Post on 29-Jun-2015
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN TERTARIK MENGUNJUNGI LOKASI WISATA GUNUNG RINJANI
DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA
2010
I. Latar Belakang
Secara gografis, pulau lombok dan pulau bali terpisah oleh selat lombok
yang membentang di pesisir barat pulau lombok atau di pesisir timur pulau bali.
Tetapi dari sisi sejarah dan budaya memiliki kedekatan khusus yang menjadikan
Lombok dan Bali memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari jenis
tarian, pakaian, dan alat musik.
Berdasarkan letak geografis tersebut, Lombok dikenal memiliki potensi
wisata yang indah, misalnya; berbagai jenis pantai berpasir putih, air tejun, gili,
hutan wisata, dan gunung berapi (rinjani). Potensi lokasi wisata yang tersebar di
pulau lombok sangat indah untuk dikunjungi. Berdasarkan keindahan tersebut
membuat Lombok dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Di samping memiliki keindahan lokasi wisata, lombok juga dikenal
memiliki keunikan budaya; tarian, bahasa, upacara-upacara adat, kebiasaan-
kebiasaan, dan masih banyak yang belum terungkap. Keanekargaman potensi
budaya dan keindahan berbagai lokasi wisata membuat lombok memiliki daya
tarik tersendiri bagi parawisatawan yang sempat berkunjung ke lombok.
Salah satu obyek wisata andalan pulau lombok adalah Gunung Rinjani.
Berdasarkan pantauan dan data kunjungan wisata gunung rinjani terdapat ......
orang wisatawan yang ke rinjani. Data tersebut menunjukkan animo
1
parawisatawan untuk berwisata ke rinjani sangat besar. Tentu saja, animo yang
besar tersebut berimplikasi pada perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan data pendapatan daerah dari hasil penjualan tiket tahun 2009
diperoleh sebanyak Rp. ......, perolehan dari hasil penjualan tiket masuk ke
kawasan rinjani tersebut sangat membantu pemerintah kabupaten dan masyarakat
di bidang ekonomi.
Gunung Rinjani memiliki magnet yang sangat kuat sehingga menarik
minat wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata gunung rinjani. Jika
diperhatikan dengan saksama objek wisata gunung rinjani memiliki panorama
yang sangat indah. Di lokasi gunung rinjani terdapat air terjun yang berada tepat
di bawah kaki gunung rinjani. Selain itu, terdapat danau dan Taman Nasional
Gunung Rinjani. Khusus taman nasional gunung rinjani dimanfaatkan sebagai
obyek penelitian oleh mahasiswa dan para peneliti lainnya.
Wisata Gunung Rinjani merupakan salah satu objek wisata yang menarik
untuk dikunjungi karena memiliki keindahan yang luar biasa, sehingga banyak
menarik minat para wisatawan untuk mengunjunginya. Hanya saja masalahnya
adalah belum terungkap secara jelas dan akademis mengapa parawisatawan
berminat untuk berkunjung ke gunung rinjani. Berdasarkan masalah tersebut
peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul ”Identifikasi Faktor
Penyebab Wisatawan Tertarik Mengunjungi Wisata Gunung Rinjani di Desa
Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara 2010”. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengungkap secara jelas faktor pendorong utama
parawisatawan berkunjung ke kawasan wisata rinjani.
2
II. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor
penyebab utama wisatawan tertarik mengunjungi lokasi wisata Gunung Rinjan di
desa Senaru kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara ?.
III. Tujuan dan manfaat penelitian
3. 1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor penyebab utama
wisatawan tertarik mengunjungi wisata Gunung Rinjani di Desa Senaru
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara 2010.
3. 2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut.
a. Hasil ini dapat d jadikan sebagai informasi yaitu yang berkaitan tentang wisata
di Pulau Lombok khususnya wisata Gunung Rinjani yang terdapat di Desa
Senaru kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara.
b. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya tentang
pariwisata.
c. Dapat dimanfaatkan sebagai media informasi tentang faktor penyebab
wisatawan tertarik mengunjungi wisata Gunung Rinjani.
IV. Asumsi
1. Lokasi Gunung Berapi merupakan lokasi yang jarang ditemukan
diberbagai wilayah.
2. Setiap gunung berapi memiliki kekhasan termasuk gunung rinjani.
3
3. Gunung Rinjani memiliki keindahan alam yang menawan dan ke indahan
alam yang alami misalnya, panorama, Air Terjun dan, Danau Segara
Anak.
V. Tinjauan Pustaka
5.1 Definisi Gunung Berapi
5.2 Sejarah Gunung Rinjani
Menurut informasi yang diperoleh dari dinas pertambangan dan energi
propinsi Nusa Tenggara Barat, dimasa lampau Gunung Rinjani diperkirakan
mencapai ketinggian 5000 m di atas permukaan laut dengan letak sebelah barat
Gunung Rinjani kini pada jaman praquarter (> 1,8 Juta tahun yang lalu) daerah
Rinjani merupakan endapan batuan sedimen, yang selanjutnya pada masa
plistosen (<1,8 juta tahun yang lalu) terjadi aktivitas vulkanik, sebagai akibat
berlangsungnya gejala tektonik vulkanik, dapat menerobos keluar sampai
permukaan berupa kegiatan letusan atau lelehan lava. (Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani, 2010 : 1).
Pada masa fase penghancuran gunung api, Gunung Rinjani telah
membentuk suatu kaldera yang sebagaian besar terisi air dan membentuk danau
yang dinamakan Danau Segara Anak (2.010 m dpl) yang mempunyai kedalaman
230 meter berbentuk bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha. Akibat tektonik
vulkanik yang terus menerus di tengah-tengah kaldera muncul kerucut baru
gunung api yang dinamakan Gunung Baru Jari (2.376 m dpl). (Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 1).
4
Sejarah letusan Gunung Rinjani dimulai sejak tahun 1847 sampai tahun
2004, telah sembilan kali meletus yang berkisar dibagian dalam kaldera,
sedangkan kawah Gunung Rinjani sendiri belum pernah tercatat mengalami
letusan lagi. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 1).
5.2 Sejarah Pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani
Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan suaka
marga satwa yang ditetapkan gubernur hindia belanda pada tahun 1941
berdasarkan surat keputusan No. 15 staat blaat Nomer 77 tanggal 12 maret 1941,
kemudian diumumkan melalui surat pernyataan menteri kehutanan No.
448/Menhut-VI/1990, pada acara puncak pekan konservasi alam nasional ke-3 di
mataram propinsi Nusa Tenggara Barat dan ditunjuk sebagai Taman Nasional
Gunung Rinjani dengan surat keputusan menhut No. 280/Kpts/97 tanggal 23 mei
1997, dengan nama Unit Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a,
selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani setingkat eselon III.a dengan surat keputusan Menhut No.
618/Kpts-II/2002 tanggal 10 juni 2002 tentang organisasi dan tata kerja Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 :
2)
Berdasarkan SK tersebut Taman Nasional Gunung Rinjani dibagi menjadi
2 (dua) seksi pengelolaan Taman Nasional yaitu :
a. Seksi pengelolaan taman nasional wilayah I Lombok Barat.
5
Menangani wilayah taman nasional yang berada di kabupaten Lombok
Barat dengan luas area kurang lebih 12.357,67 Ha (30%) yang di bagi dalam 3
(tiga) resort dan beberapa pos jaga.
b. Seksi pengelolaan taman nasional II Lombok Timur.
Mengenai wilayah taman nasional yang berada di 2 (dua) kabupaten di
antaranya di Kabupaten Lombok Timur seluas kurang lebih 22.152, 88 Ha (53%),
sementara wilyah taman nasional yang berada di Kabupaten lombok Tengah
seluas kurang lebih 6.819, 45 Ha (17%) yang terbgi dalam 6 resort dan beberapa
pos jaga. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 2).
5.3 Letak Geografis dan Kondisi Taman Nasional Gunung Rinjani
Kawasan taman nasional Gunung Rinjani di Pulau Lombok, secara
geografis terletak antara 116O 21’ 30”-1160 34’ 15” BT dan 80 18’ 18”-80 21’ 19”
LS merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian mulai 500-3726 m dpl
(Puncak Rinjani), dengan variasi kemiringan lahan bervariasi datar,
bergelombang, berbukit sampai bergunung. Gunung-gunung yang ada di sekitar
kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani di antaranya: Gunung Pelawangan
(2.658 m dpl), Gunung Daya (2.914 m dpl), Gunung Sangkareang (2.588 m dpl),
Gunung Buah Mangge (2.895 m dpl) dan Gunung Kondo (2.947 m dpl). (Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 3).
6
5.4 Zona kawasan
Sesuai dengan SK direktorat jenderal perlindungan hutan dan konservasi
alam Nomor : SK 99/IV/set-3/2005 tanggal 26 september 2005 tentang penataan
zona pada Taman Nasional Gunung Rinjani maka, guna kepentingan pengelolaan
sebagai taman nasional di Indonesia, kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani di
bagi menjadi beberapa zona pengelolaan yaitu : (Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani, 2010 : 3)
a. Zona inti : 20.843,50 Ha
b. Zona Rimba : 17.349,50 Ha
c. Zona pemanfaatan : 799,00 Ha
- Zona pemanfaatan intensif : 390,00 Ha
- Zona pemanfaatan khusus : 401,00 Ha
- Zona pemanfaatan kultural : 75, 00 Ha
- Zona pemanfaatan khusus wisata : 326, 00 Ha
d. Zona lainya : 2.338,00 Ha
- Zona pemanfaatan tradisonal : 583,00 Ha
- Zona rehabilitas : 1.755,00 Ha
5.5 Visi dan Misi Taman Nasional Gunung Rinjani
5.5.1 Visi
Adapun visi daripada Taman Nasional Gunung Rinjani adalah :
Terwujudnya Taman Nasional Gunung Rinjani yang lestari dan bermanfaat
bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
7
5.5.2 Misi
Adapun misi dari pada Taman Nasional Gunung Rinjani adalah :
Mewujudkan fungsi Taman Nasional Gunung Rinjani bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Mewujudkan ekowisata di Taman Nasional Gunung Rinjani yang mendukung
kelestarian Taman Nasional Gunung Rinjani dan pengembangan ekonomi
daerah.
Mewujudkan pelestarian flora dan fauna beserta ekosistem pendukungnya
serta situs budaya di dalam kawasan berdasarkan azas keadilan demokratis
kerakyatan.
Pengawetan keanekaragaman jenis dan ekonominya serta pemanfatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Memantapkan optimalisasi fungsi dan pemanfaatan kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan, kegiatan yang menunjang budidaya serta wisata alam.
Mewujudkan pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani yang berwawasan
sosial budaya dan ekonomi. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 :
6).
5.6 Potensi Kawasan
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan salah satu bagian
dari hutan hujan tropis yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat yang terdiri
dari berbagai tipe ekosistem dan vegetasi yang cukup lengkap mulai dari hutan
tropis dataran rendah (semi evergreen) sampai hutan hujan tropis penggunaan
8
(1.500-2.000 m dpl) yang masih utuh dan berbentuk hutan primer, hutan cemara
dan vegetasi sub alpin (> 2.000 m dpl). Potensi kawasan yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan
wisata alam. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 6).
5.7 Flora
Teridentifikasi jenis pohon, 6 jenis Rotan, 28 jenis Liana, 55 jenis
Anggrek, 59 jenis Paku-pakuan dan 117 jenis Jamur, Diantaranya yaitu :
a. Ketinggian <1.000 m dpl
Terdapat jenis-jenis seperti Beringin, (Fircus benyamina), Jelateng
(Laportea stimulan), Pala hutan (Myritica fatna), Buni hutan (Antdesma sp) ,
Imba (Azadiractha indica) Bajur (Pterospermum Javanicum), Randu hutan,
(Gossampinus Heptophylla), Terep (Artocarpus elastica), Harending (Melastoma
sp), Pandan (Pandanus tectorius), Keruing bunga (Dipterocrapus haselltii), Salam
(Syzigium polyantha).
b. Ketinggian 1.000-2.000 m dpl
Banyak dijumpai jenis tumbuhan seperti Anggrek (Vanda sp) Meniran
(Calicarpa sp), Kayu jakut (Syzigium sp), Menang atau garu (Dysoxylum sp),
Sentul (Aglaia), Deduren (Aglaia argente), Pandan (Pandanus tectorius), Paku
pandan (Asplenium nidus), Glagah (saccharum spontaneum), Alang-alang
(Imperata cylindrica), Paku-pakuan (Cyclorus sp), Bunga abadi (Anaphalis
viscida), Lumut jenggot (Usnea sp), dan Rotan besar (Daemonorops sp).
c. Ketinggian >2.000 m dpl
9
Banyak didominasi oleh Cemara gunung (Casuarina junghuhniana),
Bunga abadi (Anaphalis viscida), Bangsal (Engelhardia spicata), Melela
(Podocarpus vaccinium ), Pacar gunung (Vacinium caringiifolia), Jambu-jambuan
(Syzigium sp), dan raksasa (photinia noniana).
d. Pada ketinggian >3.000 m dpl
Dekat dengan puncak rinjani keadaanya hampir gundul dan tandus, tanah
berpasir, berbatu sedangkan di bawah puncak banyak dijumpai rumput dan semak
belukar yang mempunyai daun tebal serta cemara gunung yang tumbuh sporadis.
Ada beberapa lokasi Taman Nasional Gunung Rinjani yang perbah direboisasi
dengan jenis tanaman antara lain : Suren (Toona sureni), Mahoni (Swietenia
macrophylla king), Kemiri (Aleurites moluccana) , Nangka (Artocarpus integra)
dan lain-lain. Beberapa jenis flora endemik Nusa Tenggara yang ditemukan di
kawasan ini antara lain Veronia albflora, Veronia tengwalii dan beberapa jenis
anggrek di antaranya Peristylusrintjaniensis dan Peristylus lombokensis (LIPI).
(Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 6).
5.8 Fauna
Teridentifikasi 19 jenis Mamalia, 20 Serangga, 8 jenis Reptil, 5 jenis
Amfibi dan 154 jenis Burung. Jenis mamalia penting dan hidup dan berkembang
antara lain : Lutung (Tracyphitecus auratus cristatus), Ganggaran kecil
(Vivvericula indica), Trenggiling (Manis javanica), Musang rinjani (Paradoxurus
hermaproditus rhinjanicus), leleko atau congkok (Felis bengalensis javanensis),
Rusa timor (Cervus timorensis florensiensis), Landak (Hytrix javanic).
10
Beberapa jenis burung diantaranya : Kaka tua jambul kuning (Cacatua
shulphurrea parvula), Koakiau (Philemon bucerroides neglectus), Perkici dada
merah (Trichoglossus haematodus), Isap madu topi sisik (Lichmera lombokia),
Punglor kepala merah (Zootera interpres), Punglor kepala hitam (Zootera
doherty) dan lain-lain. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 8).
5.9 Wisata dan Aksesibilitas
Berdasarkan surat keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No.2 tahun
1989 kawasan Taman Nasional Gunug Rinjani merupakan salah satu dari 15
lokasi yang memiliki potensi pengembangan wisata alam dan menjadi daerah
tujuan wisata propinsi Nusa Tenggara Barat. (Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani, 2010 : 9).
5.9.1 Wisata
a. Puncak Gunung Rinjani
Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata
yang menjadi andalan di kawasan taman nasional Gunung Rinjani. Gunug Rinjani
sebagai gunug vulkanik yang masih aktip no 2 tertinggi di indonesia. Puncak
gunug rinjani merupakan tujuan sebagaian besar para petualang dan pencinta
alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil mencapai
puncak itu merupakan suatu kepuasan kebanggaan tersendiri bagi pendaki.
Animo komunitas pencinta alam di seluruh nusantara bahkan dari manca
negara dalam kegatan pendakian cukup besar, ini terbukti dengan jumlah
pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Kegiatan pendakian secara besar besaran di lakukan pada bulan juli sampai
11
dengan Agustus, pada bulan Agustus (pertengahan) peserta pendakian umumnya
di dominasi oleh kalangan pelajar atau mahasiswa dari seluruh indonesia yang
merayakan HUT kemerdekaan Republik Indonesia di puncak Gunung Rinjani
dan Danau Segara Anak.
Puncak Rinjani dengan ketinggian 3.726 m merupakan magnet tersendiri
bagi para pencinta alam, dengan karakteristik dan tingkat kesulitan tersendiri
membuat beberapa kelompok pencinta alam membuat slogan bagi kelompok
mereka, dimana jika belum mendaki puncak Rinjani bukanlah seorang” pendaki
sejati” meskipun mereka telah mendaki gunung yang lebih tinggi dari Rinjani.
Keunikan inilah yang membuat rindu para pendaki, khususnya kelompok pencinta
alam nusantara.
Pendakian menuju puncak Gunung Rinjani biasanya dilakukan antara jam
2-3 pagi dengan waktu tempuh antara 3-4 jam dari lokasi camping ground di
Pelawangan Sembalun dengan ketinggian 2.600 m dpl, dengan harapan bisa
melihat matahari terbit dari puncak Gunug Rinjani.
Pada umumnya tingkat kesulitan yang dialami pada jalan menuju pegunungan
yang beberapa trek jalurnya meiliki kemiringan hingga 800 dan tanjakan pasir
berbentuk hurup ”S” kira-kira 400 m sebelum puncak. Untuk mencapai puncak
Gunung Rinjani, dapat ditempuh melalui 2 (dua) jalur utama pendakian Rinjani
yaitu jalur pendakian Senaru dan Sembalun. (Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani, 2010 : 9), jalur pendakian ke Gunung Rinjani Diantranya yaitu :
1. Jalur pendakian Senaru.
12
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian yang paling ramai, hal
ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai
jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat atau
keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segar Anak. Rute pendakian ini
biasanya sangat diminati oleh pengunjung yang ingin mendapatkan view
landscape utuh dari Danau Segara Anak, yang dapat dilihat dari posisi
Pelawangan, ibarat obat biasanya selelah apapun kita jika berada di Pelawangan
Senaru dan melihat keindahan Danau Segara Anak sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa, semua lelah dan letih akan seakan terlupakan.
Jalur pendakian Senaru dimulai dari RTC (Rinjani Trek Center) di desa
Senaru yaitu melewati 3 pos utama peristirahatan yaitu pos 1 hingga pos 3
kemudian Pelawangan Senaru, selanjutnya menuju Danau Segara Anak, kemudian
menuju puncak Gunung Rinjani. Namun biasanya pengunjung yang
mempergunakan jalur pendakian ini hanya bertujuan untuk mencapai Danau
Segara Anak, walau tidak menutup kemungkinan menuju puncak Rinjani. Jalur
pendakian Senaru-Pelawangan, Senaru-Danau Segara Anak, dengan berjalan kaki
memakan waktu ±10-12 sepanjang jalan trail, pengunjung dapat menikmati
keindahan hutan belantara dan bebatuan yang menakjubkan yang sesekali dapat
melihat atraksi alam berupa keindahan burung maupun ragam tingkah dari kera
dan lutung.
Untuk memperoleh informasi mengenai jalur pendakian Senaru dapat
diperoleh di RTC yang berada di Desa Senaru. Selain merupakan jalur pendakian
di sekitar Desa Senaru terdapat beberapa objek wisata diantaranya air terjun
13
Sendang Gila dan Desa Adat Senaru yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten
Lombok Utara. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 12).
2. Jalur pendakian sembalun.
Selain jalur Senaru jalur sembalun juga merupakan jalur yang ramai dilaui,
terutama oleh penggemar wisata treking. Rute yang dilaui adalah gerbang
sembalun lawang, Pos 1 pemantauan, Pos tengengean, Pos 3 pada balong dan
Pelawangan Sembalun memakan waktu 9-10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan
mengesankan, trail wisata yang anda lalui merupakan padang Savana dan
punggung gunug yang berliku liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur.
(Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 14).
Dibanding jalur Senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam, namun
karena didominasi oleh padang Savana menjadikan perjalanan anda bermandikan
peluh oleh teriknya sinar matahari yang menyengat karena mulai RIC (Rinjani
Information centre) hingga pos 3 Pada balong, jalur pendakian berupa Padang
Savana, pendakian dirasa cukup ”mengigit” dimulai dari pos 3 menuju
Plawangan, karena harus melewati bukit yang oleh beberapa kelompok pencinta
alam disebut ”bukit penyiksaan”, tidak jelas asal mula dinamai demikian, yang
jelas mendaki menuju Plawangan Sembalun ini cukup membuat kita ngos-ngosan.
(Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 13 ).
Dilokasi rest area Plawangan Sembalun terdapat area Campig Ground,
untuk persiapan menuju ke puncak Rinjani atau menuju Danau Segara Anak serta
terdapat sumber air yang melimpah, mata air yang terdapat di sekitar camping
14
ground Plawangan Sembalun, ini mungkin mata air tertinggi di Pulau Lombok
karena pada ketinggian 2. 600 m dpl. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
2010 : 14).
b . Air Terjun di kaki Gunung Rinjani
Air terjun yang terdapat di kaki Gunung Rinjani merupakan salah satu
objek pariwisata yang cukup terkenal di Pulau Lombok, objek pariwisata ini
bukan hanya dikenal oleh masyarakat lokal saja melainkan sudah cukup lama
diketahui bahkan sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan manca negara, lokasi
wisata ini biasa sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara sekitar
awal bulan Agustus sampai bulan Oktober dan untuk hari hari biasa dikunjungi
oleh wisatawan lokal. Dan juga ada pengunjung dari luar negeri tapi jumlahnya
sedikit. (Kepala Desa Senaru)
1. Air Terjun Sindang Gila
Lokasinya terletak sekitar 600 m di atas permukaan laut , air terjun ini
mudah dicapai dengan melewati jalan tangga kebawah sekitar 20 menit dari Desa
Senaru, Perjalanan yang paling menyenangkan sebagai alternatif adalah
menyelusuri pinggir lembah yang agak curam mengikuti saluran irigasi.
Air terjun Sindang Gila telah terkenal sejak kita mengunjungi Senaru dan
berada di bagian utara dari lokasi pemberangkatan trekking ke Gunung Rinjani.
Jalan-jalan kecil untuk turun ke air terjun Sindang Gila menawarkan
pemandangan alam yang sangat mempesona. Sindang Gila berasal dari kata
sindang yang artinya : Bukit Dan Gila artinya: edan atau gila , dikatakan sindang
gila karna tempatnya suci karna di dalamnya ada sumber sumber mata air yang
15
harus di lindungi oleh adat sehingga di kawasan air terjun tersebut ada yang
menjaga yang di sebut perumbak daya (gedeng daya) adalah unsur pranata adat
yang di tugaskan oleh adat untuk menjaga kawasan hutan, mata air dan sekitarnya.
(Kepala Desa Senaru).
2. Air Terjun Tiu Kelep
Tidak jauh dari sana terdapat juga air terjun Tiu Kelep yang memberikan
penawaran yang sama dengan Air Terjun Sindang Gila, Tiu Kelep berasal dari
kata tiu yang artinya kolam dan kelep yang artinya terbang , Tiu Kelep diartikan
sesuai dengan alam yang di dalamnya terdapat tiu atau kolam dan goa sehingga
tiap terjunan air yang jatuh kekolam atau tiu tersebut ada yang terbang ibarat
burung yang yang keluar dari sarangnya , jadi tempat ini dinamakan Tiu Kelep.
Dengan airnya yang sejuk menyegarkan untuk berenang. Pemandu lokal
selalu tersedia disini untuk memandu kita ke tempat ini. Penginapan dan restoran
berlokasi di dekat areal masuknya. (Kepala Desa Senaru)
3. Air Terjun Batara Lejang
Air terjun ke tiga ini biasa di sebut oleh masyarakat setempat adalah air
terjun Batara Lenjang, bersal dari kata Batara artinya : penunggu atau tempat
lenjang artinya tinggi.
Di katakan Betara Lenjang karna airnaya jatuh dari ketinggian. semua
Sumber air dari ketiga air terjun tersebut berasal dari segara anak. Air terjun ini
jarang diketahui oleh masyarakat karna untuk mencapai lokasi sangat sulit dan
medan pun cukup terjal, untuk mencapai lokasi tersebut haras dengan melakukan
sedikit pendakian dan melewati lokasi yang sangat sulit. (Kepala Desa Senaru)
16
c. Danau Segara Anak
Pesona unggulan Taman Nasional Gunug Rinjani yang sangat prospektif
adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi
pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian sembalun. (Balai
Taman Nasional Gunug Rinjani, 2010 : 15).
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari Jalur senaru dibutuhkan
waktu tempuh sekitar 7-10 jam berjalan kaki (±8 km) dari pintu gerbang jalur
pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam
waktu 8-10 jam. Danau Segara Anak dengan ketinggian ±2.010 m dpl dan
kedalaman danau sekitar ±230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit
dengan luasan sekitar 1.100 Ha. (Balai Taman Nasional Gunug Rinjani, 2010 :
15).
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar,
dapat digunakan untuk tempat berkemping atau berkemah. Di Danau Segara Anak
juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang
mengandung belerang. (Balai Taman Nasional Gunug Rinjani, 2010 : 15).
Kegiatan upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus kerap dilakukan oleh
kelompok pencinta alam baik lokal Nusa Tenggara Barat maupun kelompok
Nusantara, biasanya mereka mengadakan acara ceremonial khusus dalam
melaksanakan kegiatanya. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 15).
17
Objek lainya di sekitar Danau Segara Anak adalah hulu sungai koko
puteq ±150 meter dari Danau segara anak, selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa
Manik, Goa Payung, Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri
serta tempat bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak
terdapat sumber mata air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa
digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris,
Badik, Tombak, Golok dan lain-lain). (Balai Taman Nasional Gunug Rinjani,
2010 : 16).
Dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu
menandakan benda-benda tersebut jelek atau tidak memiliki kekuatan supra
natural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut
memiliki kekuatan supranatural atau dipercaya memiliki ke ampuhan. (Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 16).
d. Air Terjun Jeruk Manis
Air terjun jeruk manis dengan ketinggian ±30 meter terletak di bagian
selatan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani masuk dalam wilayah
pengelolaan seksi pengelolaan Taman Nasional wilayah II Lombok Timur, Resort
Kembang Kuning yang tepatnya berada di Desa Kembang Kuning Kecamatan
Sikur Kabupaten Lombok Timur. (Balai Taman Nasional gunung Rinjani, 2010 :
17).
Disekitar lokasi air terjun sudah terdapat bangunan pusat informasi dan
sarana prasarana pendukung yang telah dibangun oleh Balai Taman Nasional
gunung rinjani, Di sekitar lokasi ini pun (tete batu) banyak terdapat sarana
18
akomodasi bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara diantaranya seperti
home stay, cottages, restorant, dan lain-lain. (Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani). Daerah ini (sekitar air terjun) selain mempunyai panorama alam yang
indah kita juga dapat melihat atraksi alam berupa tingkah laku lutung
(Tracyphitecus auratus cristatus) dan Burung Elang yang diperkirakan daerah ini
merupakan habitat populasi terbesar di kawasan Taman Nasional Gunug Rinjani.
(Balai Taman Nasional Gunug Rinjani, 2010 : 17).
e. Otak Kokok Gading Joben
Otak kokok merupakan daerah dengan pemandangan alam yang indah dan
sejuk, berada di Resort Joben, seksi pengelolaan Taman Nasional Gunung
Rinjani wilayah II Lombok Timur. Di sini terdapat air terjun diyakini masyrakat
sekitar bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit dengan cara mandi di air
terjun otak kokok dengan mitos jika mandi di bawah air terjun otak kokok dan air
siraman yang terkena tubuh berwarna putih (seperti air cucian beras) menandakan
bahwa pengunjung tersebut sedang sakit dan sebaliknya apababila air siraman
berwarna bening seperti air biasa pada umumnya menandakan penyakitnya sudah
hilang atau tidak mempunyai penyakit. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,
2010 : 18).
Di sekitar air terjun juga dibangun fasilitas wisata seperti kolam renang
dan gazebo atau tempat-tempat peristirahatan, selain terdapat pula aula pertemuan
serta warung-warung tenda yang menyediakan beragam jenis makanan ringan dan
beberapa makanan khas Pulau lombok. (Balai Nasional Gunung Rinjani, 2010 :
18).
19
Di lokasi ini merupakan terdapat kebun koleksi yang dikembangkan oleh
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani , selain budidaya tanaman anggrek yang
hingga saat ini telah terdapat lebih dari 400 specimen anggrek dari 60 jenis yang
ada dan beberapa diantaranya merupakan tanaman anggrek edemik Pulau Lombok
seperti : Dendrobiumsp, Bumbophilium sp, Trypermum sp. (Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani, 2010 : 18).
f. Pemandian Air Panas Sebau
Air panas sebau dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat mengobati
berbagai penyakit kulit (panu, kadas, kurap dan lain-lain) dengan berendam di
dalam sumber air panasnya. Secara pengelolaan berada di Resort Aikmel , seksi
pengelolaan Taman Nasional wilayah II Lombok Timur, dilokasi sudah terdapat
sarana dan prasarana wisata yang sudah dibangun oleh Taman Nasional Gunung
Rinjani berupa jalan Trail wisata, shelther, toilet dan area parkir yang dengan
ditunjang dengan panorama alam sekitar lokasi air panas yang antara lain berupa
bukit bau, serta panorama sepanjang jalur trail menuju lokasi pemandian yang
banyak dijumpai beberapa jenis burung, Rusa (Cervus timorensis), Kera abu-abu
(Macaca fascicucularis), juga Lutung (Tracyphitecus auratus cristatus). (Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 19). Namun disayangkan adanya
kepercayaan masyarakat yang menyakiti bahwa dengan membuang pakaian yang
telah digunakan untuk berendam secara sembarang maka penyakit mereka akan
juga terbuang, sehingga sekitar lokasi pemandian cenderung terlihat kotor oleh
pakaian yang dipergunakan mandi pengunjung walaupun sudah disediakana
tempat-tempat sampah. (Balai Taman Nasional gunung Rinjani, 2010 : 19).
20
5.9.1. Aksebilitas
Adapun aksebilitas dari pada Taman Nasional Gunung Rinjani diantarnya
adalah :
a. Sembalun :
Mataram-Aikmel-Sembalun (4-5 jam kendaraan umum), kondisi jalan
hotmix.
Sarana yang ada di jalur pendakian ini yaitu shelter I dipemantauan, Pos
II di Tengengean dengan MCK dan Pos III di Padabalong. (Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 20).
b. Senaru :
Mataram-Bayan-Senaru (3-4 jam kendaraan umum) kondisi jalan hotmix
Sarana yang ada di jalur pendakian yaitu shelter II Pos III dengan MCK
serta MCK di Plawangan Senaru. (Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani, 2010 : 20).
c. Kembang kuning :
Mataram-Terara-kotaraja-Tete batu (2,5 jam kendaraan umum), kondisi
jalan hotmix dan aspal biasa. Dari Tete Batu-Kembang Kuning
menggunakan ojek (30 menit) bila menggunakan kendaraan pribadi bisa
langsung Mataram-Kembang Kuning (3 jam).
Dari Pos Resort Kembang Kuning-Air Terjun Jeruk Manis (25 m)
melalui jalan trail sepanjang 1, 75 km.
21
Pengunjung yang banyak datang ke Air Terjun Jeruk Manis sebagaian
besar wisatawan asing yang menginap di Tete Batu, namun ada juga yang
langsung dari Mataram, dengan lama kunjungan 1 hari. (Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 20).
d. Otak Kokok Gading :
Mataram-terara-Otak Kokok (2,5 jam kendaraan umum), kondisi jalan
hotmix dan aspal biasa, sedangkan jika menggunakan kendaraan pribadi
bisa langsung mataram-Otak Kokok (2jam).
Pengunjung yang datang, kebanyakan wisatawan lokal dengan tujuan
rekreasi dan berobat dengan lama kunjungan 1 hari. (Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 20).
e. Sebau :
Mataram-Aikmel-Pesugulan (3-4 jam kendaraan umum), jalur ini
merupakan jalan tembus ke Sembalun sehingga bisa langsung turun di
kawasan Hutan Sebau.
Hutan Sebau-Air Panas Sebau (1 jam) melalui jalur trail sepanjang 2- 3
km.
Sarana yang tersedia yaitu shelter I dan tempat parkir, Shelter II dan
Shelter III disekitar lokasi pemandian Air panas, area camping ground
dan air bersih serta MCK. (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 :
20).
5.10. Etika Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani
22
Pendaki atau pengunjung harus melapor atau inta ijin pada kantor Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani di jalan Arya Banjar Getas Lingsar Selatan Kota
telp: (0370) 641155 Mataram, atau pada pos pendakian Taman Nasional Gunung
Rinjani terdekat dengan membawa atau menunjukan kartu identitas atau KTP
surat keterangan sehat dari dokter, etika pendakian di Taman Nasional Gunung
Rinjani yaitu : (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani 2010 : 21).
1. Bagi pendaki atau pengunjung dengan tujuan penelitian, pendidikan atau
rombongan harus membawa surat jalan dari organisasi atau sekolah atau
instansi yang bersangkutan.
2. Pendaki disarankan membawa penunjuk jalan yang sudah berpengalaman.
3. Pendaki atau pengunjung hendaknya membawa perlengkapan atau atau
perbekalan secukupnya serta membawa kembali sampah an organik ke luar
kawasan Taman Nasional.
4. Pendaki atau pengunjung diperbolehkan mendaki pada bulan April sampai
dengan November dan tidak melakukan pendakian pada bulan Desember
sampai dengan Maret kecuali ada izin khusus dari Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani.
5. Selama berada dalam kawasan Taman Nasinal Gurnung Rinjani diperhatikan
beberapa hal penting antara lain :
Dilarang mengambil tumbuhan atau binatang atau bahan atau barang-
barang lain dari dalam kawasan
Dilarang mencoret-coret atau perusakan terhadap pohon atau bangunan
atau batuan yang berada dalam kawasan.
23
Mendirikan tenda pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
Penggunaan api di batasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
Sebelum menunggalkan kawasan diwajibkan mengumpulkan sampah
dan membawa pulang ke luar kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani.
6. Setelah melakukan pendakian agar melapor kembali ke pos pendakian Taman
Nasional Gunung Rinjani terdekat atau melapor ke kantor Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani.
5.10 Prestasi yang Diraih Taman Nasional Gunung Rinjani
Tanab Nasional Gunung Rinjani melalui badan pembina Trekking Rinjani
(BPTR) memperoleh penghargaan “the 2004 Ward legacy Award” yang
diselenggarakan oleh Conservation International bekerja sama dengan National
geografhic Society Traveler Magazine dengan katagori “Destination
Stewwardship“
Pada tahun yang sama penghargaan dari Menteri Negara Kebudayaan dan
Pariwisata dalam rangkaian acara “Konferensi Kepariwisataan IndonesianTahun
2004” Sebagai sebuah lembaga yang berhasil mengembangkan inovasi
kepariwisataan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaannya
sehingga mereka memperoleh manfaat.
Pada tahun 2005 mendapat nominasi (3 besar) penghargaan “Toursm For
Tomorrow Award 2005 “katagori“ Destination Award” dari wold Travel and
Toursm Council, kata gori ini dinilai dari destinasi dilingkup kecil sehingga
24
negara yang memiliki lebih dari satu usaha yang menunjukan dedikasi,
kesuksesan peraturan pengelolaan yang berkelanjutan serta menunjukan
kerjasama banyak aspek seperti sosial ,budaya dan ekonomi yang melibatkan
berbagai pihak.
Dalam tahun 2010 Taman Nasional Gunung Rinjani menggondrol anugrah
Citra Pesona wisata (Citra) Award 2010, yang di berikan oleh Kementrian
Kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia, serta sebagai runner Up dalam
katagori pengelolaan oleh BUMN, BUMD, BUMS NTB. (Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani, 2010 : 22).
5. 12 Geologi Tanah dan Hidrologi
Dilihat dari sebaran geologi kawasan komplek hutan gunung Rinjani lebih
didominasi oleh bahan vulkanis tanah dengan klasifikasi tanah pembentuk yang
dominan yaitu andosol okrik dengan bahan induk abu dan pasir (pada bagian utara
dan selatan) kemudian regosol Eutrik dan litosol dengan bahan induk abu dan
pasir volkan (sekitar danau segara anak dan Gunung baru), Andosol okrik (Abu
dan pasir volkan sebgai bahan induk) di bagian selatan dan timur laut batas
kawasan Taman Nasional serta tanah litosol dan mediteran morik di bagian barat
daya dan tenggara batas kawasan (Departemen kehutanan , resume pengkajian
zonasi Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 4)
Berdasarkan peta tanah tinjau (LPT, 1996) disajikan bahwa jenis tanah
yang ada di pulau lombok terdiri dari 26 jenis yang dikelompokan menjadi 6
kelompok yaitu:
a. Tanah aluvial
25
b. Tanah regosol
c. Tanah gromosol
d. Tanah mediterant
e. Tanah litosol
f. Tanah branforest
Secara geologis, kehadiran suatu danau bergantung pada berbagai proses
yang menghasilkan defresi (cengkungan) permukaan tanah yang dikelilingi oleh
suatu permukaan yang lebih tinggi. Danau segara anak dapat dikelompokan
sebagai danau vulkanik (Departemen kehutanan, resume pengkajian zonasi
Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 4).
5. 13 Keadaan Social Ekonomi dan Budaya Masyarakat
a. Keadaan sosial budaya
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang disekelilingnya, banyak
dijumpai pemukiman-pemukiman masyarakat, baik yang berbatasan langsung
maupun yang langsung, merupakan gambaran yang dapat dijumpai di kawasan ini
Taman Nasional Gunung Rinjani yang terbagi dalam 3 wilayah kabupaten,
dengan 28 desa dari 14 kecamatan. (Departemen kehutanan, resume pengkajian
zonasi Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 6 ).
b. Agama dan kepercayaan
Masyarakat yang sebagian besar beragama islam (terutama di wilayah
Lombok Timur, Tengah dan Barat), Agama hindu (di sebagaian Lombok Barat
atau Lombok Utara), dan penganunt wetu telu (di sekitar Kecamatan Bayan,
Khayangan Lombok Barat atau Lombok Utara), yang mana penganut wetu telu
26
ini biasa menempati perkampungan-perkampungan adat, dalam kelompok-
kelompok masyarakat adat. (Departemen kehutanan , resume zonasi pengkajian
Taman Nasional Gunung Rinjanai, 2010 : 6).
c. Mata pencaharian
Sebagaian besar mata pencaharian masyarakat menjadi petani (termasuk
didalamnya berkebun, berladang, dan lain- lain), baik yang mengerjakan lahan
sendiri, lahan orang lain atau pada lahan- lahan kontrak, ada juga masyarakat
bermata pencaharian lain seperti pedagang, pegawai, tukang, dan lainya. Tapi
jumlahnya sangat kecil, bahkan ada yang mencari pekerjaan keluar daerah , untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik (misalnya sebagai TKI atau TKW).
(Departemen kehutanan, resume pengkajian zonasi Taman Nasional Gunung
Rinjani, 2010 : 6)
d. Pendidikan
Masyarakat disekitar kawasan hutan umumnya, mempunyai tingkat
pendidikan yang masih kurang, denagan rata-rata pendidikan sampai sekolah
dasar (SD), meski ada juga yang sampai SLTP , SLTA sampai perguruan tinggi,
tapi jumlahnya sangat kecil sekali (Departemen kehutanan, resume pengkajian
zonasi Taman Nasional Gunung Rinjani, 2010 : 6).
5.14 Taman Nasional Gunung Rinjani Diusulkan Menjadi Geopark (Taman
Bumi) Dunia
TEMPO Interaktif, Mataram Taman Nasional Gunung Rinjani, di
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan salah satu lokasi yang akan
diusulkan kepada Nations Educational Scientific and Cultural Organization
27
(Unesco) sebagai geopark dunia, atau taman bumi pertama di Indonesia. Dua
lokasi lainnya adalah Gunung Batur, Bali, dan Gunung Sewu, di Pacitan Jawa
Timur.
Direktur Produksi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Ahyaruddin, kata Heryadi, juga sudah meminta Gubernur NTB Muhammad
Zainul Madjdi agar kelengkapannya diselesaikan. ‘’Kalau kelengkapan
usulannya tidak segera dibereskan dan melewati batas waktu yang ditentukan,
peluang untuk menjadi Rinjani sebagai geopark akan hilang.
Taman Nasional Gunung Rinjani belum pernah dikunjungi oleh asesor
geopark dunia karena belum memperoleh dukungan dokumen dari pemerintah
NTB. Padahal, dengan berbagai kelebihannya, Taman Nasional Gunung Rinjani
sudah memenuhi syarat sebagai geopark. Selain pesona keindahan alamnya, juga
memiliki keunikan sejarah dan proses geologinya.
Gunung Rinjani perlu dijadikan geopark agar bisa menjadikannya sebagai
geoheritage maupun geodiversity, pelestarian keaneka ragaman geologi. Apalagi
persyaratan untuk menjadi geopark, seperti yang tercantum dalam jejaring
Global Geopark Network United Nations Educational, Scientific and Cultural
organization (GGN UNESC) sudah terpenuhi.
Menurut anggota tetap Taman Nasional Gunung Rinjani Heryadi
Rachmat, Pemerintah Provinsi NTB diberikan kesempatan untuk mengajukan
berkas usulan kepada Unesco sampai September 2010. Mataram (ANTARA
News) Taman Nasional Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat,
28
terancam terpental dari calon taman bumi atau geopark dunia karena dokumen
teknis sebagai berkas pendukungnya belum lengkap.
Ahli Geologi Heryadi Rahmat yang juga mantan Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membenarkan
hal itu ketika dikonfirmasi di Mataram, Sabtu."Dokumen teknisnya belum
lengkap, kalau pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya tidak
melengkapinya, sangat mungkin Rinjani akan terpental dari calon geopark
dunia," ujarnya.
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) diusulkan menjadi calon
geopark dunia ke Organisasi PBB untuk bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan
dan Kebudayaan (United Nations Educational Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) karena memiliki karena memiliki sedikitnya lima hal
pokok untuk yang disyaratkan.
a. Pertama Gunung Rinjani memiliki nilai warisan geologi penting dari aspek
kegunungapian, situs warisan alam berupa kaldera, kerucut - kerucut gunung api
muda, lapangan solfatara, mata air panas dan bentangan lainnya yang memiliki
nilai estetika tinggi seperti air terjun.
b. Kedua, situs-situs geologi gunung api mempunyai makna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan kebumian dan pendidikan.
c. Ketiga, Gunung Rinjani sudah memiliki badan pengelola yakni Rinjani
Trekking Management Board (RTMB) yang melibatkan warga lokal secara aktif.
29
d. Keempat, penyelenggara pariwisata berbasis geologi yang telah banyak
memberi manfaat berupa pertumbuhan ekonomi lokal melalui jasa pemandu,
penginapan, rumah makan, transportasi dan penjualan cinderamata.
e. Kelima, sebagai bentuk keberhasilan pengembangan pariwisata karena
Gunung Rinjani telah memperoleh tiga penghargaan internasional yakni "World
Legacy Award" untuk kategori "Destination Stewardship" dari "Conservation
International and National Geographic Traveler" 2004, serta finalis "Tourism
for Tomorrow Award" masing - masing tahun 2005 dan 2008.
30