Post on 11-Jul-2016
BIOINDIKATOR SUNGAI
Desy Fitriyani (A2C215004)Devi Aqmidita (A2C215005)Erma Ratna Sari (A2C215006)Fahzur Akbar (A2C215007)Nazila Rahmatina (A2C214011)
Pengertian• Air merupakan salah satu sumber
kehidupan bagi umat manusia, sehingga apabila air telah tercemar maka kehidupan makhluk hidup akan terganggu (Wardhana, 1999 dalam Dewi, 2013)
• Sungai merupakan habitat air tawar yang tidak dapat terhindar dari perubahan lingkungan
Pengertian• Penambahan bahan buangan dalam jumlah
besar dari bagian hulu hingga hilir sungai yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan sungai tidak mampu lagi melakukan pemulihan.
• Pencemaran sungai terjadi akibat dari adanya pemasukan bahan organik maupun anorganik.
• Sumber pencemaran dapat berupa logam berat, bahan beracun/kimia, pestisida, tumpahan minyak, sampah, dan lain-lain.
Kondisi Perairan• Ekosistem perairan pesisir di Indonesia
merupakan kawasan yang akhir-akhir ini mendapat perhatian cukup besar dalam berbagai kebijkasanaan dan perencanaan pembangunan di Indonesia
• Kualitas sumber air dari sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk dan industri. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan Pusat Litbang SDA (2004).
Kondisi Perairan• Internasional Water Institute, menyebut
Jawa dan beberapa pulau lainnya termasuk dalam wilayah krisis air
• Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 1997, dalam neraca airnya menyatakan bahwa secara nasional belum terjadi defisit air, tetapi khusus untuk Jawa, Bali sudah terjadi defisit tahun 2000 dan tahun 2015 bertambah dengan wilayah Sulawesi dan NTT. (Herlambang, 2006)
Penggolongan Air• Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990
– Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu
– Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
– Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
– Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha pertokoan, industri dan pembangkit listrik tenaga air
Macam Indikator Sungai• Menurut Tresna; (2009) penurunan dalam
keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai tanda ada pencemaran. Spesies yang ada dalam kepadatan yang tinggi dinamakan Spesies Indeks atau organisme indikator populasi.
• Apabila air tercemar, ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dan jumlah spesies
Macam Indikator Sungai• Spesies indeks yang dapat digunakan
sebagai organisme indikator biologi untuk pencemaran.– Fauna dasar– Bakteri– Ganggang– Zooplankton– Ikan tertentu
Indikator Biologi• Indikator biologi digunakan untuk menilai
secara makro perubahan keseimbangan ekologi, khususnya ekosistem akibat pengaruh limbah.
• Penggunaan pestisida dan insektisida akan menurunkan populasi hewan yang termasuk golongan insekta. Kondisi ini akan menghambat siklus rantai makanan, maka keseimbangan akan bergeser
Indikator Biologi• Menurut Verheyen dalam Tresna (2009),
spesies yang dapat bertahan hidup pada lingkungan terisolasi, akan menderita stress fisiologi yang dapat digunakan sebagai indikator biologi.
• Indikator biologi dapat memantau secara kotinyu. Hal ini karena komunitas biota perairan menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan tersebut.
Bentos Sebagai Bioindikator Sungai
• Penilaian kualitas air berdasarkan indikator biologis telah dikembangkan selama puluhan tahun, dimana sekitar 60% berdasarkan analisis makrozoobentos
• Makrozoobentos merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan akuatik yang baik (Plafkin et al., 1985 dan Chessman, 1995 dalam Rahayu, 2015).
Sifat Hidup Bentos• Beberapa sifat hidup hewan bentos ini
memberikan keuntungan untuk digunakan sebagai indikator biologi diantaranya mempunyai habitat relatif menetap.
• Perubahan-perubahan kualitas air tempat hidupnya akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya.
• Komposisi/kelimpahan makrozoobentos bergantung kepada toleransi ataupun sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan
Penelitian Terhadap Bentos1. Keanekaragaman Makrozoobentos untuk sungai Kumpeh
dan Danau Arang-arang diklasifikasikan ke dalam kelompok tercemar sedang (moderately polluted) dimana Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos untuk kedua lokasi diatas berkisar antara 1,0 – 1,5.
2. Hal ini didasarkan dari keberadaan species indikator seperti Chironomus sp., Scatella sp., dan Branchiura sowerbyi merupakan indikator dari kualitas perairan yang tercemar.
3. Limbah rumah tangga penduduk mengalir ke sungai tersebut, hal ini menyebabkan kandungan bahan organik/bahan pencemar lainnya pada sungai tersebut tinggi.
Fitoplankton sebagai Bioindikator Sungai
• Fitoplankton merupakan salah satu organisme yang dapat dijadikan bioindikator. Kepekaan yang dimiliki oleh plankton dapat dijadikan indikator perubahan kualitas lingkungan perairan (Ardi, 2002 dalam Semiden, 2013).
• Fitoplankton dikenal melimpah subur dalam daerah tercemar tinggi dan hampir secara keseluruhan tercemar.
Fitoplankton sebagai Bioindikator Sungai• Fitoplankton mudah untuk dicuplik dan
diidentifikasi yang membuat mereka di suatu perairan menjadi indikator pencemaran yang baik (Sukandar, 1993 dalam Salam, 2010).
• Fitoplankton merupakan dasar produsen primer mata rantai makanan di perairan.
• Keberadaannya di perairan dapat mengambarkan status suatu perairan, apakah dalam keadaan tercemar atau tidak
Jenis Fitoplankton 1. Phormodium2. Pyrobotrys3. Oscillatoria4. Chlorella5. Anacystis6. Nitzschia7. Tetraedron8. Phacus9. Stigeoclonium10. Agemenellum11. Lepocinclis12. Chlorococcum13. Ghomponema14. Chlamydomonas15. Lyngbya16. Carteria17. Anabaena18. Euglena19. Spyrogyra20. Chlorogonium21. Arthrospira