Post on 22-May-2019
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI
2.1. Pemahaman Judul
2.1.1. Pengertian
Untuk mengartikan judul Perencanaan dan Perancangan. Kantor sewa di Dili
maka perlu kita lihat beberapa kata membentuk kalimat tersebut.
a. Perencanaa (Planning) adalah suatu kerangka kerja yang dituangkan lewat konsep
b. Perancangan (Planning) adalah merancang sesuatu dengan apa yang sudah
direncanakan (kamus umum bahasa indonesia – W.J.S. Poerwardimata). Perencanaan
dalam konteks arsitek adalah semata-mata usulan pokok yang mengubah yang sudah
ada menjadi sesuatu yang lebih baik (Snyder d Catanese, 1991: 218).
c. Kantor (Office) adalah tempat bekerja bagian tata usaha, balai, (gedung, ruang,
rumah) tempat suatu pekerjaan / perusahaan, dan sebagainya ( Ahmad D. Santoso,
1996: 186). Kantor adalah tempat bekerja, tempat menangani (mengurus) pekerjaan
(Fadjri d Senja, 2002: 420)
d. Sewa (Rent), adalah uang yang dibayarkan setelah meggunakan sesuatu (rumah, toko,
mobil, kapal, dsb).
e. Dari pengertian-pengertian tersebut diatas maa dapat diambil sebuah kesimpulan
judul tulisan ini adalah sebuah konsep merancang arsitek yang mengutamakan
pelayanan ruang kerja yang maksimal, aman dan nyaman.
2.1.2. Interpretasi Judul
“Perencanaan dan Perancangan kantor sewa di Kota Dili” dengan pendekatan
rancangan Arsitektur Modern adalah menyediakan suatu fasilitas bangunan yang
memadai dalam hal membantu para penyewah bangunan yang mengacu pada pendekatan
arsitektur Modern dengan lokasinya yang terletak di kota Dili.
2.1.3.Pembanding Judul Sejenis
Sesuai judul yang diambil yaitu perencanaan dan perancangan kantor sewa di
kota Dili maka studi kasus yang di ambil sebagai pembanding perencanaan di atas yaitu
Gedung Kantor Sewa Menara Palma
9
2.1.4.Pemahaman Obyek Perencanaan
1. Pengertian kantor sewa
Menurut Cyrill M. Haris dalam bukunya Dictionary of Architecture and
Construction, kantor berarti bangunan yang digunakan untuk tujuan profesional
ataupun administrasi dan tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan
hunian, kecuali oleh para penjaga dan pemberasih kantor.
Kantor sewa dapat diartikan sebagai kantor yang disewakan oleh pengelola
terhadap pengguna (user) yang digunakan untuk menampung segala bentuk yang
bersifat administratif dan komersil dengan menyewakan ruang-ruang yang telah
disediakan oleh pihak pengelola baik berupa ruangan terkecil (modul terkecil) dari
sebuah ruangan kantor sewa hingga disewa perlantai (modul terbesar) dari suatu
ruangan kantor sewa yang disewa dalam jangka waktu tertentu pula sesuai dengan
kesepakatan antara pihak pengelola dengan pihak penyewa (user).
Bangunan perkantoran selain dibangun untuk memenuhi seragam kebutuhan
maupun tuntutan yang berlaku umum, juga dimaksudkan untuk dapat menarik
sebanyak mungkin peminat dari segala lapisan yang membutuhkannya. Keadaan
akan tuntutan ini mendorong munculnya perbedaan-perbedaan dalam bentuk
bangunannya.
Secara teoritis tidak boleh ada perbedaan karena untuk semua rancangan
perkantoran pada dasarnya memiliki prinsip dasar yang sama yakni perubahan
bentuk suatu organisasi berubah lebih cepat dibandingkan perubahan bangunannya
sendiri.
Untuk bertahun-tahun terakhir terdapat dua pola pengembangan dasar dalam
bangunan-bangunan perkantoran, yakni pertama, ditandai dengan mengurangi
sekaligus sebagai bentuk rancangan penunjang untuk jangka waktu pemakaian
singkat saja, terutama yang berbentuk perabotan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai fungsi, sehingga pemisahan antara instalasi pelayanan teknis, baik secara
pandangan dan akustik, maupun yang befungsi dekoratif secara teratur dapat
disesuaikan dengan perabotan sekaligus. Kedua, ditandai dengan adanya kesulitan
memilah fungsi aktifitas sampingannya seperti laboratorium, proses suatu industri,
pendidikan.
10
2. Tujuan dan Fungsi Kantor
Kantor sewa bertujuan untuk menampung kegiatan administratif sebuah
badan usaha ataupun perorangan baik berupa pelayanan jasa, penjualan secara makro
dengan menggunakan list, penyimpanan uang (pengawasan keuangan), mencatat
keterangan, menjamin aktiva-aktiva dan lainnya.( sumber : Kamus Bahasa Indonesia
Lengkap, Eko hadi Wiyono, 2007)
Tujuan perancangan dari sebuah kantor sewa dapat Dilihat dari:
a. Pengelola
Motivasi pengelola adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya
dengan cara menyediakan tempat/ruang ataupun bangunan yang difungsikan
sebagai kantor dengan strandar dan ukuran tertentu sesuai dengan modul – modul
yang telah ditetapkan dan dapat disewakan seluas-luasnya. Yang perlu
diperhatikan dalam perancangan kantor sewa adalah :
Luasan lantai
Sistem informasi
Sistem komunikasi
Sistem utilitas
Fasilitas eksekutif
Tempat makan dan sosialisasi
Standby listrik
b. Penyewa
Sesuai dengan aktivitasnya sebagai penyewa, maka yang diinginkan oleh
penyewa adalah :
Penampilan bangunan yang memiliki nilai estetik dan representatif . Hal ini
sangat dibutuhkan sebagai bukti dan untuk memberikan rasa kepercayaan
terhadap penyewa untuk menghadapi klien-klien dari masing-masing
penyewa.
Suasana kerja yang nyaman yang diciptakan untuk meningkatkan
produktifitas kerja hingga mampu mendorong kemajuan kantor.
Fleksibilitas dari modul ruang yang disewakan sesuai dengan tingkat
kebutuhan penyewa sesuai dengan jumlah pegawai, jenis kantor dan aktivitas
yang berlangsung serta asumsi kebutuhan luas kantor yang selalu berubah
sesuai dengan tingkat kemajuan perusahaan.
11
Para penyewa tidak perlu mengeluarkan biaya ulang untuk maintenance
bangunan
Tingkat keamanan dan keselamatan
3. Klasifikasi Kantor
Secara garis besar jenis kantor dapat dibedakan menjadi 4 macam
menurut (Manasseh & Cunliffe, 1962), yaitu :
1. Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran (untuk,
disewakan), perusahaan (trading company), asuransi dan transportasi.
2. Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat hams mempunyai hubungan fisik dengan
pabriknya.
3. Profesional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan
merupakan perkantoran yang jumlah modal yang digunakan relative kecil.
4. Institutional / Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga.
Biasanya digunakan dalam waktu yang lama atau panjang. Berdasarkan kelasnya,
gedung perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara lain :
Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2 serta terletak di
Central Business District)
Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di daerah pusat
bisnis)
Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai mana saja namun
memiliki kualitas material yang baik dan cukup modern) Dilihat dari segi
kelas, yang lebih diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran,
lokasi, fasilitas serta kualitas material bangunan yang digunakan.
Guna membantu pengambilan keputusan desain ruang kerja dan kantor,
dapat dibedakan tiga jenis ruang kantor :
12
a. Ruangan Kerja (Work Spaces)
Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis
dan pekerjaan dengan computer. Ada sembilan jenis generik ruangan
kerja dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.
b. Ruangan Pertemuan (Meeting Spaces)
Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor biasanya digunakan
untuk proses interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau
pertukaran pendapat brainstorm intensif. Ada enam jenis generik
ruangan pertemuan dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.
c. Ruangan Pendukung (Support Spaces)
Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya digunakan
untuk aktivitas sekunder seperti pengarsipan dokumen atau
beristirahat. Ada dua belas jenis generik ruangan pendukung dengan
aktivitas-aktivitas yang berbeda.
1. Kantor Sewa
Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina (2008), kantor sewa adalah
suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara
profesional. Memaparkan bahwa kantor sewa merupakan suatu fasilitas
perkantoran yang berkelompok dalam satu bangunan sebagai respon
terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar
(perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan
lain-lain). Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi
menjadi 2 macam yaitu:
Gedung perkantoran sewa
Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan adalah besaran
atau luasan tertentu dari gedung perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan
sesuai dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus
dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa dan service charge kepada
pengelola yang biasanya dihitung berdasarkan luas ruangan yang disewa dan
dibayar per bulan.
13
Gedung perkantoran Strata tittle (milik)
Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik), ruang bangunan
gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah tinggal ataupun
apartemen strata title. Namun pemiliknya harus tetap membayar service
charge per bulan sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan gedung.
2. Konstruksi Bangunan Kantor Sewa
Menurut Oya ada dua hal penting yang harus diperhatikan dari sisi
konstruksi pada bangunan kantor sewa adalah Teknologi dan Modul
Ruang Sewa.
Teknologi Bangunan Kantor Sewa
Bangunan kantor sewa memerlukan rancangan yang dapat
mengakomodasi perkembangan teknologi, karena selain merupakan
bangunan komersial, bangunan kantor sewa juga identik dengan
kemudahan dan kenyamanan layanan. Teknologi yang dimaksud
meliputi teknologi pembangunan itu sendiri (material maupun sistem
struktur), teknologi infrastruktur bangunan (utilitas bangunan), serta
teknologi pengelolaan bangunan (teknologi komunikasi, pengamanan,
pemeliharaan, serta layanannya).
Modul Ruang Sewa
Dalam perancangan gedung kantor sewa, modul ruang menjadi penting
karena berpengaruh pada seberapa banyak ruang yang bisa disewakan dan
menghasilkan keuntungan bagi pemilik bangunan. Adapun klasifikasi
modul ruang sewa dibagi menjadi tiga yakni, small space, medium space
dan large space.
Pertimbangan yang mendasari pembagian/klasifikasi modul tersebut
diantaranya:
Efisiensi dan efektifitas penataan ruang. Ruang dalam kantor sewa
perlu penataan yang efisien namun juga efektif dalam mewadahi
aktivitas di dalamnya,
Tipe lantai yang disewakan dapat dipilih menggunakan sistem rentable
floor area, Gross Area System, atau semi Gross System,
14
Jenis kegiatan yang ada akan mempengaruhi kebutuhan ruang
yang meliputi dimensi, dan karakter ruang serta fasilitas yang perlu
direncanakan,
Faktor kebutuhan ekonomi. Faktor ini didasarkan pada analisis
keburuhan dan ekonomi konsumen yang menjadi sasaran penyewa.
4. Konfigurasi Kantor
1. Central (interior)
Lokasi ini untuk inti memiliki sejumlah keunggulan. Ini
memungkinkan semua jendela ruang untuk dimanfaatkan sebagai sewa
ruang kantor dan tergantung pada konfigurasi dari rencana bangunan akan
mengizinkan kantor kedalaman bervariasi untuk menerima cahaya alami.
Lokasi pusat juga hal itu sangat nyaman akses dan dalam beberapa kasus
mungkin berjarak sama untuk semua pihak. Ini menyederhanakan
pembagian wilayah dan menyediakan fleksibilitas yang baik distribusi
penyewa dengan cara yang sama. Horisontal utilitas berjalan juga mungkin
relatif berjarak sama dari inti. Dikombinasikan dengan rencana bangunan
persegi, bantalan eksterior, dan dinding inti, lokasi ini memungkinkan
rencana lantai bebas kolom dan dengan demikian benar-benar fleksibel
untuk tata letak kantor.
2. Off-center (interior)
Seperti inti pusat-interior, off-pusat inti interior memungkinkan
semua jendela atau bangunan perimeter ruang yang akan digunakan untuk
kantor. Namun, menyajikan fleksibilitas agak lebih mendalam dan penataan
ruang yang maksimal. Ini akan sangat diinginkan di mana ruang terbuka
besar seperti kolam sekretaris atau administrasi yang diperlukan. Lokasi inti
ini mungkin menyajikan beberapa masalah akses. Karena itu off-pusat, itu
agak jauh dan dengan demikian kurang nyaman untuk sisi jauh dan sudut-
sudut bangunan. Jika ada beberapa tenant-hunian pada setiap lantai yang
diberikan, koridor akses panjang akan diperlukan sebagai akan menjadi
koridor perimeter sekitar inti itu sendiri.
15
3. Split ( Interior)
Kelebihan utama dari inti perpecahan adalah bahwa hal itu hampir
menghilangkan kebutuhan untuk koridor perifer pada inti. Akses ke inti ini
adalah dari daerah antara unsur-unsur perpecahan dan bukan berasal dari
daerah sekitar tepi. Hal ini memungkinkan fleksibilitas yang lebih dari
divisi lantai-daerah, meninggalkan bahkan daerah yang berbatasan langsung
dengan inti yang tersedia untuk ruang kantor.
4. Exterior
Berbeda dengan tiga lokasi inti interior dibahas, keuntungan utama
dari pengaturan inti eksterior adalah bahwa ia meninggalkan seluruh luas
lantai bangunan tersedia untuk digunakan penyewa. Selain itu, inti tidak
menyulitkan rencana lantai baik fungsional atau struktural. Dengan jenis
pengaturan, fleksibilitas maksimum dicapai sehubungan dengan distribusi
penyewa, kedalaman kantor, dan tata letak. Lokasi di luar bangunan juga
memungkinkan inti untuk bertindak sebagai titik transisi antara satu
bangunan dan lain skala mungkin berbeda.
Beberapa bidang masalah juga dibuat dengan menempatkan core di
luar bangunan. Kelemahan utama adalah bahwa, dalam kasus multi-
penyewa hunian, inti membutuhkan koridor akses panjang mengurangi
fleksibilitas distribusi penyewa. Selain itu, inti menempati ruang jendela
yang diinginkan sehingga kantor berbatasan langsung ke inti mungkin tidak
menerima cahaya alami.
5. Pendekatan Perencanaan
Pertimbangan utama dalam mengidentifikasi pendekatan yang paling
tepat untuk merencanakan daerah kantor umum:
o Jumlah fleksibilitas perencanaan diperlukan
o Jumlah privasi visual dan akustik diperlukan untuk personil
o Biaya konstruksi dan furniture awal dan siklus hidup
16
2.1.5.Studi Banding Obyek Sejenis
Kantor Sewa Menara Palma
Gambar 2. 1 menara palmaSumber : www.skyscrapercity.com, diakses pada tanggal 09 Oktober 2015
Nama Objek : Menara Palma, Jakarta
Lokasi : Jl. Rasuna Said, Jakarta
Pemilik : PT. Wanamitra Permai
Arsitek : Budiman Hendropurnomo, Dicky Hendrasto
Luas Tapak : 4720 m2
Total luas bangunan : 28,700 m2 (24 tingkat).
Fungsi bangunan : Rental Office
Tema bangunan : Arsitektur Modern
Kesan yang timbul dari bentuk bangunan ini adalah monumental karena
menjulang ke atas lebih tinggi secara visual dari pada 24 lantai yang ada, sebagai
suatu simbol tentang kekuatan yang terus maju menjulang ke atas. Kesan ini
lebih di perkuat lagi karena permainan bidang – bidang kaca yang lebih gelap
pada sisi timur dan barat bangunan, yang berada di antara kedua lempengan –
lempengan miring tersebut, sehingga mempertegas jarak renggang antara kedua
bidang miring tersebut.
Bentuk citra yang muncul berupa abstraksi dari dua bidang setebal 6 m
yang pada suatu kemiringan, mendekati satu dengan dengan yang lainnya. Tetapi
tidak bersentuhan sehingga tampak seperti huruf A secara asimetris. Bentuk
seperti huruf A ini sebenarnya berkaitan dengan kondisi lahannya yang sempit.
17
Struktur y
balok, kolom, dan
desain arsitektur,
ruang dapat terjaga
Seperti terl
geometri 2D terliha
Begitu pul
bentuk persegi pa
tampak seperti Hur
DENAH
POTONG
Gambar 2. 2 dSumber : www.skys
Secara 3D, menabertansformasi melalui peseperti yang terlihat pada g
17
yang di gunakan pada menara palma merupa
dan dinding geser, kemudian untuk menangani pe
ur, di pakai kolom miring dengan demikian fung
aga dan fungsi ruang tidak terganggu.
terlihat pada denah, menara palma memiliki banguna
lihat seperti persegi panjang.
pula pada tampak dan potongan, bangunan ini
panjang yang telah ditransformasikan sedemikian
Huruf ‘A’.
NGAN
2 denah, potogan, tampak kantor sewa menara palmakyscrapercity.com, diakses pada tanggal 09 Oktober 2015
enara palma ini memiliki bentuk dasar bal pengurangan dan penambahan bentukan massa hida gambar di bawah ini.
17
upakan kombinasi
permainan bentuk
ungsi kolom pada
gunan yang secara
ini terlihat seperti
kian rupa sehingga
5
balok yang telaha hingga terbentuk
18
Gamb
Sumber : www.skys
2.2. Pemahaman Tema
2.2.1.Pendekatan Rancangan
Tema rancangan y
1. Pendekatan
Pendekatan meng
antara usaha dalam rang
orang yang diteliti, met
rancangan Menurut kamus
246),
2. Arsitektur
Arsitektur adalah s
metode dan gaya meranc
bahasa Depdiknas (2001 :
a) Arsitektur adalah bag
kehidupan antara lain;
arsitektur modern, Yul
b) Dari segi seni, Arsit
ragam hiasnya, dari se
c) Dari segi teknik, Ar
perancangan konstr
dekorasi dan keindaha
18
mbar 2. 3 prefektif kantor sewa menara palma
kyscrapercity.com, diakses pada tanggal 09 Oktober 2015
n yang dipakai adalah pendekatan arsitektur moder
ngandung pengertian yaitu proses, cara, perbua
ngka aktivitas penelitian untuk mengadakan hu
etode untuk mencapai pengertian tentang mas
mus besar bahasa Indonesia pusat bahasa Depdi
h seni dan ilmu merancangg serta membuat konst
ncang bangunan. Menurut kamus besar bahasa
2001 : 246),
bagian dari kebudayaan manusia, berkaitan denga
ain; seni, teknik, ruang/tata ruang, geografi, sejar
Yulyanto Sumalyo, Gajah mada university press :
sitektur adalah seni bangunan termasuk didalam
i segi menguraikan tentang pengertian tentang arsi
Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan t
konstruksi, struktur, dan didalam hal ini juga me
ndahan.
18
5
odern
buatan mendekati,
hubungan dengan
asalah penelitian;
Depdiknas (2001 :
konstruksi bangunan,
bahasa Indonesia pusat
ngan berbagai segi
jarah. Dalam buku
s :
amnya bentuk dan
rsitektur.
n termasuk proses
enyangkut aspek
19
d) Dari segi ruang: Arsitektur adalah pemenuhan kebutuhan ruang oleh manusia atau
kelompok untuk melaksanakan aktifitas tertentu.
e) Dari segi sejarah: Arsitektur adalah ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari
suatu masyarakat didalam batasan tempat dan waktu. Berdasarkan beberapa batasan
diatas maka dapat dikatakan bahwa arsitektur tidak hanya dibangun oleh manusia
mulai dari zaman primitive misalnya pohon atau di gua, tetapi juga oleh makhluk
hidup lainnya sebagai tempat tinggal (burung, serangga). Arsitektur sudah ada sejak
adanya manusia pertama hidup bumi ini, untuk melindungi dirinya dari alam
(hujan,terik matahari, angin dan lain-lain) ataupun gangguan makluk hidup lainnya
baik binatang maupun manusia dari kelompok lain. Sejak itu, hingga sekarang dan
masa yang akan datang arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin
kompleks, sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu
pengetahuan, teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif
maupun kuantitatif
Jadi sacara umum Arsitektur dapat disimpulkan sebagai salah satu ilmu yang
dapat memadukan seni dan teknologi dalam menciptakan ruang atau bangunan bagi
manusia.
3. Modern
- Modern mempunyai arti terbaru, muthakhir atau sikap dan cara berpikir serta cara
bertindak sesuai dengan tuntutan zaman
- Memodernkan artinya menjadikan (menyebabkan, membuat menjadi modern).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa Depdiknas (2001 : 751),
Dari pemahaman uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan dari
pendekatan arsitektur modern adalah suatu proses perancangan terhadap ilmu
arsitektur yang dapat memadukan seni dan teknologi dalam menciptakan ruang atau
bangunan bagi manusia dengan gaya bangunan yang terbaru atau muthakhir sesuai
dengan tuntutan zaman.
2.2.2.Pemahaman Arsitektur Modern
a. Sejarah Perkembangan Arsitektur Modern
Arsitektur modern muncul pada abad ke XX akibat adanya revolusi industri
dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Sistem fabrikasi
20
diterapkan di mana sebagian besar elemen bangunan dibuat di pabrik, penggunaan
mesin-mesin, teknologi baja tulang dan sebagainya. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan revolusioner, cepat, mendasar dan total dalam arsitektur dari klasik, Neo
klasik dan Elektik manjadi modern. Gejala ini terjadi selain karena kejenuhan terhadap
bentuk, teori dan kaidah-kaidah tentang seni dan arsitektur yang sudah berkembang
ratusan bahkan ribuan tahun sebelumnya, dan juga terjadi kerena perubahan dalam pola
pikir, pola hidup dan budaya masyarakat. Perubahan juga terjadi dalam segi dinamika
penduduk, jumlahnya berlipat ganda, yang semuanya menuntut penyediaan fasilitas
modern, praktis, ekonomi, cepat dibangun fungsional tanpa mengabaikan aspek
keselarasan, kesombongan dan keindahan.
Pada masa ini timbul berbagai aliran seni, budaya dan arsitektur seperti arsitektur
fungsionalisme, kubisme, rasionalisme dan juga sering di sebut purisme karena
mempertahankan kemurnian, mentabukan dekorasi yang tidak fungsional. Setelah seni
dan arsitektur Art Noeveau, Art-Deco, kemudian berkembang aliran murni abstrak total
dipelopori oleh kelompok De Stil. Konsep keindahan semacam ini tidak hanya
diterapkan dalam bentuk rumah-rumah dan bangunan tidak bertingkat lainnya, tetapi juga
diterapkan dalam arsitektur bangunan pencakar langit, suatu bentuk yang belum pernah
ada pada masa sebelumnya. Selanjutnya arsitektur modern berkembang begitu cepat
dalam bentuk dan aliran yang sangat kompleks, dan tidak dapat di kelompokkan dalam
periode waktu dan tempat seperti pada masa klasik dan tradisional.
Selain itu juga terjadi spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian yaitu arsitek
dalam hal bentuk, ruang dan fungsi dan di lain pihak ada juga arsitek dibidang keahlian
konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan.
Dengan kata lain adanya pemikiran bahwa seni tidak lagi dipandang sebagai
sesuatu untuk kesenangan dan kepuasan tetapi bagi suatu seni terapan dalam estetika
industri sehingga perkembangan terakhir pada abad XIX dan pada sepuluh tahun awal
abad XX, perkembangan arsitektur modern berkaitan menjadi satu sama lain dalam
keseragaman gagasan yang kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia dan akhirnya
disebut international Modern / International Style.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba-tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu-satunya
21
rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen-ornamen dan
dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang
lebih kurang setengah abad, berawal kira-kira tahun 1920 hingga 1960 dan pada bulan
September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM yang menghasilkan metode
berpikir secara rasional untuk membangun kembali bangunan - bangunan yang hancur
akibat perang dunia II. Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun
(pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada
rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala
ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional.
Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah pikir’
dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan ‘bentuk’. Sejalan
dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur. Munculnya
teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur modern. Misalnya kaca yang
dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang.
Karena ciri-cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk mewujudkan
kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal bahan bangunan
sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas budaya dan geografis,
dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta bangunan-bangunan di dunia
menjadi seragam. Ornamen-ornamen dalam bangunan dianggap suatu kejahatan dan
klasisme yang pernah dipakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol yang negatif dan
perlu diolah. (sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
b. Arsitektur puncak modern
1. Para empu arsitektur modern
Arsitektur pada puncak modern hadir tidak pada hanya 1 Macam rupa
arsitektur, tetapi ada empat aliran besar yaitu: Alvar Aalto yang tradisionalis, Lee
Corbusier yang seniman, dengan Frank Lloyd Wright yang naturalis, Mies Van Der
Rohe yang fungsionalis.
22
Alvar Aalto yang tradisionalis Lee Corbusier yang seniman
Frank Lloyd Wright Mies Van Der Rohe
Gambar 2. 4 beberapa desain arsitektur modern)
Para empat tersebut sama sekali sudah praktis tidak memperlihatkan
ornamentasi, kecuali Frank Lloyd Wright yang masih memakai ornamentasi. Di
Indonesia gaya arsitektur yang terkenal pada jaman itu adalah arsitektur gaya
Jengki.
2. Degradasi arsitektur modern dengan tertib-gubahan klasik.
Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form
Follows Function ( bentuk mengikuti fungsi ). Bentukan platonic solid yang serba
kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur
modern. Suasana degradatif ditampilkan oleh adanya arsitektur modern yang telah
tidak mampu membedakan dirinya dari sembarang bangunan ( arsitektur itu lebih
dari sekedar bangunan ), gubahan olah seni atau olah nalar atau keduanya tidak
jelas karena prosesnya telah sedemikian mekanistik dan terformulasi keinginan
untuk mendongkrak kembali degradasi ini.
Hal ini justru merupakan kesalahan karena yang muncul malah cemoohan
dan kelainan. Gerakan yang mengarah ke keadaan suatu langgam dan selalu
23
berpedoman pada rasionalitas dan fungsionalitas ini, mengakibatkan reaksi dan
kritik dari masyarakat. Masyarakat merasa jenuh, dan keterasingan akan budaya
masa lalu mereka. Salah satu kerangka teoritis yang menonjol dalam menentang
doktrin arsitektur modern ini dikemukakan oleh Robert Venturi dalam bukunya:
Complexity and contradiction in Architecture. Kerangka teoritis tersebut adalah
‘less is bore’ yang menentang doktrin ‘less is more’ dari L. M. Van Der Rohe.
Karenanya arsitektur modern mengalami kemerosotan popularitas, bahkan oleh
beberapa arsitek dikatakan telah mati dengan tanda resmi kematiannya; saat
diledakkannya permukiman orang Negro ‘Pruit Igoe’ karya Yamasaki di St. Louis
pada tahun 1972. sumber: Cerfer, Francisco Asencio., Architecture 1, European
master-3, Ediciones S. A., 1991
3. Ciri – Ciri Arsitektur Modern
Arsitektur modern yang muncul pada abad ke XX mempunyai ciri-ciri sebagaiberikut :
1. Asimetris
2. Kubisme / semua sisi ( depan, samping dan belakang ) dalam komposisi
kesatuan bentuk.
3. Elemen bangunan ( seperti jendela, dinding, atap dan lain-lain ) menyatu dalam
komposisi bangunan.
24
Gambar 2. 5, ciri-ciri arsitektur modern)
c. Arsitektur Modern akhir abad XIX
Arsitektur Modern akhir abad XIX terdiri dari :
a. Arsitekur klasik ( Eklektisme per-neoklaasik ; 1872 – 1892 );
Arsitektur modern mulai berkembang pada abad XVI di Eropa dan dimulai
dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan terhadap pola klasik juga karena
semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulangi tetapi dalam pola, konsep
dan bentuk baru. Dalam perkembangan arsitektur istilah Eklektisme dipakai untuk
menandai gejala pemilihan pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa
berakhirnya klasikisme, masa awal modernisasi bukan pencampuran maupun
perkembangan pada masa sebelumnya.
b. Arsitektur Fungsionalisme dan porisme ( 1880 – 1890 )
Pada awal revolusi industri yang kedua terjadi penggunaan mesin secara
besaran- besaran serta rasionalisasi bangunan.
Pada masa ini terjadi peledakan-paledakan jenis bangunan, di mana pada
masa sebelumnya tidak seperti yang di pikirkan. Bangunan-bangunan tersebut
disempurnakan menjadi bangunan-bangunan publik, seperti : pabrik, tokoh -tokoh
besar, stasiun kereta api, kantor apertemen dan Gedung pameran. Berikut ini muncul
bangunan-bangunan seperti: lapangan terbang, Hanggar dan bioskop.
c. Arsitektur Modern sesudah tahun 1940 ;
Arsitektur ini cenderung merancang dalam bentuk scluptural yang
sensasional, menerapkan konsep dengan gaya arsitektur spektakuler yakni pada
teknologi konstruksi bahan bangunan dan kebutuhan akan fasilitas ruang. Arsitektur
Modern pada tahun 1840 ini muncul pada awal perang dunia ke dua dengan Arsitek
terkenal pada masa itu adalah Le Corbusier dengan proyek-proyek raksasa.
25
2.2.3. Prinsip Desain
1. Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern
Prinsip utama arsitektur Modern merupakan suatu bentuk pengulangan,
pemaduan serta pengambilan sepenuhnya salah satu bentuk klasik tetapi dalam skala dan
ukuran lebih besar. Hal ini terlihat jelas pada arsitektur modern awal (Neo- Klasik).
Aliran Neo-Klasik di golongkan kedalam suatu awal arsitektur modern karena selain
kaidah baku arsitektur klasik sudah sepenuhnya tidak dilaksanakan, digabungkan satu
dengan yang lainnya dan menggunakan sistem konstruksi maupun bahan-bahan
bangunan khususnya baja dan teknologi baru atau modern.
Prinsip arsitektur modern juga timbul karena terjadinya revolusi industri kedua
antara tahun 1880-1890 dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-
besaran. Pada masa ini terjadi ledakan jenis bangunan dimana pada masa sebelumnya
tidak, seperti : ruang pameran, pabrik, toko-besar, stasiun kereta api, kantor, apertemen.
Dua point dalam kaitan dengan hal tersebut yaitu : yang Pertama timbulnya
sistem pabrikasi dimana sebagian besar eleman bangunan dibuat dipabrik, penggunaan
mesin, teknologi baja tulang, dan sebagainya. Kedua terjadinya spesialisasi dan
terpisahnya dua keahlian : Arsitek dalam hal bentuk, ruang dan fungsi disuatu pihak dan
keahlian konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan dilain
pihak. Dalam masa moderenisasi awal konsep keindahan dalam arsitektur berkembang
secara radikal menantang klasikisme sebaliknya menekankan pada fungsionalisme dan
plurisme atau kemurnian.
2. Prinsip - Prinsip Arsitektur Modern Menurut para Tokoh Arsitektur :
a. Eugene Emanuel Viollet-Le-Duc (1814-1879)
Prinsip yang dikemukakan adalah sederhana : bahwa sebuah bangunan
harus direstorasi sekurang-kurangnya berdasarkan keadaan dimana kita
mendapatkannya. Oleh karena itu rekonstruksi harus memperhatikan penambahan
dari elemen-elemen yang hilang dimana kita dapat memperkirakan berdasarkan
peninggalan yang masih ada. Jadi arsitek tidak lebih dari sekedar menyusun
kembali atau mengembalikan pada bentuk semula.
(sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
26
b. Otto Wagner (1841-1918)
Prinsip dasar menurut Wagner adalah gaya baru seharusnya relistis,
merupakan ekspresi langsung dari kontruksi dan memikirkan adanya teknologi
serta material modern. Wagner meletakan dasar-dasar doktrin dari Modern
Architecture, antara lain tentang adanya garis-garis horizontal, atap dasar,
pembangunan material secara lanjut. Dikatakannya pula bahwa sebagai kebutuhan
dan tuntutan modern seharusnya merupakan sumber inspirasi dari karya-karya
arsitektural. Prinsip dan pola pikir tersebut terungkap dalam berbagai karyanya
antara lain: Post Saving bank Office diWina (1904-1906).
Gambar 2. 6desain otto wagner (1841-1918 )arsitektur modern)
(sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
c. Antonio Gaudi (1852-1926)
Prinsip dasar menurut Gaudi adalah dalam membahas suatu persoalan, kita
harus mempelajari, memahami dan memisahkannya dari hal-hal yang berlebihan:
kita mencoba menerapkan gagasan dalam suatu bentuk dan berusaha
menyederhanakannya, tetapi tetap dapat memberikan kepuasan pada dasar-dasar
keindahan. Dengan demikian kita dapat menghindari permasalahan struktur,
kontruksi, denah dan tata ruang dan lain-lain aspek perancangan arsitektural.
Pendapat tersebut jelas mengacu pada penyederhanaan dan menghindari
hal-hal yang tidak berfungsi, tetapi dapat menampilkan keindahan.
(sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
27
d. Louis Henry Sullivan (1856-1924)
“Bentuk selalu mengikuti fungsi. Tekanan kita namakan sebagai fungsi dan
resultan atau yang dihasilkan adalah Bentuk
Dalam tulisan Sullivan tentang New Archicture beliau menyatakan “suatu
dekorasi baru harus dikembangkan dan digunakan secara wajar untuk mencapai
keharmonisan terbatas pada bentuk organis, platis dan melekat pada dayanya
untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan”.
Prinsip ini dicapai dengan sumbu-sumbu bangunan yang jelas, tata letak
ruang disusun secara teratur, komposisi yang logis, tidak berlebihan dan
“ memurnikan “ material kemudian menyusun unit bangunan dalam volume ruang
sedemikian rupa sehingga bangunan mendapatkan martabat dan kemegahan.
(sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
e. Hendrik Petrus Berlage (1856-1934)
Prinsip dasar menurut Berlage yaitu: arsitektur baru (modern) melibatkan
penciptaan ruang dan bukan menggambarkan tampak atau wajah luar bangunan
saja; kita para arsitek seharusnya kembali pada hal-hal yang sifatnya otentik atau
asli. Perancangan bangunan harus memikirkan kembali pada pemikiran-pemikiran
mendasar tentang arsitektur. Seni konstruksi adalah menyatukan berbagai elemen
untuk mendapatkan ruangan dengan segala keharmonisannya. Kemampuan kita
adalah membuat karya yang asli, utuh dalam kesatuan dengan “kejujuran” dan
bukan menutup konstruksi, dan membuat “topeng” penutup dari bagian dalamnya.
Pendapat tersebut terlihat menekankan pada adanya kesatuan bentuk luar
dan dalam dari bangunan, yang menjadi konsep dasar dari arsitektur
fungsionalisme.(sumber: Hubertus nong , skripsi tugas akhir, 2005, 21-23. )
1. Alasan yang mendasari timbulnya modernisme
Tahun 1880-1890 terjadi semacam revolusi industri ke dua dalam bentuk
rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Pada masa itu terjadi
“ledakan” jenis bangunan di mana pada masa sebelumnya tidak seperti misalnya: ruang
pameran, pabrik, toko-toko besar, stasiun kereta api, kantor, apartemen. Berikutnya
28
muncul bangunan lapangan terbang, hangar, bioskop. Dua hal yang perlu dikemukakan
berkaitan dengan hal tersebut yaitu:
1. Timbulnya sistem pabrikasi di mana sebagian besar elemen bangunan di buat pabrik,
menggunakan mesin-mesin, teknologi baja tulang dan sebagainya, memungkinkan
pembangunan hanya dalam waktu relative singkat.
2. Terjadinya spelialisasi dan terpisahnya dua keahlian: arsitek dalam hal bentuk, ruang
dan fungsi di satu pihak dan keahlian konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan
dan pelaksanaan bangunan di lain pihak.
a. Ciri-ciri arsitektur modern
- Ideological
- Stylistic
- Design Ideas
b. Prinsip umum arsitektur modern
- Form Follow Funcntion (Bentuk mengikuti fungsi)
- Less is More. (kurang itu lebih)
- anti ornament
- Singuler (tunggal).
- geometris
- Jujur dalam penggunaan bahan
- Nihilism.
c. klasifikasi dari ciri-ciri arsitektur moderen (1920-1960)
- one international ‘style or no style’
Bentuk model sama dimana pun berada
Tanpa langgam/gaya
- Utopia And Idealis
Arsitek seakan-akan melaksanakan impiannya memperbaiki realita dan
cenderung bersifat memaksakan
- Deterministik Form, Fungsional/D.F.F:
Syarat utama dari bangunan adalah membangun mencapai kegunaan
yang semaksimal mungkin
Ruang-ruang yang direncanakan sesuai fungsi
29
Bangunan tidak harus berdiri dari kepala, badan dan kaki.
- Zeitgeist
Berlatar belakang logika dan keilmuan
- Artis As Prophet/Healer
Berlatar belakang logika dan keilmuan
- Elist/’For Every Man’
Arsitekturnya lebih menonjolkan sikap eksklusif perancangannya yang
tumbuh dari keinginan bersama
- Wholistic, Comprehensive Redeveloment:
Adanya pemahaman yang menyeluruh dan saling mendukung antar
elemen-elemen pembentuk arsitektur
- Architect As Savior/Doctor
Arsitek menempatkan dirinya sebagai penyelamat/penyembuh dari
segala permasalahan arsitektur yang mempunyai banyak gudang ide.
Arsitektur Modern merupakan sebuah karya yang kompleks dan
kontradiktif, ia memiliki kemampuan untuk menunjukan sebuah karya baru
yang melanggar tradisi-tradisi yang telah ada. Meski demikian karya
arsitektur modern tetap mengutamakan kesederhanaan sehingga tidak
menampakkan kerumitan, Mies Van der Rohe menyebutnya dengan “Less is
More” atau mengutamakan fungsi dari suatu bangunan.
2. Konsep Dasar
• Menurut, Frank Llyod Wright (Amerika Serikat) falsafahnya setiap
permasalahan arsitektur pemecahannya adalah selalu berhubungan dengan
alam dan lingkungan seperti iklim, topografi dan bahan bangunan.
• Menurut Walter Gropius (jerman dan Amerika Serikat). Keahlian yang
dipadu dengan kamajuan teknik dapat Dilihat pada setiap perencanaannya
yang sejalan dengan kemajuan teknik.
• Menurut Mies van Der Rohes (Jerman, Amerika serikat). Kesederhanan,
ketelitian, kerapian, kedisiplinan, keseimbangan dan bersifat umum yang
diungkapkan dalam bentuk bangunannya
30
• Menurut Le Corbusier (Prancis). Menciptakan perasaan aman, keramah–
tamahan, kebahagiaan serta kesatuan yang harmonis dari bentuk-bentuk yang
ada dibumi ini dan hubungannya dengan skala manusia.
• Menurut Alvar Aalto (Finlandia). Suatu perencanaan yang memperhatikan
keadaan alam dan lingkungan, mengahargai tradisi alam serta isinya, yaitu
dengan tidak tergantung kepada bahan – bahan buatan pabrik.
• Menurut Oscar Niemeyer (Brazilia). Dasar perencanaannya selalu
dipengaruhi oleh :
o Penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan.
o Penguasaan secara fungsional.
o Kematangan dan ketepatan dalam pengolahan serta pemilihan bentuk,
bahan dan struktur.
o Pengungkapan yang khas dari arsitektur Brazilia, tempat asalnya.
3. unsur-unsur atau elemen pembentuk bangunan
a. Fungsi
Hampir selama 20 tahun, bangunan arsitektur modern dipolakan bentuk sesuai
fungsinya. Namun para ahli berpendapat fungsi saja tidak cukup. Tanpa filosofi yang
menyatukan antara estetika dan fungsi, arsitek jaman Viktoria gagal membuat arsitektur
secara estetika, namun secara fungsi mereka berhasil.
pada awal abad 20 kesadaran mulai timbul. Para arsitek terlibat langsung dalam
proses aktivitas sehari-hari. Hal ini menjadi pertimbangan bagi arsitek untuk
memikirkan ulang dari dasar seni mereka. Le Corbusier sebenarnya menginginkan dua
hal, yang pertama adalah sebuah rumah yang menyerupai mesin yang murah, standart,
mudah digunakan dan mudah dalam perawatan. Tetapi ia juga mengartikan sebuah
rumah yang didesain dengan kejujuran.
Le Corbusier selalu menggunakan ukuran dengan sistem modul berdasarkan
figur manusia ideal. Hal ini merubah pandangan arsitektur modern tentang fungsi dan
bagaimana mendesainnya.
31
b. konstruksi
Di Belanda, W.M. Dudok mengkombinasikan bentuk moderenitas dengan
permukaan batu bata, hasilnya mendapat sambutan hangat di Inggris, tetapi secara
universal dijelek-jelekan karena mereka merasa batu bata merupakan suatu
pengkhianatan pada tujuan gerakan arsitektur moderen.
Tentu saja ini bertentangan dengan ajaran dinding bersih (Clean Wall
Orthodoxy) dari puritan Adolf Loos.
c. bentuk
Idealnya bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan muncul
menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar
menghasilkan bentuk yang spesifik antar gabungan ketiganya; kecaman nyata pada
penjiplakan dalam arsitektur modern bukannya tidak menghargai individualitas, tapi
semua gedung merupakan problem yang unik.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk
rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada
masa kini bebas dalam mengembangkannya.
Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang baru,
jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam menetapkan bentuk-
bentuk arsitektur medern. Munculnya pemikiran baru tentang struktur yang tergantung
pada tempat. dan ini saatnya untuk mempelajari hubungan antara pemikiran dan
material dalam konstruksi modern.
d. ruang
Ruang pada zaman barok mengakui adanya ketidakterbatasan akan tetapi tetap
berhati-hati ketika menghubungkan matematik barok dengan perencanaannya tanpa
adanya jaminan. Ketidakterbatasan ini berkembang tetapi hanya merupakan simbol.
Pada abad 19 perencanaan barok meluas dengan adanya jalan kereta yang dapat
menempuh perjalanan dalam sehari. Konsep ruang: ruang tak terbatas meluas ke segala
arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur
dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan
pengamat. Ruang yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan
partisi yang dapat ditelusuri melalui ruang-ruang yang dilalui.
32
e. kesimpulan
Perkembangan arsitektur modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai
konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang. Dilihat dari segi fungsi, bentuk bangunan
arsitektur modern menggunakan modul manusia (Le Corbusier) karena bangunan
ditekankan pada fungsinya.
Ditinjau dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan untuk
menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi
struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan memungkinkan.
Dilihat dari segi konstruksi, perkembangan arsitektur modern ditandai oleh
penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang
ringan.
Dilihat dari segi ruang, bangunan arsitektur modern memilki konsep ruang yang
dikembangkan yaitu ruang tak terbatas meluas ke segala arah, ruang
terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur dipahami
dalam tiga dimensi, ruangdari arsitektur modern memilki hubungan dalam pengamat.
Periode dan aliran-aliran serta contoh banguanan arsitektur modern
Periode I (1917-1929)
Pada periode ini muncul pandangan baru tentang konsep ruang dalam arsitektur
oleh gerakan modern yakni:
Konsep ruang arsitektur sebelum modern dititik beratkan pada keinginan, emosi
dan kemuliaan, Menurut arsitektur modern faktor-faktor yang menunjang pembentukan
ruang selain kegiatan, emosi dan kemuliaaan, juga ditunjang komposisi, manipulasi,
rasio, dimensi dan daya atau power.
Pada tahun 1928 berdirinya CIAM (Congres Internationaux D’ Architecture
Modern) dijelaskan persamaan tujuan, metode, teknik dan teori estetika baru dari
arsitektur modern, suatu tanda bahwa arsitektur modern mulai mempunyai pengaruh
didunia.
Periode II (1930-1939)
Bangunan-bangunan pada periode ini bentuknya secara umum dapat dikatakan
memiliki karakter gaya internasional, yang dititik beratkan dengan penggunaan bahan-
bahan setempat, tampa menyembunyikan kekurangannya. hal ini adalah suatu
33
keberanian dari bentuk-bentuk arsitektur yang dianggap menyalahi jaman pada waktu
itu.
Hasil karya arsitektur pada periode II pada dasarnya merupakan perpaduan
keahlian, perkembangan teknologi dan industri serta yang dengan paham-paham
kedaerahan (manusia dan lingkungannya) tidak mengurangi masa kesatuan yang
disebut kemanusiaan, akal dan seni dari arsitektur moderen.
periode III (1949-1958)
Perang dunia II (1941-1945) yang menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung
dan rumah tinggal menyebabkan faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan
gedung-gedung tersebut menjadi latar belakang arsitektur modern pada periode ini.
Ekspresi bentuk masa bangunan serta material yang mendominasi pada periode ini
(banyak dipengaruhi oleh gaya Mies Van Der Rohe dan Le Corbusier), dapat dibagi
atas:
Bentuk Curvelinear Geometris yang plastis dengan menggunakan bahan dan
struktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja
Bentuk geometris (kubus, prisma) umumnya menggunakan baja sebagai struktur
utama dengan dinding kaca sebagai penutup (Curtain Wall atau dinding tirai)
fase I (1949-1958)
Ciri-ciri lain pada masa ini
Penggunaan bidang-bidang kaca yang lebar
Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industri dan berfungsi
sebagai pemisah ruang maupun perlindungan cuaca
Permukaan bangunan mulai agak kasar, menjurus kearah brutalisme
Sistem lantai yang digunakan Cantilever dengan tujuan agar ruang lebih luas
Aliran penyederhanaan bentuk
Aliran bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan
Aliran organik
Aliran perubahan sikap terhadap jaman masa lampau
Fase II (1958-1966)
Fase kedua timbul setelah mengalami beberapa fariasi sebagai akibat
kemajuan teknologi dan pandangan pada fase pertama dan periode-periode
34
sebelumnya. pada fase ini timbul dua aliran yang menonjol di Eropa dan
amerika yaitu brutalisme dan formalisme,
Aliran brutalisme
Brutalisme mengalami dua fase yaitu:
Brutalisme dalam pengertian sempit yang timbul dalam lingkungan
smithsons-pencetus brutalisme di inggris. brutalisme disini lebih
mementingkan etika dari pada estetika.
Brutalisme yang kemudian berkembang dan dikenal dengan istilah
internasional brutalisme. Brutalisme disini lebih bertujuan pada
estetika.
Aliran formalisme
Formalisme dipengaruhi oleh aliran lain diantaranya brutalisme dan neo-
historisme sehingga menjadi:
Formalisme-brutalisme
Formalisme-neo-historisme
2.2.4.Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern
Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai
konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang. Namun dalam pembahasan ini penekanan
lebih pada pembahasan bentuk dan ruang, ciri pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata
atau terlihat atau teraba”, sedangkan ruang memiliki ciri khas “ada dan tak terlihat atau
tidak nyata”. Ditinjau dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan untuk
menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi struktur dan
konstruksi serta perkembangan teknologi bahan pada masa itu. Sedangkan Dilihat dari segi
ruang bangunan arsitektur modern bersifat lebih mengalir dan hirarki berdasarkan proses
sirkulasi dan berkegiatan (step to step). Sekedar untuk melengkapi dari segi konstruksi,
perkembangan arsitektur modern ditandai oleh penggunaan konstruksi beton bertulang,
baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan dan Dilihat dari segi fungsi, Bentuk
bangunan arsitektur modern menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan
ditekankan pada fungsinya.
Berdasarkan pada Slogan Le Corbusier “ rumah sebagai mesin untuk tempat
tinggal”. Le Corbusier sebenarnya menginginkan dua hal. Yang pertama adalah sebuah
35
rumah yang menyerupai mesin yang murah, standard, mudah digunakan dan mudah dalam
perawatan. Tapi ia juga mengartikan sebuah rumah yang didisaign dengan kejujuran. Oleh
karena itu slogan tersebut menjadi terkenal pada masa perkembangan arsitektur modern
dan menjadi konsep dasar suatu rancangan bangunan yang modern. Merujuk pada buku
Rayner Banham “Guide to Modern Architecture”, Chapter 2,3,4 and 5. Tentang bentuk
dan ruang.
1. Bentuk
Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan
bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan
bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa
pengaruhnya, dan pelaku yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan
metode baru struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru.
Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu
kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi
yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-
solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan
semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk
sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk
dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang
ditampilkan apa adanya.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk
rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa
kini bebas dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan
teknik konstruksi yang baru, Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas
dalam menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern. Muncul pemikiran baru tentang
struktur yang tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun.
2. Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran
dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur
(diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi
36
proses dan dapat melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa
Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan-bangunan dari mereka : kecil, kotak,
mempunyai pusat dan tertutup.
Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala
arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur
dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan
pengamat. Ruang yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi
yang dapat diterusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih
mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang
tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah
masalah yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang
merupakan manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.
Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern
secara subjektif Menurut para tokoh arsitek terkemuka :
a. Le Corbusier,
villa savoye
Gambar 2. 7 desain Le Corbusier (arsitektur modern )
• Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri.
Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari
purisme (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang
halus dan sederhana.
• Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan
ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan futuris.
37
b. Mies van de Rohe,
Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950Gambar 2. 8 desain Mies van de Rohe (arsitektur modern )
• Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal.
Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi
kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom
dan dindingnya (skins & bones).
• Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.
c. Walter Gropius,
Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line,Gambar 2. 9 desain Walter Gropius (arsitektur modern )
• Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih
pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam.
• Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut
berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.
d. Frank Lloyd Wright,
Falling WaterGambar 2. 10 desain Frank Lloyd Wright (arsitektur modern )
38
• Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana
lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi
kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam.
• Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualisme dengan merespon kondisi
alam, korelasi alam, topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan
yang mengadopsi bentuk site itu sendiri.