Post on 12-Dec-2020
1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, pendekatan penelitian merupakan
suatu cara yang diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Pendekatan penelitian
kualitatif sering juga disebut sebagai pendekatan penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).1
Menurut Cresswell pendekatan kualitatif dapat dimulai dengan asumsi
penggunaan kerangka penafsiran/teoritis yang membentuk atau mempengaruhi
studi tentang permasalahan riset yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh
individu atau kelompok pada suatu permasalahan sosial atau manusia.2
Pendekatan Kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan
metode studi kasus. Sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba dalam buku Sayekti
Pujaswarno yang menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut
dengan case studi ataupun qualitative, yaitu penelitian yang mendalam dan
mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian.3
1 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan RND, Bandung: PT Alfabeta, hlm
2. 2 John W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Diantara Lima Pendekatan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2015. Hlm 2. 3 Sayekti Pujosuwarno. 1992. Penulisan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Lemlit IKIP Yogyakarta
2
Robert K. Yin menjelaskan secara umum bahwa studi kasus merupakan
strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan
dengan “How” atau “Why”. Sebagai salah satu metode penelitian, studi kasus
berkaitan dengan strategi yang menekankan adanya pertanyaan bagaimana dan
mengapa karena peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-
peristiwa masa kini yang akan diselidiki dengan fenomena masa kini.4
Sedangkan Cresswell mendefinisikan studi kasus merupakan fokus
terhadap kasus tertentu yang kemudian mendorong peneliti untuk mencari suatu
kasus untuk dianalisis terkait dengan mitos tersebut atau yang terjadi di lokasi
penelitian.5 Lokasi penelitian yang diteliti disini adalah Desa Adat Kemiren dan
Desa Adat Bakungan di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam penggunaan metode studi kasus, kita mampu mendapatkan serta
menghadapi kritik-kritik tradisional tertentu terhadap metode atau tipe pilihannya
dengan cara peneliti harus memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan
penyelenggaraan.6 Menurut Lincoln dan Guba dalam buku Dedy Mulyana
mengatakan bahwa penggunaan studi kasus dalam pendekatan kualitatif memiliki
beberapa keuntungan yaitu : 7
1. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
4 Robert K. Yin,1995 Studi Kasus (design dan metode). Ahli bahasa M. Djanzi, PT Grasindo
Perkasa, Jakarta. hlm 1. 5 Op.Cit Cresswell hlm xiii 6 Ibid. 7 Mulyana, Deddy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Soisal Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm 201
3
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan responden.
4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan
bagi penilaian atau transferabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif
yang dapat digambarkan melalui metode studi kasus dengan tujuan pemecahan
masalah yang ada pada saat ini. Penggunaan metode penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana perjuangan masyarakat Suku Osing dalam melakukan
Politik Identitas di Kabupaten Banyuwangi. Kasus ini muncul dengan adanya
polemik antara peran pemerintah dalam mengunggulkan pariwisata akan tetapi
tidak mendukung adanya bahasa Osing sebagai bahasa daerah dalam keputusan
Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2014.
3.2 Penetapan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian digunakan untuk mendapatkan informasi agar penulis
bisa mendapatkan data dan dapat menunjang terselesainya penelitian tersebut.
Berdasarkan penelitian yang diambil oleh penulis yaitu membahas seputar
permasalahan pada Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi, untuk itu penulis
mengambil lokasi penelitian di dua desa adat Suku Osing Kabupaten
Banyuwangi. Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah desa adat
Kemiren dan Bakungan. Mengingat permasalahan dari penelitian ini berstudi
kasus pada dua desa adat tersebut. Desa adat wisata Kemiren dan Bakungan
terletak di Kabupaten Banyuwangi. Letak dari kedua desa tersebut yaitu berada di
4
sekitar 3 km dari pusat kota. Selain di kedua desa adat tersebut, penulis juga
melakukan penelitian ke beberapa instansi pemerintahan yang berkaitan dengan
masalah ini dan dianggap paham dengan permasalahan ini yaitu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan, DPRD Kabupaten Banyuwangi,
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Serta ke beberapa lembaga budayawan yaitu Dewan Kesenian Blambangan
(DKB).
3.3 Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian penulis adalah berfokus pada bagaimana politik
identitas diperjuangkan oleh masyarakat Suku Osing dengan adanya polemik
antara peran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam memperjuangkan keaslian
adat budaya dan wisata sedangkan dalam pengakuan Bahasa Osing pemerintah
masih belum melakukan dukungan. Serta adanya keputusan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang tidak mengakui Bahasa Osing sebagai bahasa daerah. Maka
penerus bahasa yang nantinya akan melanjutkan warisan keaslian Bahasa Osing
akan punah. Maka yang akan diteliti oleh penulis adalah polemik antara kedua
kasus tersebut. Disisi lain pemerintah mendukung keaslian adat Suku Osing dan
disisi lain pula pemerintah tidak mendukung keaslian Bahasa Osing. Sehingga
bagaimana perjuangan politik identitas yang dilakukan oleh Suku Osing dengan
adanya kedua polemik tersebut.
5
Tabel 3.2 Fokus Permasalahan
Fokus Indiktor Metode
Mengetahui perjuangan
yang dilakukan oleh suku
osing dalam
memperjuangkan
keaslian Bahasa Osing
sebagai bahasa daerah.
1. Bentuk penolakan
dari suku osing yang
tidak terima kalau
bahasa osing merupakan
dialek dari bahasa jawa
Metode dalam penelitian
ini menggunakan studi
kasus. Studi kasus dalam
penelitian ini adalah
dikeluarkannya Peraturan
Gubernur No. 5 Tahun
2014 yang tidak
mengakui bahasa osing
sebagai bahasa asli
daerah di jawa timur
yaitu Kabupaten
Banyuwangi.
Sumber : Dikelola Oleh Penulis 2017
3.4 Sumber Data
a. Data Primer
Arikunto menyebutkan bahwa “sumber data primer diperoleh dari hasil
penelitian di lapangan secara langsung dengan pihak-pihak yang mengetahui
persis masalah yang akan dibahas”. Data primer merupakan data yang
dikumpulkan penulis secara langsung dari sumbernya melalui wawancara maupun
observasi.8
b. Data Sekunder
Secara definisi, data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung
berhubungan dengan responden yang diteliti serta merupakan data pendukung
8 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara. 2002 hlm 107
6
bagi penelitian yang dilakukan. Data sekunder meliputi dokumen, arsip-arsip,
catatan serta laporan dari pihak pendukung penelitian.
3.5 Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling
sebagai teknik pemilihan informan. Purposive sampling adalah teknik untuk
menentukan sempel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.9
Teknik pemilihan informan secara purposive dipilih oleh penulis karena
peneliti sudah mengetahui secara pasti tentang jumlah populasi penelitiannya dan
mengetahui beberapa informan saja yang bisa dijadikan informan kunci (key
informan).10
Pada penelitian ini, terdapat dua informan yang digunakan dalam
penelitian, yaitu Informan Kunci dan Informan Pendukung. Maka dapat
ditetapkan beberapa informan yang dikelompokkan dalam kategori informan
kunci maupun informan tambahan guna untuk mendukung dan melengkapi data
selama proses penelitian. informan dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak
yang mengetahui permasalahan dan dapat memberikan informasi. Informasi yang
dimaksud adalah mengenai seputar permasalahan yang diambil oleh penulis
dalam penelitian. Informan penelitian merupakan hal yang berkaitan dengan
informasi berupa orang yang dapat memberikan informasi secara lengkap yang
terkait dengan penelitian yang diambil oleh penulis. Diantaranya adalah tokoh-
9 Op.Cit Sugiyono hal.87 10 Sugeng Pujileksono. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, Malang:Instrans
Publishing, hlm 115.
7
tokoh adat yang memiliki pengetahuan seputar sejarah Osing dan berperan
langsung dalam melakukan penolakan keputusan yang dibuat oleh Gubernur
seputar pemberhentian penggunaan Bahasa Osing dalam mata pelajaran muatan
lokal. Dalam bukunya, Bagong Suyanto mengatakan bahwa informan peneliti
meliputi beberapa macam, yaitu :
a. Informan Kunci (Key Information) yang merupakan mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan
dalam penelitian.
b. Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti.
c. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. 11
Namun disini penulis hanya menggunakan dua informan kunci karena sudah
dirasa cukup untuk memenuhi sumber data yang didapat dari informan. Sumber
informan yang dipakai oleh penulis disini adalah Informan Kunci dan Informan
tambahan. Adapun informan kunci dan Informan tambahan yang dipilih oleh
penulis sebagai sumber penelitian adalah :
d. Informan Kunci:
1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, dipilih
penulis karena dinas tersebut bersangkutan dan membidangi masalah
seputar kebudayaan dan pariwisata di Kota Bnayuwangi, yang
tentunya juga turut mengatasi masalah seputar penghapusan Bahasa
11 Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada
Media. 2005.
8
Osing. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Aekanu
Hariyano selaku Staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
2. DPRD Kabupaten Banyuwangi. Penulis memilih DPRD sebagai
informan karena DPRD merupakan selaku aktor pembuat kebijakan
dan pengesahan perda Nomor 5 Tahun 2007. Disini penulis melakukan
wawancara dengan Bapak Heri Sugiarto selaku anggota DPRD
Kabupaten Banyuwangi Komisi I (pemerintahan).
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Penulis memilih
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi karena pemerintah Banyuwangi
merupakan pusat pemerintahan di Banyuwangi yang berperan dalam
mengupayakan keaslian daerah Kabupaten Banyuwangi khususnya
dalam bahasa. Disini penulis melakukan wawancara dengan Ibu Umi
Sulistiyowati selaku Staff Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi.
4. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penulis memilih Pemerintah Provinsi
Jawa Timur karena dalam kasus penelitian ini, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang melakukan penghapusan Bahasa Osing sebagai
bahasa daerah dalam kurikulum sekolah. Penulis melakukan
wawancara dengan Bapak Wahyu selaku staff bagian hukum
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
5. Tokoh Adat Suku Osing. Penulis memilih Tokoh Adat Suku Osing
karena tokoh adat osing merupakan seorang tokoh yang paham akan
sejarah Suku Osing serta mengetahui segala permasalahan yang terjadi
9
pada Suku Osing serta berperan aktif dalam mengatasi permasalahan
yang bersangkutan dengan Suku Osing. Penulis melakukan wawancara
dengan Bapak Suhaimi selaku tokoh adat osing.
6. Tokoh Budayawan Banyuwangi. Penulis memilih Tokoh Budayawan
Banyuwangi karena tokoh budayawan Banyuwangi dianggap mengerti
segala permasalahan yang berkaitan dengan kebudayaan di
Banyuwangi. Penulis melakukan dengan salah satu staff Dewan
Kesenian Blambangan.
7. Kepala Desa Adat Kemiren yaitu Ibu Lilik. Penulis memilih informan
Kepala Desa Adat Kemiren karena Kepala Desa Adat Kemiren
merupakan seseorang yang mengetahui segala hal yang terjadi pada
Desa Adat Kemiren.
8. Kepala Desa Adat Bakungan Bapak Rofik. Penulis memilih informan
Kepala Desa Adat Bakungan karena Kepala Desa Adat Bakungan
merupakan seseorang yang mengetahui segala hal yang terjadi pada
Desa Adat Bakungan.
e. Informan Tambahan.
1. Masayarakat Suku Osing yang tinggal di Desa Kemiren Mas Fikri.
Penulis memilih masyarakat Kemiren karena penelitian ini dilakukan
di Desa Adat Kemiren.
2. Masyarakat Suku Osing yang tinggal di Desa Bakungan Mbak Indah.
Penulis memilih masyarakat Bakungan karena penelitian ini dilakukan
di Desa Adat Bakungan.
10
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah faktor terpenting dalam melakukan
sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan dapat memudahkan peneliti dalam
memperoleh data yang benar dan akurat. Kemudian nantinya data-data yang
diperoleh akan diolah serta dianalisa sesuai dengan kerangka dari metode
penelitian yang dipakai oleh penulis. Dalam mengumpulkan data penelitian,
penulis menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi.
3.6.1 Wawancara (Interview)
Wawancara adalah sebuah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih guna untuk mendapatkan sumber data. Pihak – pihak yang melakukan
wawancara terdiri dari orang yang melakukan wawancara dengan orang yang
diwawancarai atau narasumber yang dapat memberikan sumber data kepada orang
yang melakukan wawancara. Topik yang dibahas pada saat wawancara adalah
membicarakan seputar kasus yang diteliti oleh penulis yaitu dapat aktor,
kronologis kasus, motivasi, kepedulian, perasaan, dan lain-lain.
Wawancara ini dilaksanakan kepada pihak terkait yang menjadi
narasumber. Sesuai dengan tema dari penelitian yaitu dengan Instansi Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi yang terkait, diantaranya adalah Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata yaitu Bapak Aekanu Hatiyano, Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyuwangi Ibu Umi Sulistiyowati, DPRD Kabupaten Banyuwangi yaitu Heri
Sugiarto, Pemerintah Provinsi Jawa Timur Bapak Wahyu, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur yaitu salah satu staff bagian kurikulum. Kemudian dari pihak
11
Suku Osing yaitu ketua adat dan Kepala Desa Kemiren yaitu Ibu Lilik, kemudian
toko adat Suku Osing yaitu Pak Suhaimi, serta budayawan Banyuwangi yaitu
Dewan Kesenian Blambangan (DKB) yang turun berperan dalam permasalahan
ini sehingga dapat memberikan informasi cukup akurat untuk kelengkapan isi dari
hasil penelitian dari penulis.
3.6.2 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data
yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel
apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada”.12
Maka dapat dikatakan bahwa dokumentasi dapat memengaruhi kredibilitas hasil
penelitian yang dilakukan. Studi Dokumentasi ini digunakan oleh penulis untuk
memperoleh informasi dan data yang berkaitan dengan kasus penghapusan Bahasa
Osing oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Bentuk dokumentasi yang digunakan
oleh penulis disini adalah berupa data-data dalam berita online mengenai berita
dihapusnya Bahasa Osing dari kurikulum sekolah.
3.6.3 Observasi
Metode observasi adalah metode yang menggunakan pengamatan atau
pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau
perilaku.13 Kelebihan dari riset observasi adalah observer mungkin melihat faktor
relevan yang tidak bisa diamati oleh yang diobservasi. Sedangkan kelemahannya
12 Op.Cit Sugiyono hlm.247 13 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, Rajawali Press, 2008. Hlm 52
12
adalah membutuhkan waktu lama, mahal, dan berpotensi tidak representatif.
Dalam hal ini observasi dilakukan melalui pengamatan terhadap kegiatan yang
terjadi di desa adat Kemiren dan Bakungan. Dengan dilakukannya pengamatan
terhadap kedua desa tersebut, diharapkan dapat menemukan jawaban mengenai
kasus dihapusnya Bahasa Osing sebagai bahasa daerah.
3.7 Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian.
Data yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and
Huberman. Menurut Miles dan Huberman “mengemukakan bahwa aktivitas
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas analisis data
yaitu : 14
1. Kondensasi Data (Data Reduction)
Kondensasi merupakan sebuah pemilihan, penyederhanaan, dan
transformasi data mentah yang didapat oleh penulis dari lapangan. Kemudian data
tersebut akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui wawancara kemudian data tersebut
dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada
14 Op.Cit Sugiyono hlm. 247
13
penulis. Penulis dalam penelitian ini memfokuskan pada pemustaka, khususnya
yang berhubungan dengan kenyamanan membaca.15
2. Penyajian Data (Data Display)
Langkah kedua setelah reduksi data adalah menyajikan data yang dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif yaitu berupa teks yang bersifat naratif. Dalam tahap penyajian
data dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami sesuatu yang terjadi
selain itu rencana kerja selanjutnya dapat tersistematis dengan baik. 16
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing / verification)
Langkah yang terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Artinya, proses yang
dilakukan dengan menarik kesimpulan dan kategori – kategori data yang direduksi
dan disajikan untuk menuju pada kesimpulan akhir sebagai jawaban dari fokus
permasalahan yang diteliti.17
3.8 Teknik Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian juga diperlukan Teknik Kebasahan Data untuk
memastikan apakah data-data yang diperoleh dari penulis benar-benar nyata atau
tidak. Teknik keabsahan yang digunakan oleh penulis adalah Triangulasi Data.
Triangulasi Data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding. Teknik
yang banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainnya.
15 Ibid 16 Ibid. 17 Ibid.
14
Menurut Sugiono, Triangulasi data merupakan pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara serta berbagai waktu pula.18
Terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan data yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber merupakan uji kredibilitas
data yang dilakukan menggunakan cara pengecekan data yang sudah didapatkan
penulis dari berbagai sumber. Dimana Triangulasi data dalam penelitian ini
dilakukan di Desa Adat Kemiren Desa Adat Bakungan dan di beberapa instansi
pemerintah yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Kantor Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.
18 Op.Cit Sugiyono hlm. 121