Post on 02-Jun-2018
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
1/32
Basis Gigi Tiruan Akrilik
LAPORAN TUTORIAL
diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Blok IlmuBahan dan Teknologi Kedokteran Gigi Iyang dibina oleh drg. Sukanto, M.Kes
OlehKelompok Tutorial 4
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
2/32
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
3/32
KATA PENGANTAR
Pertama, Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang
Maha Esa , karena atas segala bimbingan dan petunjuk-
Nya , serta berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya
sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan
Laporan tutorial yang berjudul Basis Gigi Tiruan
Akrilik . Laporan tutorial yang kami buat ini sebagaisalah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang
basis gigi tiruan akrilik . Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. drg. Sukanto, M.Kes yang telah memberi kami
kesempatan dan bimbingan untuk lebih mendalami materi
dengan pembuatan laporan tutorial ini.
2. Teman-teman kelompok tutorial 4 yang telah berperan
aktif dalam pembuatan laporan tutorial ini.Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini
mengandung banyak kekurangan,baik dari segi isi
maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf
jika ada kesalahan karena kami masih dalam prosespembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang
telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan
teman-teman yang lain.
Jember, 26 April 2012
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
4/32
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi
tiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan
merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan.
Berbagai macam bahan telah digunakan dalam
pembuatan basis gigitiruan seperti kayu, tulang,
keramik, logam, logam aloi dan beberapa jenis
polimer.
Akrilik merupakan derivat dari etilen dan
mengandung grup vinyl (-C=C-) dalam formula
strukturalnya. Akrilik adalah salah satu bahan yang
paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi
terutama dalam bidang prostodonsia. Akrilik dipilih
karena sifatnya yang cukup elastik dan cukup rigid
atau keras terhadap tekanan kunyah, stabil dalam
cairan mulut, biokompatibel, warna menyerupai
warna gusi, mudah direstorasi bila patah tanpamengalami distorsi, mudah dibersihkan sendiri oleh
pasien, mudah dimanipulasikan dalam masa yang
relatif singkat, serta harga yang cukup murah dan
tahan lama.
2. Skenario
Pak Bowo 43th merasa kurang percaya diri
karena 2ngigi depannya ompong, setelah
berkonsultasi dengan isterinya akhirnya pak Bowo
pergi ke dokter gigi. Sore hari P. Bowo bersama
isterinya pergi ke dokter gigi, setelah sampai di
tempat praktek ternyata sudah banyak pasien yang
antre. Sambil menunggu antrian iseng-iseng P.Bowo
tanya pada salah seorang pasien yang ingin
membetulkan gigi palsunya yang patah, pasien ini
bilang kalau dokter gigi ini bisa memperbaiki gigi
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
5/32
palsu yang patah tanpa menunggu lama dan
sambungannya tidak kelihatan. Tiba saatnya giliranP.Bowo dan isterinya masuk ruang praktek, set tidak
kelihatan. Tiba saatnya giliran P.Bowo dan isterinya
masuk ruang praktek, setelah berkonsultasi dan
mendapat penjelasan dari dokter akhirnya ayah
Ilham memilih gigi tiruan dengan basis resin akrilik.
P.Bowo juga menanyakan pada dokter apakah gigi
tiruannya nanti setelah dipakau ada kemungkinan
rusak dan bagaimana cara menyambungnya. Dokter
menjelaskan cara mereparasi gigi tiruan dengan cara
yang cepat dengan bahan yang sama tetapi berbeda
cara pengerasannya.
3. Perumusan Masalah
1.Apa saja syarat, sifat serta komposisi resin akrilik
yang digunakan dalam kedokteran gigi?
2.Bagaimana klasifikasi resin akrilik ?
3.
Bagaimana proses manipulasi resin akrilik ?4.Apa saja kegunaan resin akrilik dalam kedokteran
gigi ?
5.Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan ?
1. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu mengetahui dan menjelaskan syarat, sifat,
komposisi resin akrilik
2. Mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi
resin akrilik
3. Mampu mengetahui dan menjelaskan manipulasi
resin akrilik
4.
Mampu mengetahui dan menjelaskan aplikasi
resin akrilik di KG
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
6/32
5. Mampu mengetahui dan menjelaskan cara
mereparasi gigi tiruan
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
7/32
1. Mapping
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
8/32
Syarat Umum
Resin akrilik dan penggundalam KG
Syarat, komposisi, sifat kimia,dan fisik resin akrilik secara
Rusak
Reparasi
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
9/32
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
10/32
dari resin akrilik.
Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukanpada basis gigi tiruan yaitu shrinkage porosity
dan gaseous porosity. Shrinkage porosity
kelihatan sebagai gelembung yang tidak
beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi
tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat
berupa gelembung kecil halus yang uniform,
biasanya terjadi terutama pada protesa yang
tebal dan di bagian yang lebih jauh dari sumber
panas.
d.Stabilitas dimensi
Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh
proses, molding, cooling, polimerisasi, absorbsi
air dan temperatur tinggi.
e. CrazingRetakan yang terjadi pada permukaan basis
resin, hal ini disebabkan karena adanya tensile
stress, sehingga terjadi pemisahan barat
molekul.
f. Fraktur
Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang
tidak baik dapat menyebabkan daya fleksural
yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan
akhirnya menyebabkan gigi tiruan fraktur.
g. Radiologi
Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena
sifat radiolusensinya. Ini disebabkan karena
atom C,H,O yang terdapa dalam alrilik
melemahkan, menyerap sinar x- ray. Hal ini
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
11/32
akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana
ada bagian akrilik yang tertelan atau tertanam didalam jaringan lunak.
h. Reaksi alergi
Sangat jarang pasien yang mengalami reaksi
alergi akibat kontak dengan resin akrilik yang
berasal sdari gigi tiruan. Kebanyakan kasus
yang dilaporkan adalah akibat dari gigi tiruan
yang tidak bersih dan gigi tiruan yang tidak
sesuai kedudukanya dalam rongga mulut
sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan
lunak mulut, tetapi banyaknya residual
monomer yang terdapat pada basis resin akrilik
yang tidak mengalami polimerisasi secara
sempurna akan mengakibatkaniritasi pada
jaringan mulut pasien.
i. Penyerapan airResin akrilik meyerap air secara peerlahan
dengan nilai equilibrium absorpsi 2 2,5 % aka
terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari
ketebalan basis. Peyerapan air ini akan
menyebabkan perubahan dimensiomnal, tetapi
hal ini adalah tidak signifikan dan biasanya
bukan merupakan penyebab utama ketidak
sesuaian gigi tiruan.
j. Berat molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat
molekul polimer yang tinggi yaitu 500.000
1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu
100. Berat molekul polimer ini akan bertambah
hingga mencapai angka 1.200.000 setelah
berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
12/32
dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh
gaya Van der Waals dan ikatan antarrantaimolekul. Bahan yang memiliki berat molekul
tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang
lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang
besar dibandingkan polimer yang memiliki berat
molekul yang lebih rendah.
k. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut
organic
Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang
mengandung asam atau basa lemah adalah baik.
Penggunaan alkohol dapat menyebabkan
retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi sebagai
plasticizer dan dapat mengurangi temperatur
transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang
mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan
untuk membersihkan protesa.
1. Komposisi Resin Akrilik
Pada umumnya terdapat dalam bentuk powder
yang berisi polimer yang belum teraktivasi.
Selain powder terdapat juga dalam bentuk liquid
yang mengandung komponen monomer yang
dalam berinteraksi dengan polimer dapatberperan sebagai aktivator. Selain monomer,
terdapat komponen aktivator dan inhibitor.
Untuk mengaktifkan polimer dalam powder,
terjadi proses polimerisasi.
Powder (polimer) yaitu poli( metil metakrilat )
adalah resin transparan yang dapat
menyalurkan cahaya dalam range ultraviolet
hingga yang mempunyai wavelength 250nm. Ia
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
13/32
mempunyai kekerasan dari 18 hingga 20 Knoop
Number. Kekuatan tensilnya dianggarkan dalam60 Mpa, ketumpatannya adalah 1.19 g/cm2 dan
modulus elasticity dianggarkan 2.4 Gpa (2400
Mpa).
Polimer ini sangat stabil. Ia tidak mengalami
diskolorisasi dalam cahaya ultraviolet, secara
kimiawi stabil dalam panas dan melembut pada
125C dan dapat dibentuk seperti bahan
termoplastik. Depolimerisasi terjadi pada suhu
di antara 125C dan 200C. Sekitar suhu 450C,
90% polimer telah terdepolimerisasi
membentuk monomer.
Poli (metil metakrilat) mempunyai
kecenderungan untuk meresap air melalui prosesimbibisi. Ini karena, struktur non-kristalinnya
mempunyai tenaga internal yang tinggi. Jadi,
diffusi molekul dapat terjadi dengan mudah
karena tidak memerlukan tenaga aktivasi yang
banyak. Disebabkan poli (metil metakrilat)
adalah polimer yang linear, ia dapat larut dalam
beberapa pelarut organik seperti kloroform dan
aseton.
Liquid (monomer) adalah metil metakrilat
yaitu suatu cairan bening pada suhu ruangan
yang mempunyai sifat fisikal berikut :
a. Berat molekul : 100 u
b. Suhu lebur : - 48C
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
14/32
c. Suhu didih : 100.8C
d. Ketumpatan : 0.945 g/mL pada 20C
e. Tenaga polimerisasi : 12.9 kcal/mol
Metil metakrilat menunjukkan tekanan uap yang
tinggi dan merupakan pelarut organik yang baik.
AgenCross li nked polimer akrilikadalah lebih
kaku, lebih tahan terhadap perubahan suhu dan
lebih tahan larut dibandingkan dengan polimer
yang non cross linked. Cross linked polimer
juga lebih tahan terhadapsurface cracking atau
crazing didalam mulut dan tahan terhadap
keterlarutan dalam pelarut organik seperti
etanol. Ia juga lebih mudah digrind dan dipolish.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
15/32
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
16/32
2. Self Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi
Kimia)
Berbeda dengan heat cured acrylic, self
cured acylic menggunakan activator berupa cairan
kimia. Cairan kimia yang digunakan adalah dari
golongan amin tersier biasanya adalah dietil
paratuloidin. Jenis ini memang tidak sesempurna
tipe I karena residu monomer yang terbentuk dari
proses polimerisasi dan manipulasi lebih banyak.
Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur
suhu dan waktu manipulasi secara tepat.
Kelebihan dari tipe ini adalah mudah
dilepaskan dari kuvet, fleksibilitas lebih tinggi dari
tipe I, pengerutan volumeakhir tergolong rendah
karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong
kurang sempurna. Sedang kekurangannya adalah
elastisitas dari tipe ini tergolong kurang dari tipe I,
kemudian karena digunakan bahan kimia hal
tersebut dapat mengiritasi jaringan rongga mulut,dandari segi ekonomis lebih mahal.
3. Light Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi
Cahaya)
Cahaya yang dapat digunakan sebagai
activator pada resin akrilik jenis ini adalah sinar UV
dengan panjang gelombang 290-4nm dan sinar
tampak dengan panjang gelombang 400-700 nm.
Pada proses manipulasi resin akrilik jenis ini,
ditambahkan bahan inisiator berupa champorquinon.
Kelebihan dari resin akrilik jenis ini adalah
penyusutan saat polimerisasi rendah, hasil akhir
manipulasinya dapat dibentuk dengan baik dan resin
ini dapat dimanipulasi dengan peralatan sederhana.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
17/32
Kekurangan dari resin akrilik ini adalah elastisitas
dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan sinar UV
pada resin ini dapat merusak jaringan rongga mulut.
4. Microwave Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi
Kimia)
Activator pada resin akarilik ini adalah
gelombang mikro dimana gelombang ini membuat
molekul bergerak secara merata dan seimbang ke
segala arah sehingga hasil akhir dari resin akrilik ini
lebih sempurna dari yang lain. Hal tersebut
disebabkan karena hamper semua monomer beraksi
sehingga proses polimerisasinya sempurna.
Kelebihan dari jenis resin akrilik ini adalah
waktu pemanasan yang dibutuhkan dari resin ini
lebih singkat, perubahan warna kecil, sisa monomer
lebih sedikit karena polimerisasinya lebih sempurna.
Kekurangan dari resin jenis ini yakni resin akrilik ini
masih dapat menyerap air, selain itu harga cukup
mahal karena peralatan manipulasinya canggih.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
18/32
Jenis Resin Aktivator Kelebihan Kekurangan
Heat
Curing
acrylic
resin
Energi
termal yang
berasal dari
panas
Warna stabil
dan murah
Terdapat
pengerutan
volume akhir,
pembuatannya
tidak praktis
Self Curing
acrylic
resin
Dimethyl
paratoluidine
atau amin
tersier
Pengerutan
volume akhir
lebih kecil,
praktis, dan
relatif murah
Terdapat sisa-
sisa monomer,
kestabilan
warna rendah,
sisa monomer
lebih banyak,
porositas lebih
tinggi.
Light
Curing
Sinar tampak Waktu
polimerisasi
Bila
menggunakan
acylic resin dan sinar UV dapat diatur sinar UV
dapat merusak
aringan.
Microwave
Curing
acrylic
Gelombang
mikro
Waktu lebih
singkat,
polimerisasi
lebih
sempurna,
proses
pembuatannya
lebih bersih,
sisa monomer
lebih sedikit.
Membutuhkan
peralatan yang
lebih mahal,
masih bersifat
menyerap air.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
19/32
5. Manipulasi Resin Akrilik
Manipulasi Heat Cured Acrylic Perbandingan
monomer dan polymer akan menentukan sturktur resin.
Perbandingan monomer dan polymer, biasanya 3 sampai
3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat. Bila ratio
terlalu tinggi, tidak semua polymer sanggup dibasahi oleh
monomer akibatnya acrylic yang digodok akan
bergranula. Selain itu juga tidak boleh terlalu rendahkarena sewaktu polmerisasi monomer murni terjadi
pngerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan
acrylic yang berasal dari perbandingan monomer dan
polymer yang benar, kontraksi sekitar 7%. Bila terlalu
banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan lebih
besar.Pencampuran polymer dan monomer harus
dilakukan dalam tempat yang terbuat dari keramik atau
gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini
dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal.
Bila polymer dan monomer dicampuur, akan
terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy
stage).
Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy
stage).
Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau
alat bersifat lekat, apabila ditarik akan
membentuk serat (stringy stage). Butir-
butir polimer mulai larut, monomer
bebas meresap ke dalam polimer.
Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage).
Pada tahap ini sifat lekat hilang dan
adonan mudah dibentuk sesuai dengan
yang kita inginkan.
Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage).
Pada tahap ini lebih banyak monomer
yang menguap, terutama pada
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
20/32
permukaannya sehingga terjadi
permukaan yang kasar.
Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap
ini adonan telah menjadi keras dan getas
pada permukaannya, sedang keadaan
bagian dalam adukan masih kenyal.Waktu
dough (waktu sampai tercapainya
konsistensi liat) tergantung pada:
1. Ukuran partikel polymer; partikel yang
lebih kecil akan lebih cepat dan lebih
cepat mencapai dough.
2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat
molekul lebih cepat terbentuk
konsistensi liat.
3. Adanya Plasticizer yang bisa
mempercepat terjadinya dough.
4. Suhu; pembentukan dough dapat
diperlambat dengan menyimpan adonan
dalam tempat yang dingin.
5. Perbandingan monomer dan polymer;
bila ratio tinggi maka waktu dough lebih
singkat.
Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan
Acrylic
Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah
disiapkan untuk diisi dengan acrylic. Ruang tersebut
dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam
yang biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga
tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan
bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan
could mould seal (CMS). Ruang cetak diisi dengan akrilik
pada waktu adonan mencapai tahap plastis (dough stage).
Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
21/32
a. Mencegah merembesnya monomer ke bahan
cetakan (gips) dan ber-polimerisasi di dalam gips
sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan
merekat dengan bahan cetakan/gips.
b. Mencegah air dari bahan cetakan masuk ke
dalam resin acrylic. Sewaktu melakukan pengisian ke
dalam cetakan pelu diperhatikan :
- Cetakan terisi penuh.
- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup
pada cetakan, ini dapat dicapai dengan cara mengisikan
dough sedikit lebih banyak ke dalam cetakan. Selama
polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan
berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang
kurang dapat menyebabkan terjadi shrinkage porosity.
Ruang cetak diisi dengan acrylic pada tahap adonan
mencapai tahap plastis (dough). Agar merat dan padat,
maka dipelukan pengepresan dengan menggunakan alat
hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan
dilakukan berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh
dan padat.
Cara pengepresan yang benar adalah:
1. Adonan yang telah mencapai tahap dough
dimasukkkan ke dalam rongga cetak, kemudian
kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi kertas
selofan.
Pengepresan awal dilakkukan sebesar 900psi,
kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model.
Kedua bagian kuvet dikembalikan, diselipi
kertas selofan.
2. Pengepresan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi
tekanan ditingkatkan menjadi 1200 psi.
Kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model.
Kedua bagian kuvet dikembalikan tanpa diselipi
kertas selofan.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
22/32
3. Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan
1500 psi, kemudian kuvet diambil dan
dipindahkan pada begel.Pemasakan (Curing)
Untuk menyempurnakan dan mempercepat
polimerisasi, maka setelah pengisian (packing) dan
pengepresan perlu dilakukan pemasakan (curing) di dalam
oven atau boiling water (air panas). Di dalam pemasakan
harus diperhati-kan, lamanya dan kecepatan peningkatan
suhu/temperature.
Metode pemasakan dapat dilakukan dengan cara
cepat atau lambat. Ada tiga metode pemasakan resin
acrylic, yaitu:
1. Kuvet dan Begel dimasukkan ke dalam
waterbath, kemudian diisi air setinggi 5 cm
diatas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak
diatas nyala api hingga mencapai temperature
700C (dipertahankan selama 10 menit).
Kemudian temperaturnya ditingkatkan hingga
1000C (dipertahankan selama 20 menit).
Selanjutnya api dimatikan dan dibiarkan
mendingin sampai temperature ruang.
2. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih
(1000C), kemudian kuvet dan beugel
dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih
kembali (dipertahankan selama 20 menit), api
dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai
temperature ruang.
3. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih
(1000C), kemudian kuvet dan beugel
dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih
kembali. Setelah mendidih api segera dimatikan
dan dibiarkan selama 45 menit.
Kuvet dan begel yang terletak dalam water bath
harus dibiarkan dingin secara perlahan-lahan.
Selama pendinginan terdapat perbedaan
kontraksi antara gips dan acrylic yang
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
23/32
menyebabkan timbulnya stress di dalam
polimer. Pendinginan secara perlahan-lahan
akan akan memberi kesempatan terlepasnya
stress oleh karena perubahan plastis. Selama
pengisian mould space, pengepresan dan
pemasakan perlu dikontrol perbandingan antara
monomer dan polimer. Karena monomer mudah
menguap, maka berkurangnya jumlah monomer
dapat menyebabkan kurang sempurnanya
polimerisasi dan terjadi porositas pada
permukaan acrylic.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
24/32
Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah
monomer adalah:
1. Perbandingan monomer dan polimer yang tidak
tepat.
2. Penguapan monomer selama proses pengisisan
rongga cetak.
3. Pemasakan yang terlalu panas, melebihi titik
mdidih monomer (100,30C).
Secara normal setelah pemasakan terdapat sisa
monomer 0,2-0,5%.
Pemasakan pada temperature yang terlalu rendah
dan dalam waktu singkat akan menghasilkan sisa
monomer yang lebih besar. Ini harus dicegah, karena:
a. Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan
mengiritasi jaringan mulut.
b. Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer
dan membuat resin menjadi lunak dan lebih flexible.
Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak
menguntungkan pada kekuatan dan sifat-sfat optic acrylic.
Porositas yang terjadi dapat berupa shrinkage porosity
(tampak geleembung yang tidak beraturan pada
permukaan acrylic) dan gaseous porosity (berupa
gelembung uniform, kecil, halus dan biasanya terjadi pada
bagian acrylic yang tebal dan jauh dari sumber panas).
Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang
telah mengeras adalah terjadinya crazing (retak) pada
permukaannya. Hal ini disebabkan adanya tensile stress
ysng menyebabkan terpisahnya moleku-molekul primer.
Retak juga dapat terjadi oleh karena pengaruh monomer
yang berkontak pada permukaan resin acrylic, terutama
pada proses reparasi.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
25/32
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
26/32
c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan
heat cured, meskipun tidak mudah dilihat pada resin yang
diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena terlarutnya
udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer
pada suhu kamar.
d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat
molekul yang lebih rendah dan mengandung lebih banyak
sisa monomer, yaitu sekitar 2-5%.
e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured;
transverse strength bahan ini kirakira 80% dari bahan heat
cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya
yang lebih rendah.
f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat
cured lebih baik dari self curedkarena bahan self cured
menunjukkan distorsi yang lebih besar dalampemakaian.
Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl
methacrylate),polimer heat cured mempunyai deformasi
awal yang lebih kecil, juga lebihsedikit creep, dan lebih
cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured.
g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila
dipakai activator amina tertier dapat terjadi penguningan
setelah beberapa lama. (E. Combe 1992)
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
27/32
6.
Aplikasi Resin Akrilik Di Kedokteran
Gigi
1.Sebagai bahan restorasi
Kelebihan resin akrilik untuk bahan restorasi
antara lain daya alir tinggi, aplikasi mudah setting
dengan Light Curing selama 10 menit, dan
menghasilkan permukaan yang sangat halus dan
mengkilat.
2.Sebagai sendok cetak
Sendok cetak resin dibuat untuk menyesuaikan
lengkung tertentu sehingga sering disebut sendok
cetak individual. Bahan yang digunakan adalah
bahan self-cured resin. Tetapi akhir-akhir ini sering
digunakan bahan resin urethra dimetakrilat yang
diaktivasi sinar. Sendok cetak dari bahan ini
mempunyai dimensi yang stabil selama pasca
polimerisasi tetapi rapuh dan melepaskan partikel
bubuk selama proses pengasahan.
3.Sebagai alat ortodonsi lepasan
Dipakai sebagai plat dasar alat ortodontik
lepasan yang berupa lempengan plat akrilik
berbentuk melengkung mengikuti permukaan
palatum atau permukaan lingual lengkung
mandibula. Jenis resin yang dipakai adalah heat
curing dan cold curing. Bahan dari cold curing
memiliki berat molekul lebih rendah sehingga
pengkerutannya lebih sedikit namun memiliki
porositas lebih banyak sehingga kekuatannya lebih
rendah. Cold curing polimerisasinya lebih cepat
sehingga waktu pengolahannya pun singkat. Waktu
pembuatan yang singkat ini membuat bahan ini
cocok untuk pembuatan alat ortodontik lepasan dan
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
28/32
untuk reparasi plak akrilik. Selain itu cold curing
juga mudah dimanipulasi dalam pembuatan.
4.Sebagai reparasi
Bahan yang biasa digunakan adalah jenis self-
cured dan heat-cured.
5.Relining
Relining adalah mengganti permukaan
protesa yang menghadap jaringan. Bahan yang
biasa digunakan adalah self-cured. Namun juga
digunakan resin yang diaktivasi dengan energy
panas, sinar, atau gelombang mikro yang nantinya
akan menghasilkan panas yang cukup besar dan
distorsi basis protesa cenderung terjadi. Tahap
awal dari relining itu membersihkan permukaan
yang menghadap jaringan untuk meningkatkan
perlekatan antara resin yang ada dengan bahan
relining. Lalu resin yang tepat dimasukkan dan
dibentuk dengan teknik molding tekanan.
6.Rebasing
Rebasing adalah mengganti keseluruhan basis
protesa. Bahan yang biasa digunakan adalah sel-
cured. Caranya adalah bahan self-cured dicampur
sampai konsistensi encer lalu dimasukkan ke
daerah yang kan direparasi. Polimerisasi yang
timbul akan lebih sedikit apabila polimerisasi
dilakukan di bawah tekanan hydrolic hingga
sebesar 250 kN/m pada suhu 40-50oC.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
29/32
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
30/32
5. Model dirapikan, lakukan hal ini dengan hati-hati agar batas
sulkus labiobukal tidak hilang.
6. Seyogyanya model digunakan setelah 24 jam karena pada saat
itustone telah mengeras sepenuhnya.
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
31/32
7. Cara Mereparasi Gigi Tiruan
Reparasi gigi tiruan dapat menggunakan cara cold curing
acrylic, yaitu:
1. Mencari pada landasan gigi tiruan yang retak
2. Pada bagian landasan gigi tiruan yang berkontak
dengan jaringan mulut disekitar daerah yang retak
dicor dengan gips
3. Tepi bagian yang retak dilebarkan dengan bur
sehingga terdapat celah
4. Buat bevel kearah keluar untuk menambah
retensinya
5. Permukaan model kerja diulasi dengan separating
medium/cold mold seal
6. Kemudian gigi tiruan diletakkan diatas model kerja
7.
Menaruh cold curing acrylic pada bagian yang
akan direparasi
8. Setelah cold curing acrylic mengeras dilakukan
penyelesaian dan pemolesan
Reparasi gigi tiruan dengan menggunakan self curing
acrylic:
1. Mempersatukan 2 gigi riruan yang patah atau retak
dapat disambungkan dengan bentuk ekor burung
dara atau kedua sisi gigi tiruan yang patah diasah
untuk member ruang untuk bahan perekat (self
curing acrylic)
2. Model dilapisi dengan media pemisah (kertas
selofan) dan bagian basis protesa dicekatkan ke
model lalu dilakukan perekatan dengan manipulasi
acrylic secara kimia
3. Sejumlah kecil monomer diulaskan pada
permukaan basis protesa yang telah diasah.
Monomer dan polimer tersebut ditambahkan
sedikit demi sedikit ke daerah perbaikan dengan
8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik
32/32
menggunakan kuas dan diberikan agak banyak
untuk mencegah pengerutan
4. Daerah perbaikan yang dibentuk kemudian dipoles
dengan teknik konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu BahanKedokteran Gigi. Alih bahsa, Johan Arief
Budiman, Susi Purwoko ; editor edisi bahasaIndonesia, Lilian Juwono. Ed. 10. Jakarta : EGC,
2003.
Combe EC. Sari dental material. Trans. SlamatTarigan. Jakarta: Balai Pustaka, 1992
Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Materials.11th Ed.Missouri : Mosby Inc 2002
Powers JM, Wataha JC.Dental Materials Propertiesand Manipulation. 9th Ed. Missouri : MosbyElsevier 2008
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/23569/5/Chapter%20I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/23569/5/Chapter%20I.pdf
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827
684_abs.pdf
http://www.researchgate.net/publication/42349
578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimeris
asi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Keseh
atan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangann
ya
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdf