Post on 15-Oct-2021
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN STRATEGI
2.1.1 Definisi Strategi
Pada dasarnya kata strategi berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu Strategos
yang secara harfiah berartikan “seni umum” dan seiring perkembangannya berubah
menjadi kata sifat strategia yang bermakna “keahlian militer yang belakangan
diadaptasi lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Kata strategos secara umumnya
bermakna sebagai suatu pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan dalam
jangka panjang, Sedangkan strategi komunikasi yaitu mengartikulasikan,
menjelaskan dan mempromosikan adalah suatu visi komunikasi dan satuan tujuan
komunikasi dalam suatu rumusan yang baik. Pembahasan tentang strategi juga
tidak terlepas dari beberapa hal seperti tujuan dan sasaran, lingkungan sekitar,
kemampuan internal, kompetisi, pembuat strategi, dan tentunya komunikasi.
Sebuah tujuan tidak akan tercapai apabila tidak adanya suatu
perencanaan/strategi yang sudah disusun terlebih dahulu. Maka dari itu strategi
adalah suatu penggunaan seni kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam
kondisi yang paling menguntungkan (Salusu,1996: 101). Dengan ini peneliti dapat
menyimpulkan bahwa strategi ialah suatu perencanaan panjang yang mana rencana
itu disusun secara terperinci agar apa yang menjadi suatu tujuan dapat dicapai
melalui program-program yang telah dirancang sebelumnya.
8
2.1.2 Tingkatan Strategi
Pembentukan perencanaan dan juga strategi tidak terlepas dari beberapa
tingkatan strategi, terdapat 4 tingkatan strategi seperti enterprise strategy,
corporate strategy, business strategy dan juga functional strategy. Di dalam
bukunya (Salusu, 1996: 102) menjelaskan bahwa enterprise strategy sangat
berkaitan dengan respon masyarakat. Masyarakat ialah suatu kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Kelompok ini mempunyai
tuntutan yang sangat bervariasi terhadap sebuah organisasi, suatu yang perlu diberi
perhatian oleh para penyusun strategi itu sendiri. Jadi, yang dapat disimpulkan ialah
strategi dapat menciptakan relasi antara organisasi dan khalayak luar, yang dapat
menguntungkan organisasi tersebut. Strategi itu juga menampakan kesungguhan
suatu organisasi dalam bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan terbaik
kepada masyarakat. Sedangkan corporate stategy seringkali kaitannya dengan
tujuan sebuah organisasi sehingga sering disebut sebagai grand strategy meliputi
suatu bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Hal ini memerlukan keputusan
strategi dan perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh pihak
internal setiap organisasi.
Tingkatan strategi selanjutnya ialah business strategyyang mana pada
tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Dapat
menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para pejabat, dan
yang lainnya. Semua hal tersebut dimaksud untuk mendapatkan keuntungan
strategi yang sekaligus mampu menunjang perkembangan organisasi ke tingkat
yang lebih baik. Dan yang terakhir ialah fungctional strategyyang merupakan
9
strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis
fungsional dalam bukunya (Salusu, 1996: 104) yaitu:
a. Strategi fungsional ekonomi ialah sebuah fungsi yang memungkinkan
organisasi hidup sebagai kesatuan ekonomi yang sehat, kata sehat disini
dimaksudkan sebagai keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian
dan juga pembangunan.
b. Strategi fungsional menejemen ialah meliputi sebuah fungsi menejemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan,
pemberdayaan, pelatihan, pemberian motivasi, pengkomunikasian,
pembuatan tujuan, dan juga integritas.
c. Strategi isu yang memiliki fungsi sebagai pengontrol lingkungan, baik
di dalam situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang
belum diketahui.
Dalam hal ini tingkatan tersebut ialah merupakan kesatuan yang bulat dan
menjadi isyarat bagi setiap pengambilan keputusan tertinggi bahwa mengelola
organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administrasi semata, tetapi juga
hendaknya memperhatikan kesehatan organisasi dari sudut pandang ekonomi.
2.1.3 Elemen-elemen Strategi
Ada beberap macam elemen-elemen strategi dalam bukunya (Salusu,
1996:88) seperti seni situasional, tujuan dan sasaran, produk keunggulan
kompetitif, pola keputusan, kebijaksanaan dan program, destinasi, sumber daya dan
lingkungan, program bertindak, formuasi strategi, dan pemimpin. Disini peneliti
10
akan menjabarkan beberapa hal yang terkait dengan permasalahan di atas,
diantaranya ialah:
a. Tujuan dan sasaran
Pada dasarnya suatu strategi ialah penetapan dari tujuan dan sasaran
jangka panjang dalam suatu organisasi serta penggunaan serangkaian
tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Ada 3 komponen penting di dalam sebuah strategi,
seperti adanya tujuan dan sasaran, cara bertindak, dan alokasi sumber
daya untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini strategi dapat
disimpulkan sebagai sasaran serta pola yang dirangkai/dibuat
sedemikian rupa, yaitu menjadikan suatu organisasi tersebut menggeluti
bisnis apa, serta akan menjadi apa sebuah organisasi itu.
b. Produk dan Keunggulan Kompetitif
Strategi itu sendiri adalah sebuah produk/lingkup pasar, keunggulan
kompetitif dan sinergi. Strategi mencakup ruang lingkup yang dapat
diartikan dalam kesesuaian produk atau pasar dengan wilayah tertentu.
c. Pola Keputusan
Strategi terlihat lebih tajam ketika menegaskan bahwa strategi itu
sendiri sesungguhnya adalah pola keputusan di dalam suatu organisasi
yang membentuk dan menampilkan tujuan dan sasaran dari organisasi
itu. Melahirkan sebuah kebijaksanaan dan rencana untuk mencapai
tujuan.
11
d. Sumber Daya dan Lingkungan
Suatu menejemen strategi ialah suatu proses berkelanjutan yang
mengaitkan secara efektif sasaran dan sumber daya organisasi terhadap
peluang di dalam lingkungan. Selain itu, strategi sebenarnya tidak lain
dari suatu rencana kerja untuk memaksimalkan kekuatan suatu pihak
dalam menghadapi berbagai kekuatan di lingkungan usaha. Dalam
pembahasan ini, terlihat bahawa faktor lingkungan telah dipandang
sebagai faktor yang memainkan peranan penting dalam menjalankan
organisasi tanpa mengingkari hubungannya dengan sumber daya
organisasi itu sendiri.
e. Pemimpin
Pemimpin ialah salah satu unsur baru dalam elemen strategi ini.
ditegaskan bahwa strategi suatu organisasi adalah konseptualisasi yang
diekspresikan oleh pemimpin organisasi itu tentang sasaran jangka
panjang, kebijaksanaan dan kendala, seperangkat rencana yang sedang
berjalan mengenai tujuan jangka pendek yang dipandang layak
memberikan kontribusi bagi pencapaian sasaran organisasi.
12
2.1.4 Tipe – Tipe Strategi
Ada beberapa tipe strategi menurut Koteen dalam bukunya (Salusu, 1996: 104)
yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Strategi Organisasi
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif strategi yang baru. Memerlukan Batasan-batasan yaitu apa
yang dilakukan dan untuk siapa.
b. Strategi Program
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari
suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program
tertentu dilancarkan atau diperkenalkan serta apa dampaknya bagi sasaran
organisasi.
c. Strategi Pendukung Sumber Daya
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatkan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna untuk
meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
13
d. Strategi Kelembagaan
Fokus
dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan organisasi untuk
melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.
2.1.5 Perumusan Strategi Komunikasi
Suatu strategi berjalan dengan baik dengan adanya rangsangan dari sebuah
pesan. Pesan sebagai satu satunya kekuatan yang dimiliki oleh komunikator dan
mampu mengungguli semua kekuatan yang ada untuk menciptakan efektivitas.
kekuatan pesan tersebut juga dapat didukung oleh metode penyajiannya, media dan
kekuatan kepribadian komunikator itu sendiri. Dalam hal ini maka perencanaan dan
perumusan strategi dalam proses komunikasi terutama dalam komunikasi inovasi,
public relation, komunikasi internasional dan yang lainnya semakin jelas
diperlukan.
Suatu strategi ialah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi
komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Langkap pertama yang diperlukan
ialah mengenal khalayak atau sasaran, kemudian memilih seorang komunikator
yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan agar
kekuatan yang dimiliki khalayak dapat mengalahkan kekuatan pengaruh dari
pesan-pesan lain yang berasal dari sumber lainnya (Arifin, 1984:58).
14
Ada beberapa metode dalam perumusan strategi dalam bukunya (Arifin,
1984:59) ialah sebagai berikut:
a. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah menjadi langkah pertama bagi
komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Sebagaimana yang
dijelaskan bahwa dalam proses komunikasi khalayak itu sama sekali
tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan saja berhubungan akan tetapi juga saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Artinya khalayak dapat dipengaruhi
oleh komunikator, tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh
komunikan atau khalayak.
b. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah berikutnya
dalam perumusan strategi komunikasi ialah dengan menyusun pesan,
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak yang ada ialah dari person tersebut. Komunikator mampu
membangkitkan perhatian dari komunikan. Keberhasilan suatu pesan
juga memiliki beberapa syarat tertentu seperti pesan harus direncanakan
dan disampaikan sedemikian rupa, harus menggunakan tanda-tanda
yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran
sehingga kedua pengertian itu bertemu, pesan harus membangkitkan
kebutuhan pribadi, dan pesan juga harus memperoleh kebutuhan yang
15
layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat digerakan
untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.
c. Menetapkan Metode
Keberhasilan suatu strategi komunikasi akan tergantung dari
kemantapan isi pesan yang dilaraskan dengan kondisi khalayak dan
sebagainnya. Maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode
penyampainnya kepada sasaran.
d. Seleksi dan Penggunaan Media
Di zaman sekarang penggunakaan media sebagai sarana publikasi
dan juga komunikasi ialah hal yang sudah banyak kita temukan.
Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam rangka, merebut
pengaruh masyarakat dan lain sebagainnya. Karena media masa
dapat mejangkau khalayak dalam jumlah besar, juga jaman sekarang
tidak ada hari tanpa sebuah TV, Radio, Film dan yang lainnya.
Sebagaimana dalam menyususn pesan dari suatu komunikasi yang
ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan
keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam
penggunaan media pun, harus sedemikian pula.
16
2.2. KOMUNIKASI PEMASARAN TERINTEGRASI
2.2.1 Bauran Promosi
Bauran promosi atau yang sering disebut promotion mix (bauran
komunikasi pemasaran) merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang
digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara
persuasive dan membangun hubungan pelanggan.
Adapun penjelasan yang lebih rinci dalam bukunya (Kotler & Armstrong,
2008: 117) tentang bauran promosi pemasaran di atas yaitu sebagai berikut:
a. Periklanan (Advertising) ialah semua bentuk berbayar presentasi
nonpribadi serta juga promosi ide, barang ataupun jasa dengan diikuti
sebuah sponsor tertentu.
b. Promosi penjualan (Sales promotion) adalah insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan produk ataupun jasa.
c. Hubungan masyarakat (public relations) yaitu membangun hubungan
baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publikasi yang
diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani
atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian yang tidak diinginkan
sehingga merusak reputasi perusahaan.
d. Penjualan personal (Personal selling) yang mana ialah persentasi
pribadi oleh sebuah perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan
dan membangun hubungan pelanggan.
17
e. Pemasaran langsung (Direct marketing) adalah hubungan langsung
dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk
memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang
langgeng, dengan cara penggunaan surat langsung, telepon, televisi
respon langsung, email, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi
secara langsung dengan konsumen tertentu.
Perkembangan zaman memunculkan sebagian besar inovasi dan kreatifitas
pada sebuah komunikasi, pesan dan khalayak memaksa perusahaan untuk
mempelajari lebih dalam tentang IMC (Integrated Marketing Communication).
Sebuah perencanaan komunikasi pemasaran yang memiliki nilai tambah dari suatu
perencanaan secara baik dan mempunyai ruang lingkup yang luas, bauran
komunikasi seperti iklan, pemasaran langsung, promosi, serta menjalin hubungan
yang baik terhadap masyarakat. The Northwestern University Medill School of
Jurnalism mendefinisikan IMC adalah:
“Sebagai proses mengelola semua sumber-sumber informasi menyangkut produk
atau pelayanan dimana seorang pelanggan yang memiliki proses didorong
sedemikian rupa agar prilakunya tergerak untuk mewujudkan penjualan dan
membentuk loyalitas konsumen. Secara singkat komunikasi pemasaran terintegrasi
adalah menyatukan perencanaan, tindakan dan koordinasi pada semua wilayah
komunikasi pemasaran dan juga memahami konsumen menyangkut apa
sesungguhnya tanggapan konsumen (Hermawan, 2012: 52)”.
Saat ini, semakin banyak perusahaan menerapkan konsep IMC tersebut,
perusahaan secara cermat mengintegrasikan berbagai saluran komunikasinya untuk
mengantarkan pesan yang jelas, konsisten, dan menarik tentang organisasi berserta
mereknya. IMC membutuhkan pengenalan semua titik hubung dimana pelanggan
bisa bertemu dengan perusahaan dan brandnya. Masing-masing penghubung merek
18
akan mengantarkan pesan, entah itu baik, buruk ataupun tidak berpengaruh.
Perusahaan ingin mengantarkan pesan yang konsisten dan positif dengan masing-
masing penghubung. IMC menjalankan strategi komunikasi pemasaran total yang
bertujuan membangun hubungan pelanggan yang kuat dengan menunjukan
bagaimana perusahaan dan produknya bisa membantu pelanggan menyelesaikan
masalah mereka. IMC sendiri menyatukan semua pesan dan citra perusahaan.
Televisi dan iklan cetak perusahaan mempunyai pesan, penampilan dan rasa yang
serupa seperti komunikasi email, dan penjualan pribadi. Serta hubungan
masyarakatnya memproyeksikan citra yang sama dengan situs Web-nya (Kotler,
2008: 120).
2.2.2. Komunikasi Pemasaran Efektif
Suatu pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif memiliki delapan
tahap pokok yang saling terlibat satu sama yang lainnya, seperti dikutip (Tjiptono,
2012: 343) yaitu:
a. Menentukan Target Audience
Berpengaruh terhadap keputusan mengenai apa (what), bagaimana (how), kapan
(when), dimana (where), dan kepada siapa (whom) pesan tersebut akan
disampaikan.
b. Menentukan Tujuan Komunikasi
Ada 3 tahap dalam penentuan tujuan komunikasi dari kognitif, afektif dan konatif.
Ketiga tahap ini berkaitan dengan pengembangan model hirarki respon yaitu AIDA
(Attention, Interest, Desire, Action), dimana dalam maknnyanya ialah attention
19
mencerminkan tahap kognitif, interest dan desire merupakan tahap efektif, dan
action merupakan wujud dari tahapan/konatif.
c. Merancang Pesan
Bagaimana cara menyampaikan nya secara simbolis, siapa yang harus
menyampaikannya, apa yang akan disampaikan, serta bagaimana cara yang logis
dalam penyampaian pesan tersebut.
d. Memilih saluran komunikasi
Orang yang berkomunikasi secara langsung yang terdiri dari 2 orang atau lebih bisa
dinamakan saluran komunikasi personal, baik dengan tetap muka melalui telepon,
via email, online chatting, maupun dalam bentuk persentasi.
e. Menyusun Anggaran Komunikasi Total
Metode penentuan anggaran promosi yang banyak diterapkan:
• Affordable method, yaitu menetapkan besarnya kecilnya suatu anggaran
promosi berdasarkan kemampuan keuangan atau dana yang tersedia di perusahaan.
• Percentage of sales method, adalah menentukan anggaran promosi
berdasarkan persentase tertentu dari penjualan
• Competitive parity method, yakni menetapkan anggaran promosi untuk
mencapai keseimbangan dengan para pesaing. Dengan demikian besarnya
pengeluaran promosi harus sama atau proposional dengan pengeluaran promosi
para pesaing.
20
• Objective and task method, menentukan anggaran promosi dengan
melakukan perencanaan yang sistematis yang terdiri dari merancang tujuan,
menetapkan tugas (program promosi) yang harus dilakukan dalam rangka
mewujudkan tujuan tersebut, dan mengestimasikan biaya penerapan dar tugas tugas
tersebut.
f. Menentukan Bauran Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
Menggunakan dana promosi yang dianggarkan untuk lima elemen bauran
komunikasi pemasaran terintegrasi, promosi penjualan, periklanan, personal
selling, public relations, direct & online marketing.
g. Mengimplementasikan IMC (Integrated Marketing Communication)
Langkah selanjutnya ialah menerapkan strategi komunikasi pemasaran terintegritas
yang benar-benar sudah dirancangkan terlebih dahulu.
h. Mengumpulkan Umpan Balik (Feedback)
Perusahaan harus mengukur dampaknya pada target audiens. Suatu ukuran yang
bisa digunakan antaralain, meliputi beberapa banyak orang yang mengenal atau
mengingat pesan yang ditampilkan, frekuensi audiens melihat atau mendengar
pesan tersebut, sikap audiens terhadap produk dan perusahaan serta respon audiens.
2.3. STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
Strategi komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi rintangan yang berguna
mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan dari sisi fungsi dan kegunaan
komunikasi perencanaan diperlukan untuk menerapkan program program yang
ingin dicapai, dalam bentuk pencitraan, pemasaran, penyebarluasan, gagasan, kerja
21
sama, atau pembangunan infrastruktur komunikasi. Perencanaan komunikasi
adalah proses pengalokasian sumber daya komunikasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Sumber daya tersebut berupa media massa atau komunikasi
antarpribadi, dan juga setiap aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan
menciptakan keterampilan-keterampilan tertentu diantara individu dan kelompok
dalam lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi (Cangara, 2013: 41 &
45).
Sedangkan Komunikasi pemasaran juga bisa disebut sebagai Marketing
Communication yang merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik
terutama target pasar mengenai keberadaan produk di pasar. Bauran promosi bukan
suatu hal yang tabu dalam dunia pemasaran, karena biasanya pemilik usaha tersebut
sering sekali menggunakan bermacam-macam jenis promosi dalam suatu rencana
strategi komunikasi pemasaran (Sunarto, 2003: 174).
2.3.1 Hubungan antara Strategi dengan Pemasaran
Tidak bisa dipungkiri adanya, sebuah perencanaan ataupun strategi
merupakan hal yang diperlukan perusahaan besar ataupun kecil dalam menunjang
perusahaannya. Strategi ialah runtutan rencana-rencana yang menggambarkan
sebuah cara perusahaan untuk beroprasi dalam menetapkan tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan pemasaran ialah suatu yang meliputi suatu sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa. Hubungan strategi
dengan pemasaran menjadi penting dalam dunia bisnis, karena pada dasarnya
22
hubungan ini ialah merupakan langkah-langkah kreatif yang berkesinambungan
dan diupayakan oleh sebuah perusahaan guna mencapai target market yang jelas
(Hermawan, 2012:34).
Gambar. 2.2
Hubungan pemasaran & Strategi
Sumber: (Hermawan,2012)
Dalam perannya pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai
kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari
pemecahan atas masalah penentuan 2 pertimbangan yaitu bisnis apa yang sedang
digeluti dengan bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan
dengan sukses dalam ruang lingkup pasar yang sangat ketat. Saat ini tidak heran
banyak pengusaha yang sedang menggeluti/mempelajari tentang bauran pemasaran
23
dari produk, harga, promosi dan juga distribusi untuk melayani pasar sasaran
(Tjiptono, 2008:6).
Strategi bauran pemasaran juga dikembangkan di bidang fungsional sebagai
inti pemasaran produk, harga, tempat/distribusi, dan juga bagaimana
mempromosikannya. Sebagai contohnya dalam komponen iklan dari fungsi
promosi, organisasi dapat mengembangkan strategi pemasaran yang terdiri dari
tujuan periklanan, strategi iklan, tema iklan, naskah iklan, dan penjadwalan media.
Selain itu karena pertumbuhan pelanggan, pemasar dituntut menambahkan
komponen yang berorientasi pada pelanggan baru dalam bauran pemasaran yang
meliputi sensitivitas pelanggan, kenyamanan pelanggan dan pelayanan.
Suatu strategi pasar dihasilkan oleh proses pengembalian keputusan dari
mendefinisikan permasalahan pasar, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan masalah tersebut, menganalisis fakta-fakta, menentukan alternative atau
pilihan untuk memecahkan masalah dan memilih alternative yang terbaik untuk
membuat suatu keputusan (Hermawan, 2012:46).
2.2.3. Implementasi Strategi Pemasaran
Memiliki kemampuan untuk melakukan semua hal dengan benar,
bagaimanapun tidak menjamin tujuan yang direncanakan dapat terealisasikan.
Sejumlah rintangan mungkin membuat strategi yang paling baik menjadi tidak
sesuai. Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam bukunya (Jain, 2000:20) menyebutkan:
24
1. Mengembangkan tujuan yang bisa dicapai
2. Melibatkan personal operasi.
3. Fokus dalam rencana strategi pemasaran yang ada.
4. Jangan membiarkan strategi pemasaran terpisah dari proses menejemen.
5. Hindari formalitas dalam formulasi strategi pemasaran yang
menghambat fleksibilitas dan kreatifitas.
6. Hindari suhu yang menghambat jalannya strategi pemasaran.
7. Jangan menganggap bahwa perkembangan strategi pemasaran dapat
didelegasikan pada perencanaan.
8. Jangan memutar balikan mekanisme formulasi strategi yang ada.
Selain itu ada 2 strategi yang biasanya digunakan di dunia bisnis,
diantaranya adalah Pull strategy dan Push strategy. Push Strategy adalah
merupakan strategi promosi penjualan yang memakai tenaga penjual dan promosi
perdagangan untuk “mendobrak” produk lewat saluran distribusi. Produsen
mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer,
dan pengecer mempromosikan kepada konsumen. Sedangkan Pull Strategy
merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan
apabila strategi berhasil konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer
akan mencari dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen
(Misterekok, 2012).
25
2.4. Memahami Krisis
Krisis merupakan ujian dari berbagai macam sektor, baik bagi individu
ataupun sebuah perusahaan. Tidak ada yang berharap akan bertemu dengan krisis
dalam perusahaannya, yang bisa datang kapan saja tanpa sepengetahuan kita. Ada
beberapa prinsip/pendekatan yang dapat dipersiapakan dalam menghadapi krisis.
Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Segeralah jauhi krisis.
b. Langsung ditangani sebelum memburuk.
c. Mencari solusi agar merubah krisis menjadi sebuah kesempatan.
Alangkah baiknya kita dapat memanfaatkan krisis menjadi sebuah
kesempatan atau momentum untuk pernaikan. Walaupun di dalamnya terdapat
ancaman, tetapi yakinlah sebuah peluang akan didapatkan di dalam krisis
seandainya kita jeli dalam melihat peluang tersebut. Kita harus optimis dalam
menghadapi suatu krisis yang datang, sehingga krisis dapat ditindaklanjuti dengan
segera dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Kata krisis berasal dari Bahasa Yunani krisis yang bearti “keputusan”.
Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan.
Bergerak ke kiri, ataupun bergeser ke kanan. Ke bawah atau Ke atas. Bertarung
atau melarikan diri. Sedangkan krisis dalam Bahasa China, diucapkan wei-jidan
mempunyai duaarti yaitu “bahaya” dan “peluang”. Krisis public relationsadalah
peristiwa, rumor, atau informasi yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi,
citra, dan kredibilitas perusahaan. Banyak perusahaan berfikir bahwa krisis PR
26
hanya akan menyerang perusahaan besar saja, padahal krisis dapat menyerang siapa
saja, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, kapan dan di mana saja.
Menurut Robert P. Powell mengemukakan definisi dari krisis ialah suatu
keadaan/situasi yang tidak diinginkan, berdampak buruk, yang mungkin tidak
pernah terjadi sebelumnya serta dapat memunculkan kekacauan dan dapat
menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata. Krisis dapat
terjadi kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun di dalam sebuah organisasi ataupun
perusahaan (Nova, 2011: 68).
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam sebuah krisis dalam bukunya (Nova,
2011: 95) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap pre-crisis (sebelum krisis)
Pre-crisis ialah keadaan yang terjadi sebelum krisis melanda. Dikarnakan
adanya benih krisis tersebut, apabila melakukan kesalahan maka munculah
krisis. Pada tahapan ini memang benih itu sangatlah kecil sehingga kurang
diperhatikan oleh pihak perusahaan atau organisasi. Selain itu, keadaan akan
semakin parah apabila perusahaan tidak mempunyai strategi menghadapi krisis.
b. Tahap warning (peringatan)
Priode ini ialah suatu tahapan yang sangat penting dalam metamorphosis
krisis. Permasalahan akan dikenal untuk pertama kalinya, sehingga krisis
tersebut bisa saja dipecahkan permasalahannya atau dibiarkan berkembang
yang dapat mengakibatkan kerusakan yang mendalam di sebuah perusahaan.
27
Dengan meremehkan krisis yang baru saja muncul akan mengakibatkan
goncangan yang sangat besar terhadap sebuah perusahaan.
c. Tahap acute crisis (akut)
Krisis mulai terbentuk dan media juga public mulai mengetahui adanya
masalah. Jika krisis sudah mencapai pada tahap ini, perusahaan tidak dapat
berdiam diri karena sudah mulai menimbulkan kerugian. Saat inilah berbagai
dokumen dan modul untuk menghadapi krisis harus dikeluarkan dan digunakan.
saat-saat seperti ini dapat diketahui apakah para staf telah dibekali pengetahuan
mengenai menejemen krisis atau tidak.
d. Tahap clean up (pembersihan)
Saat masalah melewati tahap warning tanpa diselesaikan, maka kerusakan
perusahaan mulai timbul. Inilah waktunya untuk memulihkan perusahaan dari
kerugian dan setidaknya menyelamatkan apa saja yang tersisa, baik sisa produk,
reputasi, citra perusahaan, kinerja dan lini produksi. Saat pemulihan,
perusahaan harus menghadapi hal-hal yang terkait dengan hukum, media,
tekanan public, dan litigasi.
e. Tahap post-crisis (sesudah krisis)
Inilah tahapan perusahaan seharusnya beraksi saat suatu krisis muncul ke
tahap warning. Jika sejak awal tidak dihentikan, krisis akan terjadi. Jika
perusahaan memenangkan kembali kepercayaan public dan dapat beroprasi
kembali dengan normal, maka secara formal dapat dikatakan krisis telah
berakhir.
28
2.5. Manajemen Krisis
Di dalam hubungan internasional, politik, bisnis dan menejemen krisisdapat
digunakan di hampir semua bidang. Banyak perusahaan yang mengembangkan dan
mempelajari suatu petunjuk dalam menghadapi krisis. Hal tersebut sangat
digunakan dalam mengidentifikasi terjadinya suatu krisis, seperti kekerasan,
ancaman bom, bencana alam, kebakaran, serta dapat memungkinkan adanya korban
atas kesalahan tersebut. Dalam situasi krisis, usahakan tetap tenang dan
pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi
taruhan reputasi public relations. Ada tiga jenis krisis yang ditulis dalam bukunya
(Nova, 2011:114):
1. Krisis Keuangan
Krisis keuangan adalah krisis yang dialami perusahaan dalam
bidang finansial jangka pendek maupun jangka Panjang.
2. Krisis Public Relations
Krisis ini sering disebut sebagai krisis komunikasi, terjadi karena
pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk kepada bisnis
perusahaan. Pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar
atau saja tidak, tetapi berpotensi memengaruhi citra seseorang atau
perusahaan.
3. Krisis Strategy
Krisis ini yaitu adanaya sebuah perubahan dalam situasi bisnis yang
berakibat menggangu langsung dalam sebuah perusahaan. Suatu strategi
akan memudahkan perusahaan dalam menghadapi krisis yang datang
29
dan menghindari keputusan yang dapat menjerumuskan jauh ke dalam
krisis.
2.5.1. Penyelesaian Krisis.
Kejutan ialah salah satu karakter dari sebuah krisis. Management krisis
ialah suatu tekanan yang kuat untuk meyelesaikan suatu krisis. Setiap perusahaan
atau organisasi mengharuskan memiliki krisis manajemen plans yang didesain
sedemikian mungkin untuk menanggulangi berbagai level krisis yang mungkin
terjadi. Oleh karena itu, apabila terjadi krisis, maka perusahaan dapat merespon
secara cepat dan baik. Ada beberapa pedoman umum yang dilakukan agar
membantu menanggulangi terjadinya krisis dalam bukunya (Nova, 2011: 137)
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan anggota krisis manajemen yang bertugas dalam menghadapi
krisis yang sewaktu-waktu datang melanda.
b. Memberi tahu kepada spokespersons yang bertugas untuk memberikan
keterangan mengenai krisis ke public dan media.
c. Bertindak secara cepat.
d. Membuat team konsultan khusus yang bergerak di bidang management krisis.
e. Ketepatan serta keakuratan informasi sangatlah penting karna memanipulasi
informasi akan menyebabkan terjadinya masalah yang labih besar.
f. Selalu berfikir kedepan dengan keputusan jangka panjang.