan
yang terbaik bagi sesama. Saya memiliki teman dari berbagai agama Islam,
Kristen, Buddha. Saya harus bisa untuk menjadi akrab. Menyenangkan sekali
punya teman-teman yang baik apalagi mereka berasal dari berbagai suku yang
berbeda-beda.
Kalau dikatakan capek ya saya memang capek, tapi demi pelayanan
yang total saya harus terus maju, dan saya yakin Tuhan selalu menyertai saya
dimana pun saya berada.
21
Hidup Doa Yuniores
Pertapaan Karmel Ngadireso
(oleh : Yohanes Duru Boli-KPP II)
1 Januari selalu dianggap
istimewa oleh banyak orang
karena merupakan awal dari
tahun yang baru. Namun, awal
tahun ini saya disadarkan bahwa
setiap hari pun dapat menjadi
sebuah awal yang baru. Saya akan
mengawali refleksi ini dari
pengalaman mengikuti retret
penyembuhan luka batin di
Pertapaan Karmel Tumpang,
Malang pada tanggal 26-31
Desember 2017 yang lalu.
Saya tidak akan menceritakan detail kegiatan yang saya ikuti, tetapi
yang ingin saya bagikan adalah pengalaman ketika mengikuti retret tersebut:
hal-hal yang sungguh menyentuh saya secara pribadi. Awalnya saya mengikuti
retret tersebut karena saya merasa penasaran dengan retret PLB (penyembuhan
luka batin) meski saya belum mengetahuinya. Saya mengikuti setiap pengarahan
dan acara dengan teratur. Pada hari ketiga saat acara ‘pertobatan’, saya benar-
benar tersentak dengan apa yang disampaikan Tuhan saat itu. Selama ini saya
merasa bahwa saya tidak pernah berbuat dosa yang berat. Bahkan ketika diajak
untuk merenungkan dosa-dosa kami, saya berkata dalam hati, “Ah, apa sih
dosaku? Paling-paling ngomongin orang, iri hati….” Kemudian suster
menegur, “Hai kamu yang suka menghakimi sesamamu, siapakah kamu
sehingga kamu berhak untuk menghakimi orang lain? Siapakah kamu di
hadapan Allah?”
Seketika saya tersentak. Saya baru menyadari bahwa selama ini saya
begitu sering menghakimi orang lain: teman-teman sekomunitas, maupun
teman- teman di luar komunitas,bahkan orang tua saya.Saya menyesali sikap
saya yang sering menghakimi itu, yang selama ini saya anggap biasa saja dan
sering tidak saya sadari bahwa sikap itu bisa sangat melukai orang-orang di
sekitar saya. Kemudian, perlahan saya dibawa kepada pemahaman bahwa
ternyata sikap suka menghakimi itu berakar dari apa yang saya alami sejak saya
masih anak-anak. Karena seringnya mendapat perlakuan otoriter dari ayah saya,
akhirnya saya terbentuk menjadi seseorang yang selalu berusaha untuk
22
melakukan tindakan yang benar. Lebih jauh lagi rupanya Tuhan ingin supaya
saya juga tidak menyalahkan orang tua saya atas apa yang saya alami. Seperti
apapun orang tua saya, mereka adalah orang tua yang melahirkan dan
membesarkan saya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Yang paling penting
adalah munculnya sebuah kesadaran baru tentang kehidupan saya.
Bagi saya, retret penyembuhan luka batin itu adalah untuk mengampuni
dan mencintai orang tua saya. Seperti yang telah disampaikan dalam
pengarahan-pengarahan sebelumnya, mengampuni adalah sebuah keputusan;
bukan perasaan. Saya disadarkan tentang tanggung jawab untuk setia pada
komitmen saya untuk mengampuni dan mencintai, jika saya benar-benar ingin
sembuh dari luka-luka batin saya. Mengampuni bukan soal perasaan semata.
Mengampuni adalah sebuah tindakan yang berlandaskan pada komitmen.
Akhirnya, perasaan itu bukan dosa, melainkan reaksi dari naluri manusiawi yang
perlu diolah.
Setelah itu, pada malam harinya saat pengakuan dosa, saya juga
disadarkan dan diingatkan akan dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan yang ada
dalam diri saya. Kesombongan, iri hati, serakah, dan ternyata banyak dari dosa-
dosa pokok yang saya lakukan juga. Sungguh saya bersyukur karena saya
diingatkan akan dosa-dosa itu sehingga saya dapat mengakui dan menerima
sakramen pertobatan.
Setelah pulang dari kegiatan itu, saya menemukan bahwa lebih mudah
mengampuni dan mencintai setelah mengikuti retret. Memang saya berdoa
setiap hari agar diri saya dibaharui Yesus. Untuk memiliki hati yang serupa
dengan hatiNya, tidak serta merta Tuhan mengubah hati saya seperti seorang
pesulap yang mengubah kain menjadi bunga. Tidak ada proses yang instan.
23
Alih-alih menyulap hati saya menjadi hati yang selalu welas asih, saya merasa
ada ‘ujian’ yang harus saya miliki untuk bisa memiliki hati seperti hati Yesus.
Saya akui kerap kali saya gagal dalam
ujian-ujian itu. Saya masih saja mengedepankan
ego, sombong, menolak merendahkan diri,
menolak bersikap rendah hati, dan masih saja
saya menuruti keinginan daging saya. Saya baru
menyadari hal ini setelah beberapa kali saya
merasakan emosi negatif begitu menguasai
saya. Saya butuh rahmat Tuhan, untuk bisa
menghadapi setiap cobaan dan ujian. Di sini
saya disadarkan sesuatu yang sangat berharga:
kebaikan tidak diciptakan dalam sekejap.
Kebaikan perlu disadari, dibiasakan, dan
dimohonkan rahmat dari Allah. Tidak mungkin
saya memiliki hati yang welas asih, jika saya
tidak mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada
penyelenggaraanNya.
Inilah hasil refleksi saya mengawali
tahun 2018 ini. Saya berharap, semua anak-anak Allah selalu disadarkan akan
kelemahan diri, bukan untuk semata menghakimi, melainkan untuk
menyadarkan bahwa manusia memng lemah. Seseorang tidak akan mampu
mencapai keselamatan tanpa berkat dari Allah. Saya sering kali berdosa, sering
kali menyangkal dan menganggap dosa-dosa itu sebagai hal yang biasa. Ya
Tuhan, ingatkanlah dan sadarkanlah bahwa dosa-dosa kami, sekecil apa pun, itu
pun telah Engkau tanggung sebagai silih dosa kami. Semoga Engkau
mengingatkan selalu ingat akan kasihMu dan semakin mendekat kepada Mu.
Berpuasa dan Berpantang di Yuniorat
OMI Oleh: Paulus Indra Yulianto (KPP II)
Hallooo… sahabat Borzaga OMI kali ini saya
bakal menceritakan mengenai Berpuasa dan
berpantang dalam diri yuniores.Nah kalian
semua pada penasaran kan gimana para
yuniores menjalaninya?? yuuk disimak....
24
Pertama – tama perlu kita ketahui
dulu alasan mengapa kita berpuasa dan
berpantang . Nah, bagi kita orang katolik
, puasa dan pantang artinya adalah tanda
pertobatan ,tanda penyangkalan diri , dan
tanda kita mempersatukan sedikit
pengorbanan kita dengan pengorbanan
kita dengan pengorbanan Yesus dikayu
salib sebagai silih dosa kita dan demi
mendoakan keselamatan dunia. Maka
saya merefleksikan bahwa puasa dan
pantang bagi kita tak pernah terlepas dari
doa.
Kami para yuniores juga
keteteran dalam hal puasa dan berpantang
, apalagi kita harus sekolah dari jam 07.00
– 03.30. Tadinya sih para yuniores
pantang mengenai makanan tetapi
merubah bukan hanya makanan saja tapi
perilaku kita yg buruk – buruk. Kami para yuniores selalu mengusahakan yang
terbaik bagi saudara – saudara kita baik di komunitas maupun di luar komunitas
dalam bentuk pelayanan.
Nah kebetulan tema APP tahun ini yaitu SOLIDER. Yang saya tahu
mengenai solider yaitu berarti kita harus mengutamakan rasa kebersamaan, rasa
kepentingan, rasa simpati sebagai salah satu anggota. Apalgi saat ini saya hidup
bukan dalam anggota atau kelompok yg dianggap biasa tetapi dalam sebuah
komunitas tujuannya sama sebagai biarawan OMI.
25
Rekoleksi Yuniorat
Mengenal Ketaatan Oleh : Christianus Lanang Prasojo Lod (KPP I)
Halo, saya Yunior Chris, saya akan
menulis tentang ketaatan dalam hidup membiara.
Akar dari taat adalah kembali, taubat/tobat,
tunduk kepada Allah. Ketaatan adalah suatu
kurban, dan ia lebih penting karena ia membangun
dan menjiwai tubuh religius. Saya mengartikan
taat itu adalah orang yang tunduk pada suatu
peraturan atau bagaikan seorang budak yang taat
pada majikannya atau murid yang taat pada gurunya. Seperti pada Injil (Luk
22:39-46), di situ Yesus memiliki ketaatan yang dilandasi dengan kerendahan
hati dan dengan percayanya kepada Allah yang begitu mengasihi Dia dan
manusia. Dimana Yesus saat berdoa di taman Getsemani dimana Yesus merasa
ketakutan untuk melakukan yang diperintah Allah kepada Dia, namun karena Ia
percaya bahwa Allah selalu bersama Dia dan juga Ia taat pada Bapa-Nya ia tetap
setia dan melaksakan tugas yang diberikan kepadanya.
Menurut saya, orang yang taat karena dilandasi dengan kerendahan hati,
ia akan selalu siap bila diutus kemana saja. Seringkali, kalau saya taat itu kalau
ada niatnya dan ada alasannya atau ada maunya ataupun karena takut dan bukan
karena kataatan yang berasal dari ketulusan dari dalam diri. Mungkin kalau mau,
taat itu bisa dari atau dimulai dari kesadaran diri-sendiri bukan dari dorongan
orang lain. Kesadaran diri inilah yang dapat menumbuhkan rasa ketulusan
dalam ketaatan. Jika sadar, maka rasa tulus dalam menaati akan tumbuh dan rasa
tulus inilah yang akan membuat hidup terasa damai. Rasa cinta akan ketaatan
inilah yang akan mendorong untuk hidup suci dan akan mudah untuk
menyekesaikan masalah yang
dihadapi, karena telah dilandasi
dengan kerendahan hati.
Seperti, yang dikatakan
Rm. Rukmono, OMI ”Ketaatan
yang dilandasi dengan
kerendahan hati”. Hidup damai
dan suci bila memiliki
kerendahan hati dan ketaatan
yang tulus dan ikhlas. Memiliki
26
rasa ketulusan, kesadaran diri, siap, dan percaya pada Allah itu semua akan
menumbuhkan rasa tunduk atau setia pada ketaatan.
Sebagai seorang religius,seperti seseorang yang mencari mutiara yang
dilemparkan di sungai yang mengalir deras,saya menyebutnya itu sebagai”Kurir
Kristus”.Ketaatan kepada Injil atau kepada Kristus sendiri. Menjadi kurir
Kristus berarti berusaha hidup seperti Kristus sendiri, yang setia dan taat kepada
Allah. Menjadi serorang kurir Krsitus berarti yang diharapkan adalah teladan
hidup, sikap hidup kita serta seluruh pewartaan kita sebagai seorang religius.
Kesaksian hidup adalah pewartaan Kerajaan Allah dengan kata-kata serta sikap
hidup.
Sekian hasil refleksi tentang “Ketaatan Hidup Membiara” dari saya.
Terima kasih atas perhantiannya dan sudah membacanya. semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati kamu semaunya (GOD BLESS YOU). AMEN.
27
Kemiskinan Injili Oleh : Bimo Aditya (KPP I)
Kemiskinan merupa kan hal penting bagi
seorang religius yang mendasari hidupnya. Orang
yang tidak dapat menghayati kemiskinan tidak bisa
menyebut dirinya seorang religius bagaimanapun
caranya selain menghayati kemiskinan.
Orang yang religius, yang menghayati
kemiskinan injili selalu mengandalkan Allah Bapa
yang menjadi satu”nya sumber kekuatan, bukan
harta, tahta, dan lain sebagainya. Kita melihat
pribadi yesus yang menghayati kemiskinan injili.
Kemiskinan memang tidak diinginkan
hampir semua orang, tetapi penghayatan kemiskinan injili sungguh
mendatangkan keselamatan. Penghayatan kemiskinan injili bukanlah suatu
yang menyengsarakan orang atau menyusahkan kita sebagai manusia,
sebaliknya pengahayatan akan kemiskinan dapat meneguhkan kita.
Yesus sendiri mengajari kita perihal penghayatan kemiskinan injili
melalui perumpamaan-perumpamaannya dan dirinya. Seperti perumpamaan
tentang seorang janda dan orang kaya memberikan persembahan. dalam
perumpamaan itu seorang kaya raya memasukan banyak koin emas kedalam
kotak persembahan, lalu datanglah seorang janda tua yang miskin. Lalu janda
miskin ini memasukkan 2 koin emas kedalam kotak persembahan. Dari
perumpamaan tersebut, yesus ingin menyatakan kepada murid-muridNya bahwa
dari kedua orang tersebut orang yang paling memberikan persembahan terbesar
adalah si janda miskin itu, mengapa? Karena walaupun seorang kaya
memasukkan banyak koin emas namun ia tidak memberikan seluruh yang ia
punya, ia masih menyimpan kekayaannya sendiri dan hanya memberikan
setengah dari gajinya. Berbeda dengan si janda miskin yang mempersembahkan
seluruh hartanya meskipun hanya 2 keping emas.
Dalam perumpamaan tersebut yesus ingin mengajarkan kepada kita
bahwa penyerahan yang total bukanlah dilihat dari besar pemberian (harta) kita
kepada Allah tetapi dilihat dari seberapa besar kita mempersembahkan diri
secara utuh kepada Allah.
28
Yuniores Sehat
Makanan Sehat Untuk Hidup Sehat Oleh : Ade Bayo Petrus Suwanto (KPP I)
Haloo... para pembaca
Borzaga.com, apa kabar? Saya harap para
pembaca Borzaga.com sehat semuanya.
Kembali lagi bersama saya Bayo dan kali
ini saya ingin mengulas tentang makanan
sehat. Apa itu makanan sehat? Tentu jika
ada pertanyaan seperti ini spontan kita akan
berkikir tentang makanan yang banyak
gizinya, proteinnya, dan lain-lainnya yang
mengarah kepada sayur-mayur, buah-
buahan, ikan, dan sebagainya. Standar
makanan sehat yang juga banyak orang
tahu adalah “4 Sehat 5 Sempurna” yang
merupakan standar gizi, bukan yang paling baik tetapi yang bisa
mencakup kebutuhan tubuh. Namun, melihat perkembangan zaman
kebutuhan 4 sehat 5 sempurna memiliki beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya, yaitu dari segi ekonomi orang yang berbeda-beda,
kurangnya pemahaman tentang takaran yang sesuai 4 sehat 5 sempurna,
kurang diimbangi dengan aktifitas fisik & kebiasaan hidup sehat, serta
standar 4 sehat 5 sempurna yang dirasa belum bisa mengakomodir
perkembangan ilmu gizi sekarang ini(Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan , Anung Sugihantono).
Pada dasarnya, sehat atau tidaknya makanan itu tergantung dari
kadar gizinya, bagaimana pengolahannya, kebersihannya, serta
bagaimana dikonsumsinya. Standar 4 sehat 5 sempurna memang baik
tetapi bila tidak ada takaran yang sesuai kebutuhan malah akan
menyebabkan pengomsumsian yang over.
Kami, komunitas Yuniorat memiliki penerapan makanan sehat
yang sedikit berbeda dari penerapan 4 sehat 5 sempurna. Dalam Yuniorat,
29
kami mengkonsumsi makanan dengan takaran gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh kami dalam beraktivitas karena banyaknya aktivitas
kami yang memerlukan energi fisik dan otak. Kami makan 3 kali sehari,
rata-rata kandungan gizi dari makanan yang kami makan mengandung
Karbohidrat & sedikit lemak(nasi, daging & umbi-umbian), Protein(telur,
ikan & susu), Zat Besi(sayur-mayur), Serat(buah-buahan), dan snack.
Itulah bagaimana kami para Yuniores mengkonsumsi makanan sehat
untuk menunjang hidup yang sehat.
Oh iya, dalam masakan kami memang menggunakan sedikit
penyedap rasa untuk sekedar menciptakan selera makan. Saya
mempunyai pengalaman tentang penggunaan penyedap rasa dalam
makanan dan pentingnya mengkonsumsi sayur-mayur, yang semoga bisa
menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Dalam mengkonsumsi makanan, saya sendiri belum bisa stabil.
Stabil seperti apa? Stabil dalam hal makanan yang saya konsumsi, saya
makan sesuai dengan apa yang lidah saya rasakan. Jika apa yang dimasak
itu sesuai dilidah saya maka saya akan sangat antusias memakannya,
namun bila makanan itu tidak sesuai dilidah saya maka saya akan mencari
salah satu menu yang ada yang sekiranya masih saya suka dan sedikit
cocok dilidah saya. Saya sangat jarang untuk memakan sayur, paling
sayur yang bisa saya makan itu seperti kangkung, brokoli, sayur
bening/asam/sop, bayam, daun ubi dan intinya bukan sayuran yang pahit.
Sayuran lain selain dari sayuran tadi, sangat sulit untuk saya konsumsi.
Sudah saya jarang atau bisa dibilang sukar makan sayur, setiap makan
saya juga sering menggunakan kecap pada makanan saya yang tentunya
dalam jumlah yang melebihi batas wajar penggunaan kecap. Saya sangat
menyukai kecap sejak kecil karena saya merupakan tipe pecinta manis.
Seiring berjalannya waktu dimana saya jarang makan sayur dan
sering memakai kecap, akhirnya saya mengalami penurunan daya tahan
tubuh ditambah lagi saya juga jarang melakukan olahraga. Terkadang
saya sering sakit-sakitan dari pusing, mual-mual, dan lain-lain. Sampai
pada suatu hari saya jatuh sakit dan sakit pada waktu itu merupakan sakit
yang parah yang pernah saya alami selama di Yuniorat. Pada saat saya
sakit itu, saya tidak bisa mengikuti acara ulang tahun sekolah saya dan
saya hanya terbaring di UKS sambil dirawat oleh petugas PMR disekolah.
Setelah itu akhirnya saya dijemput dan pulang kerumah. Sesampainya
30
dirumah saya langsung berbaring dikasur karena pusing yang teramat
sangat. Saya sempat dibawa kerumah sakit tetapi pihak rumah sakit
mengatakan bahwa saya bisa dirawat dirumah dan saya diberikan
beberapa obat. Namun, karena di hari berikutnya tidak ada perubahan
akhirnya saya dibawa kerumah sakit dan dirawat selama 5 hari dirumah
sakit.
Benar-benar
tidak mengenakkan bila
sakit. Makanan seenak
apapun sama sekali tidak
ada rasanya. Setelah saya
sudah membaik dan
boleh pulang, saya
memutuskan untuk
mengubah pola hidup
dan pola makan saya.
Saya berusaha mencintai
sayur dan mengurangi atau berhenti dulu mengkonsumsi kecap, mulai
berolahraga setiap pagi dan sore, menggunakan waktu siang hari untuk
beristirahat, mengkonsumsi air putih lebih banyak dan tentunya berdia
agar usaha saya untuh hidup sehat dapat terwujud.
Makna yang saya dapatkan dari pengalaman hidup saya itu adalah
bahwa hidup sehat itu bukan hanya dengan makanan, tetapi dengan
“makanan sehat” dengan diimbangi istirahat, aktifitas fisik, refresing, dan
doa.
Jadi, para pembaca Borzaga.com sudah tau kan betapa pentingnya
kata “sehat” bagi kehidupan kita. Semoga para pembaca
Borzaga.comjuga selalu berusaha hidup sehat dengan sebaik-baiknya.
Sekian apa yang dapat saya bagikan. Jika ada kesalahan kata,
informasi, dan lain-lain saya haturkan maaf yang sebesar-besarnya.
Sampai jumpa lagi di edisi selanjutnya, Tuhan selalu memberkati.
AMIN.😂
31
Olahraga Yuniorat
Oleh : Yubi Mikael Riki Rikardo (KPP I)
Sahabat oblat yang terkasih, borzaga.com edisi
kali ini akan membahas ’’community sport
activiy’’. Olahraga merupakan bagian penting
dalam hidup manusia. Di dalam komunitas
Yuniorat ,olahraga menjadi pembentuk
kebersamaan dan rasa komunitas. Komunitas
selain memperhatikan pertumbuhan rohani dan
perkembangan intelektual, para yuniores juga
memperhatikan kesehatan fisik dengan
berolahraga.
Olahraga yang terbatas karna kegiatan dan
tugas sekolah yang menumpuk serta fasilitas yang tidak mendukung , tidak
menghalangi kami untuk berolahraga .Kami berolahraga hanya sekali dalam
seminggu yaitu pada hari Selasa. Olahraga yang kami pilih adalah Futsal,
Renang,dan Volly. Dengan fasilitas yang kurang kami menyewa lapangan
yang jauh dari komunitas .
Olaharaga sangat bermanfaat bagi manusia, Oleh sebab itu sempatkan diri
anda untuk berolahraga. Nah ....?? untuk lebih wowwww kami ingin membagi
kan tips agar anda dapat sehat.
Betapa pentingnya hidup sehat dan teratur, oleh karena itu kita perlu
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hidup sehat? salah
satunya berolahraga. Di bawah ini tips berolahraga yang baik.
• MULAILAH SEDIKIT DEMI SEDIKIT
Jalan kaki, berenang dan naik sepeda adalah olahraga menyenangkan bagi
Anda yang ingin memulai berolahraga secara teratur. Mulailah dengan porsi
yang tidak terlalu banyak lalu sedikit demi sedikit tingkatkan porsinya sampai
paling sedikit 3,5 jam seminggu.
• CEk KEMAJUAN ANDA.
Walaupun Anda jalan kaki, lari atau naik sepeda hanya pada beberapa menit
pada minggu pertama, catatlah. Melalui catatan ini Anda bisa melihat berapa
banyak kemajuan yang Anda capai.
• PILIH WAKTU OLAHRAGA YANG COCOK.
“Saya tak punya waktu buat olahraga.” Itu alasan yang tidak bisa diterima,
32
karena alasan yang sering dipakai untuk tak mau berolahraga. Padahal Anda
punya waktu kalau Anda mau. Tiga setengah jam setiap minggu bisa
disediakan asal Anda pintar membagi waktu.
• AJAK TEMAN DAN KELUARGA ATAU MASUK KLUB OLAHRAGA
Kalau Anda malas berolahraga, orang lain dapat membantu. Olahraga dengan
teman-teman atau keluarga bisa menyenangkan selain membuat badan sehat.
• PILIH OLAHRAGA YANG ANDA SUKAI
Ini kunci penting agar Anda rajin berolahraga . Cobalah beberapa jenis
olahraga sampai Anda menemukan yang paling Anda sukai. Ada beberapa
olahraga yang dapat Anda lakukan dengan mudah , seperti jalan, yoga, taichi,
dan berenang.
• VARIASI OLAHRAGA
Agar tidak bosan berolahraga, Anda bisa melakukan variasi olahraga.
Misalnya: hari ini berolahraga golf, esok hari berolahraga tenis, hari
berikutnya berenang.
• SEDIAKAN PERALATAN OLAHRAGA D1 RUMAH
Bila Anda malas ke luar rumah untuk berolahraga , Anda bisa melakukannya
di rumah dengan peralatan olahraga yang sederhana maupun yang mahal.
• MEMAHAMI TIGA KOMPONEN KEBUGARAN
Ada tiga komponen kebugaran: kekuatan otot, stamina dan kelenturan. Kalau
Anda ingin mengembangkan program exercise Anda, kombinasikan ketiga
komponen tersebut.
•MEMBANGUN KEKUATAN
Jaga kekuatan otot Anda dengan program exercise yang mengembangkan otot
tubuh. Program ini dapat membuat pinggang dan pinggul lebih ramping tanpa
banyak mengurangi berat badan. Dengan otot yang baik, penampilan Anda
tampak lebih bagus, tubuh merasa lebih enak dan tak cepat lesu. Oregon
Health Sciences University di Portland mengungkapkan, latihan otot yang
teratur dapat menurunkan kadar kolesterol tanpa perlu diet. Latihan ini cuma
membutuhkan waktu 15 sampai 30 menit tiga kali seminggu.
33
Olahraga memang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran
kita. Namun tahukah anda jika olah raga secara berlebihan dan tidak dilakukan
dengan benar akan membuat tubuh kita menjadi tidak sehat bahkan malah
membuat kita celaka saat belorah raga. Berikut beberapa tips olah raga yang
baik dan benar:
1. Pemanasan Sebelum Olahraga
Pastikan anda melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga. Otot-otot
kita harus dipersiapkan sebelumnya. Lakukan selama 5-10 menit dengan
aktivitas perlahan. Karena tanpa melakukan pemanasan otot akan bekerja
secara tiba-tiba dan akan menyebabkan keram.
2. Gunakan Sepatu yang Sesuai Gunakanlah sepatu yang sesuai dengan jenis olahraga yang akan anda lakukan.
Misalnya Joging gunakanlah sepatu kets yang tidak licin sehingga terhindar
dari terpeleset ataupun cedera engkel. Jika olahraga Futsal gunakan sepatu
khusus futsal, jangan menggunakan sepatu kets. Karena lantai lapangan futsal
menjadi licin jika menggunakan sepatu kets. Dan banyak orang yang cedera
dilapangan futsal karena menggunakan sepatu yang tidak tepat.
3. Lakukan dengan Continues Olahraga yang benar dan baik untuk kesehatan adalah dengan cara continues.
Jangan melakukan olehraga dengan memforsir tenaga. Lakukan olah raga
seminggu maksimal 3 kali jangan lebih dari itu. Ini harus dilakukan secara
teratur untuk menjaga
kebugaran. Bedakan
antara olah raga
prestasi dengan
olahraga kebugaran.
Sesuaikan dengan
kondisi badan kita.
4. Lakukan
Pernafasan yang
Teratur Saat
Berolahraga Berolahraga harus
sampai berkeringat
dan bernafas dengan
34
dalam. Ini dilakukan untuk menjaga pernafasan dan denyut jantung yang cepat.
Jangan sampai timbul rasa tidak nyaman, usahakan denyut jantung meningkat
sampai 60-90 % dari normal. Minimal 2 kali lebih cepat dari detak normal.
5. Pendinginan Setelah Olahraga Sebagian besar orang melakukan setelah melakukan olahraga langsung minum
dan mengkonsumsi makanan. Ada baiknya lakukan pendinginan terlebih
dahulu baru minum dan makan, hal ini untuk menghindari suhu tubuh yang
panas setelah berolahraga. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya kaku
pada otot dan pusing setelah berolahraga.
6. Jangan Sepelekan Jika Terjadi Cedera Jika terjadi kecelakaan saat berolahraga, misal keseleo jangan didiamkan
dalam waktu lama. Jika dalam waktu satu minggu tidak sembuh ada baiknya
periksakan kedokter. Karena terjadi sesuatu pada tulang dan otot anda.
Oke trima kasih sahabat Oblat semoga bermanfaat bagi kita semua.......
35