Post on 03-Mar-2019
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain
seperti printer, hub) yang saling terhubung satu sama lain melalui media
perantara(Sofana, 2008). Berikut merupakan manfaat penggunaan jaringan
komputer :
1. Berbagi perangkat keras.
Perangkat keras dapat digunakan oleh sejumlah komputer tanpa perlu melepas
dan memasang kembali, cukup dipasang ke komputer atau di hubungkan ke
suatu peralatan khusus dan semua komputer dapat mengaksesnya.
2. Berbagi program atau data.
Program atau data dimungkinkan untuk disimpan pada sebuah komputer yang
bertindak sebagai server. Cara ini memungkinkan perusahaan membeli sebuah
perangkat lunak dan dipasang di server, kemudian orang yang memerlukannya
dapat mengakses program tersebut.
3. Mendukung kecepatan berkomunikasi.
Dengan adanya dukungan jaringan komputer, komunikasi dapat dilakukan
lebih cepat. Misalnya saja rapat lewat telekonferensi.
8
4. Memudahkan pengaksesan informasi.
Jaringan komputer memudahkan pengaksesan informasi. Seseorang dapat
bepergian ke mana saja dan tetap mengakses data yang terdapat pada server
ketika ia membutuhkannya.
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer
meminta dan memberikan layanan (service).
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer
Jaringan komputer dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu :
1. Berdasarkan Skala
Local Area Network (LAN)
Suatu jaringan komputer yang menghubungkan suatu komputer dengan
komputer lain dengan jarak yang terbatas dan mencakup area dalam suatu
ruang, gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya
menggunakan media transmisi berupa kabel. Jarak jangkauan areanya sekitar
10 – 10.000 meter.
Metropolitant Area Network (MAN)
Prinsip sama dengan LAN, hanya saja jaraknya lebih luas, yaitu 10.000 –
100.000 meter. Jaringan seperti ini biasanya menggunakan media transmisi
dengan mikro gelombang atau gelombang radio. Namun, ada juga yang
menggunakan jalur sewa (leased line).
9
Wide Area Network (WAN)
Jaringan yang mencakup antar kota, antar provinsi, antar negara dan bahkan
antar benua disebut dengan WAN. Jarak jangkauan areanya sekitar 100.000 –
1.000.000 meter.
2. Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer :
Client - server
Client – server adalah jaringan komputer yang salah satu ( boleh lebih )
komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain.
Komputer yang dilayani server disebut client. Layanan yang diberikan
bisa berupa akses Web, email, file, atau yang lain. Client server banyak
dipakai oleh Internet dan Intranet (Sofana, 2009).
Peer - to - peer
Peer - to – peer adalah jenis jaringan komputer di mana setiap komputer
bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan
memberikan access dari / ke komputer lain. Peer - to – peer banyak di
implementasikan pada LAN. Walaupun dapat diimplementasikan pada
MAN, WAN, atau Internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu
alasannya adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit
mengawasi security pada jaringan Peer - to – peer manakala pengguna
jaringan komputer sudah sangat banyak (Sofana, 2009).
10
3. Berdasarkan media transmisi data
Jaringan Berkabel (Wired Network)
Wire network adalah jaringan kompoter yang menggunakan kabel sebagai
media penghantar. Jadi, data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum
digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar
tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan dasar
tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan serat optik.
Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk
MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik
(Sofana, 2009).
Jaringan Nirkabel (Wireless Networks)
Wireless network adalah jaringan komputer yang menggunakan media
penghantar berupa gelombang radio atau cahaya ( infrared atau laser).
Saat ini sudah semakin banyak pusat perbelanjaan, airport, rumah sakit,
dan lokasi lain yang menyediakan layanan wireless network. Sehingga
pengguna dapat dengan mudah melakukan akses Internet menggunakan
handphone, laptop, PDA, dan perangkat mobile lainnya. Frekuensi yang
digunakan wireless network biasanya 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Sedangkan
penggunaan infrared dan laser umumnya hanya terbatas untuk jenis
jaringan yang hanya melibatkan dua buah titik saja yang disebut point to
point (Sofana, 2009).
11
4. Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas:
Topologi bus
Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus topologies.
Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus digunakan perangkat
jaringan atau network interface card (NIC) bernama ethernet. Jaringan
yang menggunakan topologi bus dapat dikenali dari pengunaan sebuah
kabel backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua peralatan
jaringan (device). Karena kabel backbone menjadi satu – satunya jalan
bagi lalu lintas data maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan
menyebabkan jaringan mati total(Sofana, 2008).
Topologi star
Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang
menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan sebuah kabel
UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card ke hub. Banyak sekali
jaringan rumah, sekolah, pertokoan, laboratorium, dan kantor yang
menggunakan topologi ini. Topologi star tampaknya yang paling popular
di antara semua topologi yang ada(Sofana, 2008).
Pada awal kemunculannya, topologi star tidak lebih baik dibandingkan
token ring. Hub yang masih digunakan akan menyebarkan data ke semua
komputer, walaupun komputer – komputer tersebut bukan komputer
penerima. Metode pengiriman data masih sama dengan topologi bus. Baik
bus maupun star sama – sama menggunakan CSMA/CD. Jadi, bisa
12
dibayangkan betapa sibuk dan ramainya lalu lintas data saat sebuah
komputer sedang mengirim data.
Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti hub
bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan hub. Switch dapat
mempelajari alamat hardware setiap ethernet card pada jaringan. Ketika
sebuah komputer mengirim data maka switch akan mengatur agar hanya
komputer tujuan saja yang akan dikirim data. Komputer – komputer lain
tidak akan dikirim data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media
jaringan. Pada satu saat, hanya sebuah komputer saja yang diizinkan
menggunakan media untuk pengiriman data. Sehingga kecepatan
maksimal dapat dicapai. Bayangkan jika jalan tol digunakan oleh sebuah
mobil saja. Tentunya mobil tersebut dapat melaju dengan kecepatan
maksimal.
Topologi ring
Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan
namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali dari
kabel backbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung
dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer terakhir maka
ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan komputer pertama(Sofana,
2008).
Topologi tree
Topologi tree disebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid. Topologi
tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan
13
dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan
beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar - LAN dilakukan via
hub. Masing – masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing
– masing pohon (tree). Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi
bus yang disebabkan persoalan broadcast traffic, dan kekurangan topologi
star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub.
Karakteristik yang dimiliki topologi tree mirip dengan topologi bus dan
star. Begitu juga dengan peralatan, kabel, dan teknik pemasangan. Apabila
kabel penghubung antar-hub putus, maka jaringan star masih tetap dapat
berfungsi, hanya saja hubungan dengan jaringan star yang lain akan
terganggu.
Walaupun disebut sebagai jaringan bus, namun tidak selalu harus
menggunakan kabel coaxial. Bisa saja menggunakan serat optic, wireless,
atau jenis kabel yang lain. Topologi tree banyak digunakan untuk
WAN(Sofana, 2008).
Topologi mesh
Topologi mesh dikenali dengan hubungan point to point ke setiap
komputer. Setiap komputer terhubung ke komputer lain melalui kabel, bisa
menggunakan kabel coaxial, twisted pair, bahkan serat optik. Topologi
mesh sangat jarang diimplementasikan. Selain rumit juga sangat boros
kabel. Apabila jumlah komputer semakin banyak maka instalasi kabel
jaringan akan semakin rumit juga. Topologi mesh cocok digunakan pada
jaringan yang sangat kritis. Pada awalnya jaringan mesh dikembangkan
14
untuk keperluan militer, seperti pusat kontrol senjata nuklir menggunakan
topologi ini. Apabila salah satu atau beberapa kabel putus masih tersedia
route alternatif melalui kabel yang lain
Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang diterapkan pada
router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka komputer akan
menentukan jalur mana yang akan ditempuh. Hanya salah satu jalur yang
akan digunakan walaupun tersedia kabel atau jalur yang lain. Saat ini
sudah mulai banyak orang yang mengimplementasikan topologi mesh.
Hanya saja media yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik,
bukan kabel. Topologi mesh juga banyak diterapkan pada WAN, seperti
jaringan internet(Sofana, 2008).
2.2 Teori Wireless
2.2.1 Sejarah Wireless LAN
Sejarah munculnya WLAN dimulai pada tahun 1997, sebuah lembaga
independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN yang pertama
diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada
frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data (throughput) maksimal 2
Mbps. Sayangnya peralatan yang mengikuti spesifikasi 802.11 kurang diterima
oleh pasar. Throught sebesar ini dianggap kurang memadai untuk aplikasi
multimedia dan aplikasi kelas berat(Sofana, 2008).
WLAN atau Wireless Local Area Network merupakan salah satu jaringan
komputer bersifat lokal yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media
15
transmisi data. Informasi data elektronik ditransfer dari satu komputer ke
komputer lain melalui gelombang radio.
Penyebaran jaringan nirkabel, seperti kebanyakan teknologi, seperti turun-
temurun dibawah naungan dari militer. Militer perlu suatu kemudahan, yang
mudah diterapkan, dan metode keamanan pertukaran data dalam suatu
lingkungan peperangan.
Ketika biaya teknologi nirkabel merosot dan mutu meningkat, itu menjadi
penghematan biaya untuk perusahaan - perusahaan yang dapat menggabungkan
bagian nirkabel ke dalam jaringan mereka. Teknologi nirkabel menawarkan
suatu jalan yang murah untuk kampus untuk menghubungkan bangunan satu
sama lain tanpa pemasangan kabel fiber atau tembaga.
2.2.2 Standarisasi Wireless LAN
Karena wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless
LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal -
hal seperti AM/FM radio. Federal Communications Commission (FCC)
mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN
sekarang, menerima beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika
Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic
Engineers (Sofana, 2008).
16
Beberapa Standar wireless LAN yang dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Spesifikasi Keterangan
802.11 Spesifikasi WLAN yang pertama, dibuat pada tahun 1997 standar
asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang
paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.
802.11a Gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan
(tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5
GHZ frekuensi band UNII.
802.11b Menggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat
dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.
802.11c Merupakan spesifikasi yang dipakai untuk keperluan koneksi
bridge. Sekarang 802.11c telah diubah menjadi 802.1.
802.11d Dibuat pada tahun 2001. Spesifikasi ini dipakai untuk pengaturan
spektrum sinyal
802.11e Dukungan QoS (Quality of Service) pada protokol WLAN.
802.11f Dibuat pada tahun 2003. Merupakan standar bagi protokol
komunikasi antar - access point.
802.11g Syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang
menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE
802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan untuk
lebih murah.
802.11h Dibuat pada tahun 2003. Merupakan pengembangan 802.11a dan
dibuat untuk mengantisipasi persoalan regulasi yang diterapkan
negara – negara di benua Eropa dan Asia Pasifik.
802.11i Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan 802.11 dengan dukungan
security.
802.11j Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan sinyal 5 GHz dan
mendukung regulasi yang diterapkan oleh negara Jepang.
802.11k Masih dalam tahap pengembangan. Merupakan spesifikasi yang
17
digunakan untuk sistem manajemen WLAN.
802.11l Dukungan kemampuan security pada WLAN. Spesifikasi ini
akhirnya dibatalkan oleh IEEE, karena dapat menimbulkan
kebingungan (sudah didefinisikan pada 802.11i)
802.11m Untuk keperluan pemeliharaan dokumentasi seluruh keluarga
802.11
802.11n Ditujukan untuk WLAN dengan kecepatan transfer data 108
Mbps. Di pasar dapat dijumpai dengan merk dagang MIMO atau
Pre-802.11n.
Pada umumnya lebih dikenal tiga standar wireless LAN dengan perbandingan
dalam tabel 2.2 (Sofana, 2008) :
802.11a 802.11b 802.11g
Data Rate(Mbps) 54 11 54
Operating Frequency (GHz) 5 2.4 2.4
Typical power output (mw) 40-800 100 100
Compatibility Not compatible
with 802.11b
or 802.11g
Not compatible
with 802.11a
or 802.11g
Compatible
with 802.11b
Range 305 meter 460 meter 460 meter
Interference risk Low High High
Price Expensive Cheap Moderate
Hot-spot access Poor Good Good
18
2.2.3 Access Point
Peralatan yang digunakan pada wireless LAN AP bertugas mengatur dan
menghubungkan koneksi beberapa peralatan Wi - Fi. AP dapat dianalogikan
dengan hub, hanya saja digunakan pada wireless LAN. Access Point juga dapat
menggabungkan jaringan wireless dengan wired dan dapat memperbesar
jangkauan WLAN(Sofana, 2008).
Gambar 2.1. Perangkat access point
Pada umumnya access point dibuat dengan kemampuan tambahan, seperti:
- DHCP server
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang
digunakan untuk keperluan alokasi IP address secara otomatis. Sehingga
pengguna komputer client tidak perlu melakukan konfigurasi IP address
secara manual.
- Firewall
Firewall merupakan software untuk keperluan security. Biasanya
firewall digunakan untuk mengatur akses keluar masuk jaringan lokal.
19
- NAT
NAT (Network Address Translation) merupakan suatu teknik yang
memungkinkan komputer – komputer dengan IP address private atau lokal
tetap dapat mengakses Internet (IP address public)
- ADSL atau dial-up modem
Access Point tertentu ada yang memiliki fitur sebagai modem. Sehingga
akses Internet via provider Internet dapat dilakukan tanpa bantuan modem
tambahan.
- Wireless Bridge
Access Point dengan fitur seperti ini dapat digunakan untuk
menghubungkan satu jaringan wireless dengan jaringan wireless yang lain.
2.2.3.1 Mode Access Point
Access point berkomunikasi dengan jaringan wireless dan jaringan
kabel serta dengan access point yang lain. Ada 3 mode konfigurasi access
point adalah :
- Root Mode
Mode ini digunakan ketika access point dihubungkan ke jaringan kabel
melalui interface Internet.
20
Gambar 2.2. Access Point dalam Root Mode
- Bridge Mode
Access point layaknya seperti jembatan wireless. Jembatan ini digunakan
untuk dua link atau lebih segment wired bersama-sama dengan wireless.
Gambar 2.3. Access point dalam Mode Bridge
- Repeater Mode
Access point mempunyai kemampuan untuk menyediakan up stream link
wireless menjadi jaringan kabel seperti normalnya saluran kabel.
21
Gambar 2.4 Access point dalam mode repeater
2.2.4 Wi - Fi Adapter
Wi - Fi adapter merupakan peralatan wireless utama. Tanpa Wi -Fi adapter
kita tidak dapat membangun WLAN. Wi - Fi adapter dapat disetarakan dengan
Ethernet card yang bekerja menggunakan gelombang radio. Sehingga ada yang
menyebut Wi - Fi adapter sebagai ethernet radio atau Wi - Fi radio.
Wi - Fi adapter tersedia untuk computer desktop, komputer laptop, atau
keduanya. Jenis yang pertama harus digunakan pada komputer yang memiliki
slot PCI atau ISA. Jenis kedua untuk slot PCMCIA atau CardBus. Sedangkan
jenis yang ketiga dapat digunakan pada computer desktop maupun laptop yang
telah menyediakan port USB. Wi - Fi adapter USB saat ini semakin popular
karena bersifat multifungsi. Selain itu juga mudah dibawa – bawa.
22
Gambar 2.5. Wi - Fi adapter jenis PCMCIA, PCI, dan USB
2.2.4.1 Tipe Wireless Router
- Wireless bridge
Menyediakan koneksi antara segmen wired LAN dan digunakan dalam
konfigurasi point to point atau point to multipoint. Wireless bridge adalah
half duplex hanya pada komunikasi wireless layer dua.
Gambar 2.6. Point - to - point wireless bridge link
23
- Mode Wireless Bridge
Mode wireless bridge terdiri atas :
• Mode Root
• Mode Non - root
• Mode Access Point
• Mode Repeater
- Mode Root
Satu bridge dalam masing - masing root harus diset sebagai root bridge.
Sebuah root bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non - root bridge
dan peralatan klien yang lain tidak dapat berhubungan dengan root
bridge yang lain.
Gambar 2.7 Komunikasi root bridge dengan non - root bridge
24
- Mode Non - Root
Wireless bridge menyertakan dalam mode non-root, dengan wireless ke
wireless bridge yang berada dalam model root. Beberapa industri
wireless bridge mendukung koneksi client ke mode non - root bridge
dimana bridge tersebut berada dalam mode access point. Peralatan client
berhubungan dengan AP (bridge dalam mode access point) dan bridge
berkomunikasi dengan bridge. Ketika menggunakan protokol spanning
tree, semua bridge non root harus memiliki koneksi ke bridge root.
- Mode Access Point
Beberapa perusahaan mengambil administrator yang mampu
menghubungkan client dengan bridge, yang sebenarnya hanya
memberikan fungsional access point bridge.
- Mode Repeater
Wireless bridge juga dapat dikonfigurasi seperti repeater, seperti gambar
2.8 Pada konfigurasi repeater, bridge akan diposisikan antara dua bridge
yang lain untuk tujuan menambahkan panjang segmen wireless bridge.
25
Gambar 2.8. Wireless bridge pada mode repeater
- Wireless Workgroup Bridge
Perbedaan besar antara bridge dan work group bridge adalah wireless
group sebagai perangkat client. Wireless Workgroup Bridge mampu
mengumpulkan berbagai perangkat client wired LAN ke dalam satu
client wireless LAN kolektif.
Gambar 2.9 Wireless Workgroup Bridge diinstall pada jaringan
26
- Perangkat Client Wireless LAN
Yang termasuk dalam perangkat ini adalah :
• PCMCIA dan Compact Flash Card
• Ethernet dan Serial Cinverters
• USB Adapter
• PCI dan ISA Adapter
Client wireless LAN adalah titik end - user seperti dekstop, laptop atau
PDA memerlukan konektifitas wireless ke dalam infrastruktur jaringan
wireless.
- Wireless Residential Gateway
Perangkat yang didesain untuk hubungan small number node wireless
untuk perangkat tunggal pada layer 2(wired dan wireless) dan layer 3
hubungan internet atau jaringan lainnya.
Gambar 2.10 Wireless residential gateway diinstall pada jaringan
27
2.2.5 Pemilihan Jenis Spesifikasi Wireless LAN
Saat ini dapat dijumpai beberapa jenis spesifikasi Wireless LAN, yaitu
802.11a, 802.11b, 802.11g. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b,
sehingga dapat ditukarkan. Sebuah komputer yang menggunakan jenis 802.11g
dapat memanfaatkan access point 802.11b dan begitu pula sebaliknya(Sofana,
2008).
Pilihlah perangkat 802.11a jika :
o Memerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 54 Mbps.
o WLAN akan digunakan untuk aplikasi multimedia, transfer file berukuran
besar seperti gambar, video, dan audio.
o Menghindari atau meminimalkan interferensi dengan peralatan wireless lain.
o Sebuah access point hendak diakses oleh banyak user.
o Berencana untuk ke depannya memperbesar kapasitas host.
Pilihlah perangkat 802.11b jika :
o Memerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 11 Mbps.
o Ingin memperluas WLAN 802.11b yang sudah ada.
o Sebuah access point hendak diakses oleh sedikit user.
o Menginginkan perangkat WLAN yang dapat melakukan penetrasi tembok
penghalang secara optimal.
o Meninginkan perangkat WLAN yang dapat menjangkau seluruh bagian
ruangan (indoor).
o Memerlukan akses WLAN menggunakan Pocket PC, PDA, dan peralatan
genggam lainnya.
28
Pilihlah perangkat 802.11g jika :
o Memerlukan kecepatan transfer data (teoritis) hingga 54 Mbps.
o Ingin memperluas WLAN 802.11b yang sudah ada.
o WLAN akan digunakan untuk aplikasi multimedia, transfer file berukuran
besar seperti gambar, video, dan audio.
o Menginginkan perangkat WLAN yang dapat melakukan penetrasi tembok
penghalang secara optimal.
o Meninginkan perangkat WLAN yang dapat menjangkau / melakukan
penetrasi tembok penghalang dengan baik (indoor).
o Sebuah access point hendak diakses oleh sedikit user.
2.2.6 Authentication dan Association
Proses dalam menghubungkan untuk suatu wireless LAN terdiri dari dua
sub - processes yang terpisah, yaitu authentication dan association. Sebagai
contoh, ketika kita berbicara tentang suatu kartu wireless PC yang
menghubungkan untuk suatu wireless LAN, kita katakan bahwa kartu PC telah
dibuktikan asli, dengan dan telah berhubungan dengan suatu titik akses yang
tertentu. Ingatlah bahwa ketika kita berbicara tentang asosiasi, kita sedan g
menyatakan layer 2 connectivitas dan pengesahan secara langsung menyinggun g
kepada kartu PC radio.
29
2.2.6.1 Authentication
Karena komunikasi wireless dapat dengan mudah dikirim atau diterima
oleh stasiun – stasiun yang tidak mempunyai hak akses, suatu stasiun harus
dapat membuktikan dirinya sebelum diizinkan untuk mengirim data.
Kemudian stasiun mobile tersebut diasosiasikan oleh stasiun pusat, stasiun
pusat mengirim rangkaian cobaan yang khusus ke stasiun mobile untuk
mengakses ke dalam jaringan, jika stasiun mobile mengetahui password yang
ditetapkan untuknya(Tanenbaum, 2003).
Dalam menyatakan password dengan rangkaian enkripsi dan mengirim
kembali ke stasiun pusat. Jika hasilnya benar, stasiun mobile yang sudah
terdaftar dalam jaringan. Dalam standar awal, stasiun pusat tidak
mengidentifikasi stasiun mobile, tetapi bekerja untuk memperbaiki kerusakan
yang berkelangsungan.
Gambar 2.11. Proses Authentication
30
2.2.6.2 Association
Untuk berasosiasi dengan access point, suatu stasiun melakukan hal – hal
berikut(Forouzan, 2003) :
1. Stasiun mengirim rangkaian probe request
2. Semua access point mencapai respon dengan suatu rangkaian probe
request
3. Stasiun memilih salah satu access point dan mengirim rangkaian
association request.
4. Access point merespon dengan suatu rangkaian association response.
Gambar 2.12. Proses Assosiasi
2.2.7 Aplikasi dari Wireless LAN
1. Hot-Spot
Hot-spot adalah situs yang menawarkan akses internet melalui jaringan
area local nirkabel melalui penggunaan router yang terhubung ke link ke
penyedia layanan internet. Hot-spot biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi
untuk jaringan nirkabel.
31
Wireless LAN kebanyakan menyebar dalam suatu lapisan akses,
maksudnya mereka digunakan sebagai suatu titik masukan ke dalam suatu
kabel jaringan. Gambar 2.13 menggambarkan klien dengan cepat
memperoleh akses dalam suatu kabel jaringan melalui hubungan suatu alat
koneksi .
Gambar 2.13. Akses role hot-spot dari wireless LAN
2. Small office-Home office
Bentuk jenis ini juga digunakan oleh banyak perusahaan yang hanya
mempunyai beberapa karyawan. Dalam perusahaan ini mempunyai
kebutuhan untuk membagi informasi antar para pemakai dan koneksi internet
tunggal untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas. Untuk aplikasi ini -
small office-home office, atau SOHO- wireless LAN sangat mudah dan solusi
yang efektif.
32
Gambar 2.14. SOHO wireless LAN
3. Mobilitas
Sebagai suatu solusi lapisan akses, wireless LAN tidak dapat digantikan
dengan kabel LAN dalam kondisi kecepatan data (100BaseTx tiap 100Mbps
versus IEEE 802.11a tiap 54Mbps). Wireless LAN melakukan penawaran
dalam peningkatan suatu mobilitas (seperti pada gambar 2.15) sebagai awal
perdagangan untuk kecepatan dan mutu layanan.
Gambar 2.15. Mobilitas
33
2.3 Teori Global Positioning System
Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi satelit yang
berfungsi dengan baik di mana sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah,
dan waktu. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui posisi
kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time dan lokasi sekitar
yang dituju. GPS memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk
menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta
digital.
2.3.1 Cara Kerja GPS
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada
tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu :
• Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat
berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi,
ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian
kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi
yang tepat dari satelit ini disebut dengan data empiris, yang nantinya akan di
kirimkan kepada alat navigasi kita.
34
• Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi,
sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur
sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling
sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan,
kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Data ini
dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki
kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat
navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang
diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur
jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk
mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat
dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit,
sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat
diatasnya.
• Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan
memancarkan data yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data
tersebut berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang
dipancarkan terus menerus oleh satelit. Untuk menunjukkan koordinat sebuah
titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah
35
satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi),
diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat
navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah
koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang
diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat
posisinya dengan lebih tepat.
Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
• Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih
dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
• Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat
diterima.
• Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
• Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
• Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
• Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2
buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam
lembah.
36
• Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi,
dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat
menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
2.4 Base Transceiver Station (BTS)
Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat
ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan
jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut cell.
Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang
tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station
Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat
optik.
2.5 Social Networking
Social Networking (jejaring sosial) adalah suatu layanan online, platform,
atau situs yang membangun hubungan sosial antara orang-orang, misalnya saling
sharing informasi dan aktivitas. Sebuah layanan jaringan sosial pada dasarnya
terdiri dari profil setiap pengguna, hubungan sosial (komunitas), dan berbagai
layanan tambahan.
37
2.6 Layanan Berbasis Lokasi
Layanan Berbasis Lokasi (Location – Based Service) merupakan layanan
informasi yang mengutilisasi kemampuan untuk menggunakan informasi lokas i
dari perangkat bergerak dan dapat diakses dengan perangkat bergerak melalui
jaringan telekomunikasi bergerak (Steiniger, et al., 2006).
Terdapat beberapa komponen dasar pada LBS, antara lain :
1. Mobile Device
Perangkat bagi pengguna yang digunakan untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Hasilnya dapat berupa suara, gambar, teks, dan lainnya.
Perangkat – perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon selular, dan
notebook.
2. Communication Network
Komponen ini merupakan komponen jaringan komunikasi yang mengirim
data pengguna dan permintaan layanan yang dibutuhkan dari perangkat
bergerak ke penyedia layanan dan informasi yang diminta ke pengguna.
3. Positioning Component
Dalam pemrosesan suatu layanan biasanya posisi pengguna harus sudah
ditentukan. Posisi pengguna dapat diperoleh baik dengan menggunakan
jaringan komunikasi bergerak atau dengan menggunakan Global Positioning
System (GPS). Kemungkinan lebih lanjut untuk menentukan posisi adalah
dengan WLAN. Metode penentuan posisi khususnya dapat digunakan untuk
navigasi dalam ruangan seperti di museum.
38
4. Service and Application Provider
Penyedia layanan menawarkan sejumlah layanan yang berbeda untuk
pengguna dan bertanggung jawab untuk memproses permintaan layanan.
Layanan ini menawarkan perhitungan posisi, menemukan rute, pencarian
halaman berkenaan dengan posisi atau mencari informasi spesifik tentang
objek sekitar yang dituju oleh pengguna dan sebagainya.
5. Data and Content Provider
Penyedia layanan biasanya tidak menyimpan dan menjaga semua
informasi yang dapat diminta oleh pengguna. Oleh karena itu basis data
geografis dan data lokasi informasi biasanya diminta dari otoritas maintenance
(misalnya lembaga pemetaan) atau bisnis dan mitra industri
Ada lima kegiatan yang didasari kebutuhan pengguna terhadap informasi
geografis, yaitu:
1. Mengetahui di mana dia berada (locating)
2. Mencari lokasi seseorang, suatu objek, atau kejadian (searching)
3. Menanyakan arah untuk mencapai suatu lokasi (navigating)
4. Menanyakan property dari suatu lokasi (identifying)
5. Mencari lokasi sekitar yang berhubungan dengan objek (checking)
2.7 Basis Data
Basis data adalah tempat penyimpanan data yang besar yang bisa digunakan
secara bersama-sama oleh satu maupun banyak pengguna. Selain data yang ada
39
tidak akan berulang, semua data akan diintegrasi dengan jumlah duplikasi yang
minimum (Connolly, et al., 2002). Penggunaan basis data memungkinkan
user/program lain dapat mengakses dan memanipulasi data-data tersebut. Dengan
adanya pengunaan basis data juga berguna untuk mencegah redudansi data. Selain
itu, basis data juga memberikan keamanan atas hak akses data.
2.8 Teori Layanan
Sebuah layanan adalah suatu produk yang intangible yang tidak akan ada
hingga diminta oleh pelanggan. Layanan tidak bisa disimpan, diinventorikan, atau
dilihat sebagai barang jadi. Jika sebuah layanan tidak dikonsumsi secara cepat
setelah produksi, layanan tersebut akan menghilang (Daft, 2009).
Kualitas sebuah layanan hanya bisa dirasa dan tidak bisa diukur dan
dibandingkan secara langsung dengan cara yang sama seperti perbandingan
produk. Salah satu karakteristik yang mempengaruhi kualitas sebuah layanan
adalah kecepatan respon atau daya tanggap. Sebuah layanan harus bisa segera
disediakan ketika pelanggan menginginkan dan membutuhkannya (Daft, 2009).
Menurut Armistead, sampai tingkat tertentu, semua organisasi dinilai dari
kemampuannya menanggapi dengan cepat suatu kejadian, apakah itu kecepatan
menyadari adanya kebutuhan pelanggan atau kemampuan mengadakan layanan
yang sempurna dan lebih cepat dari pada pesaing.
Prinsip yang harus dipegang dalam melayani pelanggan adalah pelanggan
harus dapat menghubungi orang yang dapat melaksanakan keinginan pelanggan
dengan cepat dan mudah. Masalah milik pelanggan yang sudah menelepon atau
40
menulis surat dan tahu bahwa ia sedang melakukan kontak harus diambil secara
cepat dan efisien. Dengan kata lain, pelanggan harus segera tahu bahwa mereka
tidak lagi menghadapi masalah, karena masalah itu sudah ditanggulangi
organisasi (Armistead, et al., 1996)
Salah satu karakteristik yang mendefinisikan sebuah layanan adalah
pentingnya pemilihan tempat atau lokasi layanan. Dikarenakan layanan itu
bersifat intangible, layanan harus ditempatkan di mana pelanggan ingin dilayani.
Layanan-layanan yang ada dibaurkan dan diletakkan dekat secara geografis
dengan pelanggan untuk mempercepat pelanggan mendapatkan layanan (Daft,
2009).
2.9 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan
beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan
yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten, et al., 2004).
Entitas
Kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita
perlukan untuk meng-capture dan menyimpan data. Entitas dapat digambarkan
dengan sebuah kotak seperti pada gambar 2.16.
Gambar 2.16. Simbol Entitas
Entitas
41
Candidate Key
Satu dari sekian banyak key yang menjadi calon sebagai primary key suatu
entitas, sering disebut dengan candidate identifier.
Primary Key
Candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi contoh
entitas tunggal. Dilambangkan dengan PK pada suatu entitas
Foreign Key
Primary Key suatu entitas yang digunakan dalam entitas lain untuk
mengidentifikasi contoh hubungan. Dilambangkan dengan teks FK yang tertera di
dalam entitas yang saling berhubungan.
Hubungan (Relationship)
Asosiasi bisnis alami antara satu entitas atau lebih, hubungan tersebut dapat
menyatakan kejadian yang menghubungkan entitas atau hanya persamaan logika
yang ada di antara entitas. Gambar 2.17 menggambarkan contoh hubungan antar
entitas dengan skala kardinalitas yang ada.
Gambar 2.17. Hubungan antar Entitas
1 Relates 1…*
Entitas 1
Entitas 2
42
2.10 Unified Modeling Language
Unified Modeling Language (UML) merupakan sebuah perkakas untuk
membantu pengembang sistem dalam mengetahui visi untuk suatu sistem, dan
mengkomunikasikan visi tersebut ke orang – orang yang berhubungan dengan
sistem dengan sekumpulan simbol dan diagram (Schumller, 1999). UML
ditemukan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson pada tahun
1990-an. UML lalu dikembangkan lagi oleh konsortium UML hingga akhirnya
mencapai versi 1.0 pada tahun 1997. Sekarang UML sudah menjadi sistem notasi
umum yang dipakai pengembang sistem.
UML terdiri dari beberapa elemen grafis yang bergabung dengan aturan
tertentu untuk membentuk diagram – diagram. Tujuan dari diagram – diagram ini
adalah untuk memberikan sudut pandang berbeda – beda terhadap suatu sistem,
dan sekumpulan sudut pandang yang berbeda disebut model. Sebuah model UML
dari sebuah sistem bisa diibaratkan seperti model skala dari sebuah gedun g
dengan penjelasan terhadap gedung dari arstiteknya. Sebuah model UML hanya
mendeskripsikan apa yang akan suatu sistem lakukan, bukan bagaimana cara
mengimplementasikan sistem tersebut.
Berikut ini adalah diagram – diagram yang tergabung dari UML.
- Class Diagram
- Object Diagram
- Use Case Diagram
- State Diagram
- Sequence Diagram
43
- Activity Diagram
- Collaboration Diagram
- Component Diagram
- Deployment Diagram
Walaupun UML memiliki beberapa jenis diagram, namun tidak semua
diagram tersebut perlu dibuat. Pada umumnya, model – model UML yang akan
dibuat hanya memiliki subset dari seluruh diagram yang ada. Tujuan dari UML
sebenarnya adalah menyediakan pemahaman yang cukup kepada orang – orang
yang berhubungan dengan sistem. Penelitian ini pun hanya melibatkan beberapa
diagram antara lain use case diagram, dan sequence diagram. Kedua diagram ini
akan dijelaskan di subbab berikut.
2.10.1 Use Case Diagram
Sebuah use case diagram pada Unified Modeling Language (UML)
merupakan jenis diagram perilaku yang didefinisikan oleh dan diciptakan dari
analisis kasus. Tujuannya adalah untuk menyajikan gambaran grafis dari
fungsionalitas yang disediakan oleh sistem dalam hal pelaku, tujuan mereka
(direpresentasikan sebagai kasus penggunaan), dan setiap ketergantungan
antara kasus-kasus digunakan. Tujuan utama dari sebuah use case diagram
adalah untuk menunjukkan apa yang dilakukan fungsi sistem yang aktor.
Use case diagram dibentuk dari skenario – skenario yang berkaitan dengan
kegunaan sistem yang dinotasikan dengan sebuah sebuah use case. Setiap
scenario mendeskripsikan suatu rentetan kejadian. Setiap rentetan kejadian itu
44
diinisiasi bisa oleh seorang pengguna sistem, sistem lain yang berhubungan,
perangkat keras yang ada di sistem, atau waktu. Entitas – entitas yang
menginisiasi rentetan kejadian ini dinamakan aktor. Aktor memiliki notasi
stick figure seperti pada Gambar 2.18 Notasi aktor menggunakan sebuah use
case digambarkan pada Gambar 2.19.
Gambar 2.18 Notasi Aktor Pada Use Case
Gambar 2.19 Use Case
2.10.2 Sequence Diagram
Sequence diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi
antar obyek dan mengindikasikan komunikasi di antara objek - objek tersebut.
Diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh
objek - objek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Objek - objek
Aktor
Aktor
Sistem
use case
45
tersebut kemudian diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi
interaksi biasanya ditaruh di paling kiri dari diagram.
Pada diagram ini, dimensi vertikal merepresentasikan waktu. Bagian
paling atas dari diagram menjadi titik awal dan waktu berjalan ke bawah
sampai dengan bagian dasar dari diagram. Garis vertikal, disebut lifeline,
dilekatkan pada setiap objek atau aktor. Kemudian, lifeline tersebut
digambarkan menjadi kotak ketika objek melakukan suatu operasi , kotak
tersebut disebut activation box. Objek dikatakan mempunyai live activation
pada saat tersebut.
Pesan yang dipertukarkan antar objek digambarkan sebagai sebuah anak
panah antara activation box pengirim dan penerima. Kemudian di atasnya
diberikan label pesan. Salah satu contoh sequence diagram digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 2.20 Sequence Diagram
46
Tujuan penggunaan sequence diagram :
1. Mengkomunikasikan requirement kepada tim teknis karena diagram ini
dapat lebih mudah untuk dielaborasi menjadi model design.
2. Merupakan diagram yang paling cocok untuk mengembangkan model
deskripsi use-case menjadi spesifikasi design.
Waktu Penggunaan sequence diagram :
1. Pada tahap discovery : Sequence diagram dari use case yang dipilih dibuat
oleh Business Analyst.
2. Pada tahap construction : System analyst menggunakan use case dan
sequence diagram yang dibuat oleh Business Analyst sebagai input untuk
pembuatan technical sequence diagram yang akan ditinjau kembali oleh
Business Analyst.
3. Pada tahap final verification and validation : sequence diagram digunakan
untuk merancang test dari use-case scenario.