Post on 09-Feb-2018
1
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sebagai Negara berkembang memerlukan adanya peningkatan
teknologi terlebih di bidang teknologi pemesinan, Perkembangan dan penerapan
teknologi yang merambah hampir keseluruh bidang kehidupan pada dewasa ini.
Tak terkecuali pada bidang industri, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang
dibutuhkan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan berkeahlian dalam
mengakomodasi kemajuan tersebut. Mahasiswa teknik mesin sebagai aset
sumber daya, merasa perlu memperdalam bidang keilmuannya terutama dilihat
dari sisi aplikasi ilmu. Karenanya dibutuhkan wadah yang mampu untuk
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang keilmuannya tersebut. Dalam hal
ini, pihak industri dipandang tepat sebagai penyedia (fasilitator) bagi para
mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang didapat dilingkungan pendidikan.
Yang pada akhirnya diharapkan seorang mahasiswa/sarjana tidak hanya
memahami pada segi teoritisnya saja tetapi juga sanggup melaksanakan praktek
dalam dunia kerja ke depan program studi Teknik Mesin merupakan salah satu
jurusan yang membekali para mahasiswanya dengan proses pembelajaran
mengenai fenomena-fenomena permesinan, perancangan dan konstruksi,
pengkonversian energi, proses produksi serta ilmu material. Namun untuk lebih
2
memahami dan menguasai apa yang telah didapat di bangku perkuliahan
mahasiswa program studi Teknik Mesin perlu untuk menyaksikan sendiri dan
membuktikan pengaplikasian ilmu yang dipelajari dengan cara kerja praktek pada
perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan ilmu keteknik pemesinan.
1.2 Rumusan masalah
Dalam pengerjaan mesin ini terdapat poin poin yang harus kami rancang dan
kami selesaikan sesuai dengan tujuan perancangan mesin ini, antara lain :
a) Bagaimana cara merancang mekanika kelistrikan dalam mesin ini
b) Bagaimana cara merancang memasukan makanan ringan sesuai dengan
takaran yang di tentukan
c) Bagaimana cara membuat rangka utama pada mesin timbanga sistim
dosing?
d) Bagaimana cara membuat poros penghubung pada mesin timbangan
sistim dosing?
1.3 Batasan masalah
beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas
dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang
dirancang ini adalah :
a. Sistem ukuran dari mesin timbangan agar dapat memasukan bahan
sesuai takaran yang di butuhkanPada corong mengunakan bahan dari
stainless steel
b. Motor yang di gunakan motor biasa 220 Volt 2hp,1800 rpm
3
c. Motor yang digunakan hanya untuk memutar pada bagian bawah
corong agar makanan ringanter sebut masuk kedalam
pengemas/packing
1.4 Tujuan penelitian
Sama dalam pengepakannya sesuai tujuan yang kami harapkan Tujuan dari
pembuatan dari mesin Timbangan dosing adalah agar kami dapat mendesain alat
dan sistem mekanik dari mesin timbangan dosing yang di gerakkan oleh motor
listrikMembuat pengaturan desain sistem agar bisa sesuai dengan
ukuran/takaran yang
1.5 Manfaat penelitian
Secara detail cara kerja mesin akan di bahas pada bab selanjutnya namun secara
singkat pada mesin ini,Makanan ringan di masukan ke dalam corong
Motor akan bekerja pada kecepatan pelan yang diatur oleh variable speed dan
waktunya di tentukan oleh timer dan silinder sehinga makanan ringanakan
masuk ke packing sesuai dengan takaran,Bahan tersebut akan turun pada
tempat penampungan yang sudah disiapkan untuk di packing (wadah).
1.6 Sistematika penulisan
Susunan penelitian tugas akhir ini secara sistematika terbagi dalam uraian
penjelasan dari tiap-tiap bab yang penulis gunakan:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar Belakang, Rumusan Masalah,Tujuan,
Penelitian
4
Batasan Masalah, Manfaat, Penelitian ,Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung tugas akhir dan
Pembuatan alat yang mana disertai dengan pengolahan data
perumusannya.
BAB III : METODOLOGI PENGAMBILAN DATA
Bab ini berisi tentang perancangan alat dan bahan yang digunakan
Pelaksanaan cara kerja alat tersebut.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem pengendali pada mesin timbangan ini dirancang untuk
memperoleh sistem pengendalian putaran motor DC yang berfungsi sebagai
penggetar dengan frekuensi tertentu dengan tujuan mengatur masukan
makanan dari feeder menuju wadah penimbang, sehingga dalam penelitian ini
sistem pengendalian diuji dengan berbagai nilai setpoint. Nilai setpoint tersebut
akan dikaitkan pada nilai set yang berupa set time, set berat, dan set frekuensi.
Hal tersebut dilakukan untuk melihat efek perubahan getaran dan efek
perubahan berat yang terjadi dalam tenggang waktu tertentu.
Untuk memperoleh tanggapan putaran atau getaran seperti yang
dibutuhkan, dicari fungsi keanggotaan yang tepat. Fungsi keanggotaan masukan
diubah-ubah untuk memperoleh tanggapan pergerakan motor penggetar serta
pengereman motor yang diinginkan hingga motor berhenti yang didasari
terpenuhinya setpoint berat.
Pengubahan ini dilaksanakan dengan cara merubah koordinat bidang-
bidang prototype yang telah dirancang. Hal ini akan mengakibatkan nilai bobot-
bobot dalam jaringan berubah. Penelitian ini juga mencoba melihat hubungan
antara perubahan batas terhadap tanggapan motor penggetar.
Disamping mencari tanggapan motor yang diinginkan pengujian pada
plant dengan menggunakan kontrol tradisional berupa setting timer, dan kontrol
setting berat. Keseluruhan kontrol tersebut dikenai pembebanan dengan
6
flowrate masukan yang konstan dan masukan dengan flowrate yang terdapat
disturbance. Hal tersebut dilakukan untuk melihat perbandingan karakteristik
terhadap kontrol lainnya.Dilakukan juga pengujian untuk melihat kemampuan
penimbangan dengan menggunaka timbangan dosing. Pengamatan ini akan
dilakukan untuk melihat hasil penimbangan dengan dua metode. Dan untuk
masing-masing metode digunakan masukan yang berasal dari hasil uji coba alat
pemodelan yang telah dibuat untuk mendapatkan kondisi yang mendekati real.
Dengan perancangan sistem timbangan dosing diharapkan dapat penyempurnan
pengaturan masukan dengan kontrol on/off pada sistem timbangan dosing untuk
mendapatkan ketepatan serta kecepatan pengukuran yang handal, kontrol yang
lebih halus dan fleksibel sehingga dapat melayani kebutuhan mesin pengepakan
pada industri makanan, untuk mencapai produktifitas yang lebih tinggi.
2.1 Penimbangan Berat Velometrik
Penimbangan berat Velometrik adalah pengidentifikasian berat yang
didasarkan pada volume dari suatu material dengan memperhitungkan berat
jenis dan material tersebut. Dalam hal ini wadah telah ditentukan volumenya
untuk menimbang suatu material sehingga mendapatkan berat yang diinginkan.
Persamaan dasarnya adalah :Kelemahan tipe ini adalah jika terdapat
ketidakseragaman pada material yang berupa granulasi, sehingga pengukuran
tidak akurat. Pada kondisi lainnya, wadah penimbang berlaku spesifik
pengukuran berat berdasar gaya berat., (Curtis ;2001)
7
2.2 Kontrol Perangkat Lunak
sistem plan dimana gangguan-gangguan dari lingkungan membuatmasukan variabelnya menjadi tidak pasti. Sebagaimana pencetusnya. Prof.Lotfi Zadeh yang menyajikan dengan menentukan derajat keanggotaan(degree of membership) dari masing-masing anggota masukan dan keluaran,dimana keanggotaan tersebut bergantung pada pengelompokan atas dasarhuman expert. Untuk selanjutnya himpunan tersebut disajikan dengan caramenggambar Untuk selanjutnya dijelaskan secara umum yang menjadikomponen pengendali ( Zadeh; 2004)2.3 Bagian bagian Mesin
Dalam perancangan mesin timbangan dosing ini kami membuat desain dan
rancangan, pembuatan mesin ini memiliki bagian bagian mesin antara lain:
A . Motor induksi
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektro magnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pembagian motor diletakkan
pada sifat arus yang mengalir. Untuk itu, motor listrik terbagi menjadi dua yaitu
motor arus bolak-balik (AC) dan motor arus searah (DC) (lihat gambar2.1)
Dengan spesifikasi:
MODEL NO : IC l293DVOLTAGE :220 V 50/60Hz
RATED POWER : 200W
8
NO-LOAD SPEED : 1800 rpm
NO-LOAD CURRENT : 0.38A
Gambar : 2.1 . Motor DC
Generator listrik arus bolak-balik disebut dengan alternator
Motor DC (dikutip dari http://www.energyefficiencyasia.org) merupakan motor
arus searah. Pemakaiannya menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun
penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan
rendah. Motor DC sering digunakan karena keuntungan utama adalah sebagai
pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan
daya.Pengendalian motor DC dapat diatur dengan :
a. Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan.
b. Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
B. Trafo 5 A
Trafo atau transformator adalah pengubah tegangan listrik bolak-balik agar di
peroleh tegangan yang diinginkan(lebih besar atau lebih kecil). Transformator
untuk menaikan tegangan disebut transformator step up. Sedangkan
transformator penurunan tegangan disebut transformator step down.
http://www.energyefficiencyasia.org
9
Transformator terdiri atas sebuah inti besi yang diberi lilitan primer dan
skunder,alat ini bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik, apabila terjadi
perubahan flucks magnet pada kumparan primer, maka akan diteruskan ke
kumparan sekunder dan menghasilkan gaya gerak listrik induksi dan arus induksi
Gambar 2.2 Trafo 5 A (individual photo,camera)
C. MCB
Adalah: alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman aliran arus listrik yang
memiliki nilai tersendiri
Gambar 2.3 Mcb
http:///www.google.com/imgres;www.panoramaelectric.co.id MCB bekerja
dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran listrik lebih
dengan menggunakan electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah
memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir
www.google.com/imgreswww.panoramaelectric.co.id
10
untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A),
Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang
digunakan harus memiliki logo SNI pada MCB tersebut.
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas
dari MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :6A x 220v =
1.200 Watt Beberapa kegunaan MCB :
a. Membatasi Penggunaan Listrik
b. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
c. Mengamankan Instalasi Listrik
d. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
Cara menentukan penyebab MCB turun
1. Apabila tidak panas
kemungkinan ada bagian instalasi yang korslet, biasanya bila instalasi yang korslet
tersebut telah di perbaiki, MCB langsung dapat dinyalakan. Jika sesudah
beberapa menit MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan kembali, artinya MCB
tersebut sudah rusak (http://iptech.wordpress.com)
2.Apabila panas
Itu menandakan MCB mengalami kelebihan beban dalam waktu yang cukup
lama, tunggu beberapa menit baru menyalakan MCB tersebut, biasanya apabila
http://iptech.wordpress.com
11
langsung di nyalakan, MCB akan langsung turun kembali, hal ini disebabkan oleh
BiMetal yang memuai dan membutuhkan waktu untuk kembali ke bentuk
semula. Bila sesudah beberapa menit, MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan,
artinya MCB tersebut sudah rusak (http://iptech.wordpress.com)
D. Besi siku
Dibawah ini adalah besi siku atau equal angle bar yang banyak di pakai untuk
komponen fabrikasi untuk konstruksi mesin ataupun untuk konstruksisipil.
Besi siku mempunyai profil seperti penggaris 90 derajat atau siku dengan
panjang sisinya sama, Dalam konstruksi baja, pemilihan profil material yang
efektif dan efisien sangatlah penting, karna dalam masalah biaya, baja lebih
mahal daripada beton, tapi untuk pelaksanaan, baja lebih cepat dibandingkan
dengan beton. Kali ini, admin akan membahas tentang besi siku (equal angle
bar).Besi siku dalam konstruksi baja biasanya digunakan untuk bracing antar
kolom baja, sistem rangka (truss), material pagar dll., sedangkan untuk system
rangka perlu analisa khusus sistem rangka agar profil yang digunakan efektif dan
efisien.
Contoh gambar bracing dan sistem rangka menggunakan profil siku
http://iptech.wordpress.com
12
Gambar 2.4 Siku-siku (http://www.google.com./lavishandlime.com)
E. Stainless steel
stainless steel dengan teknologi penyegelan yang memberikan perlindungan
IP67 masuknya untuk digunakan dalam lingkungan washdown. Dengan poros
stainless steel dan konektor, ditambah food grade grease bearing, motor ini
sangat ideal untuk aplikasi industri makanan, minuman dan farmasi yang
membutuhkan pembersihan sering tekanan tinggi untuk mempertahankan
standar tertinggi kebersihan.
Stainless Steel adalah jenis material baja yang memiliki beberapa keunggulan
Gambar2.5StainlessSteel
http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com
F. LOGAM NON KOROSI
http://www.google.comhttp://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com
13
Mesin ini adalah mesin yang langsung bersentuhan dengan makanan dan
berupa hasil akhir minuman yang dapat langsung kita nikmati, untuk itu dalam
pembuatan mesin ini kami menggunakan logam non korosif agar tidak terjadi
kontaminasi pada produk, logam yang di guanakan yaitu stainless steel.
Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan
campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan,
silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup
banyak.
Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara
membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung
produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom,
bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan
lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling
sedikit 10% krom.
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya
dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan
dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk
mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi
tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari
panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa
bantuan instrumen moderen,Besi biasa, berbeda dengan stainless steel,
permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen
14
dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah
seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal
dan kita kenal sebagai karat,Stainless steel, dapat bertahan stainless atau
tidak bernoda justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.
(SI) http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com
G. KEMASAN/PLASTIK
Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu
wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan
dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan
pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi
reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan
lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat
tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari
kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau
dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau
benturan dan transparan (Winarno, 2003).
Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap
mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang
pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di
dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh berkurang
kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan terhadap bau dan gas
dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak dapat masuk
http://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com
15
melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah.
Wadah yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan
di dalamnya juga rusak dalam arti berubah bentuknya (Winarno,2003).
Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi
segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap
atau hanya mengalami sedikit penurunan pada saat diterima oleh konsumen
akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan pengemasan, komoditi dapat
dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis
selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow danGriffin,2005)
H. BAHAN PENGEMAS PLASTIKBahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam
perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat
diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi,
danekstruksi(Syarief,etal.,2009).
Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni
rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa
monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut
dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan
jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar (Syarief, et al., 2008).
Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur
kimianya terbagi atas dua macam yaitu:Linear, bila monomer membentuk rantai
16
polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang
mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali
mengeras bila didinginkan.Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga
dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting
dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
ciri-ciri plastik tersebut dapat diketahui secara mudah. Antara lain berada di
bagian bawah dari pengemas plastik, berbentuk segitiga dan didalam segitiga
tersebut terdapat angka-angka yang masing-masingnya mewakili karakteristik
setiap pengemas plastik tersebut. Berikut ini penggolongan jenis-jenis plastik
menurut (Purnamajati, 2010) :
Gambar 2.6 plastik PETE/PET (PolyEthylene Terephthalate)Jenis Ke-1
Kemasan ini sering kita temui sebagai botol plastik pengemas minuman.
Kenampakan bahan pengemas ini bewarna bening atau transparan.Perlu
diperhatikan juga bahwa pengemas jenis ini sangat direkomendasikan hanya
untuk sekali pakai. Hal ini dikarenakan jika terlalu sering dipakai, apalagi
17
digunakan untuk menyimpan air panas akan mengakibatkan lapisan polimer
pada botol akan meleleh.
Hal ini dapat dilihat dari kenampakan botol yang semakin kusam jika terlalu
sering dipakai. Resiko jangka panjangnya dapat menyebabkan kanker karena sifat
polimer tersebut yangkarsinogenik (menyebabkan kanker). Kegunaan dan sifat
plastic jenis ini jelas, keras, tahan terhadap pelarut, tititk lelehnya 85C. biasanya
digunakan untuk botol minuman berkarbonasi, botol juice buah, tas bantal dan
peralatan tidur, dan fiber tekstile
Gambar 2.7 plastik HDPE (High Density Polyethylene). Jenis ke-2
disebut dengan HDPE (High Density Polyethylene). Sering kita temui pada botol
susu bayi yang bewarna putih susu, gallon air minum, kursi lipat dan lain-lain.
HDPE mempunyai sifat yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap
suhu tinggi. HDPE punya kemampuan untuk mencegahreaksi kimia antara
kemasan plastik belabel HDPE dengan makanan/ minuman yang dikemasnya.
Namun, hal yang cukup pelu diwaspadai karena pada kemasan ini terjadi
pelepasan senyawa antimony trioksida yang terus meningkat seiring dengan
intensitas pemakaiannya.
18
Gambar 2.8 plastik Polyvinyl cloride (PVC) Jenis Ke-3
Pengemas dengan bernomor 3 ini disebut Polyvinyl cloride (PVC) merupakan
jenis plastik yang sangat sulit untuk didaur ulang. Reaksi yang terjadi antara PVS
dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi membahayakan
ginjal, hati dan dapat mengganggu berat badan. Sehingga penggunaan plastik
jenis ini sebisa mungkin untuk dihindari.
Gambar 2.9 plastik Low Density Polyethylene (LDPE) Jenis Ke-4
Plastik dengan tera angka 4 ini disebut Low Density Polyethylene (LDPE) disebut
juga thermoplastickarena terbuat dari minyak bumi. Karakter jenis plastik ini
yaitu kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, resisten terhadap senyawa kimia
dibawah suhu 60oC dan punya daya proteksi tinggi terhadap air. Plastik ini dapat
didaur ulang dan baik untuk barang-barang dengan tingkat fleksibilitas tinggi.
Plastik jenis ini cukup baik jika digunakan sebagai tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
19
Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk
pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain
Gambar 2.10 plastik PP (Polypropylene) Jenis Ke-5
Jenis ini dilabeli dengan logo PP (Polypropylene) merupakan pilihan bahan plastik
terbaik jika digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman. Hal ini
dikarenakan karakteristik bahan ini yaitu lebih kuat dengan daya tembus uao
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, dan stabil pada suhu tinggi.
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap
bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik
polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin
cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta
bahan pembuat karung.
Gambar 2.11 plasti PS (Polystyrene) k Jenis Ke-6
20
Jenis ini dapat dikenali karena erdapat tanda PS (Polystyrene) yang merupakan
salah satu polimer aromatik. Bahan ini sangat dihindari karena akan
mengeluarkan senyawa styrene yang dapat mengganggu kerja otak, mengganggu
kerja hormon estrogen pada wanita sehingga mengganggu sistem reproduksinya
serta pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan ini juga sangat sulit untuk
didaur ulang. Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling
berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam
berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif.
Gambar 2.12 plasti Styrene acrylonitrile (SAN), Jenis Ke-7
Untuk bahan pengemas dengan kode angka 7 terdiri atas empat jenis bahan.
Yaitu Styrene acrylonitrile (SAN), Acrilonitrile butadine styrene (ABS),
Polycarbonate (PC) dan Nylon. Sering ditemukan pada botol minuman, suku
cafang mobil, alat rumah tangga, plastik kemasan dan lain-lain. Untuk jenis SAN
dan ABS punya tingkat resistensi teinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuaatan, kaku serta tingkat kekakuannya yang tinggi. Sehingga plastik ini
sangat baik digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman.
Bahan Pangan lain Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya
terhadap kelembaban yang tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang
fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan EVASimbol Kemasan Plastik.
21
Gambar 2.13 simbol plastik
Plastik memiliki bermacam-macam kegunaan. Untuk mengetahui yang mana
plastik untuk makanan dan minuman dan yang mana yang bukan, maka harus
dibedakan plastic jenis yang satu dan lainnya berdasarkan symbol yang tertera
pada plastic tersebut
22
BAB III
METODOGI PENELITIAN
3.3 Flow chart
ANALISAKEKUATAN POROS
Klarifikasi
Poros
Safety factor
MENCARI BAHAN &MATERIAL YANG
SESUAI
DESAIN BENTUKCASHING & PART
TAMBAHAN
GAMBAR TEKNIK
Hasil PengujianSistem
MENENTUKANPOSISI SETIAPKOMPONEN
HasilPengujiantimbangandosing
DESAINPENGEPRESAN
MEMENUHIKONSEP
A
A
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
YA
START
FINISH
MENENTUKANKONSEP
PEMBAHASAN
PENYUSUNANMISI
23
Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu kami
melakukan penelitian dari percobaan percobaan dan data data yang kami
kumpulkan dan kami sesuaikan dengan proses yang kami kerjakan,
3.1 Konsep pembahasan
Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal kami
yaitu, bagaimana mendesain alat yang dapat mengetahui jumlah berat jenis dari
makanan ringgan dengan timbangan dosing, yang sesuai dengan selera
konsumen.
3.2 Penentuan misi
Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari awal, yaitu
pembuatan mesin yang berguna untuk masyarakat luas, tidak sekedar industri
atau golongan tertentu saja. Setelah kami pilah-pilah dari kemungkinan ide yang
ada akhirnya kami menentukan pembuatan mesin timbangan dosing yaitu mesin
dapat menggetahui ukuran atau berat jenis makanan ringgan dengan
menggunakan motor DC. Namun karena ide ini benar- benar baru (belum
pernah ada) mungkin dalam pembuatannya belum bisa sempurna namun kami
terus berusaha semaksimal mungkin demi keberhasilan sistem kerjanya.
3.4 Analisa kekuatan poros
Poros adalah anggota berputar,biasanya dari penampang lingkaran, digunakan
untuk pengiriman daya atau gerak. Ini memberikan sumbu rotasi, atau osilasi,
elemen seperti roda gigi atau puli. Engkol, sprocket dan sejenisnya dan
24
mengontrol geometri gerak mereka. Poros adalah anggota non rotating yang
membawa torsi tidak ada dan digunakan untuk mendukung roda berputar,
katrol dan sejenisnya. Dalam bab ini, rincian dari poros itu sendiri akan diperiksa,
termasuk yang berikut ;(Sularso, 2004).
Pemilihan material
Tata letak geometris
Tekanan dan kekuatan
- Kekuatan statis
- Kekuatan kelelahan
Defleksi kekakuan
- Pembengkokan defleksi
- Torsi defleksi
- Lereng pada bantalan dan poros yang didukung elemen
- Mencukur defleksi akibat, beban melintang poros pendek
1) Safety factor
Adalah pengertian besarnya angka keamanan yang menyatakan tingkat
keamanan atau keberhasilan dari sebuah rancangan, secara teory safety factor
memiliki banyak pengertian jika di kaitkan dengan berbagai kasus, dalam dalam
pembahasan konstruksi poros kami, kami mengartikan bahwa,Safety factor
adalah perbandingan antara nilai besaran diameter poros yang ada dengan nilai
diameter poros sesuai perhitungan,
secara matematis dapat di tuliskan:
25
= Dimana : Sf : nilai angka keamanandx : diameter pada mesin
d0 : diameter pada perhitungan
Dengan ketentuan : Sf > 1 , perencanaan aman
Sf = 1 , margin of safety (batas nilai keamanan)
Sf < 1 , perencanaan buruk / gagal
Margin of safety adalah nilai dimana besaran diameter pada mesin sesuai/ sama
dengan diameter hasil perhitungan secara teoritis, pada keadaan ini
penambahan gaya atau beban yang bekerja pada disain akan menyebabkan
kerusakan atau kegagalan pada mekanisme kerja, nilai ini juga bisa disebut
diameter kritis. (Sularso, 2004).
2) Klarifikasi poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai
berikut :
a. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,
puli sabuk atau sproket, rantai.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
26
c. Gandar
Poros yang dipasang pada roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan
oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban putir juga. Untuk
merencanakan sebuah poros,
Hal - hal berikut yang perlu diperhatikan :
a. Kekakuan Poros.
Meskipun sebuah poros memiliki sebuah kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar, akan mengakibatkan ketidak-
telitian pada mesin perkakas atau getaran dan suara.Karena itu disamping
kekuatan poros kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
b. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan, maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.
Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor listrik, dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Jika mungkin, poros harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga puturan kerjanya lebih dari putaran
kritisnya.
c. Kekuatan Poros
27
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan
seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh
konsentrasi pengaruh tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)
atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.sebuah poros harus
direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban diatas.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeler
dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk
poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti
lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap
korosi.
e. Bahan Poros
Poros untuk mesin umumnya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin dan
difinising, baja karbon kontruksi mesin yanag dihasilkan dari igot yang di-kill
(baja yang dideoksidasikan dari fero silicon dan dicor, kadar karbon terjamin).
Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat
mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi
alur pasak karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin
membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi umumnya dibuat dari
baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan
28
beberapa diantaranya adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibden.
Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika
alasannya hanya untuk putaran tinggi dan beban berat. Dalam hal demikian perlu
dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara
tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan Dalam perencanaan sebuah
poros, harus diperhitungkan terlebih dahulu daya yang ditransmisikan P (kW),
dan putaran poros n (rpm). Atas dasar pertimbangan keamanan maka poros ini
diberi nilai keamanan atau faktor koreksi fc, sehingga daya rencana ( dP ) dapat
dihitung (Sularso, 2004).
PfP cd (kW)
Keterangan : Pd = Daya rencana (KW)
fc= Faktor koreksi
P = Daya nominal motor penggerak (KW)
Faktor-faktor Koreksi Daya yang akan Ditransmisikan (fc)
Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maksimum yang diperlukan
Daya nominal
1,2 2,0
0.8 1,2
1,0 1,5
29
Sumber : (Sularso, 2004).Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen
rencana) adalah T (kg.mm) maka:
= ( )( )..................................Sehingga = 9,74 10 .
Tegangan geser yang diizinkan a (kg/mm 2 ) untuk pemakaian umum pada
poros dihitung atas dasar batas kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari
batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2
). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2 ),
sesuai dengan setandar ASME. Untuk harga ini faktor keamanan diambil sebesar
1/0,18 = 5,6 untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan
S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan Sf1.
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros akan diberi alur pasak atau dibuat
bertetangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan sangat besar. Untuk
memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor
yang dinyatakan sebagai Sf2 dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.
Dari hal-hal di atas maka besarnyaa (kg/mm 2 ) dapat dihitung dengan, ( The
McGraw-Hill Companies, 2008)
a = B /(Sf1 Sf2)...............................................................
30
Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor yang
dianjurkan oleh ASME juga dipakai di sini. Faktor ini dinyatakan dengan Kt
dipilih1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0 sampai 1,5 jika terjadi sedikit
kejutan dan 1,5 sampai 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Sedangkan faktor koreksi momen lentur Km besarnya 1,5 untuk
pembebanan tetap, 1,5 sampai 2,0 untuk beban dengan tumbukan ringan dan 2
sampai 3 untuk beban dengan tumbukan besar.
Besarnya diameter poros dapat dihitung dengan, (The McGraw-Hill Companies,
2008)
= ( ) + ( )( , ) ....................keterangan :
d = Diameter poros (mm)
a = Tegangan geser yang diijinkan (Kg/mm2)
Km = Faktor koreksi momen lentur
Kt = Faktor koreksi momen puntir
M = Momen lentur (kg.mm)
T = Torsi (kg.mm)
Defleksi Puntiran
= 584 . ...................................................................................keterangan :
G = Modulus geser
31
T = Momen puntir (kg.mm)
l = Panjang poros (mm)
ds = Diameter poros (mm)
Besarnya deformasi yang disebabkan oleh momen puntir pada poros harus
dibatasi. Untuk poros yang dipasang pada mesin umum dalam kondisi kerja
normal, besarnya defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 0 - 0,3 kg/mm
32
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
4.1 Perencanaan Dan Perhitungan
Hasil perencanaan dan perhitungan secara matematis seperti tertera bab III
direncanakan utuk mesin timbangan dosing dengan ketentuan ketentuan jenis
makanan ringan yang akan di timbang, analisa standart bahan yang bisa
digunakan dalam mesin ini.
Semakin pelan putaran motor dari mesin ini akan semakin mudah untuk
mengetahui berapa banyak makan ringan yang akan masuk ke wadah. Untuk
besar diameter pulley yang ditentukan kurang lebih diameter 40mm. dengan
daya sebesar 200 Watt.
4.2.1 Perencanaan
Perencanaan daya secara matematis
- Tegangan sumber 220V/ac
- Arus 2V/amp
- Frekuensi 50Herzt
- Tegangan output 20V/dc dan 220 V/ac
4.2.2 Perencanaan Mekanis secara matematis
33
- Motor Ratio 1/30
- Diameter pulley 40mm
4.2.3 Perhitungan kecepatan per/menit
Keliling pulley
K=2>r
Jadi keliling pulley 154mm
Ratio gaer box 1/30 per menit
Jadi 1/30 x 60 menit = 2 rpm/menit
Keliling belt 900mm
Keterangan :
K = keliling
> = rho 3.14
R = jari-jari lingkaran
4.2.4 Analisa Perhitungan Poros
A. Perhitungan Daya Rencana
Pd= fcxP (kw)
Keterangan :
Pd = Daya rencana (KW)
34
fc= Faktor koreksi
P = Daya nominal motor penggerak (KW)
PfP cd (kW)
Pd = 1.2 x 0.04 Kw
B. Perhitungan Momen Puntir
(T/1000)(2 1/60)
Pd= 102
Sehingga ;
T=9,74x 105 pd/n1
Keterangan :
Pd = Daya rencana
T = Momen puntir rencana
n1 = Putaran poros utama / primer
T = 9,74 10 (kg.mm)T = 9,74 10 . (kg.mm)T = 974000 x 0.74 (kg.mm)
T = 14415.2 (kg.mm)
Jadi momen torsi sebesar 14415.2 (kg.mm)
35
C. Perhitungan Tegangan geser yang diizinkan
a = tegangan geser yang diijinkan= kekuatan Tarik
S = pengaruh masa
S = konsentrasi tegangan
Sehingga ;
a = . (kg.mm)a = .
(kg.mm)
a = . (kg.mm)a = 14.9 (kg.mm)jadi tegangan geser yang diijinkan 15 kg.mm
D. Perhitungan Diameter poros rencana
Keterangan :
ds = diameter poros
a = B( ) (kg.mm)
a = ( / ) = . (kg.mm)
ds =. K C T 1/3 (mm)
36
ta = tegangan geser
Kt = faktor koreksi momen puntir
Cb = beban lentur
T = momen puntir
ds =. K C T 1/3 (mm)
ds =. 1.0 x 1.0 x 14415 1/3 (mm)
ds = [ 0.34 x 14415 ]1/3 (mm)
ds = [ 4870 ]1/3 (mm)
ds = 4901.11/3 (mm)
ds = 8.9 (mm)
Jadi diameter rencana 9 mm
4.2.5 Analisa Perhitungan Bantalan
A. kekuatan bantalan
Keterangan :
W = Beban bantalan
w = Beban persatuan panjang
W = wl (Kg/mm)
37
l = Panjang bantalan
B. Perhitungan kekuatan bantalan
W = wl (Kg/mm)
W = 5 x 9 (Kg/mm)
W = 45 (Kg/mm)
Jadi besar kekuatan bantalannya adalah 45 (Kg/mm)
C. perhitungan Momen lentur
M = 5 x 9/2 Kg/mm
M = 45/2 Kg/mm
M = 22 Kg/mm
Jadi besarnya momen lentur yang ditimbulkan 22 Kg/mm
D. Perhitungan Tekanan Bantalan
Untuk mencari nilai tekanan bantalan
Keterangan :
W = Beban bantalan / gaya aksial
l/d = Ruang yang tersedia untuk bantalan, harga l/d tersebut adalah 0,4
4,0 atau lebih baik 0,5 5,0
M = wl/2 = Wl/2
P = / (kg/mm)
38
p = Tekanan permukaan
(Kg/mm)
(Kg/mm)
P = 112 kg/mm
Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm
Hasil Pengujian Motor Penggetar
Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa
kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang
dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran
maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil
ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan
motor pada saat dalam proses pengendalian.
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
38
p = Tekanan permukaan
(Kg/mm)
(Kg/mm)
P = 112 kg/mm
Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm
Hasil Pengujian Motor Penggetar
Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa
kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang
dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran
maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil
ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan
motor pada saat dalam proses pengendalian.
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
38
p = Tekanan permukaan
(Kg/mm)
(Kg/mm)
P = 112 kg/mm
Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm
Hasil Pengujian Motor Penggetar
Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa
kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang
dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran
maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil
ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan
motor pada saat dalam proses pengendalian.
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
39
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
39
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
39
Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan dari data pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
Pada saat terjadi pemberian masukan makanan, terjadi ayunan pada
batang penahan timbangan sehingga tidak dengan stabil, Meskipun telah
dibuat persamaan regresinya, tetapi hal ini menyebabkan tingkat
kesalahan menjadi tinggi.
Pemilihan bahan serta perencanaan desain ataupun bantalan serta
perhitungan roda gigi sanagat berpengaruh pada hasil perencanaan suatu
komponen atau elemen mesin. Baik transmisi auto atau mesin-mesin
lainnya.
Metode penimbangan dengan timbangan dosing ini dapat dilakukan
dengan kecepatan yang cukup baik. Jika dibanding dengan simulasi
kecepatan penimbangan akan menurun tetapi masih memenuhi untuk
kecepatan penimbangan 30 pcs/menit.
5.2 Saran
Perencanaan dan perhitungan dari gambar sketsa harus diperhatikan
dalam merancang suatu komponen permesinan, juga kebutuhan daya
41
masukan dan keluaran harus direncanakan dan ditentukan terlebih
dahulu, sehingga dikemudian tinggal realisasi pada benda kerja.
Sehingga dengan demikian efesiensi bahan maupun jenis bahan, waktu
pengerjaan material dapat ditekan sedemikian sehingga efesiensi suatu
komponen mesin itu sangat tinggi.
Pergunakan mesin dan alat perkakas sesuai dengan fungsinya dan gunakan
alat bantu yang sesuai guna memudahkan proses pembuatan.
Selalu menggunakan alat keselamatan kerja dalam bekerja
42
DAFTAR PUSTAKA
1. (Erwianus.A.Kedadu 2013) Internet
(karyaindividual)(http://www.goegle.com
2. Kusumadewi S. Guswaludin I.2005,Fuzzy Multi-Criteria
3. (Prof. Lotfi Zadeh; 2004) Decision Making http://www.fuzzylogic.com)
4. .( Johnson, Curtis D;2001)Process Control Instrumentasi Tecnology, 5th
edition, Prentice Hall, London.
5. Hara, Takahiho, 2004, A Charles. Schuler, Fowler, Elbert A,.1993,
Elektronica Digital, JICA, Surabaya,Electronic Circuit Analysis, Glencoe,Mac Milan.
http:///www.google.com/imgres;www.panoramaelectric.co.id
6. Harris, C.J., Moore,M.,Brown, 1993, Aspects of Fuzzy Logic and Neural
Nets (Intelligent Control), Word Scientific, UK (http://iptech.wordpress.com).
7. (The McGraw-Hill Companies, 2008), IskandarZulkarnain,2009. Menjaga
Mutu Minuman Berkelas Dunia
http://andluna.wordpress.com.www.lampungpost.com
http://www.energyefficiencyasia.org)http://www.google.com./lavishandlime.co
m),,http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com
8. (Syarief,etal.2009).(Winarno,2003).(Purnamajati,2010),,Anonymous.2008
. Dampak gizi dan kesehatan pada pangan transgenic Cancer Promoting
Transgenik Rice. http://www.i-sis.org.uk/CPTR.php
http://www.goegle.comhttp://www.fuzzylogic.comwww.google.com/imgreswww.panoramaelectric.co.idhttp://iptech.wordpress.comhttp://andluna.wordpress.com.www.lampungpost.comhttp://www.energyefficiencyasia.orghttp://www.google.comhttp://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com
43
9. (Sularso, 2004), (Sacharow danGriffin,2005) Diktat Elemen Mesin I.
Surabaya :Institut Teknologi Sepuluh Nopember FTI-JurusanD3Teknik Mesin.
http://www.i-sis.org.uk/CPTR.php