Post on 24-Mar-2019
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut
dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
(Suharsimi,dkk.,2011:3).
Model PTK yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas atau yang
lebih sering kita kenal dengan PTK adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc Taggart. Model PTK tersebut mengambarkan adanya empat langkah (dan
pengulangannya), yang disajikan seperti gambar 10.
Gambar 10 Desain Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc. Taggart
Sumber: Arikunto (2014:37)
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
Perencanaan
31
Secara utuh, bagan tersebut mengambarkan penerapan tindakan
yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yang melalui beberapa
tahapan sebagi berikut:
1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan, pada bagian ini menjelaskan tentang apa, dimana,
mengapa,kapan, oleh siapa, dan bagimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, dalam hal ini merupakan implementasi
atau penerapan isi rancangan yang telah direncanakan, yaitu
mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini boleh melakukan
modifiksi akan tetapi tidak boleh mengubah prinsip sesui dengan apa
yang telah direncanakan.
3. Tahap 3 : Pengamantan, pada tahapan ini peneliti melaksanakan
pengamatan.
4. Tahap 4: Refleksi atau pantulan, yaitu suatu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi
3.2 Seting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kaloran, yang
beralamat di bawang, kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika kelas
kelas 4.
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Mei
tahun 2016 pada semseter II tahun ajaran 2015/2016, pada mata pelajaran
matematika. Alokasi waktu dapat dilihat pada Tabel 3.
32
Tabel 3
Perinci Waktu Penelitian
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016.
Bulan Februari digunakan untuk mempersiapkan penelitian yang akan
dilaksanakan. Pada tahap perencanaan terkait dengan penelitian dilakukan peneliti
pada bulan Maret, seperti menyusun Skenario pembelajaran dengan
memperhatikan model pembelajaran Two Stay Two Stray, menyusun RPP
No
Keterangan
Waktu
Februari 2016 Maret 2015 April 2015 Mei 2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyusuna
Proposal
3 SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
33
pembelajaran sesuai sintak TSTS dan standar KTSP, menyusun lembar observasi
untuk kegiatan guru dan aktivitas siswa, menyusun kisi-kisi, dan instrumen hasil
belajar baik siklus I maupun siklus I, dan validitas untuk mengukur kelayakan
instrumen yang dilakukan di SD Negeri 04 Kaloran pada minggu ke-2 bulan April.
Selanjutnya pada bulan April minggu ke-3 peneliti mulai melaksanakan siklus I dan
pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ke-4. Pelaksanaan tindakan
penelitian siklus II ini mengacu pada hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I.
Pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan pada saat
pelaksanaan tindakan penelitian secara bersamaan. Selanjutnya pada bulan April
minggu ke-4 sampai pada bulan Mei 2016 digunakan oleh peneliti untuk menyusun
laporan penelitian, konsultasi laporan serta merpersiapkan untuk ujian.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas kelas 4 SD Negeri 04 Kaloran,
dengan jumlah murid 21 siswa, 7 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.
Karakteristik subjek yang akan diteliti bahwa siswa kelas kelas 4 SD Negeri 04
Kaloran mempunyai kepedulian antar teman yang sangat tinggi hal itu tampak
diantaranya pada saat observasi ada seorang siswa yang memberi sebagian
makanan kepada teman yang lain. Selain itu pada saat proses pembelajaran
berlangsung ada salah satu siswa yang belum paham tentang materi yang dijelaskan
guru, seorang yang duduk disebelahnya mencoba membantu menjelaskan. Rasa
kepedulian dan saling membantu dapat dijadikan dasar penerapan model.
3.3 Variabel Peneliti
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
3.3.1 Variabel bebas
Variabel bebas adalah tindakan yang digunakan guru dengan penerapan
model TSTS. Menurut Lie (2002:61) TSTS adalah salah satu model kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi
ke kelompok lain.
34
3.3.2 Variabel Terikat
variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
Matematika. Menurut Nawawi (K.Brahim ,2007:39) bahwa hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu.
3.4 Rencana Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah dan desain penelitian ini mengikuti prinsip dasar yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (1988: 11). Pelaksanaan tindakan
dilakukan sampai target yang diinginkan tercapai. Langkah-langkah pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut.
3.4.1 Persiapan
Dalam tahap persiapan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi pada siswa. Selanjutnya pengkajian teori dan hasil
penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan judul untuk mengatasi permasalahan
yang ada pada siswa. tahap persiapan yang terakhir adalah pengajuan proposal
3.4.2 Siklus I
3.4.2.1 Perencanaan
Langkah–langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai
berikut.
a. Skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran
Two Stay Two Stray
b. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru
d. Menyiapkan lembar soal tes hasil belajar
3.4.2.2 Tindakan
Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 3 kali pertemuan. Tiap
siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam implementasi tindakan terbagi atas 3 kegiatan sebagai berikut.
35
a. Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dilanjutkan
berdoa dan menanyakan kondisi siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru melakukan apresepsi
b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
2. Guru menyampaikan langkah-langkah tentang model pembelajaran
TSTS
3. Guru membagi 5 kelompok. Pembagian kelompok memperhatikan
aspek kognitif berdasarkan nilai matematika
4. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok
5. Siswa bekerjasama dalam kelompok
6. Dua orang yang bertugas sebagai tamu mengunjungi kelompok lain,
dan dua orang lainnya sebagai penerima tamu
7. Dua orang yang tinggal sebagai penerima tamu membagi hasil kerja
dan informasi kepada tamu
8. Tamu kembali ke kelompok untuk mendiskusikan hasil rotasi mereka
c. Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2. Guru menyimpulkan pelajaran
3.4.2.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan bersama tahap tindakan. Setiap tindakan atau
aktivitas yang dilakukan siswa diamati oleh obsever dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa, dan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dalam penggunaan model pembelajaran TSTS.
3.4.2.4 Refleksi
Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan semua kemunculan baik dari
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dilaksanakan, serta aktivitas guru dari
kegiatan siklus I sampai dengan siklus II setelah siswa mencapai ketuntasan
36
sebagaimana indikator kinerja. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Hasil
refleksi menjadi dasar perubahan pada siklus berikutnya.
3.4.3 Siklus II
3.4.3.1 Perencanaan
Langkah–langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun strategi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
diperlukan pada tahap refleksi pada siklus II
b. Skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran
TSTS
c. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan lembar aktivitas
siswa
e. Menyusun kisi-kisi dan intrumen hasil belajar
f. Menyiapkan lembar soal tes hasil belajar
3.4.3.2 Tindakan
Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap
siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Pada tahap ini, peneliti
melakukan.
a. Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dilanjutkan
berdoa dan menanyakan kondisi siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru melakukan apresepsi
b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
2. Guru menyampaikan langkah-langkah tentang model
pembelajaran TSTS
3. Guru membagi 5 kelompok. Pembagian kelompok
memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika
4. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok
37
5. Siswa bekerjasama dalam kelompok
6. Dua orang yang bertugas sebagai tamu mengunjungi kelompok
lain, dan dua orang lainnya sebagai penerima tamu
7. Dua orang yang tinggal sebagai penerima tamu membagi hasil
kerja dan informasi kepada tamu
8. Tamu kembali ke kelompok untuk mendiskusikan hasil
rotasimereka
c. Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2. Guru menyimpulkan pelajaran
3.4.3.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan bersama tahap tindakan. Setiap tindakan atau
aktivitas yang dilakukan siswa diamati oleh obsever dengan menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa, dan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dalam penggunaan model pembelajara TSTS.
3.4.3.4 Refleksi
Peneliti pada tahap ini melakukan analisa terhadap pelaksanaan tindakan
setelah kegiatan pembelajaran selesai seperti yang dilakukan pada siklus I untuk
dijadikan sebagai bahan refleksi. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan tes
formatif siswa pada siklus II dapat dilihat apakah pelaksanaan tindakan siklus II ini
sudah mencapai indikator penelitian yang sudah ditentukan, jika penelitian ini
sudah mencapai indikator yang ditentukan maka penelitian dihentikan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah dokumentasi, observasi, dan tes.
3.5.1 Metode dokumentasi
Menrurut Slameto (2015), Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data
histories. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental sesorang. Dokumentasi
digunakan untuk melihat hasil perolehan nilai matematika sebelum diberi tindakan.
38
3.5.2 Metode observasi
Metode observasi menurut Arikunto (2014: 199) merupakan pemanfaatan
seluruh alat indra untuk mengumpulkan data dengan kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek. Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti dengan
tujuan yang dilakukan oleh kolega terhadap peneliti adalah mengetahui kesesuiaan
tindakan dengan perencanaan.
3.5.3 Metode tes
Arikunto (2014:193) menyatakan bahwa tes merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu
ataupun kelompok potensi dalam hal ini ketrampilan, pengetahuan intelejensi,
kemampuan atau bakat dengan memberikan pertanyaan, latihan atau alat lain yang
dapat digunakan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan merupakan buatan dari
guru, adapaun alasan peneliti menggunakan teknik tes dikarenakan tes diangap
sebagai alternative terbaik untuk memperoleh suatu data nilai hasil belajar siswa,
nilai yang diperolehpun datanya valid.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data dan Uji Validitas
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa, lembar
observasi guru, soal, dan instrumen tes. Dari tiga instrumen tersebut untuk
instrumen tes dilakukan
Validitas instrumen tes dapat dilakukan menggunakan
3.6.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitan harus valid dan reliabel. Untuk
itu diperlukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang nantinya akan
digunakan.
3.6.1.1 Uji Validitas
Validitas menurut Arikunto (2014: 211) merupakan tingkat – tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument yang ditunjukan berdasarkan suatu ukuran. Uji
validitas instrument soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya
akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran dilaksanankan.
Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat validitas yaitu dengan cara melihat
39
angka pada corrected item total correlation yang merupakan korelasi antara skor
item dengan skor total item nilai. Peneliti menggunakan tolak ukur nilai koefisien
korelasi (r) sebagai tolak ukur validitas.
0,00-020 :dianggap tidak ada validitas
0,21-0,40 : Validitas rendah
0,41-0,60 : Validitas sedang
0,61-0,80 :Validitas tinggi
0,81-1,00 :Validitas Sempurna
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan pada
siswa kelas 4 SD Negeri 04 Kaloran sebelumnya harus diujikan dulu ke SD yang
lain, kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan
SPSS 23.0.
Tabel 4
Hasil uji validitas soal siklus 1
Bentuk
soal
Indikator Item soal valid Soal
tidak
valid
Pilihan
ganda
6.1.1 Menjelaskan arti
pecahan dan urutannya
1, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 4, 2, 5, 6,
6.5.2 Mengurutkan pecahan
7, 8 ,9 ,10, 11,
12 ,13, 14,
7, 8 ,9
,10, 11,
12 ,13,
14
6.5.3 Menyederhanakan
berbagai bentuk
pecahan
15, 16, 17, 18,
19, 20
15, 16,
18, 19
17, 20
Berdasarkan hasil uji validitas 20 item soal diketahui dari tabel 4 diatas,
terdapat 5 soal tidak valid yaitu 2, 5, 6, 17, 20.
40
Tabel 5
Hasil uji validitas soal siklus II
Bentuk soal Indikator Item soal valid Soal tidak
valid
Pilihan
ganda
6.1.5 Menentukan
hasil 2
penjumlahan
pecahan
penyebut sama
dan penyebut
beda
1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 4, 5
6.1.6 Menentukan
hasil 2
pengurangan
pecahan
penyebut sama
dan penyebut
beda
6, 7, 8 ,9
,10
6, 7, 8 ,9 10
6.1.7 Menyelesaikan
masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan
penjumlahan
pecahan
11, 12 ,13,
14, 15
11, 12, 14, 13, 15
6.1.8 Menyelesaikan
masalah
sehari-hari
yang berkaitan
dengan
pengurangan
pecahan
16, 17, 18,
19, 20
16, 18, 19,
20
17
Adapun uji validitas butir soal untuk instrumen siklus II berdasarkan hasil
uji validitas 20 item soal diketahui dari Tabel 5, terdapat 4 soal tidak valid yaitu
10, 13, 15, 17. Soal dengan validitas tertinggi kemudian digunakan oleh peneliti
sebagai soal evaluasi pada setiap siklusnya.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas menurut Arikunto (2014:221) merupakan suatu instrumen yang
dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrument
41
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini uji realibilitas instrument digunakan untuk
menguji instrument soal yang nantinya akan digunakan dalam tes setelah
berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini uji realibilitas
menggunakan SPSS 23 for windows. Pengujian realibilitas dengan melihat nilai
dari cronbach’s Alpha.
Soal bisa dikatakan reliabel apabila hasil tes menunjukan ketepatan, atau
apabila tes yang sma tersebut diberikan pada waktu yang sama atau pada waktu
yang berlainan, maka setiap siswa akan berada dalam urutan atau rangking yang
sama dalam kelompok.
Pengukuran koefisien reliabilitas intrumen dalam penelitian ini dapat
dijelaskan melalui tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat reliabel
<0,80 – 0,60 Reliabel
<0,60 – 0,40 Cukup reliabel
<0,40 – 0,20 Agak reliabel
<0,20 Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di SD Negeri 04 Kaloran pada
tingkatan yang lebih tinggi dengan menggunakan analisis IBM SPSS
Statistics 23 adalah sebagai berikut . SPSS dapat dilihat pada lampiran
rekapitulasi ( lampiran lembar validasi 4 dan 11)
Tabel 7
Hasil Uji Realibilitas Item Soal Siklus 1
Bentuk
instrumen
Siklus I Siklus II
Koefisien kategori Koefisien kategori
Pilihan ganda 0,865 Sangat
reliabel 0,904
Sangat
reliabel
Berdasarkan Tabel 7 telah di paparkan mengenai hasil uji reliabilitas dari tabel
hasil uji reliabilitas tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabitas pada
42
siklus 1 mencapai 0,865 yang berarti tingkat reliabilitasnya termasuk dalam
kategori sangat reliabel. Sementara tingkat koefisien reliabilitas pada siklus II
mencapai 0,907 yang berarti tingkat reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat
reliabel, sehingga berdasarkan hasil uji validitas terhadap instrumen pada siklus 1
dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam kategori
sangat reliabel karena nilai koefisiennya lebih dari 0,80.
3.7 Indikator Kinerja
Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan
suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi
indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata kelas mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75
b. Rata-rata kelas mengalami peningkatan setelah pelaksanaan tindakan
dapat dilihat melalui peningkatan nilai dari siklus I ke siklus selanjutnya.
c. Telah mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 73%
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang didapat dari penelitian ini terdapat data kualitatif dan kuantitatif.
Kuantitatif digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil tes
berbentuk angka–angka yang dilaksanakan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Adapun data kualitatif akan digunakan untuk menganalisis guna mendeskripsikan
hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.