Post on 26-Oct-2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, perusahaan didirikan untuk memperoleh laba serta meningkatkan
nilai perusahaan untuk menyejahterakan pemilik dan stakeholder perusahaan.
Bidang manajemen keuangan perusahaan merupakan salah satu kegiatan
mendasar untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
memaksimalkan laba perusahaan, maka perusahaan harus memiliki modal untuk
membiayai kegiatan operasional suatu perusahaan, baik kegiatan jangka pendek
maupun kegiatan jangka panjang.
Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,
2005). Menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan ditentukan dengan cara
bagaimana dana tersebut diinvestasikan, dan bagaimana kas didapatkan, sehingga
nilai total perusahaan dipengaruhi oleh cara manajer mengkombinasikan ekuitas
dan utang.
2
Manajer keuangan harus memperhatikan dampak perubahan pada kombinasi
modal, hal ini penting karena berpengaruh pada persepsi investor terhadap tingkat
resiko dalam menginvestasikan dananya. Jika utang perusahaan terlalu besar,
harus dicegah penambahan utang oleh perusahaan tersebut. Pada titik tertentu
peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang
diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang
ditimbulkannya. Struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara
resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham disebut dengan
struktur modal optimal (Bringham dan Houston, 2001).
Modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan
operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan
bahkan mampu melakukan ekspansi pasar dalam rangka pengembangan
perusahaan menjadi lebih besar. Modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat
bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun dari luar
perusahaan (eksternal financing). Internal financing yaitu sumber modal yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, misalnya modal yang berasal
dari keuntungan yang tidak dibagikan atau laba ditahan (retained earnings).
Eksternal financing merupakan sumber modal yang berasal dari tambahan
penyertaan modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi maupun
kredit dari bank. Penggunaan modal asing terutama hutang jangka panjang, akan
merubah struktur modal suatu perusahaan. Struktur modal dapat didefinisikan
sebagai pembelanjaan permanen dimana menceminkan perimbangan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Gallager, 2003). Untuk
memaksimalkan kekayaan share holders, manajer keuangan harus dapat menilai
3
struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan resiko dan
pengembalian yang diharapkan perusahaan.
Manajer keuangan juga harus memperhatikan tingkat profitabilitas atau
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas
berpengaruh terhadap persepsi investor tentang prospek pertumbuhan perusahaan
dikemudian hari. Perusahaan yang memiliki prospek baik dimasa yang akan
datang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi.
Tingkat likuiditas atau ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek perusahaan juga harus menjadi perhatian oleh manajer keuangan.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan
kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung tinggi. Semakin tinggi tingkat
likuiditas perusahaan, maka akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan dananya.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Gudang Garam Tbk.
(GGRM), dan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) merupakan
tiga perusahaan sektor barang konsumsi sub-sektor rokok terkemuka di Indonesia
yang menjual ekuitasnya dipasar saham Indonesia (IDX). Dengan memiliki basis
fundamental yang kuat, perusahaan sektor barang konsumsi sub-sektor rokok
tetap konsisten menunjukan kenaikan harga sahamnya. Kombinasi struktur modal
yang diterapkan perusahaan dapat dilihat dari Debt to Equity Ratio yang dimiliki
perusahaan. Rasio tersebut menunjukan bagaimana struktur modal perusaaan baik
itu total hutang (Debt) maupun ekuitas (Equity) ketiga perusahaan tersebut dari
tahun 2007-2011, seperti yang disajikan dalam tabel 1.1. berikut ini.
4
Tabel 1 Kombinasi Hutang dan Ekuitas Tiga Perusahaan Sub-sektor
Rokok di BEI Tahun 2007-2011
( Dalam Juta Rupiah )
Tabel diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan total hutang GGRM sejak
awal triwulan 2007 sampai akhir triwulan 2011 sebesar 98,8 %, dan 81 % untuk
peningkatan modal. Peningkatan total hutang HMSP sejak awal triwulan 2007
sampai akhir triwulan 2011 sebesar 59,2 % dan 49,9 % untuk peningkatan modal.
RMBA mencatat peningkatan total hutang sejak awal triwulan 2007 sampai akhir
triwulan 2011 sebesar 233,6 %, dan 81,2 % modal.
GGRM
HMSP
RMBA
Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas
2007 Triwulan I 7.312.960 13.561.542 5.761.787 6.804.697 1.224.850 1.240.517
Triwulan II 8.474.564 13.386.776 7.514.085 7.132.805 1.441.418 1.257.060
Triwulan III 8.972.190 13.893.708 7.706.796 7.417.709 1.794.949 1.315.403
Triwulan IV 9.789.435 14.119.796 7.614.388 8.063.542 2.317.640 1.541.519
2008 Triwulan I 9.346.639 14.455.926 8.507.918 6.892.623 2.238.496 1.581.339
Triwulan II 10.359.076 14.530.132 8.532.230 6.083.224 2.442.663 1.557.432
Triwulan III 10.197.317 15.142.645 8.534.035 7.294.475 2.999.398 1.617.918
Triwulan IV 8.553.688 15.519.266 8.083.584 8.047.896 2.725.331 1.730.200
2009 Triwulan I 7.963.382 16.299.754 6.999.074 9.401.151 2.551.550 1.747.330
Triwulan II 8.722.350 16.278.702 9.414.642 7.914.212 2.835.301 2.160.287
Triwulan III 9.038.052 17.321.254 7.953.980 9.067.738 2.912.686 2.116.056
Triwulan IV 8.848.424 18.301.537 7.250.522 10.461.616 2.547.293 1.755.365
2010 Triwulan I 6.750.718 19.229.325 4.617.460 11.973.900 2.823.861 1.958.470
Triwulan II 8.372.168 18.831.113 11.140.899 17.816.124 2.756.979 2.035.103
Triwulan III 8.552.909 20.060.047 9.058.026 8.405.908 2.714.213 2.135.430
Triwulan IV 9.421.403 21.320.276 10.309.671 10.215.452 2.773.070 2.129.527
2011 Triwulan I 6.037.266 22.432.896 6.529.211 12.051.150 2.893.387 2.241.197
Triwulan II 8.785.933 21.952.296 8.959.299 6.830.146 3.068.151 2.176.435
Triwulan III 11.178.495 23.429.353 7.880.837 8.970.553 3.614.536 2.259.073
Triwulan IV 14.537.777 24.550.928 9.174.554 10.201.789 4.086.673 2.247.284
Sumber : Financial Statement Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub-sektor Rokok Tahun 2007-2011
Kombinasi
Tahun
5
Berikut penulis sajikan chart hutang dan ekuitas dari ketiga perusahaan sektor
barang konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun 2007-2011.
Grafik 1. Fluktuasi Posisi Hutang Ketiga Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Sub-sektor Rokok di BEI tahun 2007-2011
Grafik 2. Fluktuasi Posisi Modal Ketiga Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Sub-sektor Rokok di BEI tahun 2007-2011
Tabel dan grafik diatas menggambarkan kombinasi yang dipilih manajer
keuangan dari masing-masing perusahaan sektor barang konsumsi sub-sektor
rokok di BEI dari tahun 2007-2011.
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
14000000
16000000
20
07
Tw
I
20
07
Tw
II
20
07
Tw
III
20
07
Tw
IV
20
08
Tw
I
20
08
Tw
II
20
08
Tw
III
20
08
Tw
IV
20
09
Tw
I
20
09
Tw
II
20
09
Tw
III
20
09
Tw
IV
20
10
Tw
I
20
10
Tw
II
20
10
Tw
III
20
10
Tw
IV
20
11
Tw
I
20
11
Tw
II
20
11
Tw
III
20
11
Tw
IV
GGRM
HMSP
RMBA
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
20
07
Tw
I
20
07
Tw
II
20
07
Tw
III
20
07
Tw
IV
20
08
Tw
I
20
08
Tw
II
20
08
Tw
III
20
08
Tw
IV
20
09
Tw
I
20
09
Tw
II
20
09
Tw
III
20
09
Tw
IV
20
10
Tw
I
20
10
Tw
II
20
10
Tw
III
20
10
Tw
IV
20
11
Tw
I
20
11
Tw
II
20
11
Tw
III
20
11
Tw
IV
GGRM
HMSP
RMBA
6
Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari tingkat profitabilitas
dan harga sahamnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Berikut penulis sajikan
tabel return saham ketiga perusahaan sektor barang konsumsi sub-sektor rokok di
BEI dari tahun 2007 sampai 2011
Tabel 2. Return Saham Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Sub-sektor Rokok di BEI Tahun 2007-2011
GGRM HMSP RMBA
2007 Triwulan I 0,04 0,35 -0,02
Triwulan II 0,05 0,05 0,03
Triwulan III -0,16 0,00 0,13
Triwulan IV -0,10 0,03 0,58
2008 Triwulan I -0,10 -0,09 -0,23
Triwulan II -0,16 -0,15 0,28
Triwulan III -0,09 -0,07 0,25
Triwulan IV -0,28 -0,21 -0,25
2009 Triwulan I 0,39 0,33 -0,12
Triwulan II 1,13 -0,14 0,83
Triwulan III 0,19 0,10 -0,24
Triwulan IV 0,45 0,02 0,02
2010 Triwulan I 0,15 0,34 -0,38
Triwulan II 0,38 0,34 -0,01
Triwulan III 0,51 0,18 1,38
Triwulan IV -0,22 0,28 -0,15
2011 Triwulan I 0,05 -0,07 0,04
Triwulan II 0,19 0,09 0,00
Triwulan III 0,05 0,05 -0,07
Triwulan IV 0,18 0,30 0,03
Sumber : Data Diolah
TAHUN
SAHAM
7
Tabel 2. diatas merupakan data return saham per triwulan dari tiga perusahaan
sektor barang konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun 2007-2011. Angka diatas
didapat dengan menghitung harga saham triwulan hitung dikurangi triwulan
sebelumnya yang kemudian dibagi dengan harga saham triwulan sebelumnya.
Hasil return saham diatas tergantung pada fluktuasi harga saham dan akan
mempengaruhi persepsi investor terhadap masing-masing perusahaan. Hal ini
dapat menjadi indikasi bahwa terdapat kaitan antara struktur modal, profitabilitas,
dan likuiditas dengan nilai perusahaan selama kurun waktu 2007-2011.
Penelitian Susanti (2010) menyimpulkan bahwa faktor profitabilitas berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, dalam penelitiannya
menunjukkan profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan
yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan
permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai
perusahaan yang meningkat.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
2007Tw I
2007Tw III
2008Tw I
2008Tw III
2009Tw I
2009Tw III
2010Tw I
2010Tw III
2011Tw I
2011Tw III
GGRM
HMSP
RMBA
Grafik 3. Fluktuasi EBIT Ketiga Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Sub-sektor Rokok di BEI tahun 2007-2011
8
Grafik 3. diatas menggambarkan fluktuasi kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba ( EBIT ) dari ketiga perusahaan sektor barang konsumsi sub-
sektor rokok di BEI tahun 2007-2011. Tercatat HMSP memiliki grafik laba paling
tinggi, disusul oleh GGRM dan RMBA.
Banyak peneliti-peneliti sebelumnya yang telah menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Santoso (2004) meneliti tentang pengaruh
struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufakur go public di
Indonesia dan menemukan hasil perubahan struktur modal secara signifikan
berpengaruh pada nilai perusahaan. Juhari (2009) menganalisis pengaruh
kebijakan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada industri rokok. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang listed di pasar modal. Susanti
(2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menunjukan struktur modal dan
profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
yang diproksikan melalui harga saham dengan rasio Tobin’s Q. Mikkelson dan
Partch (2003) menunjukkan cash holding memiliki hubungan signifikan positif
terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian Lins dan Kalcheva (2004),
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan pada data diatas, terdapat Resech Gabs dalam menganalisis pengaruh
struktur modal, profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Perusahaan
rokok merupakan sektor barang konsumsi yang memiliki kapitalisasi yang besar.
Industri rokok juga merupakan salah satu industri terbesar yang menyumbang
9
pendapatan negara dari sektor pajak. Hal tersebut menjadi alasan besar bagi
penulis untuk menjadikan sektor barang konsumsi sub-sektor rokok dalam
melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal, profitabilitas, dan
likuiditas terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti pengaruh kebijakan struktur
modal, profitabilitas, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Skripsi ini
mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub-
Sektor Rokok di BEI Tahun 2007-2011”.
1.2 Rumusan Masalah
Struktur modal adalah kombinasi pendanaan perusahaan. Struktur modal terdiri
dari utang jangka panjang (long term debt), modal sendiri, saham preferen, dan
kepemilikan biasa (saham biasa). Perusahaan harus mempertahankan
keseimbangan antara utang dan ekuitas. Utang yang terlalu besar akan menambah
risiko perusahaan, membuat investor khawatir akan kemampuan perusahaan
melunasinya kepada kreditor. Namun, hutang juga bermanfaat pada perusahaan
karena memberikan financial leverage. Pengurangan pajak dengan adanya
pembayaran bunga kepada kreditor memungkinkan perusahaan memperoleh laba
per saham (earning per share) lebih tinggi.
10
Berdasarkan pada latarbelakang dan penjabaran diatas, maka permasalahan yang
coba diangkat dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Struktur Modal, Profitabilitas, dan Likuiditas Berpengaruh Terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub-sektor Rokok
di BEI Tahun 2007-2011 ?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah struktur modal,
profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh secara komprehensif dan parsial
terhadap nilai perusahaan sektor barang konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun
2007-2011.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut.
Bagi penulis
1. Penelitian ini sebagai media untuk mengimplementasikan teori yang telah
dipelajari terhadap praktek dunia keuangan dan bisnis sehingga ilmu yang
diperoleh applicable.
2. Memperoleh gambaran yang holistik terkait dengan kebijakan struktur
modal, profitabilitas, likuiditas dan nilai perusahaan.
3. Sebagai sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan, agar teori yang dipelajari
lebih teruji melalui penelitan yang membuktikan teori-teori yang ada
11
sehingga ilmu yang ada mengalami upgrading dan memberikan dampak
yang lebih baik.
4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Lampung.
Bagi pihak-pihak yang berkepentingan
1. Memberikan salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan yang
terkait dengan kebijakan struktur modal,profitabilitas, likuiditas dan nilai
perusahaan.
2. Memberikan tambahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai referensi
terhadap topik keputusan investasi, struktur modal, profitabilitas, likuiditas
terhadap nilai perusahaan.
1.4 Kerangka pemikiran
Fungsi kegiatan pembelanjaan perusahaan mengalami perkembangan, mulai dari
fungsi yang hanya memusatkan pencarian dana sampai pada fungsi
penggunaannya. Secara umum kebutuhan dana dalam perusahaan dapat dipenuhi
dari dua sumber yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber dana internal
berupa modal sendiri,laba ditahan (return earning) dan akumulasi penyusutan,
sedangkan sumber eksternal dalam bentuk modal pinjaman (hutang).
Struktur modal, profitabilitas, dan likuiditas perusahaan memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan, hal ini membuat manajer keuangan harus
memperhatikan dampak perubahan pada kombinasi modal (Capital Structure)
pada nilai dan kekayaan perusahaan.
12
1.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang didapatkan dari penjabaran latar
belakang. Hipotesis akan diuji dengan metode statistik berdasarkan permasalahan
agar menjadi kesimpulan akhir penelitian. Berdasarkan pada latarbelakang,
permasalahan, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang saya ajukan adalah ;
H1 : Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor
barang konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun 2007-2011.
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor barang
konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun 2007-2011.
H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sektor barang
konsumsi sub-sektor rokok di BEI tahun 2007-2011.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Sumber : Data Diolah
hutang modal
Kemampuan perusahaan
memperoleh laba
profitabilitas
Ketersediaan Kas
Likuiditas
DER
ROE
CR
Nilai Perusahaan
Tobin’s Q +
+
+
Struktur modal