Post on 05-Feb-2018
80
BAB IV
KONSEP
4.1 Ide awal perancangan
Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan
fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern yang
berkaitan dengan industri, sebuah sektor yang menghidupi penghuninya yang merupakan
pekerja pabrik. Salah satu isu utama rumah susun yaitu keterjangkauan ekonomi pemakai
dengan harga bangunan vertikal yang cenderung mahal membutuhkan konsep rumah susun
yang efisien, tetapi tetap dapat mengakomodasi kebutuhan sosial dan layak untuk ditinggali.
Pembangunan rumah secara masal umumnya tidak memperhatikan kebutuhan personal
penghuni akan kebutuhan ruang, sosial dan identitas.
4.2 Konsep tapak
Fungsi pada rumah susun ini sangat beragam seperti fungsi hunian, komersil, ruang besama,
ruang terbuka dan lain-lain. Hal ini menyebabkan dibuthkannya pemintakatan dan batasan
yang jelas antara fungsi publik dan privat. Berikut ini adalah pemintakatan pada tapak
berdasarkan atas pengelompokan fungsi bangunan yang dibagi atas fasilitas umum dan
publik, efisiensi lahan dan utilitas, pembagian blok hunian antara keluarga, lajang pria dan
wanita, kebutuhan ruang terbuka dan jarak minimum bangunan.
Gambar 4.1 Pemintakatan berdasarkan fungsipublik di lantai dasar
Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian danpublik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas danumum di lantai dasar
81
4.2.1 Pengelompokan fungsi
Fungsi bangunan dibedakan atas fungsi hunian dan fasilitas umum. Untuk fungsi fasilitas
hunian sendiri dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu fungsi hunian untuk keluarga, lajang
pria dan wanita, sedangkan pada setiap lantai dasar blok rusun difungsikan sebagai fasilitas
umum. Lantai dasar diperuntukkan untuk fungsi non hunian. Hal ini dilakukan karena
berdasarkan studi banding pada beberapa rumah susun di Indonesia yaitu kecenderungan
penyerobotan lahan di lantai dasar oleh penghuni, kendala utilitas yang kerap terjadi di lantai
dasar, tingkat privasi yang kurang terjaga, dan kebutuhan beberapa fungsi publik. Banyaknya
fungsi umum dimaksudkan untuk menampung kegiatan ekonomi dan sosial pengguna rusun
dan warga sekitarnya dengan fungsi yang dapat disewakan untuk membantu biaya
operasional rumah susun itu sendiri.
4.2.2 Pencapaian
Pencapaian pedestrian melalui halaman utama rumah susun dengan jalan utama Gempol Sari
sedangkan untuk kendaraan bermotor melalui jalan Batu rengeut yang cenderung lebih sepi.
Hal ini untuk mengurangi volume kendaraan di jalan utama yang sering mengalami
kemacetan pada jam-jam tertentu.
Gambar 4.3 Pemintakatan berdasarkan huniankeluarga, lajang pria dan wanita.
82
4.2.3 Sirkulasi luar bangunan
Sirkulasi yang diutamakan dalam lingkungan rumah susun adalah sirkulasi pedestrian. Hal ini
agar interaksi antar pengguna hunian rumah susun yang berbeda blok terjadi dan kebebasan
anak-anak bermain di lantai dasar lebih aman. Hal ini juga untuk menghindari kekacauan
sirkulasi oleh kendaraan bermotor yang terjadi di jalan utama yaitu jalan Gempol Sari.
Sirkulasi lingkungan yang utama berada di tengah lingkungan rumah susun kemudian
menyebar ke setiap blok hunian. Sirkulasi kendaraan bermotor berada di belakang lingkungan
rusun sekaligus dengan tempat parkir.
4.2.4 Penataan massa
Bentuk bangunan yang pipih dan memanjang diatur berbaris agar jumlah luas yang dihasilkan
lebih maksimal dan setiap hunian mendapat pencahayaan dan penghawaan yang baik.
Karena Bandung berada 6 derajat di bawah khatulistiwa dan matahari akan lebih sering
berada di barat laut, maka orientasi bangunan kearah barat daya - timur laut. Orientasi ini
bertujuan untuk memaksimalkan pencahayaan dan kenyamanan termal sehingga
meminimalkan penggunaan listrik.
4.2.5 Pembentukan ruang luar
Ruang luar yang terjadi adalah akibat interlocking antar blok massa dan pohon agar setiap
ruang terbuka memiliki enclosure yang tepat yang tetap menimbulkan rasa meruang. Selain
itu ruang terbuka juga terbentuk di antara jalan dan massa bangunan sehingga ruang yang
dihasilkan lebih luas dan ruang ini menjadi ruang interkasi antara penghuni rusun dengan
warga sekitar rusun.
Gambar 4.4 Perbedaan sirkulasi kendaraan dan pedestrian
83
4.3 Konsep bangunan
Bangunan menggunakan sistem modular pada struktur kolom, sehingga dibentuk ruang-ruang
yang modular. Kolerasi antara ruang ruang yang modular ini menggunakan konsep
interlocking atau puzzle agar ruang-ruang yang dihasilkan lebih dinamis.
Sistem tetris merupakan system modular dengan elemen pengisi yaitu beberapa bujursangkar
dengan ukuran yang sama.
4.3.1 Selubung bangunan
Gambar 4.5 Ruang terbuka akibat layout bangunan
Gambar 4.6 Sistem tetris
84
Selubung bangunan menggunakan konsep heterogenitas. Hal ini diwujudkan dengan
penggunaan warna dan bukaan yang berbeda-beda tergantung dengan keinginan dan
kebutuhan ruang setiap pengguna unit hunian rusun.
4.3.2 Material
Material yang digunakan pada rumah susun ini adalah material yang murah, mudah dan
fleksibel. Material dinding yang mungkin digunakan untuk dinding dalam adalah gypsum
atau papan triplek karena material ini lebih fleksibel dan dapat diubah sewaktu-waktu dengan
deformasi yang sedikit. Sedangkan khusus dinding kamar mandi digunakan bata karena tidak
memungkinkan untuk mengubah bentuk kamar mandi dalam waktu mendatang. Sedangkan
untuk material lantai digunakan keramik 30x30 cm. Walaupun harga keramik relatif lebih
mahal dari ubin, tetapi biaya perawatannya lebih murah dan tahan lama, hal ini juga agar
menciptakan kesan bersih dari lingkungan rumah susun itu sendiri.
4.3.3 Penampilan bangunan
Tampak rumah susun di Indonesia yang seringkali terlihat kumuh karena jemuran yang
berantakan merupakan salah satu kekurangan rumah susun di Indonesia. Maka konsep yang
Gambar 4.6 Bukaan yang berbeda padasetiap hunianSumber: Densidad,
Gambar 4.7 Balkon yang terekspos menunjukkantampak yang dinamisSumber:
85
diterapkan adalah dengan menuTupi jemuran dengan semacam shading sehingga tampak
bangunan juga lebih variatif.
4.3.4 Ruang dalam
Ruang dalam untuk unit hunian disesuaikan dengan modul luasan yang dibutuhkan per orang
yaitu 9 m2. Ruang ini fleksibel dan dapat dibongkar pasang sesuai dengan kebutuhan
pengguna rusun. Demikian juga untuk ruang-ruang fasilitas umum seperti retail dan ruang
serba guna yang fleksibilitas batasan ruangannya tinggi tergantung kebutuhan.
4.4 Konsep struktur
Konsep struktur pada rumah susun ini adalah struktur yang dapat memfasilitasi ruang yang
dapat berkembang dan fleksibel. Rumah susun ini juga menggunakan system struktur yang
efisien, fungsional, murah dan tahan lama. Dalam cara membangun rumah susun ini
dipertimbangkan kemungkinan pembangunan yang bertahap dalam elemen arsitektur seperti
rangka, utilitas, atap, dinding dan sebagainya.
4.4.1 Sistem struktur
Struktur bangunan rusun merupakan struktur rangka dengan modul 6x6 m. Modul ini dipilih
agar ketinggian floor to floor dengan tinggi balok yang digunakan lebih efisien dan berkaitan
dengan bentuk ruang yang juga modular. Penggunaan sistem rangka pada rumah susun agar
ruang-ruang yang dihasilkan lebih fleksibel terkait dengan fungsi rumah susun sebagai
hunian dan pengaturan ruangnya sangat personal. Dengan sistem rangka ini juga, pengelola
rumah susun dapat menyewakan unitnya dengan dasar harga setiap meter persegi.
Dalam pembagian unit-unit ruangannya digunakan papan gipsum dengan kerangka kembar
agar pembagian antar satuan unit hunian lebih jelas dan privasi suara lebih terjaga namun
konstruksi dinding ini tetap fleksibel agar sewaktu-waktu unit hunian yang telah disediakan
dapat lebih diperluas.
86
Gambar 4.8 Fleksibilitas denah perunit.
Sedangkan untuk pembagian ruangan dalam setiap unit rusun digunakan partisi gypsum
dengan 1 layer yang lebih tipis sehingga dinding lebih tipis dan ruang yang diperoleh juga
lebih luas.
4.4.2 Detail konstruksi
Konstruksi dinding kebanyakan menggunakan gypsum agar ruang yang dihasilkan lebih
fleksibel. Untuk menggunakan dinding ini, rangka gypsum disambungkan langsung ke plat
lantai dan papan gipsum menempel di sisi-sisinya.
Gambar 4.9 Contoh sambungan gypsumSumber: Manual sistem dan produk papan gypsumknauf
87
4.4.3 Cara membangun
Pemilik dan pengelola rumah susun menyediakan rumah susun dengan setiap hunian yang
tersedia berupa “rumah inti” yaitu plat lantai, balok, kolom dan kamar mandi. Sedangkan
untuk dinding luar(selain dinding kamar mandi dan jemuran yang telah fix), partisi dan
bukaan merupakan pilihan calon pengguna satuan unit rusun. Kemudian calon penghuni
memilih besaran ruang yang diinginkan yaitu luas minimal 18 m2 sampai dengan 54 m2 dan
memilih sendiri bentuk bukaan dinding luar yang akan dipasang dan mengatur sendiri
kebutuhan ruang dalamnya dengan partisi.
4.5 Konsep utilitas
Salah satu ide awal rumah susun ini adalah rumah susun yang dapat memfasilitasi kebutuhan
utilitasnya sendiri berkaitan dengan penyediaan air bersih sendiri demikian juga dengan
pengolahan air kotor hingga sampah. Hal ini bertujuan bukan hanya agar lingkungan rumah
susun tidak menambah beban pada lingkungan disekitarnya tetapi juga memberi keuntungan
berupa pemasukan material untuk membantu kelangsungan rumah susun.
4.5.1 Drainase tapak
Daerah ini sering kali mengalami kebanjiran akibat sampah dan volume luapan air dari
sungai yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu digunakan beberapa sumur resapan di kawasan
ini yang akan meresapkan grey water dan sisa black water ke dalam tanah.
4.5.2 Penyaluran air hujan
Air hujan sebagian disalurkan melalui talang di setiap atap blok hunian rusun yang kemudian
dialirkan ke dalam sumur resapan untuk mengurangi volume air yang menyebabkan banjir di
lingkungan rusun sedangkan sebagian air hujan yang bukan merupakan hasi luapan dari
talang disalurkan ke selokan lingkungan kemudian dialirkan ke riol kota.
4.5.3 Pengkondisian udara
Udara dalam setiap blok hunian menggunakan penghawaan alami dan cross ventilation pada
atap untuk selasar-selasarnya untuk menciptakan hawa yang sejuk dan nyaman.
88
Setiap ruangan dalam blok hunian diusahakan memiliki bukaan langsung ke luar bengunan
agar udara dalam setiap hunian lebih baik.
4.5.4 Pencahayaan
Jarak setiap blok hunian minimal adalah 8 m agar pamanfaatan lahan efesian tetapi setiap
blok tetap mendapatkan cahaya yang baik. Bukaan yang diberikan pada setiap blok hunian
dibuat semaksimal mungkin agar setiap ruangan dalam satuan unit hunian juga mendapatkan
cahaya sehingga menghemat energi listrik dalaghfvbcm keperluan pencahayaan.
4.5.5. Elektrikal
Listrik diperoleh dari PLN melalui satu kepengelolaan terpusat yang kemudian dibagi pada
setiap penghuni unit rumah susun. Setiap pemilik rumah susun mengatur sendiri keperluan
listriknya untuk huniannya sedangkan untuk kebutuhan listrik umum seperti penerangan
lingkungan rusun dan koridor dibebankan kepada penghuni secara merata yang dikelola oleh
pengelola rumah susun.
4.5.6 Plumbing
Pemipaan dalam setiap rumah susun dikumpulkan pada shaft-shaft yang ada dalam setiap 2
unit hunian. Hal ini dilakukan karena jika setiap blok hunian menggunakan satu shaft untuk
plumbing maka kemiringan pipa yang dibutuhkan akan semakin besar mengingat bentang
rumah susun yang cukup panjang sehingga jika dalam 2 unit kamar mandi menggunakan satu
shaft maka penggunaan pipa dapat lebih hemat dan perawatannya juga lebih mudah.
4.5.7 Air bersih
Gambar 4.10 Ventilasi silang
89
Roof tank
Reservoir bawah Sumur air tanah
Unit hunian
Unit hunian
Unit hunian
Air bersih didapat dari sumur yang digali pada titik-titik tertentu kemudian dikumpulkan
dalam sebuah reservoir bawah. Sewaktu-waktu (pagi atau sore)air dari reservoir bawah
dipompa ke atas ke tangki air yang berada di setiap blok rumah susun yang kemudian
dialirkan ke setiap unit rumah susun dengan gaya gravitasi.
4.5.8 Air kotor
Air kotor (grey water) dari setiap hunian ditampung dalam shaft hunian yang kemudian
disaring untuk langsung diserapkan ke tanah. Sedangkan untuk tinja, setiap blok hunian
memiliki satu septic tank komunal. Untuk tinjanya sendiri mengendap di dalam septic tank
sedangkan airnya setelah disaring lalu diresapkan ke tanah oleh sumur resapan.
Septic tank
Sumur resapan
Unit hunian
Unit hunian
Unit hunian
Gambar 4.11 Skema penyaluran air bersih
Gambar 4.12 Skema penyaluran air kotor
90
4.5.9 Sampah
Sampah dari tiap lantai blok hunian dikumpulkan dan disalurkan melalui shaft sampah (1)
yang terletak diantara blok hunian. Sampah ini akan dipindahkan ke TPS lingkungan yang
berada di belakang kawasan untuk kemudian diolah. Sampah organik akan diolah di tempat
pengomposan sedangkan sampah non organik akan dipilah dan di daur ulang atau dijual.
Pengolahan sampah yang terletak di kawasan rusun ini bertujuan untuk mengurangi volume
sampah rumah tangga yang telah menumpuk di daerah ini dan juga diharapkan dapat
menyerap tenaga kerja. Produk hasil pengolahan sampah berupa kompos maupun daur ulang
merupakan salah satu pemasukan pengelola dalam pengelolaan rumah susun.
Shaft sampah Shaft sampah
Unit hunian
Unit hunian
Unit hunian
Gambar 4.13 Skema penyaluran sampah