Post on 25-Oct-2020
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif. Jenis metode penelitian
yang digunakan adalah survei analitik yang merupakan suatu penelitian
untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam penelitian (Riyanto, 2017).
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yaitu untuk
mengetahui hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek
(dependent) (Riyanto,2017). Desain cross sectional ini untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat anti
Tuberculosis Paru dan untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan
kepatuhan minum obat anti Tuberculosis Paru di RSUD Brebes.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Brebes tepatnya dibagian
poliklinik paru pada bulan Juli 2019.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2016).
42
Riyanto ( 2017) menyatakan variabel adalah suatu sifat yang akan
diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan
terukur. Variabel dalam penelitian meliputi:
1. Variabel bebas (Independent) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent). Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan
dan sikap penderita Tuberculosis paru.
2. Variabel terikat (Dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2016). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kepatuhan minum
obat anti Tuberculosis di RSUD Brebes.
D. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Skala
1. Pengetahuan Gambaran pemahaman
responden tentang
penyakit Tuberculosis
Paru (Dewi, 2011)
Kuesioner Ordinal
2. Sikap Tanggapan responden
terhadap Tuberculosis
Paru dan pengobatan
Tuberculosis paru
(Maesaroh, 2009)
Kuesioner Ordinal
3. Kepatuhan Perilaku penderita
Tuberculosis paru dalam
hal keteraturan minum
obat (Maesaroh, 2009)
Kuesioner Nominal
43
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek/objek yang akan diteliti yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu (Ulfah, 2013). Subjek penelitian yang dipilih
adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Populasi dalam penelitian ini adalah 92 penderita
Tuberculosis paru pada triwulan pertama tahun 2019 yang sedang
menjalani pengobatan di RSUD Brebes.
b. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat
mewakili atau representatif populasi (Riyanto, 2017). Sampel dalam
penelitian ini adalah Penderita Tuberculosis yang sedang menjalani
pengobatan di RSUD Brebes. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek
penelitian yang layak dijadikan responden (Riyanto, 2017). Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Penderita Tuberculosis Paru
2. Usia diatas 15 tahun
3. Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian (Prabowo,2012). Hal ini dikarenakan adanya hambatan
44
etika, subjek menolak dijadikan responden atau berada pada keadaan
yang tidak memungkinkan dilaksanakan penelitian (Riyanto, 2017).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Wanita hamil atau menyusui
2. Adanya penyakit penyerta
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dimana peneliti memilih responden
berdasarkan pertimbangan subjektifnya, bahwa responden tersebut
dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Rezki, 2017). Pengambilan sampel secara
purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
Menurut (Riswanto, 2013) rumus yang digunakan untuk
menghitung besar sampel yang digunakan dalam penelitian adalah :
𝑛 =N
1 + Ne2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir 5%.
45
Taraf signifikansi atau taraf keberartian adalah pedoman tentang
besar kecilnya kesediaan peneliti untuk membuat keputusan/mendapat
resiko dalam membuat kekeliruan (). Penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Dalam penelitian sosial terdapat dua nilai
yang lazim digunakan, yakni = 0,05 dan = 0,01. Makin tinggi
resiko dari kesalahan yang akan dibuat, makin rendah/kecil taraf
signifikansi yang akan digunakan (Kadir, 2010).
Perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin tersebut diatas
adalah sebagai berikut:
𝑛 =N
1 + Ne2
𝑛 =92
1 + 92. (0,05)2
= 74 responden
Berdasarkan perhitungan di atas banyaknya responden yang
dijadikan sampel sebanyak 74 responden.
F. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh
secara langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian
(Riswanto, 2013). Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui
kuesioner, mengenai pengetahuan penyakit Tuberculosis Paru, Sikap
46
responden terhadap penyakit Tuberculosis Paru, dan kepatuhan minum
obat anti Tuberculosis Paru.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung (Riswanto, 2013). Data sekunder pada penelitian ini
diperoleh dari data poliklinik paru RSUD Brebes.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen adalah perangkat yang digunakan untuk
mengungkap data. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016).
Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan pengetahuan dan sikap penderita Tuberculosis paru pada
kepatuhan minum obat anti Tuberculosis.
Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner penelitian
adalah skala Likert, yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan
sikap responden. Menurut Sugiyono (2016) Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
47
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
berupa kata-kata sebagai berikut:
a. SS = Sangat Setuju diberi skor 5
b. S = Setuju diberi skor 4
c. RG = Ragu-ragu diberi skor 3
d. TS = Tidak setuju diberi skor 2
e. STS = Sangat tidak setuju diberi skor 1
Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur kepatuhan
minum obat anti Tuberculosis Paru adalah skala Guttman. Skala
Guttman merupakan skala yang menginginkan tipe jawaban tegas,
jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah dan seterusnya.
Jawaban diberi skor tertinggi satu dan terendah nol. Untuk jawaban Ya
diberi skor 1 dan Tidak diberi skor 0 (Riyanto, 2017).
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi atau dokumenter merupakan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen rapat, dan agenda (Arikunto, 2014).
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, untuk
memperkuat kredibel penelitian yang telah dilakukan dengan bukti
berupa foto-foto, karya tulis akademik serta menumbuhkan seni yang
telah ada dengan menggambarkan sesuai dengan yang ada di lapangan
(Sugiyono, 2012).
48
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah menggunakan program
Statistical Program for Science (SPSS 16) for windows. Data yang telah
diolah kemudian dianalisa menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan
pengukuran. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Fauziyah, 2010).
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya penelitian
tersebut (Matondang, 2009).
Metode uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
dengan koefisien korelasi product moment, dengan cara
mengkorelasikan antara masing-masing butir item pertanyaan
dengan skor totalnya dengan rumus berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 (∑𝑥𝑦) − (∑𝑥). (∑𝑦)
√{𝑛. ∑𝑥2 − ∑𝑥)2}. {𝑛. ∑𝑦2 − (∑𝑦)2}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Pengetahuan dan sikap penderita
49
Y = Kepatuhan minum obat
∑xy = Jumlah perkalian dari masing-masing item dengan jumlah
skor total (X dan Y)
∑x = Jumlah seluruh skor X
∑y = Jumlah seluruh skor Y
N = Banyaknya individu
Uji validitas penelitian ini menggunakan taraf signifikasi
5% (0,05). Jadi, kriteria dalam uji validitas penelitian ini sebagai
berikut: Instrumen valid, Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan
dinyatakan valid atau sebaliknya (Riyanto, 2017).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau di andalkan. Hal Ini
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
2012). Suatu pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil. Teknik uji reabilitas
yang digunakan adalah menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Bila
nilai Cronbach’s Alpha ≥ konstanta (0,6), maka pertanyaan
dikatakan reliabel (Riyanto, 2017).
50
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas
Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa hipotesis yang telah
dirumuskan akan diuji dengan statistik parametrik. Penggunaan
statistik Parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang
akan dianalisis harus harus berdistribusi normal. Oleh karena itu
sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan
dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu uji
normalitas menggunakan fungsi kumulatif (Suliyanto, 2011).
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni :
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi
normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
data tersebut tidak terdistribusi normal. (Samsudin, 2010).
b. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier atau tidaknya distribusi data penelitian
(Cahyaningtyas, 2015). Uji linieritas dilakukan untuk membuktikan
apakah masing-masing variabel yang digunakan sudah benar atau
tidak. Data yang baik seharusnya memiliki hubungan linier antara
variabel independen dengan variabel dependen (Lauvira et al, 2012).
Uji linieritas yang digunakan menggunakan uji compare means.
Analisis means adalah alat analisis untuk menggambarkan statistik
51
data pada variabel berkelompok seperti rata-rata, standar deviasi, sum,
minimum, maksimum, dan analisis statistik lainnya, serta untuk
menampilkan ANOVA dan menguji linieritas antara variabel
dependen dan independent (Machali, 2015).
Taraf signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,05%,
dengan dasar pengambilan keputusan jika signifikansi yang diperoleh
> α dan Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan yang linier antara
variabel bebas dengan variabel terikat dan sebaliknya (Sugiyono,
2014)
c. Uji Korelasi Product Moment
Korelasi pearson atau lazim disebut Product Moment adalah
alat uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hubungan
dua sampel acak, homogen dan berdistribusi normal (Riadi, 2016).
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap
kepatuhan minum obat anti Tuberculosis paru di RSUD Brebes,
peneliti menggunakan teknik analisis statistika Korelasi Product
Moment, dengan bantuan SPSS. Adapun hipotesis statistik pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
variabel kepatuhan
Ho : tidak terdapat ada hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y
52
Jika signifikansi < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan dan
sebaliknya. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05, Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, Ho diterima dan
Ha ditolak ( Machali, 2015).
d. Uji Korelasi Ganda (Multiple Correlate)
Uji korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya
pengaruh atau hubungan dua variabel lebih secara bersama-sama
dengan variabel lain (Riduwan, 2014). Adapun hipotesis statistik pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap penderita
pada kepatuhan minum obat anti tuberculosis paru di RSUD Brebes
Ha : ada hubungan antara pengetahuan dan sikap penderita pada
kepatuhan minum obat anti tuberculosis paru di RSUD Brebes
Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai Signifikan
≥ 0,05, Ho ditolak jika nilai Signifikan < 0,05.
Menurut Sugiyono (2016), untuk mengetahui besarnya hubungan
antara variabel independen dan dependen, di bawah ini adalah tabel
interpretasi koefisien korelasi tersebut.
Tabel 3.1 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, 2016