Post on 01-Nov-2020
TUGAS PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL
RESUME JURNAL
JUST IN TIME APPROACH IN INVENTORY MANAGEMENT
Dosen Pengampu :
Ika Atsari Dewi,STP,MP
Disusun Oleh:
Kelompok 9 – Kelas C
Zahrotus Sa’adah 115100301111008
Hana Afifah 115100301111011
Wisana Kartika Dyma 115100301111019
Lindah Rahayu W. 115100301111039
Muhammad Arwani 115100300111019
Novita Sari 115100301111055
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
(Zahrotus Sa’adah) (Hana Afifah)
(Wisana Kartika D.) (Lindah Rahayu)
(Muhammad Arwani) (Novita Sari)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada perusahaan manufaktur
mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi,
namun disisi lain memerlukan pengeluaran investasi yang relatif besar untuk
menggunakan peralatan modern. Karena keterbatasan dana masih banyak
perusahaan menggunakan prosedur yang tradisional untuk menghadapi
kemajuan teknologi itu sendiri. Namun, masyarakat di negara maju seperti
Jepang khususnya, menggunakan komunitas manufaktur mulai
mengembangkan suatu sistem yang disebut Just In Time, dimana sistem ini
dilatar belakangi oleh pemborosan-pemborosan tenaga kerja, ruangan dan
waktu industri. Yang terjadi karena adanya persediaan (inventory) sehingga
biaya produksi menjadi lebih tinggi. Tujuan utama Just In Time adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui
usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja
pengiriman.
Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan
dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan
komponen-komponen lainnya. Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan
kemampuan perusahaan sacara terus-menerus untuk merespon perubahan
dengan minimisasi pemborosan. Konsep Just In Time adalah suatu konsep
dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari
pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya
persediaan barang penyimpanan barang/stock cost.
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mempertimbangkan menggunakan Just In
Time dalam mengurangi pemborosan dari aktivitas produksi perusahaan,
sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba yang diinginkan serta mencapai
titik efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Selain itu, menggunakan pembelian Just
in Time biasa menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan tingkat
persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang
penyimpanan yang lebih besar dan kerusakan-kerusakan yang cukup besar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
Fenomena Globalisasi telah menciptakan bisnis yang luas. Sebagian besar
organisasi saat ini hanya berfokus pada dua elemen utama yang dapat
mempengaruhi pasar global, yaitu kepuasan pelanggan dan layanan kualitas
produk. Organisasi di seluruh dunia perlu mengambil inisiatif dalam
meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan
pelanggan yang selalu berubah-ubah. Salah satu solusi yang paling efektif adalah
dengan penerapan Just in Time (JIT). JIT merupakan konsep manajemen yang
diciptakan khusus untuk menghindari pemborosan, meminimalkan limbah dan
meningkatkan produktivitas. Penerapan JIT melibatkan beberapa elemen penting
dalam organisasi seperti tingkat produksi, tingkat marketing dan tingkat
pembelian. Selain itu, JIT adalah salah satu jenis Lean Manufacturing. Lean
manufacturing adalah proses untuk mengontrol produksi tergantung pada
permintaan pelanggan dan pengurangan limbah. Penerapan Lean Manufacturing
dapat mengurangi stok, ruang kerja, produksi bahan baku dan memaksimalkan
produksi. Pada negara Malaysia, JIT telah diterapkan oleh perusahaan otomotif
nasional sebagai JIT sementara. JIT merupakan salah satu model persediaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari penerapan Just in Time (JIT) dalam
manajemen persediaan Stamping Production di industri komponen elektronik.
2.1.2 Latar Belakang Studi
Pada Industri FCM ada banyak jenis persediaan. Hal ini membutuhkan
ruang besar untuk mengembalikannya. Oleh karena itu FCM perlu
mempersiapkan ruang yang cukup. Yang perlu dikhawatirkan tentang
manajemen FCM adalah besar batch persediaan. Berdasarkan masalah ini, Just in
Time (JIT) adalah strategi terbaik untuk meningkatkan operasi terutama pada
manajemen persediaan. Namun, jika bahan baku tidak dapat diselesaikan selama
produksi maka akan ada masalah besar.
2.1.2 Pernyataan Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini adalah apa pentingnya
penerapan JIT untuk mempengaruhi manajemen persediaan pada Stamping
Production di FCM?
2.1.3 Tujuan
Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mempelajari penerapan Just
in Time (JIT) dalam manajemen persediaan Stamping Production di industri
komponen elektronik.
2.1.4 Ruang Lingkup Studi
Ruang lingkup penelitian difokuskan pada stamping produksi di industri
komponen elektronik. Produk utama FCM adalah keyboard dan relay. Responden
yang terlibat adalah manajemen puncak dan staf di stamping produksi FCM. Data
akan dikumpulkan melalui metode kualitatif dan dianalisis secara kuantitatif. Dari
penelitian ini, harapan peneliti yang dapat membantu Elektronik industri
komponen pada aplikasi JIT dalam operasi mereka. Itu Peneliti berharap dengan
penelitian ini, dapat membantu Elektronik industri komponen dan akademisi
yang sampai ke mendatang peneliti.
2.2 Sastra Ulasan
JIT bukanlah konsep baru di sektor produksi (Stevenson, 2001). Ini
dimulai pada tahun 1920 dan digunakan oleh Henry Ford di industri otomasi. JIT
adalah salah satu Lean Manufacturing yang telah diperkenalkan oleh Toyota
Motor Corporation untuk meningkatkan kualitas kerja dan produksi. Penerapan
JIT dalam Lean Produksi akan memberikan yang baik kembali dalam proses
produksi. Filsafat ini akan membuat produksi lebih cepat dan mengurangi
persediaan saham.
2.2.1 Lean Produksi dan Lean Manufacturing
Lean Manufacturing pertama kali diperkenalkan sebagai cara sistematis
untuk mengurangi atau menghentikan sampah. Ini adalah manajemen filsafat
yang memerlukan komitmen dari orang yang bertanggung jawab yang
berhubungan dengan limbah berkurang, membuat prosedur kerja menjadi lancar
dan mengoptimalkan produksi (Chase, et al., 2001). Lean Manufacturing pertama
kali diperkenalkan oleh Toyota Motor Corporation. Yang melibatkan manajemen
persediaan, kontrol kualitas, hubungan industrial, manajemen karyawan dan
hubungan antara pabrik dan pemasok (Bowen dan Youngdahl, 1998). JIT adalah
salah satu elemen dalam Lean Manufacturing Lean Produksi sementara dikenal
sebagai Big JIT. Ini adalah filosofimanajemen operasi yang bertindak untuk
menghentikan limbah dalam setiap aspek produksi seperti hubungan
industrial,hubungan dengan vendor, teknologi, manajemen bahan baku dan
persediaan (Chase, et al., 2001). Produksi ramping dapat digunakan untuk
mengurangi waktu, persediaan, ruang, karyawan dan biaya produksi.
2.2.2 Just In Time (JIT)
Cara pertama untuk menerapkan JIT adalah membangun hubungan baik
dengan para pemasok, pelanggan dan juga sub-kontraktor untuk mengurangi
persediaan penyangga untuk beberapa jam. Tujuan JIT adalah biaya persediaan
tidak hanya dapat diminimalkan tetapi juga memperpendek. waktu produksi.
Konsep JIT bukan berdasarkan Standardisasi tetapi benar-benar berfokus pada
tidak adanya persediaan.
2.2.3 Manfaat Aplikasi Just In Time pada Produksi Ramping
Penerapan JIT akan memberikan banyak manfaat, yaitu meningkatkan
kualitas untuk memenuhi tuntutan pelanggan, mengurangi persediaan,
membangun hubungan baik dengan pemasok. Aplikasi JIT positif yang berhasil
akan memberikan manfaat bagi pemasok, pembeli atau keduanya, meningkatkan
dukungan teknis, meningkatkan produktivitas, mengurangi limbah dan
pemeliharaan mesin. Masalah JIT adalah beratnya konsep JIT dan kurangnya
dukungan dari karyawan.
2.3 Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan secara kuantitatif. Dalam
studi ini, peneliti akan menggunakan pengamatan dan mengumpulkandata dari
hasil pengamatan.
2.4.1 Analisis Data
Pada bagian ini akan membahas dan analisis data yang telah dikumpulkan dari
FCM. Ada empat data yang berbeda sesuai dengan kasus, yaitu :
1. Peneliti akan mendapatkan waktu standar selama bahan baku yang
dikumpulkan dari rak dan pergantian pada meja berputar menggunakan
forklift.
2. Setup mesin die.
3. Waktu standar untuk winding process. Waktu dihitung selama proses
winding dan tempat bahan sebelum dan setelah proses winding.
4. Untuk kasus terakhir, adalah selama pengepakan dan mengantarkan ke
gudang.
2.4.2 Hasil Penelitian
Gambar 1 menunjukkan waktu standar (ST) dan siklus waktu (CT) sesuai
dengan kasus-kasus yang telah dipelajari
2.4.2.1 Analisis kasus 1
Dalam hal ini (gambar 2) waktu standar akan dihitung dari bahan baku
dari rak ke meja putar menggunakan forklift dan kemudian forklift kembali ke
tempatnya. Gambar 3 menunjukkan grafik untuk sebelum dan sesudah aplikasi
JIT untuk kasus 1
2.4.2.2 Analisis kasus 2
Untuk kasus 2( gambar 4 ) adalah untuk mengurangi waktu standar yang
digunakan untuk setup mesin die. Figure 5 menunjukkan grafik sebelum dan
setelah aplikasi dari JIT.
2.4.2.3 Analisis kasus 3
Untuk kasus 3, (gambar 6) adalah untuk mengurangi waktu standar
untuk winding process. Gambar 7 menunjukkan gambar sebelum dan sesudah
penerapan JIT.
2.4.2.4 Analisis kasus 4
Untuk kasus 4, (gambar 8) adalah untuk mengurangi waktu standar
selama pengepakan dan mengantarkan ke gudang. Gambar 9 menunjukkan
aplikasi JIT sebelum dan sesudah.
Setelah analisis, aplikasi JIT dalam manajemen persediaan di stamping produksi
adalah tergantung pada kegiatan di bawah ini:
Bahan baku selalu dalam jumlah cukup.
Bekerja dalam proses selalu di kuantitas minimum.
Barang selesai akan langsung disampaikan kepada pembeli.
Wasting work pada proses jarang terjadi.
Buffer stock selalu pada kuantitas minimum.
Memberikan bahan baku hanya tergantung pada permintaan.
Ruang untuk persediaan kecil.
Tabel penjadwalan dibuat oleh pemasok.
Memberikan bahan-bahan yang lebih sering dan hanya pada ukuran kecil.
Hubungan jangka panjang dibangun antara pemasok.
Pemasok disarankan untuk menggunakan aplikasi just in time (jit), dan
Pengusaha harus memberikan komitmen pada persediaan dan kualitas.
Selain itu, peneliti memiliki sedikit saran untuk para peneliti mendatang,
yaitu :
penelitian ini hanya terbatas pada satu pabrik yang merupakan industri
komponen elektronik. Peneliti selanjutnya harus memperluas jangkauan
studi;
Masa depan studi pada penerapan konsep JIT terutama di tingkat
pembelian dan teknik; dan studi lebih lanjut tentang unsur-unsur yang
terkait dengan JIT.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku
cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Dalam menangani
tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya persaingan telah
mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk merampingkan kegiatan
usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan
pengambilan keputusan. Oleh karena itu muncullah ide Just In Time (JIT) yang
hanya memproduksi apabila ada permintaan. Akibatnya pemborosan dapat
dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya
produksi yang lebih rendah. Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba
dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian
biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah telah dapat
dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap produksi, maka perlu dihitung
efisiensi siklus manufakturing. Apabila nilai MCE mendekati Nol, maka waktu
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan tidak efisien.
Sebaliknya, jika nilai MCE mendekati 1, maka waktu yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang dikatakan efisien.
3.2 Saran
Sebaiknya Manajemen Perusahaan mengambil keputusan untuk
menggunakan sistem Just In Time dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan.