Post on 14-Jun-2015
1
Banking Crisis and Financial Structure: A Survival Time Analysis
Ayse Y. Evrensel
International Review of Economics and Finance 17 (2008) 589 – 602
Tetuko Rawidyo Putro
Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen:
Dr. Sri Adiningsih, MSc
2
Introduction Efek dari concentration dan competitiveness dalam industri
perbankan yang fragile telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dimana hasil penelitian mempunyai hasil yang kontradiksi
Beberapa penelitian menemukan terdapat hubungan yang berkebalikan (inverse) antara derajat dari tingkat concentration suatu bank, excessive risk taking dan krisis perbankan dimana tingkat concentration suatu perbankan yang tinggi mempunyai hubungan yang rendah terhadap probability dari bank crisis.
Terdapat dua alasan yang mendukung penelitian tersebut, yaitu: Pertama: jika concentration dapat meningkatkan market power dan kemudian akan meningkatkan profit bank, maka para manager bank menjadi kurang tertarik terhadap risk taking sehingga akan mengurangi probability terjadinya bank crisis
3
Introduction Kedua, biaya yang dikaitkan dengan usaha monitoring dan
supervisi bank akan menjadi rendah sehingga diharapkan akan mengurangi kemungkinan terjadinya bank crisis yang sistematis
Beberapa studi lain yang dilakukan, menemukan sebuah hubunga yang positif antara tingkat concentration bank dan krisis finansial dengan dua alasan, yaitu: Pertama, tingkat concentration akan menyebabkan meningkatnya market power dan juga meningkatkan tingkat suku bunga, yang mana akan menyebabkan meningkatnya probability dari bank crisis.
Kedua, concentration dan persaingan yang kurang kompetitif yang mungkin diakibatkan karena credit rationing yang kecil, pinjaman yang besar dan probability yang besar dari kegagalan suatu bank.
4
Introduction Studi yang lain mengatakan bahwa hubungan antara bank
competition, risk taking dan bak crisis tergantung atas tipe skema deposit insurance yaitu none premium, flat premium atau risk based premium.
Hubungan antara tingkat concentration bank dan krisis finansial mempunyai komponen kebijakan yang sangat relevan dimana terjadinya bank crisis akan menyebabkan balance of payment di negara berkembang menjadi krisis juga dan meningkatkan fragility atas sistem perbankan di negara berkembang
Penelitian yang dilakukan Nicolo, Batholomew, Zaman dan Zephirin dan juga oleh Beck, Demirguc-Kunt dan Levine (BDL) menunjukkan terjadinya relationship antara bank crisis dan bank concentration
5
Introduction Hasil penelitian tersebut mendukung hipotesis concentration-
stability dengan memasukkan variabel makroekonomi, finansial, dan regulation mengatakan bahwa bank concentration mempunyai hubungan yang berkebalikan terhadap bank fragility
Penelitian ini mendukung studi yang dilakukan oleh BDL dengan memasukkkan efek dari bank concentration, regulation dan kebijakan makroekonomi terhadap hazard atas kegagalan perbankan. Tingkat concentration yang tinggi dalam sektor perbankan yaitu dengan memasukkan variabel tingkat restriction suatu bank, derajat kebebasan perbankan, tingkat pertumbuhan GDP yang tinggi, perbaikan dalam term of trade, tingkat depresiasi mata uang yang besar , tingkat kebebasan ekonomi, akuntability yang terjadi di negara maju akan menurunkan tingkat hazard dari kegagalan perbankan.
Tetapi skema deposit insurance yang menguntungkan, suku bunga yang tinggi, tingkat inflasi yang tinggi, pertumbuhan tingkat kredit domestik dan money supply akan meningkatkan hazard atas kegagalan perbankan
6
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
tahunan yaitu mulai dari tahun 1980 – 1997 yang meliputi 79 negara dan 50 kejadian atas krisis perbankan
Apabila terjadi krisis maka diberi nilai 1 dan sebaliknya adalah nol
Bank crisis adalah suatu periode yang terjadi yang dapat dilihat dari pembekuan tingkat deposit yang ada di Bank, adanya blanket guarantee, non performing atas asetnya yang mencapai minimal 10% dari total aset dan biaya dari kebijakan fiskal untuk melakukan tindakan penyelamatan yang mencapai minimal 2% dari GDP.
7
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Concentration diukur dari tingkat share atas aset dari tiga bank
yang terbesar dari keseluruhan aset sistem perbankan yang ada.
Banking restriction mengindikasikan tingkat restriksi atas aktivitas perbankan dalam securities, insurance dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin tinggi tingkat restriksi yang ada dalam sistem perbankan.
Requires reserve adalah rasio dari aset bank dimana Bank Sentral mengatur jumlah minimal yang harus dipegang oleh setiap bank
8
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Capital regulation diukur dengan menggunakan indek terhadap
capital dan total dari capital requirement dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin tinggi tingkat regulasinya.
Moral hazard diukur dengan menggunakan indeks atas skema deposit insurance yang menguntungkan, yaitu semakin tinggi indeksnya maka semakin menguntungkan deposit insurance
Banking freedom merupakan sebuah indeks yang mengukur tingkat keterbukaan dari sistem perbankan yang memperbolehkan bank asing untuk bebas beroperasi, seberapa sulitnya untuk membuka suatu bank, derajat dari regulasi dimana semakin tinggi indeksnya maka semakin kecil restriksi atas sistem perbankan yang bebas
9
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS
10
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS
11
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS
12
DATA, VARIABLE DESCRIPTION AND SUMMARY STATISTICS Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa negara yang
bukan anggota G10 mempunyai derajat atas bank concentration yang tinggi dan juga regulation perbankan yang strict, less economic fredom dan tingkat akuntabilita dari pemerintah yang rendah.
13
EMPIRICAL ANALYSIS
DESCRIBING SURVIVAL TIME DATA Survival time mencerminkan seuatu periode yang terjadi dimana suatu
negara belum mempunyai pengalaman terhadap krisis perbankan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dimana negara yang sudah mempunyai rpengalaman menghadapi krisis perbankan mempunyai beberapa kejadian atas krisis perbankan yang terjadi di negaranya
Dalam analisis survival, sangat penting untuk menentukan titik origin dari survival time yang akan menentukan tingkat treatment yang dilakukan pemerinntah untuk mengatasi krisis perbankan tersebut. Hal ini dapat dianalogikan dengan treatment terhadap orang yang menjadi pecandu narkotika.
Tabel dibawah ini menjelaskan bahwa secara keseluruhan, tingkat incidence dari kegagalan perbankan adalah 0.181. Hal ini dapat dilihat lebih jauh lagi dimana negara non G10 mempunyai nilai yang lebih besar dari negara G10. Tabel ini juga menunjukkan bahwa survival time pada tingkat probability yang berbeda-beda menunjukkan bahwa negara non G10 lebih pendek dibandingkan dengan G10.
14
EMPIRICAL ANALYSIS
15
FITTING A PARAMETRIC SURVIVAL MODEL
Negatif hazard ratio akan menurunkan tingkat hazard dari bank failure dan sebaliknya jika positif hazard ratio maka akan meningkatkan hazard dari bank failure
Hazard ratio yang dikaitkan dengan bank concentration menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya bank concentration akan menurunkan tingkat hazard ratio
Sedangkan tingkat moral hazard yang diproxy dari tingkat generosity of deposit insurance akan meningkatkan hazard ratio.
Tingkat economic freedom dan government accountability akan menurunkan tingkat hazard ratio karena GDP per kapita yang digunakan sebagai proksi terhadap tingkat pembangunan perekonomian maka tingkat hazard ratio yang negatif mengindikasikan bahwa hazard dari bank failure adalah menurun terkait dengan tingkat pembangunan ekonomi.
Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini
16
FITTING A PARAMETRIC SURVIVAL MODEL
17
DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Hasil dari analisis survival adalah konsisten terhadap penelitian
BDL
Terdapat hubungan negatif antara tingkat hazard dari bank crisis terhadap concentration dalam sistem perbankan
Tingkat moral hazard yang tinggi dalam sistem perbankan, tingkat pertumbuhan JUB, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga riil akan meningkatkan hazard dari bank crisis
18
DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Paper ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan yang terjadi di
negara maju dan negara berkembang. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga hal
Pertama, dari hasil deskripi statistik mengindikasikan bahwa negara berkembang mempunyai tingkat concentration yang lebih tinggi dan lebih strict terhadap regulasi perbankan, less economic freedom dan tingkat akuntabilita pemerintah yang rendah
Kedua, semua estimasi atas hazard ratio didasarkan atas analisis survival parametric, dimana variabel dumy pada negara maju mengindikasikan bahwa negara maju mengalami penurunan terhadap tingkat hazard atas bank failure.
19
DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Ketiga, estimasi atas persamaan hazard yang didasarkan pada
model Weibull memverifikasi bahwa tingkat hazard untuk negara maju dan berkembang mempunyai perbedaan bentuk dimana negara maju tingkat hazardnya selalu konstan sepanjang waktu sedangkan negara berkembang mengalami peningkatan sepanjang waktu.
Paper ini bertujuan memberikan penjelasan terhadap hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang kontradiksi satu dengan lainnya. Pertama, hasil keseluruhan yang didasarkan pada analisis survival mengindikasikan bahwa tingkat concentration bank yang tinggi mempunyai tingkat hazard yang rendah sementara dalam deskriptif statistik menunjukkan bahwa negara berkembang yang mempunyai tingkat concentration yang tinggi mempunyai korelasi terhadap tingginya tingkat hazard
Kedua, bahwa tingkat restriksi bank yang tinggi akan mempunyai tingkat hazard yang rendah tetapi dalam deskriptif statistik menunjukkan hasil yang berlawanan
20
DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS Bank concentration dapat terjadi karena alasan yang berbeda-
beda. Pertama, concentration akan meningkatkan efisiensi dari sistem perbankan dimana market pressure atas sistem perbankan akan mengarahkan bank pada konsolidasi perbankan.
Kedua, sistem pasar mempunyai keterbatasan kekuasaan atas struktur industri perbankan dikarenakan peranan pemerintah yang besar dalam perekonomian
Ketiga, fakta yang menunjukkan bahwa pengalaman negara berkembangan dalam menghadapi bank failure yang lebih sering akan membawa kepada semakin tingginya tingkat concentration bank
Studi yang dilakukan oleh Evrensel menunjukkan bahwa secara keseluruhan pola dari regulasi perbankan mengindikasikan bahwa negara berkembang mempunyai regulasi yang lebih strict dan powerful supervisi dari agency.
21
DISCUSSION OF THE SURVIVAL ANALYSIS RESULTS AND FURTHER ANALYSIS