Post on 22-Jan-2016
description
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Di dunia sekurangnya 200000 kasus dan 65000 kematian terjadi
akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah umur 5 tahun Di Amerika
serikat gejala disentri basiler lebih banyak disebabkan oleh Shigella
sonnei dibandingkan spesies lainnya Pada tahun 1989 terdapat 25010
kasus disentri yang dilaporkan ke Center of Disease Control (CDC) 80
disebabkan oleh Shigella sonnei sisanya terutama disebabkan oleh
Shigella flexneri sedangkan Shigella dysentriae dan Shigella boydii
menyebabkan kurang dari 2 dari seluruh infeksi Shigella di Amerika
Serikat Hal ini berbalikan dengan kejadian di negara-negara yang
berkembang yang higien dan sanitasinya jelek Shigella dysentriae dan
Shigella boydii merupakan spesies yang lebih sering diisolasi diikuti
Shigella flexneri dan Shigella sonnei Di Indonesia dilaporkan 5 dari
3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler1234
Bakteri Shigella dysenteriae merupakan bakteri penyebab penyakit
disentri termasuk bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek atau
basil tunggal tidak berspora tidak berflagel sehingga tidak bergerak
Bakteri ini menghasilkan eksotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik
dan enterotoksis sehingga anak-anak yang terjangkit disentri basiler dapat
menderita kejang Eksotoksin ini adalah protein terlarut yang tidak tahan
panas Darah dan lendir dalam tinja penderita penyakit diare yang
mendadak merupakan petunjuk kuat bagi disentri basiler15
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan
Nomor 246MenkesPerV1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan
bahan hewan bahan mineral sediaan galenik atau campuran dan bahan-
1
bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman678
Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional
di Indonesia termasuk di Kalimantan Tengah adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim yang memiliki
kandungan kimia yang akan menimbulkan efek farmakologi jika
dikonsumsi atau digunakan sebagai obat herbal diantaranya antidiare
antiinflamasi immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan8
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di pasar Kahayan
Palangka Raya berupa kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100
orang diperoleh hasil bahwa 85 responden mengenalnya dengan
sebutan kunyit putih 90 mengetahui manfaat kunyit putih sebagai obat
tradisional 60 informasi tersebut didapatkan secara turun-menurun 40
sebagai minuman yang menyehatkan tubuh 25 menggunakannya
sebagai obat mual atau muntah dan 5 sebagai obat diare 90
menggunakan bagian rimpang 80 membelinya dipasar 80
mengelolanya dengan cara direbus kemudian airnya diminum
Berdasarkan penjelasan diatas menyebabkan peneliti tertarik untuk
meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit
(Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae dengan
metode dilusi
12 Rumusan Masalah
1 Berapa kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae
dengan metode dilusi cair
2 Berapa kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae
dengan metode dilusi padat
13 Tujuan Penelitian
2
131 Tujuan Umum
Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae
132 Tujuan Khusus
1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi cair
2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi padat
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan
sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi
prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang
disebabkan bakteri Shigella dysentriae
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
21 Bakteri Shigella dysentriae
Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898
Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara
tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella
sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae
Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram
negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi
asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan
antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah
tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella
flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub
tropis atau daerah industri59
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae
Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella
dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9
Divisio Monomychota
Subdivisio Schizomycetea
Clasiss Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
Familia Enterobacteriaceae
Tribe Eschericeae
Genus Shigella
Species Shigella dysenteriae
Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9
4
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli
Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini
merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella
menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi
menjadi empat serogroup yaitu 5910
Serogroup A S dysenteriae
Serogroup B S flexneri
Serogroup C S boydii dan
Serogroup D S sonnei
Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara
serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler
tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada
masing-masing spesies 910
212 Morfologi amp Sifat Biakan
Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping
tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif
Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara
aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa129
5
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman678
Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional
di Indonesia termasuk di Kalimantan Tengah adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim yang memiliki
kandungan kimia yang akan menimbulkan efek farmakologi jika
dikonsumsi atau digunakan sebagai obat herbal diantaranya antidiare
antiinflamasi immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan8
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di pasar Kahayan
Palangka Raya berupa kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100
orang diperoleh hasil bahwa 85 responden mengenalnya dengan
sebutan kunyit putih 90 mengetahui manfaat kunyit putih sebagai obat
tradisional 60 informasi tersebut didapatkan secara turun-menurun 40
sebagai minuman yang menyehatkan tubuh 25 menggunakannya
sebagai obat mual atau muntah dan 5 sebagai obat diare 90
menggunakan bagian rimpang 80 membelinya dipasar 80
mengelolanya dengan cara direbus kemudian airnya diminum
Berdasarkan penjelasan diatas menyebabkan peneliti tertarik untuk
meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit
(Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae dengan
metode dilusi
12 Rumusan Masalah
1 Berapa kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae
dengan metode dilusi cair
2 Berapa kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella dysentriae
dengan metode dilusi padat
13 Tujuan Penelitian
2
131 Tujuan Umum
Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae
132 Tujuan Khusus
1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi cair
2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi padat
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan
sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi
prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang
disebabkan bakteri Shigella dysentriae
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
21 Bakteri Shigella dysentriae
Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898
Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara
tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella
sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae
Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram
negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi
asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan
antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah
tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella
flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub
tropis atau daerah industri59
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae
Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella
dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9
Divisio Monomychota
Subdivisio Schizomycetea
Clasiss Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
Familia Enterobacteriaceae
Tribe Eschericeae
Genus Shigella
Species Shigella dysenteriae
Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9
4
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli
Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini
merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella
menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi
menjadi empat serogroup yaitu 5910
Serogroup A S dysenteriae
Serogroup B S flexneri
Serogroup C S boydii dan
Serogroup D S sonnei
Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara
serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler
tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada
masing-masing spesies 910
212 Morfologi amp Sifat Biakan
Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping
tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif
Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara
aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa129
5
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
131 Tujuan Umum
Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae
132 Tujuan Khusus
1 Mengetahui kadar hambat minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi cair
2 Mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol rimpang
kunyit putih (Kaempferia rotunda L) terhadap bakteri Shigella
dysentriae dengan metode dilusi padat
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan tenaga kesehatan tentang ekstrak etanol rimpang kunyit
putih (Kaempferia rotunda L) yang dapat digunakan sebagai pengobatan
sekaligus untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan guna mengurangi
prevalensi infeksi saluran percernaan seperti disentri basiler yang
disebabkan bakteri Shigella dysentriae
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
21 Bakteri Shigella dysentriae
Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898
Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara
tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella
sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae
Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram
negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi
asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan
antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah
tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella
flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub
tropis atau daerah industri59
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae
Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella
dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9
Divisio Monomychota
Subdivisio Schizomycetea
Clasiss Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
Familia Enterobacteriaceae
Tribe Eschericeae
Genus Shigella
Species Shigella dysenteriae
Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9
4
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli
Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini
merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella
menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi
menjadi empat serogroup yaitu 5910
Serogroup A S dysenteriae
Serogroup B S flexneri
Serogroup C S boydii dan
Serogroup D S sonnei
Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara
serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler
tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada
masing-masing spesies 910
212 Morfologi amp Sifat Biakan
Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping
tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif
Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara
aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa129
5
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
TINJAUAN PUSTAKA
21 Bakteri Shigella dysentriae
Bakteri Shigella dysentriae merupakan penyebab disentri basiler yang
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga pada tahun 1898
Terdapat 4 spesies yaitu Shigella dysenteriae yang umum terjadi di negara
tropis (berat) Shigella flexneri Shigella boydii (sedang) dan Shigella
sonnei (ringan) Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae
Bakteri bersifat nonmotil tidak membentuk spora berbentuk batang Gram
negatif katalase positif oksidase negatif dan fakultatif anaerob Produksi
asam tanpa gas dari glukosa bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan
antara 10 ndash 45 oC pH optimum 6ndash8 dan peka terhadap panas Di daerah
tropis yang tersering ditemukan ialah Shigella dysenteri dan Shigella
flexneri sedangkan Shigella sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub
tropis atau daerah industri59
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae
Berdasarkan Todarrsquos Online Textbook of Bacteriology Shigella
dysenteriae digolongkan dalam taksonomi sebagai berikut 9
Divisio Monomychota
Subdivisio Schizomycetea
Clasiss Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
Familia Enterobacteriaceae
Tribe Eschericeae
Genus Shigella
Species Shigella dysenteriae
Genus Shigella mempunyai empat spesies yaitu 9
4
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli
Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini
merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella
menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi
menjadi empat serogroup yaitu 5910
Serogroup A S dysenteriae
Serogroup B S flexneri
Serogroup C S boydii dan
Serogroup D S sonnei
Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara
serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler
tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada
masing-masing spesies 910
212 Morfologi amp Sifat Biakan
Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping
tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif
Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara
aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa129
5
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Secara genetik bakteri Shigella tidak dapat dibedakan dengan E coli
Kebanyakan ahli taksonomi meyakini bahwa kedua organisme ini
merupakan spesies yang sama Namun karena kebanyakan galur Shigella
menyebabkan disentri basiler sedangkan E coli tidak Shigella dibagi
menjadi empat serogroup yaitu 5910
Serogroup A S dysenteriae
Serogroup B S flexneri
Serogroup C S boydii dan
Serogroup D S sonnei
Serogroup A B C secara biokimia ada kemiripan sementara
serogroup D berbeda Semua Shigella dapat menyebabkan disentri basiler
tetapi beratnya penyakit mortalitas dan epidemiologinya bervariasi pada
masing-masing spesies 910
212 Morfologi amp Sifat Biakan
Shigella dysenteriae merupakan bakteri berbentuk batang ramping
tidak berkapsul tidak bergerak tidak membentuk spora dan Gram negatif
Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda 129
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif tetapi paling baik tumbuh secara
aerob Koloninya konveks bulat transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam (Gambar 21) Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya
meragikan laktosa129
5
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae
Semua Shigella meragikan glukosa Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonnei Ketidakmampuannya untuk meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan diferensial
Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas Bakteri ini dapat juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol
dan yang tidak seperti pada Tabel 2159
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen
Nama Sekarang Golongan dan Jenis
Manitol OrnitinDekarboksile
Sh dysenteriaeSh flexneriSh bodiSh Sonnei
ABCD
-+++
---+
213 Struktur Antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks Semua Shigella
mempunyai susunan antigen O beberapa strain tertentu memiliki antigen
K Terdapat tumpang tindih dalam hal sifat serologik berbagai spesies ini
dan sebagian besar bakteri mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh
bakteri enterik lainnya59
Antigen somatik O Shigella tersusun atas lipopolisakarida Spesifisitas
serologiknya bergantung pada polisakarida itu Terdapat lebih dari 40
serotipe Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigennya59
6
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
214 Faktor-faktor Patogenitas5910
1 Daya Invasi
Bakteri menembus masuk ke dalam lapisan sel epitel permukaan
mukosa usus di daerah ileum terminal kolon Pada lapisan epitel tersebut
bakteri Shigella memperbanyak diri Sebagai reaksi tubuh terjadi
peradangan diikuti dengan kematian sel dan mengeluapasnya lapisan
tersebut terjadilah tukak Bakteri Shigella tidak invasif dan tidak mampu
2 Enterotoksin
Enterotoksin yang dihasilkan Shigella adalah termolabil dan
menyebabkan penggumpalan cairan di ileum Aktivitas enterotoksin
terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri
basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar Beberapa penelitian
menunjukkan peranan enterotoksin pada disentri basiler belum jelas
Beberapa mutan Shigella dysenteriae tipe 1 yang nontoksigenik tetapi
mempunyai daya invasi dapat menimbulkan penyakit Diduga enterotoksin
bertanggung jawab atas terjadinya watery diarrhea pada tahap dini dan
kemudian timbul gejala klasik disentri basiler setelah organism
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar
3 Eksotoksin
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak
tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik
(merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan
Sebagai enterotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana
halnya enterotoksin E coli yang tak tahan panas mungkin dengan
mekanisme yang serupa Pada manusia eksotoksin ini juga menghambat
absorpsi gula dan asam amino pada usus kecil Sebagai ldquoneurotoksinrdquo zat
ini ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat fatal
infeksi Shigella dysenteriae serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat
(meningismus koma)
7
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Penderita dengan infeksi Shigella flexneri atau Shigella sonnei
membentuk antitoksin yang menetralkan eksotoksin Sdysentriae in vitro
Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif Shigella
pada disentri Keduanya dapat bekerja berurutan toksin menyebabkan
diare awal yang encer dan tidak berdarah dan invasi usus besar
mengakibatkan disentri lebih lanjut dengan tinja yang disertai darah dan
nanah
4 Neurotoksin dan Sitotoksin
Neurotoksin dan sitotoksin adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
oleh Shigella dysenteriae tipe 1 Shigella flexneri tipe 2a dan Shigella
sonnei Peranan neurotoksin dan sitotoksin pada patogenesis penyakit
disentri basiler belum jelas
22 Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron
(usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah diare encer dengan volume
sedikit buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri
saat buang air besar (tenesmus)5
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah5
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri yakni 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan nyeri saat buang air besar 2) berak-berak dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir11
221 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insidensi penyakit ini rendah Setiap tahunnya
kurang dari 500000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC) Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3
8
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis dari 748 kasus yang dirawat
karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999 dari 3848 orang
penderita diare berat ditemukan 5 Shigella11
Prevalensi amebiasis sangat bervariasi diperkirakan 10 populasi
terinfeksi Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80) Manusia
merupakan host dan reservoir utama Penularannya lewat kontaminasi
tinja ke makanan dan minuman dengan perantara lalat kecoak kontak
interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral Sanitasi lingkungan
yang jelek penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual
mempermudah penularannya11
222 Etiologi
Pada disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp Shigella adalah
basil non motil gram negatif famili enterobacteriaceae Ada 4 spesies
Shigella yaitu Sdysentriae Sflexneri Sbondii dan Ssonnei Terdapat 43
serotipe O dari Shigella Ssonnei adalah satu-satunya yang mempunyai
serotipe tunggal Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe
spesifik maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang
berbeda Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal
dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme Penyakit ini
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat Suatu keadaan
lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit
Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare adanya lendir dan
darah dalam tinja perut terasa sakit dan tenesmus5910
223 Patogenesis dan Patofisiologi
Semua strain Bakteri Shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare dengan konsistensi tinja biasanya
lunak disertai eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah5
9
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Bakteri Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah
maka dapat melewati barrier asam lambung Ditularkan secara oral melalui
air makanan dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien Setelah
melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel
mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya2510
Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileum
terminalis dapat juga terserang Kelainan yang terberat biasanya di daerah
sigmoid sedang pada ileum hanya hiperemik saja Pada keadaan akut dan
fatal ditemukan mukosa usus hiperemik lebam dan tebal nekrosis
superfisial tapi biasanya tanpa ulkus Pada keadaan subakut terbentuk
ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan
transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil tepi ulkus menebal
dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung5
Sdysentriae Sflexeneri dan Ssonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1 ShET2 dan toksin Shiga yang mempunyai sifat enterotoksik
sitotoksik dan neurotoksik Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga bakteri lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas Pada infeksi yang menahun akan
terbentuk selaput yang tebalnya sampai 15 cm sehingga dinding usus
menjadi kaku tidak rata dan lumen usus mengecil Dapat terjadi
perlekatan dengan peritoneum5
224 Gejala Klinis
Pada disentri basiler masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari
Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu Pada fase awal pasien
mengeluh nyeri perut bawah diare disertai demam yang mencapai 400C
Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan
lendir tenesmus dan nafsu makan menurun9
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan sedang
sampai yang berat Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
10
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
cekung Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S dysentriae Gejalanya timbul mendadak dan berat berjangkitnya cepat
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah muntah-muntah suhu
badan subnormal cepat terjadi dehidrasi renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong Akibatnya timbul rasa haus kulit
kering dan dingin turgor kulit berkurang karena dehidrasi Muka menjadi
berwarna kebiruan ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi) Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan9
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer anuria
dan koma uremik Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan
yang lama9
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi tinja
biasanya lebih berbentuk mungkin dapat mengandung sedikit
darahlendir Sedangkan pada kasus yang ringan keluhangejala tersebut
di atas lebih ringan Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat
serangan seperti kasus akut secara menahun Kejadian ini jarang sekali bila
mendapat pengobatan yang baik9
11
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) atau kadang kala disebut kunir
putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat
dengan kencur Berbeda dengan kencur yang banyak dipakai sebagai
bumbu masak kunyit putih lebih khusus dipakai untuk khasiat
pengobatannya12
231 Gejala Klinis
Di Palangka Raya kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biasa dikenal
sebagai jinger putih dan kunir putih namun kebanyakan orang tetap
menyebutnya kunyit putih Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri
atau temu lilin (Betawi) ardong kunir putih kunci pĕpĕt (Jawa)
dan konceacute pĕt Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal
sebagai Round-rooted Galangal13
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Menurut Riana (2011) klasifikasi kunyit putih adalah sebagai berikut8
Kerajaan Plantae
Devisi Spermatophyta
Sub devisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Zingiberales
Suku Zingiberaceae
Marga Kaempferia
Jenis Kampferia rontunda
Nama binominal Kaempferia rotunda Linn
Sinonim Kaempferia longa Jacq
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan
memiliki tinggi 30-70 cm Batangnya berpelepah lunak membentuk
rimpang dan berwarna hitam keabu-abuan Kunyit putih memiliki dua
fase pertumbuhan yaitu fase tumbuh pertama adalah pertumbuhan normal
dengan daun dan batang semu atau fase vegertaif8
12
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
a Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
Daunnya berbentuk bundar menjorong lebar panjang 30 cm lebar
75-10 cm berwarna hijau muda Permukaan daun sebelah atas belang-
belang cokelat sementara tangkai daunnya melebar Fase tumbuh kedua
adalah fase generatif dimana terdapat bunga yang bermunculan (Gambar
22)13
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia)
b Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
Bunga bermunculan di atas batang semu yang amat pendek dengan
daun yang menutupi permukaan tanah agak mirip tanaman kencur yang
sedang berbunga (Gambar 23) Bunga tumbuh bergerombol tabung
mahkota bunga panjangnya 5-75 cm bentuknya seperti bintang Kelopak
bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis Bibir bunga
berwarna ungu berwarna ungu muda kemerah-merahan agak pendek
bercuping dua Kepala sari bergelombang tepinya bercuping dua13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos)
13
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
c Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
Meskipun tergolong kecil kunyit putih dapat berumur tahunan
Rimpang kunyit putih tumbuh pendek ada beberapa rimpang yang
sekaligus tumuh bergerombol Akarnya berdaging seolah membengkak
membentuk umbi yang tidak terlalu besar kira-kira seukuran telur puyuh
Rimpang kunci pepet berwarna pucat banyak serat dan rasanya pahit
(Gambar 24)13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma)
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kunyit putih mempunyai rasa sepat dan agak sedikit pahit
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kunyit putih di antaranya
alkaloida saponin flavonoid polifenol dan minyak asiri8
Rimpang dan daun Kaempferia rotunda L mengandung
kurkuminoid saponin tanin dan minyak atsiri Minyak temu putih
mengandung 015 minyak atsiri yang terdiri dari 11 senyawa dan
terdapat 2 sebagai komponen utama yaitu benzyl benzoate (3061) dan
siklopropazulen (2685)8
Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang
terdiri atas curdione dan curcumol Memiliki sifat antioksidan yang dapat
menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker antiinflamasi
(peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah14
Kandungan kimia yang terdapat di dalam kunyit putih antara lain
saponin polifenol curcumin 2-norbornane 3-methylene caryophylen
oxcide cyclopentane acetaldehyde caryophylen dan cinnamyltiglate
14
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Tanaman ini juga memiliki sifat hemostatis (menghentikan pendarahan)
menambah nafsu makan analgesik antitoksik dan mempercepat
penyembuhan luka14
a Kurkumin
Senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin dikenal
sebagai warna kuning alami dan termasuk ke dalam kelompok senyawa
polifenol yang dapat mengubah permeabilitas membran sehingga
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri15
Kurkumin dan senyawa hasil biotransformasinya termasuk ke dalam
golongan senyawa polifenol oleh karena itu diduga memiliki mekanisme
antibakteri yang sama yaitu mendenaturasi protein membran Denaturasi
atau rusaknya protein membran akan mengubah permeabilitas membran
dan menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati Selain itu kurkumin pun memiliki kemampuan untuk menipiskan dan
mengubah fluditas membran1617
b Saponin
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol
tetapi tidak larut dalam eter Senyawa ini termasuk glikosida kompleks
dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman Sifat
yang khas dari saponin antara lain berasa pahit dan berbusa dalam air
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sogenin Busa
yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur senyawa
penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air Saponin dapat mengabsorbsi Ca dan Si dan
membawanya dalam saluran pencernaan Sebagian besar berupa glikosida
yang dapat mengikat satu (monodesmosida) dua (bidesmosida) atau tiga
(tridesmosida) rantai lukosa dan aglikonnya yang mengikat gugus ndashOH ndash
COOH dan ndashCH Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut18
1 Berasa pahit
2 Berbau dalam air
3 Mempunyai sifat detergen yang baik
15
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
4 Larut dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam eter
5 Mempunya aktivitas hemolisis merusak sel darah merah
6 Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
7 Mempunyai sifat antieksudatif
8 Mempunyai sifat antiinflamatori
Berdasarkan aglikonnya (sapogeninnya) saponin dapat dibagi dua
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid Kedua senyawa ini
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal-usul
biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid19 Struktur kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 25
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid
Mekanisme saponin sebagai antibakteri yaitu dengan mengganggu
stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol yang mana senyawa ini
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada
bakteri yang tersusun oleh 60 protein dan 40 lipid yang umumnya
berupa fosfolipid Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya
bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk
menghasilkan energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan
pertumbuhan dan bahkan kematian19
Setiap sel bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun
dominan oleh ergesterol yang bersifat permiabel selektif Selain itu
16
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
fosfolipid juga merupakan senyawa yang penting dalam pembentukan
membran sitoplasma bakteri Pada perusakan membran sitoplasma
senyawa saponin ion H+ yang selanjutnya menyerang gugus hidrofilik
(gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mengakibatkan
gugus hidroksi pada molekul ergosterol berikatan dengan hidrogen
terputus sehingga membran sel tidak mampu menahan tekanan dari
dalam akibatnya sitoplasma dalam sel akan menembus keluar Selain itu
pada molekul fosfolipid ion H+ dari senyawa saponin akan menyerang
gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai
menjadi gliserol asam karboksilat dan asam fosfat Hal ini mengakibatkan
fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma
akibatnya membran sitoplasma akan bocor sehingga zat-zat untuk
metabolisme sel bakteri terbuang keluar dan bakteri akan mati 19
c Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah minyak yang mudah
menguap dan tersusun dari banyak komponen senyawa kimia yang
berwujud cairan atau padatan dengan komposisi dan titik didih beragam
Secara umum minyak atsiri memiliki bioaktifitas sebagai antimikroba20
d Tanin
Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang cenderung larut
dalam air dan pelarut polar Senyawa ini merupakan golongan bahan alam
yang memberikan rasa kesat dan pahit dalam tanaman dan makanan
Golongan ini terdiri atas senyawa polifenol larut-air yang dapat memiliki
bobot molekul tinggi Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua
golongan tanin dapat terhidrolisis yang terbentuk dari esterifikasi gula
(misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan-sikimat (misalnya asam galat) dan tidak dapat terhidrolisis yang
kadang disebut tanin terkondensasi antar flavonoid Sesuai dengan
namanya tanin dapat terhidrolisis dan dihidrolisis oleh basa untuk
membentuk asam sederhana dan gula Sifat utama tanin adalah
kemampuannya dalam berikatan dengan protein Senyawa ini digunakan
17
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
untuk menyamak kulit menjernihkan bir dan sebagai astringen dalam
sediaan farmasi Tanin tersebar luas di dunia tanaman dan dapat
diproduksi oleh tanaman sebagai penghalang pakan karena ikatannya
dengan protein membuat tanaman tersebut tidak menarik untuk
dimakan2122
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk Tanin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menginaktifkan enzim dan mengganggu
transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga memiliki target
polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Selain itu
kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk melepaskan berbagai fungsi termasuk reduksi dari prekursor
ribonukleotida DNA Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang
kuat oleh tanin 192324
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Kandungan kimia yang terkandung pada kunyit putih akan
menimbulkan efek farmakologi yang ditimbulkan jika dikonsumsi atau
digunakan sebagai obat herbal Efek farmakologi ini berhubungan dengan
khasiat yang terdapat kunyit putih untuk mengatasi permasalahan
gangguan kesehatanpenyakit Efek farmakologi dari kunyit putih
diantaranya adalah astringent antidiare antidisentri antiinflamasi
immunostimulan antikanker dan penurunan panas badan Berikut akan
dijelaskan efek ndash efek farmakologis dari kunyit putih tersebut813
1 Antibiotik merupakan agen antimikroba adalah obat yang melawan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Antibiotika adalah
segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di dalam organisme
18
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme hanya saja targetnya adalah Sifat antibitotik pada kunyit
putih dapat dilihat sebagai obat anti disentri obat kencing nanah dan
mencret
2 Antiinflamasi merupakan adalah obat yang dapat menghilangkan
radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) Sifat
anti inflamasi pada kunyit putih tepat pada pengobatan pembengkakan dan
bisul
3 Analgesik merupakan obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman
pada orang yang menderita Analgesik merupakan lanjutan dari efek
farmakologis anti inflamasi
4 Immunostimulant atau yang juga dikenal sebagai yang dikenal
sebagai immunostimulators adalah zat (obat-obatan dan nutrisi) yang
merangsang sistem kekebalan tubuh dengan merangsang aktivasi atau
meningkatnya aktivitas dari setiap komponen Pada kunyit putih efek
immunostimulant ini adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh
5 Antioksidan merupakan zat yang berperan untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas Beberapa zat yang termasuk dalam
antioksidan diantaranya adalah polipenol mineral vitamin dan karotin
Pada umumnya zat ini sangat berperan untuk mencegah tubuh terserang
penyakit Dalam prosesnya antioksidan melindungi mencegah tubuh dari
serangan radikal bebas dengan cara menekan terjadinya kerusakan sel
dalam tubuh yang disebabkan oleh proses oksidasi radikal bebas
6 Antikanker merupakan senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk
pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan Obat antikanker sering
dinamakan pula sebagai obat sitotoksik sitostatik atau antineoplasma
19
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Sifat anti kanker pada kunyit putih berhubungan erat dengan sifat
immunostimlan karena sifat immunostimulan akan meningkatkan jumlah
limfosit yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh spesifik
meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker Sehingga dengan sifat ndash
sifat immunostimulan tadi kunyit putih dapat dijadikan obat alternatif anti
kanker
24 Teknologi Ekstraksi
241 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan Simpllisia dibedakan atas simplisia
nabati simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral25
Simplisia nabati berupa tumbuhan utuh bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan
belum berupa senyawa kimia murni25
Pembuatan serbuk simplisia dibuat dari simplisia dengan peralatan
tertentu sampai derajat kehalusan tertentu Proses ini dapat mempengaruhi
mutu ekstrak dengan dasar pada beberapa hal berikut25
a Makin halus serbuk proses ekstraksi makin efektif dan efisien namun
makin rumit pula teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi
b Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul
panas yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa
242 Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut
20
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat karbohidrat protein dan
lain-lain25
Menurut buku Farmakope Indonesia edisi IV Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Metode ekstraksi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
terdapat dua cara yaitu cara dingin dan cara panas25
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi
Pemilihan pelarut merupakan faktor yang menentukan dalam
ekstraksi Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dari campuran Dalam pemilihan pelarut yang akan
dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia (metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi Sifat yang penting adalah sifat kepolaran dapat
dilihat dari gugus polar senyawa tersebut Senyawa polar lebih mudah
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan lebih mudah larut
dalam pelarut non polar 27
Salah satu pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
Etanol merupakan etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yaitu cairan
yang tidak berwarna mudah menguap karena memiliki titik didih rendah
dan mudah larut dalam air Etanol mempunyai polaritas yang tinggi
sehingga dapat mengekstraksi lebih banyak daripada pelarut lain 29
Dari hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Tjukup et al pelarut
etanol merupakan pelarut yang paling banyak melarutkan tanin
dibandingkan pelarut pelarut non polar n-heksana pelarut polar aseton dan
pelarut polar metanol Aseton merupakan pelarut polar aprotik yang tidak
dapat memberikan ion OH sedangkan metanol dan etanol merupakan
pelarut polar protik yang dapat memberikan ion OH- sehingga lebih mudah
berinteraksi dengan gugus fungsional pada tanin Oleh karena itu aseton
menghasilkan ekstrak tanin yang lebih rendah dibandingkan pelarut polar
21
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
protik (metanol dan etanol) Meskipun pelarut metanol dan etanol sama-
sama bersifat polar protik namun pelarut etanol menghasilkan lebih
banyak ekstrak tanin dibandingkan metanol Hal ini disebabkan karena
pelarut metanol tidak mengandung air sebagai pengotor yang
menyebabkan etanol teknis lebih polar dibandingkan metanol dan pada
akhirnya dapat melarutkan lebih banyak tanin sedangkan tanin merupakan
senyawa yang bersifat hidrofilik atau larut dalam air 30
Kemurnian etanol yang semakin rendah menyebabkan ekstraksi tanin
yang diperoleh semakin rendah Hal ini terjadi sebagai akibat dari
polaritas larutan etanol yang menjadi lebih tinggi karena megandung lebih
banyak air di dalam pelarut maka hidrolyzable tannin akan terhidrolisis
Etanol dengan kemurnian 66 atau lebih tinggi menghasilkan jumlah
ekstrak yang hampir sama namun untuk mempermudah pemisahan hasil
(tanin) pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dengan kemurnian
9630
244 Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan cara proses penyaringan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur kamar Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya2526
25 Uji Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi Berdasarkan cara kerja
antibakteri dibedakan menjadi bakterisidal dan bakteriostatik Antibakteri
bakteriostatik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sedangkan antibakteri bakteriosidal adalah zat yang bekerja mematikan
bakteri Beberapa zat anti bakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah dan bersifat bakteriosidal pada konsentrasi tinggi31
22
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode metode
difusi yaitu disk diffusion (tes Kirby amp Bauer) E-test ditch-plate
technique cup-plate technique Sedangkan pada metode dilusi termasuk di
dalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat32
251 Metode Dilusi
1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum) Cara yang dilakukan
adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
uji ditetapkan sebagai KHM Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam
Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
KBM79
2 Metode Dilusi Padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan
media padat (solid) Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji79
BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
31 Landasan Teori
23
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Sanitasi lingkungan yang jelek kurangnya sanitasi individual serta
penularan lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman dengan
perantara lalat kecoak kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual
anal-oral merupakan penularan bakteri Shigella dysentriae
Shigella sp masuk ke tubuh host secara fekal-oral Karena mampu
bertahan pada pH rendah maka Shigella sp dengan mudah dapat melewati
barrier asam lambung Pada awalnya Shigella sp menginvasi sel M pada
usus besar kemudian menuju makrofag dan menginduksi apoptosis
Makrofag yang apoptosis akan menghasilkan sitokin kemokin dan IL-1
Setelah menginduksi apoptosis sel M Shigella sp bergerak menuju kutub
basolateral sel epitel dan masuk ke dalam epitel tersebut Dalam sel epitel
usus besar Shigella sp akan menyebabkan terbentuknya IL-8
Dalam epitel yang terinfeksi Shigella sp bergerak menuju salah satu
dinding sel dan mempengaruhi polimerisasi dinding aktin Polimerisasi
aktin ini akan menyebabkan protrusi dinding sel epitel yang berisi bakteri
Shigella sp dan membuat Shigella sp dapat berpindah dari sel epitel yang
terinfeksi ke sel epitel sehat di sebelahnya
Invasi Shigella sp ini menyebabkan mikroabses pada dinding usus
besar dan pada ileum terminal Dalam invasi ke sel epitel mukosa kolon
Shigella sp berreplikasi dan menghasilkan eksotoksin yaitu ShET1 ShET2
dan toksin Shiga yang mana mempunyai sifat enterotoksik sitotoksik dan
neurotoksik Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil didaerah
invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah plasma protein sel darah
putih masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja
32 Kerangka Teori
Faktor Penyebab Sanitasi lingkungan yang jelek Higiene pribadi yang kurang Makanan dan minuman yang ditularkan
24
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Gambar 31 Skema Kerangka Teori
33 Kerangka Konsep
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Bunga Batang Rimpang Daun
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)
Bakteri Shigella dysentriae
Di ilieum terminaliskolon
Invasi ke sel epitel mukosa usus
Bakteri bermultifikasi
Penyebaran intrasel dan intersel dan memproduksi eksotoksin
Infiltrasi sel radang mengakibatkan nekrosis sel epitel mukosa
Timbul ulkus-ulkus kecil Eristrosit dan plasma keluar ke lumen usus
Tinja bercampur darah atau disenteri basiler
25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep
Keterangan
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
331 Penjelasan Kerangka Konsep
Kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki beberapa bagian yaitu
bunga daun batang dan rimpang Pada penelitian ini digunakan bagian
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 Dalam ekstrak rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) mengandung kurkuminoid saponin tanin dan
minyak atsiri
Kurkuminoid memiliki mekanisme mendenaturasi atau merusak
protein membran sehingga mengubah permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran nutrisi pada sel bakteri sehingga sel tersebut
mati
Kurkuminoid Saponin Tanin Minyak Atsiri
Mendenaturasi protein membranMengubah
permeanbilitas membran
Kebocoran nutrisi
Mengganggu proses
terbentuknya dinding sel dan
denaturasi protein
Mengerutkan dinding
selmembran sel
Merusak membran dan
dinding selMengganggu permeabilitas sel
bakteri
Menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
26
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Saponin dapat mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga
menyebabkan sel bakteri lisis Senyawa saponin termasuk senyawa
polifenol yang mana senyawa ini menghambat bakteri dengan cara
merusak membran sitoplasma pada bakteri yang tersusun oleh 60 protein
dan 40 lipid yang umumnya berupa fosfolipid Senyawa saponin
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit
yang menginaktifkan sistem enzim bakteri Kerusakan pada membran
sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi
yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan
mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian
Tanin memiliki kemampuan aktifitas untuk menginaktifkan enzim
dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel Tanin juga
memiliki target polipetida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada
umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan
karbonil Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen
Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol
dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis
34 Hipotesis
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) memiliki
daya antibakteri terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
41 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Uji antibakteri
yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan tes dilusi Metode
dilusi ada dua tahap yaitu tahap pengujian dengan membuat seri
28
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
pengenceran untuk menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan
dilanjutkan dengan penggoresan media nutrien agar padat untuk mengetahui
KBM (Kadar Bunuh Minimum)
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah bakteri Shigella dysentriae yang
didapatkan dari Laboratorium Universitas Muhammadiyah Kota Palangka
Raya Kalimantan Tengah
43 Estimasi Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Federer
(n-1) x (t-1) ge 15
(n-1) x (6-1) ge 15
(n-1) x 5 ge 15
5n ndash 5 ge 15
5n ge 15 + 5
5n ge 20
n ge 4
Keterangan
t = jumlah perlakuan
n = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini dilakukan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali
dengan jumlah perlakuan sebanyak 6 tabung Sehingga diperlukan 24
tabung reaksi
44 Kriteria Pemilihan
441 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah koloni Shigella dysentriae
yang tumbuh pada bahan coba dengan perlakuan dan inkubasi pada suhu 37o
C selama 24 jam
442 Kriteria Eksklusi
29
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah adanya kontaminasi
mikroba lain pada bahan coba
45 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak rimpang etanol kunyit putih (Kaempferia
rotunda L)
2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
46 Definisi Operasional
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala
1
2
Ektrak etanol rimpang Kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
Pertumbuhan bakteri Shigella
Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) merupakan sediaan padat yang diperoleh dari mengekstrasi zat aktif rimpang kunyit putih dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode maserasi
Merupakan pertumbuhan bakteri Shigella
Neraca analitik untuk menilai berat ekstrak kunyit putih
Jangka sorong
Ditimbang (gram)
Serial tabung dengan
Ordinal
Nominal
30
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
dysentriae dysentriae yang terjadi setelah diberi perlakuan
konsentrasi ekstrak rimpang kunyit putih yang berbeda
47 Alat dan Bahan
471 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini pisau blender kain
hitam wadah pengering timbangan analitik wadah untuk rendaman
simplisiatoples aluminium foil kertas penyaring autoclave inkubator
evaporator rotary tabung reaksi pipet ukur ose dan colony counter
472 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) biakan murni Shigella
dysentriae etanol 96 barium chlorida 1175 dan H2SO4 1 larutan
NaCl 09 medium cair nutrient broth dan medium padat NAP
48 Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi ndash LIPI Bogor
Rimpang Kunyit Putih (Koempferia rotunda Linn) yang ditimbang sebanyak 5 kg diiris tipis Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
Kemudian di blender dan diayak dengan ayakan sebesar 60 mesh kemudian ditimbang
Shigella dysentriae
31
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan
dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L) terhadap kepustakaan Identifikasideterminasi
sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang kunyit putih
(Kaempferia rotunda L)yang diperoleh dari daerah Kalampangan
Palangka Raya pada bulan Februari 2015 sebanyak 5 kg
Penyiapan bahan diawali dengan menimbang terlebih dahulu berat
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) lalu dibersihkan dari sisa-
sisa tanah dan kotoran kemudian dicuci dengan air bersih Rimpang kunyit
Serbuk dimasukkan ke dalam wadah yang ditutupi oleh aluminium foil dan dimaserasi dengan cara direndam pelarut etanol 96 sebanyak 3 kali 24 jam dengan beberapa kali pengadukan
Ekstrak hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih (Koempferia rotunda Linn)
Ditumbuhkan pada nutrient broth cair
Pembuatan suspensi bakteriDilusi tabung
Konsentrasi ekstrak 100
Konsentrasi ekstrak80
Konsentrasi ekstrak40
Konsentrasi ekstrak
20
Kontrol Negatif
Diinkubasi 24 jam pada suhu 370 C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh (menentukan
KBM)
Dilakukan penggoresan pada media agar padat Nutrient Agar Plate (NAP) yang dimulai dari tabung yang jernih
Kontrol ekstrak
60
32
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
putih (Kaempferia rotunda L) yang sudah bersih kemudian diiris dengan
potongan yang tipis sekitar 3mm-4mm kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari secara langsung Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pembuatan serbuk menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur
dan menjamin agar kualitasnya tetap baik sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama Reaksi enzimatis serta perubahan kimiawi juga
dapat diminimalkan sehingga senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak hilang terurai
Setelah kering rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
kemudian diblender lalu diayak untuk memisahkan bagian yang masih
kasar setelah itu ditimbang sebanyak yang diperlukan Serbuk rimpang
kering akan digunakan untuk membuat ekstrak menggunakan metode
maserasi
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Simplisia serbuk rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang
dihasilkan siap untuk dimaserasi Maserasi dilakukan dengan merendam
simplisia ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya
selama plusmn 24 jam dengan beberapa kali pengadukan kemudian disaring
dengan kertas penyaring Residu kembali dimaserasi lagi dengan cara yang
sama sampai 3 kali pengulangan Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang
dihasilkan ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk memisahkan
pelarutnya Penguapan dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator
sampai pelarut habis karena menguap sehingga didapatkan ekstrak kental
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) dan kemudian ditimbang di
neraca analitik
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif
33
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal tentang
senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak Identifikasi
dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik
untuk setiap golongan senyawa Pada umumnya penapisan fitokimia
ekstrak meliputi identifikasi senyawa golongan alkaloid flavonoid tanin
saponin dan glikosida Pada penelitian ini penapisan fitokimia ekstrak
meliputi identifikasi senyawa kurkuminoid saponin tanin dan minyak
atsiri
485 Sterilisasi Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti disterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ordmC selama 15 menit agar bebas dari
bakteri sehingga menghindari adanya kontaminasi
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok yang sudah ada dikultur terlebih dahulu sehingga didapatkan
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae Suspensi uji awal dibuat setara
dengan kekeruhan 05 Mc Farland (kekeruhan campuran Barium Chlorida
1175 dan H2SO4 1 ) atau sebanding dengan jumlah bakteri 15x 108
bakteriml Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 30 ml
larutan NaCl 09 sampai konsentrasi suspensi sesuai dengan kosentrasi
05 Mc Farland Jika kekeruhan biakan bakteri masih belum sama pada
suspensi dapat diberi tambahan bakteri
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi
Pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
memasukkan 5 gram ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda
L) ke dalam tabung kemudian menambahkan 50 ml aquades Sehingga
didapatkan larutan konsentrasi 100 Kemudian dilakukan pengenceran
dengan konsentrasi 80 60 40 dan 20
Uraian pengenceran konsentrasi ekstrak sebagai berikut
1 Konsentrasi ekstrak 80 = 8 ml larutan induk + 2 ml aquades
2 Konsentrasi ekstrak 60 = 6 ml larutan induk + 4 ml aquades
3 Konsentrasi ekstrak 40 = 4 ml larutan induk + 6 ml aquades
34
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
4 Konsentrasi ekstrak 20 = 2 ml larutan induk + 8 ml aquades
Dengan kontrol negatif adalah aquades sebanyak 10 ml
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan Metode Dilusi
Cair
Setelah dilakukan pengenceran secara serial pada setiap tabung
tersebut akan ditambah suspensi bakteri dengan volume yang sama yakni 1
ml dan amati kekeruhan yang terjadi pada tabung Masing-masing tabung
bahan coba yang telah diberi label Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi
pada suhu 37 ordm C selama 24 jam pada inkubator Setelah 24 jam masing-
masing tabung diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan
tabung-tabung tersebut dengan kontrol Konsentrasi terendah dari larutan
sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditentukan sebagai
Kadar Hambat Minimum (KHM) Konsentrasi terendah pada tabung yang
tampak jernih merupakan KHM dari bahan uji
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
KBM dilakukan untuk menentukan daya bakterisidal dari ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) Untuk penentuan KBM
tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose
kemudian dilakukan streaking (penggoresan) pada Nutrient Agar Plate
(NAP) Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam Setelah
18-24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing kosentrasi dengan
menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter KBM
ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau
jumlah bakteri tersebut lt 01 Orignal Inoculum (OI) Apabila pada
nutrien agar padat teramati adanya pertumbuhan bakteri berarti ekstrak
rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) tidak bersifat bakterisidal
namun apabila tidak ada pertumbuhan bakteri berarti bersifat bakterisidal
4810 Perlakuan Limbah Penelitian
35
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Setelah penelitian selesai dan didapatkan hasilnya semua bahan
dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan sesuai prosedur etik
yang berlaku Bakteri coba yaitu Shigella dysentriae akan dibunuh dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121degC selama kurang lebih 15 menit
Limbah kering yang digunakan pada penelitian akan dibakar dan limbah
basah akan dikubur
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data
491 Pengolahan Data
1 Editing
Ketika hasil penelitian sudah didapat editing langsung dilakukan untuk
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil penelitian
2 Entry
Data yang telah dilakukan editing lalu dimasukkan ke dalam lembar
kerja di komputer dengan menggunakan software komputer SPSS 210 for
windows untuk dianalisis
3 Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data yang hilang (missing) dan analisa
data awal dengan mulai menggolongkan mengurutkan dan
menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
serta pemeriksaan
492 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program
SPSS yang meliputi
1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel penelitian baik
variabel dependen maupun independen meliputi distribusi frekuensi uji
Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan uji Levenersquos untuk
homogenitas data Penyajian analisis univariat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik
36
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
2 Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan adalah uji Anova one way dengan
software SPSS 210 for windows
410 Waktu dan Tempat Penelitian
4101 Waktu penelitian
a Jangka waktu 6 bulan
b Alur waktu Desember 2014 ndash Mei 2015
4102 Tempat penelitian
Pembuatan ekstrak etanol kunyit putih dilakukan di laboratorium
Biologi UNPAR sedangkan penentuan KHM dan KBM dilaksanakan di
Laboratorium Biologi STAINIAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
1 Dewi IK Joharman Budiarti LY Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sediaan Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysentriae In Vitro Banjarmasin FK
Universitas Lambung Mangkurat 2013
2 Prihantoro T Indra R Sumarno Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum) Terhadap Shigella dysentriae Secara In Vitro Malang
FK Universitas Brawijaya 2006
3 Wirawan MT Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak
RSUP Dr Sardjito Tahun 2008-2012 Yogyakarta UGM 2013
37
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
4 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007
Jakrta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia
2008
5 Syarsquoroni A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Jakarta Interna
Publishing 2009
6 Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2000
7 Dewoto HR Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmako Vol 57 Jakarta FKUI 2007
8 Qomarya RI Farmakologi Khasiat Kunci Pepet (Kaemferia rotunda)
Sumatera Selatan Universitas Sriwijaya 2012
9 Warnaini C Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val) Sebagai
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp dan Shigella
dysentriae Secara In Vitro
10 Gerald Diseases Caused By Gram-Negative Enteric Bacilli in Harrison
Principal of Internal Medicine 15th Edition USA McGraw Hill Company
Inc 1996
11 Pazhani GP Swapan KN Anil KS et al Molecular Characterization of
Multidrug-resistant Shigella species isolated from epidemic and endemic
cases of shigellosis in India Journal of Medical Microbiology 2008 Vol57
856-863
12 Ritonga Neta I Entobotano Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Using di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Malang Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim 2011 p64 URL
httpIin uinmalangacidthesischapteriv076200009-neta-idiani-ritongaps
(diakses tanggal 18 Desember 2014)
13 Muhlisah Fauziah Temu-Temuan dan Empon-Emponan Budidaya dan
Manfaatnya Jakarta Kanisius 2007
14 Ansar A Studi Pembuatan Serbuk Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L)
Untuk Minuman Herbal Universitas Hasanudin 2012 URL
38
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
httprepositoryunhasacidhandle1234567891989Halaman4-8 (diakses
tanggal 18 Desember 2014)
15 Oomah BD Herbs Botanicals and Teas Pennsylvania Technomic 2000
16 Madigan M Brock Biology of Microorganisms London Prentice-Hall 2005
17 Hung WC Chen FY Lee CC Sun Y and Huang HW J Biophys Membrane-
thinning effect of curcumin 2008 p94 4331-4338
18 Darsana IGO Besung INK Mahatmi Hapsari Potensi daun binahong
(Anredera cordidolia (tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara in vitro Bali Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Indonesia20121(3) Hal 337-351
19 Ngajow Mercy Abidjulu Kamu VS Pengaruh antibakteri ekstrak kulit
batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro Jurnal MIPA Unsrat Online 20132131-2
20 Sastrohamidjojo H Kimia Minyak Atsiri Yogyakarta Univeristas Gajah
Mada Press 2004 p248
21 Yidad Dewi W Astuti K K Warditiani N Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (Garcia mangostana L) Jurnal Farmasi Udayana
2013 2(4)15
22 Heinrich M Barnes J Gibbons S Williamsom EM Farmakognosi dan
fitoterapi Jakarta EGC 2009 Hal 82-85
23 Waghorn GC WC McNabb Consequences of plant phenolic compounds for
productivity and health of ruminants Proc Nutr Soc 2003 P62 383-392
24 Westendarp H Effects of tannins in animal nutrition Dtsch Tierarztl
Wochenschr 2006 P113 264-268
25 Ditjen POM Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama Jakarta Depkes RI 2000 P13-31
26 Fauzana Dianita Laila Perbandingan metode maserasi remaserasi perkolasi
dan reperkolasi terhadap rendemen ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb) [Skripsi] Bogor Institut Pertanian Bogor 2010
27 Emilan Tomi Kurnia Ashfar Utami Budi Diyani LN Maulana Adhen
Konsep herbal di Indonesia pemastian mutu produk herbal [Makalah Ilmiah
39
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
Kefarmasian] Jakarta Departemen Farmasi Program Studi Ilmu Herbal
Universitas Indonesia 2011
28 Susanti Ari Diana Ardiana Dwi Gumelar Gita G Yosephin Bening Polaritas
pelarut sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi
minyak bekatul dari bekatul varietas ketan (Oriza sativa glatinosa)
[Simposium Nasional] Surakarta Universitas Sebelas Maret 2012
29 Marnoto Tjukup Haryono Gogot Gustinah Dewi Putra Fendy Artha
Ekstaksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putri malu
(Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik [Karya Ilmiah] Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
ldquoVeteranrdquo Yogyakarta 201214(1) Hal 39-45
30 Admadi Bambang Mempelajari Bagian Tanaman dan Konsentrasi Ekstrak
Kunyit Pepet (Kaempferia rotunda L) Yang Mempunyai Sidat Repellan
Nyamuk Aedes aegepti [Jurnal] Bali Argoteknologi Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana 2009 15(2) p43-44
31 Pratiwi ST Mikrobiologi Farmasi Jakarta Erlangga 2008 P188
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang kunyit putih ditimbang terlebih dahulu dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan kotoran
Rimpang kunyit putih dibersihkan dengan air bersih
Diiris dengan potongan yang tipi sekitar 3mm-4mm
Rimpang kunyit putih yang kering diblender
Diayak dengan ayakan 60 mesh dan ditimbang lagi
Dikeringkan terkena sinar matahari langsung
40
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih
Serbuk dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam ke dalam pelarut etanol 96 sampai terendam seluruhnya selama
24 jam dengan ditutupi aluminium foil
Setelah 24 jam rendaman disaring dengan kertas penyaring
Filtrat hasil maserasi dimasukkan ke dalam rotary evaporator
Residu kembali direndam dengan etanol 96 selama 24 jam sampai 3 kali pengulangan
Didapatkan ekstrak kental rimpang kunyit putih
41
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Stok bakteri dikultur dengan nutrient broth cair
Suspensi uji awal dibuat dengan cara mencampurkan Barium Chlorida 1175 dengan H2SO4 1 atau setara dengan
kekeruhan 05 Mc Farland
Koloni bakteri dimasukkan ke dalam tabung berisi 30 ml larutan NaCl 09 sampai
kekeruhannya sama dengan suspensi uji awal 05 Mc Farland
42
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak
1 Konsentrasi Ekstrak 100 murni dari 10 ml larutan induk
2 Konsentrasi Ekstrak 80
N1V1 = N2V2
100V1 = 8010
V1 = 8 ml
(8 ml ekstrak rimpang kunyit putih 2 ml aquades)
3 Konsentrasi Ekstrak 60
N1V1 = N2V2
100V1 = 6010
V1 = 6 ml
(6 ml ekstrak rimpang kunyit putih 4 ml aquades)
4 Konsentrasi Ekstrak 40
N1V1 = N2V2
100V1 = 4010
V1 = 4 ml
(4 ml ekstrak rimpang kunyit putih 6 ml aquades)
5 Konsentrasi Ekstrak 20
N1V1 = N2V2
100V1 = 2010
V1 = 2 ml
(2 ml ekstrak rimpang kunyit putih 8 ml aquades)
6
43
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi
5 gram ekstrak kental rimpang
kunyit putih
50 ml aquades
50 ml larutan induklarutan
ekstrak kosentrasi
100
Konsentrasi ekstrak 80 =
8 ml larutan induk + 2 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 60 =
6 ml larutan induk + 4 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 40 =
4 ml larutan induk + 6 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 20 =
2 ml larutan induk + 8 ml
aquades
Konsentrasi ekstrak 100 =
10 ml larutan ekstrak
kosentrasi 100
44
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM)
Konsentrasi
ekstrak
100
1 ml larutan konsentrasi 100 +
1 ml suspensi bakteri
Diinkubasi pada suhu 37 ordmC selama 24 jam Kemudian diamati kekeruhan pada tabung
Menentukan KHM
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 80 1 ml larutan konsentrasi 80 +
1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 60 1 ml larutan konsentrasi 60 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 40 1 ml larutan konsentrasi 40
+ 1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Konsentrasi
ekstrak 20
1 ml larutan konsentrasi 20 +
1 ml suspensi bakteri1 2 3 4
Kontrol
negatif1 ml aquades+ 1 ml suspensi bakteri
1 2 3 4
45
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Tabung dilusi yang tidak menampakkan kekeruhannya diambil satu ose kemudian dilakukan streaking (penggoresan)
pada Nutrient Agar Plate (NAP)
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
KBM ditentukan dari tidak adanya jumlah bakteri yang tumbuh pada NAP atau jumlah bakteri tersebut lt 01
Orignal Inoculum (OI)
Dilakukan pengamatan pada pada Nutrient Agar Plate (NAP) dengan menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter
46
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 8 Kuesioner Studi Pendahuluan
LEMBAR KUESIONER
Dengan hormat
Selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya yang sedang dalam
pelaksanaan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya saya
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul penelitian Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih
(Kaempferia Rotunda L) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae secara in vitro
Oleh karena itu saya memohon kesediaan Bapak Ibu Saudara(i) untuk menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini dengan saya memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban
yang tersedia Tujuan pengisian kuesioner ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan
sikap dan perilaku masyarakat mengenai tanaman kunyit putih sebagai obat tradisional di
kota Palangka Raya dalam rangka memperoleh data untuk penelitian yang akan dilakukan
nantinya
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar dan salahnya oleh karena itu dimohon
untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri masing-masing
Disamping itu Anda tidak perlu mencantumkan identitas diri dan jawaban Anda-pun akan
dijamin kerahasiaannya
Atas kerjasama kesungguhan serta waktu Bapak Ibu Saudara(i) dalam menjawab
pertanyaan dari kuesioner ini maka saya ucapkan terima kasih
Hormat saya
(Faridah)
47
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
NoResponden
I Identifikasi Responden
1 Berapa usia Anda saat ini
lt 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt 50 tahun
2 Apakah jenis kelamin Anda
Laki-laki Perempuan
3 Apakah pendidikan terakhir Anda
SD
SMP
SMA
Diplomasederajat
S1
Pasca Sarjana
(S2)
Lainnya
4 Apakah pekerjaan Anda
PNS
ABRIPolisi
Pegawai swasta
Wiraswastapedagang
Tidak bekerja
II Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda Linn)
1 Apakah Anda mengetahui tentang tanaman kunyit putih
Tidak
Ya
Jika ya maka informasi kunyit putih diperoleh dari
Turun-menurun (keluarga
orang tuasaudara)
Media cetak
(bukukoraninternet)
Media elektronik
(televisiradiointernet)
Temanrekan kerja
Tabibdukun
Lainnya
2 Anda memanfaatkan kunyit putih sebagai apa saja
Obat tradisional
Untuk memasak
Lainnya
48
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
3 Jika Anda menggunakan kunyit putih sebagai obat tradisional biasanya untuk penyakit
apa saja
Menyehatkan tubuh
Mual atau muntah
Diare
Penurun panas atau demam
Lainnya
4 Darimana Anda memperoleh kunyit putih tersebut
Beli dipasar
Pekarangan
Tumbuh sendiri disekitar rumah
Lainnya
5 Bagian kunyit putih manakah yang sering Anda gunakan sebagai obat tradisional
Rimpang
Daun
Bunga
Batang
Akar
6 Bagaimana cara Anda mengolah tanaman kunyit putih tersebut sebelum
mengkonsumsinya sebagai obat tradisional
Dimakan langsung (mentah)
Direbus lalu diminum
Direbus lalu dimakan
Diparut (dilumuri didaerah sakit)
Lainnya
7 Apakah Anda mengetahui nama lain dari tanaman kunyit putih yang biasa dikenal di
Palangkaraya
Tidak
Ya
Jika ya anda mengetahui nama tanaman kunyit putih dengan sebutan
Temu putri
Kunci pepet
Kunir putih
Lainnya
49
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 9 Hasil Studi Pendahuluan
Hasil Studi Pendahuluan Manfaat Kunyit Putih Sebagai Obat Tradisional di
Pasar Kahayan Palangkaraya
3 10
14
39
34
USIA RESPONDEN
lt 20 Tahun 21-30 Tahun 31- 40 Tahun 41-50 Tahun gt50 Tahun
5248
JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
50
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
2
38
47
13
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
12
80
44
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS WIRASWASTA PEDAGANG PEGAWAI SWASTAABRI POLISI TIDAK BEKERJA
51
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
85
15
MENGENAL TANAMAN KUNYIT PUTIH
IYA TIDAK
60
30
10
INFORMASI DIPEROLEH DARI
TURUN-TEMURUN MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIKTEMANREKAN KERJA TABIBDUKUN
52
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
86
14
MANFAAT KUNYIT PUTIH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL UNTUK MEMASAK
5
25
30
40
KUNYIT PUTIH DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRA-DISIONAL UNTUK PENYAKIT
OBAT DIARE OBAT MUAL MUNTAHPENURUN PANAS ATAU DEMAM LAINNYAKESEHATAN TUBUH
53
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
80
164
MEMPEROLEH KUNYIT PUTIH DI
DIPASAR PEKARANGAN LAIN-LAIN
90
7 3
BAGIAN KUNYIT PUTIH YANG DIGUNAKAN
RIMPANG DAUN BUNGA BATANG
54
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
2
80
135
CARA PENGOLAHAN TANAMAN KUNYIT PUTIH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DIMAKAN LANGSUNG DIREBUS LALU DIMINUMDIREBUS LALU DIMAKAN DIPARUT
55
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan
56
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2014-2015
D
es
e
m
b
er
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan radic
2 Penyusunan
Proposal
radic radic radic
3 Sidang Proposal radic
4 Pengurusan Surat
izin penelitian
radic
5 Persiapan Alat amp
Bahan
radic radic
6 Penelitian radic radic radic
11 Analisa
Data
radic radic
12 Penyusunan Hasil
Penelitian
radic radic
13 Sidang Hasil
Penelitian
radic
14 Evaluasi Hasil
Sidang Penelitian
radic
15 Penyerahan Berkas radic
57
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN 12 Rincian Biaya
No Waktu Kegiatan Biaya1 Desember-
FebruariPembuatan proposal Determinasi tanaman
TransportasiATKPencarian pustakaFotocopyPenjilidanBiaya lain-lainTotal
Rp 50000Rp 200000Rp 300000Rp 100000Rp 250000Rp 250000Rp 150000Rp 1300000
Seminar proposal KonsumsiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 100000Rp 400000
2 Februari-Maret
Persiapan alat dan bahan
PisauWadah pengeringToplesBiakan murni Shigella dysentriaeEtanol 96Medium cair nutrient brothMedium padat NAPBarium Chlorida 1175H2SO4 1Larutan NaCl 09Aluminium foilTransportasiTotal
Rp 28000Rp 200000Rp 50000Rp 600000
Rp 600000Rp 600000Rp 400000Rp 250000Rp 15000Rp 30000Rp 25000Rp 50000Rp 1648000
3 Maret-Mei Penelitian Peminjaman LaboratoriumKonsumsiBiaya lainTotal
Rp 500000Rp 100000Rp 100000Rp 700000
4 Februari-Maret
Pengolahan analisis data
ATKFotocopyTransportasiBiaya lainTotal
Rp 50000Rp 100000Rp 50000Rp 50000Rp 250000
5 April-Mei Penyusunan hasil penelitian dan pembuatan skripsi
ATKFotocoyPenjilidanTransportasiBiaya lainTotal
Rp 300000Rp 300000Rp 300000Rp 50000Rp 50000Rp 1000000
6 Mei Seminar hasil KonsumsiTransportasiBiaya lainTotal
Rp 400000Rp 50000Rp 50000Rp 500000
7 Dana tak terduga Rp 500000
Total Keseluruhan Rp 6298000
58
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
LAMPIRAN Lembar Konsultasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I dr Donna Novina Kahanjak MBiomed
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Senin 16-02-2015
- Penghilangan beberapa paragraf yang tidak penting pada bab 1
- Perubahan pada rumusan masalah
- Perbaikan kalimat pada tujuan umum penelitian
- Perubahan pada tujuan khusus
- Perubahan pada manfaat penelitian menjadi hanya satu bagian saja Tidak terbagi menjadi beberapa bagian
59
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
- Pada taksonomi bakteri Shigella dysentriae tidak perlu menggunakan table
- Pada paragraf morfologi bakteri ditambahkan keterangan gambar dan tabel Seperti penambahan gambar 21 atau tabel 21
- Tidak perlu di bold atau ditebalkan pada tulisan penyabaran materi
- Perbaikan pada tulisan mucus tenesmus Centers for Disease Control (CDC) Sflexneri Sdysentriae agar menggunakan tulisan miring
- Perbaikan pada tulisan kolon
- Perbaikan pada tulisan persen HUS mikro liter Palangka Raya
- Pada klasifikasi kunyit putih tidak perlu menggunakan tabel
- Perbaikan pada kalimat seperti antibiotic yang harus disambung
2 Selasa 17-2-2015
- Tulisan in vitro dicetak miring
- Tulisan nama penelitian yang dilakukan lebih dari satu cukup tulis satu nama saja dan ditambahkan dibelakangnya dkk
- Penghapusan paragraf dari bagian manfaat penelitian
60
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
- Penambahan spasi pada kata 2 mm
- Penggunaan huruf besar pada kata tabel
- Penjelasan tentang ShET1 dan ShET2
- Penulisan huruf besar pada kata Palangka Raya
- Penggunaan huruf besar pada nama latin pada bagian depannya
3 Selasa 24-02-2015
- Perbaikan pada paragraf penelitian relevan di bagian bab 1
- Penghilangan beberapa kalimat pada paragraf penutup pada bab 1 bagian latar belakang
- Mencari lebih detail penjelasan terjadinya patofisiologi dari disentri basiler
- Mencari gambar bentuk Shigella dysentriae menyerang bagian ileum dan sel epitel mukosa kolon
- Penambahan kolom pada bagian konsentrasi 80
- Pelajari lebih dalam tentang bagaimana pengambilan konsentrasi larutan
4 Kamis 26-02-2015
- Pelajari lebih dalam tentang invasi bakteri Shigella dysentriae pada daerah kolon
- Pelajari lebih dalam tentang penggunaan rumus Federer dalam besar sampel dan pengambilan berbagai
61
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
konsentrasi- Tambahkan uji
fitokimia rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) yang diambil dari daerah Kalimantan Tengah karena memiliki beberapa perbedaan faktor dari daerah Jawa dan daerah lainnya seperti unsur hara tanah
- Pelajari lebih dalam tentang senyawa-senyawa dari ekstrak rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L)
62
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
KAMPUS UNPAR JALAN H TIMANG TELP (0536) 3229467
PALANGKA RAYA FAX
(0536)3229467
KALIMANTAN TENGAH
Lembar Konsultasi
Nama Faridah
NIM FAA 111 0002
Judul Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae Secara In Vitro
Pembimbing I Elsa Trinovita S Farm Apt
No HariTanggal Materi Saran ParafPembimbing
1 Kamis 12-02-2015
- Pada bagian judul menggunakan tulisan Bold dan ukuran tulisan 14
- Pada logo Universitas Palangka Raya menggunakan ukuran diameter 4cm
- Pada latar belakang susunan dimulai dari tentang prevalensi penyakit disentri basiler bakteri Shigella dysentriae rimpang kunyit putih (Kaempferia rotunda L) metode yang
63
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
digunakan2 Jumat
13-2-2015- Pada bagian judul
menggunakan spasi 1- Pada lembar
pengesahan menggunakan spasi 1
- Perbaikan susunan paragraph pada latar belakang
- Penghilangan beberapa paragraph pada laytar belakang
- Rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan khusus
- Manfaat penelitian mengikuti standar penulisan proposal penelitian yang terbaru
- Perbaikan susunan pada urutan halaman judul bagian Universitas Palangka Raya
- Pada table hanya gunakan 3 garis saja
3 Senin 16-02-2015
- Pada halaman judul bagian tulisan proposal penelitian diberi enter 1 kali
- Perbaikan kalimat pada tujuan khusus
- Pada bab 2 tulisan tidak perlu cetak tebal untuk bukan sub bagian
- Pada metode ekstrak cukup masukkan hanya yang digunakan seperti maserasi saja
- Perbaikan pada kerangka teori dan kerangka konsep
4 Selasa 17-02-2015
- Gunakan huruf kecil pada dalam paragraph
64
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
- Pada kerangka teori dan kerangka konsep gunakan bentuk tulisan times new roman dan ukuran yang sama dalam bagiannya
- Tambahan penjelasan kerangka konsep
5 Selasa 24-02-2015
- Tambahkan jarak1 kali antara bagian yang tidak bersangkutan seperti 33 dengan 34
- Pada tulisan bukan sub bab tidak perlu di cetak tebal
- Pada tulisan gambar 24 tidak perlu ditambahkan titik dua
- Pada bab 4 untuk waktu dan tempat penelitian diletakkan di paling belakang dari bagian bab 4
- Pada prosedur penelitian dihilangkan beberapa kalimat seperti tidak usah dibuat tulisan dengan ditutupi kain hitam pada rimpang karena bagian rimpang tidak mudah rapuh seperti daun
- Perbaikan susunan pada prosedur penelitian dan pembuatan simplisia
- Tambahkan pengukuran yang digunakan pada ekstrak kental
- Pada bagian awal daftar pustaka halaman diletakkan dibawah
65
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
6 Kamis 26-02-2015
- Perbaikan penamaan pada nama latin bunga batang dan rimpang
- Perbaikan jenis tulisan yang digunakan pada kerangka teori
- Cari lebih detail tentang ukuran yang digunakan pada pengirisan simplisia
- Pada lampiran bagian awal halaman judul berada dibawah
- Pada kalimat didapatkan ekstrak kental diubah menjadi diperoleh ekstrak kental
66
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan Penelitian 3
131 Tujuan Umum 3
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
21 Bakteri Shigella dysentriae 4
211 Taksonomi Bakteri Shigella dysenteriae 4
212 Morfologi amp Sifat Biakan 5
213 Struktur Antigen 6
214 Faktor-faktor Patogenitas 7
22 Disentri 8
221 Epidemiologi 8
222 Etiologi 9
223 Patogenesis dan Patofisiologi 9
224 Gejala Klinis 10
23 Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
231 Gejala Klinis 12
232 Klasifikasi Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
233 Karakteristik Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L) 12
iii
67
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
234 Kandungan Kimia Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 14
235 Efek Farmakologis Kunyit Putih (Kaempferia
rotunda L) 18
24 Teknologi Ekstraksi 20
241 Simplisia 20
242 Ekstraksi 20
243 Pelarut dalam Proses Ekstraksi 21
244 Maserasi 22
25 Uji Antibakteri 22
251 Metode Dilusi 23
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 24
31 Landasan Teori 24
32 Kerangka Teori 25
33 Kerangka Konsep 26
331 Penjelasan Kerangka Konsep 27
34 Hipotesis 28
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 29
41 Jenis dan Rancangan Penelitian 29
42 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 29
43 Estimasi Besar Sampel 29
44 Kriteria Pemilihan 30
441 Kriteria Inklusi 30
442 Kriteria Eksklusi 30
45 Variabel Penelitian 30
46 Definisi Operasional 31
47 Alat dan Bahan 31
471 Alat 31
472 Bahan Penelitian 31
48 Prosedur Penelitian 32
481 IdentifikasiDeterminasi Sampel 33
iv
68
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
482 Preparasi Sampel dan Pembuatan Simplisia 33
483 Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 34
484 Skrining Fitokimia Ekstrak Secara Kualitatif 34
485 Sterilisasi Peralatan 34
486 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 34
487 Persiapan larutan dengan Berbagai Konsentrasi 35
488 Menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dengan Metode Dilusi Cair 35
489 Menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 36
4810 Perlakuan Limbah Penelitian 36
49 Metode Pengolahan dan Analisis Data 36
491 Pengolahan Data 36
492 Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Morfologi Shigella dysenteriae 6
Gambar 22 Daun Kunyit Putih (Kaempferia folia) 13
Gambar 23 Bunga Kunyit Putih (Kaempferia flos) 13
Gambar 24 Rimpang Kunyit Putih (Kaempferia rhizoma) 14
Gambar 25 Struktur Saponin Steroid dan Saponin Triterpenoid 16
Gambar 31 Skema Kerangka Teori 25
Gambar 32 Skema Kerangka Konsep 26
vi
70
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Spesies Shigella yang patogen 6
Tabel 41 Tabel Definisi Operasional 29
vii
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema Pembuatan Serbuk Simplisia 41
Lampiran 2 Skema Pembuatan Ekstraksi Rimpang Kunyit Putih 42
Lampiran 3 Skema Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 43
Lampiran 4 Menghitung Konsentrasi Ekstrak 44
Lampiran 5 Skema Persiapan Larutan dengan Berbagai Konsentrasi 45
Lampiran 6 Skema Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) 46
Lampiran 7 Skema Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 47
Lampiran 8 Kuesioner Studi Pendahuluan 48
Lampiran 9 Hasil Studi Pendahuluan 51
Lampiran 10 Surat Keterangan Determinasi Tumbuhan 57
Lampiran 11 Jadwal Penelitian 58
Lampiran 12 Rincian Biaya 59
Lampiran 13 Lembar Konsultasi 60
viii
72
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73
DAFTAR SINGKATAN
CDC = Center of Diseases Control
KBM = Kadar Bunuh Minimum
KHM = Kadar Hambat Minimum
MBC = Minimum Bactericidal Concentration
MHC = Major Histocompability Complex
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
NAP = Nutrient Agar Plate
PMN = Polimorfonuclear
SPSS 210 for Windows = Statistical Product and Service Solution 210 for
Windows
LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ix
73