Post on 10-Feb-2021
7
BAB II
TEORI DAN HIPOTESIS
Penelitian Terdahulu A.
Berikut adalah penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dengan tema
atau permasalahan yang sama :
Sun’an & Astuti (2008) dalam penelitiannya dengan judul “ Analisis
Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Kesempatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat” dengan menggunakan
metode regresi linier berganda yaitu variabel Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja sedangkan
pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebebakan masih terfokusnyan sebagian besar
alokasi dana dalam APBD kepada persoalan internal pemerintah daerah setempat
seperti belanja pegawai, belanja rutin daerah, belanja barang, bunga dan
pengeluaran rutin lainnya.
Nainggolan (2009) dalam penelitiannya dengan judul ”Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara” dengan menggunakan metode analisis Generalized Least Square (GLS)
dengan Random Effek Model (REM), variabel PDRB kabupaten/kota berpengaruh
positif dan signifikan, Upah Minimum Kabupaten/Kota berpengaruh negatif dan
signifikan sedangkan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
8
Utara. Dari hasil penelitian bahwa tidak siginifikannya tingkat bunga kredit
dikarenakan kurangnya para pengusaha untuk melakukan peminjaman kredit
kepada Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara.
Chrissanta (2014) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Produk
Domestik Bruto, Upah Minimum, Dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Bali” dengan menggunakan Model Efek
Acak/Random Effect Model diketahui bahwa variabel PDRB dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja
maka dari itu dapat diketahiu bahwa setiap kenaikan nilai PDRB dan nilai TPAK
di provinsi Bali akan menyebabkan kenaikan nilai kesempatan kerja yang ada.
Sedangkan untuk variabel Upah Minimum tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kesempatan kerja di provinsi Bali.
Prasetya (2015) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Rill dan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Rill terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Tengah 2009-2013”. Dalam
penelitiannya dengan menggunakan model analisis Fixed Effect bahwa variabel
Upah Minimum tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja, sedangkan variabel
PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jawa tengah.
Hal ini berarti tingkat upah minimum Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
masalah penganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk memperkerjakan.
Sondakh et al., (2017) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Belanja
Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta terhadap Kesempatan Kerja dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Manado (Tahun 2006-2015)”. Dalam
9
penelitiannya dengan menggunakan model analisis path bahwa variabel belanja
modal pemerintah daerah dan investasi swasta berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesempatan kerja di Kota Manado. Artinya apabila terjadi kenaikan
dalam belanja modal pemerintah daerah maupun investasi swasta maka akan
membuka kesempatan kerja di kota Manado dan akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang dimiliki oleh kota Manado.
Prakoso (2015) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh PDRB,
Investasi dan Upah Minimum terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Jawa
Timur” dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda variabel
PDRB, Investasi dan Upah Minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesempatan kerja di Jawa Timur. Artinya bahwa PDRB yang semakin meningkat,
investasi yang semakin tinggi, dan upah minimum yang ditetapkan sesuai dengan
perkembangan perekonomian akan memberikan kontirbusi dalam meningkatkan
kesempatan kerja.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dari variabel
yang digunakan, jenis data yang digunakan dan cara menganalisisnya. Periode
penelitian menggunakan tahun terbaru yaitu tahun 2011-2015. Persamaanya
adalah dalam penelitiannya terdapat pengujian hiipotesis. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel PDRB (X1), Investasi (X2), dan Kesempatan Kerja (Y)
dengan obyek penelitian di kabupaten/kota Provinsi NTB.
10
Landasan Teori B.
1. Teori Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja secara umum yaitu suatu keadaan yang
mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut
secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah
penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja atau disebut pula pekerja.
Bekerja yang dimaksudkan di sini adalah paling sedikit satu jam secara terus-
menerus selama seminggu yang lalu. (Sagir, 1995) Kesempatan kerja dapat
diartikan sebagai jumlah penduduk atau orang yang bekerja atau yang sudah
memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan
pekerjaan yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai
partisipasi dalam pembangunan.
Menurut Said (1986) gambaran mengenai kesempatan kerja adalah
dengan menggunakan data sensus penduduk, jumlah penduduk yang bekerja
biasanya dipandang mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada.
Dalam pengertian ini kesempatan kerja bukanlah lapangan kerja yang masih
terbuka. Walaupun komponen terakhir ini akan menambah kesempatan kerja
yang ada dalam waktu yang akan datang. Memang mungkin pada suatu waktu
lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah
pencari kerja (pengangguran) juga banyak. Maka dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa kesempatan kerja ditunjukan oleh jumlah orang
yang bekerja atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kesempatan kerja
http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/
11
adalah jumlah penduduk yang bekerja dalam asumsi perekonomian yang
mengalami surplus tenaga kerja, maka kesempatan kerja akan tercermin
dalam jumlah orang yang terserap dalam proses kegiatan ekonomi.
Berbicara mengenai kesempatan kerja maka membicarakan mengenai
ketenagakerjaan. Dimana kita juga perlu mengetahui bebrapa konsep
ketenagakerjaan yang berlaku secara umum (Mulyadi, 2008:59), yaitu:
a. Tenaga Kerja (manpower)
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15-64-tahun) atau
jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
b. Angkatan Kerja (labor force)
Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya
terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa.
Angkatan kerja dapat dirumuskan melalui persamaan sebagai berikut :
AK = K + MP.
c. Bukan Angkatan Kerja (unlabour force)
Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15-64 tahun),
namun dalam kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu adalah
sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seorang yang
kegiatan utamnya adalah sekolah dan mereka bekerja minimal 1 jam
selama seminggu yang lalu, maka individu tersebut tetap termasuk dalam
12
kelompok bukan angkatan kerja. Jumlah usia kerja (UK) dapat dilihat
melalui persamaan sebagai berikut :
UK = AK + BAK
d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force participation rate)
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah
angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk
dalam kelompok umur tersebut, yaitu dengan membandingkan angkatan
kerja dengan tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
TPAK =
x 100%
e. Tingkat Pengangguran.(unemloyment rate)
Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukan berapa
banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu
dengan membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan
jumlah angkatan kerja. Tingkat pengangguran (TP) dirumuskan sebagai
berikut :
TP =
x 100%
Model kesempatan kerja dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu
dari teori klsasik dan teori Keynes.
a. Teori klasik
Teori klasik mengemukakan pandangan mereka mengenai
kesempatan kerja, yaitu bahwa tingkat output dan harga keseimbangan
13
hanya bisa dicapai apabila perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment). Sementara, keseimbangan
dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full
emloyment) hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar
bebas.
b. Teori Keynes
Berbeda dengan klasik, menurut pandangan Keynes, kegiatan
perekonomian tergantung pada segi permintaan, yaitu tergantung kepada
perbelanjaan atau pengeluaran agregat yang dilakukan perekonomian
yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian pada periode tertentu, dan hanya
bisa diukur untuk suatu tahun tertentu.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk domestik daerah merupakan semua barang dan jasa yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah
domestik, tanpa memperdulikan asal dan kepemilikan faktor produksi dari
penduduk daerah tersebut ataupun tidak. Penghitungan produk domestik atau
yang dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
disebut domestik karena menyangkut batasan wilayah dan dinamakan bruto
karena telah memasukan komponen penyusutan dalam perhitungan (Agung,
2015).
Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan. Perhitungan atas dasar harga berlaku (At Current Price)
14
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun
yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Pada perhitungan atas
dasar harga berlaku belum menghilangkan faktor inflasi, jadi faktor inflasi
masih terdapat didalamnya. Perhitungan atas dasar harga konstan (At
Constant Price) menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja.
Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu
tahun dasar tertentu. Pada perhitungan atas dasar harga konstan ini, faktor
inflasi telah dihilangkan. Perhitungan atas dasar konstan berguna untuk
melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atas dasar sektoral
(Adventua, 2012).
Untuk menghitung angka-angka Produk Domestik Regional Bruto
dapat digunakan dan dijelaska oleh 3 pendekatan berikut ini :
1. Pendekatan Produksi, Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah
nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun).
2. Pendekatan Pendapatan, Produk Domestik Regional Bruto adalah
jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
3. Pendekatan Pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto adalah
semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: pengeluaran
15
konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
investor dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor).
3. Investasi
Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang dugunakan untuk
membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan
tujuan untuk mengganti dan menambah barang modal dalam perekonomian
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan
datang (Sukirno, 2000). Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi
yaitu kegiatan perbelanjaan menambah barang dan jasa dalam masyarakat
seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru, lahan baru, dan
sebagainya.
Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan
kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari
kegiatan investasi, yaitu: a) Investasi merupakan salah satu komponen dari
pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan
permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja. b)
Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah
kapasitas produksi. c) Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Menurut Todaro (2003) persyaratan umum dalam pembangunan
ekonomi suatu negara yang pertama adalah akumulasi modal. Dalam hal ini
16
termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber
daya manusia (SDM). Kedua, perkembangan penduduk yang dibarengi
dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya. Dan yang ketiga,
kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian
atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk
memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari.
Hubungan Variabel Independen terhadap Variabel Dependent C.
1. PDRB terhadap Kesempatan Kerja
PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode, yang
merupakan salah satu indikator yang amat penting, dalam menilai kinerja
suatu perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk. Pada dasarnya
diantara pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja memiliki hubungan
yang positif, yaitu apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka
kesempatan kerja yang tercipta juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya
(Harijono, 2013). Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi selalu
dipakai sebagai ukuran terciptanya lapangan kerja baru untuk mengurangi
tingkat pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1992).
2. Investasi terhadap Kesempatan Kerja
Menurut Sukirno (2007) kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan
17
kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat.
Menurut Harrod-Domar (Mulyadi, 2002:8), hubungan antara investasi
(PMDN dan PMA) dengan kesempatan kerja yaitu investasi tidak hanya
menciptakan permintaan, akan tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.
Tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi, otomatis akan
ditingkatkan penggunanya. Dinamika penanaman modal mempengaruhi
tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu setiap negara berusaha
menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi terutama investasi
swasta yang dapat membantu membuka lapangan kerja sehingga dapat
meningkatkan kesempatan kerja (Dumairy, 1997).
Kerangka Pemikiran D.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu dan hasil
yang telah didapat, dijelaskan bahwa PDRB dan Investasi berpengaruh terhadap
kesempatan kerja maka disusun kerangka pemikiran teori sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teori
18
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Kesempatan Kerja
sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen yaitu PDRB dan
Investasi. Tujuan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara salah
satunya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk mencapai
keseimbangan internal maupun eksternal. Keseimbangan eksternal adalah
terwujudnya pertumbuhan ekonomi, terjadinya kestabilan harga serta terjadinya
tingkat pengerjaan yang optimal. Faktor-faktor lainnya seperti investasi
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesempatan kerja. Investasi
merupakan faktor krusial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi atau
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan adanya investasi akan mendorong
terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu
menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan kerja yang dapat mendorong
dalam pembangunan ekonomi.
HipotesisE.
Berdasarkan pembahasan permasalahan, teori serta kerangka pemikiran
yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis dalam penelitian ini, “Diduga PDRB
dan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota
di Provinsi NTB”